• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 852012026 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 852012026 BAB III"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB III

ANALISIS DATA

Komposisi “Harapan Sejati”, merupakan sebuah karya musik vokal dan instrumental berbentuk kantata untuk paduan suara dan iringan orkes kamar. Kantata ini terdiri dari lima movement yaitu Prelude”, “Haleluya, Puji Dia!”,

“Janganlah Takut” , “Ajarku Percaya.” , dan “Selalu Ada Harapan”.

Berikut ini akan dipaparkan analisis struktural dan analisis lirik dari seluruh komposisi yang diciptakan. Masing-masing komposisi akan dianalisis secara struktural dilanjutkan dengan analisis lirik.

A.Prelude

1. Analisis Struktural a. Struktur

Prelude adalah sebuah komposisi musik instrumental yang

dimainkan sebagai bagian pembukaan.1 Struktur secara keseluruhan dalam komposisi prelude ini adalah introduksi-A-transisi-B-development-retransisi-postlude.

Tabel 3.1 Struktur Komposisi “Prelude” Birama Keterangan

1-5 Introduksi

6-28 Bagian A

29-32 Transisi

33-59 Bagian B

60-77 Development 78-79 Re-transisi

80-100 Postlude

1

(2)

25 b. Teknik Komposisi

1) Introduksi (1-5)

(3)

26

(4)

27 2) Bagian A ( 6-28)

(5)

28

Bagian A dimulai pada birama 6 dan berakhir pada birama 28. Tema utama bagian A dimainkan oleh biola satu. Teknik komposisi yang digunakan pada bagian A adalah imitasi dan repetisi.

3) Transisi (29-32)

Notasi 3.3 Transisi birama 29-32

(6)

29 4) Bagian B (33-59)

(7)

30

(8)

31 5) Development (60-77)

(9)

32

Pada bagian development ini merupakan pengembangan dari bagian A dan bagian B. Biola satu memainkan motif utama pada birama 60 hingga birama 63 dan di imitasi pada birama 64. Bagian development dimulai pada birama 60 dan berakhir pada birama 77. 6) Retransisi (78-79)

Notasi 3.6 Retransisi birama 78-79

Setelah development berakhir terdapat retransisi pada birama 78 dan birama 79 yang akan menghubungkan ke bagian postlude.

7) Postlude (80-100)

(10)

33

Postlude merupakan bagian terakhir yang memunculkan tema

yang sudah dimainkan sebelumnya dengan dengan pengembangan motif pada bagian menjelang akhir dengan suasana yang lebih megah. Postlude dimulai pada birama 80 dan berakhir pada birama 100. Pada birama 90 hingga birama 93 motif diolah dengan menggunakan teknik komposisi sekuens.

2. Analisis Lirik

Dalam komposisi Prelude pada kantata ini tidak menggunakan lirik.

B.“Haleluya, Puji Dia!”

1. Analisis Struktural a. Struktur

Komposisi kedua dari kantata ini berjudul “Haleluya, Puji Dia!”

yang terdiri dari 75 birama. Struktur komposisi secara keseluruhan adalah introduksi-A-transisi-B-transisi-C.

Tabel 3.2 Struktur Komposisi Choral “Haleluya,Puji Dia!” Birama Keterangan

1-24/3 Introduksi

24/4-33 Bagian A

34-38 Transisi

39-61 Bagian B

62-64 Transisi

65-75 Bagian C

b. Teknik Komposisi

(11)

34 1) Introduksi (1-24/3)

Notasi 3.8 Introduksi birama 1-11

Bagian ini diawali dengan introduksi sebanyak 24 birama. Pada introduksi dimulai dengan nada panjang dalam akord D Mayor yang dimainkan oleh strings section dan woodwinds section dengan dinamika agak lembut (mp) dimulai dari birama pertama hingga birama tiga untuk memberikan kesan suasana tenang. Brasswinds section kemudian masuk pada birama empat untuk memberikan aksen.

(12)

35

Notasi 3.9

Penyelesaian introduksi dan persiapan memasuki bagian A

(13)

36

2) Bagian A (24/4-33)

(14)

37

Pada bagian A, paduan suara mulai masuk dengan syair Haleluya. Teknik komposisi pada bagian paduan suara yang digunakan adalah polifonik yang dimulai dari birama 26/4 sampai birama 31. Cadence yang digunakan adalah authentic cadence yaitu pergerakan akord V ke akord I. Bagian A berakhir pada birama 33.

3) Transisi (34-38)

Notasi 3.11 Transisi birama 34-38

(15)

38 4) Bagian B (39-61)

(16)

39

Bagian B dimulai dari birama 39 dan diawali dengan masuknya sopran dan alto yang menyanyikan melodi utama. Tenor dan bass menyusul pada birama 40 secara unison. Teknik komposisi pada birama 43 yang dinyanyikan sopran dan alto menggunakan teknik polifonik.

5) Transisi (62-64)

Notasi. 3.13 Transisi birama 62-64

(17)

40 6) Bagian C (65-75)

(18)

41

(19)

42

(20)

43

Akhir bagian C dimulai dari birama 71 dan berakhir pada birama 75. Permainan ritmis seperenambelas pada instrumen biola satu, biola dua, flute, dan oboe pada birama 74 dibuat untuk memberikan variasi pada melodi yang membentuk kadens.

2. Analisis Lirik a. Lirik Komposisi Haleluya, haleluya!

Haleluya, haleluya, haleluya, Haleluya, haleluya!

Pujilah Dia, Raja diatas segala raja

Puji Dia, sbab kasihNya besar, kekal selamanya. Dia brikan cinta dan kasihNya

Dia brikan nyawa-Nya tuk tebus manusia Dia bangkit dan menang brikan kita harapan Sbab kasih cintaNya, kekal selamanya.

b. Pemaknaan

(21)

44

C.“Janganlah Takut!”

Karya komposisi movement ketiga dari kantata ini berjudul “Janganlah

Takut!” yang terdiri dari komposisi resitatif, aria dan paduan suara. Pada

bagian resitatif ini menggunakan sukat 4/4 dalam tonalitas Eb Mayor. Pada bagian aria menggunakan sukat 4/4 dalam tonalitas D Mayor. Bagian menggunakan sukat ¾ dalam tonalitas G Mayor.

Komposisi ini didasarkan pada ayat Alkitab dalam Yohanes 3:16 pada bagian resitatif dan dalam Mazmur 42:6 pada komposisi aria. Bagian paduan suara didasarkan pada kedua ayat tersebut. Dalam bagian ini, penulis menceritakan tentang kasih Tuhan yang sangat besar sehingga saat mengalami pergumulan dan persoalan apapun, manusia tidak perlu takut untuk menghadapinya. Tuhan akan selalu menolong dan menopang manusia. Kasih Tuhan yang besar seharusnya membuat manusia tidak takut pada apapun.

1. Resitatif

a. Analisis Struktural 1) Struktur

Resitatif merupakan gaya bernyanyi secara deklamatif2. Komposisi resitatif dalam bagian ketiga dari kantata ini ditulis untuk solo sopran, oboe dan harpsichord yang terdiri dari 22 birama.

Tabel 3.3 Struktur Komposisi Resitatif “Janganlah Takut”

2

Agastya Rama Listya, A-Z Direksi Paduan Suara (Jakarta : Yayasan Musik Gereja,2007), 120

Birama Keterangan Lirik

1-4 Frase pertama “Karena begitu besar kasih Allah kan dunia ini,” 7-9 Frase kedua “hingga Ia tlah karuniakan,

AnakNya yang tunggal” 10-15 Frase ketiga “supaya stiap orang yang

(22)

45 2

2) Teknik Komposisi a) Frase Pertama (1-6)

Notasi 3.16 Frase pertama resitatif birama 1-5 Komposisi resitatif ini dimulai dengan harpsichord yang

memainkan akord tonika dengan teknik arpeggio dan oboe memainkan penggalan motif utama pada birama 1 hingga birama 2. Setelah tema utama dimainkan, terdapat transisi dua birama untuk mengantar ke frase selanjutnya.

b) Frase Kedua (7-9)

Notasi 3.17 Frase kedua resitatif birama 7-9

binasa melainkan beroleh hidup kekal” 16-19 Frase keempat “besar kasih-Nya, besar

(23)

46

Frase kedua dimulai dari birama 7 yang diawali dengan akord subdominan. Terdapat transisi satu birama pada birama 9 yang diolah dengan teknik komposisi diminusi sekaligus menjadi akhir dari frase kedua.

c) Frase Ketiga (10-15)

Notasi 3.18 Frase ketiga resitatif birama 10-13

Frase selanjutnya pada birama 10 diawali dengan akord tonika pada harpsichord. Pada birama 14 hingga birama 15 merupakan akhir dari frase ketiga dengan pergerakan bass yang melangkah. Frase ketiga berakhir pada birama 15.

d) Frase Keempat (16-19)

Notasi 3.19 Frase keempat resitatif birama 16-19 Frase keempat dimulai pada birama 16 yang diawali dengan

arpeggio akord tonika. Teknik permainan arpeggio untuk

(24)

47 e) Frase Kelima (20-22)

Notasi 3.20 Frase kelima resitatif birama 20-22

Dalam frase kelima terdapat nada yang disusun secara melismatis untuk menekankan makna kata “kasih-Nya”. Nada yang melismatis menggambarkan kasih Tuhan yang tidak akan terputus. Frase kelima ditutup dengan akord tonika yang dimainkan oleh harpsichord.

b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi

Karna begitu besar kasih Allah, kan dunia ini Hingga Dia karuniakan anakNya yang tunggal

Supaya stiap orang yang percaya padaNya tidak binasa Mlainkan beroleh hidup kekal

Besar kasihNya, besar cintaNya untuk manusia KasihNya

2) Pemaknaan

Yohanes 3:16 menceritakan tentang kasih Allah yang sangat besar pada dunia ini yang diwujudkan dalam mengutus putraNya yang tunggal yaitu Yesus untuk menebus dosa manusia. Yesus telah menebus dosa manusia agar setiap orang yang percaya tidak akan binasa, melainkan mendapat hidup kekal di dalam Tuhan. Allah itu kasih dan sikap-Nya terhadap manusia itu adalah kasih.3 Oleh karena itu, hendaknya manusia tidak perlu takut menghadapi pergumulan hidup di dunia karena kasih cinta Tuhan sangat besar bagi manusia.

3

(25)

48 2. Aria

[image:25.595.100.512.129.625.2]

a. Analisis Struktural 1) Struktur

Tabel 3.4 Struktur Komposisi Aria “Janganlah Takut!” Birama Keterangan

1-5/3 Introduksi

5/4-18/3 Bagian A 18/4-21/3 Transisi

21/4-33 Bagian B

34-35 Transisi

36-52 Section

53-59 Codetta

(26)

49 2) Teknik Komposisi

a) Introduksi (1-5/3)

(27)

50

(28)

51 b) Bagian A (5/4-18/3)

Notasi 3.22 Bagian A birama 6-10

(29)

52

yang dimainkan oleh instrumen flute menggambarkan perasaan gelisah yang dirasakan manusia.

Notasi 3.23 Bagian melismatis pada tenor

(30)

53 c) Transisi (18/4-21/3)

(31)

54

(32)

55 d) Bagian B (21/4-33)

(33)

56

Bagian B dimulai pada birama 21 ketukan ke 4 yang diawali oleh solo tenor. Pada bagian ini terjadi modulasi menuju tonalitas G Mayor.

e) Transisi (34-35)

(34)

57

(35)

58 f) Section (36-52)

Notasi 3. 27 Section birama 36-40

(36)

59

tenang namun tetap tegas, menyesuaikan makna syair

“berharaplah” dan bersyukurlah”.

g) Codetta (53-59)

(37)

60

Setelah section berakhir, terdapat codetta pada birama 53 hingga birama 59 yang merupakan pengembangan pada melodi bagian section.

b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi

Mengapakah kau tertekan, mengapakah kau gelisah? Hai jiwaku, hai diriku

Oh jangan kau takut! Hai jiwaku, hai diriku Oh, jangan kau takut!

Berharaplah, bersyukurlah pada Yesus Tuhan Allah Berharaplah, bersyukurlah pada Yesus Tuhan Allah Dia penolongmu, Dia penopangmu

Dia Allah yang hidup Penolongmu, penopangmu. 2) Pemaknaan

Mazmur 42:6 menggambarkan seruan hati pemazmur yang bertanya kepada dirinya sendiri mengapa hanya memandang ke bawah dan memikirkan kesulitan yang sedang dialami. Seringkali manusia pun bertindak sama seperti seruan pemazmur diatas yang hanya memandang sekeliling nya dengan penuh ketakutan dan melihat ancaman bahaya di mana saja. Manusia terlalu sibuk memikirkan kesulitan yang sedang dihadapi sehingga lupa untuk berharap kepada Tuhan dan merenungkan firman Tuhan agar manusia mengetahui bahwa Allah akan menolong manusia, sehingga manusia bersyukur atas pertolongan Allah.4

4

(38)

61 3. Choral

a. Analisis Struktural 1) Struktur

Tabel 3.5 Struktur Komposisi Choral “Janganlah Takut!” Birama Keterangan

1-11/1 Introduksi 11/2-20/2 Bagian A 20/3-26/3 Transisi

26/3-43 Bagian B

(39)

62 2) Teknik Komposisi

a) Introduksi (1-11/1)

(40)

63

Bagian introduksi diawali dengan instrumen organ yang memainkan akord G Mayor dan berakhir pada half cadence. Pada birama 6/2 instrumen flute memainkan pola ritme septool5 untuk mengantar masuknya strings section . Pada birama 7 hingga birama 10 untuk menghantar masuk ke bagian A.

5

(41)

64 b) Bagian A (11-20)

(42)

65

Bagian A dimulai dari birama 11/2 hingga birama 20. Pada birama 11 hingga birama 15 merupakan 5 frase pertama yang menyatakan penegasan pujian kepada Tuhan. Birama 16 hingga birama 20 merupakan frase selanjutnya yang menyatakan penegasan untuk kedua kalinya. Nada Dis menunjukkan rasa terharu dan kesungguhan manusia dalam meresapi rasa cinta yang Tuhan berikan pada manusia.

c) Transisi (21-26/3)

(43)

66

(44)

67 d) Bagian B (26/3-43)

(45)

68

(46)

69

Bagian B dimulai pada birama 26/3 dan berakhir pada birama 43. Pada birama 29/3 menggunakan akord IV yaitu Cm/Eb yang sengaja dibuat menjadi minor. Akord ini untuk menggambarkan manusia yang bertanya dengan kekhawatiran. Untuk menggambarkan suasana tersebut diwakili oleh nada Eb yang menggambarkan kesedihan lalu bermuara pada nada D yang menggambarkan kebahagiaan.

Pada birama 38 terdapat penegasan tentang Tuhan yang digambarkan oleh suara sopran. Perubahan bunyi yang terkesan “ajaib” terjadi pada birama 38 yang diwakili oleh akord Cm yang bergerak ke birama selanjutnya. Hal ini menggambarkan bahwa Bapa merupakan sang Maha Ajaib.

b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi

Betapa besar cintaMu Tuhan Betapa besar kasih setiaMu. Pada siapakah aku harus takut?

Pada siapakah aku harus gentar? Sbab Kau penolongku, penopangku Kau Allah Bapa yang hidup. 2) Pemaknaan

(47)

70

D.“Ajarku Percaya”

Komposisi movement keempat dari kantata ini berjudul “Ajarku

Percaya” yang terdiri dari komposisi resitatif dan aria. Pada bagian resitatif

menggunakan sukat ¾ dalam tonalitas A Mayor. Pada bagian aria menggunakan sukat 4/4 dalam tonalitas Eb Mayor.

Komposisi ini didasarkan pada ayat Alkitab dalam Keluaran 14:14 pada komposisi resitatif dan dalam Ibrani 13:5b pada komposisi aria. Dalam komposisi ini, penulis menceritakan tentang pribadi Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkan manusia. Tuhan akan memampukan manusia dalam menghadapi persoalan apapun. Pada bagian ini, manusia belajar untuk percaya dengan segenap hati akan kehadiran dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan manusia.

1. Resitatif

a. Analisis Struktural 1) Struktur

Resitatif merupakan gaya bernyanyi secara deklamatif6. Komposisi resitatif dalam bagian keempat dari kantata ini ditulis untuk solo bass, oboe dan harpsichord yang terdiri dari 24 birama. Tabel 3.6 Struktur Komposisi Resitatif “Ajarku Percaya”

Birama Keterangan Lirik

1-7 Frase pertama “Ketika gelombang menerpa, ketika kau tak lagi

sanggup,”

8-15 Frase kedua “Dia kan datang dengan segenap kasih, Dia takkan tinggalkanmu, Dia takkan

membiarkanmu” 16-20 Frase ketiga “tak usah kau gentar, tak

usah kau ragu,sbab Dia akan

6

(48)

71

berperang untukmu” 21-24 Frase keempat “namun satu hal yang Dia

minta, taruh hatimu percaya padaNya”

2) Teknik Komposisi a) Frase Pertama (1-7)

Notasi 3.34 Frase pertama birama 1-6

Komposisi resitatif ini dimulai dengan harpsichord yang memainkan akord A Mayor secara arpeggio dan oboe yang memainkan penggalan motif pada birama 1 hingga birama 2. Pada birama 5 melodi yang bergerak turun menggambarkan lirik “tak

lagi sanggup”. Setelah motif pertama dimainkan, terdapat transisi

dua birama untuk mengantar ke frase selanjutnya sekaligus menjadi akhir dari frase pertama.

b) Frase Kedua (8-15)

(49)

72

Frase berikutnya dimulai pada birama 8 yang diawali dengan akord dominan. Frase kedua berakhir pada birama 15.

Notasi 3.36 Transisi birama 13-15

Pada birama 12/2 hingga birama 15 terdapat transisi untuk mengantar ke frase selanjutnya sekaligus menjadi akhir frase kedua.

c) Frase Ketiga (16-20)

Notasi 3.37 Frase ketiga birama 16-19

(50)

73 d) Frase Keempat (21-24)

Notasi 3.38 Frase keempat birama 21-24

Frase keempat dimulai dari birama 21 dan berakhir pada birama 24 dengan progresi akord I-I-V-I . Pada birama 23, lompatan nada A yang bergerak secara oktaf ke bawah menggambarkan makna syair “meletakkan”. Nada terakhir dalam resitatif ini bergerak keatas untuk meyakinkan pendengar untuk percaya serta nada terakhir yaitu A melukiskan Tuhan sebagai muara dari segalanya. Frase ini ditutup dengan pergerakan akord V-I yang membentuk authentic cadence.

b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi

Ketika gelombang menerpa, ketika kau tak lagi sanggup Dia kan datang dengan segenap kasih

Dia tak akan tinggalkanmu, Dia tak akan membiarkanmu Tak usah kau gentar,

Tak usah kau ragu,kau kan diam saja Sbab Dia kan berperang untukmu Namun satu hal yang Dia minta Taruh hatimu percaya pada-Nya. 2) Pemaknaan

(51)

74

Tuhan akan berperang untuk manusia. Kata ‘berperang’ memiliki makna bahwa sebenarnya Tuhan akan memberikan jalan keluar serta memampukan manusia untuk melewati setiap pergumulannya, seperti yang tercantum dalam kitab Keluaran tentang Israel yang berjuang mendapatkan kemerdekaan, semua itu adalah perbuatan Tuhan, Israel hanya menerima saja.7 Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan manusia. Hendaknya manusia tidak lagi merasa ragu dan gentar, namun belajar untuk percaya bahwa Tuhan sendiri yang akan memampukan.

2. Aria

a. Analisis Struktural 1) Struktur

Tabel 3.7 Struktur Komposisi Aria “Ajarku Percaya” Birama Keterangan

1-7/3 Introduksi

7/4-24/1 Bagian A 24/2-26/3 Transisi

26/4-43 Bagian B

44-45 Transisi

46-57 Section

58-62 Transisi

63-68 Codetta

Komposisi aria dalam movement keempat dari kantata ini terdiri dari 68 birama. Struktur komposisi aria secara keseluruhan adalah introduksi-A-transisi-B-transisi-section-transisi-codetta.

7

(52)

75 2) Teknik Komposisi

a) Introduksi (1-7/3)

(53)

76

(54)

77 b) Bagian A (7/4-24/1)

(55)

78

Bagian A dimulai pada birama 7/4 dimana solois mulai masuk. Pada bagian ini lebih menonjolkan solois sehingga string section hanya menjadi latar pengiring. Bagian A berakhir pada birama 24/1.

c) Transisi (24/2-26/3)

Notasi 3.41 Transisi birama 24/2-26

(56)

79

(57)

80 d) Bagian B (26/4-43)

(58)

81

Bagian B dimulai dari birama 26/4 yang diawali oleh masuknya solo tenor. Pada bagian ini strings section hanya menjadi latar pengiring untuk solo tenor. Bagian B berakhir pada birama 43. e) Transisi (44-45)

Notasi 3.43 Transisi birama 44-45

(59)

82 f) Section (46-57)

(60)

83

Section dimulai pada birama 46 dengan melodi yang berbeda dari bagian sebelumnya. Section berakhir pada birama 57.

g) Transisi (58-62)

Notasi 3.45 Transisi birama 58-62

(61)

84 h) Codetta (63-68)

(62)

85

Bagian codetta yang menjadi penutup pada komposisi ini dimulai pada birama 63 dan berakhir pada birama 68. Melodi pada bagian ini mengimitasi pada melodi bagian section yang kemudian sedikit dikembangkan untuk membentuk authentic cadence.

b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi

Kuatkanlah dan teguhkanlah dirimu Hadapi semua pergumulan ini Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu Hadapi semua pergumulan ini

Tak usah kau khawatir, kan pergumulanmu Tak usah kau ragu, kan pertolonganNya Karna Dia tlah berfirman

Tak akan pernah tinggalkanmu, tak akan pernah biarkanmu Tak usah kau ragu, kan pertolonganNya

Namun Dia hatimu,percaya padaNya 2) Pemaknaan

Ibrani 13:5b menceritakan tentang firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan adalah pribadi yang setia. Tuhan telah berfirman bahwa Dia tidak akan membiarkan kita dan tidak akan meninggalkan kita. Pada waktu kita mengalami kekurangan, kesakitan, penganiayaan dan kesusahan dalam kehidupan, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan manusia.8

8

(63)

86

E.“Selalu Ada Harapan”

Komposisi movement kelima dari kantata ini berjudul “Selalu Ada

Harapan” yang berbentuk choral. Komposisi ini menggunakan sukat ¾ dan

4/4 dalam tonalitas A mayor. Komposisi ini didasarkan pada ayat Alkitab dalam Yeremia 29:11 dan Amsal 23:18. Dalam bagian ini, penulis menceritakan rancangan Tuhan atas masa depan manusia adalah rancangan kebaikan.

1. Analisis Struktural a. Struktur

Komposisi choral dalam bagian kelima dari kantata ini terdiri dari 98 birama. Struktur keseluruhan komposisi ini adalah introduksi-A-B.

Tabel 3.8 Struktur Komposisi Choral “Selalu Ada Harapan” Birama Keterangan

1-14/2 Introduksi

14/3-22 Bagian A

23-27/2 Transisi

27/3-43 Bagian B

44-52 Bagian A

53-65/2 Bagian C 65/3-81/2 Bagian B’

(64)

87 b. Teknik Komposisi

1) Introduksi (1-14/2)

Notasi 3.47 Introduksi birama 1-7

(65)

88

(66)

89 2) Bagian A (14/3-22)

(67)

90

Bagian A dimulai pada birama 14/3. Dalam bagian ini paduan suara mulai masuk. Suara sopran menyanyikan melodi utama yang juga dinyanyikan oleh suara alto dengan interval yang berbeda. Tenor dan Bass menyanyikan bagian latar dari melodi utama. Bagian A berakhir pada birama 22.

3) Transisi (23-27/2)

(68)

91

(69)

92 4) Bagian B (27/3-43)

(70)

93

(71)

94 5) Bagian A (44-52)

(72)

95

Bagian A dimulai dari birama 44 dan berakhir pada birama 52. Teknik komposisi yang digunakan pada bagian ini adalah repetisi. 6) Transisi (53-56/1)

Notasi 3.52 Transisi birama 53-56/1

(73)

96 7) Bagian C (53-65/2)

(74)

97

(75)

98

8) Bagian B’ (65/3-81/2)

(76)

99

(77)

100 9) Codetta (81/3-89)

(78)

101

(79)

102

Notasi 3.56 Codetta birama 85-89

(80)

103 2. Analisis Lirik

a. Lirik Komposisi

Saat cobaan datang menghadang

Saat jiwa mencoba bertahan dalam pergumulan Dia yang tlah mati, bangkit dan menang, Hadir tawarkan sejuta harapan.

Tak lagi ku takut dan gelisah,tak lagi ku gentar dan khawatir RancanganMu indah,rancanganMu ajaib, KasihMu terlebih besar Buluh terkulai tak Kau patahkan, sumbu tlah pudar tak Kau padamkan Ajarku percaya Kau punya rancangan yang slalu ada harapan.

Haleluya (7x)

Pujilah Dia, Raja diatas segala raja

Puji Dia, sbab kasihNya besar, kekal selamanya.

Tak lagi ku takut dan gelisah,tak lagi ku gentar dan khawatir RancanganMu indah,rancanganMu ajaib, KasihMu terlebih besar

Buluh terkulai tak Kau patahkan, sumbu tlah pudar tak Kau padamkan Ajarku percaya Kau punya rancangan yang slalu ada harapan.

Amin. b. Pemaknaan

Lirik pada bagian terakhir dar kantata ini yang berbentuk paduan suara didasarkan dalam Yeremia 29:11 dan Amsal 23:18. Ayat ini mencertitakan bahwa Tuhan selalu mempunyai rancangan indah dan damai sejahtera yang penuh harapan bagi manusia.9 Pada bait pertama, penulis menceritakan kehadiran Tuhan membawa harapan bagi manusia yang sedang bergumul oleh berbagai persoalan. Bait kedua, penulis menceritakan bahwa manusia tidak lagi merasa takut, gentar dan khawatir karena kasih Tuhan sangat besar bagi manusia sehingga manusia dapat mempunyai harapan akan masa depan yang indah dan penuh harapan.

Pada komposisi ini terdapat pengulangan tema dan lirik dari

komposisi Haleluya, Puji Dia. Lirik “haleluya” yang

9

(81)

104

Gambar

Tabel 3.4 Struktur Komposisi Aria “Janganlah Takut!”

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.2 La gu “ Hilang Semangatku “ partitur vokal bait pertama birama 9-15 Vokal masuk pada birama 9-15 yang merupakan bait pertama komposisi, pada bagian ini penulis

Birama 91 terdapat unisono yang dimainkan oleh instrumen keyboard , gitar elektrik, bas elektrik, drum dan diakhiri dengan deceptive cadence pada birama 96-97 yang merupakan

Pada birama 90-103 merupakan periode (b) menceritakan tentang penulis yang. telah lahir dengan selamat ke

pada birama susun dapat terdiri dari nada-nada yang sama dengan jumlah 2,..

Melodi utama pada bagian ini dimainkan oleh gitar elektrik, diawali dengan munculnya motif pada birama 28-30, motif tersebut dikembangkan pada birama 31 ketukan kedua - 34

Pada bagian ini terdiri dari 16 birama dan masih menggunakan pola ritme bass drum dan snare drum yang sama dengan bagian sebelumnya.. Pola modulasi ritme ride cymbal

Selanjutnya, pada birama 19-21 terdapat transisi yang mengantarkan bagian A menuju bagian B yang diakhiri dengan plagal cadence (IV-I).. Pada birama 22-29 merupakan tema

Pada birama ini semua isi akord terdapat di dalamnya, namun diakhir birama terdapat 2 nada yaitu C# dan D yang merupakan leading tone untuk nada di birama selanjutnya..