• Tidak ada hasil yang ditemukan

Glosarium amfori BSCI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Glosarium amfori BSCI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2021

amfori BSCI Glosarium

• Alat Pelindung Diri (APD): Alat pelindung diri (APD) merujuk pada pakaian pelindung, helm, kacamata, masker, atau pakaian atau perlengkapan lain yang dirancang untuk melindungi tubuh pemakai dari cedera dan penyakit menular. Alat pelindung dapat dipakai untuk keselamatan dan kesehatan kerja terkait pekerjaan. Alat pelindung diri bertujuan untuk mengurangi paparan pekerja terhadap bahaya dan melindungi mereka dari penyakit menular ketika kendali rekayasa dan administratif tidak mencukupi atau efektif untuk mengurangi risiko ini ke tingkat yang dapat diterima.

• amfori: amfori adalah asosiasi bisnis global terkemuka yang mendukung perdagangan terbuka dan berkelanjutan. Kami mendukung penjual ritel, pengimpor, merek, dan asosiasi nasional untuk meningkatkan kemakmuran umat manusia, menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab, dan memajukan perdagangan terbuka secara global. Kami menyebutnya Perdagangan dengan Tujuan.

• Anak: Untuk tujuan amfori BSCI, istilah ini berlaku bagi semua orang berusia di bawah 15 tahun atau di bawah usia diselesaikannya pendidikan wajib (mana pun yang lebih tinggi), kecuali di beberapa negara tertentu tempat fasilitas ekonomi dan pendidikan kurang berkembang dengan layak, dan usia minimum di bawah 15 tahun mungkin berlaku. Sejumlah negara yang dikecualikan ini ditetapkan oleh Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization atau ILO) sebagai tanggapan atas permohonan khusus dari negara yang bersangkutan dan konsultasi dengan organisasi perwakilan perusahaan dan pekerja. Pendekatan amfori BSCI mencerminkan definisi ILO.

• Anggota amfori: Anggota sebagaimana ditetapkan oleh amfori menurut undang-undang.

• APSCA: APSCA (Association of Professional Social Compliance Auditors atau Asosiasi Auditor Kepatuhan Sosial Profesional) merupakan asosiasi industri yang anggotanya mewakili mayoritas industri audit Kepatuhan Sosial. Misi mereka adalah meningkatkan profesionalisme, konsistensi, serta kredibilitas individu dan organisasi yang menjalankan audit kepatuhan sosial independen.

• Audit: Pengujian atau peninjauan metodis mengenai suatu keadaan atau situasi untuk mengumpulkan bukti yang meyakinkan. Audit wajib bersifat objektif, tidak memihak, dan

independen. Proses audit wajib bersifat sistematis dan didokumentasikan. Untuk tujuan amfori BSCI, audit akan memverifikasi kinerja sosial dalam rantai pasokan anggota amfori terhadap standar yang berasal dari Pedoman Perilaku amfori BSCI. Ketentuan audit meliputi segala jenis tanpa memandang metodologi yang digunakan dan/atau cakupan.

• Auditor: Pihak yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk melaksanakan penilaian profesional yang memenuhi syarat mengenai kinerja sosial mitra bisnis anggota amfori.

Untuk tujuan amfori BSCI, auditor akan didaftarkan ke APSCA, dan memenuhi syarat melalui proses

(2)

kualifikasi audit amfori untuk dapat melaksanakan audit amfori BSCI.

• Efek Bertingkat: “Rangkaian peristiwa” karena tindakan yang memengaruhi serangkaian komponen atau hubungan yang berkaitan atau saling tergantung.

Efek bertingkat dapat menggiring ke serangkaian peristiwa yang cenderung terjadi dengan peningkatan momentum, sehingga semakin jauh peristiwa ini berjalan, semakin sulit dihentikan. Untuk tujuan amfori BSCI, anggota amfori dan mitra bisnis mereka berupaya membangkitkan efek bertingkat yang positif dalam rantai pasokan mereka demi mematuhi Pedoman perilaku amfori BSCI.

• Fasilitas Hunian: Struktur yang memberikan tempat tinggal dan hunian yang aman kepada pekerja. Ini dapat diberikan atau dimandatkan oleh perusahaan, mitra perekrutan, atau pihak lainnya. Struktur ini dapat berada di lokasi atau di luar lokasi, tetapi lokasinya harus memastikan bahwa pekerja tidak terpapar bahaya alami atau terkait produk atau risiko kesehatan dan keselamatan.

• Gender: Atribut dan peluang ekonomi, sosial, dan budaya yang dikaitkan dengan jati diri pria atau wanita pada waktu tertentu. Ini juga mengacu pada hubungan yang dijalin secara sosial di antara wanita dan pria, serta atribut, perilaku, dan aktivitas yang diharapkan ditaati oleh masing-masing gender. Perbedaan gender ditentukan dan diperkuat oleh faktor budaya, sejarah, etnik, agama, dan ekonomi. Peran gender berbeda sering berjalannya waktu dan di antara budaya, namun dapat diubah. Gender sering secara keliru disamakan dengan “jenis kelamin”, yang mengacu pada perbedaan biologis antara wanita dan pria.1

• Karyawan Magang: Seseorang yang menjalankan sistem pembelajaran kerajinan atau memperoleh keahlian khusus dalam perusahaan bisnis dari sektor pengetahuan tersebut.

• Kekerasan dan Pelecehan: Menurut Konvesi ILO C190 - Konvensi Kekerasan dan Pelecehan, ini “mengacu pada serangkaian perilaku dan praktik yang tidak dapat diterima, maupun ancaman, yang dapat terjadi sekali atau berulang kali, yang bertujuan, mengakibatkan, atau mungkin mengakibatkan bahaya fisik, psikologis, seksual, atau ekonomi, serta termasuk kekerasan dan pelecehan berbasis gender”2. Untuk tujuan amfori BSCI, kekerasan dan pelecehan termasuk hukuman disiplin, kekerasan verbal, fisik, seksual, ekonomi, atau psikologis, serta paksaan mental dan fisik di tempat kerja.

• Keluhan: Keluhan dapat memiliki makna non-yudisial dan arti yudisial. Sebagai perihal non-yudisial, keluhan mengacu pada ungkapan ketidakpuasan atau tuduhan bahwa harapan yang ditimbulkan oleh suatu sistem, organisasi bisnis, atau individu tidak memuaskan atau terpenuhi.

Sebagai istilah yudisial, keluhan mengacu pada dokumen hukum formal yang menetapkan fakta dan alasan hukum yang diyakini pihak pengadu mencukupi untuk mendukung klaim terhadap pihak lain dan yang memberi pihak pengadu hak atas ganti rugi.

• Keterbukaan: Untuk tujuan amfori BSCI, ini mengacu pada memperlihatkan proses, keputusan, hasil, dan akar masalah, menyediakannya, serta menjadikannya dapat diakses oleh pemangku kepentingan internal dan eksternal. Keterbukaan adalah nilai dalam amfori BSCI yang mengharapkan anggota amfori dan mitra bisnis mereka berkomunikasi dengan terbuka mengenai tindakan mereka beserta dampaknya terhadap satu sama lain, serta dengan pemegang saham, pemangku kepentingan, dan pemerintah.

• Keterlibatan: Istilah ini memiliki makna hukum dan non-hukum. Dalam konteks non-hukum, perusahaan bisnis dapat dianggap “terlibat” dalam tindakan pihak lain saat, misalnya, mereka terlihat mendapat keuntungan dari penyalahgunaan yang dilakukan oleh pihak tersebut.

Dalam konteks hukum, keterlibatan berarti terlibat dalam penyalahgunaan yang disebabkan oleh perusahaan bisnis, pemerintah, individu, kelompok, dll. Risiko keterlibatan dalam pelanggaran hak asasi

1 UNWOMEN, Glosarium Istilah dari Dasar-Dasar Pemrograman dan Bagian Pemantauan dan Evaluasi (endvawnow.org) 2 ILO, C190 – Konvensi Kekerasan dan Pelecehan

(3)

manusia mungkin sangat tinggi di area dengan tata kelola yang lemah dan/atau tempat pelanggaran hak asasi manusia marak terjadi. Keterlibatan secara umum terdiri atas 2 elemen:

{ Tindakan atau kelalaian (kegagalan untuk bertindak) oleh perusahaan bisnis, atau individu yang mewakili perusahaan bisnis, yang “membantu” (memfasilitasi, melegitimasi, membantu, mendorong, dll.) orang lain, dalam beberapa cara, untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dan

{ Pengetahuan oleh perusahaan bisnis bahwa tindakan atau kelalaiannya dapat bersifat membantu.

• Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Serangkaian proses dan tindakan yang diidentifikasi serta diambil agar dapat melakukan hubungan aktif dengan pemangku kepentingan, yang bertujuan untuk memastikan transparansi, inklusi, komunikasi dua arah, dan jika relevan, identifikasi, penanggulangan, serta pemulihan dampak negatif terhadap individu dan komunitas.

Keterlibaan atau konsultasi pemangku kepentingan di sini mengacu pada proses interaksi dan dialog berkelanjutan antara perusahaan dan pemangku kepentingan yang mungkin terdampak, yang memungkinkan perusahaan mendengarkan, memahami, dan menanggapi kepentingan serta kekhawatiran mereka, termasuk melalui pendekatan kolaboratif.

• Kontrak Pekerja Saja: Pengaturan terlarang bilamana kontraktor atau subkontraktor hanya merekrut, menyediakan, atau menempatkan pekerja untuk melakukan tugas, pekerjaan, atau layanan untuk sebuah prinsip. Kontrak pekerja saja memiliki elemen berikut: (a) Kontraktor atau subkontraktor tidak memiliki modal atau investasi besar untuk melakukan tugas, pekerjaan, atau layanan sendiri dan berdasarkan tanggung jawabnya; dan (b) Karyawan yang direkrut, disediakan, atau ditempatkan oleh kontraktor atau subkontraktor tersebut melaksanakan aktivitas yang secara langsung berkaitan dengan bisnis utama prinsip.

• Konvensi ILO: ILO mengemban tanggung jawab untuk menetapkan standar tenaga kerja internasional dan merupakan sumber yang sah untuk standar tenaga kerja internasional dan penafsirannya.

Standar ILO ditetapkan dalam Konvensi, yang memiliki kekuasaan setara hukum internasional dan bersifat mengikat bagi negara bagian yang telah mengesahkannya, dan dalam Rekomendasi yang memberikan panduan penafsiran tambahan. Khususnya, seluruh negara bagian anggota ILO memiliki kewajiban, terlepas dari pengesahan, untuk menghormati, mendorong, dan mewujudkan prinsip yang terkandung dalam Konvensi Mendasar ILO. amfori BSCI mengacu pada Konvensi, Rekomendasi, dan panduan penafsiran ILO jika relevan.

• Konvensi Mendasar ILO: Badan Pengatur Organisasi Buruh Internasional telah mengidentifikasi delapan konvensi yang mencakup topik yang dianggap sebagai prinsip dan hak mendasar di tempat kerja: kebebasan berserikat dan pengakuan hak perundingan kolektif yang efektif; penghapusan segala jenis tenaga kerja paksa dan wajib; peniadaan tenaga kerja anak yang efektif; serta penghapusan diskriminasi terkait dengan ketenagakerjaan dan jabatan.

Prinsip ini tercakup dalam Deklarasi ILO mengenai Prinsip dan Hak Mendasar di Tempat Kerja (1998). Negara yang meratifikasi berkomitmen untuk menerapkan konvensi tersebut dalam hukum dan praktik nasionalnya serta melaporkan penerapannya secara berkala.

• Lingkup Pengaruh: Untuk tujuan amfori BSCI, ini merujuk pada kekuatan pengaruh yang dimiliki perusahaan bisnis terhadap mitra bisnisnya guna memberlakukan komitmen yang mereka buat dengan menandatangani Pedoman Perilaku amfori BSCI. Lingkup dan besarnya pengaruh yang dihasilkan dari kekuatan pengaruh (pemaksaan, institusional, inspirasional) dan posisi perusahaan bisnis dalam jejaring komersial yang berbeda (jejaring kepentingan utama; jejaring kontak langsung;

jejaring aktif; jejaring lama; calon jejaring). Lingkup pengaruh memiliki hubungan yang erat dengan pemanfaatan.

(4)

• Magang: Pelatihan sistematis jangka panjang dengan periode bergantian di sekolah atau pusat pelatihan dan di tempat kerja; aktivitas magang tersebut secara kontraktual terhubung dengan perusahaan dan menerima remunerasi (upah atau tunjangan). Ketentuan magang biasanya diatur oleh hukum serta perjanjian tenaga kerja. Melalui persyaratan ini, perusahaan bertanggung jawab untuk menyediakan pelatihan yang mengarah ke pekerjaan tertentu kepada karyawan magang.

• Manajemen: Aktivitas terkoordinasi untuk menetapkan dan meraih tujuan yang telah ditetapkan.

Istilah manajemen juga dapat mengacu pada seseorang atau sekelompok orang yang memiliki otoritas dan tanggung jawab untuk melaksanakan dan mengendalikan perusahaan bisnis atau entitas bisnis.

• Manfaat: Pembayaran (seperti bonus), layanan (seperti asuransi kesehatan) atau hak (seperti cuti tahunan) disediakan oleh pemerintah atau perusahaan selain upah atau gaji.

• Mekanisme Keluhan: Prosedur non-yudisial yang menawarkan cara resmi yang dapat digunakan individu atau kelompok untuk melayangkan keluhan mengenai dampak yang diberikan suatu

perusahaan bisnis kepada mereka – termasuk, namun tidak hanya, hak asasi manusia mereka – dan meminta ganti rugi. Mekanisme ini dapat menggunakan proses adjudikasi, berbasis dialog, atau proses lainnya yang secara adat sesuai dan mendukung hak. Agar mekanisme keluhan dapat menjadi efektif, mekanisme ini harus sah, mudah diakses, dapat diprediksi, setara, terbuka, mendukung hak, dan merupakan sumber pembelajaran berkelanjutan.

{ Mekanisme Keluhan Rantai Pasokan (Supply Chain Grievance Mechanism, SCGM) amfori:Mekanisme keluhan yang ditetapkan oleh amfori demi mendukung anggotanya dalam

memberikan akses ganti rugi bagi pekerja, komunitas, dan perwakilan mereka di rantai pasokan global mereka, saat keluhan tidak atau belum dapat ditangani melalui mekanisme keluhan tingkat operasional.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web SCGM amfori.

{ Mekanisme Keluhan Tingkat Operasional (Operational-level Grievance Mechanism, OGM):Cara resmi yang dapat digunakan individu atau kelompok untuk melayangkan keluhan mengenai dampak yang diberikan suatu perusahaan kepada mereka—termasuk, namun tidak hanya, hak asasi manusia mereka—dan meminta ganti rugi. Mekanisme keluhan tingkat operasional dapat langsung diakses oleh individu dan komunitas yang mungkin terkena dampak negatif suatu perusahaan bisnis. Mekanisme ini biasanya dikelola oleh perusahaan, baik sendirian maupun dalam kerja sama dengan perusahaan lain, termasuk pemangku kepentingan terkait. Mekanisme ini dapat juga disediakan melalui bantuan ahli atau badan eksternal yang disetujui bersama. Mekanisme ini tidak mengharuskan pihak pengadu untuk mengakses sarana bantuan lainnya terlebih dahulu. Mekanisme ini dapat secara langsung melibatkan perusahaan bisnis dalam menilai permasalahan dan mengupayakan remediasi dari setiap bahaya.

• Migran: Istilah luas, yang tidak ditetapkan berdasarkan hukum internasional, yang mencerminkan pemahaman umum tentang seseorang yang meninggalkan tempat tinggalnya, baik dalam negara atau lintas negara, untuk sementara atau permanen, dan untuk berbagai alasan. Istilah ini mencakup sejumlah kategori orang yang didefinisikan sesuai hukum dengan baik, seperti pekerja migran; orang yang jenis perpindahannya didefinisikan sesuai hukum, seperti migran ilegal; serta orang yang status atau sarana perpindahannya secara khusus tidak ditetapkan berdasarkan hukum internasional, seperti pelajar internasional.3

• Mitra Bisnis: Pihak eksternal yang produk atau layanannya diperoleh atau dengan siapa kontrak

3 IOM, Glosarium Migrasi

(5)

disepakati untuk penyediaan produk dan layanan tersebut. Hubungan ini dapat bersifat kontraktual dan mungkin atau mungkin tidak memerlukan ikatan eksklusif. Berikut adalah contoh mitra bisnis:

{ Produsen { Pemasok { Pelanggan

{ Perantara (seperti agen) { Agensi atau mitra perekrutan { Subkontraktor

• Pedoman Perilaku (Code of Conduct atau CoC): Pernyataan resmi, dan komitmen terhadap, nilai dan prinsip yang mencerminkan keyakinan anggota amfori dan mitra bisnis mereka. Pedoman ini tersedia secara publik dan ditujukan bagi siapa pun yang memiliki kepentingan dalam aktivitas perusahaan bisnis dan cara mereka berbisnis.

• Peka Gender: Kebijakan dan program yang mempertimbangkan ciri khas yang berkaitan dengan kehidupan wanita maupun pria, selagi bertujuan untuk menghapuskan ketidaksetaraan dan

memajukan kesetaraan gender, termasuk pendistribusian sumber daya yang setara, dan oleh sebab itu menangani, dan mempertimbangkan dimensi gender.4 Untuk tujuan amfori BSCI, anggota amfori dan mitra bisnis mereka akan berkomitmen untuk menyediakan peluang dan perlakuan peka gender yang setara di sepanjang perekrutan dan ketenagakerjaan.

• Pekerja: Seseorang yang bekerja untuk perusahaan bisnis, terlepas dari fungsinya, baik yang dipekerjakan secara lansung, dikontrak, atau lainnya sehubungan dengan hubungan mereka dengan perusahaan bisnis.

• Pekerja Migran: Untuk tujuan amfori BSCI, pekerja yang bekerja dalam negaranya, tetapi jauh dari tempat tinggalnya, disebut pekerja migran internal; dan pekerja yang bekerja di luar negara asalnya disebut pekerja migran eksternal. Pekerja migran perempuan mencakup 48% keseluruhan migran eksternal. Pekerja migran dianggap sebagai pihak yang rentan karena mereka terancam akan tenaga kerja paksa dan terikat, serta mendapatkan perlakuan dan kondisi kerja yang tidak manusiawi.

• Pekerja Musiman: Pekerja yang bekerja selama jangka pendek atau yang bekerja hanya pada musim tertentu. Pekerja musiman juga sering kali lebih rentan terhadap pelecehan daripada pekerja lainnya.

Oleh karenanya, sesuai Pedoman Perilaku amfori BSCI, pekerja musiman dianggap sebagai pihak yang rentan.

• Pekerja Remaja: Setiap orang yang bekerja dan berusia lebih tua daripada usia anak (lihat definisi), tetapi masih di bawah 18 tahun dan tidak lagi dikenakan kewajiban bersekolah penuh waktu menurut hukum nasional. Perpanjangan status ini dapat ditetapkan oleh beragam instrumen politik yang menyasar perluasan perlindungan remaja.

• Pekerja Rumahan: Menurut Konvensi 177 ILO – Konvensi Kerja Rumahan, pekerja rumahan

merupakan pekerja yang bekerja di rumah mereka, atau lokasi lain pilihan mereka, selain dari tempat kerja perusahaan. Mereka dapat jadi merupakan pekerja wiraswasta maupun subkontrak, yang dibayar berdasarkan jam kerja maupun hasil kerja, namun bukan pihak yang bertanggung jawab untuk merancang atau memasarkan produk, tetapi menyumbangkan tenaga kerja mereka.

• Pekerja Sementara: Pekerja dalam “pekerjaan sementara, saat pekerja hanya dilibatkan untuk jangka waktu tertentu, termasuk kontrak jangka waktu tetap, berdasarkan proyek, atau tugas,

4 Institut Kesetaraan Gender Eropa, peka gender | Institut Kesetaraan Gender Eropa (europa.eu)

(6)

serta pekerja musiman atau kasual, termasuk pekerja harian”5. Pekerja sementara juga sering kali lebih rentan terhadap pelecehan daripada pekerja lainnya. Oleh karena itu, sesuai dengan Pedoman Perilaku amfori BSCI, pekerja sementara dianggap sebagai pihak yang rentan.

• Pemanfaatan: Posisi menguntungkan yang memberikan kuasa untuk memengaruhi orang lain dan/

atau kemampuan untuk mengubah praktik anggota amfori atau mitra bisnis yang melanggar hukum yang menyebabkan atau berkontribusi terhadap dampak negatif.

• Pemangku Kepentingan: Individu, komunitas, atau organisasi yang terpengaruh oleh dan dapat memengaruhi beberapa aspek tindakan, produk, operasi, pasar, industri, dan hasil perusahaan.

Pemangku kepentingan dapat berupa pemangku kepentingan internal (contohnya, karyawan) atau eksternal (misalnya, pelanggan, pemasok, pemegang saham, pemberi modal, serikat buruh, NGO, media, pemerintah, atau komunitas setempat).

• Pemantauan: Pemantauan adalah proses sistematis, yang memungkinkan perusahaan bisnis mengukur dan menganalisis kinerja sosial, mengidentifikasi masalah penting secara proaktif, dan menggunakan data untuk mengambil keputusan yang akan meningkatkan kualitas serta efisiensi uji tuntasnya. Untuk tujuan amfori BSCI, pemantauan utamanya dilaksanakan melalui penilaian mandiri, audit amfori BSCI, dan Mekanisme Pengaduan Rantai Pasokan amfori (Supply Chain Grievance Mechanism atau SCGM).

• Pembangunan Kapasitas: Proses membantu individu atau kelompok untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah serta memperoleh wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan menerapkan perubahan.

amfori mengatur aktivitas pembangunan kapasitas demi mengembangkan keterampilan dan

kapabilitas baik bagi anggota amfori maupun mitra bisnis mereka untuk mengintegrasikan uji tuntas dalam operasi harian mereka.

• Penanda Tangan: Ini merujuk kepada anggota amfori dan mitra bisnis mereka, termasuk produsen, perantara, dan mereka yang terlibat dalam proses perekrutan pekerja dalam Pedoman Perilaku amfori BSCI V.2021.

• Pendekatan Holistis: Berfokus pada keseluruhan alih-alih sebagian. Untuk tujuan amfori BSCI, ini mengacu pada cara mengelola risiko dalam rantai pasokan dan bertindak dengan mempertimbangkan keseluruhan proses uji tuntas, alih-alih berfokus pada salah satu bagian proses. Contoh pendekatan holistis adalah ketika seorang anggota meminta mitra bisnis mereka melaksanakan penilaian mandiri untuk memahami risiko, yang sebagai gantinya akan menyampaikan proses audit yang mungkin dilakukan, yang menciptakan visibilitas yang diperlukan demi

melaksanakan proses remediasi yang berkelanjutan dan efektif.

Dalam konteks audit amfori BSCI, pendekatan holistis merupakan cara yang digunakan para auditor amfori BSCI untuk menghubungkan beragam nilai dan prinsip amfori BSCI untuk menarik kesimpulan profesional mengenai kinerja uji tuntas mitra bisnis tersebut, alih-alih berfokus pada masing-masing prinsip secara terpisah.

• Pendidikan Wajib: Periode pendidikan yang diwajibkan untuk setiap orang, dan yang cakupannya bervariasi dari satu undang-undang dengan yang lain.

• Pengadaan Tanggap Gender: Menurut definisi UN Women, pengadaan tanggap gender merupakan pemilihan layanan, barang, dan pekerjaan sipil yang mempertimbangkan dampak hal-hal tersebut

5 ILO, Apa itu Pekerjaan Sementara?

(7)

terhadap kesetaraan gender.Pengadaan tanggap gender menyediakan peluang bagi entitas pengadaan untuk memperluas pasar globalnya, memperlebar ragam rantai pasokannya sembari menumbuhkan ekonomi pada saat yang sama, dan meningkatkan kehidupan wanita dan gadis di seluruh dunia. Ini dapat mencakup, namun tidak terbatas pada, membeli dari bisnis yang dimiliki wanita dan mengontrak mitra bisnis tanggap gender.

• Penilaian Mandiri: Proses saat seseorang atau organisasi merencanakan, mengatur,

melaksanakan, dan mengevaluasi tindakannya serta menentukan tingkat kinerja yang tercapai.

Dalam konteks amfori BSCI, ini adalah proses pengumpulan informasi untuk memahami tingkat risiko dan mendukung keputusan terkait penerapan langkah-langkah uji tuntas selanjutnya.

amfori menyediakan kuesioner penilaian mandiri untuk digunakan demi tujuan ini. Informasi yang dikumpulkan dalam dokumen ini adalah deklarasi mandiri dan tidak dapat dibandingkan dengan aktivitas terverifikasi lain, seperti audit. Penilaian mandiri memungkinkan anggota amfori dan mitra bisnisnya menerapkan strategi, proses, dan sumber daya yang memadai untuk memenuhi komitmen mereka terhadap Pedoman Perilaku amfori BSCI dan memastikan terdapat perbaikan yang

berkelanjutan dalam penerapannya.

• Penilaian Risiko: Perkiraan formal kemungkinan kerugian yang ditanggung sebagai akibat dari bahaya yang diidentifikasi. Penilaian risiko adalah bagian integral pelaksanaan amfori BSCI, baik bagi anggota amfori maupun mitra bisnis mereka. Penilaian risiko adalah pelatihan cakupan untuk mengidentifikasi risiko kerugian paling signifikan dalam operasi dan rantai pasokan perusahaan.

Cakupan tersebut harus dibangun atas risiko sektor yang diketahui dan mempertimbangkan faktor risiko terkait. Ini harus dilakukan secara berkala, disampaikan, dan didokumentasikan.”

• Penindasan Ekonomi: Menyebabkan, atau berusaha menyebabkan seseorang menjadi bergantung secara finansial pada orang lain, dengan menghalangi akses atau pengendalian mereka terhadap sumber daya dan/atau aktivitas ekonomi terpisah.6

• Perantara: Perantara adalah individu ataupun badan hukum yang memberikan barang atau layanan dalam rantai pasokan. Mereka mungkin berfungsi sebagai distributor barang atau tidak. Mereka mungkin berfungsi sebagai produsen barang atau tidak. Mereka mungkin memiliki barang (mis.

agen, pedagang, atau pengimpor) atau tidak.

• Peraturan Perlindungan Data Umum UE (EU General Data Protection Regulation, EU GDPR):

Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) merupakan hukum privasi dan keamanan yang disusun dan diterima oleh Uni Eropa (UE). Meskipun diterima di tingkat UE, peraturan ini memberlakukan kewajiban kepada organisasi di mana saja, selama mereka menargetkan atau mengumpulkan data terkait orang-orang di UE, atau memproses data di UE. Peraturan ini diberlakukan mulai tanggal 25 Mei 2018.

• Perbaikan Berkelanjutan: Ini adalah proses menilai serta meningkatkan praktik, hasil kerja, dan kinerja seseorang secara berkelanjutan. Untuk tujuan amfori BSCI, anggota amfori dan mitra bisnis mereka didorong untuk meningkatkan praktik uji tuntas mereka secara berkelanjutan.

• Perekrutan yang Adil: Serangkaian prinsip dan panduan operasional yang diadopsi oleh ILO pada tahun 2016 yang bertujuan untuk melindungi hak para pekerja, termasuk pekerja migran, dari praktik penindasan dan penipuan selama proses perekrutan (termasuk praseleksi, seleksi, transportasi, penempatan, dan kemungkinan untuk kembali); membantu mencegah perdagangan manusia dan

6 UNWOMEN Glosarium Istilah dari Dasar-Dasar Pemrograman dan Bagian Pemantauan serta Evaluasi (endvawnow.org)

(8)

kerja paksa; serta mengurangi ongkos migrasi tenaga kerja dan meningkatkan hasil pengembangan untuk para pekerja migran dan keluarga mereka, serta untuk negara asal dan negara tujuan.

• Pertemuan Kalibrasi: Pertemuan yang diatur oleh amfori dengan Perusahaan Audit di berbagai tingkat untuk memastikan aktivitas pemantauan dikelola dan dilaksanakan sejalan dengan misi, visi, dan harapan amfori. Pertemuan kalibrasi berlangsung dalam dua tingkat:

{ Pertemuan kalibrasi global diadakan dua kali setahun yang bertujuan untuk membahas berbagai topik dan masalah strategis dengan Manajer Skema perusahaan yang mengaudit.

{ Pertemuan kalibrasi setempat dihelat di negara pemasok utama (mis. Tiongkok, India, Turki) dengan tujuan melakukan pembahasan terbuka seputar audit teknis setempat. Auditor setempat diundang dalam diskusi untuk membahas topik tertentu di negara atau wilayah. Masalah rumit yang teridentifikasi selama pertemuan dapat diangkat bersama Gugus Tugas.

• Perusahaan Bisnis: Organisasi yang dilibatkan dalam jual beli barang, layanan, atau keduanya kepada konsumen atau klien, tanpa memandang bentuk kepemilikan mereka atau cara

pengaturannya (membatasi tanggung jawab, keuntungan pajak, atau kriteria kepatuhan…). Untuk tujuan amfori BSCI, perusahaan bisnis adalah anggota amfori dan mitra bisnis mereka, khususnya namun tidak terbatas pada produsen yang kinerja sosialnya akan dipantau.

• Pihak yang Rentan: Ini mengacu pada individu dan anggota komunitas yang mungkin berisiko, atau berada dalam situasi yang menyebabkan rasa tidak aman karena jenis kelamin, gender, usia, agama, ras, kasta, kelahiran, latar belakang sosial, disabilitas, asal suku dan kebangsaan, kewarganegaraan, keanggotaan dalam serikat atau organisasi sah lain, afiliasi atau pendapat politik, orientasi seksual, tanggung jawab keluarga, status perkawinan, kehamilan, penyakit, atau segala kondisi lain. Pihak yang rentan dapat meliputi pekerja muda, pekerja yang lebih tua, pekerja yang menyandang disabilitas, pekerja wanita yang tengah hamil dan menyusui, pekerja pertanian wanita, pekerja migran (baik domestik maupun eksternal), pekerja sementara, pekerja musiman, pekerja yang tidak termasuk dalam perjanjian perundingan kolektif (collective bargaining agreement, CBA), pekerja yang direkrut secara tidak langsung, pekerja dalam masa percobaan, pekerja sif malam, dan pekerja yang tengah dalam cuti orang tua. Kerentanan dapat tergantung pada konteks, dan individu, kelompok, serta komunitas tertentu mungkin rentan di sejumlah aspek.

• Platform Keberlanjutan amfori: Kelompok fitur teknologi informasi (TI) dan teknologi yang

ditetapkan amfori agar anggota amfori dapat bertukar informasi seputar pelaksanaan layanan amfori dalam rantai pasokan mereka. Ini termasuk, namun tidak terbatas pada, memetakan rantai pasokan, manajemen risiko rantai pasokan, memantau aktivitas dan laporan mereka, serta proses remediasi.

• Prinsip Perusahaan Wajib Membayar Upah (Employer Pays Principle, EPP): Prinsip ini merupakan komitmen yang mencerminkan Pasal 1 Prinsip Dhaka untuk Migrasi Bermartabat:

“Biaya tidak akan dibebankan pada pekerja migran”. Selaras dengan prinsip ini, tidak ada pekerja yang harus membayar untuk mendapatkan pekerjaan; ongkos perekrutan harus ditanggung oleh perusahaan. Untuk tujuan amfori BSCI, ongkos perekrutan mencakup ongkos dan biaya di negara asal maupun di negara tujuan.

• Program Jaminan Audit (Audit Assurance Programme atau AAP): Serangkaian prosedur yang dirancang untuk menjamin nilai dan prinsip amfori secara konsisten dihormati ketika melakukan kegiatan pemantauan amfori. Ini termasuk tiga pilar utama: 1) Memantau Penerimaan Mitra, 2) Kualifikasi dan Pelatihan Auditor, 3) Program Kualitas Audit (Audit Quality Programme atau AQP).

• Program Komitmen Anggota amfori: Program Komitmen Anggota (Member Commitment Programme atau MCP) menilai aktivitas dan komitmen seluruh anggota amfori. Dengan memperhatikan amfori BSCI, amfori BEPI, dan aktivitas lainnya, dasbor MCP memungkinkan

(9)

anggota amfori untuk melacak dan melaporkan data keberlanjutan mereka, memahami kekuatan mereka, dan mengidentifikasi peluang peningkatan. Peningkatan berkelanjutan menjadi inti MCP, saran peningkatan pun disediakan secara sistematis. MCP juga menetapkan persyaratan keterlibatan minimum, yang mendorong anggota untuk menangani potensi non-kepatuhan demi menghindari pengecualian, demi memastikan komitmen minimum di seluruh keanggotaan.

• Rantai Pasokan: Sistem organisasi, orang-orang, kegiatan, informasi, dan sumber daya

terkoordinasi yang terlibat dalam pemindahan produk atau layanan secara fisik maupun virtual, dari pemasok ke pelanggan.

• Rekomendasi ILO: Ini adalah instrumen hukum yang dibentuk oleh konstituen ILO (pemerintah, perusahaan, dan pekerja) untuk menangani standar tenaga kerja internasional serta menetapkan prinsip dan hak mendasar di tempat kerja. Berbeda dengan Konvensi ILO, yang merupakan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum yang mungkin diratifikasi oleh negara bagian anggota, Rekomendasi ILO berfungsi sebagai pedoman yang tidak mengikat. Dalam banyak kasus, konvensi menetapkan prinsip mendasar yang harus diterapkan oleh negara yang meratifikasi, sementara rekomendasi terkait melengkapi konvensi tersebut dengan menyediakan pedoman terperinci tentang cara penerapannya. Rekomendasi juga dapat bersifat otonom, yakni tidak berhubungan dengan konvensi apa pun.

• Serikat Buruh: Organisasi pekerja yang secara bebas membentuk himpunan untuk meraih sasaran bersama dan kondisi kerja yang lebih baik. Serikat buruh, melalui kepemimpinannya, berunding dengan perusahaan atas nama anggota serikat (anggota serikat yang ada) dan menegosiasikan kontrak kerja (perundingan kolektif) dengan perusahaan. Tujuan paling umum dari asosiasi atau serikat ini adalah “mempertahankan atau meningkatkan kondisi kerja mereka.” Ini mungkin termasuk negosiasi gaji, aturan kerja, prosedur keluhan, aturan yang mengatur perekrutan, pemecatan, dan promosi pekerja, tunjangan, keamanan tempat kerja, dan kebijakan.

• Tanggap Gender: Ketanggapan gender mengacu pada ketanggapan akan dinamika gender dan titik acuan sosial serta budaya tertentu yang menetapkan peran pria dan wanita di masyarakat tertentu dalam konteks tertentu. Hal ini juga mengacu pada hasil yang mencerminkan pemahaman akan peran dan ketidaksetaraan gender dan yang mendorong partisipasi setara serta distribusi manfaat yang setara dan adil. Untuk tujuan amfori BSCI, anggota amfori dan mitra bisnis mereka berkomitmen untuk memadukan prinsip sistem manajemen, bisnis, dan praktik pembelian tanggap gender ke dalam budaya perusahaan/bisnis.

• Tanggung Jawab (RSP): Peran aktif yang dilaksanakan oleh anggota amfori yang mematuhi Pedoman Perilaku amfori BSCI guna mengambil peran aktif dalam bekerja sama dengan mitra bisnisnya (khususnya produsen) dan dengan anggota amfori lainnya yang berbagi mitra bisnis yang sama, untuk memandu mereka melewati proses uji tuntas. Ini bergantung pada kemampuan anggota amfori untuk bertindak atau mempertimbangkan semangat, nilai-nilai, dan prinsip yang ditetapkan dalam Pedoman Perilaku amfori BSCI, tanpa adanya pengawasan.

• Tempat Kerja: Sebagaimana ditetapkan dalam Konvensi 190 ILO - Konvensi Kekerasan dan Pelecehan, ini mengacu pada ruang yang digunakan sehubungan dengan, berkaitan dengan, atau timbul dari pekerjaan. Ini termasuk ruang publik dan pribadi saat menjadi tempat bekerja: tempat pekerja dibayar, beristirahat atau makan, atau menggunakan fasilitas sanitasi, mencuci, dan berganti pakaian, dan tinggal di akomodasi yang disediakan perusahaan. Tempat kerja termasuk komunikasi terkait pekerjaan, termasuk yang diaktifkan oleh teknologi informasi dan komunikasi. Tempat kerja juga mencakup perjalanan pulang-pergi untuk bekerja. Tempat kerja menyiratkan cakupan lebih luas, seperti acara terkait pekerjaan di luar tempat kerja, akomodasi yang disediakan perusahaan, atau teknologi terkait pekerjaan.

(10)

• Tenaga Kerja Anak: Istilah ini merujuk pada pekerjaan yang merampas masa kanak-kanak, potensi, serta martabat mereka, dan yang berbahaya bagi perkembangan fisik serta mental mereka. Ini merujuk pada pekerjaan yang secara mental, fisik, sosial, atau moral berbahaya dan membahayakan anak-anak, dan mengganggu kegiatan sekolah mereka dengan mengambil peluang mereka untuk bersekolah, yang mengharuskan mereka untuk meninggalkan bangku sekolah pada usia dini, atau mengharuskan mereka untuk bersekolah sembari melakukan pekerjaan yang terlalu panjang dan berat.

• Tenaga Kerja Narapidana: Sebuah bentuk kerja paksa. Istilah ini dapat merujuk pada dua pengertian yang berbeda: kerja sebagai bagian dari hukuman dan kerja sebagai bentuk pekerjaan bagi narapidana. Istilah ini tercakup, bersama dengan rangkaian persyaratan terkait, dalam Konvensi 29 ILO – Konvensi Kerja Paksa. Sesuai dengan Pedoman Perilaku amfori BSCI, tahanan, yang terlibat dalam tenaga kerja tahanan terlepas dari kondisinya, merupakan pihak yang rentan.

• Tenaga Kerja Paksa yang Ditetapkan Negara (State Imposed Forced Labour, SIFL): Ini mengacu pada pekerjaan yang ditetapkan oleh otoritas negara, militer atau paramiliter, partisipasi wajib dalam pekerjaan publik, dan tenaga kerja tahanan paksa (dalam kondisi tertentu). Tenaga kerja paksa yang ditetapkan oleh kelompok pemberontak juga dianggap termasuk dalam kategori ini.

• Uji Tuntas: Ini merujuk pada proses berkelanjutan perusahaan yang bertujuan untuk

mengidentifikasi, mencegah, menanggulangi, dan menjelaskan cara mereka menangani dampak hak asasi manusia negatif dari aktivitas mereka atau yang mungkin berhubungan langsung dengan operasi, produk, atau layanannya melalui hubungan bisnisnya. Proses tersebut harus mencakup penilaian dampak bisnis aktual dan potensial, mengintegrasikan dan menindaklanjuti temuan, melacak tanggapan, dan menyampaikan cara dampak diatasi.

Pedoman Perilaku amfori BSCI, dan seluruh materi pendukung dan pelengkap, mengintegrasikan karakteristik uji tuntas sebagaimana dicantumkan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD).

{ Karakteristik Uji Tuntas7

1. Uji tuntas merupakan langkah pencegahan 2. Uji tuntas melibatkan sejumlah proses dan tujuan 3. Uji tuntas sepadan dengan risiko (berbasis risiko)

4. Uji tuntas dapat melibatkan penentuan prioritas (berbasis risiko) 5. Uji tuntas bersifat dinamis

6. Uji tuntas tidak mengalihkan tanggung jawab

7. Uji tuntas menyangkut standar RBC yang diakui secara internasional 8. Uji tuntas sesuai dengan kondisi perusahaan

9. Uji tuntas dapat diadaptasikan untuk menangani keterbatasan dalam pengupayaan hubungan bisnis

10. Uji tuntas disampaikan melalui keterlibatan dengan pemangku kepentingan 11. Uji tuntas mengharuskan adanya komunikasi yang berkelanjutan

7 https://www.oecd.org/investment/due-diligence-guidance-for-responsible-business-conduct.htm

(11)

Terlebih lagi, uji tuntas dapat disertakan dalam sistem manajemen risiko perusahaan yang lebih luas, asalkan proses ini tidak sekadar mengidentifikasi dan mengelola risiko berat terhadap perusahaan itu sendiri namun juga mencakup risiko bahaya yang berkaitan dengan permasalahan yang dicakup oleh CoC amfori BSCI.

• Uji Tuntas Hak Asasi Manusia: Proses yang harus dilakukan oleh anggota amfori dan mitra bisnis mereka demi mengidentifikasi, mencegah, menanggulangi, dan menjelaskan cara mereka menangani dampak hak asasi manusia negatif mereka. Proses ini harus mencakup dampak hak asasi manusia negatif yang mungkin disebabkan atau dikontribusikan oleh perusahaan bisnis melalui aktivitasnya sendiri, atau yang mungkin berhubungan langsung dengan operasi, produk, atau layanannya melalui hubungan bisnisnya.

Untuk tujuan amfori BSCI, anggota amfori dan mitra bisnis mereka berkomitmen untuk menjalankan uji tuntas hak asasi manusia dalam rantai pasokan global mereka sesuai dengan prinsip yang diakui secara internasional.

• Upah Layak: Remunerasi yang diterima untuk hari kerja standar oleh pekerja di tempat tertentu yang cukup untuk memenuhi standar hidup yang layak untuk pekerja dan keluarganya. Elemen standar hidup yang layak mencakup makanan, air, hunian, pendidikan, perawatan kesehatan, transportasi, pakaian, dan kebutuhan penting lainnya, termasuk kebutuhan di saat darurat.8

• Upah Minimum yang Sah: Remunerasi per jam, harian, atau bulanan terendah yang wajib dibayarkan perusahaan kepada pekerja dan karyawan untuk jam kerja reguler. Negara yang tidak memiliki upah minimum sebagaimana ditetapkan oleh hukum bergantung pada kelompok prusahaan dan serikat buruh guna menetapkan pendapatan minimum melalui perundingan kolektif.

• Upaya yang Wajar: Untuk tujuan amfori BSCI, ini berarti bahwa anggota amfori dan mitra bisnisnya berupaya sewajarnya terhadap pencapaian komitmen yang mereka ambil dengan menandatangani Pedoman Perilaku amfori BSCI, yang sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip yang ditetapkan oleh Pedoman Perilaku amfori BSCI.

8 Global Living Wage Coalition, Apa yang Dimaksud dengan Upah Layak

(12)

Daftar SINGKATAN

• AAP Audit Assurance Programme (Program Jaminan Audit)

• APD Alat Pelindung Diri

• APSCA Association of Professional Social Compliance Auditors (Asosiasi Auditor Kepatuhan Sosial Profesional)

• AQP Audit Quality Programme (Program Kualitas Audit)

• CBA Collective Bargaining Agreement (Perjanjian Perundingan Kolektif)

• CEDAW Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (Kesepakatan Internasional Untuk Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan)

• CoC Code of Conduct (Pedoman Perilaku) amfori BSCI

• CRC Convention on the Rights of the Child (Konvensi Hak Anak)

• EPP Employer Pays Principle (Prinsip Perusahaan Wajib Membyar Upah)

• FAO Food and Agriculture Organization (Organisasi Pangan dan Pertanian) PBB

• GDPR UE General Data Protection Regulation (Peraturan Perlindungan Data Umum) UE

• ILO International Labour Organization (Organisasi Buruh Internasional)

• IOM International Organization for Migration (Organisasi Internasional untuk Migrasi)

• K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

• LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

• MCP Member Commitment Programme (Program Komitmen Anggota)

• OECD Organization for Economic Cooperation and Development (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi)

• OGM Operational-level Grievance Mechanism (Mekanisme Keluhan Tingkat Operasional)

• PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

• RSP Responsibility holder (Penanggung Jawab) (Glosarium amfori)

• SCGM Supply Chain Grievance Mechanism (Mekanisme Keluhan Rantai Pasokan) amfori

• TI Teknologi Informasi

• UE Uni Eropa

• UNECE United Nations Economic Commission for Europe (Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa)

• UNGP United Nations Guiding Principles on Business and Human Rights (Prinsip Panduan Bisnis dan HAM PBB)

• WEPs Women Empowerment Principles (Prinsip Pemberdayaan Perempuan)

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 Tentang persetujuan Penetapan Batas Wilayah dan Belanja Oprasional

Candi yang dibuat memakai tanah liat atau bata merah, lebih fleksibel; sebagian bahan bata merah dibangun, tetapi disiapkan rongga-rongga (seperti pada candi Gunung

pelaksanaaan dan hasil kegiatan diklat OJT-I, IJT, dan OJT-II PERSIAPAN SIMULASI PRESENTASI PENGANTAR PELAKSANAAN SIMULASI ORESENTASI PENUTUP 14. Direktorat Pembinaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan media video terhadap kemampuan berpikir kritis dan prestasi

Untuk mendapatkan perbedaan karakter visual Pura Mandaragiri Semeru Agung sebagai Pura Hindu di luar Bali yang memiliki gaya Arsitektur Bali dilakukan penyandingan dengan

~ Jika anak ikut, lampirkan akte lahir ASLI + surat keterangan dari sekolah ** Surat ijin orang tua perlu jika anak pergi tidak dgn orang tuanya dan tanda. tangan orang tua di

Hasil penelitian menunjukkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas dan juga berpengaruh terhadap loyalitas melalui kepuasan, kemudian hubungan pelanggan

Setelah penarikan sampai tali ris bawah dan pemberat timah dinaikan diatas geladak kapal, maka posisi jaring akan membertuk seperti mangkuk yang didalamnya atau ditengah jaring