• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun Oleh : HANDRIYANTO NIM : I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Disusun Oleh : HANDRIYANTO NIM : I"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENDETEKSIAN GAS KLOR DAN ANALISIS KUALITAS AIR PDAM DI TITIK TERJAUH DAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP

GAS KLOR DI WILAYAH PELANGGAN IPA JURUG KOTA SURAKARTA

Chlorine Gas Detection and Analysis of Water Quality of PDAM in Longest Point and Understanding of Chlorine Gas Among Utility Customers of IPA Jurug of

Surakarta Municipality

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Non Regular Jurusan Teknik Sipil

Univerrsitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

HANDRIYANTO NIM : I1108542

JURUSAN TEKNIK SIPIL NON REGULAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2010

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENDETEKSIAN GAS KLOR DAN ANALISIS KUALITAS AIR PDAM DI TITIK TERJAUH DAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP

GAS KLOR DI WILAYAH PELANGGAN AIR IPA JURUG KOTA SURAKARTA

Chlorine Gas Detection and Analysis of Water Quality of PDAM in Longest Point and Understanding of Chlorine Gas Among Utility Customers of IPA Jurug of

Surakarta Municipality

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Non Regular Jurusan Teknik Sipil

Univerrsitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

HANDRIYANTO NIM : I1108542

Disetujui oleh :

Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II

Ir.Koosdaryani, MT NIP. 19541127 198601 2 001

Ir. Budi Utomo, MT NIP. 19600629 198702 1 002

(3)

PENDETEKSIAN GAS KLOR DAN ANALISIS KUALITAS AIR PDAM DI TITIK TERJAUH DAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP GAS

KLOR DI WILAYAH PELANGGAN AIR IPA JURUG KOTA SURAKARTA

Chlorine Gas Detection and Analysis of Water Quality of PDAM in Longest Point and Understanding of Chlorine Gas Among Utility Customers of IPA Jurug of Surakarta

Municipality

SKRIPSI

Disusun oleh:

HANDRIYANTO NIM I 1108542

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas sebelas Maret pada Hari Kamis, Tanggal 18 Februari 2010

1. Ir. Koosdaryani, MT ………

NIP. 19541127 198601 2 001

2. Ir. Budi Utomo, MT ………

NIP. 19600629 198702 1 002

3. Ir. Susilowati, MSi ………

NIP. 19480610 198503 2 001

4. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT ………

NIP. 19581127 198803 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program Non Reguler Fakultas Teknik UNS Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS

Ir. Bambang Santosa, MT Ir. Agus Sumarsono, MT NIP. 19590823 198601 1 001 NIP. 19570814 198601 1 001

Mengetahui,

a.n Dekan Fakultas Teknik UNS Pembantu Dekan I

Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 198403 2 007

(4)

MoTTo

Segala daya upaya yang dilakukan terus menerus dengan niat yang baik, cara yang baik dan jalan

yang baik INSYAALLOH akan menghasilkan sesuatu yang terbaik

Belajarlah sesuatu dari yang kecil, karena sesuatu yang besar pasti awalnya kecil

Bermimpilah tentang sesuatu yang baik, baik dan terbaik untuk KEBAIKAN

Dengan ilmu yang bermanfaat maka akan menjaga kita, dengan harta yang banyak kita yang akan menjaganya, maka carilah ilmu tanpa mengenal

umur sampai akhir hayat

PERSEMBAHAN

Karya ini Kupersembahkan kepada

BUNDA yang telah meninggalkan Kami untuk selamanya

(5)

BAPAK yang selalu memberikan Suportnya dan Dukungannya

MAMA TINA dan DHE- DHE TERSAYANG , yang rela menunggu

Orang-orang yang selalu BERDOA DAN BERBUAT kebaikan dan kejujuran didunia

Orang-orang yang selalu JUJUR dalam kehidupannya meskipun pahit

ORANG-ORANG dalam KENANGAN yangPernah MENGISI HA

TI

ABSTRAK

Handriyanto 2010, Pendeteksian Gas Klor Dan Analisis Kualitas Air PDAM di Titik Terjauh Dan Pemahaman Masyarakat Terhadap Gas Klor Di Wilayah Pelanggan Air IPA Jurug Kota Surakarta. Skripsi Jurusan Teknik Sipil Non Regular Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Air dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat vital fungsinya, air yang tidak mengandung unsur-unsur kimiawi yang membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia dan mengganggu fungsi organ manusia sangat diperlukan.Untuk menghilangkan zat kimiawi tersebut maka PDAM Kota Surakarta membangun instalasi pengolahan air yang terdiri dari bangunan-bangunan dengan spesifikasi tertentu yang dapat menghilangkan zat kimiawi tersebut. Klorinasi adalah salah satu teknik yang digunakan, yang paling lumrah, murah dan dominan digunakan untuk

(6)

pengolahan air bersih. Dalam pendistribusian air PDAM sampai pada titik terjauh, dalam perjalanan mengalami perubahan dan kontaminasi terutama pada sambungan yang mengalami kebocoran karena pengaruh tekanan air dan tekanan tanah, terutama pada sambungan pipa yang melewati tempat sampah, WC umum, Sungai atau tempat-tempat yang tercemar.

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui dan mendeteksi gas klor di titik terjauh dari masing-masing kelurahan dan analisis kualitas air antara lain seperti : pH, zat organik, kesadahan total, besi, kalsium, magnesium, khlorida, oksigen terlarut dan daya hantar listrik di wilayah Instalasi Pengolahan Air (IPA ) Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta dan Mengetahui Pemahaman tentang gas klor bagi pelanggan di wilayah pelayanan IPA Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Metode dalam penelitian ini adalah diskripsi kualitatif, Metode pengambilan kuisioner dan sampel diambil secara acak di wilayah pelayaan PDAM Jurug Jebres Kota Surakarta. Pada umumnya makin besar sampel makin representatif dan hasil penelitian dapat disamaratakan. Tidak ada ketentuan minimum yang dapat dipakai sebagai pedoman. Sehingga pre-test sebanyak 40 responden sudah mencukupi dan dipilih responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan yang sesungguhnya diteliti. Pada prinsipnya makin besar sampel makin baik

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pendeteksian gas klor dan analisis air PDAM dititik terjauh dari masing-masing kelurahan adalah Gas Klor = 0,1 - 0,6 mg/lt, PH = 6,5 - 8,5, Zat Organik = 2,21 - 7,26 mg/lt, Kesadahan Total = 4,21 - 11,42 oD, Besi = 0 - 0,3, Kalsium = 16,8 – 36 mg/lt, Magnesium = 8,94 - 48,13 mg/lt , Khlorida = 4,97 – 16,39 mg/lt, Oksigen Terlarut = 6,1 – 9,2 mg/lt, Daya Hantar Listrik = 850 - 1560µmhos/cm sehingga air layak digunakan dan aman sebagai air bersih. Berdasarkan kuisioner tanggapan masyarakat pelanggan PDAM tentang gas klor di IPA Jurug adalah mereka tidak keberatan akan adanya gas klor pada proses desinfeksi, karena dengan proses desinfeksi air PDAM yang digunakan akan mematikan bakteri pathogen dan amam digunakan.

Kata Kuncinya : Pendistribusian, Analisis, Sampel acak , Aman ABSTRACT

Handriyanto 2010, Chlorine Gas Detection and Analysis of Water Quality of PDAM in Longest Point and Understanding of Chlorine Gas Among Utility Customers of IPA Jurug of Surakarta Municipality. Minithesis of Non-Regular Civil Engineering Program of Engineering Department of Sebelas Maret University of Surakarta

Water has a vital function for human’s daily life. Water with no dangerous chemical content for human health and human’s organ functions is needed. To remove the dangerous chemical substances, then PDAM (Municipal Waterworks) of Surakarta Municipality established water processor installation consisting of constructions with particular specifications for removing the chemical substances. Chlorination is the cheapest, common and dominant technique in processing water into clean water. Water of

(7)

PDAM distributed to the longest point through pipeline is often experiencing changes and contaminations. These are occurring, especially in leaky pipe joints caused by water pressure and earth thrust, when the pipeline passes garbage dump, privy, water or other contaminated places.

Purposes of the research are to know and to detect chlorine gas in longest points of each kelurahan and analysis of water quality that includes: pH, organic substances, total alkalinity, iron, calcium, magnesium, chloride, dissolved oxygen and electrical conductivity in water processor installation (IPA) Jurug of Kecamatan Jebres, Surakarta Municipality and to know people understanding about chlorine gas, especially among utility customers serviced by IPA Jurug of Kecamatan Jebres, Surakarta Municipality.

The research uses diskription qualitative method. Questionnaire and sample are taken randomly in service area of PDAM Jurug of Jebres. Generally, the greater sample, more representative the result will be and the results may be generalized. There is no minimum requirement to be used as a guideline. Then, pretest given to 40 respondents is considered adequate and respondents are selected purposively to match real conditions that are researched. Basically, the greater is better.

The research of chlorine gas detection and analysis of water quality in longest point in each kelurahan indicated that chlorine gas=0.1-0.6 mg/l, pH=6.5-8.5, organic substances=2.21-7.26 mg/l, total alkalinity=4.21-11.42oD, iron=0-0.3’ calcium=16.8-36 mg/l, magnesium=8.94-48.13 mg/l, chloride=4.97-16.39 mg/l, dissolved oxygen=6.1-9.2 mg/l, electrical conductivity=850-1560 mmhos/cm. The result showed that the water was proper and safe to use as clean water. Results of questionnaire distributed to the utility customers of IPA Jurug suggested that they had no objection with the use of chlorine gas in water disinfection process to kill pathogen bacteria in order to make the water can be used safely.

Key words: Distribution, analysis, random sample, safe.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala segala rahmat dan hidayahnya , sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir/skripsi dengan baik.

Dalam penyusunan penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang berupa bimbingan, fasilitas ataupun doa. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Koosdaryani, MT selaku Pembimbing 2. Ir Budi Utomo selaku Pembimbing

(8)

3. Ir Agus Sumarsono,MT selaku Pembimbing Akademik dan Ketua Program 4. Edy Purwanto,ST. MT sebagai Sekertaris Program Non Reguler

5. Ir. Bambang Santoso, Sebagai Ketua Jurusan 6. Dosen Penguji Pendadaran Tugas akhir

7. Satpam, Abang parkir, Bu Rina kantin, dan Bu Jum. Terimakasih atas segalanya.

8. Staf dan Karyawan, atas pelayanannya, terimakasih 9. Keluarga besar Drs. Pargijo, Mpd

10. Mama Tina and Dhe2 sayang…..terimakasih atas segalanya, I love You 11. MasNur dan Keluarga atas fasilitas dan dukungannya

12. Teman-teman angkatan angkatan 08, Kalian memang ok...

13. Karang Taruna Kota Surakarta yang selalu memberikan inspirasi 14. FKPSM Kota Surakarta, atas dukungannya

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan laporan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang dapat membangun yang penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebaik- baiknya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Surakarta Februari 2010

Penulis DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………...i

HALAMAN PERSETUJUAN………....……...ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...………..iii

HALAMAN MOTTO ………...…….iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..………...……..v

ABSTRAK ………...…....vi

(9)

KATA PENGANTAR ………..viii

DAFTAR ISI ………....ix

DAFTAR GAMBAR ………..xii

DAFTAR TABEL ……….xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………...1

1.2 Rumusan Masalah ………2

1.3 Batasan Masalah ………..3

1.4 Tujuan Penelitian ………..………...5

1.5 Manfaat Penelitian .. ....………..………….……...5

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka...………..6

2.2 Dasar Teori... ………7

2.2.1 Persyaratan Fisik Air….………10

2.2.2 Persyaratan Kimia Air………...11

2.3 Sumber-Sumber Air Bersih………..13

2.3.1 Air Hujan………...………...13

2.3.2 Air Permukaan………..14

2.3.3. Mata Air………...………15

2.3.4. Air Tanah..………...15

2.4 Penggolongan Air...……….15

2.4.1 Penggolongan Air Menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah DKI Tahun 1985……..………15

2.4.2 Penggolongan Air Menurut PERMENKES Tahun 2002………..16

2.5 Desinfeksi ………...16

2.5.1 Metode Desinfeksi...17

2.5.2 Kriteria Pemilihan Desinfeksi...19

2.5.3 Beberapa Faktor yang Dapat Mempengaruhi Efektifitas dalam Pemilihan Desinfeksi...19

(10)

2.6 Desinfeksi Dengan Klor ……….20

2.6.1 Reaksi dengan Klorin...21

2.6.2. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Efektifitas dalam Proses Desinfeksi...22

2.7 Pengoperasian dan Pengontrolan dalam Proses Pembubuhan Gas Klor...23

2.7.1 Pengontrolan Gas Klor...23

2.7.2 Pembubuhan Gas Klor...23

2.7.3 Peralatan Pembubuhan Gas Klor...24

2.7.4 Masalah yang Ditimbulkan Gas Klor...24

2.8. Pemantauan Proses Desinfeksi ……….25

2.9 Penyimpanan dan Pengamanan Gas Klor ………...26

2.9.1 Penyimpanan Gas Klor...26

2.9.2 Pengamanan Desinfektan Dalam Bentuk Bubuk dan Cair...28

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian ………...30

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ……….30

3.3 Pengumpulan Data ………...…..29

3.4 Analisis Data ………..29

3.5 Bagan Alir Rencana Penelitian ………...32

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data…………..………...……….34

4.1.1 Luas dan Wilayah………..34

4.1.2 Kependudukan...………...………....34

4.2 Hasil Penelitian……...……….35

4.2.1 Hasil Uji Kualitas Air Secara Fisika……….35

4.2.2 Hasil Uji Kualitas Air Secara kimia………..35

4.3 Pembahasan Kuissioner………..……….46

4.3.1 Hasil Kuissioner………....46

(11)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………53

5.2 Saran ………..53

Daftar Pustaka ………xiv

Lampiran ………...xv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 : Peta Surakarta...3

: Bagan Alir Penelitian...33

: Hasil Kuisioner Tentang Pelayanan PDAM...47

: Hasil Kuisioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Desinfeksi Gas Klor...48 : Hasil Kuisioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat

(12)

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Disinfeksi Gas Klor Bagi Pelanggan PDAM...49

: Hasil Kuisioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Disinfeksi Gas Klor Bagi Pelanggan PDAM...51

: Hasil Kuissioner Tentang Penggunaan Desinfeksi Gas Klor Bagi Pelanggan PDAM...53

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas Air Bersih Persyaratan Kualitas Air Bersih ...13

Tabel 2.2 Pemusnahan Patogen dengan Berbagai Proses Pengolahan...16

Tabel 2.3 Sisa Klor yang Ada di Dalam Air Hasil Proses Klorinasi...20

Tabel 2.4 Perkiraan Efektivitas Berbagai Tipe Sisa Klor...21 Tabel 2.5 Konsentrasi Gas Klor yang Dapat Memberikan Efek Fisiologis

(13)

Terhadap Manusia...28

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan di Kecamatan Jebres……….35

Tabel 4.2 Hasil Uji pH Air PDAM di Titik Terjauh………36

Tabel 4.3 Hasil Uji Zat Organik Air PDAM di Titik Terjauh...37

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesadahan Total Air PDAM di Titik Terjauh………...38

Tabel 4.5 Hasil Uji Besi Air PDAM di Titik Terjauh ………39

Tabel 4.6 Hasil Uji Kalsium Air PDAM di Titik Terjauh……….….40

Tabel 4.7 Hasil Uji Magnesium Air PDAM di Titik Terjauh……….……41

Tabel 4.8 Hasil Uji Klorida Air PDAM di Titik Terjauh………42

Tabel 4.9 Hasil Uji Oksigen Terlarut Air PDAM di Titik Terjauh...43

Tabel 4.10 Hasil Uji pH Air PDAM di Titik Terjauh...44

Tabel 4.11 Hasil Uji Sisa Klor Air PDAM di Titik Terjauh...45

Tabel 4.12 Hasil Kuisioner Tentang Pelayanan PDAM...46

Tabel 4.13 Hasil Kuisioner Pengetahuan Masyarakat Tentang desinfeksi Gas Klor...47

Tabel 4.14 Hasil Kuisioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat Disinfeksi Gas Klor Bagi Pelanggan PDAM...49

Tabel 4.15 Hasil Kuisioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Disinfeksi Gas Klor Bagi Pelanggan PDAM...50

Tabel 4.16 Hasil Kuisioner Tentang Penggunaan Desinfeksi Gas Klor Bagi Pelanggan PDAM...51

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Air dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat vital fungsinya, untuk pemakaian sehari-hari tidak lepas dari air. Mulai untuk keperluan mandi, masak, mencuci dan minum memerlukan air untuk kelangsungan hidup. Bahkan tubuh kita yang

(14)

membuat kita bisa merasakan kehidupan terdiri dari air. Oleh sebab itulah, maka air yang tidak mengandung unsur-unsur kimiawi yang membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia dan mengganggu fungsi organ manusia sangat diperlukan.

Air yang ada di bumi untuk keperluan sehari-hari ada yang diolah dan ada yang tidak diolah. Agar zat kimiawi yang ada tidak mengganggu kesehatan, dapat dihilangkan. Untuk menghilangkan zat kimiawi tersebut maka PDAM Kota Surakarta membangun instalasi pengolahan air yang terdiri dari bangunan- bangunan dengan spesifikasi tertentu yang dapat menghilangkan zat kimiawi tersebut. Bangunan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga keluaran dari pengolahan tersebut dapat memenuhi kualitas air standar baku air bersih yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan. Bangunan tersebut sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak memerlukan air, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Semakin banyak air permukaan terutama air sungai dan waduk yang tercemar sebagai akibat semakin banyaknya industri yang menggunakan air sebagai kebutuhan dalam jumlah yang sangat banyak.

Sebagai salah satu akhir dari pengolahan air bersih sebelum didistribusikan kepada para pelanggan masyarakat, air terlebih dahulu didesinfeksi. Klorinasi adalah salah satu teknik disinfeksi yang digunakan, yang paling lumrah, murah dan dominan digunakan untuk pengolahan air bersih. Cara ini digunakan untuk menghilangkan bakteri-bakteri yang tidak bermanfaat atau patogen yang ada di dalam air.

Pendistribusian gas klor pada air PDAM di harapkan sampai kepada pelanggan di titik terjauh. Dalam Proses pendistribusian gas klor pada air PDAM kemungkinan mengalami perubahan dalam perjalanan, karena dalam perjalanan mengalami kontaminasi pada sambungan pipa yang bocor dari lingkungan pipa itu berada, misalnya pipa tersebut pada lingkungan sampah, pada lingkungan yang dekat WC

(15)

umum atau berada pada lingkungan yang tidak sehat. Kebocoran pada sambungan tersebut di pengaruhi oleh tekanan air serta tekanan tanah. Air yang keluar dari PDAM sudah terjamin dari bakteri sehingga air steril dan aman untuk dikomsumsi. Pemantauan air PDAM dilaksanakan pada konsumen/pelangan terdekat, sedang dan terjauh ( lebih diutamakan ) dari intalasi. Sehingga air bersih tersebut harus aman untuk dipergunakan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Ada beberapa alasan yang mendasari penelitian pengolahan air bersih ini. Maka disusun beberapa perumusan masalah yang mendasari masalah tersebut :

1. Apakah gas klor yang dibubuhkan pada Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) Jurug Jebres Kota Surakarta dan analisis kualitas air seperti : pH, zat organik, kesadahan total, besi, kalsium, magnesium, khlorida, oksigen terlarut dan daya hantar listrik di titik terjauh dari masing-masing kelurahan telah memenuhi standar kualitas air bersih yang ditentukan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990?

2. Bagaimana tanggapan/pemahaman masyarakat pelanggan PDAM wilayah pelayanan Kecamatan Jebres dan sekitarnya tentang penggunaan gas Klor pada air bersih di IPA Jurug Jebres Kota Surakarta?

1.3 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk mendukung asumsi-asumsi yang akan digunakan sebagai dasar dalam perhitungan. Batasan masalah pada penelitian ini adalah untuk mempermudah pembahasan pada masalah di atas. Adapun batasan masalah pada penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1.) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian : Pelanggan PDAM Kecamatan Jebres, Kota Surakarta

(16)

Sumber : Balai Kota Surakarta

2.) Batasan Data

Data pada penelitian ini adalah data primer

a. Dilakukan dengan mengadakan kuisioner sebanyak 40 kuisioner secara random/acak dari 10 kelurahan wilayah pelanggan PDAM Kecamatan Jebres Kota Surakarta

b. Dilakukan dengan pengambilan sampel air diambil dari titik terjauh masing-masing kelurahan 4 botol 1,5 liter, wilayah pelanggan PDAM Kecamatan Jebres Kota Surakarta

3. ) Batasan Analisis

1. Analisis analisis fisik/ kimia dari air yang diambil dari pelanggan PDAM terjauh dari masing-masing kelurahan, Kecamatan Jebres Kota Surakarta di Laboraturium Teknik Penyehatan UNS.

2. Analisis hasil kuisioner tanggapan masyarakat mengenai penggunaan gas klor, terhadap pelanggan PDAM khususnya di wilayah pelayanan Kecamatan Jebres yang disuplai oleh IPA Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

Kecamatan Jebres Kecamatan

Banjar Sari

Kecamatan Laweyan

Kecamatan Ps. Kliwon Kecamatan

Serengan

(17)

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Mengetahui dan mendeteksi gas klor di titik terjauh dari masing-masing kelurahan dan analisis kualitas air antara lain seperti : pH, zat organik, kesadahan total, besi, kalsium, magnesium, khlorida, oksigen terlarut dan daya hantar listrik di wilayah Instalasi Pengolahan Air (IPA ) Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta

2. Mengetahui Pemahaman tentang gas klor bagi pelanggan di wilayah pelayanan IPA Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Menerapkan teori ilmu teknik penyehatan.

2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan dalam pemakaian gas klor dan analisis kualitas air antara lain seperti : pH, zat organik, kesadahan total, besi, kalsium, magnesium, khlorida, oksigen terlarut dan daya hantar listrik.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain, yang melakukan penelitian sejenis.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Kebutuhan manusia dalam melangsungan kehidupan adalah air. Karena air adalah sumber kehidupan makhluk hidup utamanya manusia. Air merupakan kebutuhan dasar manusia, dimana dalam keseharian hidupnya selalu memerlukan air untuk

(18)

pemenuhan kehidupannya, seperti mandi, mencuci, memasak dan minum.

Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk maka semakin naik pula laju pemanfaatan ketersediaan sumber daya air. Ketersediaan air di permukaan semakin berkurang dengan adanya industri yang memerlukan air sangat besar.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan besar diperlukan industri yang dapat mendukung ketersediaan air yang semakin sulit.

Karena kerusakan lingkungan yang berakibat pada pencemaran sehingga banyak sumber air yang tercemar, kualitas airnya sangat jelek yang tidak dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kehidupan manusia. Beban pengotoran air bertambah sesuai dengan laju pertumbuhan, semakin bertambah penduduknya maka semakin besar tingkat pengotorannya air. Sebagai akibat semakin berkurangnya sumber air baku, air bersih.

Dalam pemenuhan kebutuhan manusia, air bersih adalah salah satu sumber utama.

Penyediaan air bersih selain dari segi kuantitas atau jumlah juga harus memenuhi segi kualitas sehingga dalam penggunaan air bersih tidak membahayakan bagi kesehatan. Oleh karena itu PDAM selalu memeriksa kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada pelanggan agar sesuai dengan standar air bersih, standar air baku yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah dinas kesehatan.

2.2 Dasar Teori

Kualitas adalah kadar, mutu, tingkat baik buruknya sesuatu. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/ Menkes/Per/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.

Cara Praktikan 1.) Menentukan pH

a. Alat dan Bahan

(19)

Sampel air, stop watch, termometer, kertas pH b. Cara kerja

1.

2.

3.

4.

Mencatat waktu pengambilan sampel air

Membaca suhu yang ditunjukkan pada termometer terhadap sampel air Memeriksa dan mengamati bau sampel air

Memeriksa pH dengan kertas pH dan mencocokkan dengan warna yang ada pada warna standar

2.) Menentukan Daya Hantar Listrik a. Alat dan Bahan

Sampel air, Electricity Conductivity Meter, Belur Glass 600 ml b. Cara kerja

1.

2.

3.

Memastikan alat pada posisi on dan disetel pada range 5

Mencelupkan elektroda pada Electricity Conductivity Meter ke dalam beker gelas yang sudah diisi air tanpa menyentuh dinding gelas

Membaca alat dan mencatat, apabila menunjukkan angka dibawah 2000, setel pada range 4 untuk memperjelas bacaan

3.) Menentukan Kadar Besi ( Fe ) a. Alat dan Bahan

Sampel air, tabung reaksi, rak tabung, pipet ukur dan gelas ukur, amonium, aquades, larutan standart besi, H2SO4N dan KMnO4

b. Cara kerja 1.

2.

3.

4.

Menyiapkan 10 tabung reaksi pada rak dan diberi nomor 1 s/d 10 Memberikan secara berurutan ke dalam masing-masing tabung, reaksi aquades 10 ml, 9 ml, 8 ml dan seterusnya

Memberikan secara berurutan ke dalam masing-masing tabung, larutan standart Fe 0 ml, 1 ml, 2 ml dan seterusnya

Menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 ml 4NH2SO4 kemudian menambahkan larutan KMnO4, sehingga warna larutan merah muda yang stabil

(20)

5. Memasukkan 2 ml NH4CHS kemudian mencocokkan warna yang terjadi dengan larutan standar

4.) Menentukan Kesadahan Total a. Alat dan Bahan

Sampel air, biuret, babu erlenmeyer, pipet, sendok kecil gelas ukur, indikator ( Erikhrom Black T ), larutan ETDA dan buffer kesadahan

b. Cara kerja 1.

2.

3.

4.

Mengambil air dalam gelas ukur 50 ml dengan gelas ukur dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml

Menambahkan buffer kesadahan sebanyak 2 ml ke dalam labu erlenmeyer

Menambahkan indikator EBT sepuluh sendok kecil kemudian mengocoknya sehingga larutan berwarna merah. Bila warna biri maka kesadahannya sangat rendah

Melakukan titrasi dengan larutan ETDA 0,1 M hingga larutan menjadi berwarna biru

5.) Menentukan Kesadahan Calsium dan Magnesium a. Alat dan Bahan

Sampel air, biuret, labu erlenmeyer, pipet, gelas ukur, indikator ( MRX ), larutan ETDA dan larutan NaOH 8 %

b. Cara kerja 1.

2.

3.

Mengambil air dalam gelas ukur 50 ml dengan gelas ukur dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml

Menambahkan larutan NaOH 8 % sebanyak 1 ml ke dalam labu erlenmeyer dengan pipet ukur

Menambahkan sepucuk sendok kecil indikator MRX

(21)

4.

5.

6.

Memanaskan campuran kira-kira 40 c

Setelah dingin menitrasi dengan larutan ETDA sampai timbul warna biru

Mencatat penggunaan ETDA ( t cc ) 6). Menentukan Klorida

a. Alat dan Bahan

Sampel air, biuret, labu erlenmeyer, pipet ukur, biuret, larutan perak nitrat dan indikator kalium kromat

b. Cara kerja 1.

2.

3.

4.

Mengambil air dalam gelas ukur 50 ml dengan gelas ukur dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml

Menambahkan kalium kromat 1 ml

Menitrasi campuran dengan menggunakan larutan standart AgNO3

0.01 sampai terjadi warna merah kuning

Mencatat jumlah perak nitrat yang dipakai ( t ml ) 7. Menentukan Kadar Oksigen Terlarut

a. Alat dan Bahan

Sampel air, biuret, labu erlenmeyer, pipet ukur, biuret dengan statif dan klem, botol oksigen, MnSO4, H2SO4 pekat, pereaksi oksigen dan natrium tiosulfat

b. Cara kerja 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Mengambil air dalam botot dan menutupnya

Membuka tutup botol dan menambahkan 2 ml MnSO4 dan 1 ml pereaksi O2

Menutup botol dan membolak-balikkan agar campuran tercampur Mendiamkan 5 menit, agar semua endapan mengendap pada dasar botol kemudian mengamati warna endapan yang terjadi

Membuka tutup botol dan memasukkan ke dalam botol larutan H2SO4 pekat sebanyak 2 ml

Menutup botol dan membolak-balikkannya

Mengambil larutan dari botol sebanyak 200 ml dan memasukkan ke

(22)

8.

9.

10.

dalam labu erlenmeyer 500 ml

Menyiapkan biuret dan mengisinya dengan larutan tio ¼ N

Larutan dalam erlenmeyer tersebut dititrasi menggunakan larutan tio sehingga warna larutan menjadi kuning muda, kemudian ditambah indikator amilum 1 ml maka larutan menjadi berwarna biru.

Dilanjutkan sehingga larutan menjadi berwarna sangat muda

mencatat beberapa volume larutan tio yang diperlukan untuk titrasi ( t ml )

2.2.1 Persyaratan Fisik Air

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut : 1. Jernih atau tidak keruh (kekeruhan)

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.

Derajat kesatuan dinyatakan dengan satuan unit.

2. Tidak berwarna (warna)

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

3. Rasa

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik

(Juli Soemirat Slamet, 2002).

4. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikro organisme air.

5. Temperatur Normal (suhu)

(23)

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan tempertur udara (20 °C sampai dengan 60 °C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut di dalam air cukup banyak) atau sedang terjadi proses tertentu ( proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi ) yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air.

6. Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS)

TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (Juli Sumirat Slamet, 2002).

2.2.2 Persyaratan Kimia Air

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia berikut ini : 1. pH netral

Derajat keasaman air harus netral, tidak boleh bersifat asam maupun basa. Air yang mempunyai pH rendah akan bersifat asam, sedangkan pH tinggi akan bersifat basa. Air yang murni mempunyai pH = 7, pH di bawah 7 akan bersifat asam sedangkan pH di atas 7 akan bersifat basa. Untuk air minum sesuai dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh PDAM derajat keasaman (pH) berkisar antara 6,5 – 8,5 mg/l untuk layak minum.

2. Tidak mengandung bahan kimia beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sianida, sulfida, fenolik.

3. Tidak Mengandung Ion-ion logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl, Cr, dan lain-lain.

4. Kesadahan

(24)

Kesadahan air disebabkan karena adanya kalsium dan magnesium. Di dalam air terdapat dua kesadahan yaitu kesadahan yang bersif tetap dan bersifat tidak tetap atau sementara. Pada kesadahan sementara akan menghasilkan zat – zat yang apabila didihkan akan menjadi kerak dalam ketel.

5. Tidak Mengandung bahan organik

Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organik itu seperti NH4,H2S, So²¯4 dan NO3.

Standar kualitas air minum yang diperbolehkan diatur oleh pemerintah melalui PERMENKES No.907/MENKES/SK/VII/ 2002 antara lain :

1. Tidak berbau dan berasa

2. Tingkat kekeruhannya tidak lebih dari 5 NTU (Nephelometrik Turbidity Unit) 3. pH berkisar antara 6,5 -8,5

4. Besi (Fe) sebagai 0,3 mg/lt 5. Mangan (Mn) sebagai 0,1 mg/lt 6. Zat organik sebagai KMnO4 10mg/lt

7. Bebas bakteri indikator penyakit yang disebarkan.

Tabel 2.1. Persyaratan Kualitas Air Bersih

Persyaratan Kualitas Air Bersih menurut Menkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990

No Parameter Satuan Kadar maks yang

diperbolehkan Keterangan A. FISIKA

(25)

1 Bau - - tidak berbau Jumlah zat padat

yang terkandung (TDS)

Mg/l 1500 -

3 Kekeruhan skala 25 -

4 Rasa - tidak berasa

5 Suhu 0C Suhu udara (±30C) -

6 Warna Skala 50 -

B. KIMIA

1 Air raksa mg/l 0,001 -

2 Arsen mg/l 0,05 -

3 Besi mg/l 1,0 -

4 Klorida mg/l 1,5 -

5 Kadmium mg/l 0,0005 -

6 Kesadahan mg/l 500 -

7 Khlorida mg/l 600 -

8 Kromium, Val 6 mg/l 0,05 -

9 Mangan mg/l 0,5 -

2.3 Sumber-sumber Air Bersih

2.3.1 Air Hujan

Air hujan juga disebut dengan air angkasa, karena berasal dari angkasa melalui proses kondensasi. Ada beberapa sifaf air hujan adalah sebagai berikut :

1. Bersifat lunak karena tidak mengandung garan dan zat-zat mineral 2. Bersifat lebih bersih

3. Dapat bersifat korosif yang dapat merusak logam, karena mengandung NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. Dengan adanya SO2 yang tinggi di udara bebas yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam.

Kualitas air hujan sangat tergantung pada besar kecilnya curah hujan yang terjadi. Sehingga air hujan tidak dapat mencukupi untuk persediaan air bersih, karena jumlahnya yang fluktuatif. Begitu juga dengan segi kontinuitasnya, air

(26)

hujan tidak dapat digunakan secara terus-menerus, karena sangat tergantung dengan keadaan musim. Pada musim kemarau air hujan akan cepat habis, karena porositas tanah dan tidak adanya penambahan air.

2.3.2 Air Permukaan

Air permukaan yang digunakan sebagai sumber penyediaan air bersih adalah : 1. Air waduk, adalah air yang berasal dari air hujan dan air sungai

2. Air sungai, adalah air yang berasal dari air hujan dan sumber mata air

3. Air danau, adalah air yang berasal dari air hujan, air sungai / sumber mata air

Pada air permukaan yang telah terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga dalam pemakaiannya memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikomsumsi.

Karakteristik air permukaan yang ada di Indonesia ( menurut Martin Darmasetiawan ) dapat digolongkan menjadi :

1. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi

2. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang rendah sampai dengan sedang 3. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang temporeri

4. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang sedang sampai dengan tinggi 5. Air permukaan dengan tingkat kesadahan yang tinggi

6. Air permukaan dengan tingkat kesadahan yang rendah

2.3.3 Mata Air

Mata air dapat dibagi menjadi dua, yaitu mata air karang (rock spring) dan air tanah (eartl spring), yang keberadaannya sangat tergantung pada letak sumber airnya. Dalam segi kualitasnya, mata air sangat bagus bila digunakan sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan sebagai akibat

(27)

tekanan, sehingga keberadaannya belum terkontaminasi oleh zat-zat yang membahayakan. Sedangkan dari segi kuantitasnya, maka jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas, sehingga hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu atau lokal.

2.3.4 Air Tanah

Air tanah yang banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melewati lapisan-lapisan tanah. Air tanah bebas dari polutan, karena berada di bawah permukaan tanah. Air tanah tidak menutup kemungkinan dapat tercemar oleh zat-zat kimiawi seperti Fe, Mn dan kesadahannya yang terbawa oleh aliran permukaan tanah. (Heriyanti Ibnu, 1987)

2.4 Penggolongan Air

2.4.1 Penggolongan Air menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 582 Tahun 1985

Golongan A :

Golongan B : Golongan C :

Golongan D :

Air yang dapat digunakan sebagai air minum tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu.

Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga listrik.

( Perpamsi & YP Tirta Dharma, Modul Baku Mutu Air Minum dan Air Bersih )

2.4.2 Penggolongan Air Bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002.

1. Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang dan air pemandian umum.

(28)

2. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

3. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya mememuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

4. Air kolam renang adalah air di dalam kolam renang yang dapat digunakan untuk olah raga dan kualitas airnya memenuhi syarat kesehatan.

5. Air pemandian umum air yang dapat digunakan sebagai tempat pemandiaan umum, tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam

renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan.

2.5 Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses pengolahan terakhir dalam suatu system pengolahan air sebelum air tersebut didistribusikan kepada pelanggan, yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme sebagai penyebab penyakit (pathogen) di dalam air yang digunakan untuk keperluan manusia dan hewan.

Pada Tabel 2.2 di bawah ini menunjukkan pemusnahan pathogen berlangsung pada beberapa tahap dan unit proses pengolahannya

Tabel 2.2 Pemusnahan Pathogen dengan berbagai Proses Pengolahan

Unit proses Persen penghilangan (%)

Ditampung/disimpan Cukup besar

Sedimentasi 0-99

Koagulasi-flokulasi Cukup besar

filtrasi 0-99

klorinasi 99

Sumber : Anonim 1

2.5.1 Metode Desinfeksi

Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses desinfeksi, diantaranya adalah dengan cara :

1. Cara Kimia

Zat –zat yang digunakan dalam proses desinfeksi adalah :

(29)

a. Ioddine (I2)

Tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam sistem penyediaan air dalam skala besar, karena jika digunakan dalam waktu yang panjang akan memberikan efek pada kesehatan. Banyak digunakan pada bidang medis (obat-obatan).

b. Brom (Br2)

Pemakaiannya di bidang air tidak dikenal secara umum, karena biayanya yang lebih mahal dan berbahaya jika uapnya terhirup dan dapat menyebabkan iritasi pada manusia terutama hidung dan tenggorokan

c. Klor dan senyawa Klor

Alternatif yang masih digunakan dalam proses desinfeksi, karena biayanya rendah, fleksibel dan sudah dikenal oleh masyarakat secara luas. Spesifikasi klor dan senyawa klor yang sudah dikenal dan digunakan dalam sistem penyediaan air bersih adalah

1). Gas Klor atau gas Klorin Bentuk yang tersedia

Karakteristik

Konsentrasi

Sistem pembubuhan

: Gas yang dikemas dalam tabung aluminium bertekanan dengan kapasitas 50-70 kg.

: Gas hijau/kuning yang lebih berat dari pada udara (2,5) sangat korosif, berbahaya bila bocor sangat mudah digunakan bila dari tabung.

: 99%-100%

: Selang dosing gas, khusus Cl2

2). Kalsium hipoklorit (kaporit)/ Ca(OCl) 2

Bentuk yang tersedia : Bubuk atau butiran dalam drum

Karakteristik : Putih (kekuningan), non-higroskopik, korosif, non-basa, dan stabil

Konsentrasi : 800 - 900kg/m3

(30)

3). Sodium (natrium) hipoklorit (NaOCl)

Bentuk yang tersedia : Larutan/campuran cair

Karakteristik : sedikit berbau, kehijauan dan bersifat korosif Konsentrasi (%) : 10%-15%

Sistem pembubuhan : Di encerkan menjadi0,5-1% larutan.

d. Ozon (O3)

Digunakan untuk air minum dan air buangan, bersifat lebih reaktif dari klorin dan waktu kontak lebih pendek.

2. Cara Fisik

a. Cara Pemanasan

Cara pemanasan adalah suatu cara yang termudah dilakukan, yaitu dengan membiarkan air tetap mendidih selama 5-20 menit. Cara ini tidak sesuai digunakan dalam skala besar, karena memerlukan energi yang sangat besar sehingga membutuhkan biaya yang sangat mahal. Sering digunakan dalam industri makanan dan minuman.

b. Cara Penyinaran

Cara ini sering digunakan untuk industri minuman kemasan, minuman dan makanan. Beberapa penyinaran dapat membunuh bakteri, spora bakteri, virus dan mikroorganisme lainnya. Salah satunya dapat menggunakan sinar ultraviolet, termasuk UV yang terdapat pada sinar matahari.

3. Cara Mekanik

Selama dalam proses pengolahan air, bakteri sering terbawa pada proses sedimentasi dan filtrasi. Pada waktu proses sedimentasi, bakteri yang terikat dalam suspended solid dapat tereduksi hingga mencapai 60-90%.

4. Cara Radiasi

Dengan menggunakan sinar UV atau sinar gamma, biaya untuk cara ini sangat mahal, sehingga penggunaannya sangat terbatas. Sering digunakan dalam proses desinfeksi air minum kemasan.

(31)

2.5.2 Kriteria Pemilihan Desinfeksi

Dalam pemilihan desinfeksi, menurut Aprilia Susanti ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Efektif dalam membunuh bakteri/ mikroorganisme pathogen 2. Tidak bersifat toksit/ racun bagi manusia, hewan dan tumbuhan 3. Mudah dan aman disimpan, dipindahkan, dibuang

4. Memiliki nilai ekonomis dalam segi biaya/ rendah biaya 5. Analisis yang mudah dan terpercaya dalam air

6. Menyediakan perlindungan sisa dalam air bersih

2.5.3 Beberapa Faktor yang Dapat Mempengaruhi Efektivitas dalam Proses Desinfeksi adalah :

1. Jenis desinfektan

Setiap desinfektan mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing baik dari segi teknis maupun non teknis. Klor/seyawa klor adalah jenis desinfektan yang dominan digunakan oleh sistem penyediaan air minum di Indonesia.

2. Dosis desinfektan

Jumlah desinfektan yang digunakan sangat tergantung ; a. Jenis desinfektan

b. Daya desinfeksi

c. Metode desinfeksi yang digunakan

d. Kadar Klor aktif (jika senyawa Klor yang digunakan sebagai desinfektan) 3. Waktu kontak

Waktu kontak air dengan desinfektan yang dibubuhkan harus cukup.

4. pH

pH yang baik untuk proses desinfeksi dengan klor adalah < 8 5. Tingkat kekeruhan

Pada pengolahan air dimana proses desinfeksi dilakukan, kekeruhan hasil olahan harus lebih rendah dari 5 NTU, tetapi akan sangat lebih baik jika

(32)

kurang dari 1 NTU, karena partikel-partikel yang menyebabkan kekeruhan akan memperlambat efesiensi proses desinfeksi

6. Suhu dan cahaya

Suhu yang sangat tinggi akan mempercepat proses desinfeksi.

7. Kondisi dan jumlah organisme

2.6 Desinfeksi Dengan Klor (Klorinasi)

Klor adalah desinfektan yang paling banyak digunakan dalam pengolahan air.

Klor dapat dijumpai dalam bentuk padat, cair dan gas. Klor banyak digunakan karena mudah didapat harganya murah, daya desinfeksinya tahan sampai beberapa jam setelah pembubuhan. Selain sebagai desinfektan pada air, klor jaga dapat untuk mendesinfeksi tangki penampung (resovoir) air bersih, mengontrol pertumbuhan algae pada bak-bak sedimentasi, filtrasi dan menghambat pertumbuhan lendir didalam pipa.

Tabel 2.3 Sisa Klor yang Ada di Dalam Air Hasil Proses Klorinasi

Sisa Klor Keterangan

Cl2 < 0,2 mg/l

Cl2 > 0,2 mg/l Cl2 > 0,5 mg/l

Hilangnya daya pelindung untuk keamanan air minum

Airnya terdesinfeksi aman

Menyebabkan bau kaporit yang tidak disukai oleh konsumen, tetapi tidak mempengaruhi kesehatan

Sumber : Anonim 2 2.6.1 Reaksi Klorin

1. Di dalam air

Reaksi klor di dalam air ditunjukkan oleh reaksi berikut :

a. Cl2 + H2O HOCl + H+ + Cl-

(33)

Gas klorin asam hipoklorit ion klorida

b. HOCl OCl- + H+

Ion hipoklorit

c. Ca(OCl)2 + 2H2O 2HOCl + Ca(OH)2

Kaporit kapur hidrat

HOCl dan OCl- adalah merupakan klor aktif atau biasa disebut dengan klor bebas. HOCl merupakan sisa klor paling efektif sebagai desinfektan dibanding dengan OCl- sebagai bentuk klor bebas yang kedua. Sedangkan Cl- adalah merupakan klor yang tidak aktif

2. Dengan amoniak

Klorin adalah zat pengoksidasi yang sangat aktif, oleh karena itu sangat cepat dalam mengoksidasi senyawa seperti ammonia. Apabila di dalam air terdapat ammonia, maka asam hipoklorit akan bereaksi dengan amoniak membentuk senyawa amino, menurut reaksi :

HOCl + NH3 2HOCl + NH2Cl (monoklorin)

HOCl + NH2Cl H2O + NHCl2 ( dikloramin)

HOCl + NHCl2 H20 + NCl3 (triklomin)

Tabel 2.4 Perkiraan Efektivitas Berbagai Tipe Sisa Klor

No Type

Rumus Kimia

Perkiraan Keefektifan Dibandingkan dengan HOCl

1 Asam hipoklorit HOCl 1

2 Ion hipoklorit Ocl 1/100

3 Trikloramin NCl3 *

4 Dikloramin NHCl2 1/80

5 Monokloramin NH2Cl 1/150

Keterangan : * = tidak ada perkiraan nilai, mungkin lebih efektif dibandingkan dengan dikloramin

Sumber : Anonim 3

2.6.2 Faktor yang Dapat Mempengaruhi Efektivitas dalam Proses Desinfeksi

1. Waktu Kontak (T) dan Konsentrasi (K)

Keefektifan klor terutama tergantung pada waktu kontak T (menit) dan Konsentrasi C (mg/lt). Bila konsentrasi klor dikurangi maka waktu Kontak (T)

(34)

antara Klor dan mikroorganisme harus diperpanjang. Hal serupa dapat dilakukan jika konsentrasi klor dapat ditambah, maka waktu kontak yang diperlukan untuk pemusnahan harus dikurangi. Sisa klor terikat dimana mempunyai daya desinfeksi yang kuat, memerlukan waktu kontak yang lebih lama dari yang dibutuhkan oleh sisa klor bebas. Sisa klor mimum yang harus dipertahankan sebesar 0,2 mg/lt. Pada titik paling jauh pada jaringan distribusi dan waktu kontak yang dianjurkan paling sedikit adalah 30 menit

2. Temperatur

Pada temperatur yang rendah kecepatan pemusnahan bakteri/ mikroorganisme lebih lambat dibandingkan dengan temperatur yang lebih tinggi. Tetapi stabilitas klor lebih baik sehingga diperlukan waktu kontak yang lebih lama.

Sebaliknya apabila temperatur tinggi, maka kecepatan pemusnahan bakteri/

mikroorganisme akan semakin cepat. Keefektifan sisa klor terikat akan lebih besar pada temperatur lebih rendah dari sisa temperatur untuk sisa klor bebas.

3. pH

pH air dapat mempengruhi aksi desinfeksi klor, Karena pH menentukan rasio HOCl (Asam Hipoklorit) terhadap OCl (Ion hipoklorit). Pada pH yang rendah, OCl lebih sulit terurai sehingga sisa klor lebih dominan dalam bentuk HOCl.

Sedangkan pada pH yang lebih tinggi, OCl lebih dominan.

4. Zat – zat dalam air

Klor dapat bereaksi sebagai desinfektan yang efektif jika hanya kontak dengan mikroorganisme yang akan dimusnahkannya. Kekeruhan yang disebabkan oleh partikel-partikel kotoran kecil dan suspensi zat pengotor lainnya yang ada di dalam air akan menghalangi kontak dan melindungi mikroorganisme patogen terhadap daya desinfeksi. Oleh karena itu agar Klorinasi dapat berjalan dengan efektif, maka kekeruhan harus dihilangkan sedemikian sehingga rupa dengan menggunakan metode koogulasi, flokulasi dan filtrasi.

2.7 Pengoperasian dan Pengontrolan dalam Proses Pembubuhan Gas Klor

(35)

2.7.1 Pengontrolan Gas Klor

1. Pemberian dalam bentuk larutan

Pertama-tama gas harus dicairkan ke dalam sejumlah air dan larutan klor yang dihasilkan dimasukkan kedalam aliran yang akan didesinfeksi.

Pelarutan gas klor ke dalam volume kecil air akan menjamin penyebaran gas klor secara cepat dan merata.

2. Pemberian langsung

Gas langsung diberikan ke dalam titik pembubuhan, kemudian sebuah tabung dengan alat tipe khusus ( baik dari plastik maupun perak ) diperlukan untuk aplikasi ini.

2.7.2 Pembubuhan Gas Klor

Pembubuhan gas Klor dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Dalam bentuk gas

Dalam bentuk gas dialirkan dari tempat penyimpanan dengan memberikan sejumlah panas tertentu untuk penguapan. Pada prakteknya suhu dengan kapasitas 1 ton, mampu membubuhkan 10 kg klor per jam tanpa memerlukan penambahan panas pada suhu 20oC

2. Dalam bentuk gas cair

Jumlah panas dapat diberikan melalui evaporator (penguapan air dengan pengatur suhu), pada suhu kira-kira 80oC dan gas klor dialirkan dari tangki/tabung penyimpanan dalam bentuk cair.

2.7.3 Peralatan Pembubuhan Gas Klor

Peralatan yang dipakai untuk memberikan gas Klor dapat dikategorikan menjadi :

1. Peralatan pembubuh tipe tekanan

(36)

Selain variasi tekanan di lubang tabung gas klor, tekanan konstan juga harus dijaga diantara lubang-lubang dengan suatu katub pengurang tekanan.

Tekanan yang berbeda terhadap lubang-lubang tersebut diukur dan menjadi indikasi dari rata-rata aliran gas.

2. Peralatan pembubuh tipe vakum

Dengan sistem vakum gas klor akan dialirkan setelah diambil dari lubang dengan tekanan rendah, dengan itu resiko kecelakaan akan sangat kecil karena tidak ada lagi pipa untuk mentransportasi dengan tekanan tinggi.

2.7.4 Masalah yang Ditimbulkan dalam Pembubuhan Gas Klor

Beberapa masalah yang berhubungan dengan pembubuhan gas klor, adalah :

1. Kemacetan tabung katub

Katub dapat dibuka ditutup, tetapi kadang-kadang sulit untuk dibuka atau ditutup dengan rapat. Biasanya disebabkan oleh pembungkus yang sangat rapat. Jika terjadi masalah yang serius maka menghubungi pabrik

2. Masalah hypochlorinator

Pada pembubuhan masalah yang terjadi adalah perlengkapan yang tersumbat oleh kalsium carbonat CaCO3 yang terdapat pada head pompa dan selang karet penghisap atau pemberhenti, atau karena spiral yang patah. Cara mengatasinya dengan membersihkan dan mengganti

2.8 Pemantauan Proses Desinfeksi

Karena proses ini sangat penting dalam menjaga kualitas air bersih secara higienis pada sistem penyediaan air bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pemantauan instalasi

Pada air yang keluar dari reservoir, dilakukan setiap 1 jam, sehingga jika terjadi sisa klor yang drastik dapat segera diambil tindakan dan dicari penyebabnya.

(37)

2. Pemantauan di Konsumen

Pemantauan ini dilaksanakan pada konsumen/pelanggan terdekat, sedang dan terjauh ( lebih diutamakan ) dari intalasi. Jika ada sistem penggabungan distribusi air bersih sebaiknya dilakukan pengukuran sisa klor sebelum dan sesudah penggabungan air.

3 Selain pemeriksaan klor, untuk memantau proses desinfeksi dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan bakteriologi secara bersamaan. Sehingga hasilnya dapat dievaluasi dengan lebih teliti dan kedua parameter saling menunjang satu dengan yang lainnya.

2.9. Penyimpanan dan Pengamanan Gas Klor 2.9.1 Penyimpanan Gas Klor

1. Tempat penyimpanan gas Klor

a. Tangki atau tabung berbentuk silinder dengan berat total antara 110- 130 kg. Berat gas klor sendiri adalah 68 kg.

Ukuran silinder diameter = 27 cm

tinggi = 142 cm

b. Container merupakan tangki atau tabung gas yang berukuran besar.

Ukuran silinder diameter = 76 cm

tinggi = 203 cm

berat kotor = 1700 kg berat gas klor = 910 kg

2. Prosedur Pengamanan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan, penyimpanan dan masalah lain dalam penanganan gas klor :

a. Pada saat pengangkutan tidak boleh terbentur benda keras atau terjatuh

(38)

b. Menggunakan alat yang memudahkan untuk mengangkut silinder sampai pada tempat penyimpanan.

c. Pada saat mengangkut pelindung katup jangan sampai rusak

d. Apabila disimpan di luar ruangan harus terlindung dari genangan air, apabila disimpan di dalam ruangan maka ruangan harus tahan dari api dan memiliki ventilasi yang cukup

e. Pada saat pengiriman dan saat digunakan harus diletakkan dalam posisi horizontal dan penanganannya dengan cara mekanik dengan menggunakan derek. Pada saat meletakkan jangan sampai goyang

f. Menyimpan tabung atau tangki gas ditempat yang kering dan terpisah (jauh dari pompa, mesin dan panel listrik) dan sinar matahari serta sumber panas lainnya, karena gas klor bersifat korosit.

g. Menyimpan gas klorin dan drum/kontainer klorin bubuk disuatu tempat terbuka dimana kebocoran gas dapat keluar tanpa merusak mesin, melukai orang atau binatang ternak/piaraan, karena gas klor berat dan mengalir seperti air.

h. Meletakkan masker pelindung gas klorin ditempat yang mudah terjangkau, tetapi agak jauh dari penyimpanan Cl2, karena sifat gas klor yang sangat berbahaya apabila mengenai mata.

i. Menjaga tabung atau tangki gas klor agar selalu tertutup, tidak terjatuh pada saat mempersiapkan untuk pembubuhan, karena sifat gas klor yang dapat merusak tabung dan container tempat penyimpanannya.

j. Memeriksa secara seksama tabung gas atau drum/container bubuk termasuk bagian bawah dan katub, apakah terjadi korosi dan atau kebocoran.

Di bawah ini terdapat Tabel 2.5 yang menunjukkan Konsentrasi Gas Klor yang Dapat Memberikan Efek Fisiologis Terhadap Manusia.

Tabel 2.5 Konsentrasi Gas Klor yang Dapat Memberikan Efek Fisiologis Terhadap Manusia

Konsentrasi Klor

(39)

Kasus (ppm) Konsentrasi klor di udara dalam batas yang tidak

membahayakan selama 8 jam bekerja

1

Bau yang jelas 3,5

Menyebabkan iritasi ( mata, hidung dan tenggorokan) 15

Dapat menyebabkan batuk 30

Perolehan maksimum dalam jangka pendek 40

Perolehan yang bahaya walaupun dalam jangka pendek 40-60

Fatal secara cepat 1000

Sumber : Anonim 4

2.9.2 Pengamanan Desinfektan Dalam Bentuk Bubuk dan Cair

1. Desinfektan dalam bentuk padat (bubuk) harus disimpan dalam ruangan yang kering dan tidak lembab. Sehingga isi desinfektan yang ada di dalan tempat penyimpanan tetap dalam bentuk bubuk dan benar-benar kering.

2. Desinfektan dalam bentuk bubuk tersimpan di dalam kaleng /tong yang terbuat dari plastik. Usahakan mempertahankan tempat penyimpanan dalam keadaan tertutup selama penyimpanan (terutama bila isinya sudah terpakai), jangan ada kontaminasi dari luar yang menyebabkan bentuk dan sifat desinfektan berubah, seperti kadar klor aktif menjadi berkurang, bubuk menjadi basah bahkan berubah menjadi cair atau berubah warnanya.

3. Memeriksa desinfektan sebelum digunakan baik secara fisik maupun dengan pemeriksaan kadar klor aktif di laboratorium.

4. Memakai masker bila bekerja dengan desinfektan bentuk bubuk, yang harus diketahui bahwa larutan desinfektan seperti larutan senyawa klor (kaporit), pada konsentrasi yang relatif besar dapat menimbulkan iritasi pada hidung dan

(40)

tenggorokan. Juga akan menimbulkan iritasi mata yang menyebabkan mata menjadi merah dan pedih.

5. Untuk desinfektan dalam bentuk cair dengan menghindari larutan ini tumpah di area persiapan larutan atau pembubuhan, karena akan menyebabkan lantai menjadi licin.

6. Larutan senyawa klor bersifat korosif, dengan menghindari larutan kontak atau mengenai badan pompa atau lainnya yang terbuat dari logam.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

(41)

3.1 Pesiapan Penelitian

Survey pada penelitian ini dengan membaca literatur serta laporan-laporan yang berhubungan dengan studi penyediaan air bersih. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, untuk mengetahui kualitas air di titik terjauh dari masing-masing kelurahan pelanggan PDAM wilayah Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Dilakukan uji fisik dan kimia untuk setiap sampel air, tetapi tidak semua parameter yang dipersyaratkan dalam kriteria baku untuk air bersih diukur dalam penelitian ini mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada. Parameter-parameter yang diteliti antara lain : bau,rasa, temperatur, pH, zat organik, kesadahan total, besi, kalsium, magnesium, khlorida, oksigen terlarut, daya hantar listrik dan sisa klor. Pengambilan sampel dilakukan di wilayah pelanggan PDAM Kecamatan Jebres dan waktu penganbilan sampel pada pagi hingga siang hari, yaitu pukul 09.00 s/d 12.00 tanggal 1s/d 4 September 2009

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 1s/d 15 September 2009 dengan pengambilan sampel pada pukul 09.00 s/d 12.00. Pengambilan sampel dilakukan di wilayah Kecamatan Jebres yang terdiri dari 11 Kelurahan tetapi hanya 10 Kelurahan yang diambil sampelnya.

Karena Kelurahan Mojosongo menggunakan air sumur dalam Pengambilan sampel setiap kelurahan 4 buah. Setiap sampel air diambil dengan menggunakan botol 1,5 liter. Lokasi pengambilan sampel air ditetapkan dengan pertimbangan bahwa asumsi lokasi terjauh dari masing-masing kelurahan di wilayah Kecamatan Jebres. Sedangkan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Teknik Penyehatan UNS dalam waktu 15 hari dalam jam kerja antara pukul 08.00 s/d 15.00 dan waktu istirahat pukul 12.00

3.3 Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini berupa data primer, yang berupa hasil survey langsung yaitu :

(42)

1. Data yang diteliti di laboratorium adalah hasil analisis fisik/ kimia dari air yang diambil dari pelanggan PDAM Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta

2. Menentukan besarnya sisa gas klor dilapangan/secara langsung dengan alat komparator dan cairan ortotulidin

3. Dengan menyebarkan angket kuisioner tentang gas klor, di masyarakat dalam hal ini adalah pelanggan PDAM wilayah pelayanan Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

Metode pengambilan kuissioner diambil secara acak di wilayah pelayaan PDAM Jurug Jebres Kota Surakarta. Pada umumnya makin besar sampel makin representatif dan hasil penelitian dapat disamaratakan. Tidak ada ketentuan minimum yang dapat dipakai sebagai pedoman. Sehingga pre-test sebanyak 40 responden sudah mencukupi dan dipilih responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan yang sesungguhnya diteliti. Pada prinsipnya makin besar sampel makin baik.( Sumanto,1990. )

3.4 Analisis Data

Analisis data diperoleh dengan pengambilan data di lapangan yang berupa air pelanggan PDAM untuk mengetahui besarnya klor yang terkandung di air PDAM dan kuisioner dibuat tabel yang berbentuk persentase kemudian diambil kesimpulan. Langkah-langkah perhitungan yang dilakukan :

1. Dilakukan uji fisik dan kimia untuk setiap sampel air, tetapi tidak semua parameter yang dipersyaratkan dalam kriteria baku untuk air bersih diukur dalam penelitian ini mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada. Parameter-parameter yang diteliti antara lain : bau,rasa, temperatur, pH, zat organik, kesadahan total, besi, kalsium, magnesium, khlorida, oksigen terlarut, daya hantar listrik, dan sisa klor

2. Menentukan titik-titik terjauh dari masing-masing kelurahan distribusi PDAM , kemudian menentukan gas klor yang ada di lapangan secara langsung dengan alat komparator dan cairan ortotulidin. Sisa gas klor di dapat dengan memasukkan air yang akan diteliti (PDAM) ke alat komparator sampai hampir penuh, setelah itu mencampurkan dengan cairan ortotaulidin. Setelah tercampur antara air dari PDAM

(43)

dan cairan ortotaulidin maka alat komparator ditutup. Setelah di tutup kemudian di bolak-balik sebanyak lima kali. Kemudian melihat hasilnya dengan mencocokkan dengan warna yang ada pada komporator.

3. Perhitungan berdasarkan kuisioner

Dihitung berdasarkan hasil kuisioner tanggapan masyarakat mengenai penggunaan gas klor, terhadap pelanggan PDAM khususnya di wilayah pelayanan Kecamatan Jebres yang disuplai oleh IPA Jurug Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

4.5 Bagan Alir Rencana Penelitian

Bagan alir rencana penelitian ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian.

Persiapan Penelitian

(44)

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

BAB 4

Data Primer dan Sekunder

Menentukan Gas Klor Lapangan dan Memeriksa

Kualitas Air di Lab UNS Data dari PDAM

Hasil dan Pembahasan Pengumpulan Data

Kuisioner

Selesai

(45)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Luas dan Wilayah

1. Luas wilayah Kecamatan Jebres Kota Surakarta yaitu 1923 ha, terdiri dari 11 Kelurahan.

2. Batas Wilayah :

Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Selatan : Kecamatan Pasar Kliwon dan Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat : Kecamatan Banjarsari

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

3. Jumlah Kelurahan yang menggunakan IPA Jurug ada 10 Kelurahan adalah Kelurahan Jebres, Kampung Sewu, Purwodiningratan, Jagalan, Kepatihan Wetan, Kepatihan Kulon, Tegal Harjo, Pucang Sawit, Gandekan, Sudiroprajan sedangkan Kelurahan Mojosongo menggunakan Air Sumur Dalam

sumber : Data Kependudukan Kecamatan Jebres Tahun 2008

4.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Jebres sampai Oktober 2008 sebesar 142.292 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan 74.574 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki 64.718 jiwa.

Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Jebres Tahun 2008

Tabel 4.1 di bawah menunjukkan jumlah penduduk tiap kelurahan di Kecamatan Jebres Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan di Kecamatan Jebres

(46)

No Kelurahan Jumlah Penduduk ( Jiwa )

1. Kepatihan Kulon 2.930 Jiwa

2. Kepatihan Wetan 3.080 Jiwa

3. Sudiroprajan 5.014 Jiwa

4. Gandekan 9.513 Jiwa

5. Kampung Sewu 7.828 Jiwa

6. Pucangsawit 14.084 Jiwa

7. Jagalan 12.220 Jiwa

8. Purwodiningratan 5.372 Jiwa

9. Tegalharjo 6.096 Jiwa

10. Jebres 32.461 Jiwa

11. Mojosongo 42.694 Jiwa

12. Jumlah Penduduk 142.292 Jiwa

Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Jebres Tahun 2008

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Kualitas Air secara Fisika

Ditinjau dari segi fisika yang meliputi suhu, warna, bau, dan rasa masih layak dan sesuai dengan Permenkes Standar kualitas air minum yang diperbolehkan diatur oleh pemerintah No.416/MENKES/PER/IX/1990, sehingga aman untuk kesehatan yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan suhunya sesuai suhu yang ditentukan antara 20 ° C – 60 ° C.

4.2.2 Hasil Uji Kualitas Air secara Kimia

Ditinjau dari segi kimia yang meliputi PH, Zat Organik, Kesadahan total, Besi, Kalsium, Magnesium, Khlorida, Oksigen terlarut, Daya Hantar Listrik dan Sisa klor

1. pH

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa dengan adanya dinamika pemahaman terhadap pelaksanaan Pasal 298 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menegaskan belanja

Parfum Laundry Kota Tanjung Balai HUB: 081‐3333‐00‐665 ﴾WA,TELP,SMS﴿ Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik?. Jual

6 Wawancara dengan Zulkifri, SH dilakukan pada hari senin, 20 oktober 2014.. motor digunakan karena bisa membantu untuk mengurai kemacetan ketika dijalan. Begini mas

Perdagangan melalui jaringan elektronik yang berkenaan dengan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang tidak melibatkan pemakai akhir Contoh Amazon dgn supplier (penerbit

Penduduk menyerahkan Kartu Keluarga kepada bagian administrasi , kemudian bagian administrasi melakukan pembuatan Surat Keterangan Berkelakuan Baik sesuai dengan

Terima kasih kepada ibu karena telah ikut berpartisipasi dalam penelitian skripsi saya tentang Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ketenagakerjaan Pada Perempuan

adalah data yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai Pancasila berdasarkan bunyi sila ke lima dalam kehidupan sehari-hari anak sekolah dasar, dan bagaimana peran