• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Simulasi Mengajar Tes CGP Angkatan 7

Nama : Sofya Zumilyati, S.Pd NO HP : 082376060538

Sekolah : SMAN 2 Kerinci Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/Semester : X/Ganjil

Materi Pokok : Hubungan Sosial Sub Materi : Interaksi Sosial Pertemuan Ke : 2

Alokasi Waktu : 10 Menit

A. KOMPETENSI INTI

KI-1 dan KI-2; Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli, bertanggungjawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi ragam gejala sosial yang terjadi sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan sosialnya.

KI 3: Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2 Mengenali dan mengidentifikasi realitas individu,

kelompok, dan hubungan sosial di masyarakat.

3.2.1 Menjelaskan pengertian tindakan sosial di masyarakat

3.2.2 Mengidentifikasi macam-macam tindakan sosial di masyarakat.

4.2 Mengolah realitas individu, kelompok, dan hubungan sosial sehingga mandiri dalam memposisikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat

4.2.1 Mengemukakan konsep tindakan sosial di masyarakat

4.2.2 Membedakan macam-macam tindakan sosial di masyarakat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat mengenali dan mengidentifikasi realitas individu, kelompok, dan hubungan sosial di masyarakat serta peserta didik dapat mengolah realitas individu, kelompok, dan hubungan sosial sehingga mandiri dalam memposisikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat, dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

(2)

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahualuan a. Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar dan

mengcek kehadiran siswa

b. Salah seorang siswa memimpin berdoa, dilanjutkan siswa dicek

kesiapan belajarnya.

c. Salah seorang siswa diminta menyampaikan materi yang akan

dipelajari yaitu Tindakan Sosial

d. Sebagai bentuk motivasi, Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan

dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan materi penerapan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan materi tindakan sosial di masyarakat.

f. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat membahas materi tindakan sosial di masyarakat.

2 Menit

Inti a. Mengenalkan tema yang akan dibahas yakni tindakan sosial, dengan menuliskan tema pembelajaran tentang tindakan sosial di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai tema tersebut.

b. Membagi bahan pelajaran dan membuat menjadi 5 kelompok dengan materi yang berbeda

c. Anggota kelompok mendiskusikan bahan pembelajaran yang telah dibagikan

d. Setelah selesai diskusi setiap kelompok membaca hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi.

e. Mengakhiri kegiatan dengan diskusi tanya jawab dalam membahas materi ajar.

f. Memberikan refleksi atau pemantapan terhadap materi ajar dan memberi evaluasi secara mandiri

6 menit

Penutup a. Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang konsep tindakan sosial melalui proses pembelajaranna

b. Peserta didik menyampaikan manfaat memahami konsep tindakan sosial

c. Siswa diberi tugas dirumah.

d. Memberi salam.

2 menit

(3)

E. MATERI PEMBELAJARAN Tindakan sosial di masyarakat meliputi :

1. Pengertian tindakan sosial

2. Macam-macam tindakan sosial di masyarakat F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pmbelajaran menggunakan metode diskusi dan tanya jawab G. PENILAIAN

1. Sikap

2. Keterampilan 3. Pengetahuan

Kerinci, Juli 2022 Mengetahui,

Kepala Sekolah SMAN 2 Kerinci Guru Mata Pelajaran

NELLY AERIANTY, S.Si, M.Pd SOFYA ZUMILYATI, S.Pd NIP. 19800226 200903 2 003

(4)

Penilaian sikap

a. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan proaktif

b. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;

Tanggal No. Nama Catatan Penting Siswa (Bisa positif atau

negatif)

Ket.

1.

2.

3.

4.

5.

c. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke wali kelas untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam .

Penilaiaan Pengetahuan

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN Sekolah : SMA Negeri 2 KERINCI

Kelas/Semester : X / Semester I Mata Pelajaran : Sosiologi

1. Kisi- kisi Penilaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan

No. Indokator Soal Bentuk Soal Nomor Soal

1. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat interaksi sosial

Uraian 1

2. Siswa dapat menentukan faktor-faktor interaksi sosial

Uraian 4

3. Siswa dapat menjelaskan bentuk- bentuk interaksi sosial dan keteraturan sosial

Uraian 3,5

4. Menentukan faktor keberhasilan komunikasi

Uraian 2

Lembar kerja siswa Soal

1. Deskripsikan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.

2. Uraikanlah pengertian komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi sosial.

3. Jelaskan bentuk-bentuk dari interaksi sosial

4. Bagaimana interaksi sosial dapat terjadi jelaskan faktor penyebabnya.

(5)

Kunci Jawaban

1. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.

2. Komunikasi sebagai salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya hubungan yang saling mempengaruhi kedua pihak yang sedang melakukan interaksi sosial tanpa adanya unsur fisik.

3. Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah kerja sama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi.

4. Faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial adalah imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati dan motivasi.

5. Contoh interaksi sosial adalah bermusyawarah, tanya jawab, berdebat, menyapa teman, dan bercerita dengan teman

Intrumen Penilaian Pedoman Penskoran Soal Tes

No. Soal Skor Benar

1 2

2 2

3 2

4 2

5 2

Jumlah 10

Nilai akhir = jumlah yang benar x 100 Jumlah skor

(6)

Materi

INTERAKSI SOSIAL

A. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi secara dua orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Sosial yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama seperti halnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan membutuhkan orang lain. Secara sederhana, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan, diskusi, kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Secara umum, ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan terjadinya interaksi sosial, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Ini penjelasannya.

1. Kontak Sosial

Kontak sosial dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak yang saling bereaksi dan menjadi awal terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial dapat terjadi melalui kontak fisik atau kontak secara langsung dan kontak tidak langsung.

Contoh kotak sosial secara langsung adalah dua orang yang saling menyapa atau saling tersenyum. Sementara itu, contoh kontak sosial tidak langsung adalah dua pihak yang berinteraksi melalui perantara, seperti surat, telepon, atau media sosial.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan berupa ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain sebagai upaya saling mempengaruhi. Dalam proses komunikasi, pesan harus disampaikan menggunakan bahasa atau simbol yang saling dimengerti oleh kedua pihak. Agar dapat berlangsung dengan baik, komunikasi memerlukan beberapa komponen, seperti:

a. Pengirim atau komunikator sebagai pihak yang mengirim pesan kepada pihak lain,

b. Penerima atau komunikan sebagai pihak yang menerima pesan dari pengirim, c. Pesan, merupakan ide atau gagasan yang ingin disampaikan,

d. Umpan balik (feedback), merupakan tanggapan dari penerima pesan terhadap pesan yang disampaikan,

e. Media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Media ini dapat berupa tulisan, lisan, gambar, atau film.

(7)

B. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Mengutip Modul Interaksi Sosial yang disusun oleh Dr. H. Asep Mulyana, M.Pd., dkk. secara garis besar interaksi sosial dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni 1. Interaksi sosial asosiatif

a. Kerja sama

Merupakan suatu usaha bersama antarindividu atau antarkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pelaksanaannya, kerja sama dapat bersifat membangun (konstruktif) dan merusak (destruktif). Contoh kerja sama yang membangun adalah kerja sama antarkaryawan sebuah perusahaan untuk meningkatkan penjualan.

Sementara itu, contoh kerja sama yang merusak adalah tawuran antarpelajar.

Bentuk-bentuk lain dari kerja sama, yaitu

1. Bargaining, yaitu perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih Cooperation, yakni penerimaan unsur-unsur baru kepemimpinan dalam sebuah organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

Coalition (koalisi), merupakan gabungan dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. Joint venture, merupakan kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu.

2. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan dari individu atau kelompok yang saling bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi adalah:

a. Coersion, yaitu memaksakan kehendak pihak yang lebih kuat kepada pihak yang lebih lemah. Kompromi, yaitu pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan untuk mencapai penyelesaian konflik

b. Arbitrasi, merupakan tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk mengambil keputusan guna menyelesaikan konflik

c. Mediasi, yaitu tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan konflik, tetapi pihak ketiga tidak berwenang memberikan keputusan-keputusan penyelesaian

d. Konsiliasi, merupakan tindakan mempertemukan keinginan dari pihak- pihak yang berselisih demi tercapainya tujuan bersama.

e. Toleransi, yaitu keinginan untuk mengindari perselisihan.

Stalemate, terjadi ketika dua kelompok yang berselisih memiliki kekuatan yang seimbang.

f. Ajudikasi, yaitu penyelesaian masalah melalui jalur hukum/pengadilan.

3. Similasi

Secara sederhana, asimilasi adalah peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan.

4. Akulturasi

Akulturasi merupakan penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur budaya asli.

(8)

2.Interaksi sosial disosiatif a. Persaingan (competition)

Proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok dalam mencapai

keuntungan tanpa adanya ancaman atau kekerasan.

b. Kontravensi

Merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya sikap dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Bentuk proses sosial ini berada di antara persaingan dan konflik.

c. Pertikaian

Pertikaian adalah proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha menentang pihak lain dengan cara mengancam atau menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

d. Konflik

Konflik dapat didefinisikan sebagai proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha saling menyingkirkan satu sama lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

C. Ciri-ciri Interaksi Sosial

Menurut Charles P. Loomis dalam e-Modul Sosiologi Kelas X: Interaksi Sosial yang diterbitkan oleh Kemdikbud, interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Melibatkan lebih dari satu orang,

2. Terjadi komunikasi antara pelaku melalui kontak sosial, 3. Memiliki tujuan yang jelas,

4. Terdapat dimensi waktu, meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial

Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Menurut ahli sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi adanya interaksi sosial, antara lain:

1. Imitasi

Tindakan ini merupakan peniruan dari tindakan orang lain, seperti meniru sikap atau tingkah laku maupun pada penampilan seseorang secara fisik. Imitasi terbagi menjadi dua, yakni positif dan negatif. Contoh: Imitasi positif, misalnya, seorang pelajar menirukan sikap dan tindakan seorang guru yang disiplin dengan selalu datang tepat waktu dan juga sopan.

Sedangkan imitasi negatif, misalnya, seorang pelajar menirukan gaya rambut dan fashion seorang artis yang dandan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan usianya.

(9)

2. Sugesti

Sugesti merupakan pengaruh atau pandangan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Di sinilah proses saling mempengaruhi dan menerima pandangan terjadi. Contoh:

Melalui ucapan dan pidatonya pada Hari Kemerdekaan, Soekarno mampu membangkitkan kembali semangat perjuangan bangsa.

3. Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan yang lain, biasanya dengan seseorang yang ia sukai atau idolakan. Contoh: Penggemar K-Pop yang sangat mengidolakan artis idolanya, maka ia akan bertindak layaknya seperti idol mereka. Berbeda dengan imitasi, pada identifikasi ini tidak hanya menirukan penampilan secara fisik. Namun, ia juga mengenali dirinya sebagai apa yang ia sukai. Apa yang idol suka, dirinya juga akan menyukai hal itu.

4. Simpati

Simpati merupakan proses di mana seseorang tertarik dengan orang lain, sehingga ia mampu memahami pihak lain. Contoh: Di era digital saat ini, media sosial adalah wadah untuk menyalurkan rasa simpati meski tidak kenal secara personal seperti ikut membagikan postingan tentang korban yang terkena musibah.

5. Empati

Empati dan simpati bisa dikatakan memiliki arti yang mirip. Namun, empati merupakan perasaan yang mendalam terhadap apa yang orang lain rasakan. Contoh: Seluruh dunia ikut merasakan duka mendalam saat terjadinya musibah tsunami di Aceh tahun 2004 silam.

Mereka tidak hanya mengirimkan rasa duka dan kehilangan, namun juga turut datang dan membantu para korban.

6. Motivasi

Seperti halnya dengan simpati dan empati, sugesti dan motivasi juga memiliki arti yang hampir sama. Meski keduanya sama-sama memberikan pengaruh, namun motivasi lebih kepada pikiran yang rasional. Ketika seorang memberikan pengaruh pada dirinya, ia akan merefleksikan apa yang diterimanya dan memilahnya menjadi sebuah motivasi.

Referensi

Dokumen terkait

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,

 Menentukan fungsi sosial, structure teks, unsur kebahasaan terkait teks manual tentang penggunaan teknologi yang diberikan dengan cara menjawab pertanyaan

Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya

lisan yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri dalam konteks pekerjaan (wawancara pekerjaan), dengan memperhatikan fungsi sosial,

Apabila ada perbedaan jawaban dengan kelompok yang presentasi, peserta didik dari kelompok lain boleh bertanya, memberi tanggapan ataupun saran setelah tiap kelompok

Apabila ada perbedaan jawaban dengan kelompok yang presentasi, peserta didik dari kelompok lain boleh bertanya, memberi tanggapan ataupun saran setelah tiap kelompok

Setelah berdiskusi dalam kelompok, peserta didik diharapkan mampu membandingkan tentang manfaat (fungsi sosial), bagian-bagian teks (struktur teks), dan bahasa yang

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok