• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG BERJILBAB DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab di Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG BERJILBAB DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab di Surabaya)."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG BERJ ILBAB DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab

di Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Oleh:

DEBITA ARIYANTI NPM. 0943010291

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PE RUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK J URUSAN ILMU KOMUNIKASI

(2)

Disusun Oleh :

Debita Ariyanti

NPM.0943010291

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING

J uwito, S. Sos. M,Si

NPT.367049500361

Mengetahui,

DEKAN

DRA.Ec.HJ . SUPARWATI, M.SI.

(3)

PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI PENELITIAN (FISIP)

J udul Penelitian :KONSEP DIRI WANITA PEROKOK

YANG BERJ ILBAB DI SURABAYA (Studi Deskr iptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab di Sur abaya)

Nmama Mahasiswa : Debita Ar iyanti

NPM : 0943010291

Pr ogram Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Pada Tanggal 18 J uli 2014

Menyetujui,

PembimbingUtama

J uwito,S.Sos,M.Si NPT.367049500361

Tim Penguji: 1.Ketua

J uwito,S.Sos,M.Si NPT.367049500361

2.Sekr etaris

Dra. Sumardjijati, M.Si NIP.196203231993092001

3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si NIP. 195808011984021001

Mengetahui,

DEKAN

(4)

dengan pertolonganNya penulis dapat menyelesaiakan makalah skripsi yang

berjudul “Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab”. Meskipun banyak

rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya,

alhamdulillah makalah skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Atas semua perhatian dari segala pihak yang telah membantu penulis

dalam menyusun makalah skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Saifuddin Zuhri, M.Si Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Dosen Pembimbing saya Bapak Juwito, S.Sos, M.Si yang selalu

memberikan bimbingan dan dorongan demi terselesainya penyusunan makalah

skripsi.

5. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

(5)

6. Kepada Kedua Orangtua tercinta dan tersayang yang selalu mendoakan

saya untuk kelancaran dan kesuksesan saya sekarang.

8. Sahabat terbaik dan Teman-teman Ilmu Komunikasi dan semua

teman-teman saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

9. Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis, yang

telah membantu penyelesaian makalah skripsi.

Semoga makalah yang saya buat ini dapat memberikan pengetahuan lebih

luas ,berguna dan dapat dijadikan pelajaran serta motivasi agar para perokok pria

maupun wanita di Indonesia ini khusus nya di Surabaya dapat perlahan-lahan

berhenti untuk tidak merokok.

24, April 2014

(6)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian... . 8

1.3.2 Tujuan Penelitian... 8

1.4Manfaat Penelitian... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis... 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1Penelitian Terdahulu ... 10

2.2Landasan Teori ... 12

2.2.1 Komunikasi... 12

2.2.1.1Pengertian Komunikasi... 12

2.2.1.2Unsur-Unsur Komunikasi... 13

2.2.2 DefinisiKonsep Diri... . 13

2.2.3 Komunikasi Antar Pribadi... 17

2.2.4 Interaksi Simbolik... 19

2.3Komunikasi Verbal dan Non Verbal... 22

(7)

2.3.2 Komunikasi Non Verbal... . 25

2.4Mengenai Wanita Perokok yang Berjilbab ... 26

2.4.1 Definisi Wanita... 26

2.4.2 Wanita Berjilbab... 27

2.4.3 Wanita Perokok... 31

2.5Kerangka Berpikir ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 42

3.2Definisi Konseptual ... 44

3.2.1 Konsep Diri... 44

3.2.2 Wanita Berjilbab... 44

3.2.3 Wanita Perokok... 45

3.3Informan dan Teknik Pemilihan Informan... 45

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5Teknik Analisis Data... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data... 52

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 52

4.1.2 Penyajian Data ... 57

(8)

Signifant Others dan Reference Groups ... 66

4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian... ... 77

4.2.3 Wanita Perokok yang Berjilbab Memaknai Dirinya sebagai Seorang Perokok di Surabaya... ... 78

4.2.4 Significant Others Memaknai Wanita Perokok yang Berjilbab di Surabaya... ... 80

4.2.5 Reference Groups Memaknai Wanita Perokok yang Berjilbab di Surabaya... ... 83

4.2.6 Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab di Surabaya... ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ... 89

5.2 Saran... ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(9)

Abstr ak

DEBITA ARIYANTI, KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG

BERJ ILBAB DI SURABAYA. (Studi Deskr iptif Kualitatif Mengenai Konsep Dir i Wanita Perokok yang Ber jilbab di Sur abaya).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wanita perokom yang berjilbab memaknai dirinya sebagai seorang prokok, mengetahui significant other memaknai wanita perokok yang berjilbab di Surabaya, mengetahui reference groups memaknai wanita perokok yang berjilbab di Surabaya.

Metode yang digunakan dalam pnelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian yang sedang terjadi ini dilakukan dengan metode yang lebih dalam seperti wawancara dan dokumentasi sebagai teknik dalam mendapatkan data

Hasil menunjukkan bahwa konsep diri wanita perokok yang berjilbab adalah wanita perokok khususnya yang menggunakan jilbab di Surabaya mrupakan suatu hal yang biasa dan sudah banyak dilakukan. Meskipun ada yang memandang negative, mereka menilai dirinya sebagai seorang perokok yang acuh karena aktifitas merokok yan mereka lakukan merupakan privasi diri mereka juga tidak merugikan orang lain dan tidak melanggar aturan.

Kata kunci : konsep diri, wanita perokok yang berjilbab di Surabaya.

Abstract

DEBITA ARIYANTI, THE CONCEPT OF SELF IS VEILED FEMALE SMOKERS IN SURABAYA. (Qualitative Descriptive Study of Self-Concept that Veiled Women Smokers in Surabaya).

This study purpose to determine the veiling of women smoker who interpret him as a smoker, significant other know that smokers interpret the veiled women in Surabaya.

The method used in this study is a qualitative method, Research is going on in done with methods such as interviews and more in the documentation as a technique in getting the data.

(10)

1 1.1Latar Belakang

Manusia bukan semata-mata organisme yang bergerak di bawah pengaruh perangsang, baik dari dalam maupun dari luar .melainkan organisme yang sadar akan dirinya, oleh karena ia seorang diri, maka ia mampu memandang dirinya sebagai objek pikirannya sendiri dan berinteraksi dengan dirinya sendiri ia mengarahkan dirinya kepada berbagai objek, termasuk dirinya sendiri berunding dan berwawancara dengan dirinya sendiri. Ia mempermasalahkan mempertimbangkan, menguraikan dan menilai hal hal tertentu yang telah ditarik ke dalam lapangan kesadarannya, dan akhirnya ia merencanakan dan mengorganisasikan perilakunya.

Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya kebutuhan hidup manusia, semakin menuntut pula terjadinya peningkatan gaya hidup (lifestyle). Sebagai dampaknya, hal ini menuntut setiap orang untuk selalu uptudate.

(11)

2

dan mempercepat kematian. Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh merokok adalah kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. (Saktyowati, 2010 : 12).

Dilihat dari sudut kesehatan, bahwa rokok bagi kesehatan tidak berdampak positif. Bukan saja pada pria, perempuan pun kini sangat buruk bila melakukan kebiasaan merokok karena dapat berpengaruh negatif pada rahim dan anak yang dikandungnya. Ada beberapa penyakit yang dapat diakibatkan oleh rokok seperti: paru-paru, kanker usus, kanker hati, bronkitis, stroke, dan berbagai penyakit lain. Fenomena perempuan perokok memang sedang marak di kota-kota besar di kalangan kelas sosial menengah-atas. Bahkan beberapa komunitas perempuan menjadikannya sebagai simbol kebebasan, kemoderenan dan emansipasi. Padahal simbol kemodernan sekarang ini berorientasi kepedulian pada isu global warning dan pembangunan berkelanjutan, dimana kedua isu tersebut bermuara pada aspek kesehatan.

(12)

Diperkirakan ada sekitar 65,6 juta perempuan dan 43 juta anak-anak terpapar asap rokok. Kedua kelompok ini adalah perokok pasif dan rentan pula terkena bermacam penyakit. Dari sekitar 200 ribu kematian di Indonesia diakibatkan kebiasaan merokok, ternyata sebanyak 25.000 korban tersebut adalah perokok pasif. Selain itu, 70 persen dari sekitar 60 juta perokok berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah terjerat kebiasaan buruk itu.

Data lain menyebutkan bahwa tingkat konsumsi rokok perharinya sekitar 658 juta batang rokok pada tahun 2008. Hal ini berarti terdapat sekitar Rp 330 miliar digunakan hanya untuk membeli rokok yang merusak kesehatan. Data Susenas 2006 menunjukkan bahwa pengeluaran untuk sekedar membeli rokok 5 kali lebih besar dari pengeluaran untuk telur dan susu (2,3 persen), 17 kali lipat pengeluaran membeli daging (0,7 persen) dan 2 kali lipat pengeluaran untuk ikan (6,8 persen). Bahkan tercatat 63 persen laki-laki dewasa dari 20 persen penduduk termiskin menyumbang 12 persen penghasilan bulanannya kepada industri rokok.

(13)

4

batang selama 10 tahun atau 10 juta perokok baru. (https://yantigobel.wordpress.com/tag/wanita-perokok/)

Merokok adalah perilaku yang membahayakan bagi kesehatan karena dapat memicu berbagai macam penyakit yang mengakibatkan kematian, tapi sayangnya masih saja banyak orang yang memilih untuk menghisapnya. Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekira 4.000 bahan kimia yang 200 diantaranya bersifat oksik (beracun) dan 43 diantaranya pemicu kanker (karsinogenik). (Saktyowati, 2010 : 7)

(14)

kota – kota besar lainnya bahkan sampai mewabah ke kota – kota kecil, meskipun populasi nya tidak sebanyak di kota kota besar.

Meskipun beberapa wanita menyadari masalah ini, mereka terus merokok. Beberapa alasan populer yang dikutip oleh perempuan untuk merokok adalah bahwa hal itu memungkinkan mereka untuk bersantai dan mengekang perasaan atau potensi agresi dan kadang-kadang bahkan depresi. Stres bisa sering terjadi di tempat kerja dan di rumah, dan merokok adalah salah satu cara perempuan untuk meredakan diri dari sensasi stres. Banyak wanita juga merokok untuk menurunkan berat badan. Meskipun ini merupakan metode yang efektif, dampak negatif secara signifikan lebih besar daripada manfaatnya. (http://www.artikelpria.com/2013/01/29/mengapa-wanita-merokok-dan-apa-akibat-merokok-untuk-wanita.html)

Pada saat ini penelitian mengenai perilaku merokok tersebut menemukan bahwa jumlah wanita berjilbab dewasa dan remaja yang merokok mengalami peningkatan. Hal ini membuat banyak pihak baik pemerintah, LSM (lembaga sosial masyarakat), maupun masyarakat sadar bahwa diperlukan berbagai macam tindakan untuk menanganinya, karena perilaku merokok dapat mengakibatkan dampak negatif pada tubuh.

(15)

6

yang melengkapi dalam pergaulan mereka sehari-hari. Mungkin, untuk diakui dalam pergaulan teman-temannya, ada dorongan untuk melakukan perilaku yang sama pula, yaitu ikut menjadi perokok aktif.

Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh para ahli mengapa seseorang merokok, hal ini disebabkan oleh faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas social, gengsi, dan tingkat pendidikan (Levy, 2004). Alasan lain juga mengungkapkan bahwa remaja merokok, diantaranya karena pengaruh orang tua,pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan

Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari merokok tetapi kegiatan merokok bagi kehidupan manusia merupakan kehidupan yang

fenomenal.artinya meskipun sudah di ketahui dampak negatif merokok tetapi jumlah perokok khususnya pada wanita bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat.

Sampai saat ini masyarakat masih saja mendefinisikan sesuatu yang belum pernah mereka ketahui latar belakang nya, pandangan buruk terhadap wanita perokok, terkesan bahwa mereka adalah wanita nakal atau orang yang tidak baik, mereka tidak ingin dipandang sebelah mata oleh masyarakat, karena tidak semua wanita berjilbab perokok ini adalah wanita nakal.

(16)

Sebagaimana diungkapkan Pudjijogyanti (1995) bahwa konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Dalam berinteraksi ini, setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut akan jadi cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan membayangkan diri kita sebagai orang lain dalam benak kita. Cooley menyebut gejala ini looking glass self (diri cermin) seakan akan kita menaruh cermin di depan kita. (Rakhmat, 2012 : 97)

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat merumuskan masalah, yaitu : Bagaimana Konsep Dir i Wanita Per okok Yang Ber jilbab Di Kota Sur abaya (Studi Deskr iptif Kualitatif Mengenai Konsep Dir i Wanita Per okok Yang Ber jilbab Di Kota Sur abaya).

1.2Rumusa n Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana wanita perokok yang berjilbab memaknai diri (self) nya sebagai seorang wanita perokok di kota Surabaya ?

(17)

8

3. Bagaimana reference groups memaknai wanita perokok yang berjilbab di Surabaya ?

1.3Ma ksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Ma ksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana konsep diri wanita perokok yang berjilbab di kota Surabaya (studi deskriptif kualitatatif konsep diri wanita perokok yang berjilbab di kota Surabaya)

1.3.2 Tujuan Peneltian

1. Untuk mengetahui wanita perokok yang berjilbab memaknai diri (self) nya sebagai seorang perokok di kota Surabaya.

2. Untuk mengetahui significant other memaknai wanita perokok yang berjilbab dikota Surabaya.

3. Untuk mengetahui reference groups memaknai wanita perokok berjilbab di kota Surabaya.

1.4Ma nfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teor itis

(18)

konsep diri wanita perokok yang berjilbab di kota Surabaya yang saat ini semakin banyak keberadaannya.

1. 4.2 kegunaan Pr aktis 1. Kegunaan Peneliti

Kegunaan penelitian ini untuk peneliti adalah Penelitian ini memberikan wawasan baru bagi peneliti akan berbagai macam perilaku sosial yang ada di dalam masyarakat.

2. Kegunaan Bagi Universitas

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur secara umum, program Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.

3. Kegunaan Untuk Masyarakat

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975 : 5) sebagaimana

dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam buku “Metodologi Penelitian

Kualitatif” mengatakan bahwa, “Kualitatif didefinisikan sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.” (Moleong,

2011: 4).

Pendekatan pada peneliti ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode deskriptif karena

peneliti ingin menjelaskan secara sistematis mengenai berbagai aspek

seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), dimana

tujuannya adalah memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam

mengenai subyek yang diteliti (Mulyana, 2001, p.20). Sedangkam

penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dijelaskan oleh

Bogdan dan Taylor sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari gejala-gejala yang

diamati (Moleong, 2011 : 4). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

(20)

menggunakan statistik maupun angka-angka tertentu. Pendekatan

diarahkan pada latar dan individu atau organisasi ke dalam variabel atau

hipotesis, tetapi perlu memandangnya secara menyeluruh.

Dalam penelitian ini peneliti tidak membicarakan antara hubungan

variable sehingga tidak ada pengukuran variable x dan y. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode ini dipilih dengan

tujuan untuk dapat menggambarkan fenomena tato sebagai sebagai alat

yang memiliki pesan dengan muatan-muatan makna tertentu. Penggunaan

metode deskriptif ini pada dasarnya digunakan untuk dapat lebih

memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk dapat memberikan wacana

yang ada dalam penelitian sebagai sebuah upaya dalam memaparkan

fenomena secara utuh. Peneliti melihat metode penilitian deskriptif ini

dapat mengakomodasi kepentingan penelitian yang diarahkan untuk

menghasilkan sebuah peristiwa yang utuh secara holistik. Untuk itu pula

metode deskriptif dijadikan sebagai metode penelitian yang paling cocok

untuk peneliti gunakan. Pengertian lainnya adalah bahwa metode

penelitian deskriptif dapat dilihat sebagai suatu upaya dalam memaham

pesan yang terkandung pada diri wanita perokok yang berjilbab tersebut

guna lebih memahaminya lebih jauh.

Dari segi pengertian ini, para penulis masih mempersoalkan latar

alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan

fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian kualitatif adalah

(21)

45

yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan

pemanfaatan dokumen. (Moleong, 2011 : 5).

3.2 Definisi Konseptual

3.2.1 Konsep Dir i

Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan

sangat pribadi, dinamis dan evaluatif yang masing masing orang

mengembangkannya di dalam transaksi transaksinya dengan lingkungan

kejiwaannya danyang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya.

Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan,

pendapat orang mengenai diri kita dan seperti apa diri kita inginkan.

3.2.2 Wanita Berjilbab

Definisi dari wanita berjilbab yaitu seorang wanita muslim yang

cara berpakaiannya tertutup dari ujung kepala hingga kaki terkecuali muka

dan telapak tangan bisa juga dikatakan menutup aurot nya. Wanita

berjilbab yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seorang wanita yang

berkerudung yang berada di Surabaya dan sering di temukan di berbagai

macam tempat umum dari cafe, kampus hingga mall yang berada di

(22)

3.2.3 Wanita Perokok

Wanita merupakan panggilan untuk perempuan dewasa. Wanita

yang dilihat dari pandangan adalah sosok yang lemah lembut dan bersifat

ke ibuan. Namun disisi lain wanita juga ada yang melakukan suatu hal

layaknya seorang pria seperti merokok. Wanita perokok yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah seorang wanita perokok yang berjilbab dan

berada di Surabaya dan banyak ditemui wanita yang merokok di beberapa

tempat seperti cafe, mall, kampus, kantin atau pun di jalan umum.

3.3 Infor man dan Teknik Pemilihan Informan

Berkenan dengan tujuan penelitian kualitatif maka dalam prosedur

sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan key informan

atas situasi sosial tertentu yang syarat akan informasi sesuai dengan fokus

penelitian (Bungin, 2003 : 53). Sedangkan informasi kunci (Key informan)

itu sendiri adalah orang-orang yang pengetahuannya luas dan mendalam

tentang komunitas ( orang luar yang lama bekerja dengan satu

komunitasnya) dapat memberikan data yang berharga atau informasi

pokok yang diperlukan dalam penelitian (Suyanto, 2006 : 189).

Peneliti ini menggali dan mengumpulkan data yang benar dan bisa

dipercaya, maka peneliti perlu memikirkan pilihan nara sumber nya secara

tepat, sehingga informan yang dipilih haruslah sesuai dengan kriteria yang

(23)

47

dimaksud dalam menentukan nara sumber tersebut (yang dikutip dalam

Faisal, 1990, p.56-57) antara lain :

1. Subyek yang sudah lama tinggal dan menyatu dengan kegiatan yang

menjadi obyek penelitian.

2. Subyek yang masih terlibat secara aktif pada lingkungan yang menjadi

sasaran penelitian.

3. Subyek mempunyai banyak waktu atau kesempatan untuk dimintai

informasi.

4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah terlebih

dahulu.

Dalam penentuan informan, Peneliti akan mencari variasi informasi

sebanyak-banyaknya dari informan. Informan disini memiliki ciri-ciri antara

lain wanita yang berusia 21 tahun hingga 35 tahun seorang perokok yang

berjilbab yang berada di Kota Surabaya agar peneliti bisa mendapatkan

informasi yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini dan bersedia

untuk diwawancarai. Setelah mendapatkan seperti yang dicari oleh peneliti

yaitu seorang wanita perokok yang berjilbab yang telah menyampaikan alasan

kenapa dia merokok sebagai informan yang diteliti. Selain itu peneliti juga

menggali informasi dari orang-orang terdekatnya yaitu orang tua dan teman

(24)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data antara lain :

1. Pengamatan (Observation)

Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan

perlengkapan panca indera yang kita miliki, sering mengamati objek-objek

yang ada disekitar kita. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti

mamapu memahami situasi-situasi yang rumit. (Moleong, 2011 : 175)

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara (interviewer)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan dan yang di wawancarai

(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011

: 186). Wawancara bertujuan agar peneliti dapat menggali segala informasi

baik yang tersirat dan nyata serta yang tersembunyi jauh dari subyek

penelitian (Faisal, 1990, p.62).

Dalam penelitian ini digunakan wawancara secara mendalam

(indepth interview), wawancara mendalam adalah suatu cara langsung

bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan

mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi secara

(25)

49

Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaandengan

sedetail-detailnya guna mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya. Bentuk

wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terfokus dimana responden diwawancarai dalam waktu yang pendek dan

peneliti telah menyusu dan menyiapkan catatan secara garis besar tentang

pokok-pokok pertanyaan yang disebut interview guide (pedoman

wawancara).

3. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan mencari data penunjang dengan

mengolah buku-buku dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan

masalah penelitian ini.

3.5Teknik Analisis Data

Analisis Data merupakan proses pendeskripsian dan penyusunan data

yang telah terkumpul. Analisis data bertujuan agar peneliti dapat

menyempurnakan pengumpulan data dan kesimpulan yang dihasilkan

nantinya akan menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.

Teknik analiis data dalam penelitian ini adalah informasi yang berupa

narasi-narasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara mendalam (depth

interview) yang berkaitan dengan subyek atau orang-orang yang terkait dalam

penelitian konsep diri wanita perokok yang berhijab di kota Surabaya.

Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif.

(26)

khusus sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara

kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan

satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung

serempak. Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. Menurut Huberman dan

Miles siklusnya seperti berikut:

1. Reduksi Data ( Data reduction )

Kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan

terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian wanita

perokok yang berhijab, selanjutnya data dikelompokkan sesuai topik

masalah. Reduksi data dengan identifikasi satuan (unit). Pada mulanya

diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang yang ditemukan

dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah

penelitian.

2. Pengumpulan Data ( Data collection )

Data informasi mengenai konsep diri dan pertanyaan yang mendukung

lainnya dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi,

sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan

masalah penelitian

3. Penyajian Data ( Data Display )

Melakukan penafsiran data yaitu penggambaran data yang sudah

(27)

51

pesan yang didapat selain itu juga mengenai apa yang telah diinterpretasikan

informan terhadap masalah yang diteliti.

4. Evaluasi

Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang

didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk

menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah

informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari focus

penelitian mengenai makna dan pesan yang terkandung dalam konsep diri

(28)

4.1 Gambar an Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1 Gambar an Umum Objek Penelitian

Berkembangnya budaya kosmopolitan di Surabaya mengakibatkan

lingkup gerak pergaulan antar manusia lebih luas dan beragam. Begitu

juga cara bergaul masyarakat khususnya wanita berjilbab yang merokok di

Surabaya. Pandanganan orang masih sangat tabu dengan hal tersebut yang

kebiasaan merokok tergambarkan dalam pikiran kita adalah seorang pria

tetapi kali ini bisa dikatakan sosok seorang wanita muslimah yang

menggunakan jilbab yang melakukan kebiasaan merokok tersebut. Di

Surabaya seorang wanita berjilbab yang merokok memang jarang kita

lihat, hanya di tempat-tempat tertentu saja bahkan mereka tidak merokok

di ruang terbuka.

Dari definisi yang saya temukan di wikipedia, di sana dikatakan,

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120

mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang

berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat

(29)

53

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau

kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.

Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga

umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan

bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker

paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya

tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di

Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa

tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini

awalnya dilakukan pada saat berkumpunya beberapa suku untuk

mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai

penguat hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau

sebagai media pengobatan. Dan suku Indian menggunakannya sebagai

media ritual terhadap dewa-dewa mereka.

Kemudian, pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan

rombongan nya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba

untuk menghisap tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa

budaya menghisap tembaku ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa.

Setelah budaya ini dibawa ke Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang

tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia lah Jean Nicot,

yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan

(30)

suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan

Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka.

Kepopuleran nya yang semakin meningkat di Eropa membuat John

Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John

Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala

besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau

dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau

pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855.

Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke

Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan

merokok masuk ke negara-negara Islam. Kisah kretek bermula dari kota

Kudus. Tak jelas memang asal-usul yang akurat tentang rokok kretek.

Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat

kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar

akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada

bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya

pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan

mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.

Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria.

Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin

menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Ia

(31)

55

menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir. Djamari

melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap,

cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "keretek", maka rokok temuan

Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus

klobot atau daun jagung kering. Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri

dari 10, tanpa selubung kemasan sama sekali. Rokok kretek pun kian

dikenal. Konon Djamari meninggal pada 1890. Identitas dan asal-usulnya

hingga kini masih samar. Hanya temuannya itu yang terus berkembang.

Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan

memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis

rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi

terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah

Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di

Indonesia.

Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok

sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan

Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang

menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh

Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan

Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun

jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena

rokok itu direkatkan dengan ludahnya.

(32)

Rokok dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan kita

sehari-hari. Kita dengan mudah dapat melihat pemandangan orang-orang

yang sedang merokok di tempat-tempat umum atau bahkan mungkin di

rumah kita sendiri. Penjual rokok pun dengan mudah kita temui, dari

mulai pedagang asongan di jalan-jalan, warung-warung kecil, hingga toko

swalayan. Oleh karena itu, dengan mudah kita bisa mendapatkan rokok.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan

kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak

beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya

disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya

kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker

paru-paru atau serangan jantung.

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah

suku bangsa Indian di Amerika, yakni untuk keperluan ritual seperti

memuja dewa atau roh. Pada abad ke-16, ketika bangsa Eropa menemukan

Benua Ameriika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut

mencoba-coba mengisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa.

Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan

Eropa. Namun, berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk

keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan

semata-mata. Abad ke-17 para pedangang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu

kebiasaan merokok mulain masuk ke negara-negara Islam. Sejarah rokok

(33)

57

Raffles dan Condolle disebutkan, kebiasaan merokok di Jawa sudah ada

sejak abad ke-17. Bahkan, Raja Mataram Sutlan Agung yang memerintah

pada tahun 1613-1645 dicatat sebagai perokok berat. Catatan sejarah

menyebutkan bahwa orang yang memperkenalkan rokok secara komersial

adalah seorang haji asal Kudus bernama Djamahari. Haji Djamahari

diyakini sebagai pencipta rokok kretek dan mempopulerkannya pada

sekitar tahun 1880. Sejak saat itu, rokok tumbuh subur menjadi industri di

Indonesia. Industri ini telah menjadi ladang kehidupan banyak tenaga

kerja. (Saktyowati, 2010 4 : 5).

4.1.2 Penyajian Data

Data diperoleh saat peneliti melakukan penelitian kurang lebih

selama satu bulan di Kota Surabaya. Peneliti melakukan observasi dan

wawancara mendalam kepada informan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam wawancara ini peneliti mengambil sembilan orang informan yang

tentunya memenuhi kriteria penelitian yang diantaranya adalah wanita

berjilbab merokok yang tinggal di Surabaya.

Peneliti mendatangi satu persatu informan dengan waktu yang

telah disepakati bersama sebelumnya, sehingga informan lebih leluasa

dalam mendeskripsikan profil mereka dan diharapkan dengan pemahaman

yang lebih mendalam terhadap permasalahan yang diangkat dalam peneliti

(34)

Saat melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat bantu

berupa recorder audio handphone agar memudahkan peneliti untuk

merekam semua pernyataan saat wawancara berlangsung. Wawancara

dilakukan untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari informan dan

observasi sifatnya dilakukan untuk mengamati perkembangan serta situasi

yang akan diteliti. Data yang disajikan secara deskriptif dan analisis

dengan metode kualitatif sehingga diperoleh gambaran, jawaban serta

kesimpulan dari pokok permasalahan yang diangkat. Berikut ini

merupakan penyajian data dari informan yang telah diwawancara.

1. Rahma

Rahma (bukan nama sebenarnya) adalah seorang wanita yang

bekerja di salah satu Bank di Surabaya. Dia berusia 28 tahun yang tinggal

dan berasal dari Surabaya. Rahma merupakan anak pertama dari dua

bersaudara, dia memiliki adik bernama Adi. Rahma hidup di keluarga

yang sangat mampu, orang tuanya bekerja di Perusahaan BUMN yang

ditempatkan berpindah-pindah. Orang tua Rahma sangat disiplin dalam

mendidik anak-anaknya, oleh karena itu Rahma sangat tertutup kepada

kedua orang tuanya dia lebih memilih terbuka kepada Adi, karena sesuai

penuturan Rahma dia lebih nyaman bercerita kepada Adi karena menurut

Rahma adiknya lebih terbuka pemikirannya. Keputusan Rahma untuk

menjadi seorang perokok berawal ketika dia menjadi seorang model.

Ketika akan berlenggak lenggok di catwalk dia merasa gugup lalu banyak

(35)

59

lebih percaya diri sebelum tampil, dari situlah Rahma mencoba untuk

merokok .Waktu itu dia masih menjadi mahasiswi di perguruan tinggi di

Kota Malang. Setelah lulus kuliah Rahma kembali ke Surabaya ke rumah

orang tuanya dan memutuskan mencari kerja di Surabaya. Sekarang dia

menikah dan tinggal di Surabaya bersama suaminya. Keputusan dia untuk

berjilbab karena permintaan dari suaminya, sehingga sekarang Rahma

menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-harinya.

2. Adi

Adi adalah adik laki-laki dari Rahma tepatnya saudara kandung.

Laki-laki ini berusia 26 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan swasta di

Surabaya. Adi mempunyai postur tubuh yang tinggi, bertubuh

proporsional, berambut cepak dan berkulit putih. Adi merupakan adik

yang sangat pengertian dan memahami keinginan kakaknya. Adi juga

seorang perokok, dalam pengakuannya dia tidak melarang kakaknya

karena itu merupakan privasi nya. Menurutnya memang kurang pantas

kalau seorang wanita yang berjilbab seperti kakaknya merokok. Tapi Adi

berusaha mengerti dan menerima keputusan kakak nya itu. Namun dibalik

sepengetahuan dia kalau kakaknya seorang perokok Adi memiliki harapan

yang besar untuk kakak tersayangnya untuk berhenti merokok karena

baginya rokok kurang baik untuk kesehatan apalagi untuk wanita sangat

(36)

3. Ayu

Ayu adalah seorang wanita yang bekerja di suatu perusahaan yang

bergerak di bidang design interior di daerah Surabaya. Wanita ini berusia

25 tahun berparas manis, bertubuh tinggi, berkulit sawo matang dan

berambut pendek. Ayu merupakan teman dekat Rahma, mereka berteman

sudah hampir 10 tahun. Mereka berteman dekat ketika Ayu pindah ke

Surabaya mengikuti orang tuanya yang dinas di kota tersebut. Ayu sering

sekali berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti orang tuanya. Tapi sejak

di Surabaya Ayu tidak mau pindah mengikuti orang tuanya, dia ingin

menetap disini. Sehingga orang tuanya memenuhi keinginan Ayu untuk

tetap tinggal di Surabaya dan papa Ayu masih tetap pergi ke luar kota dan

tiap satu dua bulan sekali kembali pulang ke Surabaya untuk menengok

Ayu dan mama nya. Rahma dan Ayu sangat dekat sekali, meskipun usia

mereka terpaut 3 tahun tetapi diantara mereka tidak merasa risih bahkan

Ayu menganggap Rahma seperti kakak nya. Ayu bukan seorang perokok

tapi dia bisa menerima memiliki sahabat seperti Rahma karena menurut

pernyataan dia sabahatnya tidak pernah mempengaruhinya untuk mencoba

rokok.

4. Nonik

Nonik (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pemilik butik di

Surabaya dia berusia 26 tahun dan bertempat tinggal di Surabaya tepatnya

(37)

61

bergaul sehingga dia memiliki banyak teman. Meskipun berkrudung

Nonik juga tidak pernah merasa risih untuk bergaul dan masuk ke

tempat-tempat dugem. Selain dari pergaulan yang sangat kuat untuk membuatnya

menjadi seorang perokok dari lingkungan keluarganya juga yang

membuatnya seperti sekarang ini. Wanita berparas cantik bertubuh mungil

ini sangat ramah, suka bercanda, dan mudah membuat suasana menjadi

ramai, dapat dilihat ketika peneliti sedang melakukan wawancara

dengannya. Nonik adalah seorang perempuan berjilbab yang tampil simple

tapi elegan dalam berbicara. Awal mula dia menggunakan jilbab karena

permintaan orang tua nya, dengan banyak pertimbangan dan pemikiran

akhirnya Nonik bersedia menggunakan jilbab. Saat itu dia belum

mengenal rokok, karena saat itu Nonik masih duduk di bangku SMP.

Nonik mulai mencoba rokok ketika kondisi keluarga nya kurang harmonis

(broken home) lalu kedua orang tua nya berpisah dan ditambah lagi

dengan pergaulan di lingkungan sekitar. Nonik merupakan anak tunggal

dari Bapak Bayu yang berusia 57 tahun dan Ibu Dina 52 tahun. Dalam

keluarga Nonik di biasakan sikap terbuka antara satu sama lain. Ketika

hubungan kedua orang tuanya mulai tidak harmonis Nonik mulai menutup

diri. Kebiasaan dia yang selalu bercerita kepada orang tuanya mulai saat

itu tidak dia lakukan. Nonik merasa tidak nyaman dengan kondisi di

rumah yang selalu melihat kedua orang tuanya bertengkar. Mulai dari

peristiwa itu Nonik mulai merokok untuk pelampisaan rasa kesal dan stres

(38)

nya mengetahui bahwa anaknya itu seorang perokok. Awalnya orang tua

Nonik marah ketika mengetahui bahwa anak semata wayang nya merokok,

tapi lama-lama orang tuanya bisa memahami dan menerima keputusan

anaknya itu.

5. Bapak Bayu

Bapak Bayu adalah orang tua kandung dari Nonik, beliau berusia

57 tahun. Di umurnya yang bisa dikatakan lansia ini Bapak Bayu terlihat

seperti berusia 40 tahun, dengan struktur tubuh yang sehat dan terlihat

segar. Bapak Bayu merupakan seorang pengusaha yang bergerak di bidang

Ekspedisi yang berada di Surabaya lebih tepatnya berlokasi di Perak.

Bapak Bayu merupakan seorang perokok, dia tidak suka wanita merokok

tetapi dia suka melihat wanita merokok. Bapak Bayu sangat sayang sekali

dengan anaknya semata wayangnya yang bernama Nonik. Beliau sangat

sibuk dengan urusan pekerjaannya, karena beliau ingin membuat bahagia

dan ingin memenuhi semua kebutuhan anak dan istrinya. Tetapi sampai

begitu sibuknya beliau dengan pekerjaannya hingga istrinya berselingkuh

karena merasa kurang dapat perhatian darinya. Dari situlah mulai timbul

perselisihan dan pertengkarang hebat antara beliau dan istrinya. Tiap

pulang kerumah yang ada disambut dengan adu mulut antara dia dan

instrinya. Lalu ketika Nonik sering melihat saya ribut dengan mama nya

mungkin dia merasa riaih dan tidak nyaman berada dirumah. Kemudia

beliau melihat anaknya merokok di depan dua matanya, Bapak Bayu

(39)

63

memberikan uang saku. Menurutnya dengan parasaan yang penuh dengan

penyesalan dia menyatakan sangat kecewa dengan pilihan Nonik untuk

menjadi perokok tapi dengan kondisi dan situasi dengan sangat terpaksa

beliau akhirnya menerima keputusan anaknya itu. Didalam hati kecilnya ia

ingin sekali untuk membuat keluarganya utuh tapi apa daya nasi sudah

menjadi bubur.

6. Riza

Riza adalah seorang Entertaint (MC) yang bekerja di Surabaya.

Wanita ini berusia 27 tahun yang berasal dari Jakarta yang berdomisili di

Surabaya. Riza memiliki seorang anak laki-laki, tetapi belum lama ini dia

baru saja ditinggalkan suami tercinta menghadap Sang Maha Kuasa karena

sakit yang dideritanya. Wanita ini merupakan sosok wanita yang sangat

kuat dan tegar dalam menghadapi coban hidupnya. Disini Riza bertempat

tinggal di sebuah yang berada di tengah kota Surabaya. Dia merupakan

seorang yang sangat cablak (ceplas ceplos) dalam berbicara. Riza adalah

teman dekat Nonik dari mereka kuliah. Riza dan Nonik dulunya seorang

mahasiswi di perguruan tinngi swasta di Surabaya. Riza merupakan

seorang perokok aktif. Dia mulai merokok ketika dia masih SMP, awalnya

coba-coba dan kecanduan sampai sekarang. Bagi Riza merokok

merupakan hal yang biasa yang sudah banyak di jumpai di jaman

sekarang. Dia tidak heran dengan banyaknya kaum wanita yang merokok.

Karena hampir semua teman nya yang wanita merupakan seorang perokok

(40)

7. Rima

Rima (bukan nama sebenarnya) adalah seorang ibu rumah tangga

berusia 30 tahun ini memiliki dua orang anak laki-laki dan perempuan

bertempat tinggal di Surabaya lebih tepatnya di daerah Rungkut. Wanita

cantik berkulit putih dan bertubuh mingil ini sangat menyenangkan dan

meskipun terlihat pendiam tetapi dia orang yang supel berpenampilan

seperti ibu-ibu sosialita ini memiliki banyak teman. Bisa lihat ketika

peneliti sedang melakukan wawancara dengan Rima, dia sedang

nongkrong ramai-ramai dengan temannya. Rima memiliki seorang suami

yang begitu menyayanginya dan kedua anaknya. Rima mulai berjilbab

ketika dia memulai kehidupan rumah tangga bersama suaminya. Atas

perintah suami, Rima akhirnya menggunakan jilbab. Tapi kebiasaannya

merokok masih belum bisa dihentikan, hanya saja dia bisa mengontrol dan

mengurangi. Rima mulai merokok ketika diajak oleh seorang temannya ke

tempat dugem, waktu itu ketika Rima masih menjadi mahasiswi di salah

satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Suami Rima mengetahui

kebiasaan istrinya merokok dari mereka berpacaran. Begitu juga orang tua

dan saudara Rima juga mengetahui bahwa dia seorang perokok. Suaminya

tidak melarang Rima untuk merokok, karena mereka berkomitmen saling

menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dalam keluarga

Rima dibiasakan sifat saling terbuka antara satu sama lain. Di dalam

keluarganya Rima sangat dekat dengan kakak kandungnya, sumua

(41)

65

ketika Rima menjadi seorang perokok. Dia memilih lebih terbuka dengan

kakaknya karena menurut Rima kakak kandungnya dapat memahami dan

mengerti keinginannya. Meskipun orang tuanya mengetahui bahwa

anaknya merokok, Rima lebih nyaman mengutarakan dengan Nur Rahman

kakaknya. Tanggapan keluarga Rima dengan kebiasaannya itu dianggap

biasa saja karena hampir seluruh keluarga besar Rima adalah seorang

perokok. Namun terkadang dia sembunyi-sembunyi kalau merokok

dirumah, takut ketahuan anaknya. Karena pernah ketika dia merokok anak

pertama Rima memergokinya lalu memarahi ibu nya untuk tidak merokok.

Tapi Rima tidak mendengarkan ucapan anaknya, baginya rokok itu

merupakan aktivitas yang bisa membebaskan beban pikirannya. Rima juga

pernah untuk mencoba berhenti merokok dengan dia makan permen waktu

ingin merokok tapi itu gagal. Tak semudah orang berbicara untuk berhenti

merokok, tetapi Rima sekarang bisa mengurangi rokoknya. Dia memang

memiliki keinginan untuk berhenti merokok tapi bukan untuk saat ini.

8. Nur Rahman

Nur Rahman adalah seorang laki-laki yang berusia 33 tahun ini

menupakan kakak kandung dari Rima. Nur Rahman merupakan seorang

wiraswasta yang bekerja di Surabaya ini merupakan seorang yang santai

dan supel. Dia merupakan seorang pekerja keras, seorang kakak dan

(42)

memiliki satu orang anak laki-laki yang sangat di sayanginya. Sebagai

seorang Ayah dia tidak melarang anaknya merokok jika besar nanti,

asalkan merokonya di hadapan saya dan tidak sembunyi-sembunyi. Nur

Rahman awalnya dia kaget ketika tahu adiknya merokok. Dia memaklumi

karena lingkungan keluarganya merupakan seorang perokok. Sehingga

adik saya tidak pernah merokok sembunyi-sembunyi, tapi saya

menyarankan untuk dia jika merokok di tempat yang agak tertutup. Sudah

lama saya mengetahui bahwa adik saya seorang perokok. Sebenarnya

sedikit kecewa karna saya berharap dia tidak ikut merokok seperti saya

dan keluarga-keluarga saya tapi mungkin itu pengaruh dan suatu contoh

yang dia tiru. Karena keluarga dan lingkungan pergaulan merupakan

pengaruh yang sangat besar.

9. Nessa

Nessa (bukan nama sebenarnya) adalah seorang wiraswasta yang

bergelut dibidang bisnis baju dan kue kering online shop ini memiliki usia

29 tahun. Wanita bertubuh bongsor ini belum menikah, dia belum

memikirkan hal tersebut karena kesibukannya mengurusi bisnisnya

tersebut. Nessa merupakan teman di masa kecil Rima, mereka berteman

hingga saat ini. Hubungan pertemanan mereka sangat dekat sekali sampai

keluarga masing-masing saling mengenal. Nessa merupakan seorang

perokok sama seperti Rima, mereka sekolah dari SD sampai SMP bersama

satu sekolah tetapi ketika di SMA Nesa bersekolah di salah satu SMA

(43)

67

Kemudian ketika menginjak Kuliah Nessa berkuliah di perguruan tinggi di

Surabaya sebur saja Unair dan Rima berjukuliah di Salah satu perguruan

tinggi swasta di Surabaya. Meskipun waktu SMA dan kuliah mereka tidak

sama tetapi mereka sering bertemu karena lokasi rumah Nessa dan Rima

sangat dekat hanya selisih beberapa rumah saja.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Pernyataan Seorang Wanita Perokok yang Berjilbab dengan Signifant

Others dan Reference Groups

Analisis deskriptif data penelitian adalah analisis pada data yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan 9 orang yang terdiri dari 3 orang

mahasiswi perokok dan 3 orang significant other dan 3 orang reference

groups. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber atau informan,

maka peneliti dapat menganalis tentang konsep diri wanita perokok yang

berjilbab di Surabaya (Studi deskriptif kualitatif mengenai konsep diri

wanita perokok yang berjilbab di Surabaya) yang meliputi :

1. Informan Rahma

Pada wilayah ini kepribadian, kelebihan, dan kekurangan yang

terdapat pada diri sendiri, selain diketahui oleh diri sendiri juga diketahui

oleh orang lain. Berkenan dengan kebiasaannya merokok, Rahma

memberitahukan kepada adiknya. Tapi Rahma tidak memberitahukan

(44)

dia seorang perokok pasti orang tuanya marah besar dan bisa-bisa bisa

diusir dari rumah.

Rahma mengaku kepada peneliti bahwa dia mulai merokok

sewaktu dia memulai menjadi seorang model. Waktu itu ketika dia masih

menjadi seorang mahasiswi. Awalnya Rahma takut untuk mencoba, tapi

ketika setiap kali dia mau pentas dia merasakan nervous. Akhirnya Rahma

memberanikan diri mencoba merokok sebelum pentas di mulai, dan

ternyata dia memang tidak merasakan nervous malah menjadi lebih

tenang. Dan sampai sekarang Rahma melakukan kebiasaan merokok

tersebut.

Berikut pernyataan Rahma :

“ Gimana ya... waktu itu soalnya, ehm temen-temenku kan aku

juga jadi model waktu itu, terus mereka itu awalnya aku ngeliatnya kok

tenang ya.. jadi aku ngeliat oh.. berarti ternyata mereka awalnya dengan

ngerokok itu tadi jadi biar bisa tenang akhirnya aku nyoba akhirnya

sebelum eh sebelum pentas itu aku nyoba buat ngerokok dulu ternyata

emang-emang tenang terus kebablasan sampai sekarang gitu.”

Dapat disimpulkan dari pernyataan Rahma tersebut dia merokok

untuk menghilangkan rasa demam panggung atau nervous sebelum dia

tampil di atas panggung. Jelas terlihat kalau awal mula dia menjadi

seorang perokok dari pergaulan dan dari rasa keinginan dia sendiri karena

(45)

69

yang supel dan mudah untuk bergaul sehingga hal-hal tersebut mendukung

Rahma untuk mengadopsi perilaku teman-temannya.

Adi adalah seorang laki-laki berusia 26 tahun ini merupakan adik

yang selalu mengerti apa yang diingkan oleh saudaranya. Adi adalah orang

yang santai dan selalu murah senyum kepada semua orang. Meskipun dia

jarang bertemu dengan saudaranya, dia selalu menyempatkan untuk

berkomunikasi melalui telepon, sms, dan bbm.

Kepada peneliti, Adi mengakui bahwa kakaknya seorang perokok.

Awalnya dia sangat kaget atas pengakuan kakak kandung nya tersebut.

Karena menurut Adi merokok tidak baik bagi seorang perempuan apalagi

kakak kandungnya seorang perempuan yang menggunakan jilbab. Selain

itu disisi ksehatan juga tidak baik. Tetapi Adi tidak bisa melarang karena

itu merupakan hak dan privasi kakaknya. Adi memang seorang perokok,

tapi kalau cowo ngerokok itu hal yang biasa, apalagi kalau banyak

pekerjaan hal pertama yang dilakukan adalah merokok. Karena dengan

merokok dapat membuat inspirasi dan ide-ide cemerlang saya keluar

dengan sendirinya.

Berikut Pernyataan Adi :

“ Karena dia sendiri juga sudah bilang ke saya, kalau dia seorang

perokok. Jadi biasa aja, Karna kan itu privasi dia sendiri. Jadi saya gak

(46)

Dapat disimpulkan dari pernyataan Adi bahwa keputusan kakanya

merokok merupakan hak nya. Karena menurutnya dia tidak bisa berbuat

apa-apa karena yang bisa merubah kebiasaan kakaknya hanya dirinya

sendiri bukan orang lain atau siapapun.

Ayu adalah seorang wanita yang berusia 25 tahun dia merupakan

teman dekat dari Rahma. Ayu merupakan sosok sahabat yang sangat

memahami bagaimana kepribadian dari Rahma. Sehingga apapun yang

dilakukan oleh sahabatnya Ayu selalu mendukung asal tidak menyalahi

norma. Bahkan seperti halnya sahabatnya tersebut dengan kecanduannya

dengan rokok hingga saat ini.

Kepada peneliti Ayu mengakui bahwa dia sangat menyayangkan

kalau sahabatnya tersebut kecanduan rokok. Tapi bagi Ayu itu nggak

masalah karena selama ini sahabatnya tidak pernah mengajaknya untuk

merokok. Ayu sering memberikan nasihat kepada Rahma untuk

mengurangi rokoknya.

Berikut pernyataan Ayu :

“ Yang penting gak ngajak aku ngerokok aja itu it’s okay, cuma

saya menyayangkan karena dia seorang perempuan apalagi seorang

perempuan yang pake jilbab.”

Dapat disimpulkan dari pernyataan Ayu bahwa rasa sayangnya

(47)

71

karena itu hak dari sahabtanya. Dan baginya selama sahabatnya tidak

mengajaknya untuk merokok itu tidak jadi maslah.

2. Informan Nonik

Pada wilayah ini kepribadian, kelebihan dan kekurangan yang

terdapat pada diri diri sendiri selain diketahui diri sendiri juga diketahui

oleh orang lain. Berkenan dengan kebiasaannya merokok, pada awalnya

orang tuanya tidak mengetahui kebiasaan Nonik tapi akhirnya ayahnya

tahu bahwa anaknya merokok.

Didalam keluarga Nonik memang telah dibiasakan untuk selalu

terbuka dengan masalah apapun. Nonik mengaku kepada peneliti bahwa

dia pernah ketahuan merokok oleh Ayahnya. Semenjak kejadian itu Nonik

tidak pernah menutupi kebiasaannya merokok. Nonik juga sempat tidak

dikasih uang saku oleh orang tuanya karena dia tidak mau berhenti

merokok. Sehingga lama kelamaan orang tuanya bisa menerima keputusan

Nonik untuk merokok.

Berikut pernyataan Nonik :

“ Tau, tanggapannya.. ya awalnya marah sih tapi mereka juga

sadar diri karna apa anaknya seperti ini.”

Dapat disikpulkan dari pernyataan Nonik bahwa orang tuanya

mengetahui kalau dia seorang perokok. Ditambah dengan kondisi keadaan

(48)

untuk dia memutuskan merokok. Sehingga orang tuanya pun tidak bisa

melarang anaknya untuk berhenti merokok karena orang tuanya menyadari

keputusan anaknya merokok pada dasarnya muncul dari keadaan keluarga

yang broken home dan kurangnya kasih sayang dari orang tua Nonik.

Bapak Bayu adalah seorang laki-laki berusia 57 tahun yang

mempunyi satu orang anak perempuan. Bapak Bayu adalah seorang

pekerja keras, beliau memiliki usaha ekspedisi di Surabaya. Beliau sibuk

untuk mengurus usahanya sehungga anaknya merasa kurang diperhatikan

dan kurang mendapat kasih sangang darinya..

Kepada peneliti pria berusia 57 tahun ini mengakui bahwa awalnya

dia sangat kaget ketika memergoki anak semata wayangnya sedang

merokok. Perasaan marah dan kecewa bercampur jadi satu. Setelah sempat

memberikan hukuman kepada anaknya dengan tidak memberikan uang

saku bulanan. Tapi semakin dilarang malah semakin menjadi. Nonik

semakin sering merokok dan susah diarahkan. Tidak bisa dipungkiri sikap

Nonik seperti ini karena hubungan keluarga kami kurang harmonis. Ibunya

sibuk dengan usaha butik, saya sibuk dengan usaha saya ditambah dengan

status kami sudah berpisah ketika Nonik masih SMA. Seiring berjalannya

waktu saya dapat menerima keputusan anak saya merokok.

(49)

73

“Sangat marah, karena menurut saya merokok itu tidak baik untuk

kesehatan. Sebenernya sih kurang setuju kalau anak saya merokok. Tapi

saya menyadari memang dari keluarga kita keluarga yang broken home.”

Dapat disimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa sebenarnya

beliau tidak mau melihat anaknya merokok, karena pada dasarnya rokok

itu tidak baik untuk kesehatan. Serta pengakuan beliau kepada peneliti

selain faktor intern keluarga juga ada faktor ekstern dari pergaulan Nonik.

Sehingga rasa kecewa akan perpisahan orang tuanya dilampiaskan dengan

merokok.

Riza adalah seorang wanita berusia 26 tahun ini merupakan teman

dekat Nonik dari waktu mereka kuliah. Riza adalah teman sekelas nonik,

kemana-mana mereka selalu berdua bahkan Riza sering menginap di

rumah Nonik karena Riza disini kost dia berasal dari Jakarta.

Kepada peneliti Riza mengakui bahwa dia tidak terkejut dengan

kebiasaan Nonik yang merokok. Tidak semua orang menilai dari

penampilan atau cover. Bagi Riza seorang wanita berjilbab yang merokok

itu tidak selalu di pandang negatif atau jelek.

Berikut pernyataan Riza:

“ Kalo menurut saya eeh.. menilai orang merokok atau tidak

merokok dari segi penampilan atau nggak berjilbab bukan penilaian yang

eeh.. maksudnya gini eehh kita gak bisa menjudge seseorang itu sekalipun

(50)

orang itu memang berjilbab pun juga baru merokoknya sudah lebih lama

atau nggak memang pada saat dia sudah berjilbab dia baru ngerokok tapi

kan balik lagi eh belum tentu orang yang merokok dengan kondisi dia

berjilbab itu pasti negatif.”

Dapat disimpulkan dari pernyataan Riza bahwa orang menilai dan

memandang negatif, ketika melihat orang perempuan berjilbab yang

merokok. Tetapi tidak semua orang yang berjilbab yang merokok itu jelek

atau buruk. Karena dalam menilai orang tidak bisa dilihat hanya dari

penampilan atau cover. Sehingga menjudge seseorang jangan dilihat dari

dia berjilbab atau tidak berjilbab.

3. Informan Rima

Pada wilayah ini kepribadian, kelebihan dan kekurangan yang

terdapat pada diri diri sendiri selain diketahui diri sendiri juga diketahui

oleh orang lain. Berkenan dengan kebiasaannya merokok, Rima awalnya

menutupi kebiasannya merokok. Tapi akhirnya Rima memutuskan untuk

menceritakan kepada kakanya bahwa dia merokok.

Kepada peneliti Rima mengakui bahwa dia merokok awalnya

coba-coba karena pergaulan dengan temannya dulu. Dengan merokok

dapat membuat Rima tidak merarasakan suntuk. Ketika orang tuanya

mengetahui bahwa anaknya merokok, Rima menjelaskan bahwa dia

(51)

75

biasa saja, karena sebagian besar keluarga Rima merupakan seorang

perokok.

Berikut pernyattan Rima :

“ Kalo dulu orang tua saya awal nggak tau tapi sekarang tau

cuman hanya ditanya kamu ngerokok? Iya.. Toh saya beli pake uang saya

sendiri saya nggak minta orang tua.”

Dapat disimpulkan dari pernyataan Rima bahwa keluarganya

mengetahui bahwa dia seorang perokok khusunya orang tuanya. Dia

menjelaskan kepada orangtuanya kalau dia merokok menggunakan

uangnya sendiri tanpa meminta uang orang tuanya. Sehingga kebiasaan

Rima merokok sangat mudah diadopsinya. Karena dari keluarga Rima

yang mayoritas seorang perokok ditambah dengan pergaulan Rima yang

suka nongkrong dan dugem.

Nur Rahman adalah laki-laki berusia 36 tahun ini merupakan

kakak kandung Rima. Nur Rahman merupakan seorang kakak yang sayang

dan mengerti kemauan adiknya. Sehingga apa yang dilakukan Rima selalu

didukung selama dia merasa nyaman dan tidak merugikan orang lain.

Pada penelitii Nur Rahman mengakui bahwa dia tidaak terkejut

dengan adiknya yang merokok. Menurutnya merokok merupakan suatu

kenikmatan, dan semua orang memiliki hak untuk merasakan kenikmatan

itu. Tapi menurutnya lebih baik jika merokok di tempat tertutup karena

(52)

Berikut pernyataan kakak Rima :

“ Nggakpapa soalnya ya itu tadi kan saya tadi bilang soalnya kan

apa merokok itu merupakan salah satu kenikamatan ya kan.. Salah satu

kenikmatan jadi itu hak azasi manusia itu sendiri-sendiri.”

Dapat disimpulkan pernyataan dari Nur Rahman bahwa semua

orang memiliki hak azasi untuk merokok. Karena rokok itu memiliki suatu

kenikmatan tersendiri bagi orang yang mengkonsumsinya. Sehinga

menurutrnya merokok merupakan hal yang biasa saja.

Nessa adalah seorang wanita yang berusia 29 tahun ini belum

menikah. Nessa merupakan sahabat Rima di rumah. Nessa juga seorang

perokok dan juga berjilbab. Nessa sangat paham dan sangat mendukung

dengan kebiasaan sahabatnya tersebut. Selama Nessa berteman dengan

Rima, tidak pernah sekalipin Nessa mengajak Rima untuk merokok

sepertinya. Mungkin karena lingkungan Rima menjadi seorang perokok.

Banyak diluar sana perempuan yang merokok bisa disebabkan kaera

pergaulaan atau juga keinginan sendiri. Karena menurut Nessa merokok

tidak masalah selama tidak merugikan orang lain.

Berikut pernyataan Nessa :

“ Kalo menurut saya sih tergantung individunya masing-masing

(53)

77

Dapat disimpulkan dari pernyataan Nessa bahwa menurutnya

merokok bukan merupak suatu yang aneh lagi. Lagi pula banyak diluar

sana wanita yang merokok. Jadi selama tidak merugikan orang lain tidak

masalah.

Berdasarkan hal tersebut diatas berkaitan dengan fungsi keluarga

sosialisasi. Dimana keluarga dan lingkungan dapat mempengaruhi

perkembangan kemampuan seseorang dalam berperilaku dan bersikap

dalam menentukan suatu keputusan. Peranan orang lain dalam memahami

diri kita, kita mengenal diri kita dengan mengenal diri orang lain terlebih

dahulu. Bagaimana anda menilai saya akan membentuk konsep diri saya.

(Rakhmat, 2012: 99).

Konsep diri merupakan turunan dari interaksi simbolik karena

melalui interaksi simbolik terjadi pertukaran symbol symbol yang diberi

makna yang lama kelamaan akan membentuk konsep diri seseorang.

Konsep diri akan mempengaruhi prilaku komunikasi seseorang karena,

melalui konsep diri akan mempengaruhi pesan yang akan di sampaikan.

Menurut Effendy (1986) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi

adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan komunikan. Jenis

komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap,

pendapat atau prilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.

Seseorang memutuskan untuk terbuka kepada orang lain untuk

(54)

diatas kebanyakan dari mereka memilih significant others dan reference

group datang begitu saja dan mereka melakukannya dengan sadar atas

keinginannya sendiri. Ketiga narasumber mengaku setelah menceritakan

kebiasaanya merokok tersebut lebih merasa nyaman, tenang dan lega

sehingga tidak menutupi lagi.

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Telah dibahas pada bab sebelumnya tentang metode penelitian,

bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dengan

judul penelitian konsep diri wanita perokok yang berjilbab di Surabaya

(studi deskriptif kualitatif mengenai konsep diri wanita perokok yang

berjilbab di Surabaya).

Konsep diri merupakan turunan dari interaksi simbolik karena

melalui interaksi simbolik terjadi pertukaran symbol symbol yang diberi

makna yang lama kelamaan akan membentuk konsep diri seseorang.

konsep diri akan mempengaruhi prilaku komunikasi seseorang karena,

melalui konsep diri akan mempengaruhi pesan yang akan di sampaikan.

Menurut Effendy (1986) mengemukakan bahwa komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan

komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk

mengubah sikap, pendapat atau prilaku manusia berhubung prosesnya

(55)

79

4.2.3 Wanita Perokok yang Berjilbab Memaknai Dirinya sebagai Seorang

Perokok di Sur abaya

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di lapangan,

merokok adalah perilaku yang sangat membahayakan bagi kesehatan, laki

laki yang merokok mungkin sudah tidak asing lagi kita temui dan bukan

suatu hal yang dipermasalahkan, tapi jika perempuan yang merokok

meskipun sudah banyak kita temui akan menimbulkan suatu persepsi yang

berbeda. Di zaman yang sudah modern ini perempuan yang merokok

semakin banyak, biasa nya sering kita jumpai di kantin, tempat

tongkrongan, di cafe. Berdasarkan hasil penelitian perempuan perokok yang

berjilbab, mereka memandang merokok itu merupakan suatu hal yang wajar,

memang sudah banyak perempuan yang merokok pada zaman sekarang,

meskipun masyarakat masih saja memandang negatif pada perempuan

perokok. Mereka tidak memperdulikan statement tersebut karena

perempuan perokok itu belum tentu perempuan nakal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan

statemen bahwa mereka menilai diri mereka sebagai seorang perokok yang

memperhatikan orang yang berada di sekitar nya dan tempat dimana

memang untuk merokok. Selain itu jika mereka akan merokok juga tidak di

tempat yang dilarang merokok. Lagi pula mereka bisa membuktikan,

meskipun mereka seorang perokok akan tetapi mereka bukan perempuan

nakal seperti yang banyak orang lain memandang dan menilainya, sama hal

(56)

nya sebagai seorang perokok yang tidak sembarangan merokok di tempat

umum tapi Rahma dan Nonik lebih cuek dengan kondisi orang diluar sana,

karena menurut penuturan Rahma bahwa dia biasa merokok ditempat umum

tapi dia melakukannya di ruang tertutup. Dia mengatakan : “ Cuek aja kan

gak ngerugiin orang lain juga kan kalo gitu. Biasanya merokok di coffe

shop, kadang juga di kantin pokoknya tempat-tempat agak tertutup”. Selain

itu penuturan yang sama dari Nonik yang mengatakan : “ Biasa aja sih

Referensi

Dokumen terkait

Telah dikemukakan bahwa teori atribusi untuk mengembangkan penjelasan dari cara-cara kita menilai orang secara berlainan, bergantung pada makna apa yang kita hubungkan kesuatu

Mereka yang kebutuhannya terpenuhi oleh toko kain setempat dan yang mungkin tidak bersedia atau tidak bisa melakukan perjalanan melintasi negara bagian

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari

Dalam kehidupan sehari-hari, di awal tahun ini tidak terlalu penting bagi kita untuk memikirkan tujuan / stasiun kita mau ke mana, yang penting adalah apakah saya hari demi

Penelitian ini dilakukan dengan menguji perkembangan kuat tekan beton high volome fly ash pada umur 14 hari, 28 hari dan 56 hari dan sebagai pembanding yaitu kuat tekan

Pengaruh Current Ratio terhadap perubahan laba adalah semakin tinggi Current Ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin rendah, karena Current

Hasil penelitian menunjukkan tidak bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap fenomena kelenturan fenotipik dalam sifat-sifat reproduksi (umur dewasa kelamin,

Teori fenomenologi Schutz menyatakan bahwa tindakan sosial didasari oleh pengalaman, makna, dan kesadaran (motif) sebagaimana tindakan anggota pengguna Vespa extreme