• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR T.A 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR T.A 2011/2012."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH

DENGAN MENERAPKAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DI

KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR

T. A. 2011/2012

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul

“Perbedaan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Dengan Menerapkan

Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Di Kelas VII

SMP Negeri 1 Bandar Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd, Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, dan Bapak Mulyono, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Toto Hartato Sinaga dan Ibunda Susini yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Adinda Hartomoro Uli Sinaga. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asmin ginting, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Bandar, Bapak Bitner Nadeak, S.Pd serta Bapak Harles Sianturi, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP N 1 Bandar yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

(4)

viii

Deden, Nana, Thalha, Cifa, Irma, Winda serta teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas B Reguler 2007 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2012 Penulis,

(5)

PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA MEMCAHKAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH (PBM) YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAHDI KELAS VII SMP

NEGERI 1 BANDART.A. 2011/ 2012

Tania Minarni Sinaga 071244110058

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa setelah diajarkan dengan kooperatif tipe jigsaw masalah dan pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas X SMP Negeri 1 Bandar T.A. 2011/ 2012.

Jenis penelitian in adalah quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandar. Sampel terdiri dari 68 orang yaitu siswa kelas VII-8 sebagai kelas kooperatif tipe jigsaw dan siswa kelas VII-9 sebagai kelas pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan jumlah siswa masing-masing berjumlah 34 orang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan instrumen berupa tes uraian yang telah valid dengan reliabilitas tinggi yaitu 0,710 dengan jumlah soal sebanyak 5 butir.

Nilai rata-rata hasil pretes pada kelas Jigsaw 22,06 dan nilai rata-rata hasil pretes kelas PBM 19,32. Dari hasil analisis data pretes kelas Jigsaw diperoleh L0 = 0,0987< Ltabel = 0,1519, dan data pretes kelas PBM diperoleh L0 = 0.1202< Ltabel = 0,1519. Sehingga disimpulkan data pretes kedua kelas berdistribusi normal. Dari uji homogenitas data pretes tidak terdapat perbedaan kedua varians atau kedua sampel homogen, dimana Fhitung = 1,067< Ftabel = 1,792. Dan uji hipotesis data pretes kedua sampel diperoleh thitung = 1,087< ttabel = 1,669, artinya H0 diterima sehingga tidak ada perbedaan kemampuan awal pada kedua kelas.

(6)

vi

1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Identifikasi Masalah 4 1.3. Batasan Masalah 5 1.4. Rumusan Masalah 5 1.5. Tujuan Penelitian 6 1.6. Manfaat Penelitian 6 1.7. Defenisi Operasional 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 8 2.2. Masalah dalam matematika 10 2.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematia 11 2.4. Model Pembelajaran 12

2.5. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 13 2.6. Sintak Pembelajran Kooperatif 14 2.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 15 2.8. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 18 2.8.1. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM 18

(7)

3.8.2 Uji Validitas 37

3.8.3. Tingkat Kesukaran Test 38

3.8.4. Daya pembeda Test 39

3.9. Teknik Analisis Data 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 43

4.1.1. Nilai Pretest Kelas Jigsaw Dan Kelas PBM 43

4.1.2. Nilai Postest Kelas jigsaw Dan Kelas PBM 44

4.2. Uji persyratan Analisis 46

4.2.1. Uji Normalitas 46

4.2.2. Uji Homogenitas 46

4.2.3. Uji Hipotesis 48

4.3. Temuan penelitian 49

4.4. Pembahasan penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1. Kesimpulan 51

5.2. Saran 51

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 46

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 31

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal 35

Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Reabilitas Soal 36

Tabel 3.4. Validitas Soal 38

Tabel 4.4. Data Pretest Kelas Jigsaw Dan Kelas PBM 43 Tabel 4.2. Data Skor Pretes Kelas Jigsaw Dan Kelas PBM

Sajikan dalam kelas distribusi 44 Tabel 4.3. Data postes Kelas Jigsaw Dan Kelas PBM 45 Tabel 4.4. Data Skor Postes Kelas Jigsaw Dan Kelas PBM

Sajikan dalam kelas distribusi

Tabel 4.5. Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Liliefors 46

Tabel 4.6. Ringkasan Uji Homogenitas Data 46

Tabel 4.7. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pretes dan Nilai postes

Kelas Jigsaw dan Kelas PBM 47

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Alur Pembagian Kelompok Jigsaw 35

Gambar 3.1. Skema prosedur penelitian 33

Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata Nilai Pretes dan Nilai postes

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Soal Pretes 54

Lampiran 2. Kunci Jawaban Pretes 55

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Jigsaw) 59 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas PBM) 77

Lampiran 5. Las 90

Lampiran 6. Soal Postes 99

Lampiran 7. Kunci Jawaban Postes 100

Lampiran 8. Teknik Penskoran 104

Lampiran 9. Tabel Skor Hasil Uji Coba Tes 105

Lampiran 10. Perhitungan Uji Reabilitas Tes 107

Lampiran 11. Perhitungan Uji Validitas Tes 109

Lampiran 12. Data Perhitungan Uji Coba Tes Untuk Daya Pembeda

Dan Tingkat kesukaran Tes 110

Lampiran 13. Data Pretes dan Postes Untuk Data Kelas Jigsaw 114

Lampiran 14. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians Data Pretes Kelas Jigsaw 116 Lampiran 15. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians Data Postes Kelas Jigsaw 117

Lampiran 16. Data Pretes dan Postes Untuk Data Kelas PBM 118

Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians Data Pretes Kelas PBM 120

(11)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan akan membawa manusia kedalam perubahan. Dimana perubahan yang diaharapkan adalah perubahan yang menjadikan manusia yang berkualitas. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi sekarang, sangat berpengaruh terhadap segala dimensi kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan mampu bersaing. Sumber daya yang berkualitas hanya dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu wadah untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan dan keahlian.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematik. Besarnya peranan matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran matematika. Cocroft (dalam Abdurrahman 2003:253) mengemukakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1). Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2). Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3). Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4). Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5). Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6). Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang matang.

Selanjutnya Hudojo (1988:3) juga mengatakan bahwa:

“Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu tingkat penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik”.

(12)

2

belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan. Hal tersebut ditunjukkan dari beberapa fakta, seperti: Hasil Programme for Internasional Student Assessment (PISA) 2006, kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat 50 dari 57 negara untuk bidang Matematika, dan juga peringkat 50 dari 57 negara untuk bidang Sains. Selanjutnya hasil Trend in Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) 2007, kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat 36 dari 48 negara untuk bidang Matematika, dan peringkat 35 dari 48 negara untuk bidang Sains.

Senada dengan keterangan di atas, Suharyanto (http://smu-net.com.2008) menyatakan bahwa: “Mata pelajaran matematika masih merupakan penyebab utama siswa tidak lulus UAN 2007. Dari semua peserta yang tidak lulus sebanyak 24,44% akibat jatuh dalam pelajaran matematika, sebanyak 7,69% akibat pelajaran bahasa inggris dan 0,46% akibat mata pelajaran bahasa Indonesia”.

Tinggi rendahnya kemampuan dan hasil belajar matematika siswa dalam suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, karena banyaknya siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2003:252) yaitu: “Dari bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih yang berkesulitan belajar”.

(13)

Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan cenderung monoton yang melibatkan siswa pasif dan tidak termotivasi. Sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian kemampuan dan hasil belajar tidak optimal. Oleh karena itu, guru harus dituntut untuk menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran matematika.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan yang ilmiah guna mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Agar kemampuan pemecahan masalah dalam matematika dapat berhasil maka dibutuhkan peran aktif siswa. Oleh karena itu perlu diusahakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tangung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. Meningkatkan bekerjasama cara kooferatif untuk mempelajari materi yang dutgaskan.

(14)

4

pelajaran, akan tetapi melalui PBM siswa aktif berpikir, komunikasi, mencari dan mengelola data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktifitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masala. PBM menempatkan masalah sebgai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ad proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalh didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah dengan Menerapkan Kooperatif Tipe jigsaw dan Pembelajaran Berbasis Masalah di Kelas VII SMP N 1 Bandar”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial.

2. Pemahaman konsep matematika dari siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial masih rendah .

3. Model mengajar yang digunakan oleh pengajar kurang melibatkan siswa sehingga kurang memotivasi siswa dalam mempelajari matematika pada pokok bahasan aritmetika sosial.

4. Model mengajar yang digunakan oleh pengajar kurang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan aritmetika sosial.

(15)

1.3 Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini sehingga terfokus dan spesifik maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Bandar T.A 2011/2012.

2. Model mengajar yang digunakan oleh pengajar kurang melibatkan siswa sehingga kurang memotivasi siswa dalam mempelajari matematika pada pokok bahasan aritmetika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Bandar T.A 2011/2012.

3. Respon dari siswa terhadap pokok bahasan aritmatika sosial masih rendah dan pembelajaran yang kurang relevan sehingga siswa cepat bosan dalam mempelajari matimatika pada pokok bahasan aritmatika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Bandar T.A 2011/2012.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan Kooperatif Tipe Jigsaw pada pokok bahasan Aritmetika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Bandar pada T.A 2011/2012?

2. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada pokok bahasan Aritmetika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Bandar pada T.A 2011/2012?

(16)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan Kooperatif Tipe Jigsaw berbeda dari pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan Aritmetika sosial di kelas VII SMP Negeri 1 Bandar pada T.A 2011/2012.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok bahasan aritmetika sosial.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa dalam memecahkan masalah.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan datang.

4. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang membahas dan memilih permasalahan yang sama.

1.7 Defenisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan defenisi operasional :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal matimatika yang tidak rutin ditinjau dari aspek: a. Memahami masalah

(17)

2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran yang meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

(18)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.(2009).prosedur penelitian. RinekaCipta. Jakarta. A,M. Cholik. (2004). Matematika SMP kelas VII. Penerbit Erlangga

Cunayah, Cucun. (2005). Ringkasan dan bank soal matematika SMP/MTs. Penerbit Yrama Widia. Bandung

Hudojo, Herman (1988), Mengajar Belajar Matematika, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPLPTK, Jakarta.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2009919-strategi-pembelajaran-berbasis-masalah-spbm/#ixzz1Qr6v5el

Ibrahim, dkk. (2001), pembelajaran kooperatif, Universitas Negeri Surabaya. Surabaya

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Mudjiono, & Dimyati. (2002). Belajar dan pembelajaran. RinekaCipta. Jakarta Nasution, S. (1982). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar.

RemajaRosdakarya. Bandung

Nurhadi, dkk. (2004), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press, Malang.

Poerwardarminta, (1996). Kamus bahasa indonesia. Cipta Media. Surabaya

Rusman, (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sudijono, A. (2009). Mengantarevaluasipendidikan. Rajawali Pers. Jakarta Sudjana, (2005). Metode statistik. Tarsito. Bandung

Syah, Muhibbin. (1995). PsikologipendidikanDenganPendekatanbaru. RemajaRosdakarya. Bandung

(19)

Tim SBM, (2009). Strategi Belajar Mengajar. UNIMED. MEDAN

(20)

vi

RIWAYAT HIDUP

Gambar

GAMBAR   Gambar 2.1. Alur Pembagian Kelompok Jigsaw

Referensi

Dokumen terkait

1) Jaringan irigasi primer, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas: bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi,

Penggunaan sebuah piranti server terdedikasi kurang efisien apabila hanya digunakan untuk sistem operasi tunggal dengan kebutuhan sumberdaya kecil. Mesin

4.4 Perbedaan Kekuatan Perlekatan Bahan Perekat Gigitiruan Protefix, Polident, dan Bony Plus pada Basis Resin Akrilik Polimerisasi

Dari hasil data-data yang diperoleh selama penelitian, telah menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dengan menggunakan Mind Mapping pada

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

[r]

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum

KAMPUS JAKARTA PANDUAN PENGAMBILAN MATA KULIAH PROGRAM SARJANA TERAPAN.