• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETNOBOTANI TUMBUHAN KEMENYAN (STUDI DESKRIPTIF PADA MASYARAKAT PAKPAK KLASEN DI DESA SI ONOM HUDON SIBULBULON KECAMATAN PARLILITAN).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ETNOBOTANI TUMBUHAN KEMENYAN (STUDI DESKRIPTIF PADA MASYARAKAT PAKPAK KLASEN DI DESA SI ONOM HUDON SIBULBULON KECAMATAN PARLILITAN)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ETNOBOTANI TUMBUHAN KEMENYAN

(Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pakpak Klasen

di Desa Sionom Hudon Sibulbulon

Kecamatan Parlilitan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

AFRILAWANTI BARASA

NIM. 309 122 002

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Afrilawanti Barasa, NIM : 309122002, Etnobotani Tumbuhan Kemenyan (Studi

Deskriptif Pada Masyarakat Pakpak Klasen di Desa Si Onom Hudon Sibulbulon

Kecamatan Parlilitan, Skripsi. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan 2013.

Inti dari penelitian ini adalah setiap etnis memiliki sistem pengetahuan tradisional tentang alam flora. Begitu pula dengan masyarakat Pakpak Klasen yang berada di Desa Si Onom Hudon Sibulbulon. Masyarakat Pakpak Klasen di Desa Si Onom Hudon memanfaatkan sumber daya tumbuhan sesuai dengan jenis kebutuhannya seperti untuk obat-obatan, peralatan rumah tangga, bahan pelengkap upacara adat, disamping digunakan untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan. Tumbuhan yang di manfaatkan oleh masyarakat Pakpak Klasen di Desa Si Onom Hudon ini adalah tumbuhan kemenyan.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah asal-usul dan perkembangan tumbuhan kemenyan di Parlilitan, mengetahui fungsi dan manfaat dari tumbuhan kemenyan, mengetahui cara penanaman pohon kemenyan, pengelolaan, budidaya, sampai masa panen getah kemenyan, mengetahui kepercayaan-kepercayaan tradisional yang diyakini oleh masyarakat Pakpak Klasen yang berkaitan dengan budidaya dan pengolahan kemenyan.

Dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap para petani kemenyan, para pedagang kemenyan serta masyarakat yang mengetahui tentang tumbuhan kemenyan, maka penelitian ini akan memberikan suatu gambaran tentang etnobotani tumbuhan kemenyan.

Asal usul kemenyan di parlilitan sukar untuk diketaui, tetapi banyak yang berpendapat bahwa kemenyan mulai berkembang ketika masa kejayaan pelabuhan Barus. Sedangkan menurut mitos, kemenyan berasal dari seorang gadis. Fungsi kemenyan banyak dirasakan secara ekonomi, selain itu juga dapat di manfaatkan sebagai insektisida buatan. Manfaat kemenyan pada saat ini digunakan sebagai obat gatal-gatal, pengharum rokok, dan sebagai dupa acara keagaamaan Katolik. Juga digunakan dalam hal ritual/magic. Terjadi perubahan dalam pengetahuan tentang manfaat kemenyan ini, dikarenakan kemajuan zaman dan kurangnya informasi. Pengelolaan kemenyan belum dilakukan secara intensif, tetapi masih secara tradisional. Dalam mengelola kemenyan banyak pantangan-pantangan yang harus dipatuhi oleh para petani.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di

Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan. Dalam rangka memenuhi persyaratan tersebut maka penulis telah

menyusunnya dengan judul ETNOBOTANI TUMBUHAN KEMENYAN (Studi

Deskriptif Pada Masyarakat Pakpak Klasen di Desa Sionom Hudon Sibulbulon

Kecamatan Parlilitan).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berkontak secara langsung atau

tidak dengan berbagai pihak. Mengenang kebaikan itu, Penulis ingin

mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya serta dukungan kepada

pihak-pihak tersebut yaitu kepada :

1. Bapak Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.S.

2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed, Dr. H. Restu M.S.

3. Ibu ketua Prodi Pendidikan Antropologi FIS Unimed, Dra. Puspitawati, M.Si

dan juga sebagai dosen penguji saya yang telah memberikan masukan dan

arahan.

4. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik saya, dan

(6)

5. Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S sebagai dosen pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan masukan, arahan dan ilmu yang sangat berharga dan

motivasi demi tercapainya penyelesaian skripsi ini.

6. Dra. Trisni Andayani M.Si sebagai dosen penguji. Terima kasih atas saran

dan masukannya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang berada di Prodi Pendidikan Antropologi

FIS Unimed, atas didikan dan pengajaran yang semakin berkembang.

8. Bapak Drs. Lister Berutu, MA, yang telah memberikan masukan serta

bersedia meminjamkan buku-buku sebagai bahan referensi penulis.

9. Kepada Bapak J. Tinambunan selaku informan kunci saya, yang selalu siap

sedia mengantar ke lapangan dan memberi data yang saya perlukan, seluruh

informan yang sudah membantu proses skripsi ini. Terkenang budi baik

mereka dalam memberikan tumpangan tempat tinggal selama penulis

mengadakan penelitian.

10. Bapak Jamarus Nahampun dan Ferdy Nahampun, selaku Kepala Desa dan

Sekretaris desa yang telah memberikan saya izin mengadakan penelitian di

daerahnya dan memberikan data-data serta informasi yang saya butuhkan.

11. Kepada Orangtua saya B. Barasa & mama S. br. Tumanggor, yang telah

banyak berjasa dalam penyelesaian skripsi ini. Dukungan yang diberikan baik

(7)

12. Buat my brother, Pastor Cypriano Barasa, OFMCap., yang telah memberikan

dukungan, motivasi, dan arahan. Dan tak henti-hentinya memberikan nasehat

kepada penulis.

13. Buat abangku Roy Barasa, adek-adekku Oktavia Barasa, Risne Barasa, dan

Yulisma Barasa, rajin-rajin belajar.

14. Teman-teman seperjuangan di Prodi Pendidikan Antropologi 2009 yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu.

15. Buat teman-teman ku, Ayu L, Astri, Afri Juntak

16. Teman satu PS Ku Lamhot Turnip, S.Pd, dan Lisa Karsela Sembiring.

17. Abanganda, kakanda, dan adinda Pend. Antropologi.

18. Teman-teman PPL-T SMA Negeri 2 Sidikalang, Dairi, dan semua pihak yang

telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih yang

sebanyak-banyaknya kepada warga masyarakat yang ada di desa Sionom Hudon Sibulbulon

yang telah memberikan informasi yang saya perlukan.

Akhir kata, penulis menyadari isi dan penulisan pada skripsi ini masih

banyak terdapat kekeliruan ataupun kesalahan yang disebabkan kemampuan

penulis yang tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk penyempurnaannya sehingga skripsi ini nantinya

lebih bermanfaat bagi semua

Medan, Agustus 2013

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2.Identifikasi Masalah ….……… 7

1.3.Pembatasan Masalah ……….……… 8

1.4.Perumusan Masalah ……….………. 8

1.5.Tujuan Penelitian ……….. 9

1.6.Manfaat Penelitian ………. 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Pustaka ……….………….. 10

2.2.Kerangka Konsep ……… 13

2.2.1 Masyarakat Dan Masyarakat Pakpak Klasen ………… 13

2.2.2 Sistem Pengetahuan ………..………… 15

2.2.3 Etnobotani ………... 16

2.2.4 Sistem Kepercayaan, Mitos, Religi, Sesaji ...18

(9)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian ……….... 24

3.2.Lokasi Penelitian ……….……… 27

3.3.Subjek Penelitian ……….……… 28

3.4.Teknik Pengumpulan Data ……..……… 28

3.4.1 Observasi (pengamatan) …... 29

3.4.2 Interview (wawancara) ……... 29

3.4.3 Studi Dokumentasi ………... 30

3.5.Teknik Analisa Data ……….………. 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Parlilitan ……….. 33

4.2 Gambaran Umum Desa Si Onom Hudon Sibulbulon ... 43

4.3 Sejarah Asal Tumbuhan Kemenyan dan perkembanganny ... 57

4.3.1 Mitos Tentang Asal Usul Kemenyan ... 57

4.3.2 Sejarah Kemenyan dan Perkembangannya………… 61

4.4 Fungsi dan Manfaat Kemenyan ... 66

4.4.1 Klasifikasi Kemenyan ... 66

4.4.2 Syarat Tumbuh ... 69

4.4.3 Zat Yang Terkandung di Dalam Kemenyan ... 70

4.4.4 Fungsi Kemenyan ... 70

4.4.5 Manfaat Kemenyan ... 73

(10)

4.6 Pengelolaan Kemenyan... 82

4.6.1 Pengolahan Kemenyan ... 89

4.6.2 Penyadapan Getah Kemenyan …... 90

4.6.3 Penakikan Pohon Kemenyan ... 91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ………..………... 94

2. Saran ………... 98

Daftar Pustaka Daftar Tabel 1 ... 41

Daftar Tabel 2 ... 42

Daftar Tabel 3 ... 43

Daftar Gambar Gambar 1 ... 56

Gambar 2 ... 57

Gambar 3 ... 74

Gambar 4 ... 80

Gambar 5 ... 82

(11)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia memiliki etnis yang sangat beragam, yaitu terdiri atas 300

kelompok etnis. Setiap kelompok masyarakat (etnis) ini memanfaatkan tumbuhan

dalam kehidupan mereka.

Dalam perkembangan peradaban masyarakat ini, pemanfaatan

keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan mereka. Untuk kelangsungan hidupnya, masyarakat memanfaatkan

sumber daya tumbuhan sesuai dengan ragam jenis kebutuhannya seperti untuk

obat-obatan, peralatan rumah tangga, bermacam-macam anyaman/tali-temali,

bahan pelengkap upacara adat, disamping digunakan untuk kebutuhan sandang,

pangan dan papan. Bentuk susunan ramuan, komposisi, dan proses pembuatan/

pengolahan dilakukan secara tradisional menurut pengalaman dan pengetahuan

tidak ditulis suku/etnis kelompok masing-masing yang diwariskan kepada mereka

terima secara turun-temurun .

Tumbuhan yang beranekaragam jenis ini, dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sebagai sumber bahan pangan, sandang, papan, obat-obatan, dan

kosmetika, dan lain-lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan tidak hanya sebagai

pelengkap kebutuhan manusia secara fisik saja namun juga spiritual (digunakan

(12)

2

Dalam sejarah perkembangan manusia, tumbuhan memerankan arti yang

sangat penting dalam perkembangan budaya. Suku-suku bangsa atau

kelompok-kelompok masyarakat telah mengembangkan sendiri tradisi dalam memanfaatkan

tumbuhan di sekitarnya untuk berbagai keperluan hidupnya .Pengetahuan

masyarakat mengenai tumbuh-tumbuhan yang memiliki fungsi dan manfaat

dimiliki hampir di setiap etnis (suku bangsa) di Indonesia.

Pemanfaatan tumbuhan oleh etnis/suku tertentu disebut dengan

etnobotani. Etnobotani secara terminologi dapat dipahami sebagai hubungan

antara botani (tumbuhan) yang terkait dengan etnik (kelompok masyarakat) di

berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya.

Studi etnobotani tidak hanya mengumpulkan tumbuhan berguna, mencatat

nama lokal dan cara pemanfaatannya. Melalui kajian etnobotani akan terungkap

cara berpikir suatu kelompok masyarakat, konsep-konsep mengenai tumbuhan,

kebijakan dalam pemanfaatan budidaya, dan konservasi keanekaragaman

hayati, yang secara tradisi diselimuti aturan dan nilai budaya, kepercayaan dan

ritual.

Begitu pula dengan masyarakat Pakpak Klasen yang berada di desa

Sionom Hudon Sibulbulon Kecamatan Parlilitan. Masyarakat Pakpak merupakan

suatu kelompok suku bangsa yang terdapat di Sumatera Utara. Secara tradisional

wilayah komunitasnya disebut tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak terbagi atas lima sub

wilayah yakni: Simsim, Keppas, Pegagan (kab. Dairi), Kelasen (kec. Parlilitan-

(13)

3

Masyarakat Pakpak Klasen memiliki pengetahuan pemanfaatan

tumbuh-tumbuhan yang ada di alam sekitar. Pengetahuan terhadap tumbuh-tumbuh-tumbuhan

yang memiliki manfaat telah dimiliki masyarakat Pakpak sejak dahulu, yang

diwariskan secara turun temurun oleh para orang tua baik melalui lisan maupun

tulisan. Pengetahuan ini tidak mungkin dibuat daftar katalog tumbuhannya, tetapi

hanya diwariskan secara turun temurun saja.

Beberapa tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Pakpak

diantaranya yaitu, kunyit, pinang, sirih, jeruk purut, jeringo, gambir, kemenyan,

kelapa hijau, ampu-ampu, bangun-bangun, gundur (labu putih), labu, dan

lain-lain.

Dari berbagai tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam jenis dan habitatnya

yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai sumber bahan

pangan, sandang, papan, obat-obatan, ataupun spiritual, kemenyan merupakan

komoditi unggulan. Hal ini dikarenakan kemenyan dapat dimanfaatkan sebagai

obat tradisional, spiritual, juga bernilai jual yang cukup tinggi. Selain itu juga,

masyarakat menganggap tumbuhan kemenyan merupakan tumbuhan yang

memiliki nilai historis yang tingggi bagi masyarakat setempat.

Kemenyan biasa disebut Haminjon dalam bahasa Batak Toba, Kemenjen

dalam bahasa Pakpak Dairi, Keminjen dalam bahasa Karo dan Menyan dalam

bahasa Jawa. Tanaman kemenyan termasuk dalam ordo Ebanales, famili

Styracaceae dan genus Astyrax spp (Zuska,2005:40).

Terdapat dua jenis tanaman kemenyan yang diusahakan dan bernilai

(14)

4

dari pohon Haminjon Toba (Styrax paralleloneurum) dan Haminjon Durame

(Styrax benzoin). Pada masyarakat Pakpak juga terdapat satu jenis lagi, yaitu

Kemenyan Delang (Kemenjen Delang) namun kemenyan untuk jenis satu ini

jarang diusahakan oleh masyarakat Parlilitan dikarenakan kualitas getah yang

rendah serta waktu pengolahan yang cukup lama.

Provinsi Sumatera Utara, merupakan daerah utama penghasil kemenyan.

Sekarang daerah satu-satunya yang masih menghasilkan kemenyan dalam jumlah

besar adalah Sumatera Utara.

Ada dua jenis pohon kemenyan yang dikenal oleh masyarakat Pakpak di

Parlilitan, yaitu pohon kemenyan yang memang sengaja ditanam di kebun

masyarakat, atau ditanam/tumbuh di hutan. Tetapi, pada umumnya, di Parlilitan

pohon kemenyan saat ini adalah pohon kemenyan yang di tanam/tumbuh di hutan.

Bahkan masih banyak pohon kemenyan yang sudah berumur puluhan tahun yang

masih diusahakan masyarakat. Tanaman kemenyan termasuk salah satu tanaman

endemik di Tapanuli (Zuska,2005:42). Hal ini di perkuat dengan beberapa

informasi dan sumber ketika pada saat itu para pedagang Cina dan India telah

membawa kemenyan dari Tapanuli ketika masa berjayanya pelabuhan Barus.

Ketika masa itu, daerah Parlilitan masih masuk kedalam daerah pemerintahan

daerah Tapanuli. Tetapi saat ini sudah masuk kedalam Pemerintahan Humbang

Hasundutan. Jadi, diperkirakan kemenyan awalnya berasal dari daerah Tapanuli

tetapi menjadi tersebar di berbagai daerah di bawa oleh para pedagang.

Pengelolaan kebun kemenyan umumnya tidak dilakukan secara intensif, yaitu

(15)

5

tidak setahun sekali hanya untuk memastikan tidak adanya hama atau tanaman

pengganggu kemenyan.

Berkebun kemenyan, sudah menjadi tradisi pada masyarakat Pakpak di

Parlilitan. Karena itu, tidak heran bila penduduk parlilitan memanfaatkan hutan

untuk dijadikan kebun kemenyan. Masyarakat Pakpak yang berada di Parlilitan

menyebut hutan kemenyan dengan sebutan tembak kemenjen. Sedangkan untuk

para penduduk yang menjadi petani kemenyan disebut perkemenjen.

Kemenyan di Tanah Batak sudah lama dikenal, diperkirakan sejak

pelabuhan Barus mulai aktif sebagai pintu masuk dunia ke Tapanuli, yaitu di abad

ke-13. Tradisi berkebun kemenyan berhubungan dengan sejarahperdagangannya di masa

lalu. Menurut sejarah, pedagang dari Timur Tengah, Cina dan India sudah membeli

kemenyan dari Tapanuli sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Pada masa itu, harga

kemenyan melebihi harga emas, sehingga banyak sekali petani yang kemudian

mengumpulkan dan membudidayakan kemenyan (Zuska, 2005:40).

Di Parlilitan, kemenyan diolah khususnya oleh kaum laki-laki. Perempuan

kadang-kadang juga ikut mengolahnya, tetapi mereka adalah janda-janda yang

menggantikan posisi suaminya. Gadis-gadis sama sekali tidak ikut mengolah

kemenyan. Hal ini dikarenakan larangan tradisional, karena pohon kemenyan

dipercayai sebagai penjelmaan dari seorang gadis.

Sebuah legenda yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa pada

suatu hari seorang gadis miskin, yang akan dikawinkan dengan seorang laki-laki

kaya melarikan diri ke dalam hutan untuk menghindar. Ketika menengadahkan

(16)

6

pohon kemenyan. Getah ini yang dipercayai sebagai susu gadis tersebut, katanya

diperuntukkan bagi orang miskin.

Sebelum ke kebun juga biasanya petani mempersiapkan nditak, yaitu beras

yang ditumbuk bersama gula aren dan kelapa. Mereka berdoa sebelum

memakannya supaya pohon kemenyan dapat menghasilkan banyak getah. Dan,

jenis upacara nya adalah mekotas (makan bersama) dan meminta ijin penguasa

kebun / hutan yaitu persintabien.

Kemenyan juga dipercayai oleh masyarakat sebagai pohon suci karena

pohon-pohon kemenyan tidak akan mengeluarkan getah jika lelaki bersikap buruk

terhadap orangtua, isterinya atau jika, sewaktu dikebun, mereka bicara kasar,

berbohong, menipu atau mencuri. Ada juga para perkemenjen yang masih

melakukan tradisi lain yaitu, menyanyikan odong-odong merkemenjen yaitu

nyanyian para pencari getah kemenyan.

Tanaman kemenyan dimanfaatkan getahnya. Cara menyadap getah pohon

kemenyan mirip dengan menyadap getah pohon karet atau getah pohon pinus.

Getah dihasilkan dari pemotongan pada kulit pohon. Getah yang mengeras

dikumpulkan dan digunakan sebagai kemenyan dan mur..

Awam mengenali kemenyan, biasanya pikiran kita tertuju pada hal-hal

yang berbau mistik. Tidak salah memang, karena kemenyan terutama di pulau

Jawa dan Bali banyak digunakan sebagai pelengkap sesaji dalam ritual yang

berhubungan dengan dunia gaib dan supranatural. Karena, selama ini kita

(17)

7

kemenyan digunakan sebagai campuran dupa dalam ritual. Penggunaan lainnya

adalah sebagai bahan campuran dalam industri rokok.

Namun, sebenarnya masih banyak kegunaan kemenyan, tidak sekedar

ritual beberapa suku tertentu saja. Di lingkungan masyarakat suku Jawa,

kemenyan juga sering digunakan sebagai pengharum rokok kretek, mereka

menyebutnya Kelembak menyan. Sedangkan di sektor industri, kemenyan

dipergunakan sebagai bahan baku kosmetika dan bahan pengikat parfum agar

keharumannya tidak cepat hilang. Kemenyan berguna pula sebagai bahan

pengawet dan bahan baku farmasi/obat-obatan. Di samping itu kemenyan dapat

dipakai pula sebagai bahan campuran dalam pembuatan keramik agar lebih kuat

dan tidak mudah pecah. Kemenyan telah lama digunakan sebagai pengobatan

medis untuk mengatasi sakit tenggorokan, hidung mampet, bekas luka, dan luka

bakar. Disamping itu juga, nilai ekonomis kemenyan yang cukup tinggi yang

dapat membantu perekonomian penduduk setempat.

Pengetahuan tradisional terhadap pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat

pada umumnya, dan pada masyarakat Pakpak Klasen pada khususnya

dikhawatirkan akan hilang sebelum informasi pengetahuan tradisional tersebut

dicatat ataupun diketahui oleh masyarakat luas, karena pengetahuan ini sifatnya

lisan dari mulut ke mulut, dari setu generasi ke generasi yang lainnya. Disamping

itu juga, kita menyadari bahwa teknologi maju telah menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkungan yang mengakibatkan punahnya tumbuh-tumbuhan yang

(18)

8

Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berkaitan dengan “Etnobotani Tumbuhan Kemenyan” Studi

Deskriptif pada masyarakat Pakpak Klasen Di Desa Si Onom Hudon

Sibulbulon Kecamatan Parlilitan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi

masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sejarah asal-usul tumbuhan kemenyan di tanah Parlilitan

2. Fungsi dan Pemanfaatan tumbuhan kemenyan oleh masyarakat Pakpak

Klasen

3. Zat-zat yang terkandung didalam kemenyan

4. Cerita Rakyat (legenda) yang berkaitan dengan kemenyan

5. Kepercayaan dan upacara-upacara ritual adat yang terkait dengan tumbuhan kemenyan

6. Budidaya dan pengelolaan tanaman kemenyan

1.3 Pembatasan Masalah

(19)

9 penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji dibatasi pada “Etnobotani Tumbuhan Kemenyan”.

1.4. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah asal-usul, dan perkembangan tumbuhan kemenyan

di Parlilitan?

2. Apa fungsi dan manfaat tumbuhan kemenyan?

3. Bagaimana cara penanaman pohon kemenyan, pengelolaan, budidaya,

sampai masa panen?

4. Kepercayaan apa yang diyakini oleh masyarakat Pakpak Klasen terkait

dengan budidaya, dan pengolahan kemenyan?

1. 5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah asal-usul dan perkembangan tumbuhan

kemenyan di Parlilitan.

2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat dari tumbuhan kemenyan.

3. Untuk mengetahui cara penanaman pohon kemenyan, pengelolaan,

(20)

10

4. Untuk mengetahui kepercayaan-kepercayaan tradisional yang diyakini

oleh masyarakat Pakpak Klasen yang berkaitan dengan budidaya dan

pengolahan kemenyan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca tentang Etnobotani

Tumbuhan Kemenyan.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan Penulis tentang fungsi

dan manfaat tumbuhan kemenyan.

3. Memberikan informasi bagi masyarakat tentang Etnobotani Tumbuhan

Kemenyan.

4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian berikutnya yang relevan di

kemudian harinya bagi masyarakat umum dan khususnya mahasiswa

(21)

94

BAB V

PENUTUP

5.1KESIMPULAN

1. Sejarah kemenyan di daerah ini sangat sukar diketahui asal-usul serta

perkembangannya. Tetapi, masyarakat sekitar memperkirakan kemenyan

masuk ke daerah Parlilitan pada saat masa kejayaan pelabuhan Barus.

Menurut legenda dan mitos yang berkembang di dalam masyarakat,

kemenyan berasal dari seorang gadis miskin yang terjerat banyak hutang

dan melarikan diri ke dalam hutan, menjelma menjadi sebuah pohon. Dan

dari pohon tersebut keluar getah, dan getah tersebutlah yang di percaya

oleh masyarakat sebagai getah kemenyan.

2. Fungsi kemenyan pada masyarakat Pakpak Klasen di Desa Si Onom

Hudon lebih dirasakan secara ekonomis, sebagai tiang penyangga rumah,

juga berfungsi sebagai insektisida buatan. Masyarakat Pakpak Klasen Di

Desa Si Onom Hudon tidak lagi mengetahui manfaat kemenyan sebagai

pengetahuan tradisional. Pengetahuan tradisional tentang pembuatan

obat-obatan tradisional dengan menggunakan kemenyan sudah mengalami

perubahan pengetahuan.

3. Budidaya kemenyan dilakukan masih sangat tradisional, dari penanaman,

sampai pengolahan. Belum ada petani yang melakukan penanaman secara

(22)

95

4. Masyarakat di desa ini melarang anak gadis untuk turut mengolah

kemenyan. Masyarakat Pakpak Klasen di Desa Si Onom Hudon

Sibulbulon juga mempercayai bahwa pohon kemenyan merupakan pohon

suci. Ketika menyadap getah kemenyan, para petani juga tidak

diperbolehkan memakai pakaian yang bagus. Sebelum para petani

kemenyan tadi memulai penyadapan kemenyan, terlebih dahulu mereka

memanjatkan doa kepada sang pencipta agar terhindar dari segala

marabahaya yang ada di hutan. Sambil memanjatkan doa, petani

meletakkan nditak di bawah pohon kemenyan yang akan disadap dengan

harapan pohon kemenyan yang mereka sadap akan mengeluarkan getah

(23)

96

5.2 SARAN

1. Pemerintah daerah ataupun dinas terkait, diminta untuk dapat

memberikan penyuluhan ataupun sosialisasi mengenai pembudidayaan kemenyan

secara intensif. Pembudidayaan tumbuhan secara intensif sangat diperlukan agar

hasil yang diperoleh dapat maksimal mengingat kemenyan merupakan tumbuhan

yang memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan.

2. Sosialisasi mengenai fungsi dan manfaat kemenyan hendaknya

dilakukan oleh dinas terkait pula agar masyarakat lebih mengetahuinya. Sehingga

dapat mengoptimalkan pembudidayaan kemenyan tersebut.

3. Pemasaran kemenyan juga hendaknya diatur oleh pihak yang terkait

agar tidak terjadi permainan harga. Sehingga harga kemenyan dapat stabil, dan

tidak ada yang melakukan permainan harga. Ketidakstabilan harga jugalah yang

menyebabkan menurunnya pengelolaan tumbuhan kemenyan.

4. Hendaknya, pengetahuan tradisional ini haruslah di catat ataupun

dibukukan. Agar tidak hilangnya pengetahuan tersebut dikarenakan kemajuan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Berutu, Lister.2004. Upacara Menanda Tahun Pada Masyarakat Pakpak Dan

Dampak Positif Yang Ditimbulkannya. Medan. PT. Grasindo

Monoratama

_________ Mariana Makmur dan Pasder Berutu. 2002. Aspek-Aspek Kultural

Etnis Pakpak Suatu Eksplorasi Tentang Potensi Lokal. Medan.

Monora.

_______, dan Tandak Berutu. 2006. Adat dan Tata Cara Perkawinan Masyarakat

Pakpak. Medan. Monora.

_______, dan Nurbani Padang. 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat

Pakpak Di Sumatera Utara. Medan. PT. Grasindo

Monoratama.

Goloubinoff, Marina. 2002. “Harum Madu dan Dupa Kemenyan di Jawa

Tengah”, dalam Claude Guillot. Lobu Tua Sejarah Awal

Barus. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia

Guillot, Claude. 2002. Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia

Katz, Esther. 2002. “Pengolahan Kemenyan Di Dataran Tinggi Batak: Keadaan

Sekarang”, dalam Claude Guillot. Lobu Tua Sejarah Awal

Barus. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. 1970. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. PT. Djembatan. Jakarta

_____________. 1979. Kamus Istilah Antropologi. Progres. Jakarta.

_____________. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta. Dian Rakyat.

_____________. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta

Koentjaraningrat, dan Donald K. Emmerson. 1982. Aspek Manusia Dalam

Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia. Jakarta.

Lumbanraja, Lenna. 1995. Isolasi Dan Identifikasi Asam Benzoat Dari Getah

Kemenyan Dairi. Skripsi S1 FPMIPA IKIP. Medan

(25)

Munthe, Nurelide. 2012. Pelajaran Kearifan Lokal Odong-Odong Sastra Lisan

Pakpak. Medan. Mitra.

Purwanto, Y. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam

Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembanga

Keanekaragaman Hayati. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian

Bidang Ilmu Hayati. Puslitbang-LIPI. Bogor.Pustaka

Sasmuko, S.A, 1999. Karakteristik Kemenyan Sumatera Utara dan Laos. Makalah Utama Ekspose Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar. Medan

Silalahi, Joseph. 2009. Pengelolaan Hutan Kemenyan Di Kecamatan Siempat

Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi S1 FISIPOL USU.

Medan.

Spradley, James. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta. Tiara Wacana Yogya.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Kencana.

Zuska, Fikarwin. 2005. “Kebun Agroforest Kemenyan Di Tapanuli”, dalam

Gambar

Gambar 1 .......................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan apa saja yang di manfaatkan oleh masyarakat Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, serta

Penggunaan, Fungsi, dan Perkembangan Nyanyian Rakyat Simalungun bagi Masyarakat Pendukungnya: Studi Kasus di Desa Dolok Meriah, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis-jenis dan sumber perolehan tumbuhan obat, mengetahui famili dan habitus, jenis-jenis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya oleh masyarakat disekitar Desa Panding Jaya Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang, bagian

Hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan kosmetik oleh masyarakat Suku Dayak Kanayatn Desa Sebatih Kecamatan Sengah Temila diperoleh 16 jenis tumbuhan dari 14 famili

4.2 Deskripsi Jenis Tumbuhan yang Dimanfaatkan Sebagai Obat pada Masyarakat Kecamatan Arjasa Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep Madura

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui jenis tumbuhan dan pemanfaatannya (2) untuk mengetahui bagian tumbuhan obat yang digunakan dan cara

Tumbuhan obat adalah semua jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagaian ramuan obat, baik secara tunggal maupun campuran yang dianggap dan dipercaya dapat menyembuhkan