27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang Kampus III di Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang, Jawa Timur.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode kuantitatif sendiri digunakan untuk menemukan potensi dari suatu objek. Metode ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data dalam metode ini menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018). Pengumpulan data melalui kuesioner untuk menguji hipotesis yang dibuat kepada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.
C. Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer yang digunakan sebagai bahan untuk menganalisis variabel-variabel penelitian. Sumber data dari responden Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMM. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara memberikan
Sumber : Sugiyono, 2018.
pernyataan kepada responden berupa kuisoner tentang electronic word of mouth, brand image, minat beli.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisoner yang dapat diakses melalui google form (online). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan ataupun pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2018). Metode ini akan digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai pengaruh electronic word of mouth, brand image dan minat beli pada produk cushion.
E. Teknik Penskalaan Data
Dalam penelitian ini pengukuran variabel di dalam kuesioner menggunakan skala liktert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2018). Pengisian kuesioner dalam penelitian ini diukur dengan skala likert yang dilambangkan dari skala 1 (satu) sampai dengan 5 (lima). Dalam hal ini jawaban responden dibagi menjadi 5 kategori skala likert.
Tabel 2. Skala Likert SKALA LIKERT PENGUKURAN
SKALA
KETERANGAN
1 STS Sangat Tidak Setuju
2 TS Tidak Setuju
3 N Netral
4 S Setuju
5 SS Sangat Setuju
F. Populasi dan Pengembalian Teknik
1. Populasi
Populasi adalah subyek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Saryono, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang yang masih aktif berjumlah 3.267 mahasiswi.
2. Sampel
Sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian, disamping pertimbangan waktu, tenaga, dan pembiayaan. Sebagaimana didefinisikan bahwa sampel terdiri atas subjek penelitian (responden) yang menjadi sumber data yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik sampling (Darmawan, 2013). Besar sampel yang digunakan dihitung dengan rumus menurut Eriyanto (2007) sebagai berikut:
n = 𝑍
2. 𝑝(1−𝑝) 𝑒2
n = (1,96)
2. (0,5)(1−0,5) (0,1)2
n = (3,8416).(0,5)(0,5) 0,01
n = (3,8416).(0,25) 0,01
n = 0,9604
0,01
n = 96,04 n = 100 Keterangan:
n = Ukuran Sampel
Z2 = Mengacu pada nilai z atau tingkat kepercayaan. Menurut Sekaran & Bougie (2016) untuk tingkat kepercayaan 90% maka nilai Z sebesar 1,645; untuk tingkat kepercayaan 95% maka nilai Z sebesar 1,96; untuk tingkat kepercayaan 99% maka nilai Z sebesar 2,576.
p (1-p) = Variasi populasi dinyatakan dalam bentuk proporsi.
Menurut Eriyanto (2007) jika dalam penelitian sebelumnya belum diketahui berapa jumlah proporsinya maka diasumsikan nilai proporsi sebesar 0,5.
e2 = Kesalahan sampel yang dikehendaki dalam penelitian (sampling error). Pada penelitian ini sampling error yang digunakan sebesar 10%.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 responden, dimana sebanyak 100 mahasiswi sebagai sampel responden yang bisa mewakili
seluruh mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Teknik Pengampilan Sampel
Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan pendekatan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Sugiyono (2018) menyatakan metode purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel yang digunakan ialah diharuskan sudah menonton video review di flatform youtube Beauty Vlogger Abel Cantika dalam video “My Top 5 Favorite Cushion”
dan yang belum membeli produk cushion tersebut. Peneliti akan memilih anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara dipilih yang dapat dianggap memberikan informasi yang diperlukan.
G. Definisi Operasional Variabel
Variabel merupakan konsep yang memiliki beragam nilai kuantitatif dan kualitatif yang dapat berubah-ubah nilainya. Definisi operasional ialah definisi-definisi yang berdasar pada karakteristik yang dapat diobservasi melalui sesuatu yang dapat didefinisikan (Sugiyono, 2018). Variabel ini dikelompokkan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah terdiri dari metode yang digunakan yaitu electronic word of mouth (X1), brand image (X2). Variabel terikat merupakan minat beli (Y). Dari penjelasan tersebut dapat di tampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Definisi Variabel Operasional
Variabel Indikator Item
Electronic Word of Mouth (X1) Respon
pernyataan dari konsumen kepada calon konsumen, baik berupa pernyataan positif atau negatif.
Platform asistance 1. Calon konsumen sering membuka aplikasi Youtube tentang review untuk mencari referensi.
2. Calon konsumen terbantu dengan terhubungnya dengan konsumen lainnya melalui aplikasi Youtube.
Expressing positives emotion
1. Calon konsumen
mendapatkan informasi yang tepat melalui aplikasi Youtube.
2. Calon konsumen
mendapatkan informasi dari pengguna mengenai kelebihan/kekurangan
produk cushion.
Concern for other consumer
1. Calon konsumen merasakan interaksi serta kepedulian orang lain terhadap produk cushion.
2. Calon konsumen
mendapatkan jawaban pertanyaan terkait informasi mengenai produk cushion melalui aplikasi Youtube.
Advice seeking 1. Aplikasi Youtube membantu calon konsumen dalam mencari informasi tentang produk cushion.
2. Calon konsumen
mendapatkan manfaat dari ulasan produk serta komentar yang diberikan orang lain terhadap produk cushion.
Brand Image (X2) Persepsi
konsumen dan preferensi
terhadap merek,
Product Atributes 1. Produk cushion yang memiliki desain menarik.
2. Produk cushion yang memiliki keunggulan berbeda dari beberapa produk yang di review.
Brand Personality 1. Produk cushion merupakan
Lanjutan Tabel 3
Variabel Indikator Item
sebagaimana yang
direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan
konsumen.
barang yang wajib
digunakan dalam
serangkaian makeup.
2. Produk cushion memiliki keunggulan yang sesuai dengan kebutuhan calon konsumen mahasiswi
Consumer Benefits 1. Produk cushion membantu memudahkan rangkaian makeup konsumen .
2. Produk cushion dapat meningkatkan rasa percaya diri pada calon konsumen.
User Imagery 1. Produk cushion melengkapi kebutuhan makeup calon konsumen.
2. Produk cushion memberikan kepuasan tehadap pengguna calon konsumen.
Minat Beli (Y) Keinginan yang muncul dalam diri konsumen terhadap suatu produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran.
Attention 1. Calon konsumen memiliki perhatian terhadap informasi yang didapat.
2. Calon konsumen memiliki perhatian terhadap review video produk cushion.
Interest 1. Calon konsumen tertarik untuk mencari informasi tentang produk cushion.
2. Calon konsumen tertarik dengan review yang ada pada produk cushion.
Desire 1. Calon konsumen tertarik untuk mencoba produk cushion.
2. Calon konsumen ada keinginan untuk memiliki produk cushion.
Action 1. Calon konsumen mempunyai tindakan untuk membeli produk cushion yang tepat.
Sumber : Data Literasi Penulis, 2020.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Telah dikemukan bahwa instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Mendapatkan data yang diperoleh dengan mempunyai tingkat akurasi dan konsistensi yang tinggi, instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono (2018) untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑟 = 𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
√[𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2][𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2]
di mana r = koefisien korelasi, X = skor butir, Y = skor total butir, dan N = jumlah sampel (responden).
Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan derajat bebas (n-2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada alfa tertentu maka berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau pertanyaan itu valid.
2. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur instrumen dapat dikatakan reliable jika jawaban responden terhadap pertanyaan yaitu konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar pertanyaan ataupun pernyataan yang merupakan dimensi suatu alat variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
2
1 2
11 1
1
b k
r k
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya pertanyaan
2
b
= jumlah varian butiran
2
1 = varians total
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Arikunto, 2010). Setelah dilakukan pengujian terhadap data maka dapat diketahui bahwa data yang diperoleh adalah reliabel sehingga proses analisis berikutnya dapat dilanjutkan.
I. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini dengan bantuan aplikasi SPSS dilakukan uji hipotesis klasik terhadap model regresi untuk mengetahui apakah terdapat bias data. Pengujian asumsi atau hipotesis klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data merupakan uji hipotesis klasik terpenting yang harus diselesaikan peneliti. Tujuannya untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model regresi berdistribusi normal. Syarat wajib yang harus dipenuhi adalah data harus normal.
Dalam penelitian ini digunakan tes "sampel tunggal" dengan instrumen tes Kolmogorov Smirnov, dan tingkat signifikansi 0,05. Guna memudahkan peneliti dalam menguji normalitas data, inspektur menggunakan alat SPSS sebagai berikut:
a) Jika nilai sig ≥ α 0,05 berarti data berdistribusi normal.
b) Sebaliknya jika nilai Sig < 0,05 berarti data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolineritas
Uji multikolinearitas memeriksa apakah model regresi menemukan korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antara variabel independen.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolonisasi dilihat dari nilai toleransi atau sama dengan nilai
variance inflation factor (VIF). Nilai toleransi dibatasi hingga 0,1, VIF dibatasi hingga 10, di mana:
a) Apabila nilai toleransi ≥ 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
b) Apabila nilai toleransi < 0,1 atau nilai VIF ≥ 10, maka terjadi multikolonieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya (Ghozali, 2011). Apabila ada korelasi disebut masalah autokorelasi.
4. Uji Heteroskesdastisitas
Ghozali (2011) mendefinisikan model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crosssection mengandung heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas peneliti menggunakan aplikasi SPSS untuk melakukan uji Glejser sebagai berikut:
a) Jika value significant ≥ 0,05, maka tidak terjadi heteroskesdasitisitas.
b) Jika value significant < 0,05, maka terjadi heteroskesdasitisitas.
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel bebas, penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Penelitian ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat, sehingga dalam regresi linier berganda ini persamaan matematisnya dinyatakan sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2+ 𝑒
Keterangan:
Y = Minat Beli 𝑎 = Nilai konstanta
b1,b2 = Nilai koefisien regresi X1 = Electronic word of mouth X2 = Brand Image
e = Standar Error
2. Pengujian Hipotesis a. Uji t (Uji Parsial)
Uji t atau Uji Parsial digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2018). Dalam menguji Hipotesis Uji t
atau Uji Parsial pada penelitian ini akan menggunakan program SPSS. Rumus uji t dapat dirumuskan sebagai berikut :
t =
𝑏𝑆𝑏
Keterangan :
b = Koefisien Regresi
Sb = Standart deviasi dari variable bebas
1) Electronic Word of Mouth (X1)
Ho1 : B1 ≤ 0 (Tidak ada pengaruh dari variabel bebas X1 (electronic word of mouth) terhadap variabel terikat Y (minat beli)
Hα1 : B1 > 0 (ada pengaruh dari variabel bebas X1 (electronic word of mouth) terhadap variabel terikat Y (minat beli).
2) Brand Image (X2)
Ho2 : B2 ≤ 0 (tidak ada pengaruh dari variabel bebas X2 (brand image) terhadap variabel terikat Y (minat beli)
Hα2 : B2 > 0 (ada pengaruh dari variabel bebas X2 (brand image) terhadap variabel terikat Y (minat beli).
Dalam menentukan hipotesisnya ditentukan formulasi sebagai berikut : apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikan <
0,05, maka Ho ditolak dan Hα diterima. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikan > 0,05, maka H0 diterima Hα ditolak. Artinya variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis F yang didukung dengan aplikasi SPSS, dimana taraf signifikan α adalah 5% (0,05). Uji keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F (Sugiyono, 2018). Dengan rumus berikut ini :
𝐹 = 𝑅2/𝑘
(1 − 𝑅2(𝑛 − 𝑘 − 1))
Keterangan : F = koefisien F
R = koefisien regresi yang dikuadratkan
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel
Uji Hipotesis yang dilakukan harus memenuhi syarat signifikasi 0.05 dengan pengambilan keputusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1) Ho: B1, B2 = 0, artinya electronic word of mouth dan brand image secara simultan tidak berpengaruh terhadap minat beli
produk cushion.
2) H1: B1, B2 ≠ 0, artinya electronic word of mouth dan brand image secara simultan berpengaruh terhadap minat beli produk
cushion.
Uji F digunakan untuk membandingkan nilai F tabel dan F hitung. Kriteria signifikasi yang ditetapkan yaitu 0,05. Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya bahwa variabel independen seara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.