• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PANDANGAN HIDUP ANTI TAUHID DAN BERHALA-BERHALA MODERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH PANDANGAN HIDUP ANTI TAUHID DAN BERHALA-BERHALA MODERN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PANDANGAN HIDUP ANTI TAUHID DAN BERHALA-BERHALA MODERN

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Dewi Nur Haryati (2105025079) 2. Elsa Alfiana Risti (2105025119) 3. Ginsa Zahir Ramadhani (2105025099)

Kelas : 1C

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2021

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat- Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Pandangan Hidup Anti Tauhid dan Berhala- berhala Modern”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang agama dan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rifki Abror Ananda selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah membimbing kami.Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Agama Islam. Oleh sebab itu, kami berhadap adanya kritik dan saran sangatlah membantu demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak adanya yang sempurna tanpa saran yang membangun. Sekiranya makalah yang telah disusun dapat berguna untuk kami dan orang lain yang membaca. Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Demikianlah kami sampaikan makalah ini dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.

Jakarta, Oktober 2021

Penulis

i

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pandangan Hidup Anti Tauhid dan Berhala-berhala Modern ... 3

A. Pengertian Berhala Modern ... 3

B. Simbol-simbol Berhala Modern ... 4

2.2 Manifestasi Berhala Modern dalam Dunia Keilmuan ... 4

A. Pengertian Manifestasi ... 4

B. Bentuk Manifestasi Modern ... 5

C. Cara Menghindari Manifestasi Modern ... 6

2.3 Konsepsi Manusia Modern Yang Anti Tuhan A. Pengertian Atheis ... 7

B. Pengertian Agnostik ... 11

C. Konsekuensi Atheis dan Agnostik dalam Islam ... 13

2.4 Penolakan dan Kritik atas Berhala Modern... 14

A. Bentuk Berhala Modern ... 15

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 16

3.2 Saran ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 17

ii

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang yang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Tauhid yang tidak benar, akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan. Kesyirikan merupakan dosa yang akan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam azab neraka. Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nisa:48, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki”. (Al Qur‟an Tarjamah Tafsiriyah, 2013: 101)

Rasulullah SAW memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas ra. Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan, Ibnu Abbas bercerita “Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.

Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon,mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah”. (Shahih At-Tirmidzi nomor 2516)

Adanya alam semesta ini mewajibkan adanya dzat dan mewujudkan-Nya keberadaan langit dan bumi mewajibkan adanya pencipta keduanya. Dalam konteks ini, keberadaan alam semesta menjadi petunjuk paling jelas adanya Allah Swt. Karenanya, dengan mempelajari alam semesta, manusia akan sampai pada pengetahuan bahwa Allah adalah Maha Pencipta.

Jika kita tarik sejarah masa lalu, banyak orang Arab yang menyembah berhala.

Biasanya mereka menyembah berhala dalam bentuk patung yang terbuat dari kayu, tembaga, besi, batu bahkan perak dan emas. Setiap kabilah Arab di Makkah memiliki berhala keunggulan masing- masing, tetapi mereka juga terbiasa menyembah berhala dari kabilah lain. Dalam Islam, Berhala merupakan obyek bermodel makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dihasilkan bentuk oleh tangan manusia.

Zaman modern ini penyembahan berhala modern ini penyembahan berhala sudah mulai beralih dan memiliki makna yang lebih luas, tidak hanya sekadar dalam penyembahan terhadap benda yang gaib, tetapi mulai beralih ke hal- hal duniawi. Seringkali kita tidak merasa bahwa kita kerap merasa nyaman berada di zona tersebut dan akan berdampak buruk pada kualitas iman dan islam kita.

Uraian diatas menjadi dasar bagi penulis untuk membuat makalah dengan judul

“Pandangan Hidup Anti Tauhid dan Berhala- berhala Modern”. Dengan mengikuti Sunatullah juga selaku umat beragama, maka sudah seharusnya kita mengetahui mana baik dan buruk sebagai kebutuhan dasar kita sebagai manusia.

1

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yakni:

1. Apa yang dimaksud dengan berhala zaman dahulu?

2. Apa yang dimaksud dengan berhala zaman modern?

3. Apa saja simbol-simbol berhala modern?

4. Apa yang dimaksud dengan manifestasi?

5. Apa saja bentuk manifestasi modern?

6. Bagaimana cara menghindari manifestasi modern?

7. Apa yang dimaksud dengan atheis?

8. Apa definisi agnostik?

9. Adakah konsekuensi atheis dan agnostic dalam islam?

10. Apa saja bentuk berhala modern?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah yang berjudul Pandangan Hidup Anti Tauhid dan Berhala Modern, adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan tentang berhala pada zaman dahulu 2. Menjelaskan tentang berhala pada zaman modern 3. Mengetahui simbol-simbol dari berhala modern 4. Menjelaskan pengertian manifestasi

5. Mengatahui bentuk-bentuk manifestasi modern 6. Memaparkan bentuk manifestasi modern 7. Mendeskripsikan pengertian atheis 8. Menjelaskan definisi agnostik

9. Mengetahui konsekuensi atheis dan agnostik dalam islam 10. Memaparkan bentuk berhala modern

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Hidup Anti Tauhid dan Berhala-berhala Modern

Tauhid secara bahasa atau secara etimologis adalah menjadikan sesuatu menjadi satu atau tunggal yaitu artinya juga bisa mengesakan menyatukan dan lain sebagainya. Secara istilah makna taudid adalah mengesakan Allah SWT dengan apa apa yang menjadi kekhususan bagi- Nya baik itu itu Rububiyah, Uluhiyyah dan asma wa-ashiifat.

Tauhid terbagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Tauhid Rubbiyah adalah meyakini bahwasanya Allah lah satu-satunya zat yang telah menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, menguasai dan mengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta.

2. Tauhid Uluhiyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang Zhahir maupun yang bathin.

3. Tauhid asma wa-assifat adalah mengesakan Allah SWT dengan mengimani setiap nama - nama dan sifat - sifat Allah yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri dan yang telah Rasul SAW tetapkan untuk-Nya tanpa melakukan Tahrif, tahlil, ta’thil ataupun tamsil terhadap nama dan sifat - sifat Allah.

Hal-hal yang dapat merusak tauhid, setidaknya ada tiga hal yang dapat merusak kemurnian tauhid sebagai cerminan dua kalimat syahadat yaitu, Syirik (Menyekutukan Allah), Ilhad (Menyimpang dari kebenaran), Nifaq (Berwajah dua; Menampakka diri sebagai muslim, sementra hatinya kafir.

A. Pengertian Berhala Modern

Dalam islam, berhala adalah benda atau makhluk hidup yang dipuja, disembah dan didewakan yang dianggap akan membawa pada kemusyrikan. Keberadaanya tentu perlu dimusnahkan. Berhala-berhala di zaman dahulu adalah berupa patung-patung yang disembah dan dijadikan sebab bersatunya mereka yang sama-sama menyembah berhala patung itu, padahal berhala itu merupakan produk bikinan manusia.

Sementara itu, berhala modern di zaman modern, dilakukan oleh orang-orang jahilyah modern. Bahkan berhala sekarang dapat berupa manusia yang dianggap keren atau suatu kelompok komunitas tertentu, yang mewajibkan anggotanya melakukan kegiatan tertentu yang sudah dianggap nge-tren.

Menjadikan berhala sebagai fasilitas, atau apapun wujudnya tidak dapat dibenarkan dalam Islam. Walaupun itu adalah usaha untuk mendekatkan diri pada Allah swt. Jadi apapun bentuk fasilitasnya, melalui fasilitas itu mendekatkan diri pada Allah, baik wujudnya berupa benda sakti, manusia sakti, atau Jin dan makhluk halus yang sakti, maka itu adalah berhala dan ciri-ciri berhala itu adalah sakti dan dianggap dapat menimbulkan mudhorot jika tidak melakukan sesuatu sesuai anggapannya dan dianggap dapat menimbulkan manfaat jika dilakukan sesuatu sesuai dengan anggapan atau prasangka penyembahnya.

3

(7)

Berhala tidak selalu identik dengan patung patung, batu atau ukiran tangan manusia.

Berhala juga sudah berevolusi dari bentuk-bentuk yang lama tetapi prinsip-prinsip Berhalanya tetap sama. Berhala bukan sekedar jasad bentuk nyata patung, tetapi mindset yang sudah tertanam dalam pemikiran kita ataupun yang kita yakini atau Sembah sebagai pengganti Allah.

Berhala modern adalah segala hal yang kita gunakan sebagai prioritas hidup kita sebagai Sandaran, keselamatan, ketergantungan dan kebanggaan hidup kita.

B. Simbol-simbol Berhala Modern

1. Kecintaan terhadap jabatan, kedudukan dan materi. Mereka dianggap segalanya yang dapat memberikan kesejahteraan, ketentraman, kenikmatan atau kekuasaan yang membuat banyak orang bersedia mengorbankan apapun bahkan mengorbankan keluarganya.

2. Televisi, video game, internet dan smart phone, saat ini sudah menjadi Berhala yang memberikan kita informasi, mengatur apa yang kita makan dan minum, dan nilai nilai apa yang harus kita ikuti melalui berbagai siaran siaran nya. Benda benda tersebut bersifat mengontrol pikiran kita sehingga cepat atau lambat kita akan memulai merupakan kaidah Al-Quran dan melupakan esensi ilmu Allah yang sesungguhnya.

3. Musik juga dapat menjadi modern saat ini. Banyak musik membuat anak anak muda menjadi lupa diri. Musik sebagai tempat pelarian bila merasa frustrasi, patahati, marah dan sebagainya. Kita sering membuka diri kita, pikiran, hati dan jiwa kita kepada musik tanpa sadar bahwa musik tersebut dapat menyesatkan kita. Banyak sekali lirik musik dan irama musik yang bisa membuat hati kita, atau mendorong kita untuk meyakini nilai nilai yang tidak sesuai dengan kaidah Islam.

4. Menuhankan manusia. Sering tanpa kita Sadari kita mengidolakan manusia melampaui Allah contohnya dalam Menuhankan penyanyi, artis, pemimpin negara. Begitu kuat idola itu bagi seseorang sehingga ada yang bersedia mengorbankan apa saja demi Sang idola.

5. Kekuasaan. Kekuasaan sering menjadi Berhala yang menggiurkan melampaui kehausan akan uang. Orang bisa memiliki uang tetapi masih merasa haus akan kekuasaan karena kekuasaan memberi rasa berkuasa atas orang lain atau sesuatu.

2.2 Manifestasi Berhala Modern dalam Dunia Keilmuan

A. Pengertian Manifestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata manifestasi ada 2, yaitu : 1. Perwujudan sebagai suatu pernyataan perasaan atau pendapat. Contoh: tindakannya

itu sebagai suatu manifestasi kemarahan hatinya.

2. Perwujudan atau bentuk dari sesuatu yang tidak kelihatan. Contoh: negara kesatuan republik indonesia merupakan manifestasi cita-cita bangsa.

(8)

5 B. Bentuk Manifestasi Modern

Manusia adalah makhluk beragama dan berbudaya, jika manusia terlepas dari kedua unsur itu maka dapat dipastikan kekacauan sistem dalam kesatuan kosmos. Bisa demikian, karena apabila manusia tidak memiliki agama maka seluruh sistem di dunia ini tidak perlu ada hukum-hukum yang mengatur manusia. Karena apabila manusia itu tidak memiliki agama sebagai suatu sistem yang mengatur kehidupan manusia dari perkara yang kecil sampai pada perkara yang besar, dapat dikatakan bahwa manusia itu adalah bebas nilai (value free).

Sekarang ini kita sedang berada dalam dinamika kehidupan yang semakin sulit di mana materi menjadi ukuran utama apakah manusia itu layak dihormati atau tidak.

Nilai dalam masyarakat telah berubah, seiring dengan perubahan pola pikir masyarakat yang cenderung ke arah materialisme. Dengan berpegang pada paradigma semacam ini maka sudah pasti yang menjadi ukuran baik dan buruk seseorang bukan lagi karena apakah di memiliki pengetahuan yang baik tentang agama, melainkan seberapa banyak harta dan kedudukan yang dia miliki. Sungguh ironis memang, namun hal ini telah menjadi paradigma berpikir masyarakat modern. Realitas saat ini mengatakan, dan bahkan telah memperlihatkan secara nyata kepada kita bahwa posisi agama dalam kehidupan kita sudah sangat kronis. Fakta tersebut diperparah dengan banyaknya tindakan kriminal yang dilakukan oleh berbagai macam kalangan, baik dari kalangan pejabat sampai kalangan masyarakat bawah sekalipun. Saat ini pemerkosaan, pembunuhan pencurian, dan bahkan tindakan koropsi dilakukan oleh mereka- mereka yang masih terpampang sebagai seorang yang beragama.

Mungkin saat ini kehidupan yang dibumbui oleh paradigma yang lebih mengarah pada sikap materialisme, telah mengubah tempat Tuhan dalam hati manusia dan bahkan cenderung menempatkan Tuhan pada Tempat yang jauh. Dengan digantikan oleh tuhan-tuhan yang lain seperti hedonisme, materialisme, dan kapitalisme. Situasi yang demikian itu telah membawa kita pada konteks yang lebih kronis, dalam arti, keagamaan kita telah diganti dengan adanya berhalaberhala baru, seperti sikap hedonisme, materialisme, kapitalisme, sekularisme.

Situasi yang semacam ini adalah konteks agama saat ini. Sebagaimana Olaf Schuman, Konteks di atas telah membawa berhalaberhalanya tersendiri. adalah kekuasaan dan keuntungan material. Segala aktivitas modernisasi pada dasarnya terarah pada hasil atau sukses yang terukur dan keuntungan yang terhitung nyata. Ekonomi dan politik adalah dua "jalan keselamatan" utama ke arah sukses semacam itu. Situasi pasca kolonialisme, pasca ideologi, krisis identitas akibat globalisasi, ditambah berbagai kesenjangan akibat proyek-proyek pembangunan, umumnya menggoda negara-negara berkembang untuk menggunakan agama sebagai strategi politik dan ekonomi. Hal di atas semakin mempertegas wajah keberagamaan kita saat ini yang hanya menjadi hiasan belaka. Agama memang terkadang hanya dijadikan sebuah jalan untuk melanggengkan kekuasaan seseorang di tengah masyarakat. Hal yang kemudian membuat Karl Marx mengkritik agamanya sendiri.

(9)

C. Cara Menghindari Manifestasi Berhala Modern

 Materialisme

a. Segala Sesuatu Tidak Selalu Menjadi Hal Baru

Jika kita dapat menyadari bahwa harta tidak akan selalu menjadi hal yang baru selamanya, dapat membantu kita untuk merasa tidak terlalu materialistik. Tidak ada yang tetap baru selamanya. Menyadari bahwa harta bersifat sementara.

b. Pikirkan Kemungkinan Tabungan

Jika Anda berjuang dengan materialisme dalam hal selalu ingin memiliki barang yang terbaru dan terbaik, kita dapat mempertimbangkan seberapa banyak kita bisa menghemat dengan tidak selalu membeli hal-hal yang baru.

c. Sadari Uang Datang dan Pergi

Ini adalah pelajaran hidup yang penting yang kebanyakan dari kita harus pelajari. Uang datang dan pergi. Adalah hal yang bijaksana untuk tidak terlalu terikat dengan hal-hal tertentu karena mungkin ada saatnya kita tidak mampu memiliki sesuatu. Lebih baik untuk memiliki sikap syukur untuk hal-hal yang telah kita miliki .

 Kapitalisme

1. Penyadaran Sosial (Macht Wending)

Pada prinsip yang ingin lepas dari himpitan dan penindasan inilah Mujahid dalam melakukan penyadaran terhadap umat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya, supaya masyarakat sadar dan mau bergerak, membangkitkan semangat untuk keluar lepas merdeka dari penjajahan kapitalisme ekonomi dan politik.

2. Konsep Kepemilikan

Dalam konsep ini ditekankan aturan pembangunan dalam kepemilikan kekayaan, hubungan antara pengusaha, kecil, menengah dan besar dan juga restrukturisasi sistim keuangan dan optimalisasi peran zakat.

3. Membangun Kekuatan Sosial (Macht Vorming)

Macht vorming adalah pengorganisiran massa, oleh karena itu untuk membangun kekuatan sosial harus ada “konsentrasi kekuatan” agar kekuatan ini dapat dipersatukan maka segala pertentangan yang terdapat dalam “bangsa” dan “rakyat” ini harus segera diselesaikan.

 Hedonisme

1. Hidup Dengan Lebih Sederhana

Hidup sederhana juga bukanlah hidup yang kurang, hidup sederhana merupakan hidup dengan mementingkan apa yang menjadi kebutuhannya bukan keinginannya. Bukan berarti kita sulit untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada, tetapi dari hal tersebut kamu dapat mengambil sisi positif dari perkembangan teknologi yang ada

(10)

7 2. Kurangi Hidup Konsumtif

Gunakan dana kita dengan lebih bijak, tentukan mana kebutuhan primer, sekunder dan tersier ini berguna untuk mengatur arus dana kita. Kurangi menghambur-hamburkan uang untuk kebutuhan yang tidak perlu.

3. Memilih Pergaulan

Usahakan mencari teman yang memang menyukai hidup lebih minimalis dan tidak berlebihan. Dalam hal ini, pergaulan memiliki pengaruh yang sangat besar, karenanya kitaperlu lebih selektif lagi jika ingin terhindar dari gaya hidup hedonis.

2.3 Konsepsi Manusia Modern Yang Anti Tuhan

A. Pengertian Atheisme

Atheisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan.

Istilah atheisme berasal dari Bahasa Yunani ἄθεος (átheos), yang secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan. Orang yang pertama kali mengaku sebagai "ateis" muncul pada abad ke-18. Pada zaman sekarang, sekitar 2,3% populasi dunia mengaku sebagai ateis, manakala 11,9% mengaku sebagai nonteis. Sekitar 65% orang Jepang mengaku sebagai ateis, agnostik, ataupun orang yang tak beragama; dan sekitar 48%-nya di Rusia. Persentase komunitas tersebut di Uni Eropa berkisar antara 6% (Italia) sampai dengan 85% (Swedia).

 Latar belakang munculnya Atheis

Atheis adalah suatu paham yang muncul sekitar abad ke-19 masehi, yang mana pada masa itu sekelompok orang telah di pengaruhi oleh alam, keaktualan diri sendiri, percaya pada faktual nyata alam panca indra. Sehingga sesuatu yang di luar diri manusia itu tidaklah ada.

Pengaruh eksistensialisme pada abad ke-19 awal abad-20 telah mempengaruhi manusia.

Dalam filsafat eksistensialisme, mengajarkan bahwa manusia yang sesungguhnya bereksistensi. Maksudnya manusia sama sekali bebas, ia dihukum untuk hidup dengan bebas.

Dapat kita pahami bahwa eksistensilisme inilah yang sangat mempengaruhi untuk tidak percaya kepada Tuhan.

Dari rujukan lain penulis mendapatkan bahwa, latar belakang munculnya Atheis ini pertama kali di gunakan untuk merujuk pada ”kepercayaan tersendiri” pada akhir abad ke- 18

(11)

di Eropa, utama nya merujuk kepada ketidak percayaan pada tuhan monoteis. Pada abad ke-20, globalisasi memperluas definisi istilah ini untuk merujuk pada “ketidakpercayaan pada semua Tuhan/Dewa” walaaupun masih umum untuk merujuk atheis sebagai “ketidakpercayaan pada Tuhan (monoteis).”

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya atheis ini yakni :

 Perkembangan teknologi dan sains

 Faham sosial progresif

 Faktor morality

 Ciri-Ciri Atheis 1. Jarang Mengucap Syukur

Karena mereka tidak percaya pada Tuhan, mereka jarang berterima kasih kepada tuhan juga. Ketika sebuah atheis berterima kasih atas berkah Tuhan, atheis tidak percaya pada Tuhan.

Itulah sebabnya mereka tidak pernah mengatakan Hamdallah atau memuji Tuhan. Menurut mereka, mereka akan berterima kasih kepada orang-orang yang telah memenuhi tugasnya dengan benar.

2. Tidak Percaya Takdir

Ada sesuatu yang disebut agama dalam takdir, dan kita sebagai orang yang berbeda percaya bahwa Tuhan yang menulis takdir ini. Meski ada nasib yang bisa diubah selama kita coba. Atheis tidak berpikir mereka mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak dapat dipisahkan dari hukum alam.

3. Pecaya Reinkarnansi

Meskipun atheis tidak percaya pada Tuhan dan keilahian, mereka percaya bahwa setelah kematian tidak hanya akan ada reinkarnasi makhluk hidup, tetapi bahwa seluruh alam semesta akan merasakannya juga.

4. Tidak Percaya Roh

Atheis tidak percaya pada keberadaan pikiran. Menurut mereka, kehidupan manusia akan benar-benar berakhir setelah kematian. Mereka tidak percaya pada kehidupan setelah mati.

5. Tidak Percaya Surga dan Neraka

Mereka tidak percaya ada kehidupan setelah mati. Atheis juga tidak percaya pada surga dan neraka. Mereka tidak berpikir akan ada hadiah untuk apa yang telah dilakukan orang di bumi. Menurut mereka, tidak akan ada penghakiman di surga atau neraka.

6. Tidak Percaya Hal Ghaib

Banyak atheis akan menggunakan semua logika mereka untuk melihat dunia ini. Secara logika, mereka tidak percaya pada hal-hal yang tak terlihat dan hantu. Mereka juga tidak percaya pada ritual keagamaan.

(12)

9 7. Tidak Percaya Nabi

Seorang atheis mengklaim bahwa ia tidak dapat menerima konsep nabi. Menurutnya, sangat tidak masuk akal jika nabi Timur Tengah dipilih untuk menjadi kepala seluruh umat manusia.

8. Tergila Gila akan Ilmu Pengetahuan

Kita juga harus mencari ilmu dan bahkan mencari ilmu setiap hari dalam pengajaran agama. Bahkan ateis mencintai sains dan fokus pada saling dekomposisi pengetahuan. Karena alasan ini, banyak pemimpin dunia mengklaim sebagai ateis.

9. Tidak Percaya Konsep Kekal Abadi

Konsep kehidupan kekal setelah kematian tidak ada untuk mereka. Banyak dari mereka mengatakan bahwa hidup akan benar-benar berakhir setelah orang mati. Jadi orang berikutnya akan mengalami reinkarnasi.

10. Bahagia Tergantung Dengan Lingkungan

Karena atheis tidak percaya pada Tuhan, mereka hanya berinteraksi satu sama lain. Anda tidak akan menemukan kebahagiaan jika Anda berinteraksi dengan penciptanya. Anda akan bahagia atau sedih tergantung pada hubungan Anda dengan sesama manusia.

 Cara Berpikir Kaum Atheis

 Atheis sering menggunakan logika dan skeptisisme untuk membenarkan pemikiran mereka. Jika pola pikir Anda menggunakan ayat-ayat Tuhan dan bahkan tidak masuk akal, sudah pasti Anda akan menjadi sasaran atheis dalam diskusi.

 Atheis tidak percaya pada Tuhan karena orang percaya percaya pada Tuhan dan agama.

Tuhan dan agama yang ada untuk ateis saat ini adalah keajaiban dan absurditas yang luar biasa. Bagi para ateis, Tuhan dan alam semesta dan manusia adalah mukjizat bagi mereka yang tidak dapat mereka tanggapi.

 Atheis mendiskriminasi dan tidak membedakan antara Tuhan dan agama. Ateis tidak mau menerima pendapat yang berhubungan dengan Tuhan atau agama. Tuhan dan agama adalah ciptaan manusia. Alam secara ajaib diciptakan tanpa diciptakan oleh Tuhan. Namun, jika pertanyaan terperinci diajukan tentang awal penciptaan alam semesta, bahkan ateis tidak dapat menjawabnya dengan jelas.

 Atheis percaya bahwa keberadaan mereka adalah bagian dari keberadaan alam semesta.

Sekarang atheis memahami batasan mereka di alam semesta dengan sangat baik. Atheis menganggap diri mereka sangat rapuh dan superior di alam semesta, dengan kekaguman mereka terhadap alam semesta yang luas ini, daripada percaya pada Tuhan dan agama.

 Ketika sampai pada asal pembentukan alam semesta yang sangat rumit, atheis sangat percaya bahwa tidak ada yang benar-benar menciptakan alam semesta. Atheis sangat skeptis tentang penciptaan dan asal usul alam semesta sehingga ketika membahas alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan, pendapat ini ditolak sebagai klasik dan kuno.

(13)

 Keberadaan manusia sebagai asal dari keberadaan Tuhan. Salah satu hal unik tentang ateis adalah bahwa mereka berfungsi sebagai titik awal bagi keberadaan Tuhan. Dari sudut pandang mereka, argumen itu sangat terbalik bagi mereka yang percaya pada Tuhan dan agama. Keberadaan tuhan yang diyakini telah mengasumsikan keberadaan seseorang yang telah berkembang.

 Atheis suka berdiskusi dengan para atheis lainnya dan juga dengan mereka yang percaya pada keberadaan agama untuk memperkuat dan memuaskan dahaga intelektual dan logis mereka. Atheis sangat senang ketika mereka dapat berdebat dengan para atheis dan ketika mereka melihat bahwa para atheis tidak dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan logis dari para atheis, kehausan akan keunggulan intelektual terpadamkan.

 Atheis adalah sama dengan para atheis lainnya yang seringkali fanatik dan radikal ketika harus mempertahankan prinsip atheis mereka. Seperti kaum atheis, atheis memiliki visi yang radikal dan bahkan mengecilkan pendapat para atheis.

 Atheis menjadi atheis ketika kaum atheis bisa mematahkan argumen atheis dalam debat yang adil. Bahkan untuk atheis, ada orang-orang yang sering mandek dalam diskusi dan menjadikan mereka atheis.

 Atheis terus mencari pembenaran dan kebenaran sampai akhir hidup mereka dan membawa keraguan yang tidak akan pernah padam. Bagi seorang atheis, sikap tunduk dan skeptis jauh dari apa yang mereka pikirkan. Atheis menggantungkan harapan dan hal-hal mereka pada Tuhan dan nasib.

 Atheisme Menurut Pandangan Islam

Dalam sejarah kebudayaan Islam, atheisme (zindiq) merupakan salah satu dari sekian banyak isu yang kontoversial dan mengundang banyak perhatian. Abdurrahman Al-Badawi (w.

2012), misalnya, berpendapat bahwa ada perbedaan antara Atheisme Barat dengan Atheisme Islam. Jika atheisme barat diekspresikan oleh ungkapan Nietzche "Tuhan telah mati", maka Atheisme Islam menambahkan "para Nabi telah mati" sebagai bagian dari Atheisme. (lihat Min Tarikh Al-Ilhad Fi Al-Islam hal:8, karya Abdrrahman Al-Badawi).

Pada awalnya, Atheisme Islam ini hanya mengambil bentuk gerakan ilmiah dan kemudian ditanggapi secara dialogis dan toleran oleh ulama-ulama Muktazilah sperti Wasil Bin Atha, misalnya. Jadi langgkah pertama negara dalam menyikapi masalah Atheisme bukan memberantasnya hingga ke akar-akarnya, melainkan memberi peluang debat publik melalui terbentuknya lembaga ilmiah yang bertugas mengajak mereka berdialog. Ini membuktikan bahwa betapa seorang atheis pun sangat ditoleransi oleh Islam.

Baru pada fase berikutnya, kelompok Atheis ini dibantai habis oleh pemerintahan Abassiyyah. Pembantaian ini sama sekali tidak berkaitan dengan paham mereka yang mengingkari adanya kenabian, tetapi lebih disebabkan karena generasi Atheis berevolusi menjadi gerakan separatis yang menentang pemerintah. Jika kita mencermati, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah Abasiyyah untuk menumpas Atheisme Islam bukanlah semata-mata karena faktor pemikiran Atheis-nya. Melainkan lebih disebabkan oleh faktor politis berupa separatisme terhadap negara.

(14)

11 Dengan demikian, dapat ditarik suatu pendapat bahwa kebebasan berpikir benar-benar dijunjung tinggi dalam agama Islam, dan sangat ditoleransi. Bahkan negara menyediakan serta melindungi debat terbuka antara berbagai aliran dan keyakinan. Sikap dialog seperti inilah yang harus dikembangkan oleh setiap umat, baik seagama maupun tidak. Sebab, jika dialog telah menemui jalur buntu dan seluruh pintunya ditutup rapat-rapat, maka kesalahpahaman, sikap saling mencurigai dan sikap intoleran akan muncul, yang ujung-ujungnya akan bermuara kepada anarkisme dan penindasan oleh satu kelompok terhadap kelompok yang lainnya.

B. Pengertian Agnostik

Agnostisisme adalah percaya bahwa keberadaan atau ketiadaan Tuhan atau hal-hal supernatural tidak diketahui atau tidak dapat dikenali. Definisi lain adalah bahwa pemikiran manusia tidak dapat memberikan dasar rasional yang cukup untuk membenarkan keyakinan bahwa Tuhan itu ada atau keyakinan bahwa Tuhan tidak ada.

Secara etnologis, agnostisisme berasal dari kata Yunani gnostein (artinya ‘tahu;

mengetahui’) dan (artinya ‘tidak’). Arti harfiah dari “seseorang yang tidak tahu”.

Agnostisisme tidak identik dengan atheisme.

Ahli biologi Thomas Henry Huxley mengucapkan kata agnostik pada tahun 1869 dan berkata, “Ini berarti bahwa seseorang tidak boleh mengatakan bahwa dia tahu sesuatu atau percaya pada sesuatu dan tidak memiliki dasar ilmiah untuk mengklaim ingin tahu atau percaya. “

Dapat disimpulkan bahwa Agnostisisme adalah kepercayaan atau prinsip agnostik dalam kaitannya dengan keberadaan hal-hal yang dibalikkan di luar atau melalui fenomena material atau pengetahuan tentang sebab pertama atau Tuhan dan yang bukan agama.

 Ciri-Ciri Agnostik

1. Bagi orang agnostik, kepastian untuk percaya kepada Tuhan sangat sulit untuk dibuktikan. Jadi mereka memutuskan untuk tetap berada di garis tengah. Tidak harus menolak, tetapi juga tidak mudah dipercaya

2. Agnostik percaya bahwa manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Bukan gangguan dari entitas maha kuasa (kekuatan untuk melakukan sesuatu dengan kekuatan tak terbatas) yang tidak terlihat

3. Mereka lebih fleksibel dalam hal ini, tetapi mereka masih tidak peduli.

4. Agnostik memprioritaskan sains dan logis. Tetapi mereka percaya bahwa pengetahuan tentang hal-hal rohani tidak dapat diakui dengan pasti oleh orang-orang

5. Ada agnostik yang percaya pada ajaran agama dan mengikuti mereka, tetapi mereka belum benar-benar yakin akan Tuhan mereka. Tetapi ada bagian lain yang tidak percaya pada ritual keagamaan.

(15)

 Ciri Tersebut Terbagi Menjadi Beberapa Kategori Berikut Contohnya

1. Agnostik Atheisme. Pendapat dari mereka yang tidak percaya pada keberadaan dewa tetapi tidak berpura-pura tahu apakah ada dewa atau tidak.

2. Agnostik Theisme. Pendapat mereka yang mengaku tidak mengetahui konsep keberadaan dewa / dewa tetapi tetap meyakini keberadaan ini.

3. Apatis atau Agnostisisme Pragmatis. Pandangan bahwa tidak ada bukti bahwa tuhan ada, tetapi karena tuhan yang ada mungkin tidak peduli dengan alam semesta atau kesejahteraan penghuninya, pertanyaan ini bersifat akademis.

4. Agnostisisme kuat. Visi penegasan Allah ini ada atau tidak, dan sifat sejati tidak dapat diketahui berdasarkan pengetahuan alami kita untuk memverifikasi pengalaman dengan apa pun selain objek pengalaman. Seorang agnostik yang kuat akan berkata, “Saya tidak bisa tahu apakah ada dewa atau tidak, dan Anda juga tidak bisa.”

5. Agnostisisme lemah. Keyakinan bahwa setiap Tuhan ada atau tidak ada tidak diketahui pada saat ini, tetapi belum tentu untuk masa depan. Oleh karena itu, orang akan menolak keputusan itu sampai ada bukti bahwa mereka percaya mereka memiliki alasan untuk percaya. Seorang agnostik yang lemah akan berkata, “Saya tidak tahu apakah ada Tuhan atau tidak, tapi mungkin suatu hari, jika ada bukti, kita dapat menemukan sesuatu.”

 Agnostik Menurut Pandangan Islam

1. Penolakan agama apa pun yang telah berkembang. Atau penerimaan semua agama pada saat bersamaan, karena semuanya bisa benar. Namun, seorang agnostik tidak dapat menerima doktrin agama, jadi pada akhirnya ia hanya akan kembali ke posisinya yang tidak beragama.

2. Tidak ada makna dalam hidup selain dirimu sendiri, atau mendedikasikan dirimu untuk kemanusiaan, tetapi tanpa parameter standar itu benar dan salah, kecuali kesenangan itu sendiri.

Baik dan buruk akan selalu relatif dan tidak ada yang absolut dalam hidup. Yang benar adalah apa yang muncul di mata.

3. Mereka tidak memiliki standar nilai atau moralitas selain dari keinginan atau persetujuan mereka yang diterima oleh masyarakat. Karena kebenaran adalah hal yang relatif, standar nilai atau moralitas menjadi relatif. Kesepakatan itu dapat dibenarkan karena alasan yang tepat, ini hanyalah sebuah contoh.

Bagaimana Islam bereaksi terhadap keraguan agnostik?

نِا َو مُت نُك يِف ب ي َر اَّمِ م اَن ل َّزَن لَع ى اَنِد بَع ا وُت أَف ة َر وُسِب نِ م هِل ثِ م ۖ ا وُع دا َو مُكَءۤاَدَهُش نِ م ِن وُد ِٰاللّ نِا مُت نُك َن يِقِد ص

“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Q.S Al-Baqarah:23)

(16)

13 Jika Quran bukan bukti nyata tentang keberadaan Tuhan yang dapat diterima dengan akal sehat, tolong jawab tantangan ini. Jika dia tidak dapat menghadapi tantangan ini, itu jelas berarti bahwa klaim Al-Qur’an itu benar, dan ternyata keberadaan Tuhan dengan akal sehat dapat diterima dalam kemampuannya. Tunjukkan pernyataan Alquran yang menunjukkan keunggulan mereka atas akal manusia seperti yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala :

اَم َو َناَك اَذ ه ُن ا رُق لا نَا ى رَت فُّي نِم ِن وُد ِٰاللّ نِك ل َو َق يِد صَت يِذَّلا َن يَب ِه يَدَي َل ي ِص فَت َو ِب تِك لا َل َب ي َر ِه يِف نِم ِ ب َّر َن يِمَل ع لا

“Dan tidak mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah; tetapi (Al-Qur'an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan seluruh alam.”

(Q.S Yunus:37)

Al-Quran adalah bukti jelas yang brilian dan menunjukkan cacat mentalitas mereka berdasarkan hipotesis manusia tanpa kebenaran. Tetapi jika Anda masih berdebat nanti, selesaikanlah dengan firman Allah Ta’ala :

مَل َوَا ا و َرَي َّنَا َٰاللّ يِذَّلا َقَلَخ ِت و مَّسلا َض رَ لا َو رِداَق ىٰٓ لَع نَا َقُل خَّي مُهَل ثِم َلَعَج َو مُهَل ًلَجَا َّل َب ي َر ِه يِف ىَبَاَف َن وُمِلٰظلا َّلِا ا ًر وُفُك

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Mahakuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan Dia telah

menetapkan waktu tertentu (mati atau dibangkitkan) bagi mereka, yang tidak diragukan lagi?

Maka orang zalim itu tidak menolaknya kecuali dengan kekafiran.” (Q.S Al-Isra’: 99).

Lalu laksanakanlah sebagaimana perintah dari Allah swt dalam firman-Nya :

ِذُخ َو فَع لا رُم أ َو ِف رُع لاِب ض ِر عَا َو ِنَع َن يِلِهاَج لا

“ Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S Al-‘Araf : 199).

C. Konsekuensi Atheis dan Agnostik dalam Islam

1. Penyangkalan terhadap agama apapun yang berkembang. Atau penerimaan terhadap semua agama sekaligus karena semuanya mungkin benar. Yang manapun seorang agnostik tidak mungkin dapat menerima doktrin agama, sehingga pada akhirnya ia hanya akan kembali kepada posisinya yang tidak beragama.

2. Tak ada tujuan hidup, kecuali untuk dirinya sendiri. Atau mengabdikan diri untuk kemanusiaan namun tanpa memiliki parameter yang baku akan benar dan salah

(17)

3. kecuali syahwatnya sendiri. Bahkan benar dan salah akan selalu menjadi sesuatu yang relatif, dan tidak ada yang absolut dalam hidup ini. Kebenaran adalah yang semata- mata nampak di depan mata.

4. Tidak memiliki standar nilai atau moralitas, kecuali syahwatnya sendiri atau

konsensus yang diterima oleh masyarakat. Karena kebenaran adalah suatu hal yang relatif, maka standar nilai atau moralitas pun akan menjadi relatif. Perselingkuhan akan dapat dibenarkan dengan alasan yang tepat, ini hanya salah satu contoh.

2.4 Penolakan dan Kritik atas Berhala Modern

Berhala modren di zaman modern, dilakukan oleh orang-orang jahilyah modern.

Bahkan berhala sekarang dapat berupa manusia yang dianggap keren. Atau suatu kelompok komunitas tertentu, yang mewajibkan anggotanya melakukan kegiatan tertentu yang sudah dianggap nge-tren. Berhala adalah sesuatu yang dipuja dan disembah, sesuatu yang dianggap dapat menimbulkan musibah. Jahilyah Modren pemikiran yang dapat cepat mewabah. Bahkan penyebarnya sangat dipuja sebagai orang modren yang bersifat perubah.

Orang-orang jahiliyah bukanlah orang yang tidak berilmu pengetahuan dan memiliki teknologi. Bahkan mereka menguasai teknologi tinggi. Tetapi mereka adalah orang-orang yang tidak dapat memaknai keberadaan tuhan yang hakiki. Bagaimana kita dapatkan contoh yang diberikan Allah dalam Al-Qur’an yang termuat, mengenai kondisi segolongan umat, nabi Huud dan kaum ‘Aad. Yang memiliki kota Iram dengan gedung bertingkat, dan menara yang menjulang hebat. Sesuatu yang tidak pernah didapat suatu penemuan di negeri mana pun di dunia sebelumnya, seperti yang mereka buat.

Sebagai contoh yang diberikan Allah dalam Al-Qur’an yang termuat, mengenai kondisi segolongan umat, Nabi Huud dan kaum ‘Aad. Yang memiliki kota Iram dengan gedung bertingkat, dan menara yang menjulang hebat. Sesuatu yang tidak pernah didapat suatu penemuan di negeri mana pun di dunia sebelumnya, seperti yang mereka buat.

مَلَأ َرَت َف يَك َلَعَف َكُّب َر داَعِب, َم َرِإ ِتاَذ ِداَمِع لا, يِتَّلا مَل قَل خُي اَهُل ثِم يِف ِدلِب لا, َدوُمَث َو َنيِذَّلا اوُباَج َر خَّصلا ِدا َو لاِب

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum Aad?, (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah.” (QS: Al-Fajr: 6-9).

Sesuatu yang secara metafisik ditakuti dan dianggap dapat mendatangkan manfaat dan dapat menimbulkan mudharat, itulah makna ilah yang katakan oleh Abul A’la Al-Maududi.

Orang-orang yang menjadikan berhala atau yang menserikatkan tuhan kepada selain berkata bahwa penyembahannya pada selain Allah agar mereka dapat mendekatkan diri pada Allah dengan sedekat-dekatnya. Seperti dalam Al-Quran surat Az-Zumar ayat 3 :

َنيِذَّلا َو اوُذَخَّتا نِم ِهِنوُد َءاَيِل وَأ اَم ُدُب عَن مُه لِإ اَنوُب ِرَقُيِل ىَلِإ َِّاللّ ىَف ل ُز

(18)

15 Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata) : "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-

dekatnya.”

Berhala-berhala kontemporer atau berhala-berhala modern ini berkembang di luar batas, hingga harkat martabat, etika, moral, norma manusia dan keimanan semakin lama semakin menipis habis. Semua sudah mulai diukur dengan alat-alat modern. Suatu kemajuan diukur dengan pemenuhan alat-alat teknologi, ilmu pengetahuan sains yang sifatnya material.

Kita tidaklah menutup mata bahwa itu adalah suatu perkembangan yang pesat, tapi itu hanya masih secara fisik. Dalam berkehidupan sebagai menusia, tidak cukup dengan itu saja, harus ada yang lebih. Kita harus maju juga secara non-fisik, seperti moral, etika, dan norma.

Sebagai seorang muslim haru maju secara agama Islam, budaya Islam, dan pendidikan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam atau seseuatu yang lainnya.

Penyembahan umat terhadap berhala-berhala modern, kapitalistik, hedonistik,

materialistik, ateistik, dan isme-isme sesat lainnya harus ditolak dan dimusnahkan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu sudah menjadi realita saat ini dan untuk masa yang akan datang. Kita harus menjaga diri dari tipuan-tipuan setan yang akan menjerumuskan kita, baik itu setan yang terlihat maupun setan yang tidak terlihat. Kita jangan sampai terpedaya dengan kemajuan zaman. Jangan sampai kita menyembah yang bukan sepatutnya kita sembah.

Jangan menyembah sesama manusia atau bahkan menyembah hasil buatan tangan atau akan manusia itu sendiri.

A. Bentuk-bentuk Berhala Modern

Contoh yang dapat menjadi berhala di zaman modren ini yang perlu kita waspadai jika seandainya berhala tersebut ada disekitar kita, dan mungkin dapat melibatkan diri kita dapat terikut menjadikannya berhala yang dapat menjadikan diri kita dapat terjerumus ke

kemusyrikan.

1. Menjadikan jabatan dan kedudukan sebagai berhala. Dapat kita lihat betapa banyak calon legislatif yang setres gara-gara tidak terpilih di PEMILU. Betapa banyak calon pemimpin kepala daerah, yang tidak terima kekalahan di PEMILU KADA.

2. Ada orang yang menjadikan sesuatu profesi dijadikan sebagai berhala. Sehingga menganggap profesi tersebut diduga dapat mendatangkan bahaya, jika tidak

melakukan ritual laba. Seorang pedagang mengharuskan dirinya setiap kali penjualan pertama, menepuk-nepukkan uang hasil penjualannya itu kepada barang dagangan yang lainnya. Pada profesi lain pun demikian. Ketika panggilan azan, sementara sedang ada kesibukan pekerjaan, sebaiknya mendahulukan panggilan azan daripada pekerjaan.

3. Menurut Al-Quran dapat saja seseorang itu menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan.

Jika kehendak hawa nafsunya lebih ia ikuti dari pada kehendak dan perintah Allah swt.

(19)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Relasi primordial antara manusia dan Tuhan sudah terjadi sejak manusia berada dalam alam roh. Sehingga semua manusia memiliki fitrahnya, yaitu sebagai manusia yang beragama dan bertuhan. Tidak bertuhan berarti secara langsung manusia itu telah melanggar fitrahnya sebagai manusia. Orang yang beragama tentu dia bertuhan, namun justru sebaliknya orang yang bertuhan belum tentu dia beragama. Orang yang percaya Tuhan seharusnya beragama, orang yang tidak percaya Tuhan sudah pasti tidak beragama. Ketika manusia memilih untuk tidak beragama maka segala aturan dan hukum yang ada seharusnya tidak perlu, karena manusia tanpa agama adalah manusia yang bebas nilai sehingga tidak butuh aturan yang mengaturnya. Maka dari itu Tuhan sengaja menciptakan manusia dengan hubungan primordialnya sebagai makhluk yang beragama.

Dalam alam modern manusia banyak mengubah arah hidupnya yang semula menjadi orang yang taat beragama menjadi orang yang meninggalkan agama. Hal itu banyak dipengaruhi oleh paradigma materialisme, kapitalisme, hedonisme dan paham isme-isme lainnya. Sebagaimana hasil penelitian yang penulis lakukan, sangat jelas bahwa agama hanya bisa digunakan untuk kehidupan akhirat sedangkan untuk urusan dunia agama dipandang gagal. Dengan kata lain hubungan relasi primordial manusia dan Tuhan sudah terlupakan sehingga lebih mengagungkan nilai-nilai yang bersifat materi.

3.2 Saran

Makalah ini adalah bagian dari upaya kami dalam memahami kata dakwah dalam Al- Qur’an dengan berbagai macam media, salah satunya melalui makalah. Kata dakwah bukanlah merupakan satu- satunya kata yang memiliki banyak makna, akan tetapi masih banyak kosa kata di dalam Al- Qur’an yang perlu dikaji dan dipahami lebih mendalam dan terperinci sehingga tidak terbatas makna terjemahan.

Selanjutnya, pada akhir makalah ini, penulis ingin menyampaikan maaf apabaila terdapat kekurangan dan kesalah dalam proses pembuatan makalah ini. Kami berharap agar kedepannya lebih baik lagi. Terima kasih.

(20)

17 DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an Al- Kariim

Mahfud. (2015). Tuhan Dalam Kepercayaan Modern. Jurnal Studi Keislaman, Vol. 1, No. 2

Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama,terj. Kelompok Studi Agama Yogyakarta:

Penerbit Kanisus, 1995)

Franz Magnis Suseno, Menalar Tuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 2006)

Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia, 2002)

Betty T. Scharf, Kajian Sosiologi Agama, terj. Machnun Husein, (Yogya: PT. Tiara Wacana, 1995)

Ali Anwar dan Tono TP., Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat, (Bandung:

Pustaka Setia, 2005)

jurnal.com (2016). Jurnal Hasil Riset Pengertian Atheisme, diakses pada 16 Oktober 2021, dari link https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-atheisme.html

semangatislam.blogspot (2013). Berhala Modern, diakses pada 16 Oktober 2021, dari link https://semangatislam.blogspot.com/2011/05/berhala-modern.html

daffaardhan.com (2017). Banyak Berhala di Zaman Modern, diakses pada 11 Oktober 2021, dari link https://www.daffaardhan.com/2017/08/banyak.berhala.di.zaman.modern.html

scribd.com (2015). Pandangan Hidup Anti Tauhid dan Berhala- berhala Modern, diakses pada 11 Oktober 2021, dari link https://id.scribd.com/presentation/438118507/Pandangan- Hidup-Anti-Tauhid-Dan-Berhala-berhala-Modern-Ppt

Referensi

Dokumen terkait

penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi, 2) hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan untuk pelaku tindak pidana yang masih anak, 3) setiap

Moleong, L. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wawasan Pendidikan Islam. Bandung: Penerbit Marja. Standar Kompetensi dan

III-1 Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian yang terkait

Balok dan kerangka kaku baik bersifat statis tertentu maupun statis tak tentu, berdasarkan pengandaian bahwa semua deformasi disebabkan hanya oleh pengaruh momen lentur.

Tujuan skenario dalam hal ini adalah untuk mengetahui jumlah performansi dari variabel respon sistem dalam simulasi distribusi pupuk subsidi yang berhubungan langsung

berbanding lurus dengan debit aliran dan berbanding terbalik dengan jumlah kotak yang dipasang, yaitu semakin besar debit aliran yang mengalir maka semakin besar

Dia memandang praktek yang dilakukan yaitu antara perusahaan asuransi dan anggotanya tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dalam syariat Islam

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa t a’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul