• Tidak ada hasil yang ditemukan

CERITA RAKYAT MENGENAI KESAKTIAN TONGKAT TUNGGUL PANALUAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA TOMOK KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CERITA RAKYAT MENGENAI KESAKTIAN TONGKAT TUNGGUL PANALUAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA TOMOK KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

CERITA RAKYAT MENGENAI KESAKTIAN TONGKAT TUNGGAL PANALUAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA TOMOK KECAMATAN SIMANINDO

KABUPATEN SAMOSIR

(ANTARA FAKTA DAN MITOS)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SURYANA A. SILALAHI NIM: 30812148

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Suryana Anggreani Silalahi, 308121148, Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

Salah satu kebudayaan bangsa adalah dengan adanya cerita-cerita masyarakat yang berbentuk legenda dan mitos. Cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang mengandung fakta namun dibalut dengan banyak mitos di dalamnya. Cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan ini menjadi kekayaan bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Batak Toba.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui asal-usul cerita kesaktian tongkat Tunggal Panaluan pada masyarakat Batak Toba, (2) untuk mengetahui fakta-fakta sejarah yang terdapat dalam cerita rakyat mengenai kesaktian Tunggal Panaluan, (3) untuk mengetahui mitos-mitos yang terdapat dan berkembang dalam cerita rakyat ini, (4) untuk mengetahui keterkaitan antara fakta dan mitos dalam cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan, dan (5) untuk mengetahui bagaimana persepsi Masyarakat Batak Toba terhadap kebenaran cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan ini.

Untuk memperoleh data tersebut, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (Field Research). Disamping itu, peneliti juga menggunakan Penelitian Pustaka (Library Research) dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Adapun metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi dan wawancara.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberi anugerah dan kasihnya, sehingga penulis dapat menyusun dan

merangkumkan skripsi ini dengan judul: ”pengaruh perkembangan pertanian padi

terhadap perekonomian masyarakat desa kayu Besar Kecamatan Bandar khalifah”.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas

Ilmu Sosial UNIMED. Sepenuhnya penulis menyadari atas

kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini sehingga belum dapat dikatakan sempurna. Untuk

itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

a. Ayahanda tercinta J. Silalahi dan Ibunda tercinta M. Hutabarat, dengan

rasa hormat yang paling dalam penulis mengucapkan terimakasih

karena telah banyak berkorban buat penulis dan memberikan doa dan

semangat serta bantuan material dan spiritual sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

b. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed.

c. Bapak Drs.Restu,M.S. selaku Dekan FIS Unimed beserta stafnya.

d. Ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fis

Unimed

e. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M. Si sebagai Dosen Pembimbing

yang telah memberikan masukan-masukan dan arahan yang sangat

berharga terhadap penulis.

f. Ibu Dra. Hafnita S.D Lubis selaku Dosen Pembimbing Akademik,

terimakasih atas bimbingan dan motivasi yang telah ibu berikan

(6)

g. Bapak Dr.Hidayat M,S selaku dosen penguji dan telah banyak

memberi masukan bagi penulis.

h. Ibu Dra.Flores Tanjung, M.A selaku dosen penguji dan telah banyak

memberikan masukan bagi penulis.

i. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Jurusan pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

j. Bapak Bitner Sidabutar selaku Sekretaris Desa Kayu Besar.

k. Buat adek Desi Christiani Silalahi, Try Agus Silalahi, Pebriani

Silalahi, Sartika Silalahi, Juwita Silalahi, Richard Silalahi dan Richo

Silalahi. Buat teman-teman Kelas A-Reguler 2008 smoga sukses

smuanya.

l. Terkhusus Nadirohakku Brighten Situmorang.

m. Buat Keluarga Besar Op. Lambok Hutabarat dan Op. Suryana Silalahi.

Medan, Juli 2012 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN……...………..25

A. Identifikasi Lokasi Penelitian……….………….25

(8)

II. Sejarah Desa………27

I. Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan di Tengah-tengah Masyarakat Batak Toba……….35

II. Fakta yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan………..44

III. Mitos yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat Mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan………47

IV. Keterkaitan Antara Fakta dan Mitos dalam Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian Tunggal Panaluan……….49

(9)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Tomok per Dusun………..26

2. Tabel 1.2 Sarana dan Prasarana Desa………26

3. Tabel 1.3 Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan

PendudukMenurut Dusun……….………29

4. Tabel 1.4 Sex Ratio Penduduk Desa Tomok……….29

5. Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur…………30

6. Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Desa Tomok Berdasarkan Agama……..31

7. Tabel 1. 7 Persepsi Informan Terhadap Kisah Kesaktian Tongkat

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai jenis suku dan

budaya. Setiap daerah-daerah di Indonesia memiliki benda-benda hasil ciptaannya

sendiri. Benda-benda tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda sehingga

membedakan antara yang satu dengan yang lainnya.

Hal ini peneliti ungkapkan mengingat pola kehidupan masyarakat

Indonesia pada masa awal yang dipengaruhi oleh alam sekitar serta lingkungan

tempat masyarakat tersebut menetap. Oleh karena hal tersebut, tanpa disadari

mereka telah menciptakan peristiwa-peristiwa yang berkaitan erat dengan alam

sekitar dan menciptakan benda-benda yang dipercaya memiliki kekuatan ataupun

kesaktian diluar rasio manusia. Kegaiban-kegaiban tersebut oleh masyarakat

diapresiasikan dalam bentuk mitologi/cerita mitos. Menurut Kuntowijoyo

(1995:9) mitos tersebut adalah tradisi lisan yang dapat dijadikan sejarah, asal ada

sumber sejarah lainnya yang mendukung mitologi tersebut.

Perlu diketahui bahwa antara mitos-mitos dan sejarah terdapat perbedaan

yang sangat tipis, dan sangat sulit untuk membedakan keduanya. Akan tetapi satu

hal yang perlu diingat adalah bahwa sejarah bukanlah mitos. Karena sebuah mitos

menceritakan masa lalu atau kejadian yang telah lampau dengan waktu yang tidak

jelas dan kejadian yang tidak masuk akal pikiran manusia masa kini. Sehingga,

(11)

serta mempercayai cerita-cerita sejarah yang bercampur dengan mitos-mitos.

Dimana mitos ini selalu hadir dalam bentuk yang sulit diterima akal pikiran

manusia, dan biasanya berhubungan dengan kebudayaan.

Salah satu contoh yang dapat diteliti dalam kaitan mitos dan fakta sejarah

adalah “Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan Pada

Masyarakat Batak Toba di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten

Samosir”. Singarimbun (dalam B. A Simanjuntak 2009:1) mengatakan bahwa

Suku Batak sendiri terbagi menjadi 6 sub bagian lagi, yakni ;

1. Batak Toba

2. Batak Simalungun

3. Batak Pakpak

4. Batak Angkola

5. Batak Mandailing

6. Batak Karo

Selanjutnya Singarimbun (dalam B.A Simanjuntak) menyatakan bahwa

diantara keenam subsuku tersebut terdapat persamaan bahasa dan budaya.

Bungaran Antonius Simanjuntak, (2009:1)

“mengatakan bahwa meskipun memiliki persamaan, keenam suku tersebut juga memiliki perbedaan, misalnya dalam hal dialek, tulisan, istilah-istilah dan beberapa adat kebiasaan. Struktur sosiaal keenam subsuku tersebut pada dasarnya sama, yakni terdiri atas tiga unsur utama. Pada suku Batak Toba dinamakan dengan Dalihan Natolu yang terdiri atas

hulahula (sumber istri), dongan tubu (saudara semarga), dan boru

(penerima istri). Ketiga unsur social tersebut terdapat pada semua sub suku

(12)

Suku Batak Toba khususnya, memiliki banyak benda-benda pusaka yang

dianggap bernilai historis, memiliki kekuatan gaib, sehingga terkesan berbau

mistis. Salah satu benda pusaka yang terkenal dari suku Batak Toba adalah

Tongkat Tunggal Panaluan. Konon ceritanya tongkat ini digunakan oleh seorang

datu (dukun) untuk membantunya melaksanakan hal-hal yang bersifat mistik.

Tongkat ini sendiri dipercaya memiliki kekuatan gaib diluar rasio manusia.

Menurut mitos, asal mula tongkat Tunggal Panaluan ini adalah bahwa ada

seorang raja yang memiliki anak kembar. Satu perempuan dan satu laki-laki. Anak

laki-laki diberi nama Aji Donda Hatahutan dan anak perempuan diberi nama Si

Tapi Raja Nauasan. Pada zaman itu, kelahiran bayi kembar berbeda jenis kelamin

merupakan suatu aib dan kemalangan besar. Hal ini dikarenakan bahwa mereka

telah dianggap berzinah sejak masih berada dalam rahim ibunya. Kedua anak

kembar tersebut kemudian bertumbuh besar dan sangat akrab seperti tidak bisa

dipisahkan. Hal ini membuat khawatir kedua orang tua mereka bahwa akan timbul

perasaan yang aneh diantara mereka berdua dan memutuskan untuk diam-diam

memindahkan anak perempuan mereka tersebut ke kampong seberang ke rumah

Tulangnya (paman/saudara kandung ibu).

Ketika si Aji Donda Hatahutan pergi ke pantai untuk menjual ternak, maka

orang tuanya membawa Si Tapi Raja Nauasan ke kampung tulangnya dan

mengabarkan kepada warga sekitar bahwa anak perempuannya telah meninggal.

Ketika pulang dari pantai, Aji Donda mendengar kabar tersebut dan sangat sedih

(13)

Namun, Aji Donda merasa curiga bahwa saudaranya itu tidak meninggal.

Maka dia mencari tahu keberadaan saudaranya itu kepada penduduk sekitar dan

menanyakan kuburan saudaranya itu, dan pergi mencarinya. Ketika tahu bahwa

saudaranya itu tinggal dirumah tulangnya, maka dia pun segera pergi

menjemputnya. Aji Donda berkata kepada pamannya bahwa dia disuruh oleh

ayahnya untuk menjemput saudarinya. Ketika perjalanan pulang dari rumah

tulangnya, mereka harus melewati hutan belantara. Di dalam hutan tersebut

mereka berbuat zinah, sesuatu yang pantang dan dilarang oleh dewata.

Setelah itu, Si Tapi Raja Nauasan merasa kehausan dan melihat ada pohon

piu-piu tanggulan dan ingin memakan buahnya, kemudian dia meminta kepada

saudaranya untuk memanjat pohon tersebut untuknya. Tapi tak disangka,

saudaranya itu lengket dipohon dan menyatu dengan kayu tersebut. Ternyata

mereka telah melanggar pantangan sehingga dewata marah terhadap mereka.

Karena kaget saudaranya lengket dan menyatu dengan pohon, maka Si Tapi Raja

Nauasan juga ikut memanjat pohon tersebut dan nasib yang sama juga

menimpanya. Orangtua mereka di kampung merasa khawatir karena mereka

berdua hilang, mereka pun pergi ke hutan mencarinya. Ketika melihat

anak-anaknya menyatu di pohon, maka ayahnya pun memanggil dukun-dukun sakti

untuk membebaskan anank-anaknya itu tapi tidak berhasil. Maka seorang dukun

menyarankan agar pohon tersebut ditebang dan dijadikan sebuah tongkat, maka

tongkat tersebut akan memiliki kesaktian yang luar biasa.

Didalam cerita tersebut, terdapat banyak sekali mitos-mitos di luar rasio

(14)

dan menyatu dengan pohon? Selain itu terdapat tanggapan ataupun persepsi yang

berbeda-beda diantara masyarakat, khususnya masyarakat desa Tomok dimana

cerita ini masih hidup ditengah-tengah mereka. Hal inilah yang membuat peneliti

merasa tertarik untuk mengetahui cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat

Tunggal Panaluan ini pada masyarakat Batak Toba serta untuk mengetahui

persepsi masyarakat terhadapnya mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang mengandalkan rasio dan logika manusia.

Berangkat dari pemaparan mengenai latar belakang diatas, peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian

Tongkat Tunggal Panaluan pada masyarakat Batak Toba di Desa Tomok,

Kecamatan simanindo, Kabupaten Samosir (Antara Fakta dan Mitos).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan proses untuk merumuskan permasalahan

yang akan diteliti. Riduan (2004:9) menyatakan bahwa identifikasi masalah harus

menggambarkan permasalahan yang ada dalam topic atau judul penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah

sebagai berikut ;

1. Asal-usul cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan

ditengah masyarakat Batak Toba.

2. Tidak jelasnya antara fakta sejarah dengan mitos yang terdapat dalam

(15)

berpengaruh terhadap persepsi masyarakat Batak Toba terhadap cerita

tersebut.

3. Fakta dan mitos yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut.

4. Keterkaitan antara fakta dan mitos yang terdapat dalam cerita rakyat

mengenai kesaktian Tunggal Panaluan.

5. Persepsi masyarakat Batak Toba di Tomok terhadap kebenaran cerita

rakyat mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan ditengah

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai

berikut ;

1. Bagaimanakah asal-usul cerita rakyat mengenai kesaktian Tongkat

Tunggal Panaluan pada masyarakat Batak Toba?

2. Fakta-fakta apa saja yang dapat dijadikan sebagai bukti dari cerita

kesaktian tongkat Tunggal Panaluan tersebut?

3. Hal-hal apa saja yang menjadi mitos dalam cerita rakyat tersebut?

4. Bagaimanakah keterkaitan antara fakta dan mitos dalam cerita rakyat

mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan tersebut?

5. Bagaimanakah persepsi masyarakat Batak Toba terhadap kebenaran

(16)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang kita cari atau

ingin kita tentukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui asal-usul cerita kesaktian tongkat Tunggal Panaluan

pada masyarakat Batak Toba.

2. Untuk mengetahui fakta-fakta sejarah yang terdapat dalam cerita

rakyat ini.

3. Untuk mengetahui mitos-mitos yang terdapat dan berkembang dalam

cerita rakyat ini.

4. Untuk mengetahui keterkaitan antara fakta dan mitos dalam cerita

rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan ini.

5. Untuk mengetahui bagaimana persepsi Masyarakat Batak Toba di

Desa Tomok terhadap kebenaran cerita rakyat mengenai kesaktian

tongkat Tunggal Panaluan ini.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini nantinya adalah :

1. Dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai fakta dan

mitos yang terdapat dalam cerita rakyat kesaktian tongkat Tunggal

Panaluan.

2. Sebagai referensi tambahan terhadap penelitian-penelitian mengenai

cerita rakyat khususnya tentang kesaktian tongkat Tunggal Panaluan.

3. Memperkaya masyarakat untuk tetap melestarikan cerita-cerita rakyat

(17)

4. Sebagai bahan literatur bagi Jurusan Pendidikan Sejarah khususnya di

Fakultas Ilmu Sosial, Unimed.

5. Dapat memberikan informasi yang lebih obyektif kepada masyarakat

tentang perkembangan fakta dan mitos yang terdapat dalam cerita

(18)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Cerita rakyat mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan diawali dari

kisah cinta terlarang dari dua orang saudara kembar berlainan jenis yaitu

Si Aji Donda Hatahutan dan Si Boru Tapi Na Uasan. Mereka melanggar

norma dengan melakukan hubungan badaniah sehingga Dewata marah dan

mengutuk mereka sehingga lengket dan menyatu dengan pohon. Sudah

banyak Datu yang berusaha membebaskan mereka namun gagal dan justru

ikut tertelan oleh pohon tersebut. sampai akhirnya seorang datu sakti

berhasil memotong pohon tersebut dan menjadikannya sebuah tongkat

dengan ukiran menyerupai rupa manusia dan hewan yang menyatu dengan

pohon tersebut. Tongkat tersebut kemudian diisi dengan ilmu mistis/gaib

dan dikenal memiliki kesaktian. Sejak saat itu tongkat Tunggal Panaluan

dipergunakan untuk penangkal dikala musim hujan, pemanggil hujan di

musim kemarau yang panjang, penasihat Raja dalam pemerintahan,

penolak bala, penolak setan, pengirim santet untuk mencelakai musuh,

meramal musim tanam dalam pertanian dan mengusut penjahat, pencuri

dan perampok.

2. Mitos yang terdapat dalam cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat

Tunggal Panaluan ini merupakan suatu hal yang menarik karena di dalam

(19)

2

masukkan sebagai fakta sejarah, namun ada sebagian cerita yang dianggap

tidak masuk akal yang akhirnya hanya dapat dimasukkan kedalam kategori

mitos dimana dalam kisah ini banyak cerita mitos yang berbau mistik dan

takhayul yang masih dipercayai oleh masyarakat. Dalam cerita kesaktian

Tongkat Tunggal Panaluan ini terdapat banyak sekali mitos-mitos yang

tidak dapat diterima secara logika oleh akal pikiran manusia zaman

sekarang. Diantaranya adalah bagaimana mungkin manusia-manusia yang

dikutuk oleh Dewata lengket dan menyatu dengan pohon? Bagaimana

mungkin sebuah Tongkat yang diisi dengan kekuatan mistis mampu

melakukan hal-hal gaib diluar batas kemampuan manusia seperti menolak

bala, menangkal maupun mendatangkan hujan, mengirim santet, dan

bahkan seringkali dipercaya bahwa tongkat Tunggal Panaluan tersebut

bisa terbang sendiri? Hal-hal seperti inilah yang tidak mampu

dikategorikan sebagai fakta sejarah, namun hanya dapat dijadikan sebagai

mitos yang seringkali keberadaannya dianggap benar-benar terjadi oleh

masyarakat yang mempercayai keberadaan cerita tersebut.

3. Dalam kisah kesaktian tunggal Panaluan ini, tidak seluruhnya berupa

mitos belaka. Terdapat juga unsur fakta Sejarah didalamnya berupa

peninggalan Tongkat Tunggal Panaluan yang masih tersimpan di Museum

Batak Tomok. Sehingga peninggalan Tongkat Tunggal Panaluan itu

sendiri dapat dijadikan sebagai fakta yang mendukung kebenaran cerita

(20)

3

4. Dalam kisah kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan ini, terdapat

keterkaitan antara fakta dan mitos. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan

bahwa di dalam cerita ini terdapat fakta sejarah, yaitu berupa bukti

peninggalan Tunggal Panaluan itu sendiri dan berbagai mitos yang

membumbui dan menghiasi cerita tersebut sehingga menarik untuk

didengarkan. Dalam kisah kesaktian Tunggal Panaluan ini, fakta dan mitos

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaspisahkan dari kisah itu

sendiri. Fakta dan mitos telah membaur menjadi satu sehingga merupakan

kisah yang mengandung dua sisi yang saling berkaitan. Mitos mengenai

kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan didukung oleh fakta bahwa masih

ada bukti peninggalan Tongkat Tunggal Panaluan itu sendiri. Demikian

juga sebaliknya, fakta mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan ini

didukung oleh mitos-mitos yang membuatnya menjadi satu kisah yang

utuh.

5. Dari semua hasil wawancara dari informan yang dipilih oleh penulis

maka ada sebagian masyarakat yang berpersepsi positif, ragu-ragu dan

negative terhadap kisah kesaktian Tunggal Panaluan ini. Hal itu

disebabkan oleh banyak factor seperti pengalaman, kepercayaan,

pendidikan dan lain-lain. Namun hal tersebut merupakan suatu hal yang

wajar jika masyarakat memiliki persepsi tersendiri terhadap kesaktian

Tunggal Panaluan tersebut baik berupa tanggapan positif maupun negatif.

(21)

4

pengamatan seseorang terhadap orang lain. Jadi setiap orang tidak terlepas

dari proses persepsi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

B. Saran

1. Banyak masyarakat yang kurang mengerti bahwa adanya pencampuran

mitos dengan fakta Sejarah yang terdapat dalam kisah/cerita rakyat

mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan yang diceritakan secara

turun temurun. Maka dari itu diharapkan ketika dalam menerima kisah

yang berasal dari tradisi lisan sebaiknya harus dipilah-pilah terlebih dahulu

untuk dapat membedakan antara mitos dan fakta sejarah yang terkandung

di dalam cerita rakyat Tunggal Panaluan.

2. Bahwa sangat penting untuk mengetahui kisah-kisah dan legenda masa

lalu, apakah itu legenda yang mengandung mitos atau fakta sejarah karena

semuanya itu memperkaya kebudayaan kita. Sangat penting untuk

membuat suatu buku dengan judul kumpulan kisah/legenda masyarakat

Batak Toba yang dilengkapi dengan pembagian fakta dan mitos yang

(22)

DAFTAR PUSTAKA

B.A Simanjuntak & S. Sosrodiharjo, Metode Penelitian Sosial, Medan: Bina Media Perintis, 2009.

B.A Simanjuntak, Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009.

Bimo Wagito, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1985.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2007.

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2009.

James Dananjadja, Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-Lain, Jakarta: Grafiti Press,1997.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995.

Michael Prager & Pieter ter Keurs, Tunggal Panaluan Tongkat Mistis Batak, Medan: Bina Media Perintis, 2008.

Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfa-Beta, 2004.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Bima Aksara,1989.

Gambar

Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Tomok per Dusun……………………..26

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pertunjukan tortor Batak Toba dalam kemasan pariwisata di Museum Huta Bolon Simanindo dan bagaimana dampak peningkatan

Dari gambaran permasalahan tersebut diatas yang menarik untuk melakukan penelitian tentang fungsi dan makna kerbau pada masyarakat Batak Toba dalam upacara kematian

Kehidupan masyarakat Batak Toba di Desa Serdang, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli serdang merupakan judul skripsi yang dapat diselesaikan dengan berbagai tahapan dalam

Kepada kita diperkenalkan lima tokoh penting, yang pertama Ompu Soribuntu Sidabutar yaitu raja pertama di daerah Tomok Samosir, yang kedua Ompu Sojoloan yaitu cucu

Disertasi ini berjudul Mitos Perkawinan Sumbang dalam Cerita Rakyat Batak Toba: Analisis Struktur, Makna dan Fungsi, Martha Pardede, Program Doktor (S3), Fakultas Ilmu

Sehingga masalah dalam penelitian ini dibatasi pada wacana mitos perkawinan sumbang (perkawinan sedarah) dalam cerita rakyat Batak Toba, yakni mekanisme pemikiran apa

Karena itu, penulis berasumsi bahwa cerita atau legenda Aek Sipitu Dai merupakan situs sejarah peradaban dan perkembangan suku Batak Toba yang harus perlu diketahui, bahwasanya

Adapun tonggak sejarahnya mythos asal usul manusia etnis Batak Toba adalah dimulai dari mythos kehidupan di Pusuk Buhit, dan manusia yang pertama berasal dari Pusuk Buhit