• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media dan protocol komunikasi tertentu, sehingga dapat saling berbagi data dan informasi (Deris Setiawan, 2003, hal 1). Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan teleconference).

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi (Dharma Oetomo(1),2003, hal 07) sehingga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-Drive maupun harddisk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik. Sedangkan pada Aplikasi home user, memungkinkan komunikasi antar pengguna lebih efisien (chat), interaktif entertainment lebih multimedia (games, video,dan lain-lain)

Klasifikasi Jaringan Komputer :

a. LAN (Local Area Network) : Jaringan komputer yang saling terhubung ke suatu komputer server dengan menggunakan topologi tertentu, biasanya digunakan dalam kawasan satu gedung atau kawasan yang jaraknya tidak lebih dari 1 km.

b. MAN (Metropolitan Area Network) : Jaringan komputer yang saling terkoneksi dalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih dari 1 km.

Pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota, kampus dalam satu kota.

c. WAN (Wide Area Network) : Jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN ke dalam suatu jaringan terpadu, antara satu jaringan dengan jaringan lain dapat berjarak ribuan kilometer atau terpisahkan letak geografi dengan menggunakan metode komunikasi tertentu.

(2)

2.2. Routing

Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan (Lin dkk., 2011).

Routing merupakan proses memindahkan data dari satu network ke network lain dengan cara mem-forward paket data via gateway. Routing menentukan kemana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan (Sofana, 2008). Informasi yang dibutuhkan router dalam melakukan routing yaitu:

a. Alamat tujuan/ destination address b. Mengenal sumber informasi c. Menemukan rute

d. Pemilihan rute

e. Menjaga informasi routing

Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada routing table. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung (not directly connected) di badan router.

2.3. Routing protocol

Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router.

Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki routing table-nya.

Berikut ini merupakan keuntungan dari static route:

a. Static route lebih aman dibanding dynamic route,

b. Static route kebal dari segala usaha hacker melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.

c. Processor lebih ringan, dan

d. Menghemat banwidth yang dipakai karena tidak ada pertukaran data table antar router.

Akan tetapi ada pula kerugiannya adalah :

a. Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigur secara manual,

b. Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual,

(3)

c. Jika jaringan besar maka mekanisme ini akan sangat tidak efisien karena harus dilakukan pada setiap router,

d. Apabila ada perubahan atau penambahan sumber daya di dalam jaringan maka routing table juga harus segera diubah secara manual, dan

e. Informasi dari tiap router harus diketahui oleh administrator.

2.4. Dinamic Routing

Dinamic routing adalah proses pengisian data routing pada routing table secara otomatis. Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Routing protocol mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Sehingga router- router dapat mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram.

Untuk mempresentasikan arah dynamic routing mengunakan nilai metric yang didalamnya terdapat parameter-parameter untuk menghasilkan nilai metric tersebut.

Parameter yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuh nilai metric adalah:

a. Hop count, berdasarkan banyaknya router yang dilewati b. Ticks, berdasarkan waktu yang diperlukan

c. Cost, berdasarkan perbandingan sebua nilai standart dengan banwidth yang tersedia Composite metic, berdasarkan hasil perhitungan dari parameter-parameter yaitu banwidth, delay, load, reliability.

Keuntungan dynamic routing yaitu (Sofana, 2008):

a. Lebih mudah dikelola, karena tidak banyak memerlukan konfigurasi manual.

b. Dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi internetwork.

c. Route ditentukan berdasarkan informasi dari router lain.

2.5. Routing Distance Vector

Sebuah distance vector protocol menginformasikan banyaknya hop ke jaringan tujuan (the distance) dan arahnya dimana sebuah paket dapat mencapai jaringan tujuan (the vector).

Algoritma distance vector, juga dikenal sebagai algoritma Bellman-Ford, router mampu untuk melewatkan updates route ke tetanggganya. Algoritma routing Distance vector secara periodik menyalin routing table dari router ke router. Perubahan routing table ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi.

(4)

2.6. EIGRP

EIGRP (Enchanced Interior Gateway Routing Protocol) merupakan protocol yang hanya dimiliki olehcisco atau diistilahkan proprietary protocol pada cisco,dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco. EIGRP menggunakan perhitungan bandwith dan delay untu menghitung nilai metric yang sesuai dengan suatu rute. EIGRP adalah versi yang disempurnakan dari IGRP dikembangkan oleh Cisco. EIGRP adalah routing protocol yang termasuk proprietari Cisco, yang berarti hanya bisa dijalankan pada router Cisco.

2.6.1. Proses EIGRP

Untuk 2 router yang berjalan pada EIGRP untuk menjadi neighbor harus dari bentuk adjacency. Untuk menjadi bentu adjacency jika dan hanya jika berada

pada autonomous system (as) dan K value pada masing-masing router harus sama.

EIGRP akan mengirimkan hello packet untuk mengetahui apakah router-router tetangganya masih hidup atau mati. Pengiriman hello packet tersebut bersifat simultan, dalam hello packet tersebut terdapat hold time, bila dalam jangka waktu hold time tetangga tidak membalas maka router tersebut dianggap mati. Hello packet dikirim dikirim secara multicast ke IP address 224.0.0.10. Internet route : route-route yang berasal dari dalam satu autonomous system dari router yang menggunakan routing protocol EIGRP, yang menjadi anggota dala autonomous system adalah yang mempunyai administrative distance (nilai kepercayaan dari hubungan routing protocol lainnya) dari EIGRP yang sama dan mempunyai autonomous system yang sama pula. AD internal router adalah 90. External Router adalah route-route yan terdapat di luar autonomous system yang berbeda, baik redistribution (penyebaran distribusi) secara manual maupun otomatis.

2.6.2. Tabel EIGRP

Terdapat 3 tabel EIGRP dalam menyimpan informasi jaringan, di antaranya : a. Neighbour table

Tabel ini menyimpan daftar router tetangga. Setiap ada router baru yang dipasang (jaringan baru), alamat IP dan interface langsung dicatat pada tabel ini.

b. Topology table

Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari satu routing table dalam suati autonomous system (as). Autonomous system (as) adalah pengelompokan jaringan yang diatur dalam operator jaringan ). DUAL mengambil informasi dari tabel

(5)

tetangga dan tabel topologi untuk melakukan kalkulasi lowest cost router to each destination.

c. Routing table

Route terbaik menuju tujuan. Diambil dari table topology dan dipilih yang terbaik.

2.7. RIP

Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol yang memanfaatkan algoritma Bellman-Ford (kelompok protocol distance-vector) dalam pemilihan rute terbaiknya.

Dibandingkan dengan protokol OSPF, protokol RIP memiliki tingkat kompleksitas komputasional yang lebih rendah, sehingga konsumsi sumber daya memorinya juga lebih rendah. Akan tetapi, konsekuensi yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah bahwa penggunaan RIP hanya terbatas pada jaringan menengah ke bawah dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Perlu diketahui bahwa RIP tidak mengadopsi protocol distance-vector begitu saja, melainkan dengan melakukan beberapa penambahan pada algoritmanya agar perutean dapat diminimalkan. Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek lambung (bouncing). Untuk mencegah kasus menghitung sampai tak hingga, RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki penghitung waktu (timer) untuk mengetahui kapan perute harus kembali memberikan informasi perutean. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, perute tetap harus mengirimkan informasi perutean karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Dengan demikian, perute dalam jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan kalang loop (routing loop) terjadi. Untuk jaringan komputer yang sangat kecil, terbatas untuk jaringan dengan pencarian jalur ke tujuan maksimum lompatan sebanyak 15 kali lompatan. (Edward & Bramante,2009)

2.8. TCP/IP

TCP dan IP merupakan salah satu standard protocol yang dirancang untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data dalam jaringan internet. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dalam komunikasi data. Dengan prinsip ini maka tugas masing-masing protokol menjadi jelas dan sederhana, sehingga mudah untuk diimplementasikan di seluruh perangkat lunak jaringan dan juga mudah dalam melakukan proses troubleshooting (Onno W. Purbo). Arsitektur TCP/IP dapat dimodelkan dalam empat lapisan TCP/IP, yaitu

(6)

2.8.1. Network Interface Layer

Merupakan lapisan terbawah yang bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Oleh karena protokol dalam layer ini harus mampu merubah bit- bit informasi menjadi sinyal listrik. Contoh dari protokol dalam layer ini adalah PPP, SLIP dan Ethernet (Onno W. Purbo). PPP (Point to Point Protocol) adalah protokol yang biasa dipakai pada komunikasi router to router dan host to network diatas jaringan asynchronous dan synchronous. SLIP (Serial Line in Protocol) adalah protokol sebelum PPP dimana teknik enkapsulasinya lebih sederhana dari PPP. Ethernet adalah standard IEEE 802.3 untuk komunikasi dua komputer atau lebih. Ethernet menggunakan CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access/Collusion Detection) yaitu metode agar tidak saling menggirimkan informasi secara bersamaan. Setiap ethernet card mempunyai 48 bit sebagai alamatnya.

2.8.2. Internet Layer

Merupakan protokol yang bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat dan bersifat unreliable dan connectionless. Pada layer ini terdapat tiga macam protokol yaitu IP, ARP dan ICMP (Onno W. Purbo).

2.9. FTP (File Transfer Protocol)

FTP adalah suatu protokol yang berfungsi untuk pertukaran file dalam suatu jaringan komputer yang mendukung protocol TCP/IP. Dua hal pokok pada FTP yaitu FTP server dan FTP server. FTP juga merupakan salah satu protokol internet yang berjalan di dalam level aplikasi yang merupakan standar untuk proses transfer file antar mesin komputer dalam sebuah framework. Sebuah server FTP diakses menggunakan Universal Resource Indentifier (URI) dengan format ftp://namaserver. FTP server dapat terkoneksi ke FTP server dengan membuka URI tersebut. (sumber : www.jaringankomputer.org/ftp).

2.9.1. Fungsi FTP

Fungsi FTP adalah melakukan transfer file antara komputer yang terhubung melalui jaringan, termasuk internet. FTP dikenal sebagai protokol jaringan yang memungkinkan transfer file antara komputer yang tersambung pada TCP/IP yang berbasis jaringan.

FTP server memiliki fungsi menjalankan perangkat lunak yang digunakan untuk pertukaran file atau file exchange, yang selalu siap memberikan layanan FTP apabila mendapat request atau permintaan dari FTP server. FTP server berfungsi sebagai komputer

(7)

yang meminta koneksi ke FTP server untuk tujuan tukar menukar file baik itu upload maupun download. (sumber : www.jaringankomputer.org/ftp).

2.9.2. Cara Keja FTP

Cara kerja FTP yaitu dengan menggunakan TCP sebagai protocol transport. FTP server menerima koneksi melalui port 20 dan 21. Pada FTP server dan FTP server terdapat protocol interpreter (PI), data transfer process (DTP), dan user interface. Sebelum melakukan proses transfer data, FTP server dan FTP server akan membuat sesi komunikasi dimana port TCP 21 di sisi server FTP akan “mendengarkan” percobaan koneksi dari FTP server. Sesi komunikasi ini akan berfungsi sebagai port pengatur (control port). Apabila connection control telah dibuat maka FTP server akan membuka TCP port 21 untuk membuat koneksi baru dengan FTP server yang berfungsi dalam melakukan transfer data baik upload maupun download.

Gambar 2.1. Transfer File dalam FTP (Sumber : Kurose, 2010)

Gambar 2.2. Control dan Data Connection (Sumber : Kurose, 2010)

2.9.3. Akses dalam FTP

Untuk dapat mengakses FTP server, user dibagi hak aksesnya menjadi dua jenis, antara lain :

(8)

1. FTP User

FTP User merupakan suatu hak akses yang dapat mengakses data dalam FTP server dan memiliki ijin dan membutuhkan suatu autentifikasi apabila user akan masuk kedalam FTP server. User yang terlah terdaftar akan memiliki akses full terhadap direktori yang ada di FTP server sehingga user dapat membuat direktori, upload data ataupun menghapus data.

2. FTP Anonymous

FTP Anonymous merupakan hak akses user untuk masuk ke FTP server tanpa proses autentifikasi. Untuk dapat login, secara umum biasanya dengan menggunakan nama pengguna anonymous dan password yang diisi dengan menggunakan alamat email.

User FTP anonymous memiliki keterbatasasan dalam hak aksesnya dimana hanya dapat mengambil atau men-download suatu file.

2.10. Throughput

Throughput adalah kemampuan suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data dan biasanya dispesifikasikan dalam bits per second (bps) (Kurose, James F, Keith W. Ross 2010). Besarnya throughput dapat di ukur menggunakan rumus :

∑ ukuran paket data Throughput =

∆t

Throughput secara umum merupakan ukuran aktifitas dalam suatu komunikasi. Nilai throughput yang besar menunjukkan kinerja jaringan yang tinggi.

2.10.1. Transport layer

Merupakan protokol yang bertugas untuk mengadakan hubungan dan mengatur transportasi data antara dua host/komputer. Protokol dalam lapisan ini, yaitu TCP dan UDP (Onno W. Purbo). TCP (Transmission Control Protocol) bersifat reliable dan connection oriented, Sedangkan UDP (Unit Datagram Protocol) bersifat connectionless dan unreliable.

2.10.2. Application layer

Merupakan lapisan teratas yang berisi semua aplikasi berbasis TCP & IP dan berhubungan langsung dengan pemakai. Aplikasi tersebut misalnya FTP, HTTP dan Telnet (Onno W. Purbo).

(9)

2.11. Transfer Time

Transfer time merupakan waktu yang dubutuhkan oleh suatu jaringan untuk mengirim data dari sumber ke tujuan. Besarnya transfer time akan sangat dipengaruhi oleh throughput jaringan. Apabila nilai transfer time semakin kecil maka akan semakin baik kinerja dari jaringan tersebut.

2.12. Packet lost

Packet lost dapat didefinisikan sebagai hilangnya packet dalam jaringan (Kurose, James F, Keith W. Ross 2010). Packet lost dapat disebabkan oleh faktor seperti penurunan signal dalam media jaringan, packet corrupt yang menolak untuk transit, kesalahan hardware jaringan, faktor antrian (queue) yang melebihi batas waktu atau kapasitas yang tersedia dan ukuran packet yang terlalu besar. Perhitungan untuk mencari presentase jumlah paket yang hilang selama proses transmisi adalah sebagai berikut :

L = A - B Dimana, L = Jumlah Packet lost

A = Jumlah packet yang dikirim B = jumlah packet yang diterima

2.13. Router

Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data tersebut. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain.

Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.

Fungsi :

a. Membaca alamat logika / ip address source & destination untuk menentukan routing dari.

b. Suatu LAN ke LAN lainnya.

b. Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN.

c. Perangkat di layer 3 OSI Layer.

(10)

d. Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon routing.

e. Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI.

2.14. Gateway

Pintu gerbang sebagai keluar-masuknya paket data dari local network menuju outer network. Tujuannya agar server pada local network dapat berkomunikasi dengan internet.

Router dapat di-setting menjadi gateway dimana ia menjadi penghubung antara jaringan lokal dengan jaringan luar.

2.15. Firewall

Sistem keamanan yang menggunakan device atau sistem yang diletakkan di dua jaringan dengan fungsi utama melakukan filtering terhadap akses yang akan masuk. Berupa seperangkat hardware atau software, bisa juga berupa seperangkat aturan dan prosedur yang ditetapkan oleh organisasi. Firewall juga dapat disebut sebagai sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggapnya aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan lainnya. Firewall juga umumnya digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari hak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah generic yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua jaringan yang berbeda. (PC MILD edisi 13/2008).

2.16. Mikrotik OS

MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya.

Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

2.17. GNS3

GNS3 adalah software simulasi jaringan komputer berbasis GUI yang mirip dengan Cisco Packet Tracer. Namun pada GNS3 memungkinkan simulasi jaringan yang komplek,

(11)

karena menggunakan sistem operasi asli dari perangkat jaringan seperti cisco dan juniper.

Sehingga kita berada kondisi lebih nyata dalam mengkonfigurasi router langsung daripada di Cisco Packet Tracer. GNS3 adalah alat pelengkap yang sangat baik untuk laboratorium nyata bagi network engineer, administrator dan orang-orang yang ingin belajar untuk sertifikasi seperti Cisco CCNA, CCNP, CCIP dan CCIE serta Juniper JNCIA, JNCIS dan JNCIE. Fitur utama dari GNS3 adalah :

a. Desain kualitas tinggi dan topologi jaringan yang kompleks.

b. Mendukung banyak platform Cisco IOS router, IPS, PIX dan ASA firewall, JUNOS.

c. Simulasi Ethernet sederhana, ATM dan Frame Relay switch.

d. Paket capture menggunakan Wireshark.

2.18. Delay

Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Delay pada video streaming sendiri dikatakan layak jika nilai delay yang dihasilkan, menurut rekomendasi ITU-T G1010, kurang dari sepuluh detik (<10s). Terdapat beberapa delay yang paling diperhatikan yaitu queuing delay, transmission delay, dan propagation delay (Kurose, James F, Keith W. Ross 2010).

1. Queuing delay

Queuing delay adalah penundaan terjadi ketika paket berada dalam antrian.

Panjang antrian pada paket tertentu tergantung pada jumlah paket yang tiba lebih awal yang mengantri dan menunggu untuk ditransmisikan kedalam link. Apabila antrian kosong, maka penundaan antrian akan menjadi nol, namun sebaliknya apabila lalu lintas padat dan antrian paket panjang, maka keterlambatan antrian yang terjadi akan semakin lama.

2. Transmission delay

Transmission delay adalah waktu yang diperlukan sebuah paket data untuk melintasi suatu media. Transmission delay ditentukan oleh kecepatan media dan besar paket data.

3. Propagation delay

Propagation delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyalurkan paket pada media fisik dari sumber ke tujuan. Propagation delay bergantung pada jarak antara sumber dan tujuan.

Gambar

Gambar 2.2. Control dan Data Connection   (Sumber : Kurose, 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa Tim Pemeriksa dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan menyatakan indikasi persaingan usaha tidak sehat menurut Ahli: Setya Budi Arijanta, Kepala Sub Direktorat Saksi

Pada metode ini penulis mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan data dalam pembuatan perangkat lunak ajar tematik 4

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANGTATA VIDEO EDITING SESUAI KKNI JENJANG III SIKAP DAN2.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan ( tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy ) secara parsial maupun simultan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemahiran menulis cerpen dengan menggunakan media gambar berseri siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Bintan Tahun

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TIMUR ; Nora Devi Yanti; 110810301040;

a. Hakim pengadilan dalam lingkungan peradilan agama yang memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan ekonomi syariah, mempergunakan sebagai

Tumpahan Kecil: Serap dengan tanah, pasir, atau bahan yang tidak mudah terbakar lainnya, lalu pindahkan ke dalam wadah untuk dibuang kemudian.. Seka dengan bahan penyerap (mis.