• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

Sri Wahyudi K.8405037

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Sumber Belajar a. Pengertian Sumber Belajar

Dalam pembahasan pertama mengenai sumber belajar, perlu diketengahkan beberapa pengertian sumber belajar menurut beberapa ahli. Smith dkk dalam buku ensiklopedinya yang berjudul the “educator encyclopedia” menyatakan “school library is a center for learning“ yang artinya perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar.

Jadi sumber belajar salah satunya adalah perpustakaan sekolah yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada siswa dan guru. Sedangkan Edgar Dale (1969 : 8) seorang ahli pendidikan mengemukakan bahwa :

Sumber belajar (learning resources) adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang. Sumber belajar tersebut berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu (Edgar Dale, 1969 : 8)

Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977) sumber belajar yaitu ”Berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara

(2)

terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar”.

Dari beberapa pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber belajar tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya.

b. Tujuan Sumber Belajar

Untuk memahami tujuan sumber belajar maka dapat diutarakan menurut pakar pendidikan. Menurut Darmono (2004 : 1) Sumber belajar dalam perpustakan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang bertujuan untuk menunjang kegiatan belajar siswa. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No 2 tahun 1989), sarana penunjang proses kegiatan belajar mengajar dinamakan sumber daya pendidikan. Sehingga sumber belajar bertujuan juga dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Belajar Berbasis Aneka Sumber Belajar (BEBAS) memiliki beberapa tujuan sumber belajar.

Tujuan sumber belajar dari BEBAS antara lain : (1) BEBAS mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan awal mereka. Dengan demikian, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa, (2) BEBAS mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, BEBAS memungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinal, (3) Proses pembelajaran dengan metode BEBAS mendorong siswa untuk bisa bertanggung jawab teradap belajarnya sendiri. Jadi, dapat melatih kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun pemahaman, (4) BEBAS menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian dapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society). Ia akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih informas yang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakan pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta menyebarluaskan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang lain, (5) BEBAS mendorong anak atau siswa untuk belajar mandiri dengan kata lain akan mendorong siswa untuk belajar mandiri dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), (6) Terakhir, dengan BEBAS, siswa akan belajar bagaimana belajar.

(3)

Sekali ia melek informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akan dihadapinya kelak. Jadi, pada akhirnya BEBAS dapat membekali

keterampilan hidup bagi siswa.

(http://www.centralischool.ca/bestpractice/resource/index.html)

Kalau kita simak pasal yang menyangkut sumber belajar yaitu Pasal 35 (UU No 2 tahun 1989), disebutkan bahwa “Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar“. Pada penjelasan selanjutnya dinyatakan antara lain : “Pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bila para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan,...” dan seterusnya.

Dari tujuan sumber belajar tersebut diharapkan sekolah ataupun masyarakat mampu menyediakan sumber belajar untuk mendukung proses belajar mengejar di sekolah maupun untuk meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat. Apabila kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, maka memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.

c. Manfaat Sumber Belajar

Setelah dijelaskan pengertian dan tujuan sumber belajar, selanjutnya akan dijelaskan mengenai manfaat sumber belajar. Menurut Lasa (1995), Sumber belajar (learning resources) adalah “Semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu”.

Menurut Sofa (2008 : 2), sumber berlajar dan pemanfaatannya berdasarkan segi pengembangannya, yaitu

1. Learning sources by design yaitu sumber pembelajaran yang dirancang / disengaja dipergunakan untuk kepeerluan pengajaran yang telah diseleksi.

2. Learning sources by utilitarian yaitu sumber pembelajaran yang ada di sekeliling sekolah yang dimanfaatkan untuk memudahkan siswa yang sedang belajar / sifatnya insidentil

Edgar Dale (1969 : 8) seorang ahli pendidikan mengemukakan ”Sumber belajar (learning resources) dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang”. Jadi

(4)

sumber belajar sebagai pelengkap belajar yang memperkaya seseorang atau siswa untuk memudahkan dalam menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan manfaat sumber belajar menurut Pustekkom (2008 : 2) yaitu :

(1) Memperluas dan meningkatkan kesempatan belajar, (2) Melayani kebutuhan perkembangan informasi bagi masyarakat belajar, (3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok, (4) Memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindakan lanjutan untuk pengembangan sistem pembelajaran, (5) Mendorong cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran, (6) Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media pembelajaran, (7) Melaksanakan latihan bagi para tenaga mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, (8) Menyediakan pelayanan produksi bahan pengajaran, (9) Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desain fasilitas sumber belajar, (10) Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan (Pustekkom, 2008 : 2)

Berdasarkan macam-macam sumber belajar tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar bermanfaat sebagai :

1. Dapat membantu memberikan fasilitas kepada siswa untuk melayani dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mudah.

2. Dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa tertarik untuk belajar mengembangkan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar.

3. Dapat menumbuhkan kesadaran kepada siswa untuk belajar secara mandiri dari sumber-sumber belajar yang tersedia.

d. Peran Sumber Belajar

Selanjutnya dalam dunia pendidikan, sumber belajar mempunyai banyak peran.

Peran-peran sumber belajar tersebut dikemukakan oleh beberapa ahli. AECT dalam buku yang ditulis Darmono (2004 : 5), peran sumber belajar ada 2 yaitu : (1) Sumber belajar yang dirancang atau sengaja berperan untuk digunakan dalam kegiatan belajar, untuk mencapai tujuan pembelajaran teretentu. Sumber belajar yang dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku paket, slide, film, video, dsb, (2) Sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Depdiknas (2004) dalam buku “Pedoman Merancang Sumber Belajar”, dijelaskan bahwa Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa.

Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar.

(5)

Menurut Nasution (2005 : 194), jika langkah-langkah dalam belajar mengajar diatur dengan baik, maka belajar mengajar itu akan efisien. Dalam pengajaran guru akan dibantu pula oleh bermacam-macam sumber belajar. Selain papan tulis dan buku masih ada lagi sumber-sumber lain seperti proyektor, film, rekaman, televisi, video-tape, internet, dan computer. Sumber-sumber tersebut akan akan melancarkan proses belajar mengajar.

Selain mempunyai banyak peran penting, sumber belajar juga mempunyai beberapa fungsi. Pendapat Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977), sumber belajar memiliki fungsi, antara lain :

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan : (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik, (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara : (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional, (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara : (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis, (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan : (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar, (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu : (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit, (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa. Dari peran dan fungsi sumber belajar tersebut diharapkan mampu memajukan pendidikan di Indonesia. Jadi perlu adanya pengoptimalan sumber belajar agar meningkatkan peran dan fungsinya dalam proses belajar mengajar.

(6)

e. Jenis-Jenis Sumber Belajar

Dari pengertian sumber belajar tadi melahirkan beberapa pembagian jenis sumber belajar. Ada ahli yang membagi menjadi dua jenis, 4 jenis, ada juga yang membagi sumber belajar ke dalam 6 jenis. Jenis-jenis sumber pembelajaran dan pemanfaatannya menurut Sofa (2008 : 2) Sumber pembelajaran berdasarkan sifat dasarnya, dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Sumber insani (guru, sastrawan, tokoh masyarakat, tutor sebaya, dsb) 2. Sumber non insani (buku, majalah, surat kabar, radio tv, internet, dsb)

Jenis Sumber Pembelajaran Menurut Association of Education Communication Technologi (AECT)

1. Pesan (message) yaitu informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagsan, fakta, arti dan data, termasuk disini bahan pelajaran yang dituangkan dalam buku / wacana.

2. Narasumber (people) yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji pesan.

3. Bahan (materials) yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat / perangkat keras ataupun dirinya sendiri (tranparansi, slide, film, audio, video, modul, majalah, buku dsb)

4. Alat (device) sesuatu perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan (OHP, tape recorder, pesawat radio, dsb) 5. Teknik (technique) yaitu procedure / acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan

bahan peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan.

6. Lingkungan (setting) yaitu situasi / suasana sekitar dimana pesan disampaikan.

Lingkungan ini debedakan menjadi 2 yaitu lingkungan fisik (ruang kelas, gedung sekolah, perpustakan sekolah, laboratorium, taman, lapangan, dsb) dan lingkungan non fisik (iklim belajar, ketenangan, ramai, lelah, dsb)

Perkembangan Keajaiban dalam Dunia pendidikan Eric Ashby (1997), seorang pemerhati pendidikan membedakan jenis-jenis sumber belajar berdasarkan tahap-tahap perkembangannya.

Eric membaginya dalam empat tahap yaitu : (1) Sumber belajar pra-guru bahwa sumber belajar utama adalah orang dalam lingkungan keluarga atau kelompok, sumber lainnya masih sangat langka. Adapun benda yang digunakan berbentuk

(7)

dedaunan, atau kulit pohon dengan bahan simbol dan isyarat verbal sebagai isi pesannya. Pengetahuan diperoleh lebih banyak dengan cara coba-coba (trial and error) sehingga hasilnya pun masih sederhana dan mutlak di bawah kontrol orang tua atau anggota keluaga. Ciri khas dari tahap ini sifatnya tertutup dan rahasia, (2) Lahirnya guru sebagai sumber belajar utama. Pada tahap inilah cikal bakal adanya sekolah. Perubahan terjadi pada cara pengelolaan, isi ajaran, peran orang, teknik dan lainnya. Jumlahnya masih terbatas dan dominannya peran guru. Begitu pula mutu pengajaran tergantung kualitas guru. Adapun kelebihannya guru dihormati dan kedudukannya tinggi sehingga menentukan keberhasilan pembelajaran.

Kelemahannya bahwa jumlah siswa yang dapat dididik masih terbatas dan tugas guru sangat berat, (3) Sumber belajar bentuk cetak akan menjadikan tugas guru menjadi lebih ringan karena adanya sumber belajar cetak. Siswa dapat mempelajari sendiri ketika belum paham. Kelemahannya terkadang penulisan buku belum baik dan isinya sulit dipahami oleh sebagian siswa. Kelebihannya, materi dapat disebarluaskan secara cepat dan luas. Sumber belajar cetak ini meliputi buku, majalah, modul, makalah dan lainnya, (4) Sumber belajar produk teknologi komunikasi. Sumber ini dikenal dengan istilah audio visual aids yaitu sumber belajar dari bahan suara (audio), gambar (visual), atau kombinasi dari keduanya dalam sebuah proses pembelajaran. Istilah lain disebut juga media pendidikan yang biasanya didesain secara lebih terarah, spesifik dan sesuai dengan perkembangan siswa. Contoh sumber belajar dalam tahap ini yakni berupa televisi, CD, radio dan OHP. Secara lengkap alur perkembangan sumber belajar tersebut digambarkan sebagai berikut : Sumber Belajar Pra Guru Guru Media Cetak Teknologi Komunikasi Informasi. (Eric Ashby, 1997)

Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis : tidak harus terpatok pada harga yang mahal, (2) praktis : tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka, (3) mudah : dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita, (4) fleksibel : dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan, (5) sesuai dengan tujuan : mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa. Untuk Membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa maka harus mengupayakan tersedianya unsur-unsur dinamis dalam belajar. Adapun unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar adalah : (1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa yang belajar, (2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya, (3) Alat Bantu belajar dan upaya penyediaannya , (4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya, (5) Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan serta peneguhannya (H.J. Gino, 2000 : 21)

Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan

(8)

demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.

2. Tinjauan Tentang Perpustakaan a. Pengertian Perpustakaan

Sebelum membicarakan mengenai perpustakaan sekolah terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian perpustakaan. Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti kitab, buku-buku, kitab primbon (Depdikbud : 1980). Dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “library“. Istilah ini berasal dari kata “librer“ atau “libri“, yang artinya buku (Sulistyo Basuki, 1991 : 3). Dengan demikian batasan istilah perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, maupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki : 1991 : 3).

Banyak batasan atau pengertian tentang perpustakaan yang disampaikan oleh para pakar di bidang perpustakaan. Anda dapat mempelajari beberapa pengertian perpustakaan seperti di bawah ini :

1. Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”, kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam Bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “Suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.

2. Pengertian perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “Suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu”.

3. Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “Pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan“.

4. Menurut Mallinger, sebagaimana dikutib Sri Suharmini (2006 : 1,2), secara umum perpustakaan dapat didefinisikan sebagai “Suatu institusi yang di dalamnya tercakup unsur koleksi (informasi), pengolahan, penyimpanan, dan pemakai.

(9)

Pengertian perpustakaan saat ini bukan lagi sebuah gedung atau obyek keepers melainkan sebuah sumber pengetahuan“.

5. Menurut Surat Keputusan dari Menpan No. 18 Tahun 1988 adalah “Suatu unit kerja yang sekurang-kurangnya mempunyai koleksi 1000 judul bahan pustaka atau 2.500 eksemplar dan dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang“.

6. Sedangkan Soejono Trimo (1990 : 1) mengungkapkan pengertian perpustakaan :

”Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan”.

Dari pengertian beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu institusi berupa gedung, ruangan tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan. Ini sangat penting bagi siswa dalam menunjang proses belajar mengajar dan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

b. Tujuan Perpustakaan

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa perpustakaan mempunyai kegiatan utama mengumpulkan semua sumber informasi dalam berbagai bentuk yakni tertulis (printed matter), terekam (recorded matter) atau dalam bentuk yang lain. Kemudian semua informasi tersebut diproses, dikemas, dan disusun untuk disajikan kepada masyarakat yang diharapkan menjadi target dan sasaran akan menggunakan perpustakaan. Oleh karena itu, penyelengaraan perpustakaan pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam bagian ini akan dijelaskan beberapa tujuan perpustakaan menurut beberapa ahli.

Tujuan perpustakaan menurut Sutarno NS (2006 : 34) adalah “Perpustakaan bertujuan untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi sifat sumber pembelajaran. Secara tidak langsung menciptakan masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi“.

Menurut Sofa (2008 : 1) bahwa “Tujuan utama perpustakaan ialah melayani pembaca untuk memperoleh bahan pustaka yang mereka perlukan“. Bahan pustaka yang terkumpul bisa dipakai di tempat atau dibawa pulang. Bahan pustaka yang banyak tetapi

(10)

rendah pemakaiannya menunjukkan bahan pustaka itu kurang baik. Sedangkan Sutarno NS (2005 : 62), mengemukakan bahwa :

Tujuan perpustakaan yang akan dicapai secara singkat adalah terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari sumbernya di perpustakaan kepada para pemakai perpustakaan. Hasilnya adalah terjadinya perubahan baik dalam hal kemampuan sikap maupun keterampilan. Tujuan perpustakaan memberikan pelayanan kepada para pembaca agar bahan pustaka yang telah dikumpulkan dan diolah sebaik-baiknya itu dapat sampai ke tangan pembaca.

Bahan-bahan pustaka yang dikumpulkan itu terutama dimaksudkan agar dapat dipakai oleh pembaca. Sedangkan maksud diadakan pengolahan yaitu untuk mempermudah pencarian bahan pustaka yang dikehendaki pembaca (Sutarno NS, 2005 : 62).

Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, diperlukan langkah-langkah strategis, kebijakan yang aplikatif, dan terencana secara konseptual serta tindakan yang konkret. Dengan adanya perpustakaan diharapkan para pembaca dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan keterampilannya melalui transfer ilmu pengetahuan.

c. Manfaat Perpustakaan

Perpustakaan mempunyai beberapa manfaat yang dapat memberi sumbangan dunia pendidikan. Dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional ”. Sedangkan Sugiyanto (2006 : 2) mengungkapkan bahwa perpustakaan merupakan tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

Menurut Sutarno NS (2006 : 55) bahwa :

Manfaat perpustakaan untuk para pengunjungnya yaitu : (1) Para pengunjung bisa mendapatkan informasi dan tambahan ilmu pengetahuan dengan mudah dan cepat. Ini harus didukung oleh sistem pelayanan yang baik yaitu, bagaimana kita menyusun dan mengelompokan bahan bacaan secara tepat untuk mempermudah pencarian, dan pengurus perpustakaan yang cekatan dalam menanggapi keperluan pengunjung, (2) Para pengunjung bisa mendapatkan tambahan pengetahuan dan jawaban atas pertanyaan mereka tentang isu-isu terbaru. Hal ini bisa terwujud jika didukung oleh koleksi buku yang lengkap dan selalu up to date, (3) Para pengunjung bisa mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Hal ini bisa

(11)

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan keterampilan berdiskusi dan bertukar pendapat, tulis menulis atau keterampilan membaca yang benar, (4) Bagi lembaga dakwah keberadaan perpustakaan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk menyiarkan dan memperkenalkan Islam, dan sebagai sarana untuk menghidupkan masjid, tentunya dengan kegiatan-kegiatan yang menarik dan bermanfaat, (5) Untuk para pengurusnya, perpustakaan bisa menjadi tempat untuk belajar berorganisasi, belajar untuk memegang tanggung jawab, dan menambah keterampilan baru bagi mereka, yaitu cara mengelola sebuah perpustakaan. (Sutarno NS, 2006 : 55)

Untuk mengoptimalkan manfaat perpustakaan sekolah, maka pengelolaannya harus dilakukan profesional. Pengelola harus serius melaksanakan kegiatannya demi tercapainya kemajuan dan proses pembelajaran di sekolah.

d. Peran Perpustakaan

Peranan sebuah perpustakaan adalah bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Oleh karena itu, peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi dan tujuan perpustakaan. Menurut Sutarno NS (2005 : 59-68), secara hakiki, perpustakaan menempati ruang gerak yang cukup strategis di tengah-tengah masyarakat. Namun jika melihat kondisi perpustakaan yang pada umumnya masih memprihatinkan, maka sebuah perpustakaaan belum memiliki peran yang sebagaimana diharapkan. Jadi peran perpustakaan sangat erat hubungannya dengan kinerja yang mesti dilakukan.

Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan yaitu : (1) Perpustakaan sebagai sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi, dan pelestari khasanah budaya bangsa, serta tempat rekreasi yang sehat murah dan bermanfaat, (2) Perpustakaan merupakan media penghubung antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan, (3) Perpustakaan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara pembaca, (4) Perpustakaan sebagai sarana untuk mengembangkan minat baca, (5) Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi peneliti, (6) Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia, (7) Perpustakan berperan sebagai lembaga pendidikan non formal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan, (8) Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik, (9) Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atas kemajuan lembaga atau masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan, (10) Perpustakaan yang bergengsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja. (Sutarno NS, 2005 : 68)

(12)

Lasa (1995), salah satu peran perpustakaan adalah mengembangkan pendidikan mengemukakan bahwa :

Para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan bahan-bahan pustaka yang tersedia, baik fiksi maupun non fiksi. Dengan membaca kita akan berfikir, mengikuti logika yang diberikan oleh pengarang. Karena pandai berlogika dan kaya pengalaman yang diperoleh dari bacaan, kita menjadi cerdas. Dengan demikian dalam mengikuti berbagai masalah, kita akan tahu cara pemecahannya (Lasa, 1995).

Menurut Noerhayati (1989 : 68) perpustakaan mempunyai peranan di bidang pendidikan dan bidang pengembangan. Dalam bidang pendidikan, perpustakaan yang langsung memberikan segala pelayanannya guna kepentingan pendidikan dan peningkatan kecerdasan manusia, sedangkan di bidang pengembangan yaitu dalam hal mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas, dan fungsi perpustakaan.

e. Fungsi Perpustakaan

Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

Menurut Cabeceiras, (2002 : 11) perpustakaan akan berfungsi sebagai mediator antara ilmuwan atau pembaca dengan pangkalan data. Karena itu pustakawan diharapkan paham cara menelusuri informasi dari pangkalan data. Dia harus mampu mengoperasikan komputer Boolean Logic and, or and not dalam memilih informasi yang tepat dan akurat.

Lebih dari itu pengetahuan tentang tajuk subjek harus mahir

Menurut Darmono (2001 : 3), perpustakaan mengemban beberapa fungsi umum sebagai berikut, (1) fungsi informasi, (2) fungsi pendidikan, (3) fungsi kebudayaan, (4) fungsi rekreasi, (5) fungsi penelitian, (6) fungsi deposit.

Sedangkan Nasution (1990 : 139) berpendapat bahwa “Tidak ada perpustakan jika tidak ada pelayanan, oleh karena itu perpustakaan identik dengan pelayanan. Pelayanan

(13)

yang dimaksud antara lain pelayanan peminjaman buku, layanan rujukan, layanan literatur, dan layanan peningkatan minat baca“. Layanan-layanan tersebut merupakan fungsi perpustakaan.

Menurut Sutarno NS (2005 : 61) bahwa fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut atas semua tugas perpustakaan. Dia mengemukakan bahwa :

Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah pendidikan dan pembelajaran, informasi, penelitian, rekreasi, dan preservasi. Fungsi-fungsi itu dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan. Fungsi perpustakan tak boleh menyimpang dari tujuan perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan harus dapat memberikan informasi kepada pembaca, memberikan kesempatan kepada pembaca untuk mengadakan penelitian, yaitu fungsi informasi. Selanjutnya perpustakaan juga memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk mengadakan rekreasi. Dengan membaca novel, pembaca dapat terhibur. Begitu juga dengan mendengarkan musik dan menonton video (Sutarno NS, 2005 : 61).

Dalam pengertian perpustakaan tersebut, maka perpustakaan pada umunya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus, setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing, yang berbeda antara yang satu dan lainnya. Fungsi Perpustakaan Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan Umum, fungsi Perpustakan Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah, fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan fungsi Perpustakaan Khusus / Dinas.

f. Jenis Perpustakaan

Pada umumnya jenis-jenis perpustakaan yang berkembang di Indonesia kurang lebih sama dengan yang berkembang di negara-negara lain. Sebab perpustakan merupakan sesuatu yang bersifat universal. Meskipun begitu, dalam praktiknya terdapat hal-hal yang berbeda karena kondisi lingkungan dan masyarakatnya tidak sama. Menurut Suali Fuad (2006 : 87) membedakan perpustakaan menjadi 2 yaitu perpustakaan klasik dan perpustakaan modern. Sedangkan menurut Karmidi Martoatmojo (1999 : 2) ada 6 jenis perpustakaan itu dapat diuraikan sebagai berikut :

(1) Perpustakaan Sekolah yang memberikan pelayanan kepada pembaca di sekolah meliputi murid, guru, kepala sekolah, dan staf administrasi ainnya. Selain itu jika diperkenankan memberikan pelayanan kepada orangtua murid, (2) Perpustakaan Nasional RI fungsi utamanya sebagai perpustakaan deposit yaitu menyimpan semua bahan publikasi yang pernah diterbitkan di suatu negara.

Kegiatan ini ditunjang oleh Undang-Undang wajib simpan serah karya cetak, (3)

(14)

Perpustakaan perguruan tinggi memberikan pelayanan kepada seluruh civitas akademia perguruan tinggi, yang terdiri atas mahasiswa, dosen, peneliti, guru besar, pimpinan, serta seluruh staf administrasi dan akademik. Layanan perpustakaan harus menunjang tri dharma perguruan tinggi, (4) Perpustakaan Umum dan Keliling Perpustakaan Umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (Ibu kota Kabupaten / Kotamadya), di ibu kota kecamatan maupun yang berada di desa dan melayani masyarakat umum, (5) Perpustakaan khusus, memberikan pelayanan kepada sekelompok khusus dalam bidang yang khusus pula. Yang termasuk dalam kelompok khusus ini antara lain perpustakaan departemen dan perpustakaan perusahaaan, (6) Perpustakaan internasional adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh badan-badan internasional, misalnya UNESCO.

(Karmidi Martoatmojo, 1999 : 2)

Dari jenis perpustakaan sebelumnya kemudian Sutarno NS (2006 : 37-64) menambahkan jenis-jenis perpustakaan, sehingga menjadi lebih kompleks. Sutarno membedakan jenis perpustakaan bahwa :

Perpustakaan dibedakan menjadi 11 macam, yaitu : (1) Perpustakaan Nasional RI, (2) Badan Perpustakaan Daerah, (3) Perpustakaan Umum, (4) Perpustakaan Perguruan Tinggi, (5) Perpustakaan Sekolah, (6) Perpustakaan Khusus, (7) Perpustakaan Lembaga Keagamaan, (8) Perpustakaan Internasional, (9) Perpustakaan Kantor Negara-Negara Asing, (10) Perpustakaan Pribadi atau Keluarga, (11) Perpustakaan Digital (Sutarno NS, 2006 : 37-64).

Dari data tentang jenis dan jumlah perpustakaan (Perpusnas RI, Mei 2006), menunjukkan bahwa jumlah dan jenis perpustakaan telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan tetapi belum sebanding dengan jumlah penduduk tingkat persebaran, dan kelompok masyarakat dengan perpustakaannya. Dari penjelasan di atas diharapkan adanya peningkatan jumlah perpustakaan dan peningkatan kualitasnya, sehingga jumlah dan jenis perpustakaan mengalami perkembangan yang pesat.

3. Tinjauan Tentang Perpustakaan Sekolah a. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Ketika siswa mendengar kata perpustakaan sekolah, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan di sekolah. Tetapi kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap.

Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perpustakaan sekolah akan dijelaskan beberapa pengertian perpustakan sekolah menurut beberapa ahli.

(15)

Menurut Sugiyanto (2006 : 3) Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan pada umumnya yang terbentuk dalam suatu lembaga yang dinamakan sekolah. Adapun para pemakai perpustakaan sekolah adalah orang-orang yang berada dalam lingkungan sekolah, yaitu guru, karyawan, dan yang terutama adalah para siswa sekolah itu

Wafford (1969 : 1) menerjemahkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu organisasi sumber belajar di dalam sekolah yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada siswa dan guru.

Jadi perpustakaan sekolah pada hakikatnya adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya.

Linda Lucas juga pernah memberikan suatu definisi terhadap perpustakaan sekolah. Ia menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru.

Di dalam penyelenggaraanya perpustakaan sekolah tersebut diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru. Ia mendefinisikan pengertian perpustakaan sekolah, yaitu : “An organized collection of housed in a school for the use of pupils and teachers and in charge of librarian of a teacher” (Linda Lucas, 1987 : 130) Sedangkan pengertian perpustakaan sekolah menurut Rohanda (2000 : 1) adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan.

Dari pendapat para pakar di atas, maka pengertian perpustakaan tidak hanya terbatas sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan di sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan pada umumnya yang terbentuk dalam suatu lembaga yang dinamakan sekolah yang bertugas menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku semua sivitas akademia sekolah dan kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah.

b. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral proses pendidikan. Berikut ini butiran penting bagi pengembangan literasi, literasi informasi, pengajaran, pembelajaran

(16)

dan kebudayaan serta merupakan jasa inti perpustakaan sekolah. Adapun tujuan perpustakaan sekolah menurut Lasa (1995) antara lain :

(1) Mendukung dan memperluas sasaran pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah, (2) Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalam kebiasaan dan keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang hayat mereka, (3) Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman, daya pikir dan keceriaan, (4) Mendukung semua murid dalam pembelajaran dan praktek keterampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan modus berkomunikasi di komunitas, (5) Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional dan global dan kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka ragam, (6) Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran serta kepekaan budaya dan social, (7) Bekerja dengan murid, guru, administrator dan orangtua untuk mencapai misi sekolah, (8) Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses informasi merupakan hal penting bagi terciptanya warga negara yang bertanggung jawab dan efektif serta partisipasi di alam demokrasi, (9) Promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolah kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas (Lasa, 1995)

Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal (1992 : 5), bahwa tujuan perpustakaan sekolah akan memantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas dalam proses belajar mengajar. Dia mengemukakan bahwa :

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah tanpak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi antara lain adalah murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid terlatih ke arah tanggung jawab, murid- murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya (Ibrahim Bafadal, 1992 : 5)

Darmono (2001 : 6) mengemukakan bahwa : “Perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menimbulkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien serta memberikan dasar ke arah studi mandiri”.

(17)

Untuk memaksimalkan mencapai tujuan perpustakaan sekolah, maka pengelolaan perpustakaan sekolah harus dilakukan profesional. Pengelola harus serius melaksanakan kegiatannya demi tercapainya kemajuan dan proses pembelajaran di sekolah. Hal ini juga membutuhkan kerjasama antara berbagai pihak yaitu guru dan siswa. Kepala sekolah juga harus membina perpustakaan sekolah demi kemajuan perpustakaan itu sendiri.

c. Manfaat Perpustakaan Sekolah

Keberadaan perpustakaan sekolah tidak sebatas tempat penyimpanan buku paket pelajaran, tetapi justru harus mampu menyajikan alternatif sumber ilmu yang dibutuhkan dan selama ini sulit diakses siswa. Menurut Debra Lau Whelan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran aktif yang dapat mengembangkan intelektualitas dan membantu murid untuk mengolah informasi sesuai tingkat pemahaman dalam topik yang mereka pelajari. Whelan memberikan keterangan bahwa : “This study show that school libraries are actively engaged as learning instructional centers to develop intellectual scaffolds for students and to help them engage with information meaningfully to costruct their own understanding of the topic they’re” (Debra Lau Whelan, 2004 : 2)

Menurut Ibrahim Bafadal (1992 : 5), secara terinci manfaat perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan di sekolah menengah adalah sebagai berikut :

(1) Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca, (2) Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid, (3) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri, (4) Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca, (5) Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa, (6) Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab, (7) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, (8) Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran. (Ibrahim Bafadal, 1992 : 5)

Menurut Lasa (1995) Selama ini, perpustakan di sekolah hanya sebagai pelengkap, padahal keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar. Lasa berpendapat mengenai manfaat perpustakaan yaitu :

Perpustakan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan / informasi dan perpustakan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antara kelompok belajar. Oleh karena itu sebuah perpustakaan haus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi : (1)

(18)

perpustakan dikelola secara baik, (2) tersedianya literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus ensiklopedi dsb, (3) memiliki ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa betah berlama-lama di perpustakaan, (4) kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran (Lasa, 1995)

Dari pendapat para ahli di atas bahwa manfaat perpustakaan bersifat kompleks tidak sebatas tempat penyimpanan buku paket pelajaran tetapi secara tidak langsung akan bermanfaat dalam memperlancar proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan.

d. Peran Perpustakaan Sekolah

Dalam KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan), perpustakaan sekolah mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai penyedia bacaan siswa di kala senggang. Perpustakaan menjadi sumber, alat, dan sarana untuk belajar. Perpustakaan harus siap setiap saat untuk menunjang dan terlibat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, baik di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Menurut Darmono (2001 : 2) jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktifitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Darmono berpendapat bahwa :

Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan (Darmono, 2001 : 2)

Mbulu (1992 : 89) menyatakan bahwa perpustakaan sangat diperlukan keberadaannya dengan pertimbangan bahwa :

a. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah.

b. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran.

c. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran

(19)

d. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir, dan berkomunikasi.

Peran perpustakaan sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan Kebudayaan Nomor 0103/O/1981, Tanggal 11 Maret 1981, antara lain :

a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah.

b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan). Semua peran tersebut akan tergambar dalam koleksi pepustakaan bersangkutan.

Selain mempunyai peran penting, perpustakaan sekolah mempunyai beberapa fungsi. Menurut Lasa HS (1995), Seorang kolomnis Perpustakaan dan Pustakawan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta berpendapat bahwa “Perpustakaan sekolah memenuhi fungsi tersebut dengan mengembangkan kebijakan dan jasa, memilih dan memperoleh sumber daya informasi, menyediakan akses fisik dan intelektual ke sumber informasi yang sesuai, menyediakan fasilitas pembelajaran, serta mempekerjakan staf terlatih. Dia membagi fungsi perpustakaan sekolah ke dalam lima fungsi :

Kelima fungsi perpustakaan sekolah tersebut adalah 1) Menunjang proses pendidikan; 2) Mengembangkan minat dan bakat siswa; 3) Mengembangkan minat baca guru dan siswa; 4) Menjadi sumber informasi; 5) Memperoleh bahan rekreasi kultural. Perpustakaan sekolah memenuhi fungsi tersebut dengan mengembangkan kebijakan dan jasa, memilih dan memperoleh sumber daya informasi, menyediakan akses fisik dan intelektual ke sumber informasi yang sesuai, menyediakan fasilitas pembelajaran, serta mempekerjakan staf terlatih (Lasa, 1995)

Sedangkan fungsi perpustakaan menurut Ibrahim Bafadal (1992 : 6) antara lain : 1. Fungsi Edukatif.

Adanya perpustakaan sekolah dapat meningkatkan interes membaca murid-murid, sehingga teknik membaca semakin lama semakin dikuasai murid-murid. Selain itu di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang sebagian besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Hal ini dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

(20)

2. Fungsi Informatif.

Perpustakan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang berupa majalah, surat kabar, pamflet, artikel, peta, bahkan dilengkapi juga dengan alat- alat pandang dengar seperti overhead projector, slide projector, filmstrip projector, televisi, video tape recorder, dsb. Semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh murid-murid.

3. Fungsi Tanggung Jawab Administratif.

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku, selalu dicatat oleh pustakawan.

Apabila siswa terlambat mengembalikan buku, akan mendapatkan denda, hal ini akan mendidik siswa ke arah tanggung jawab, juga membiasakan siswa bersikap dan bertindak secara administratif.

4. Fungsi Riset.

Adanya bahan putaka yang lengkap, murid-murid dan guru dapat melakukan riset yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.

5. Fungsi Rekreatif.

Adanya perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dsb.

Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai peran sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

4. Tinjauan Tentang Pelayanan Perpustakaan a. Pengertian Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan dalam penyelenggaraannya. Layanan

(21)

perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila akses layanan digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Sebelum membicarakan tentang pengertian pelayanan perpustakaan, akan dijelaskan mengenai pengertian pelayanan. Keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh petugasnya. Untuk itu di sini akan dikemukakan dulu tentang konsep pelayanan. W.J.S. Poerwadarminta (1976 : 17) memberikan definisi pelayanan sebagai perbuatan untuk melayani apa yang diperlukan dan diharapkan oleh orang lain dengan bantuan pihak lain yang menyediakan sesuatu yang diperlukan oleh orang lain. Sedangkan W.J.S. Poerwadarminta melihat pelayanan sebagai kegiatan melakukan perbuatan apa yang diperlukan dan diharapkan oleh orang lain dengan bantuan pihak lain yang menyediakan sesuatu yang diperlukan oleh orang lain tersebut

Selanjutnya akan dijelaskan mengenai pelayanan perpustakaan. Menurut Nasution (1992 : 2), banyak argumentasi yang menyatakan bahwa pelayanan perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan perpustakaan. Dengan kata lain, perpustakaan identik dengan pelayanan karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada kegiatan pelayanan.

Aktivitas pelayanan perpustakaan dan informasi bararti penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh masyarakat pengguna perpustakaan.

Pelayanan yang sering dilakukan di perpustakaan sekolah adalah pelayanan sirkulasi. Lasa HS ( 1995 : 1), berpendapat bahwa : “Pelayanan sirkulasi merupakan suatu kegiatan pekerjaan perpustakaan yang berkaitan dengan pelayanan peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan terutama buku”. Kegiatan ini antara lain meliputi syarat keanggotaan, peraturan prosedur, prosedur peminjaman dan pengembalian, jam buka, sistem peminjaman, sistem pencatatan, dan statistik pengunjung.

Berdasarkan pengertian pelayanan perpustakaan dari beberapa pakar di atas maka pengertian pelayanan perpustakaan tidak hanya sebatas pelayanan sirkulasi saja, namun juga mencangkup pengertian pelayanan rujukan, pelayanan penelusuran informasi atau literatur, pelayanan penyebaran informasi mutakhir.

(22)

b. Tujuan Pelayanan Perpustakaan

Pada dasarnya tujuan pelayanan perpustakaan adalah sama, yaitu memberikan bantuan kepada pembaca untuk memperoleh bahan pustaka sesuai minat dan perhatian mereka. Ada banyak ahli yang berpendapat tujuan pelayanan perpustakan. Karmidi Martoatmojo (1999 : 3) mengemukakan bahwa :

Perpustakaan berusaha sekuat tenaga agar dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah untuk menemukan bahan pustaka yang mereka cari. Oleh karena itu, perpustakaan harus berusaha sekuat tenaga agar bahan perpustakaan tersusun rapi dan dilengkapi sarana temu balik agar bahan pustaka mudah ditemukan kembali apabila diperlukan. Baik buruknya suatu perpustakaan terutama ditentukan oleh kepuasan pembaca. Sedangkan kepuasan pembaca ditentukan oleh layanan yang diperolehnya dari perpustakaan (Karmidi Martoatmojo, 1999 : 3)

Menurut Abdul Wahid M.Ali dalam buku yang disusun oleh Kosam Rimbarawa.

M.L.S (2006 : 105) menyatakan bahwa keberadaan perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan informasi yang tepat dan merata kepada seluruh golongan dan lapisan masyarakat akan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang sarana belajar

Menurut Lamang (2007), tujuan layanan perpustakaan sekolah adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi siswa- siswi, dengan menggunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut. Kegiatan layanan di perpustakaan sekolah meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajar dalam kelas, menyediakan sumber informasi bagi murid dan guru serta tenaga administrasi sekolah, membimbing siswa untuk mahir dalam mencari informasi secara mandiri.

Menurut Lasa (1995), pelayanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa perpustakaan. Tugas yang mulia dan tujuan sebenarnya dari pelayanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan.

Pelayanan perpustakaan bertujuan memberikan kemudahan akses informasi dan pendayagunaan bahan perpustakaan dari semua jenis karya cetak maupun karya rekam.

Dari keempat pendapat tentang tujuan perpustakaan sekolah tersebut di atas, salah satu tujuan yang sangat menarik dan perlu dikembangkan adalah sebagai sumber informasi. Tujuan ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah bagi siswa-siswi dan juga dapat berfungsi menambah

(23)

wawasan dan mewujudkan kreativitas bakat siswa-siswi yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan prakarya sederhana bagi diri pribadi yang mandiri kelak.

c. Manfaat Pelayanan Perpustakan

Setelah dijelaskan mengenai pengertian pelayanan perpustakaan dan tujuannya, selanjutnya akan dijelaskan mengenai manfaat pelayanan perpustakaan. Untuk memahami manfaat pelayanan perpustakaan, maka dapat diutarakan menurut beberapa pakar tentang perpustakaan.

Menurut Nasution (1990 : 139) “Perpustakaan adalah pelayanan, sedangkan pelayanan berarti kesibukan. Bahan-bahan pustaka harus sewaktu-waktu tersedia bagi mereka yang memerlukannya…”. Jadi manfaat pelayanan perpustakaan adalah melayani pengunjung perpustakaan.

Menurut Toha Nursalam (1996 : 130) bahwa seorang pustakawan seharusnya menjadi pribadi yang trampil dan matang, ramah, memahami kepentingan orang lain, mampu mendengarkan apa yang dikehendaki orang lain, dan bukan orang yang egosentris. Hal tersebut akan mendorong siswa dalam hal meningkatkan minat baca karena merasa mendapatkan pelayanan yang baik dari pustakawan tersebut.

Kemudian manfaat pelayanan perpustakaan adalah untuk melayanai pembaca, dalam hal peminjaman buku, sirkulasi bahan pustaka, layanan rujukan, layanan literatur.

Pelayanan perpustakan juga bermanfaat dalam hal peningkatan minat baca. Jika pelayanan perpustakan bagus akan meningkatkan minat baca masyarakat, atau siswa (Karmidi Martoatmojo, 1999 : 13)

Untuk mengoptimalkan manfaat pelayanan perpustakaan, maka pengelolaan perpustakaan sekolah harus dilakukan secara profesional. Pengelola harus serius melaksanakan kegiatannya demi tercapainya kemajuan dan proses pembelajaran di sekolah ataupun meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

d. Peran Pelayanan Perpustakaan

Peningkatan keprofesionalan pustakawan akan meningkatkan pelayanan perpustakaan. Layanan perpustakan yang baik akan dapat memajukan organisasi perpustakaan tersebut. Menurut Toha Nursalam (1996 : 130-133) bahwa “Pendekatan psikologis kaitannya dalam peningkatan pelayanan perpustakaan tentang profesionalitas pustakawan kaitannya dengan globalisasi informasi akan dapat meningkatkan

(24)

pustakawan tersebut dalam meningkatkan berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta kepribadian pustakawan itu sendiri”.

Menurut Abdul Wahid M.Ali (2006) “...Dapat dikatakan perpustakaan keliling berperan sebagai perluasan layanan perpustakan umum kotamadya“. Sedangkan Lasa (1995) berpendapat bahwa :

Pelayanan perpustakaan berperan sebagai wadah pemanfaatan seluruh sumber- sumber informasi atau bahan perpustakaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk kepentingan masyarakat dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat, memperluas cakrawala pengetahuan, rekreasi cultural dan penelitian secara ekonomis dan dalam suasana demokrasi yang menekankan pada upaya berbagi pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat (Lasa, 1995)

Peran pelayanan perpustakaan untuk memberikan pelayanan informasi dengan sarana penyediaan bahan pustaka kepada pemakai dalam upaya peningkatan minat baca masyarakat. Layanan perpustakaan merupakan pilar terdepan, karena layanan berhadapan langsung dengan masyarakat pemakai

e. Jenis Pelayanan Perpustakaan

Menurut Karmidi Martoatmojo (1999 : 1), ada dua macam pelayanan perpustakaan yaitu layanan teknis dan layanan pembaca. Yang dimaksud layanan teknis adalah pekerjaaan perpustakaan dalam mempersiapkan buku agar nantinya dapat digunakan untuk menyelenggarakan layanan pembaca. Sedangkan layanan pembaca dimaksudkan untuk memberikan jasa layanan kepada pembaca, yaitu anggota perpustakaan.

Soejono Trimo M.L.S. (1990 : 73) Membedakan pelayanan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Pelayanan penunjukan (reverence service) yaitu pemberian bantuan secara langsung dan bersifat lebih personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang sedang dilayaninya yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan- keterangan tertentu.

b. Pelayanan pemberian (invormation service) yaitu pelayanan yang memberikan informasi melalui jawaban langsung atau melalui brosur.

c. Pelayanan pemberian bantuan atau bimbingan kepada pembaca (readers advisory work) yaitu pelayanan yang membantu dan memberi guidance kepada para pengunjung atau masyarakat yang dilayani olehnya.

(25)

Sedangkan menurut Cabeceiras (2002 : 15) menyatakan jenis pelayanan perpustakaan antara lain :

(1) Layanan sirkulasi adalah layanan kepada pengguna perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan perpustakaan beserta penyelesaian administrasinya, (2) Layanan rujukan adalah layanan memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan melalui pemberian bantuan menunjukkan langsung informasinya atau menunjukkan dimana sumber informasi tersebut ditemukan / diperoleh, (3) Layanan penelusuran informasi atau literatur adalah layanan pencarian dan penemuan kembali informasi atau bahan perpustakaan mengenai suatu bidang tertentu yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan dengan menggunakan bantuan literatur sekunder atau sarana penelusuran lainnya, (4) Layanan penyebaran informasi mutakhir, (5) Layanan penyebaran informasi terseleksi (selective dissemination of information), (6) Layanan photocopy Informasi, (7) Layanan multimedia, (8) Layanan audio visual, (10) Layanan mendongeng (story telling), (11) Layanan analisis kepustakaan, (12) Layanan diskusi, (13) Layanan bimbingan membaca, (14) Layanan bimbingan pemakai perpustakaan, (15) Layanan membina kelompok pembaca, (16) Layanan konsultasi kepustakawanan, (17) Layanan mobil unit perpustakaan keliling, (18) Layanan perpustakaan keliling. (Cabeceiras, 2002 : 15)

Banyaknya jenis pelayanan perpustakaan dari beberapa pakar di atas, pada dasarnya ada tiga jenis akses dalam layanan perpustakaan, yakni akses layanan terbuka (open access), akses layanan tertutup (close access), dan akses layanan campuran. Ketiga akses layanan ini ada hubungannya dengan cara bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk menemukan bahan pustaka dalam mencari informasi. Masing-masing akses tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahannya, dan berbeda dalam pelaksanaannya.

(26)

B. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Keterangan:

Tujuan pelayanan secara ideal berasal dari suatu proses penaksiran kebutuhan (needs assessment) yang ditetapkan dan mengandung indikasi yang luas tentang masalah yang harus dipecahkan. Penjelasan singkat dari bagan di atas bermula dari teori Moslow menyatakan adanya tujuh kebutuhan manusia yang tersusun menurut hierarki tertentu.

Jenjang kebutuhan menurut Maslow tersebut yaitu : (1) kebutuhan estetis, (2) kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, (3) kebutuhan untuk aktualisasi diri, (4) kebutuhan untuk harga diri dan berprestasi, (5) kebutuhan untuk dicintai dan diakui kelompoknya, (6) kebutuhan akan keamanan, (7) kebutuhan fisiologis.

Kebutuhan-kebutuhan di atas berusaha dipenuhi perpustakaan SMAN 7 Surakarta khususnya kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan untuk mengetahui dan memahami melalui media cetak seperti buku, majalah, koran, ensiklopedi, kamus, peta, dan literatur

Teori Kebutuhan

Pelayanan

Tanggapan Siswa

Pustakawan ( pengurus perpustakaan) dan guru Perpustakaan

SMA N 7 Surakarta

Minat Baca Siswa

Manfaat Pelayanan

Siswa SMA N 7 Surakarta

(27)

lain. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak lepas dari peranan pustakawan karena pustakawan tidak hanya dituntut untuk menyediakan dan mengelola kebutuhan tersebut, tetapi juga memberi pelayanan yang bagus kepada siswa. Dalam pelayanan ini perpustakaan SMAN 7 memberikan pelayanan dengan cara membantu siswa dalam hal pemenuhan kebutuhan siswa dalam hal pemenuhan kebutuhan untuk buku-buku sebagai referensi tugas atau sebagai buku panduan untuk menambah pengatahuan dan wawasan siswa. Di samping itu, perpustakaan diupayakan menyediakan pelayanan yang lain misalnya dilengkapi dengan audiovisual, digital, dan online. Dengan adanya fasilitas multimedia tersebut siswa diharapkan tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan dan mampu meningkatkan minat baca siswa.

Selanjutnya dari pelayanan tersebut, pustakawan dan siswa dapat menyampaikan pendapatnya terhadap pelayanan perpustakaan SMAN 7 Surakarta yang mencangkup : (1) Pelaksanaan pelayanan perpustakaan di SMAN 7 Surakarta, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa berkunjung ke perpustakaan SMAN 7 Surakarta, (3) Upaya yang dilakukan perpustakaan SMAN 7 Surakarta untuk memotivasi siswa membaca.

Referensi

Dokumen terkait

Pada ekstrak akar ceplukan terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 20%-14% memperlihatkan adanya daya hambat, sedangkan pada konsentrasi

Membuat RPP ,Mempersiapkan materi yang diberikan pada saat penelitian dilakukan, Dalam penelitian ini peneliti membahas hasil observasi dimana dalam kegiatan

manfaat dari penelitian ini adalah membantu Columbus Palembang dalam menyusun basis data terdistribusi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta menyelesaikan permasalahan yang

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan

Dengan adanya sifat tersebut, magnetik nanopartikel telah banyak digunakan dalam bidang biomedis yaitu sebagai material pembawa obat, karena mampu untuk diarahkan dan

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya tahapan evaluasi penawaran sampai dengan evaluasi kualifikasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Komisi Pemilihan Umum Kab. Aru untuk

[r]

Sahabat MQ/ Seleksi calon menteri Susilo Bambang Yudhoyono akan dimulai hari ini// Seluruh dokumen pakta integritas pun telah disiapkan/ namun pakta tersebut ditujukan