• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI BIOGRAFI KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR PULAU JAMPEA DI KECAMATAN PASIMASUNGGU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR SKRIPSI. Oleh Niga Febriani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI BIOGRAFI KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR PULAU JAMPEA DI KECAMATAN PASIMASUNGGU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR SKRIPSI. Oleh Niga Febriani"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Niga Febriani 105381106517

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(3)

ii ABSTRACT

Niga Febriani, 2021. A biographical study of the life of the coastal community of Jampea Island in Pasimasunggu District, Selayar Islands Regency. Faculty of Teacher Training and

(4)
(5)

iv

(6)

v

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ” (QS. Ar Ra’d : 11)

Mulailah dari tempatmu berada

Gunakan yang kau punya

Lakukan yang kau bisa

PERSEMBAHAN

Skripsi adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT. Karena kepadaNyalah kami menyembah dan hanya kepadaNyalah kami mohon pertolongan.

Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :

Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa ku balas

dengan apapun dan juga kepada keluargaku tersayang

Serta teman-teman yang selalu membantu dan memberikan semangat

(7)

vi

Pembimbing I Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph. D dan Pembimbing II Risfaisal, S.Pd., M. Pd.

Studi Biografi adalah studi yang bertujuan untuk mencari tahu latar belakang kehidupan setiap individu yang berkaitan dengan kondisi sosial dan budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat, seperti yang telah kita ketahui bahwa kondisi sosial dan budaya yang dimiliki oleh setiap individu berbeda dengan individu yang lain. Sama halnya dengan kondisi sosial dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat pesisir. Kehidupan masyarakat pesisir berbeda dengan masyarakat lainnya, perbedaan yang dimaksud disini yaitu dimulai dari segi pengetahuan, kepercayaan atau tradisi, hubungan sosial antara setiap individu dan strategi bertahan hidup masyarakatnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari bagaimana bentuk dan strategi kehidupan sosial masyarakat pesisir di Pulau Jampea Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kepulauan Selayar dan hubungan antara mata pencaharian nelayan dengan tradisi atau kepercayaan tertentu yang dilakukan masyarakatnya.

Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan naratif yang bertujuan untuk mengetahui bentuk dan strategi kehidupan sosial masyarakat pesisir dan hubungan antara mata pencaharian nelayan dengan tradisi ataupun kepercayaan yang dilakukan masyarakatnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu, obervasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian Studi Biografi kehidupan masyarakat pesisir Pulau Jampea di Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu masyarakat pesisir memiliki bentuk dan strategi kehidupan sosial yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Ada banyak permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Masyarakat nelayan di Pulau Jampea masih menerapkan tradisi atau kepercayaan tertentu sebelum turun ke laut menangkap ikan dan tradisi atau kepercayaan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan mata pencaharian masyarakat nelayan.

Kata kunci : Studi Biografi, Masyarakat, Pesisir

(8)

vii

Makassar. Supervisor I Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph. D and Advisor II Risfaisal, S.Pd., M. Pd.

Biographical study is a study that aims to find out the background of each individual's life related to the social and cultural conditions possessed by each society, as we already know that the social and cultural conditions possessed by each individual are different from other individuals. The same applies to the social and cultural conditions of coastal communities. The life of coastal

communities is different from other communities, the differences referred to here are starting in terms of knowledge, beliefs or traditions, social relations between each individual and community survival strategies. The purpose of this study is to find out how the forms and strategies of the social life of coastal communities on Jampea Island, Pasimasunggu District, Selayar Islands Regency and the

relationship between fishermen's livelihoods and certain traditions or beliefs carried out by the community.

This thesis uses qualitative research with a narrative approach which aims to determine the forms and strategies of the social life of coastal

communities and the relationship between fishermen's livelihoods and the traditions or beliefs of the community. Data collection in this study used three ways, namely, observation, interviews, and documentation.

The results of the study of the Biographical Study of the lives of coastal communities on Jampea Island in Pasimasunggu District, Selayar Islands

Regency, namely coastal communities have different forms and strategies of social life from other communities. There are many problems faced by fishermen in their daily life. Most of the people's livelihoods work as fishermen. The fishing communities on Jampea Island still apply certain traditions or beliefs before going to sea to catch fish and these traditions or beliefs have a close relationship with the livelihoods of the fishing communities.

Keywords: Biographical Studies, Society, Coastal

(9)

viii

limpahan rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa pula salam serta taslim kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW. Telah menjadi panutan bagi seluruh umat islam, rahmat bagi alam semesta. Merupakan nikmat yang tiada ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Studi Biografi Kehidupan Masyarakat Pesisir Pulau Jampea Di Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kepulauan Selayar “.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakulta s Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam penyusunannya, namun berkat kehendak dari Allah SWT.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Ayah saya Danial dan Ibu tercinta Hayani yang senantiasa memberikan kasih dan sayangnya serta dukungannya kepada saya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(10)

ix

Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Kaharuddin, S. Pd., M. Pd., Ph. D. Selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Risfaisal, S. Pd., M. Pd, Selaku Pembimbing II yang telaj berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

8. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Namun demikian penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari khilaf dan salah sehingga karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang positif dari para cerdik pandai demi kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semoga Allah SWT. Senantiasa menilai amal perbuatan kita sebagai

(11)

x

Makassar, 20 Juli 2021

Penulis

NIGA FEBRIANI

(12)

xi

HALAMAN JUDUL ...Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ...Error! Bookmark not defined.

PERSETUJUAN PEMBIMBING...Error! Bookmark not defined.

SURAT PERJANJIAN ...Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN ...Error! Bookmark not defined.

MOTTO ... v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ...vi

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ...Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Defenisi operasional ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Konsep ... 10

B. Kajian Teori ... 23

C. Kerangka Pikir ... 26

D. Penelitian Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 31

(13)

xii

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 37

I. Teknik Keabsahan Data ... 39

J. Etika Penelitian ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kabupaten Selayar ... 43

B. Profil Pulau Jampea Kecamatan Pasimasunggu ... 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan ... 78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Saran Penelitian ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN ...Error! Bookmark not defined.

(14)

xiii

Tabel 3. 1 Lokasi Penelitian 33

Tabel 3. 2 Waktu pelaksanaan penelitian 34

(15)

xiv

Gambar 2. 2 Analisis Data 39

Gambar 4. 2 Peta Pulau Jampea 51

Gambar 4. 3 Peta Kecamatan Pasimasunggu 52

(16)

xv

Lampiran 2 Hasil Observasi dan Kutipan Wawancara 93

Lampiran 3 Persuratan 104

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara multikultural dengan keanekaragaman, ras dan budaya, ciri khas tiap provinsi berbeda-beda, hal ini tercermin dari model dan gaya hidup masing-masing provinsi, namun perbedaan tersebut dapat dilandasi oleh motto rangkum keberagaman menjadi satu kesatuan berbeda, tetapi tetap satu jua. Jenis budaya di Indonesia sangat beragam dan hadir dalam beberapa bentuk, seperti ciri khas negaranya yang beragam.

Kebudayaan adalah segala hal yang berkaitan dengan segala aspek dalam kehidupan manusia. Di dalam kebudayaan terdapat beberapa aspek yaitu kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kebudayaan Indonesia memiliki ciri budaya tersendiri yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama faktor geografis, agama, politik, dan ekonomi. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Kebudayaan tercipta dari kebiasaan – kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu oleh masyarakat. Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan sekelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama. Salah satu

(18)

hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan.

Setiap provinsi yang ada di Indonesia pasti memiliki ciri khas kehidupan sosial dan budaya yang berbeda dengan provinsi yang lain, misalnya di provinsi Sulawesi Selatan, seperti kota Makassar. Kehidupan sosial masyarakat di kota Makassar berbeda dengan kehidupan masyarakat yang ada di desa, misalnya dalam hubungan interaksi sosialnya dengan masyarakat lain sangat kurang karena kebanyakan dari mereka hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Dari segi kebutuhan ekonomi, di kota Makassar mata pencaharian masyarakatnya beragam.

Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya suatu konflik dalam kehidupan masyarakat jika di setiap individu tersebut tidak menanamkan sikap toleransi dan saling menghargai antar sesama individu.

Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia, dengan 17.504 pulau dan garis pantai sepanjang 108.000 kilometer. Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar dan sangat beragam, baik itu perikanan, bakau, terumbu karang, padang lamun, mamalia, penyu dan biota laut lainnya. Organisme laut dan sumber daya tak terbarukan (seperti minyak bumi, gas alam dan mineral lainnya) selain menyediakan berbagai jasa lingkungan, seperti pantai yang indah, perairan yang jernih dan berbagai jenis pulau-pulau kecil yang penting untuk pengembangan ekonomi kelautan yang memiliki potensi besar, seperti wisata bahari dan industri bahari lainnya.

(19)

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama mendiami wilayah pesisir, membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas, yang terkait dengan ketergantungan pemanfaatan sumber daya dan lingkungan pesisir.

Sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian sebagai nelayan. Dalam konteks ini, masyarakat nelayan dapat diartikan sebagai kesatuan sosial kolektif masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dengan sistem mata pencahariannya adalah menangkap ikan di laut, yang pola perilakunya diikat oleh nilai dan budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Ciri sosial budaya masyarakat nelayan berbeda dengan masyarakat lain, seperti di pegunungan, lembah, dataran rendah dan perkotaan. Ciri sosial budaya yang dimaksud disini seperti sistem kekerabatan dan kekeluargaannya, sistem kepercayaan masyarakatnya, dan sistem ekonomi masyarakatnya.

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, kea rah darat meliputi daratan baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh sifat- sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin.

Kearah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti pertanian dan pencemaran (Abdullah marlang, 2015).

Dalam perspektif stratifikasi sosial ekonomi, masyarakat pesisir bukanlah masyarakat yang homogen, melainkan terdiri dari berbagai kelompok sosial, yang terlihat dari perspektif interaksi antara masyarakat dengan sumber daya ekonomi yang ada di wilayah pesisir. Sama halnya dengan masyarakat lain, wilayah pesisir

(20)

juga sering menghadapi berbagai masalah, seperti masalah sosial, masalah politik, dan yang paling berpengaruh adalah masalah ekonomi, seperti masalah kemiskinan, ketimpangan sosial, dan tekanan ekonomi.

Dalam Dahuri (2013), menjelaskan bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah perairan antara darat dan laut, dimana daratan berada pada jarak berapapun, rata-rata pasang surut tertinggi, dan batas laut merupakan wilayah yurisdiksi Negara di provinsi tersebut.

Ada beberapa daerah di Sulawesi Selatan yang tergolong ke dalam wilayah pesisir salah satunya Kabupaten Kepulauan Selayar. Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu dari 24 Kabupaten/ Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di puncak Provinsi Sulawesi Selatan memanjang dari Utara ke Selatan, terdapat 11 Kecamatan, 7 Kecamatan dan 67 Desa. Daerah ini memiliki keistimewaan yaitu satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya dipisahkan dari daratan utama Sulawesi. Pulau-pulau yang tersusun dari beberapa pulau membentuk suatu wilayah kepulauan, dan wilayah kepulauan ini terdiri dari dua sub area wilayah pemerintahan. Wilayah daratan termasuk kecamatan Benteng, Bontoharu dan Bontosikuyu, serta wilayah kepulauan yang meliputi Kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, Pasimarannu, dan Pasilambena.

Kabupaten Kepulauan Selayar adalah salah satu daerah yang didalamnya terdapat berbagai macam keanekaragaman, suku, etnis dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat dari setiap Desa, mulai dari keanekaragaman seperti objek wisatanya, sistem kepercayaan,hubungan interaksi antara setiap individu,

(21)

kebudayaan atau kebiasaan masyarakatnya, serta sistem ekonimi. Ada banyak sekali tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di pulau selayar. Salah satunya adalah Takabonerate. Kepulauan Selayar tak hanya kaya dengan wisata bahari, tetapi juga wisata ekologi yaitu Kampung Penyu yang terletak sekitar10 km dari Kota Benteng. Dulu warga disana berburu penyu, namun sekarang mereka sudah sadar dan mulai melestarikannya. Selain itu di Kabupaten Selayar juga terletak satu Pulau yang bernama Pulau Jampea.

Pulau Jampea adalah salah satu pulau yang berada di bagian Selatan Pulau Selayar tepatnya di antara Pulau Kayuadi Kecamatan Takabonerate dan Pulau Kalaotoa di Kecamatan Pasimarannu. Jarak tempuh penyeberangan masyarakat dari Jampea ke kota Selayar itu sekitar 8 jam. Masyarakat di pulau tersebut sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, karena wilayahnya yang dekat dengan laut. Bisa dikatakan bahwa kehidupan sebagian masyarakatnya sangat bergantung pada seberapa besar hasil tangkapan ikan dilaut.

Masyarakat Nelayan di Pulau Jampea masih sangat menjunjung tinggi tradisi leluhur secara turun-temurun atau yang menjadi kebiasaan yang dilakukan masyarakat setiap turun ke laut. Kebiasaan tersebut misalnya, sebelum menurunkan perahu yang baru dibuat masyarakat disana melakukan ritual seperti membuat makanan yang biasa disebut dengan haje’ yang dicampur dengan kelapa cair. Selain itu ada juga kebiasaan yang sering dilakukan nelayan sebelum turun ke laut, yaitu apabila bulan tidak terlihat mereka percaya bahwa ikan dilaut berkurang dan cuaca juga tidak mendukung untuk menangkap ikan. Dari beberapa kebiasaan tersebut menjadi tolak ukur penulis untuk melakukan sebuah penelitian

(22)

terkait dengan studi biografi kehidupan masyarakat pesisir dalam hal ini kondisi sosial budayanya.

Studi biografi adalah salah satu studi pengalaman seorang individu yang diceritakan oleh peneliti atau di temukan di berbagai dokumen atau arsip.

Pengalaman – pengalaman individu tersebut dapat diketahui dengan cara melakukan sebuah wawancara langsung kepada masyarakat yang bersangkutan.

Akan tetapi, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa judul dari penelitian ini adalah studi biografi kehidupan masyarakat pesisir, dimana tujuan utama dari penelitian ini untuk mencari tahu latar belakang kehidupan masyarakat pesisir.

Kehidupan yang dimaksud disini adalah kehidupan yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya masyarakat, seperti sistem sosial, sistem kepercayaan, adat istiadat, sistem ekonomi, sistem pengetahuan, dan strategi bertahan hidup masyarakat pesisir.

Oleh karena itu, saya berinisiatif untuk mengangkat judul ini karena saya ingin mencari tahu seperti apa studi biografi masyarakat pesisir, dalam hal ini masyarakat pesisir di pulau Jampea, karena saya melihat dari beberapa penjelasan di atas bahwa kehidupan sosial budaya masyarakat pesisir berbeda dengan masyarakat lainnya dan sangat menarik untuk diteliti.

Berdasarkan beberapa penjelasan latar belakang di atas, menjadi dasar pertimbangan penulis untuk melakukan penelitian terkait dengan kondisi sosial budaya masyarakat pesisir dalam sebuah judul ” Studi Biografi Kehidupan Masyarakat Pesisir Pulau Jampea di Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kepulauan Selayar ”.

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk dan strategi kehidupan masyarakat pesisir Pulau Jampea ?

2. Bagaimanakah hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat pesisir di pulau Jampea ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab semua permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk dan strategi kehidupan sosial masyarakat pesisir Pulau Jampea.

2. Untuk mengetahui hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat pesisir di Pulau Jampea.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini akan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada pengembangan ilmu sosial pada umumnya dan ilmu sosiologi pada khususnya dan sebagai bahan referensi kepada peneliti yang tertarik membahas bagaimana studi biografi kehidupan masyarakat pesisir Pulau Jampea di Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kep. Selayar.

(24)

2. Manfaat Praktis

a. Untuk objek penelitian,yakni Pulau Jampea di Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kep. Selayar.

b. Untuk peneliti sendiri, dapat mengembangkan pengetahuan tentang studi biografi (kondisi sosial budaya ) masyarakat pesisir Pulau Jampea.

c. Untuk referensi, yakni dapat menjadi bahan rujukan bagi para peneliti selanjutnya.

E. Defenisi operasional

Defenisi operasional penelitian ini meliputi studi biografi (kondisi sosial budaya) dan masyarakat pesisir :

1. Studi Biografi

Studi Biografi adalah salah satu studi yang bertujuan untuk mencari tahu latar belakang kehidupan setiap individu yang berkaitan dengan tradisi ataupun kebiasaan yang dilakukan oleh setiap masyarakat pesisir.

2. Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama- sama mendiami suatu wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang menggantungkan dirinya dengan sumber daya pesisir.

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang hidup dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut.

3. Pulau Jampea

Pulau Jampea adalah salah satu pulau yang berada di bagian Selatan Pulau Selayar tepatnya di antara Pulau Kayuadi Kecamatan Takabonerate dan

(25)

Pulau Kalaotoa di Kecamatan Pasimarannu. Jarak tempuh penyeberangan masyarakat dari Jampea ke kota Selayar itu sekitar 8 jam. Masyarakat di pulau tersebut sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, karena wilayahnya yang dekat dengan laut. Bisa dikatakan bahwa kehidupan sebagian masyarakatnya sangat bergantung pada seberapa besar hasil tangkapan ikan dilaut.

(26)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Pengertian Studi Biografi

Denzin (1989 a) mendefenisikan bahwa biografi sebagai sebuah studi yang menggunakan kumpulan dokumen yang mendeskripsikan kejadian - kejadian di dalam hidup seseorang. Biografi secara kualitatif adalah studi pengalaman seorang individu yang diceritakan oleh peneliti atau ditemukan di berbagai dokumen atau arsip.

Maksud dari kutipan di atas, studi biografi adalah sebuah studi yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen-dokumen ataupun beberapa hal yang berkaitan dengan pengalaman yang terjadi di dalam kehidupan setiap individu.

Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa studi biografi adalah sebuah studi yang digunakan oleh setiap peneliti dengan cara mengumpulkan berbagai macam dokumen – dokumen yang berkaitan dengan kejadian atau pengalaman setiap individu, dimana peneliti disini bertugas menceritakan kembali kejadian atau pengalaman yang telah di dengar dari setiap individu yang telah di wawancarai.

(27)

Menurut Toyidin (2013 : 292) studi biografi adalah sebuah studi yang dilakukan untuk mencari tahu riwayat hidup seseorang, seperti ideologinya, kehidupannya, perjuangannya, dan lain-lain.

Maksud dari kutipan diatas, studi biografi adalah sebuah studi yang bertujuan untuk mencari tahu bagaiamana latar belakang atau riwayat hidup seseorang, yang berkaitan dengan ideologinya, kehidupannya, dan perjuangannya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa studi biografi adalah sebuah studi yang bertujuan untuk mencari tahu latar belakang atau riwayat hidup seseorang yang berkaitan dengan ideologinya, kehidupannya, dan perjuangannya.

Menurut Sucipto, dkk. (2014: 34) dalam biografi dijelaskan secara lengkap bagaimana kehidupan seseorang mulai dari kecil sampai tua,bahkan hingga orang tersebut meninggal. Semua jasa, karya, dan segala aspek yang dilakukan atau dihasilkan orang tersebut juga dijelaskan.

Maksud dari kutipan diatas, biografi adalah sebuah studi yang bertujuan untuk mencari tahu secara detail mengenai kehidupan seseorang mulai dari kecil sampai tua hingga orang tersebut meninggal. Semua karya yang dihasilkan orang tersebut harus dijelaskan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa studi biografi adalah sebuah studi yang berisikan tentang perjalanan hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain berdasarkan fakta yang penulis ketahui.

(28)

2. Sistem Sosial Budaya a. Sistem Sosial

Aktivitas sosial adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.Sistem sosial ini tersusun dari aktivitas manusia, aktiivitas manusia ini berinteraksi satu sama lain, mengadakan kontak dengan orang lain dalam pola tertentu sesuai dengan kebiasaan tingkah laku yang sifatnya spesifik dari aktivitas tersebut terjadi dalam kehidupan sehari- hari dan dapat diamati dan dicatat.

Menurut Garna ( 1996: 34 ), sistem sosial adalah suatu perangkat peran sosial yang berinteraksi atau kelompok sosial yang memiliki nilai – nilai, norma dan tujuan bersama. Sistem sosial merupakan proses interaksi di antara pelaku sosial.

Maksud dari kutipan diatas, sistem sosial adalah suatu perangkat kiprah sosial yang berinteraksi yang didalamnya terdapat nilai, norma dan tujuan bersama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem sosial pada dasarnya merupakan suatu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh setiap individu, seperti yang telah diungkapkan oleh Parsons dalam Garna (1996:35).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem sosial adalah suatu rangkaian yang saling terkait antara satu dengan yang lain

(29)

yang didalamnya terdapat nilai, norma dan tujuan yang ingin dicapai secara bersama-sama.

Ahli sosiologi, Ogbum dan Nimkoff mendefenisikan bahwa sistem sosial adalah keberagaman individu yang berinteraksi satu sama lain menurut makna dan norma kultural yang disepakati bersama-sama.

Maksud dari kutipan diatas, sistem sosial merupakan suatu sistem atau bagian yang didalamnya terdapat keberagaman individu yang saling berinteraksi satu sama lain dari makna dan kebiasaan kultural yang disepakati secara bersama-sama.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem sosial adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat keberagaman atau bermacam-macam individu yang saling berinteraksi satu sama lain berdasarkan makna dan kebiasaan kultural yang disepakati secara bersama.

Menurut Talcott Parsons, sistem sosial adalah sistem yang terdiri dari beberapa elemen pokok, yaitu pertama, sejumlah aktor-aktor individual yang saling berinteraksi dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik. Kedua, aktor-aktor yang mempunyai motivasi dalam arti mempunyai kecenderungan untuk mengoptimalkan kepuasan. Ketiga, adanya sistem symbol bersama yang terstruktur secara kultural.

Maksud dari kutipan diatas, sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen penting, yaitu pertama, adanya beberapa individu yang memiliki peran sebagai pelaku utama di dalam sistem sosial dan saling

(30)

berinteraksi dengan individu yang lain. Kedua, individu sebagai pelaku utama untuk menumbuhkan semangat yang tinggi dalam sistem sosial. Ketiga, adanya sistem symbol secara bersama-sama yang tersusun secara kultural.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem sosial adalah suatu sistem atau bagian yang penting dalam kehidupan setiap individu, dimana individu tersebut memiliki peran sebagai pelaku atau aktor utama di dalam sistem sosial dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dan memiliki semangat yang tinggi serta sistem symbol secara bersama- sama yang tersusun secara kultural.

b. Sistem Budaya

Para pakar antropologi budaya Indonesia umumnya sependapat bahwa kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah. Kata buddhayah adalah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.

Secara etimologis, kata “kebudayaan” berarti hal yang berkaitan dengan akal (Koentjaraningrat, 1974:9).

Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang di dalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta, karsa, dan karya, baik yang fisik materil maupun psikologis, dan spiritual.

Maksud dari kutipan diatas, sistem sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. Pemberian makna konsep sistem sosial budaya ini dianggap penting karena tidak hanya

(31)

menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan sistem sosial budaya itu sendiri, tetapi memberikan uraian deskripsinya melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa sistem sosial budaya adalah suatu keseluruhan dari unsur- unsur tata nilai, tata sosial dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan masing- masing unsur bekerja secara mandiri serta bersama- sama antara satu dengan yang lain dan saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Maksud dari kutipan diatas, kebudayaan adalah holistikyang kompleks yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan tatacara serta kemapuan lain yang di dapat seseorang menjadi anggota masyarakat.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, serta meliputi sistem ide atau sebuah gagasan yang ada daolam pikiran seorang manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

(32)

Andreas Eppink berpendapat bahwa pengertian budaya mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur sosial, religius, dan segala pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Maksud dari kutipan diatas, budaya merupakan keseluruhan struktur sosial yang didalamnya terdapat nilai, norma, dan ilmu pengetahuan yang menjadi ciri khas setiap individu.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan keseluruhan struktur sosial yang dimiliki oleh setiap individu yang didalamnya terdapat sebuah nilai, norma, perilaku, dan segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

3. Pengertian Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.Menurut Soegiarto dalam Dahuri (1996), mendefenisikan bahwa masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dengan menggantungkan hidupnya dalam ekosistem laut.

Maksud dari kutipan diatas, masyarakat pesisir adalah masyarakat yang pada dasarnya bertempat tinggal di wilayah pantai dan sebagian masyarakat disana bermata pencaharian sebagai nelayan.

(33)

Masyarakat pesisir memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Perbedaan ini dikarenakan keterikatan erat dengan karakteristik ekonomi wilayah. Latar belakang budaya, dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faizal (2002) masyarakat di wilayah pesisir memiliki pendidikan yang rendah, produktivitas yang sangat tergantung pada musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya, buruknya mekanisme pasar dan sulitnya transfer sarana penunjang teknologi dan komunikasi yang mengakibatkan pendapatan masyarakat pesisir tidak menentu. Masyarakat pesisir pada umumnya berprofesi sebagai nelayan, dimana di dalam ensiklopedia Indonesia nelayan digolongkan sebagai pekerja, yaitu orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara lansung maupun secara tidak langsung sebagai mata pencahariannya (1983).

Arti nelayan dalam buku statistik perikanan Indonesia adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya / tanaman air (1995). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Per.27/Men/2006 Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.

Masyarakat pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang didapatkan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.

Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumber daya yang di garap, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang

(34)

banyak, nelayan harus berpindah-pindah. Tempat untuk menangkap ikan(Sebenan, 2007).

Wilayah pesisir didefenisikan sebagai suatu wilayah peralihan antara laut dan daratan, kearah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut dan ke arah laut meliputi paparan benua (Beatly et. al.,1994 dalam Dahuri et. al., 1996). Banyak hal yang mempengaruhi rendahnya ekonomi masyarakat pesisir di Pulau Jampea Kecamatan Pasimasunggu menengah ke bawah, diantaranya adalah mahalnya kebutuhan pokok yang semakin kesini semakin naik, tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat seperti wajib belajar 9 tahun.

4. Kehidupan Sosial Masyarakat Pesisir

Kategori sosial masyarakat nelayan Indonesia terbagi menjadi dua yaitu nelayan tradisional dan nelayan buruh. Mereka adalah penyumbang utama kuantitas produksi perikanan tangkap national. Walaupun demikian, posisi sosial mereka tetap marginal dalam proses transaksi ekonomi yang timpang sehingga sebagai pihak produsen, seorang nelayan tidak memperoleh bagian pendapatan yang besar, yang paling beruntung adalah pihak pedagang ikan yang berskala besar atau pedagang perantara. Dengan demikian para pedagang inilah yang akan menjadi penguasa ekonomi di desa-desa nelayan.

Hal ini telah menyebabkan lahirnya masalah sosial ekonomi yang krusial pada masyarakat nelayan. Namun masalah ini bukanlah merupakan satu- satunya factor yang menimbulkan persoalan sosial di kalangan nelayan,

(35)

faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah semakin berkurangnya sumber daya perikanan, kerusakan ekosistem pesisir dan laut, serta keterbatasan kualitas dan kapasitas teknologi penangkapan, rendahnya kualitas sumber daya manusia, terbatasnya akses terhadap sumber daya perikanan, dan lemahnya kebijakan dan dukungan failitas pembangunan untuk masyarakat nelayan.

Ada tiga aspek dasar yang menjadi kebutuhan hidup dalam rumah tangga nelayan, yaitu :

1). Pergulatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

2). Terbatasnya pemenuhan kebutuhan pendidikan anak–anaknya

3). Terbatasnya akses mereka terhadap jaminan kesehatan.

5. Karakteristik Masyarakat Pesisir

Dalam kerangka sosiologis, masyarakat pesisir, khususnya masyarakat nelayan, memiliki perilaku yang berbeda dengan masyarakat agraris.

Perbedaan ini sebagian besar disebabkan karena karakteristik sumber daya yang menjadi input utama bagi kehidupan sosial ekonomi mereka.

Masyarakat nelayan akrab dengan ketidakpastian yang tinggi karena secara alamiah sumber daya perikanan bersifat invisible sehingga sulit untuk diprediksi. Dalam kondisi seperti inu maka tidak jarang ditemukan karakteristik masyarakat nelayan yang keras, sebagian temparemental dan tidak jarang yang boros karena ada persepsi bahwa sumber daya perikanan

”tinggi diambil” di laut. Hal ini juga terkait dengan resiko yang tinggi saat

(36)

melaut dimana nyawa menjadi taruhannya berkaitan dengan tingginya gelombang dan rendahnya teknologi navigasi dan kapal yang kecil.

Masyarakat pesisir memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Perbedaan ini dikarenakan keterikatan erat dengan karakteristik ekonomi wilayah. Latar belakang budaya, dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faizal (2002) masyarakat di wilayah pesisir memiliki pendidikan yang rendah, produktivitas yang sangat tergantung pada musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya, buruknya mekanisme pasar dan sulitnya transfer sarana penunjang teknologi dan komunikasi yang mengakibatkan pendapatan masyarakat pesisir tidak menentu. Masyarakat pesisir pada umumnya berprofesi sebagai nelayan, dimana di dalam ensiklopedia Indonesia nelayan digolongkan sebagai pekerja, yaitu orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara lansung maupun secara tidak langsung sebagai mata pencahariannya (1983).

Arti nelayan dalam buku statistik perikanan Indonesia adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya / tanaman air (1995). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Per.27/Men/2006 Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.

Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal. Selain itu ada banyak hal-hal yang tidak diketahui oleh orang luar mengenai karakteristik masyarakat pesisir, mereka

(37)

mempunyai cara berbeda dari aspek pengetahuan, kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya.

Ciri khas wilayah pesisir jika ditinjau dari aspek biofisik wilayah, ruang pesisir dan laut serta sumber intevensi manusia pada wilayah tersebut mengakibatkan perubahan yang signifikan. Seperti bentang awal yang sulit di ubah, yaitu proses pertemuan air tawar dan air laut yang menghasilkan ekosistem yang khas. Adapun ciri sosial ekonomi masyarakat pesisir sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir, dan transportasi laut.

6. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan 1. Biaya Produksi

Menurut Irawan dan Suparmoko (1979: 96) biaya produksi adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan, langsung maupun tidak langsung, dalam produksi untuk menambah output. Lebih khusus dapat dikatakan bahwa capital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk proses produksi pada saat yang akan dating. Modal sebagai alat pendorng perkembangan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik, perbaikan-perbaikan dalam pendidikan, kesehatan dan keahlian.

Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama memulai usaha. Dalam memulai usahanya, nelayan membutuhkan modal yang cukup untuk

(38)

menangkap ikan. Adapun modal tersebut dibutuhkan untuk membeli perahu, mesin, alat penangkap ikan, serta alat-alat tambahan yang dapat menunjang untuk meningkatkan hasil tangkapannya.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja menurut Basir Barthos (2001: 265) adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap usaha kegiatan nelayan yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja.

3. Teknologi

Teknologi terkait dengan peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan adalah perahu tanpa mesin dan perahu dengan mesin, jarring dan pancing. Peralatan nelayan adalah nilai dari peralatan yang digunakan seperti harga perahu, harga peralatan penangkapan ikan, dan bahan makanan yang dibawa melaut dan yang ditinggalkan di rumah.

Menurut Satrian (2002), keberadaan nelayan digolongkan menjadi 4 tingkatan dilihat dari kapasitas teknologi (alat tangkap dan armada), orientasi pasar dan karakteristik pasar. Keempat kelompok tersebut, antara lain nelayan tradisonal (peasant-fisher) yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri; post peasant-fisher atau nelayan yang menggunakan teknologi penangkapan ikan yang lebih maju, seperti motor temple atau kapal motor;

nelayan komersial atau nelayan yang telah berorientasi pada peningkatan

(39)

keuntungan, dan nelayan industry yang memiliki beberapa ciri, seperti terorganisasi, padat modal, pendapatan lebih tinggi, dan berorientasi ekspor.

B. Kajian Teori

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditetapkan teori yang berkaitan, yaitu sebagai berikut :

1. Teori Fenomenologi

Persoalan pokok yang hendak diterangkan oleh teori ini justru menyangkut persoalan pokok ilmu sosial itu sendiri, yaitu bagaimana latar belakang kehidupan sosial dan budaya masyarakat pesisir. Alfred Schutz mengkhususkan perhatiannya kepada satu bentuk dari subjektvitas yang disebutnya: antar subjektivitas. Konsep ini menunjuk kepada pemisahan keadaan subjektif atau secara sederhana menunjuk dimensi dari kesadaran umum ke kesadaran khusus. Intersubjektivitas yang memungkinkan pergaulan sosial itu terjadi dan tergantung kepada pengetahuan tentang peranan masing-masing yang diperoleh melalui pengalaman yang bersifat pribadi (George Ritzer 2016: 59-60). Konsep intersubjektivitas ini mengacu dalam memahami latar belakang kehidupan sosial budaya masyarakat pesisir tidak hanya melihat apa yang tampak di permukaan akan tetapi lebih pada pengalaman-pengalaman setiap masyarakat untuk menguat sisi-sisi yang tak nampak atau hal-hal yang terpendam dari benak masyarakat yang berkaitan dengan kondisi sosial budayanya.

(40)

Ada empat unur pokok dari teori fenomenologi yaitu : 1. Perhatian terhadap aktor, yang pada dasarnya disini menyangkut persoalan metodologi, tentang bagaimana cara mendapatkan data tentang kondisi sosial budaya masyarakat pesisir itu sesubjektif mungkin, 2. Memusatkan perhatian kepada kenyataan yang penting atau yang pokok kepada sikap wajar atau alamiah, alasannya adalah yang menjadi perhatian khusus harus dipusatkan kepada suatu gejala yang penting dari kondisi sosial budaya yang ada pada masyarakat pesisir, 3. Memusatkan perhatian kepada masalah mikro, maksudnya kondisi sosial budaya masyarakat pesisir mengalami beberapa permasalahan dari yang kcil hingga mendalam, 4. Memperhatikan pertumbuhan, perubahan, dan proses tindakan yakni berusaha memahami bagaimana latar belakang kehidupan sosial budaya masyarakat pesisir dari dulu sampai saat ini.

Husserl dalam mereflesikan suatu pengalaman sosial kesadaran akan diri sendiri yang berinteraksi dengan orang lain. Untuk melakukan hal ini, kita mesti menangguhkan atau memberi “tanda kurung” (apoche) pada kepercayaan kita akan dunia di luar pengalaman kita dan meninggalkan prasangka kita tentang permasalahan yang berkaitan dengan sosial budaya masyarakat pesisir. Oleh karena itu, objek yang ingin diketahui harus diamati terus menerus melalui reduksi (Prof. Dr. I.B. Wirawan 2012: 141). Melalui reduksi, kita menunda upaya menyimpulkan sesuatu dari setiap prasangka terhadap realitas. Langkah-langkah reduksi yang dimaksud adalah reduksi fenomenologi, reduksi eidetic dan reduksi transcendental (Collin 1997: 111).

(41)

Reduksi fenomenologi merupakan langkah pemurnian fenomena yang harus dilakukan. Dalam reduksi fenomenologi ini, semua pengalaman dalam bentuk kesadaran harus disaring atau dikurung sementara (backeting). Selama pengaamatan berlangsung penelti harus mencari tahu “Ada apa di balik kondisi sosial dan budaya masyarakat pesisir ?”, dan “ apa yang dialami masyarakat pesisir pada alam kesadaran?”. Artinya, peneliti berupaya mendapatkan kondisi sosial dan budaya masyarakat pesisir.

Reduksi eidetic merupakan tahapan reduksi yang kedua. Reduksi bertujuan memperoleh intisari hakikat yang telah ada. Untuk mencapai tujuan ini, pertama peneliti akan selalu mengabstraksikan atau menggambarkan secara imajinatif yakni menggambarkan seolah-olah “bagaimana latar belakang kehidupan sosial budaya masyarakat pesisir”. Kedua, melakukan identifikasi dan klarifikasi terhadap data-data yang bersifat tetap atau tidak menunjukkan perubahan dalam berbagai variasi, situasi dan kondisi.

Reduksi transedental berusaha memilah hakikat yang masih bersifat empiris menjadi hakikat yang murni. Hal yang empiris disaring, sehingga tiinggal kesadaran aktivitas itu sendiri berupa kesadaran murni (transedental).

Dalam hal ini peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang berkaitan dengan latar belakang kehidupan sosial budaya masyarakat pesisir, dipikir dan dialami dengan makna yang ditemukan.

2. Teori Siklus

(42)

Teori siklus dalam teori perubahan sosial menyatakan bahwa perubahan sosial ini bagaikan roda yang sedang berputar karena menurut teori ini perubahan zaman merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan tidsk dapat dikendalikan oleh manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun.

Teori siklus adalah suatu teori perubahan sosial yang prosesnya seperti gelombang yang naik turun. Perubahan ini bersifat siklus yang artinya berulang. Teori ini berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti karena berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan bahwa pola kehidupan yang dialami masyarakat pesisir di pulau Jampea itu berlangsung secara berulang misalnya dalam perekonomian yaitu mata pencaharian. Seperti yang telah diketahui bahwa mata pencaharian masyarakat disana adalah nelayan dan petani dimana pendapatannya bergantung pada musim sehingga mereka harus mencari pekerjaan sampingan agar kebutuhan mereka bisa terpenuhi namun apabila tiba musim ikan dan musim panen mereka kembali lagi untuk melaut dan bertani begitupun seterusnya, artinya kehidupan ekonomi masyarakatnya terjadi secara berulang seperti proses gelombang yang naik turun.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir atau berpikir merupakan penjelasan sementara yang menjadi objek permasalahan di sebuah topik penelitian. Kerangka berpikir dapat dikatakan sebagai rumusan masalah yang telah dibuat berdasarkan adanya suatu proses deduktif di dalam rangka menghasilkan beberapa dari konsep serta juga

(43)

proposisi yang digunakan untuk memudahkan seorang peneliti di dalam merumuskan hipotesis penelitian.

Bagan kerangka pikir :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Penelitian Relevan

N O

Nama dan Judul

Penelitian terdahulu

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Tahu n

Fokus Masalah

Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan

1 Anugrah Alam Syah

“Solidaritas Sosial Masyarakat

Jenis Penelitian Deskriptif kualitatif dan pendekatan

2016 Fokus

penelitian ini mengembangka

n pada

gambaran

Adapun perbedaannya dengan penelitian yang saya lakukan

adalah di

Pulau Jampea

Studi Biografi

Hasil Penelitian

Bentuk Fenomena Kondisi Sosial

Tradisi / Kepercayaan

(44)

Nelayan Dalam Penangkapa n Ikan Di Kelurahan Bentengnge Kec. Ujung Bulu Kab.

Bulukumba“

Sosiologi dan

fenomenolog i

kelompok nelayan dan bentuk-bentuk solidaritas sosial masyarakat nelayan.

penelitian ini penulis lebih fokus membahas mengenai bentuk solidaritas atau kerja sama antara para nelayan di Kelurahan

Bentengnge Kec.

Ujung Bulu Kab.

Bulukumba, sedangkan dalam penelitian yang saya lakukan lebih fokus membahas mengenai kondisi sosial budaya masyarakat pesisir yang berhubungan dengan sistem kepercayaan,siste m ekonomi,dan sistem

(45)

kekerabatan (kekeluargaan) masyarakat pesisir dalam hal ini masyarakat yang bermata

pencaharian sebagai nelayan.

2. Riski Apriani

“Kehidupan Sosial Budaya Dalam Kaitannya Dengan Perilaku Ekonomi Masyarakat Nelayan (Studi Terhadap Kemiskinan

Jenis penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif.

2009 Penelitian ini difokuskan pada kaitan pola sistem gotong royong dengan perilaku

ekonomi pada masyarakat nelayan miskin dan kaitan sistem

kepercayaan dengan perilaku ekonomi pada masyarakat

Menurut pendapat saya penelitian tersebut memiliki beberapa

persamaan dengan penelitian yang akan saya lakukan namun yang saya lihat ada beberapa permasalahan yang berbeda yaitu dari segi kehidupan

ekonomi masyarakat

(46)

di

Kelurahan Muarareja Kecamatan Tegal Barat Kota

Tegal)”

nelayan miskin di Kelurahan Muarareja.

nelayan penelitian tersebut hanya difokuskan

membahas

mengenai sistem gotong royong

dan sistem

kepercayaan masyarakat nelayan.

3 Pratama Adi Saputra

“Agama dan Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir”

Penelitian ini menggunaka n Metode penelitian kualitatif

2020 Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh tradisi Nadran pada masyarakat pesisir

Kelurahan Pasar Madang

Kecamatan Kota Agung

Menurut pendapat saya perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada penelitian tersebut penulis hanya fokus membahas mengenai

pengaruh tradisi Nadran pada masyarakat

(47)

pesisir, sedangkan penelitian yang saya lakukan fokus membahas mengenai Sistem studi biografi kehidupan

masyarakat pesisir dalam hal ini kondisi sosial budaya

masyarakat pesisir.

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

(48)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya menggunakan model atau desain penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrument kunci (Sugiyono, 2005).

Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data yang sedalam-dalamnya, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah pendekatan naratif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini karena pendekatan naratif merupakan pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan atau menceritakan pengalaman individu atau kelompok dalam bentuk teks sejarah, dan sastra . Dalam kalimat lain bahwa peneliti akan menjelaskan atau

(49)

menggambarkan data-data yang telah dikumpulkan di lapangan berupa teks, cerita, percakapan, gambar serta simbol.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Pulau Jampea Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kep. Selayar, adapun rancangan kriteria pemilihan lokasi yaitu :

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian

Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian ini terkait dengan Studi Biografi Kehidupan Masyarakat Pesisir Di Pulau Jaampea Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kep.Selayar

Peristiwa/

persoalan (issu)

Masyarakat merupakan elemen terpenting di dalam penelitian ini karena di dalam penelitian ini yang akan di teliti adalah bagaimana studi biografi kehidupan masyarakat pesisir yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya,kondisi ekonomi dan bagaimana strategi bertahan hidup masyarakat pesisir di pulau Jampea Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten Kep.Selayar.

(50)

Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin penelitian dalam kurang waktu lebih 2 bulan.Adapun matriks jadwal waktu pelaksanaan penelitian, yaitu :

No Jenis Kegiatan

Bulan I Bulan II Bulan III I II III IV I II III IV I II III IV 1. Pengusulan Judul

2.

Penyusunan Proposal

3.

Konsultasi Pembimbing 4. Seminar Proposal

5.

Pengurusan Izin Penelitian

6. Penelitian

7

Penyusunan Hasil Penelitian

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

C. Fokus Penelitian dan Sub Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan tentang bagaimana Studi Biografi Kehidupan Masyarakat Pesisir Pulau Jampea di Kecamatan Pasimasunggu, dalam hal ini mengenai latar belakang kehidupan masyarakat pesisir di Pulau Jampea mulai dari

(51)

dahulu sampai dengan sekarang ini.Adapun yang menjadi sub fokus dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

D. Informan Penelitian

Adapun informan di dalam penelitian ini ditentukan secara snowball sampling (bertujuan). Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya.Begitu seterusnya sampai jumlah sampel semakin banyak.

Penelitian akan mengumpulkan data melalui informan diatas sesuai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Penentuan informan selanjutnya dilakukan secara snowball. Artinya, setelah penulis tiba di aktor yang telah ditentukan, penulis akan mencari tahu di lokasi tersebut masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang telah lama menjadi seorang nelayan dan tahu mengenai latar belakang pulau Jampea.

E. Jenis dan Sumber Penelitian

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada objek.

Untuk melengkapi data, maka dilakukan wawancara secara langsung dan

(52)

mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebagai alat pengumpulan data.Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung terhadap responden mengenai Kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat pesisir.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang relevan dan data yang tidak secara lansung diperoleh dari responden, tetapi diperoleh dengan menggunakan dokumen yang erat hubungannya dengan pembahasan. Dalam hal ini penulis mengambil data observasi dari kalangan yang berhubungan dengan masalah seperti Kondisi sosial budaya masyarakat nelayan melalui wawancara.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrument penelitian yang digunakan adalah instrumen penelitian berupa lembar observasi, panduan wawancara, dokumentasi dan peneliti itu sendiri. sebagai pendukung dalam penelitian. Adapun instrumen yang di maksud adalah sebagai berikut:

1. Catatan lapangan, berisi catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pengamatan langsung di lapangan.

2. Pedoman wawancara, berisi seperangkat daftar pertanyaan peneliti sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan.

(53)

3. Kamera yang digunakan ketika peneliti melakukan observasi untuk merekam kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video

4. Telepon genggam untuk recorder. Recorder di gunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara, observasi dan sebagainya.

5. Pulpen dan buku yang di gunakan untuk menuliskan informasi data yang didapat dari narasumber.

6. Peneliti itu sendiri.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, diantaranya :

a. Observasi

Penelitian dengan mendatangi lokasi penelitian, mengadakan pengamatan secara langsung terhadap permasalahan yang akan diteliti berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Adapun yang menjadi lokasi observasi yaitu mengunjungi rumah masyarakat secara langsung dan meminta izin kepada masyarakat untuk meneceritakan pengalaman-pengalamannya selama menjadi seorang nelayan mulai dari dulu sampai saat ini.

b. Wawancara

(54)

Setelah peneliti mengobservasi tempat yang ingin diteliti, peneliti selanjutnya turun langsung ke lapangan untuk melanjutkan proses tanya jawab peneliti dengan subjek penelitian atau informan dalam suatu situasi sosial. Dengan memanfaatkan metode wawancara ini, maka penulis dapat melakukan penyampaian sejumlah pertanyaan kepada responden secara lisan dengan menggunakan panduan wawancara tiada lain untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis.

c. Dokumentasi

Selanjutnya melakukan dokumentasi dimana dokumentasi tersebut dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan data yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari kalangan/tulisan. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data, tiada lain untuk memperkuat kredibilitas data yang diperoleh. Dokumentasi yang dimaksud disini seperti dokumen-dokumen atapun berkas-berkas yang berhubungan dengan kehidupan nelayan dan foto- foto lama nelayan jika ada.

H. Teknik Analisis Data

Lexy J. Moleong menyatakan Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik analisa data

(55)

merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Teknik analisis data yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dengan cara mengacu pada aturan atau metode penelitian yang digunakan.

Untuk penelitian kualitatif, analisis data dapat dilakukan pada gambar berikut yang merupakan model analisis data kualitatif:

Gambar 2.2 Langkah-langkah Analisis Data

Adapun penjelasan bagan di aatas yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data yaitu kegiatan mencari data di lapangan untuk memecahkan permasalahan peneliti

2. Transkripsi data adalah peneliti membuat catatan tentang data yang didapat

3. Membaca berulang-ulang, dimana peneliti membaca berulang-ulang apa yang peneliti catat

Pengumpulan Data Transkripsi Data

Membaca Berulang-Ulang

Organisasi Data Kategori Data

Tema-tema Data

Tahap Kejenuhan Data

Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data

Hasil Reduksi Data Laporan

(56)

4. Organisasi data merupakan pengelompokkan data-data seperti data tentang problematika guru

5. Data seperti data yang di kelompokkan yaitu data dari informan kunci, utama, dan tambahan

6. Tema-tema data yakni mengaitkan judul peneliti apa yang didapat dilapangan

7. Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data adalah membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh dilapangan 8. Hasil reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan- kesimpulan finalnya

9. Laporan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan

I. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data adalah upaya yang dilakukan dengan cara menganalisa atau memeriksa data, mengorganisasikan data, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting berdasarkan kebutuhan dalam penelitian dan memutuskan apa yang dapat dipublikasikan. Langkah analisis data akan melalui beberapa tahap yaitu, mengelompokkanya, memilih dan memilah data lalu kemudian menganalisanya. Untuk memperkuat keabsahan data,

(57)

maka peneliti melakukan usaha-usaha yaitu diteliti kredibilitasnya dengan melakukan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data atau menambah (memperpanjang) waktu untuk observasi. Wawancara yang awalnya hanya satu minggu, maka akan ditambah waktu satu minggu lagi dan jika dalam penelitian ini, data yang diperoleh tidak sesuai dan belum cocok maka dari itu dilakukan perpanjangan pengamatan untuk mengecek keabsahan data. Bila setelah diteliti kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

b. Meningkatkan ketekunan

Untuk meningkatkan ketekunan, peneliti bisa melakukan dengan sering menguji data dengan teknik pengumpulan data yaitu pada saat pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara, maka peneliti lebih rajin mencatat hal-hal yang detail dan tidak menunda-nunda dalam merekam data kembali, juga tidak menganggap mudah/enteng data dan informasi.

c. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji kepercayaan data (memeriksa keabsahan data atau verifikasi data) atau istilah

(58)

lain dikenal dengan trustworthhinnes, yang digunakan untuk keperluan mengadakan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah dikumpulkan.

1. Triangulasi sumber

Trianggulasi sumber adalah untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

apabila data yang diterima dari satu sumber adalah meragukan, maka harus mengecek kembali ke sumber lain, tetapi sumber data tersebut harus setara sederajatnya. Kemudian peneliti menganalisis data tersebut sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan dimintakan kesempatan dengan sumber-sumber data tersebut.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan teknik observasi, maka dilakukan lagi teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara kepada sumber data yang sama dan juga melakukan teknik dokumentasi.

3. Triangulasi peneliti

Triangulasi peneliti adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang peneliti dengan peneliti lainnya (peneliti yang berbeda) tidak lain

(59)

untuk mengecek kembali tingkat kepercayaan data dengan begitu akan memberi kemungkinan bahwa hasil penelitian yang diperoleh akan lebih dipercayai.

4. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu adalah pengujian data yang telah dikumpulkan dengan memverifikasi kembali data melalui informan yang sama pada waktu yang berbeda.

J. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah sudut pandang atau ketentuan baik buruk, benar atau salah dalam kegiatan penelitian.Penerapan etika yaitu :

1. Ada surat persetujuan informan (informant consent) untuk diwawancara

2. Meminta izin informan jika ingin merekam wawancara, atau ambil foto/ video

3. Menjaga kerahasiaan identitas informan, jika terkait informasi sensitif.

(60)

43 BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Selayar 1. Kabupaten Selayar

Pada masa lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar pernah menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Maluku. Di Pulau Selayar, para pedagang singgah untuk mengisi perbekalan sambil menunggu musim yang baik untuk berlayar. Aktivitas pelayaran ini pula muncul nama Selayar. Nama Selayar berasal dari kata cedaya (Bahasa Sanskerta) yang berarti satu layar, karena konon banyak perahu satu layar yang singgah di pulau ini. Kata Cedaya telah diabadikan namanya dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada abad 14. Ditulis bahwa pada pertengahan abad 14, ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanegara, Selayar digolongkan dalam Nusantara, yaitu pulau-pulau lain di luar Jawa yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ini berarti bahwa armada Gajah Madatau Laksamana Nala pernah singgah di pulau ini.

Belanda mulai memerintah Selayar pada tahun 1739. Selayar ditetapkan sebagai sebuah keresidenan dimana residen pertamanya adalah W. Coutsier (menjabat dari 1739-1743). Berturut-turut kemudian selayar diperintah oleh orang Belanda sebanyak 87 residen atau yang setara dengan residen seperti Asisten Resident, Gesagherber, WD Resident, atau Controleur. Barulah

Referensi

Dokumen terkait

di pasar Sidorejo tersebut semakin tinggi atau baik sesuai dengan ajaran. dan aturan

Supriyono (2004) menggololongkan jenis-jenis laba dalam kaitannya dengan perhitungan laba rugi terdiri dari empat yaitu (1) laba kotor merupakan selisih antara

Mencontoh kebiasaan tersebut dengan menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi secara rutin atau merupakan kebenaran umum, dalam bahasa Inggris,

positif yang signifikan dari variabel factor internal terhadap kapabilitas inovasi, artinya bahwa semakin baik factor internal yang dimiliki oleh UMKM baik aspek

Sifat ini sangat penting karena bila bahan menerima beban yang melampaui batas elestisitasnya maka akan terjadi deformasi yang permanen, dan ini tidak diinginkan terjadi pada

Diantara berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan mesin pertanian adalah penurunan upah tenaga kerja yang merupakan komponen biaya yang cukup

Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Pendekatan Pembelajaran Terpadu siswa kelas V SD Negeri Adirejawetan 01 Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Tahun

sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk