• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT

CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR

J AWA POS DAN KOMPAS

(Studi Analisis Fr aming head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Sur at Kabar J awa Pos dan Kompas)

Skr ipsi

OLEH :

AMIR KURNIAWAN 0643010230

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Hambalang Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

Disusun Oleh :

AMIR KURNIAWAN 06 43010 230

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim Pada Tanggal Juli 2012

PEMBIMBING TIM PENGUJI :

1. Ketua

Dra. Diana Amalia, M.Si Dra. Diana Amalia, M.Si

NIP. 19630907 199103 2001 NIP. 19630907 199103 2001

2. Sekretaris

Dra. Sumardjijati, M.Si NIP. 19620323 199309 2001

3. Anggota

Ir.Didiek Tranggono, M.Si NIP. 19581225 199001 1001 Mengetahui

DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 195507 18198302 2001

(3)

ABSTRAKSI ... iii

2.1.2. Surat kabar sebagai media komunikasi massa... 12

2.1.3. Pengert ian Berit a Head Line ... 14 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.2. Subyek Dan Objek Penelit ian ... 38

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38

(4)

4.1.3. Hasil Analisis Dat a Pembingkaian Berit a ... 51

4.1.4. Frame Surat Kabar Kompas ... 52

4.1.4.1.Berit a Public dimint a pilih fakt a sidang

dengan opini kasus Nazar (Kompas ; 2012) ... 52

4.1.4.2.Berit a Kompas 2012 (Jaksa pelajari

put usan Nazar uddin) ... 54

4.1.4.3.Berit a Demokr at lega put usan Nazaruddin

(Kom pas ; 2012) ... 55

4.1.4.4.Berit a Kompas 2012 (Put usan Nazaruddin

jadi bahan KPK selidiki kasus Hambalang) ... 57

4.1.4.5.Berit a Tangani Kasus Nazaruddin Negara

M asih Tekor (Kompas ; 2012) ... 58

4.1.5. Frame Surat Kabar Jaw a Pos

4.1.5.1.Berit a Publik Dimint a Unt uk M emilah

Fakt a Sidang Dengan Opini Yang

Berkembang (JP ; 2012) ... 60

4.1.5.2.Berit a JP 2012 (Adanya Ket erlibatan Ket ua

Umum Part ai Demokrat Anas

Urbaningrum Dalam Kasus Korupsi Proyek

Hambalang) ... 61

4.1.5.3.Berit a Pendidikan KPK Terhadap Sertifikat

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah at as kehadirat ALLAH SW T karena at as

Rahm at dan Hidayahnya penulis dapat menyelesai kan skripsi yang berjudul

pembingkaian berit a t ent ang kasus korupsi sport cent er di Hambalang p ada surat

kabar Jaw a Pos dan Kompas.

Laporan proposal skripsi ini disusun dan diselesaikan guna memenuhi prasyarat

lulus. Selain it u, laporan ini disusun untuk melaporkan seluruh skripsi t ent ang

membahas kasus korupsi sport cent er di hambalang pada surat kabar Jaw a pos

dan Kompas.

Tersusunnya laporan skripsi ini t idak lepas dari bant uan dan dukungan dari

berbagai pihak sepert i Ibu Dra. Diana Amalia, M .Si selaku dosen pembimbing,

Ibu Dra. Sumardjiat i selaku w akil dekan, Ibu Dra.EC.Hj.Suparw at i, M .Si selaku

ket ua Dekan fakult as ilmu social dan ilmu polit ik sert a Bapak Juwit o, S.Sos. M .Si

selaku Ket ua p rogram st udi ilm u komunikasi, dan t idak lupa kedua orang t ua dan

kakak t ercint a yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis, sert a

t eman dekat dalam hati sang penulis, mas zen selaku penjaga perpust akaan

diperpus daerah, reno, nanda, yusuf, adit , reza, adi, dll. Yang t elah bersedia

menjadi sahabat t erbaik dan t erhebat , dan seluruh pihak yang belum at au tidak

dapat disebut kan sat u per sat u. Terim a kasih at as doa dan dukungannya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih memiliki banyak

kekurangan, m aka krit ik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terim a

(6)

Dilat arbelakangi oleh ket ert arikan penulis t erhadap kasus korupsi M .

Nazaruddin t erhadap Sport Cent er di Hambalang. Terkait lat ar belakang t ersebut, akan

dikaji pada surat kabar dalam menulis berit a, mulai dari issu berit a, pemaknaan suat u

kasus, gaya penulisan berit a yang berbeda, kat egorisasi, sert a memiliki volume dan

frekuensi berit a yang berbeda. M aka rumusan masalah yang akan diangkat dalam

penelit ian ini adalah “ Bagaimanakah pembingkaian pemberit aan kasus korupsi proyek

hambalang pada head line surat kabar Jaw a Pos dan surat kabar Kompas?”

M engenai kajian pust aka yang digunakan dalam penelit ian ini mengacu pada

analisis framing Pan dan Kosicki yang membuat suat u model mengint egrasikan secara

bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat f rame semat a sebagai persoalan

int ernal pikiran dengan konsepsi sosiologis yang lebi h t er t arik melihat frame dari sisi

bagaimana lingkungan sosial dikonst ruksi media.

Adapun obyek media yang akan dijadikan sumber penelit ian yait u surat kabar

Jaw a Pos dan surat kabar Kompas. Populasi yang diambil adalah pemberit aan head line

surat kabar Jaw a Pos dan surat kabar Kompas t ent ang pemberit aan kasus korupsi

proyek Hambalang. Penelit ian ini menggunakan met ode analisis framing M odel Pan dan

Kosicki yang berasumsi dengan t ujuan untuk mendeskripsikan bagaimana represent asi

M . Nazar uddin dalam pemberit aan di kedua media diat as.

Penelit ian ini menyimpulkan ada enam repr esent asi untuk M . Nazaruddin yait u

(1) Public dimint a pilah fakt a dengan opini yang sedang berkembang dari kasus Nazar,

(2) Demokrat lega put usan Nazaruddin, t et api adanya ket erlibat an Ket ua Umum dan

beberapa orang part ai Demokrat dalam kasus korupsi, (3) Put usan Nazaruddin jadi

bahan KPK selidiki kasus Hambalang, (4) Pembidikan KPK t erhadap sert ifikat t anah Spor t

Cent er di Hambalang.

(7)

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengertian media secara umum yaitu suatu alat/sarana untuk menyampaikan

pesan atau informasi kepada khalayak yang disebut juga dengan media massa. Keberadaan media massa sebagai penyedia informasi kepada masyarakat adalah

wujud keberadaan lembaga yang ingin membangun issue-issue yang tidak terlepas dari aktivitas masyarakat. Media massa khususnya para wartawan dalam menjalankan fungsinya untuk menyediakan informasi bagi individu-individu yang berada dalam

berbagai institusi sosial, akan hadir sebagai bentuk media yang sifatnya social

oriented pula. Keberadaannya dalam system sosial melahirkan pengelola media

sebagai aktor sosial yang harus menjalankan fungsinya sesuai dengan harapan masyarakatnya.

Pada suatu organisasi media massa, dalam hal ini adalah surat kabar yang

akan mengagendakan issu-issu untuk dijadikan sebagai topik-topik berita dan ditetapkan apakah masalah itu paling penting untuk disajikan atau tidak. Dan yang

paling berkompeten dalam hal ini adalah pemimpin redaksi (gatekeeper). Khalayak mengikuti saja berita yang telah ditetapkan pemimpin redaksi tersebut. Ide dasar yang perlu dilakukan pers dari issue ini adalah bahwa diantara sejumlah masalah atau

(8)

perhatian dari media akan semakin akrab dengan khalayak dan dirasakan penting dalam jangka suatu waktu tertentu, sementara yang mendapat sedikit/kurang

perhatian dari media berangsur-angsur akan hilang dari perhatian khalayak.

Dengan adanya penyebaran issue-issue dari media, hal ini dapat membuat khalayak tidak hanya memahami masalah-masalah umum dan hal lainnya dari media

massa, mereka juga memahami betapa pentingnya suatu issue atau topik dari penekanan yang diberikan media massa terhadap topik itu. Agenda masyarakat dapat

diteliti dari segi apa yang dipikirkan orang, apa yang dibicarakan orang tersebut dengan orang lain dan apa yang sedang dianggap menjadi pembicaraan orang ramai, (Rakhmat, 1999 : 69). Misalnya : pembicaraan yang ramai di masyarakat tentang

berita kasus korupsi proyek hambalang yang di duga banyak pihak terlibat yaitu Nazarudin mantan bendahara umum Partai Demokrat, ketua umum Partai Demokrat

Anas Urbaningrum serta masih banyak lagi tokoh-tokoh terkemu ka yang terkait dengan kasus ini sehingga banyak mendapatkan kritik yang diberikan oleh berbagai elemen masyarakat.

Dari semua issue-issue berita kasus korupsi proyek hambalang memberikan moment tersendiri bagi media massa yang meliputi media massa elektronik dan

media massa cetak saat ini untuk dijadikan berita-berita terkini yang disebut dengan

Head Line (berita utama).

Melalui proses tersebut, maka issue-issue yang dimunculkan oleh media

(9)

hambalang. Dari pemberitaan tersebut, maka media dalam memaknai issue-issue suatu kasus di dalam pemberitaan dan tentunya dalam setiap media memiliki persepsi

dan pemaknaan yang berbeda-beda. Sehingga perspektif dalam menulis berita, mulai dari sudut atau engel berita, pemaknaan suatu kasus, gaya penulisan berita yang berbeda, kategorisasi, serta terdapat unsur-unsur tersendiri yang terkandung di dalam

penulisan berita sesuai dengan issue-issue yang akan dimunculkan.

Berita-berita yang akan disampaikan kepada khalayak tentunya ada

kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh keredaksian yang dapat membatasi kebebasan wartawan dalam menulis berita. Kebijakan redaksional tersebut menjadi pedoman dalam menentukan kejadian macam apa yang oleh surat kabar itu patut diangkat serta

dipilih untuk menjadi berita maupun bahan komentar. Visi pokok yang dijabarkan menjadi kebijakan redaksional tersebut menjadi kerangka serta acuan kriteria dalam

menyeleksi dan mengolah menjadi berita. (Octama, 2001 : 146)

Adapun salah satu berita kontroversi yang terjadi mengenai berita kasus korupsi proyek hambalang yang disajikan oleh redaksi Jawa Pos dan Kompas

menurut masyarakat banyak yang menyatakan bahwa pihak-pihak yang tersangkut kasus korupsi proyek hambalang masih dalam penyelidikan dan penunjukan

bukti-bukti dari pihak penyidik baik dari kepolisian maupun KPK, dan adanya pengusutan secara tuntas tentang kasus korupsi proyek hambalang. Bahkan masyarakat banyak yang menuduh pemerintah dalam hal ini kontraktor ataupun pengelola banyak

(10)

pemberitaan yang disajikan oleh redaksi Jawa Pos dan Kompas tersebut dapat dikatakan dalam frame berita yang disajikan untuk kasus tentang pihak-pihak yang

tersangkut kasus korupsi proyek hambalang masih dalam penyelidikan dan penunjukan bukti-bukti dari pihak penyidik baik dari kepolisian maupun KPK, dan adanya pengusutan secara tuntas tentang kasus korupsi proyek hambalang memiliki

volume yang membatasi pemberitaan kasus tersebut, sehingga dapat mempengaruhi frekuensi berita yang muncul dalam surat kabar tersebut.

Berangkat dari tujuan dan sikap media dalam melihat suatu peristiwa, media tidak lepas dari perspektif yang dibangun dalam membuat berita. Dari pemberitaan tersebut, disini peneliti ingin mengetahui bagaimana media dalam memaknai suatu

kasus di dalam pemberitaan dan tentunya dalam setiap media memiliki persepsi dan pemaknaan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil obyek

media yang akan dijadikan sumber penelitian yaitu surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas. Dipilihnya surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas sebagai obyek penelitian, karena media surat kabar ini memiliki perbedaan perspektif yang

berbeda. Seperti dalam menulis berita, mulai dari issu berita yang dimunculkan dari masing-masing surat kabar, pemaknaan suatu kasus, gaya penulisan berita yang

berbeda, kategorisasi, serta memiliki volume dan frekuensi berita yang berbeda. Dari penjelasan diatas, untuk melihat perbedaan media dalam mengungkap suatu peristiwa peneliti menggunakan analisis Framing sebagai metode penelitian.

(11)

telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media.

(Sobur, 2006 : 161)

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi,

penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai engan

perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi issue dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya

menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut (Sobur, 2006 : 162). Framing seperti

dikatakan oleh Todd Griffin (Eriyanto, 2005) adalah sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk atau disederhanakann sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Melalui frame (bingkai), jurnalis mengemas peristiwa

yang kompleks itu menjadi peristiwa yang dapat dipahami, dengan perspektif tertentun dan lebih menarik perhatian khalayak. Laporan berita yang akhirnya ditulis

oleh wartawan pada akhirnya menampilkan apa yang dianggap penting, apa yang perlu ditonjolkan dan apa yang perlu disampaikan oleh wartawan kepada khalayak pembaca.

(12)

seseorang (masyarakat) memproses informasi dalam dirinya. Sedangkan hal tersebut berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah

sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu. Disini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik/khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi

seseorang. Kedua, konsepsi Sosiologis. Kalau pandangan psiklogis lebih melihat pada prose internal seseorang, bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu

peristiwa dalam cara pandang tertentu, dalam pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. (Eriyanto, 2005 : 252)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimanakah pembingkaian pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang pada head line surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas?”

1.3. Tujuan Penelitian

(13)

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

Untuk memberikan ciri ilmiah pada sebuah peneliti dengan mengaplikasikan teori-teori khususnya teori Komunikasi tentang pemahaman pesan yang

dikemas oleh media melalui analisis framing, menambah pengetahuan di bidang Ilmu Komunikasi terutama dalam membuat analisis framing terhadap

institusi sebuah media dalam penulisan berita tentang sosial, bagaimana media membingkai realita kehidupan dengan kebijaksanaan redaksional. Selain itu dapat diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

perkembangan ilmu komunikasi khususnya mengenai analisis teks media. 2. Secara Praktis

Memberikan wawasan dan cara pandang khalayak media dalam melihat kontrakdiksi media dalam penggambaran sebuah peristiwa di tiap-tiap media. Dan juga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi

sumbangan pemikiran pada institusi surat kabar, terutama pada surat kabar Jawa Pos dan Kompas khususnya dalam membingkai atau mengkonstruksi

(14)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Media Massa

Media massa pada dasarnya memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat. Beberapa fungsi atau media yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Media memberikan informasi dan membantu kita untuk mengetahui secara jelas segala bentuk tentang dunia dan sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan kita. Sejak awal media massa melakukan tugas untuk

mengumpulkan kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya.

2. Media massa membantu menyusun agenda, menyusun jadwal setiap hari berdasarkan informasi yang diberikannya.

3. Media massa membantu untuk berhubungan dengan berbagai kelompok

masyarakat lain, diluar masyarakat kita (Liliweri, 1997 : 42).

Menurut Siahaan pentingnya penggunaan media massa secara umum dalam

dewasa ini, karena antara lain :

1. Dengan adanya media massa terjadi perubahan di tengah-tengah masyarakat baik positif maupun negatif.

(15)

3. Pesan yang disampaikan media massa terkadang kurang dipahami/terjadi kekaburan pesan, oleh sebab itu perlu seorang komunikator yang mempunyai

keahlian mengatahui metode/cara agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh audience/khalayak.

4. Masyarakat Indonesia belum secara menyeluruh mempunyai media massa

khususnya daerah pedalaman yang sulit dijangkau, oleh sebab itu perlu ditingkatkan penjumlahannya/pemrosesannya. (Liliweri, 1997 : 86-87)

Dalam konteks media massa yaitu saluran komunikasi yaitu jalan yang dilalui oleh isi pernyataan – terbagi ke dalam dua golongan menurut dipakai tidaknya media, yaitu: tanpa media dan dengan media. Saluran komunikasi dengan media dapat dibagi

kedalam dua golongan menurut jumlah komunikan yang dapat dicapainya, yaitu: non mass media dan mass media. Dengan demikian, mass media artinya alat-alat

perantara yang digunakan untuk menyampaikan isi pernyataan kepada banyak orang. Saluran komunikasi media massa terbagi kedalam dua golongan menurut periodesitasnya, yaitu media massa periodik dan media massa non periodik.

Penggolongan ini didasarkan pada perbedaan hubungan antara komunikator media massa periodik dengan komunikan dibanding hubungan antara komunikatr media

massa non-periodik dengan komunikannya. (Soehoet, 2002 : 5)

Yang termasuk media massa periodik adalah pers (surat kabar, majalah, buletin kantor berita, tabloid), radio, televisi dan film. Akan tetapi, media massa dapat

(16)

citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat media menyuguhkan nilai-nilai yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. (McQuail, 1999 : 3)

Berkaitan dengan media massa, salah satu unsur utama sebagai pendukung sekaligus sebagai sumber/proses penyusunan dan pembuatan sampai kepada proses penyebaran secara umum, tidak lain adalah Pers yang salah satunya adalah media

cetak. Pers merupakan mata rantai yang utama bagi media massa dalam menyebarkan informasi terutama media cetak atau surat kabar. Dengan adanya Pers, maka media

massa tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sebab media massa memuat segala sumber informasi yang merupakan hasil liputan/temuan melalui sumber-sumber informasi secara langsung maupun tidak secara langsung oleh

jaringan pers. Fungsi Pers antara lain : 1. Menyiarkan informasi (to Inform)

Menyiarkan informasi adalah fungsi pers yang pertama dan utama dalam memberikan informasi kepada khalayak pembaca mengenai berbagai hal di bumi ini.

2. Mendidik (to educate)

Sebagai sarana pendidikan massa, pers memuat tulisan-tulisan yang

(17)

3. Menghibur (to entertaint)

Fungsi menghibur yaitu hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi

berita, artikel atau Berita yang berbobot. Isi surat kabar yang menghibur bisa berbentuk karikatur, cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar. 4. Mempengaruhi (to influence).

Fungsi mempengaruhi dari pers dalam kehidupan masyarakat secara implisit terdapat pada berita, sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana

dan artikel. (Effendy, 1986 : 54)

Masih berkaitan dengan media massa dan Pers, salah satu faktor utama yang turut membantu di dalam menciptakan suatu tujuan/rencana yang lebih efektif dan

efisien guna menetapkan pola proses kerja di dalam lembaga/instansi pers tersebut, maka diperlukan suatu sistem pengorganisasian yang lebih khusus, yang disebut

dengan manajemen.

Penelitian ini berdasarkan pada asumsi bahwa pemberitaan yang berhubungan dengan berita head line pada surat kabar merupakan bagian dari komunikasi yang

bersifat informatif. Jika dilihat dari pengertiannya, berita (news) adalah sesuatu yang menarik untuk diketahui semua orang, tetapi secara definitif kebanyakan orang masih

belum ada yang memuat batasan yang tepat.

Surat kabar memiliki tiga tipe surat kabar yang bertindak sebagai sarana bagi komunikan kampanye. Diantara: Editorial, ihwal berita dan iklan. Semuanya

(18)

2.1.2. Sur at kabar sebagai media komunikasi massa

Dalam konteks media komunikasi, saluran komunikasi yaitu jalan yang dilalui

oleh isi pernyataan – terbagi ke dalam dua golongan menurut dipakai tidaknya medua, yaitu: tanpa media dan dengan media. Saluran komunikasi dengan media dapat dibagi ke dalam dua golongan menurut jumlah komunikan yang dapat

dicapainya, yaitu: non mass media dan mass media. Dengan demikian, mass media artinya alat-alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan isi pernyataan

kepada banyak orang. Saluran komunikasi media massa terbagi kedalam dua golongan menurut periodesitasnya, yaitu media massa periodik dan media massa non periodik. Penggolongan ini didasarkan pada perbedaan hubungan antara komunikator

media massa periodik dengan komunikan dibanding hubungan antara komunikatr media massa non-periodik dengan komunikannya (Hoeta Soehoet, 2002 : 5).

Yang termasuk media massa periodik adalah pers (surat kabar, majalah, buletin kantor berita, tabloid), radio, televisi dan film. Akan tetapi, media massa dapat menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan

citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat media menyuguhkan nilai-nilai yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (McQuail, 1999 : 3).

Media massa dalam menyampaikan pesannya juga mencakup dalam proses komunikasi massa yaitu suatu pesan atau informasi yang disampaikan ke khalayak melalui meida massa. Terdapat 4 teori yang berkenaan dengan komunikasi massa,

(19)

1. Teori ilmu pengetahuan sosial, yakni pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja dan pengaruh komunikasi massa yang bersumber

dari observasi sistematis yang sedapat mungkin diupayakan bersifat obyektif. 2. Teori normatif yang berkenaan dengan masalah bagaimana seharusnya media

berperan bilamana serangkaian nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai sesuai

dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut.

3. Teori praktis atau teori yang sebagian bersifat normatif tetapi bersifat praktis juga,

teori ini menyuguhkan penuntut tentang tujuan media, cara kerja yang seharusnya diterapkan agar dapat seirama dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya lebih abstrak dan cara-cara pencapaian beberapa sasaran tertentu.

4. Teori akal sehat, (Commonsense Theory), merupakan pengetahuan dan gagasan yang dimiliki oleh setiap orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman

langsung dalam masyarakat. Ragam teori akal sehat seperti itu biasanya tidak dinyatakan. Walaupun demikian, didalamnya terkandung sejumlah batasan dasar tentang bagaimana keberadaan media yang sebenarnya dan tentang perbedaan

antara media yang satu dengan lainnya.

Surat kabar memiliki tiga tipe surat kabar yang bertindak sebagai sarana bagi

komunikan kampanye. Diantara: Edtorial, ihwal berita dan iklan. Semuanya membantu dalam pembinaan citra dan penyajian masalah (Dan Nimmo, 2005 : 202)

Melebarnya jangkauan surat kabar dari lingkungan masyarakat elit terdidik

(20)

berkenaan dengan penyebab pelebaran jangkauan tersebut. Hal ini menyangkut apakah pelebaran jangkauan surat kabar itu disebabkan oleh adanya peningkatan

tingkat melek huruf, kemajuan teknologi, ataukah oleh adanya penurunan biaya dan kebutuhan masyarakat (Williamn,1958). Dalam membahas perkembangan publik pembaca, perlu juga disinggung perbedaan antara penetrasi pasar pers komersial yang

kian meningkat dengan publik pembaca surat kabar yang membaca terutama karena alasan politis. (McQuail, 1999 : 11).

2.1.3. Pengertian Berita Head Line

Salah satu cara untuk memperbaiki mutu surat kabar ialah dengan

mengunakan berita Head Line yang sesuai dengan selera dan kepentingan masyarakat. Menurut Neil Macheil, seorang Assistent Night Managing Editor dari

New York menyatakan berita adalah suatu kompilasi (susunan) kenyataan-kenyataan tentang kejadian sekarang yang menarik perhatian, atau berita paling penting bagi pembaca surat kabar. (Ngafun, 1995 : 20)

Sedangkan menurut Prof. Curtis Mc. Dougal, seorang ilmuwan jurnalistik dari Noot Western University New York, mengatakan berita adalah apa saja yang ingin

diketahui pembaca menarik perhatian banyak orang. (Ngafun, 1995 : 21)

2.1.4. Definisi Berita Head Line

(21)

Berita head line menyatakan : “Berita head line dapatlah dibataskan (didefinisikan) sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar akan menarik perhatian sebagian besar

dari pembaca. (Assegaff, 1982 : 24)

Sedangkan menurut William S. Maulsby, dalam bukunya “Getting the News”, yang dikaitkan dengan penelitian Berita Head Line menyatakan : “Berita dapatlah

dibataskan (didefinisikan) sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting, baru terjadi, akan dapat menarik

perhatian para pembaca surat kabar”. (Assegaff, 1982 : 24)

Ketiga hal yang baru disebutkan menunjukan beberapa persamaan yaitu menarik perhatian, luar biasa dan termasa (baru). Namun menurut batasan atau

definisi berita adalah : “Laporan tentang fakta atau ide yang termasa (baru) dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disajikan, yang dapat menarik perhatian pembaca,

entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan”. (Assegaff, 1982 : 24)

Dalam hal ini ahli publisistik dan jurnalistik menyebutkan unsur-unsur berita sebagai berikut :

a. Berita haruslah termasa (baru),

(22)

b. Jarak (dekat-jauhnya) lingkungan yang terkena oleh berita,

Jarak yang dimaksud adalah berita yang berada pada wilayah mudah

dijangkau oleh wartawan dan bukan wilayah terlarang atau wilayah yang tidak untuk diberitakan.

c. Penting (ternama) tidaknya orang yang diBeritadan diberitakan,

Adalah human interest berupa berita yang layak dijadikan sebagai berita. d. Keluarbiasaan dari berita,

Adalah Berita Head Line yang dianggap penting oleh media dan dianggap penting juga oleh masyarakat.

e. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita,

Adalah berita yang dapat memberikan stimuli terhadap khalayak sehingga khalayak secara tidak sadar akan memberikan respon terhadap berita tersebut.

f. Ketegangan yang mungkin ditimbulkan oleh berita,

Berita yang disajikan tentang kekerasan, bencana alam araupun perdebatan yang dapat merangsang emosional khalayak.

g. Pertentangan (conflict) yang terlihat dalam berita,

Yang dimaksud adalah berita yang disajikan menjelaskan tentang permasalah

yang terjadi saat ini baik di dalam negeri maupun diluar negeri. h. Seks yang ada dalam pemberitaan,

Adalah berita yang tentang seksualitas seperti kekerasan seksual terhadap

(23)

i. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan,

Adalah berita yang disajikan memiliki informasi berkelanjutan sehingga berita

yang disajikan juga bertahap sampai seterusnya. j. Emosi yang ditimbulkan oleh berita itu,

Berita yang disajikan dapat memberikan informasi yang dapat

membangkitkan emosional pembaca untuk mengenai berita tersebut. k. Humor yang ada dalam berita.

Berita yang disajikan memiliki nilai kesenangan atau lucu sehingga dapat memberikan informasi yang menyenangkan terhadap khalayak. (Assegaff, 1982 : 24)

Pada unsur-unsur berita tentang publisistik atau jurnalistik di era modernisasi seperti sekarang ini memegang peranan yang sangat penting dalam penyajian isi

media massa. Menyunting berita juga menghendaki sebuah wawasan. Untuk itu berita harus didorong tumbuhnya redaktur yang aktif, kreatif, inspiratif, imajinatif dan informatif yang membawahi penyunting berita atau wartawan. Redaktur yang aktif,

kreatif, inspiratif, imajinatif dan informatif merupakan motor yang ada dibelakang sukses tidaknya suatu usaha penerbitan surat kabar. Disini diperlukan sekali

pengertian penyajian berita dan komposisi teknik menyunting berita.

2.1.5. J enis Berita Head Line

(24)

variasi yang sama sekali lain, yang hanya diikuti dengan sedikit penjelasan di bawah Berita(caption). Dengan demikian sebenarnya Beritadi surat kabar itu merupakan

visualisasi suatu kejadian, peristiwa atau berita. Oleh karena itu seluruh pernyataan yang berlaku bagi penulis berita juga berlaku bagi pembuatan foto.

Menurut jenisnya, berita head line digolongkan sebagai berikut :

1. Berita Hard News, Berita yang biasanya kurang menyenangkan, misalnya

tentang kekerasan, kesengsaraan, seksologi, bencana alam dan lain-lain.

2. Berita Soft News, Berita yang menyenangkan, misalnya kelahiran putra

Raja/Kaisar/Presiden, penerima hadiah nobel, berita keberhasilan seseorang pemberian gelar Doktor dan lain-lain.

3. Berita Straight News, Berita yang karena memiliki nilai berita tinggi (new value), maka penyajiannya secara langsung pada inti fotonya saja.

4. Berita Stop Press, Berita yang mempunyai nilai tinggi dan penyajiannya

dilakukan secara khusus.

5. Berita Spot News, Berita yang pada saat itu terjadi dan diketahui oleh

masyarakat luas.

6. Berita Human Interest, atau disebut juga dengan berita yang dimuat oleh

media massa mengenai keberadaan individu dan yang sedang aktual dibicarakan oleh masyarakat luas.

7. Berita Essay, suatu rangkaian berita yang menggambarkan sesuatu yang agak

(25)

8. Berita Filler news adalah berita sebagai selingan atau pengisi saja. Kalau

seandainya ruangan tak memungkinkan, maka dapat juga tidak dimuat.

9. Berita Sequence adalah suatu rangkaian berita yang juga dapat dikatakan

mendalam. Jadi hanya suatu peristiwa singkat dengan beberapa foto. (Pratikno, 1987 : 157-158)

Berita head line merupakan berita yang memiliki berita, dimana Berita yang akan dicetak dalam media massa akan mempunyai daya tarik tersendiri. Karena

dengan adanya Berita head line maka berita yang tertulis pada media massa lebih cepat dimengerti oleh pembaca. Berita yang ada akan membawa kita untuk merespon nilai-nilai berita. Dengan penyampaian informasi yang lengkap, maka berita menjadi

lebih aktual, sebagai visualisasi suatu kejadian, berakibat berita yang dicetak pada media massa memiliki usia lebih panjang dan lebih abadi. Disebabkan berita head

line mampu mencekam atau membawa emosi pembaca untuk di bawah seolah-olah

menghadapi suatu peristiwa.

Dengan adanya penjelasan tentang berita head line, maka berita head line

akan selalu menarik. Dan berita merupakan dokumen otentik yang tidak dapat dibantah keberadaanya. Sebab berita head line yang paling tinggi nilai atau bobot

beritanya selalu menyangkut suatu kejadian dan tepat waktu.

2.1.6. Sifat Berita Head Line

(26)

benak manusia. Yang dimaksud dalam sifat berita head line dalam penelitian ini adalah berita yang dikategorikan atau didefinisikan sebagai berikut :

1. Berita-berita keras

Menyangkut berita yang ada hubungannya dengan Berita Head Line, seperti demonstrasi-demontrasi, huru-hara atau berita-berita yang pertikaian dalam

masyarakat ataupun pemerintahan. 2. Berita-berita Lunak

Mengenai kegiatan diskusi, informasi, dan yang biasanya menyoroti pro-kontra dari opini nara sumber baik dari kalangan masyarakat maupun pemerintahan. (Flournoy, 1989 : 188)

2.1.7. Tema Berita

Berita yang berbentuk mudah dibuat, akurat, universal, visual, kompak, dan selalu aktual. Yang termasuk dalam tema Beritaini antara lain News Information (Penerangan Berita Head Line) yaitu penjelasan lebih lanjut suatu Beritaatau dengan

kata lain penerangan yang bertitik tolak dari penyajian berita yang sangat terikat pada Berita(Effendy, 1986 : 68-69).

Selanjutnya dalam pers jurnalistik modern mengenai kebebasan pers adalah tidak hanya kebebasan untuk menyajikan berita, akan tetapi juga secara jauh kebebasan tadi menyangkut kebebasan untuk mendapatkan fakta-fakta dari sumber

(27)

surat kabar. Oleh karena itu perumusan tema berita sebagai “laporan tentang suatu kejadian yang baru” atau “keterangan yang baru tentang suatu peristiwa”.

Dalam menyusun sebuah tema dapat dikategorikan sesuai dengan permasalahan berita yang akan disajikan agar dapat mencapai sasaran yang tepat, seperti yang dijelaskan oleh Deutshmann sebagai berikut :

1.Perang, pertahanan dan diplomasi

Dalam hal ini termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata

antara dua negara atau lebih. Isi yang berhubungan dengan masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata nasional, serta pertahanan negara juga termasuk di dalamnya. Kegiatan-kegiatan resmi dari para duta besar dan

pejabat diplomatik lainnya juga dimasukkan ke dalam kelompok ini. Berita-berita mengenai Perserikatan Bangsa-bangsa dan permasalahannya juga

dimasukan ke dalam kategori ini. 2.Politik dan pemerintahan

Setiap persoalan yang berhubungan dengan kegiatan dari berbagai badan-badan

pemerintah, apakah pada tingkat daerah atau nasional, dimasukkan ke dalam kelompok ini. Pembahasan perundang-undangan yang disiarkan melalui surat

kabar, walaupun menyangkut pokok persoalan dalam kategori lain, dianggap sebagai hal pemerintah dan dari sebab itu dikelompokkan demikian. Hal-hal yang menyangkut persoalan-persoalan politik atau pengangkatan seorang calon

(28)

Pembahasan konsep-konsep pemerintah seperti kebebasan politik atau kebebasan berbicara dimasukkan dalam kelompok ini juga.

3.Kegiatan ekonomi

Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita yang ada dasar ekonominya kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan, keuangan dan perbankan. Pembahasan

soal-soal perpajakan juga dimasukkan di sini. Kegiatan-kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-sarana yang telah ada, masalah-masalah pertanian,

masalah-masalah perindustrian dan masalah-masalah menajemen tenaga kerja juga dimasukkan dalam kelompok ini. Berita-berita tentang perekonornian dan angkutan nasional, sekalipun menyangkut tindakan pemerintah dimasukkan juga

ke dalam kelompok ini. 4.Kejahatan

Kelompok berita ini menyangkut masalah-masalah pelanggaran hukum dan penerapan hukurn yang bersangkutan. Hal-hal seperti kenakalan remaja dan peningkatan tindak kejahatan dimasukkan ke dalam kategori ini.

5.Masalah-masalah moral masyarakat

Berita-berita yang menyangkut persoalan-persoalan yang dihadapi oleh

masyarakat tentang hak-hak asasi dan tanggung-jawab etik perorangan, dimasukkan ke dalam kelompok ini. Pergerakan hak-hak sipil, bila tidak merupakan bagian dari perundang-undangan pemerintah, dianggap sebagai

(29)

menyangkut tanggung-jawab organisasi-organisasi keagamaan kepada masyarakat juga dimasukkan ke dalam kategori ini.

6.Kesehatan dan Kesejahteraan masyarakat

Berita-berita yang menyangkut masalah-masalah tentang penyakit-penyakit tertentu. Yang mempunyai dampak umum, dimasukkan ke dalam kategori ini.

Isi-isi yang menyangkut kegiatan-kegiatan badan-badan kesehatan masyarakat seperti Palang Merah juga dimasukkan ke dalam kelompok ini sama seperti

berita-berita tentang terobosan-terobosan di bidang ilmu dan kedokteran. Sewaktu pembahasan tentang kegunaan-kegunaan penemuan-penemuan tersebut. Berita-berita tentang keluarga berencana juga dimasukkan dalam

kategori ini.

7.Kecelakaan dan bencana

Kelompok hal-ihwal ini terdiri dari hal-hal yang menyangkut pemusnahan secara alamiah atau tidak alamiah dari hidup dan/atau harta manusia seperti banjir, topan atau konstruksi bangunan yang salah. Kecelakaan-kecelakaan

angkutan juga dimasukkan dalam kelompok ini. Kategori ini dibedakan dari kesehatan masyarakat karena hilangnya nyawa atau terganggunya kesehatan

berdasarkan syarat-syarat ini bukanlah sebagai akibat dari penyakit tetapi dari tindakan fisik manusia atau unsur-unsurnya.

8.Ilmu dan Penemuan

(30)

bidang seperti kesehatan, kegiatan ekonomi, pertahanan dan pencegahan kecelakaan dimasukkan dalam kategori tentang ilmu dan penemuan ini bilamana

efek keseluruhannya merupakan penemuan yang bersangkutan dan bukan sekedar penerapannya di bidang tersebut.

9.Pendidikan dan seni klasik

Kelompok berita ini menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pendidikan umum baik swasta maupun negeri, atau dengan seni klasik

seperti drama, sastra atau seni lukis. Kelompok ini dibedakan dari kesenian yang semata-mata merupakan sarana hiburan.. Akan tetapi, semua berita tentang kebijaksanaan dan sistem pendidikan yang menyangkut pemerintah, tidak

dimasukkan disini, tetapi dalam kategori nomor dua. 10. Hiburan Rakyat

Yang dimasukkan dalam kategori ini ialah hal-hal yang menyangkut cara-cara rakyat menghibur diri kecuali melalui seni klasik, seperti bioskop, televisi (sebagai sarana hiburan atau olahraga).

11. Human interest

Dalam kategori ini termasuk berita-berita tentang masalah-masalah yang

bertalian dengan aspek-aspek emosional dari kehidupan. Setiap berita kecil yang menyenangkan tentang keganjilan perilaku manusia cerita-cerita dengan percakapan dan tingkah laku, tetapi tidak usah memuat berita langsung.

(31)

2.1.8. Konstruksi Realita

Fakta/peristiwa adalah hasil konstruksi. Bagi kaum konstruksionis, realitas itu

bersifat subyektif. Realitas itu hadir, karena dihadirkan oleh konsep subyektif wartawan. Realitas tercipta lewat konstuksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Disini tidak ada realitas yang bersifat obyektif, karena realitas itu tercipta lewat

kosntruksi dan pandangan tertentu. Dalam konsepsi positivitas diandaikan ada realitas yang bersifat “eksternal” yang ada dan hadir sebelum wartawan meliputnya. Jadi, ada

realitas yang bersifat obyektif, yang harus diambil dan diliput oleh wartawan. Pandangan semacam ini sangat bertolak belakang dengan pandangan konstruksionis. Fakta atau realitas bukanlah sesuatu yang tinggal ambil, ada dan menjadi bahan dari

berita. Fakta/realitas pada dasarnya dikonstruksi.

Berita bukanlah refleksi dari realitas. Ia hanyalah konstruksi dari realitas.

Dalam pandangan positivitas, berita adalah informasi. Dihadirkan kepada khalayak sebagai representasi dari kenyataan. Kenyataan itu ditulis kembali ditransformasikan lewat berita. Tetapi dalam pandangan konstruksionis, berita itu ibarat sebuah drama.

Bukan menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena pertarungan antara berbagai pihak yang berkaitan dengan peristiwa.

Positivis Berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan. Karena itu, berita haruslah sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput. Konstruktivis Berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas.

(32)

2.1.9. Ideologi Institusi Media

Media berperan mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami,

bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak. Pendefinisian tersebut bukan hanya pada peristiwa, melainkan juga aktor-aktaor sosial. Diantara berbagai fungsi media dalam mendefiniskan realitas. Fungsi dalam ideologi adalah

media sebagai mekanisme integrasi sosial. Dalam peristiwa-peristiwa tertentu, ada yang merupakan peristiwa yang sifatnya menyimpang dari suatu realita, dan tentunya

setiap media memiliki perbedaan persepsi tersendiri dalam mengkomunikasikan bentuk penyimpangan tersebut. Bagaimana media mengkomunikasikan bentuk penyimpangan (deviance) tersebut? Tentu saja ada banyak cara yang dapat dilakukan.

Tujuannya adalah memberi legitimasi pada perilaku atau gagasan tertentu dan mendelegitimasikan gagasan-gagasan atau perilaku lain yang dipandang dan dinilai

menyimpang.

Dalam pendapat Matthew Kieran, berita tidaklah dibentuk dalam ruang hampa. Berita produksi dari ideologi dominan dalam suatu wilayah kompetensi

tertentu. Dalam penjelasanm sosio histories, membantu menjelaskan bagaimana dunia disistemasikan dan dilaporkan dalam sisi tertentu dari realitas. Karena pengertian

tentang peristiwa itu dimensi oleh kategori, interpretasi dan evaluasi atas realitas. Ideologi tidaklah harus dikaitkan dengan ide-ide dasar, namun juga bisa bermakna politik penandaan atau pemaknaan. Bagaimana kita melihat peristiwa

(33)

titik melihat tertentu. Titik atau posisi melihat itu menggambarkan bagaimana peristiwa dijelaskan dalam kerangka berpikir tertentu. (Eriyanto, 2005:30)

Saat ini dunia pers Indonesia semakin tenggelam dalam ideologi komersial, setelah ideologi kebebasan mampu diraihnya pasca lengsernya kekuasaan orde baru. Sayangnya pergeseran ideologi itu membuat masyarakat tidak lagi menjadi ciri yang

kuat melekat.

2.1.10.Teori Politik – Ekonomi Media

Teori politik-ekonomi dikemukakan oleh Marxis, yang dimana dalam teori ini mendorong lahirnya beberapa analisis media modern. Teori ini memiiki kesesuaian

dengan Marxis materialis, yang menekankan faktor ekonomi dan lebih banyak berkenaan dengan unsur-unsur ideologi (superstruktur).

Teori ini mengemukakan ketergantungan ideologi pada kekuatan ekonomi dan mengarahkan perhatian penelitian pada analisis empiris terhadap struktur pemilikan dan mekanisme kerja kekuatan pasar media. Dalam tinjauan ini, institusi media harus

dinilai sebagai bagian dari sistem ekonomi yang juga bertalian erat dengan sistem politik. Menurut Mordock dan Golding (1977 : 37), efek kekuatan ekonomi tidak

langsung secara acak, tetapi terus-menerus :

(34)

kekuasaan yang berlangsung. Sebaliknya. Mereka yang cenderung menantang kondisi semacam itu tidak dapat mempublikasikan ketidakpuasan atau ketidaksetujuan mereka karena mereka tidak mampu menguasai sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan komunikan efektif terhadap khalayak luas.” (McQuail, 1991 : 63)

2.2. Analisis Fr aming

2.2.1. Pr oses Framing

Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju

pada pesan tersebut. Menurut Aditjondro (dalam Siahaan et al., 2001 : 9-10), proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak. Dan juga tidak hanya melibatkan

para pekerja pers, tetapi juga pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu yang masing-masing berusaha menampilkan sisi-sisi informasi yang ingin

ditonjolkannya (sambil menyembunyikan sisi-sisi lain), sambil mengaksentuasikan pandangannya dengan mengacu pada pengetahuan, ketidaktahuan, dan perasaan para pembaca (Sobur, 2006 : 166).

Sedangkan menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi yang saling berkaitan.

Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan

pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu. Disini dilihat sebagai penempatan

(35)

dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Kedua, konsepsi Sosiologis. Kalau pandangan psiklogis lebih melihat pada prose internal

seseorang, bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara pandang tertentu, dalam pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas.

Disini tampak ada dua konsepsi yang agak berlainan mengenai framing. Disatu sisi framing dipahami sebagai struktur internal dalam alam pikiran seseorang.

Disisi lain framing dipahami sebagai perangkaat yang melekat dalam wacana sosial/politik. Pan dan Kosicki membuat suatu model yang mengintegrasikan secara bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat frame semata sebagai persoalan

internal pikiran dengan konsepsi sosiologis yang lebih tertarik melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan sosial dikonstruksi seseorang (Eriyanto, 2005 : 252).

Dalam lingkup komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi. Konsep tentang framing atau frame itu sendiri

bukan murni dari konsep ilmu komunikasi sendiri, akan tetapi pinjam dari ilmu kognitif (psikologis). Analisis framing juga membuka peluang bagi implementasi

konsep-konsep sosiologis, politik dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politis atau kultural yang melingkupinya, (Sudibyo, 1999 : 176).

(36)

seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau

cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita (Sobur, 2006 : 162)

Dalam mengkontruksi suatu realitas, wartawan tidak hanya menggunakan

konsepsi yang ada dalam pikirannya semata. Pertama, proses konstruksi juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Nilai-nilai sosial yang

tertanam mempengaruhi bagaimana kebenaran diterima secara taken for granted oleh wartawan. Kedua, ketika menulis dan mengkonstruksi suatu berita, wartawan bukanlah berhadapan dengan publik yang kosong. Bahkan ketika peristiwa ditulis dan

kata mulai disusun, khalayak menjadi pertimbangan dari wartawan. Hal ini karena wartawan bukan menulis untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati dan

dipahami oleh pembaca. Ketiga, proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar keja, profesi jurnalistik dan standar profesional dari wartawan (Eriyanto, 2005 : 254)

2.2.2. Perangkat Framing

Terdapat dua rumusann atau model tentang perangkat framing yang kini kerap digunakan sebagai metode framing untuk melihat upaya media mengemas berita.

Pertama, model Pan dan Kosicki yang merupakan modifikasi dari dimensi

(37)

Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan

elemen yang berbeda dalam teks berita, frame berhubungan dengan makna (bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks).

Dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi menjadi empat struktur besara. Pertama, struktur Sintaksis; Kedua, struktur Skrip; Ketiga, struktur

Tematik; Keempat, struktur Retoris. (Sobur, 2006 : 175)

Sintaksis dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau fase dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan

dari bagian berita headline, lead, latar informasi, sumber, penutup dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bentuk sintaksis yang paling popular adalah

struktur piramida terbalik (inverted pyramid) yang dimulai dengan judul headline,

lead, episode, latar, penutup. Headline, merupakan aspek sintaksis dari wacana berita

dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita.

Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian berita. Headline mempunyai bagian fungsi framing yang kuat.

Pada hakikatnya headline merupakan intisarin dari berita. Dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya. Karena berita yang disajikan itu banyak, dan masing-masing berita

(38)

Apabila headline merupakan intisari dari berita, maka lead merupakan sari dari berita itu. Selaku sari dari beritanya, lead merupakan laporan singkat yang

bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan. (Suhandang, 2004 : 115)

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Seorang wartawan ketika menulis berita biasanya

mengemukakan latar belakang peristiwa yang ditulis. Bagian lain yang penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun obyektivitas, prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Pengutipan ini

menjadi salah satu perangkat framing atas tiga hal, Pertama mengklaim validitas atau kebernaran dari penyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri dari klain otoritas

akademik. Kedua,menghubungkan poin tertentu dari pndangannya kepada pejabat yang berwenang. Ketiga,mengecilkan pendapat atau pandangan mayoritas sehingga pandangan tersebut tampak sebagai menyimpang.

Skr ip. Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini karena dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa

yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca. Bentuk umum dari skrip ini adalah pola 5W +1H (what, when,

where, who, why and how). Atau dalam istilah jurnalistik dikenal dengan Listening

(39)

Tematik, bagi Pan and Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis: peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan semua

perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat. Salah satu perangkat yang termasuk dalam tematik adalah Koherensi: pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat. Ada beberapa macam

koherensi; pertama, koherensi sebab akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau

kalmat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.

Retoris. Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekan arti yang ingin ditonjolkan oleh

wartawan. (Eriyanto, 2005:257)

2.3. Kerangka Berpikir

Dari uraian kerangka teori diatas, dapat diasumsikan bahwa ide dasar dari model framing ini adalah model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame

yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita – kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu kedalam teks secara keseluruhan

(40)

Surat kabar Jawa Pos dipilih sebagai obyek penelitian, sebab surat kabar Jawa Pos merupakan surat kabar yang memberikan frame berita dengan volume dan

frekuensi berita yang disesuaikan dengan issue-issue yang ada saat itu dan memiliki pengaruh yang besar kepada khalayak khususnya masyarakat Surabaya. Dari semua berita yang disajikan, dianggap paling penting dan dijadikan informasi yang

menonjol untuk menarik perhatian pembaca.

Dalam penelitian framing yang dilakukan oleh peneliti terhadap surat kabar

Jawa Pos dimulai dengan memaknai suatu peristiwa yang ada dalam berita yang ada di surat kabar Jawa Pos dan dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Dimana dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi menjadi empat

struktur besar. Pertama struktur sintaktis, Kedua struktur skrip, Ketiga struktur tematik, Keempat struktur retoris.

Dalam analisis framing seperti struktur sintaktis bisa diamati dari bagan berita. Sintaktis berhubungan dengan bagaimana penyusunan peristiwa-pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas persitiwa kedalam bentuk susunan kisah berita.

Dengan demikian struktur sintaktis ini bisa diamati dari bagan berita (headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang

dikutip, dan sebagainya). Struktur skrip melihat bagaimana strategi bercerita atau bertutur yang dipakai dalam mengemas peristiwa. Kemudian struktur tematik berhubungan dengan cara mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam

(41)

kecil. Sedangkan struktur retoris berhubungan dengan cara menekankan arti tertentu. Dengan kata lain struktur retoris melihat pemakaian pilihan kata, idiom, grafik,

gambar, yang juga dipakai guna memberi penekanan pada arti tertentu.

Tabel 2.1. Kerangka Berpikir Fr aming pan dan Kosicki

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian dengan judul Studi Analisis Framing Pemberitaan

Kontroversi pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang pada surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas, tipe penelitian yang akan dipakai adalah jenis penelitian

eksplanatif karena ingin menerangkan jenis-jenis frame yang ada pada surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas. Adapun devinisi operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang

pada surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas.

Dalam analisis framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki, yang

pertama adalah teks berita dapat dilihat melalui berbagai simbol yang disusun lewat

perangkat simbolik yang dipakai yang akan dikonstruksi dalam memori khalayak.

Kedua, analisis framing tidak melihat teks berita sebagai suatu pesan yang hadir

begitu saja seperti diandaikan dalam analisis isi, sebaliknya teks berita dilihat sebagai teks yang dibentuk lewat struktur dan formasi tertentu, melibatkan proses produksi

dan konsumsi dari suatu teks. Ketiga, validias dari analisis framing tidaklah diukur dari objektivitas dari pembacaan peneliti atas teks berita. Tetapi lebih dilihat dari bagaimana teks menyimpan kode-kode yang dapat ditafsirkan dengan jalan tertentu

(43)

suatu teks berita yang dapat mudah diingat oleh khalayak. Media yang akan digunakan adalah surat kabar Jawa Pos surat kabar Kompas.

Sedangkan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan analisis framing. Metode ini menganalisis berita yang ada pada Headline surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas dengan isi berita-berita kontroversi pemberitaan kasus

korupsi proyek hambalang pada surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas. Adapun berita –berita yang akan diukur adalah sebagai berikut :

a. Public diminta pilah fakta sidang dengan opini kasus Nazar (Kompas; 2012). Jaksa pelajari putusan Nazaruddin (Kompas; 2012). Nazaruddin : Istri Saya Akan Pulang (Kompas; 2012). Publik diminta untuk memilah fakta sidang

dengan opini yang berkembang (JP; 2012). Berkaitan dengan kasus hambalang yang melibatkan M. Nazarudin. Harapan itu dikatakan oleh

anggota komisi III DPR yang menyatakan fakta apapun yang muncul dan paling berbobot di pengadilan menjadi otoritas hakim sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Vonis yang diberikan kepada

Nazarudin oleh hakim merupakan vonis yang telah dipertimbangkan dari segala aspek.

b. Demokrat lega putusan Nazaruddin (Kompas; 2012). Adanya keterlibatan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus korupsi proyek hambalang (JP; 2012). Yang membuat beliau semakin lama semakin

(44)

menantang pihak KPK untuk membuktikan keterlibatannya dalam kasus korupsi tersebut.

c. Putusan Nazaruddin jadi bahan KPK selidiki kasus Hambalang (Kompas; 2012). Pembidikan KPK terhadap sertifikat tanah (JP; 2012). Sport Center di Hambalang yang juga sebagai salah satu bukti dalam kasus korupsi proyek

hambalang yang masih diselidiki oleh KPK.

d. Tangani kasus Nazaruddin Negara masih tekor (Kompas; 2012). KPK

kumpulkan bukti cari tersangka kasus korupsi hambalang. Dalam pengumpulan bukti-bukti tersebut, KPK telah memeriksa 36 orang yang dianggap tahu proyek sport center di Hambalang yang melibatkan berbagai

kalangan.

3.2. Subyek Dan Obyek Penelitian

Pada penelitian analisis framing pada Headline surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas yang dijadikan sebagai populasi adalah semuanya berita yang

menyangkut tentang Pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang pada surat kabar Jawa Pos dan surat kabar Kompas. Kemudian seluruh populasi tersebut akan

dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan teknik peneliti menggunakan Total

Sampling. Total Sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel.

(45)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu berita-berita yang menyangkut tentang Kontroversi pemberita-beritaan kasus korupsi proyek

hambalang pada surat kabar harian Jawa Pos. Maka, teknik pengumpulan data dari masing-masing kategori akan dilakukan sebagai berikut :

1. Editing

Ialah proses menyeleksi data mengenai berita tentang Kontroversi pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang pada surat kabar Jawa Pos dan

surat kabar Kompas. Tujuan dari editing ialah untuk memperoleh data yang valid.

2. Koding

Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan dalam lembar koding yang telah dibuat berdasarkan kategori-kategori analisis data serta tujuan peneliti.

3.4. Metode Analisis Data

Pada penelitian analisis framing ini, metode analisis yang akan digunakan

adalah dengan menganalisis struktur sintaktis yang digunakan untuk mengamati dari bagan berita. Sintaktis berhubungan dengan bagaimana penyusunan

peristiwa-pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas persitiwa kedalam bentuk susunan kisah berita seperti headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang dikutip.

(46)

menganalisis struktur tematik yang berhubungan dengan cara mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi, kalimjat, atau hubungan antar

kalimat yang membentuk tesk secara keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan kedalam bentuk yang lebih kecil.

Dan yang terakhir menganalisis struktur retoris yaitu berhubungan dengan

cara menekankan arti tertentu. Dengan kata lain struktur retoris melihat pemakaian pilihan kata, idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna memberi penekanan pada

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana, 1986, Dinamika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Eriyanto, 2005, Analisis Framing, Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, LkiS, Yogyakarta.

Oetama, Jakob, 2001, Pers Indonesia : Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak Tulus, Jakarta : Kompas.

Liliweri, Alo, 1997, Komunikasi Antar Pribadi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

McQuail, Denis, 1999, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta.

Ngafun, Muhammad, 1995, Memburu Uang Dengan Jurnalistik, CV Aneka, Solo. Nimmo, Dan, 2005, Komunikasi Politik, Komunikator, Pesan dan Media, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Pratikno, Riyono, 1987, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, CV. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rachmat, Jalaluddin, 1999, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung. Sobur, Alex, 2006, Analisis Teks Media, penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Soehoet, A.M. Hoeta, 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi, IISIP, Jakarta.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Tabel 2.1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Pada bulan Januari 2012, NTPH di Provinsi Papua Barat dilaporkan mengalami penurunan sebesar 0.05 persen apabila dibandingkan bulan Desember 2011 yaitu dari 107.44

Untuk menjawab permasalahan yang muncul tersebut mengenai bagaimana sebuah alat penampil informasi selain dapat menampilkan informasi dapat memiliki kesan artistik

CHAPTER III. The Meaning of Research Method ... The Strategy of Research Method ... The Data and the Source of the Data ………. The Technique of Collecting the Data ... Validity

judul yang penulis ajukan adalah “Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang pada Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI

Trundle, dkk (2015) menjelaskan bahwa anak-anak mengembangkan pemahaman mereka melalui pengalaman dan pembelajaran yang tepat dapat mendorong kemampuan untuk

Berkaitan dengan istilah barang dan/atau jasa, sebagai pengganti terminologi tersebut digunakan kata produk. Semula kata produk hanya mengacu pada pengertian

Peneliti Saras Pangestika (1106010001) dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa manajemen kesiswaan yang dilaksanakan di

baik pada aspek kuantitas dan kualitasnya. Sumber daya manusia yang kuat dan berdaya saing tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung peningkatan pembangunan di