• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1 S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

1 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

(2)

2 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) BAB I

GAMBARAN UMUM

A. PENDAHULUAN

Pemerintah telah banyak mengeluarkan berbagai bentuk sistem yang seluruhnya berakhir pada tujuan untuk mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan pemerintahan tentu memiliki kegiatan yang cukup banyak dan sangat luas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pengawasan hingga evaluasi. Maka untuk dapat mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang baik tersebut pemerintah membentuk suatu sistem yang dapat mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Sistem dimaksud adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP).

Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP) merupakan salah satu sistem pengendalian pemerintah disamping sistem lainnya yaitu Sistem Pengendalian Ekstern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat melalui Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, sedangkan Sistem Pengendalian Ekstern Pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemeberantasan Korupsi dan lembaga peradilan lainnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah : “Proses yang inegral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.”

Keempat tujuan tersebut diatasmenjadi panduan minimal bagi instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam merancang pengendalian intern disektor pemerintahan.

(3)

3 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) I. Latar Belakang

Dalam rangka mengimplementasikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Provinsi Jawa Tengah, RSUD Kelet berkomitmen dan berupaya nyata menerapkan SPIP secara konsisten dan berkesinambungan, dimana SPIP menjadi suatu kebutuhan dan bahkan suatu budaya. Efektivitas SPIP sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya SPIP menjelma menjadi internal control culture di RSUD Kelet guna menciptakan good governance dan clean government.

Rencana Tindak Pengendalian Tahun 2020 ini diprioritaskan untuk pencapaian kualitas penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit terutama dalam hal menciptakan Lingkungan Pengendalian yang baik serta pelaksanaan penilaian resiko yang memadai.

II. Struktur Organisasi RSUD Kelet

a. Susunan Satuan Tugas SPIP RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Tabel 1.1

Susunan Keanggotaan Satuan Tugas SPIP

No Nama Jabatan

1 dr.Widyo Kunto, M.Kes Penanggungjawab

2 Malik Asyhar, SE,MM Ketua Tim

3 Eni Nuryani,S.Kep,Ns Sekretariat

4 Anis Fitria, SKM Sekretariat

5 M.Catur Putra, Amd Sekretariat

I. Lingkungan Pengendalian

1 Sumarlin, SKM, M.Kes Koordinator

2 dr.Budiyono Anggota

3 Muh.Afif Anggota

4 Lilik Kurniawan,SH,MM Anggota

5 Hadi Suweko,S.Kep,Ns Anggota

6 Siti Munjiati,SE,MM Anggota

(4)

4 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) b. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

II. Penilaian Resiko

1 Istiqori,S.Kep,Ns,M.Kes Koordinator

2 Priska Pentharia Christy,SE Anggota

3 Diana Kusmawati,S.Kep,Ns Anggota

4 Eko Nugroho Sumaryanto,AMF Anggota

5 Nur Rochma Hestu Lestari,S.Kep,Ns Anggota 6 Agtian Muhammad Ricky Tanshidiq,S.Kom Anggota

III. Kegiatan Pengendalian

1 Sundarwati,SKM,M.Kes Koordinator

2 dr.Arief Purwanto Anggota

3 Yohana,S.Kep,Ns Anggota

4 Justyani Widianti, SE Anggota

5 Heru Supriyanto, SE Anggota

6 Muhammad Akhirudin Fajar, S.Kom Anggota

7 Aris Budi Setyawan, SKM,M.Kes Anggota

8 Siti Munjiati, SE Anggota

9 Afifa Nurul Aini,Amd Anggota

IV. Informasi dan Komunikasi

1 Aris Sunandar,S.Kep,Ns,M.Kes Koordinator

2 Andi Sofyan,S.Kep,Ns Anggota

3 Teguh Prihastomo, AMF Anggota

4 Yustian Adi Nugroho,S.Kep,Ns Anggota

5 Entin Sholihah,S.Kep,Ns Anggota

6 Oktavia Suci Setyoningsih,SKM Anggota

V. Pemantauan Pengendalian Intern

1 Joko Winarno,S.Kep,M.Kes Koordinator

2 dr.Agung Pribadi, Sp.B,M.Kes Anggota

3 AG Setyo Widodo,AMK Anggota

4 Alifia Citra Mahardika Anggota

5 Wisnu Hermawan Setiaji, AMK Anggota

(5)

5 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023;

4. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah;

5. Surat Edaran Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 800/001217 tanggal 19 Januari 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;

6. Keputusan Inspektur Provinsi Jawa Tengah Nomor 700/1541/1.2/2015 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;

7. Keputusan Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Nomor 700/324/I/2020 Tanggal 2 Januari 2019 tentang SK Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah

c. Visi dan Misi RSUD Kelet

Visi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah adalah : “Profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan rujukan “

Misi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah adalah :

1. Membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkarakter unggul

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu.

3. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit tipe B

4. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang berkualitas.

5. Optimalisasi pemanfaatan aset non pelayanan

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, yaitu:

1. Tujuan

a. Meningkatkan kompetensi SDM dan berkarakter unggul.

b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan

(6)

6 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

c. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas B

d. Meningkatkan sistem manajemen operasional berbasis kepuasan pelanggan.

2. Sasaran :

a. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.

b. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.

c. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai standar rumah sakit kelas B.

d. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif.

e. Meningkatnya kepuasan pelanggan.

d. Maksud dan Tujuan

Rencana Tindak Pengendalian (RTP) merupakan dokumen yang berisi gambaran dari efektifitas, struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi dalam mengendalikan risiko, perbaikan pengendalian yang ada/terpasang serta pengkomunikasian dan pemantauan pelaksanaan perbaikannya. Dokumen ini merupakan rencana tindak pengendalian atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sehingga diharapkan dapat memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Rencana Tindak Pengendalian dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pimpinan dan para pegawai di lingkungan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dalam rangka membangun pengendalian yang diperlukan untuk mencegah kegagalan/penyimpangan dan/atau mempercepat keberhasilan pencapaian tujuan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

e. Ruang Lingkup

Rencana Tindak Pengendalian ini fokus kepada pengendalian atas kegiatan‐kegiatan pokok dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan rencana tindak pengendalian melibatkan seluruh jajaran pimpinan, tingkatan manajemen, pegawai, dan unit kerja di lingkungan RSUD Kelet Provinsi

(7)

7 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

JawaTengah. Realisasi atas rencana tindak pengendalian diharapkan selesai pada semester I tahun 2020.

f. Manfaat

Keberadaan Rencana Tindak Pengendalian ini diarahkan untuk menjadi landasan/dasar dalam hal:

1. Penyelenggaraan dan pengembangan SPIP secara menyeluruh;

2. Pelaksanaan tindak lanjut rencana tindak pengendalian RSUD Kelet tahun 2019;

3. Pendokumentasian, pemantauan, dan pengukuran perkembangan/progress penyelenggaraan SPIP di RSUD Kelet.

B. SEKILAS TENTANG SPIP 1. Pengertian

Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, (SPIP), adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Bab I Ps.1 angka 3).

Definisi SPI dan SPIP di atas dipahami oleh RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebagai suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh pimpinan dan seluruh pegawai serta diintegrasikan dengan proses kegiatan

(8)

8 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

sehari-hari dan dilaksanakan secara berkesinambungan guna mencapai tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi tersebut harus dapat diraih dengan cara menjaga dan mengamankan aset negara/ daerah yang diamanatkan kepada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dan menjamin tersedianya laporan manajerial yang handal, mentaati ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak negatif keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

2. Tujuan SPIP

Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.

3. Unsur-Unsur SPIP

Penyelenggaraan SPIP meliputi unsur-unsur sistem pengendalian intern sebagai berikut yaitu:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakandalam suatu organisasi yang memengaruhi efektivitas pengendalian intern.Oleh karena itu, setiap organisasi wajib menciptakan kondisilingkungan pengendalian yang kondusif agar sistem pengendalian interndapat terimplementasi secara efektif.Untuk mencapai kualitas lingkungan pengendalian yang dapatmendorong tercapainya pengendilan intern yang efektif, perludikembangkan lingkungan pengendalian yang akan menimbulkanperilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalianintern, yaitu:

1) Penegakan integritas dan nilai etika;

2) Komitmen terhadap kompetensi;

3) Kepemimpinan yang kondusif;

4) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

5) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

(9)

9 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

6) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentangpembinaan sumber daya manusia;

7) Perwujudan peran aparat pengawas intern pemerintah yang efektif;

8) Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

b. Penilaian risiko

Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian terhadap kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

Kegiatan penilain risiko dilaksanakan melalui aktivitas identifikasi risiko dengan menggunakan metodologi dan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko organisasi serta analisis risiko untuk menentukan pengaruh risiko yang telah teridentifikasi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Penilaian risiko merupakan bagian yang integral dan terpadu dari proses pengelolaan risiko (yang meliputi identifikasi dan analisis risiko) serta sistem pengendalian intern, dengan tujuan untuk:

1) Mengidentifikasi dan menguraikan seluruh risiko potensial, baik yang disebabkan faktor internal maupun disebabkan faktor eksternal;

2) Menyusun risiko teridentifikasi berdasarkan level keutamaan prioritas perhatian dan penanganannya agar dapat dikelola secara efektif.

Pelaksanaan proses penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yang terdiri atas:

1) Penetapan tujuan organisasi, sebagai target terukur yang mengarahkan organisasi dalam menjalankan ativitasnya.

Pernyataan tujuan harus bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu;

2) Identifikasi risiko untuk menghasilkan suatu gambaran peristiwa yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan aktivitas organisasi. Dalam pelaksanaan proses identifikasi risiko, perlu diperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa risiko;

(10)

10 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

3) Analisis risiko untuk mengestimasi besaran kemungkinan munculnya peristiwa risiko dan dampak yang ditimbulkan terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi apabila peristiwa risiko tersebut benarbenarterjadi, serta menetapkan level atau status risiko sebagaikombinasi hubungan antara kemungkinan dan dampak risiko.

c. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang yang dipandang tepat untuk dilakukan dalam rangka mengatasi risiko.Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, juga ditetapan dan dilaksanaan kebijakan serta prosedur, guna memastikan bahwa tindakan yang dilakukan untuk mengatasi risiko telah bekerja secara efektif. Kegiatan pengendalian yang perlu dilaksanakan organisasi ditentukan berdasarkan hasil penilaian risiko dengan mempertimbangkan kecukupan pengendalian existing.

Kegiatan untuk mengendalikan risiko dikelompokan dalam dua kategori, yaitu prevention dan mitigation. Pengendalian yang bersifat prevention merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa risiko. Sedangkan pengendalian yang bersifat mitigation merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi suatu peristiwa risiko.

Penyelenggaraan kegiatan pengendalian lebih diutamakan pada kegiatan pokok organisasi dan relevan dengan hasil kegiatan penilaian risiko, sehingga pelaksanaan kegiatan pengendalian mampu membantu memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan organisasi dapat dicapai.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi adalah data yang telah diolah dan dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Pimpinan organisasi dan seluruh jajaran manajemen harus mendapatkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan, yang diperoleh melalui proses identifikasi dan distribusi dalam bentuk danwaktu yang

(11)

11 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

tepat, agar mereka dapat melaksanakan tugas dan fungsi secara efisien dan efektif.

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dengan menggunakan media tertentu, baik langsung maupun tidak langsung,untuk mendapatkan umpan balik yang konstruktif. Dalam rangka penyelenggaraan SPIP, informasi dan komunikasi yang perlu dikelola adalah informasi dan komunikasi yang dapat mengintegrasikan pelaksanaan komponen-komponen SPIP secara efektif, terutama yang terkait langsung dengan pencapaian tujuan organisasi serta berhubungan dengan pengelolaan risiko dan pelaksanaan aktivitas pengendalian.

e. Pemantauan Pengendalian Intern

Pemantauan pengendalian intern adalah proses penilaian atas mutukinerja sistem pengendalian intern. Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern dimaksudkan untuk memastikan bahwa system pengendalian intern sudah bekerja sesuai yang diharapkan dan perbaikan- perbaikan yang diperlukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal organisasi.

Pemantauan pengendalian intern mencakup kegiatan penilaian atas desain dan pelaksanaan pengendalian intern, serta menghasilkan usulan tindakan perbaikan terhadap kualitas sistem pengendalian intern, yang dilaksanakan melalui tiga jenis kerangka pemantauan, yaitu Pemantauan berkelanjutan, Evaluasi Terpisah, dan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Audit.

Untuk terwujudnya penyelenggaraan SPIP yang efektif, maka seluruh unsur SPIP tersebut harus diterapkan secara terintegrasi dengan aktivitas organisasi, agar mampu mencegah timbulnya kegagalan dan ketidakefisienan dalam pencapaian tujuan organisasi.

4. Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibilities)

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 mengamanatkan Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/WaliKota/Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan Standar

(12)

12 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

Akuntansi Pemerintah (SAP). Pernyataan ini dibuat setiap tahun bersamaan dengan penyusunan laporan keuangan.

Pernyataan sebagaimana dikehendaki peraturan tersebut membawa konsekuensi perlunya dukungan fakta bahwa sistem pengendalian intern memang sudah diselenggarakan secara memadai. Untuk meyakini keandalan sistem pengendalian intern yang ada, RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah memandang perlu menjalankan siklus penyelenggaraan SPIP setiap tahun, mulai dari identifikasi sasaran/tujuan sampai dengan pemantauan penyelenggaraan pengendalian, serta melakukan evaluasi atas efektifitas penyelenggaraan SPIP tersebut.

(13)

13 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) BAB II

URAIAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN INTERN

A. Penerapan SPIP di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah

Untuk mendukung penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah, telah diterbitkan Keputusan Direktur RSUD Kelet Nomor 700/324/I/2020 Tanggal 2 Januari 2020 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah, yang memiliki mandat tugas umum untuk melaksanakan proses pembangunan dan pengembangan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Sebagai langkah awal pengembangan pengendalian intern, Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP telah melakukan kegiatan Bimbingan Teknis dan Focus Group Discussion (FGD) tentang pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah, melalui kegiatan evaluasi atas efektivitas pengendalian intern yang telah ada dan menemukan celah atau kekurangan pengendalian yang ada/terpasang serta merancang rencana tindak perbaikan pengendalian intern yang lebih baik. Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tersebut antara lain dibahas materi tentang:

1) Metodologi penilaian kondisi lingkungan pengendalian dan teknis penyusunan rencana penguatan lingkungan pengendalian dengan pendekatan Control Environment Evaluation;

2) Proses penilaian risiko yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang profil risiko dan aktivitas yang diperlukan untuk mengendalikan risiko pada kegiatan utama RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern.

Rencana Tindak Pengendalian Intern ini merupakan action plan untuk menindaklanjuti hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang terdiri atas dua paket rencana aksi, yaitu:

a. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian;

(14)

14 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

b. Rencana kegiatan penanganan risiko yang relevan dengan kegiatan utama organisasi.

B. Rencana Penguatan Lingkungan Pengendalian

1. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian yang Baik

Unsur lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari unsur‐unsur pengendalian intern lainnya sehingga unsur lingkungan pengendalian memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Lingkungan pengendalian yang baik/buruk menentukan keberhasilan/kegagalan penerapan unsur SPIP lainnya. Oleh karena itu, secara umum pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan untuk menciptakan “atmosfir” yang kondusif yang mendorong terimplementasikan sistem pengendalian intern secara efektif di lingkungan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah . Secara khusus, pembangunan lingkungan pengendalian di lingkungan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah bertujuan untuk:

a. Tegaknya integritas dan nilai‐nilai etika;

b. Terciptanya komitmen terhadap kompetensi;

c. Terciptanya kepemimpinan yang kondusif;

d. Terwujudnya struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

e. Terwujudnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. Terwujudnya kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. Terwujudnya aparat pengawasan intern pemerintah yang berperan efektif;

h. Terwujudnya hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.

(15)

15 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) 2. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini

Berdasarkan hasil penilaian terhadap lingkungan pengendalian di lingkungan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah, diperoleh gambaran sebagai berikut:

NO SUB UNSUR KONDISI

1 Penegakan integritas dan nilai etika Cukup memadai 2 Komitmen terhadap kompetensi Cukup memadai

3 Kepemimpinan yang kondusif Cukup memadai

4 Pembentukan struktur organisasi yang sesuai

dengan kebutuhan Cukup memadai

5 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

yang tepat Cukup memadai

6 Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat

tentang pembinaan sumber daya manusia Cukup memadai 7 Perwujudan peran aparat pengawasan intern

pemerintah yang efektif Cukup memadai

8 Hubungan kerja yang baik dengan Instansi

Pemerintah terkait. Cukup memadai

3. Rencana Penguatan Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian yang kondusif merupakan unsur paling penting dalam penerapan pengendalian intern. RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah mengharapkan terciptanya Lingkungan Pengendalian yang kondusif, sehingga mampu mendorong terciptanya perilaku dan tindakan yang lebih efisen dan efektif dari seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Peningkatan kualitas perilaku dan tindakan tersebut diharapkan menjadi modal utama untuk menghasilkan aktivitas pengendalian yang handal guna mencapai tujuan organisasi.

Hasil evaluasi atas kondisi lingkungan pengendalian dengan pendekatan Control Environment Evaluation, menunjukan bahwa :

(16)

16 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) a. Penegakan Integritas dan Nilai Etika

1) Organisasi sudah menyusun aturan perilaku seperti kode etik dan sudah dilakukan sosialisasi aturan perilaku /Kode Etik kepada pegawai dan stakeholders

Dalam Kode Etik Pegawai RSUD Kelet sudah diatur tentang perlunya komitmen pegawai untuk dapat menyelaraskan perilaku dan tindakan dengan sistem nilai dan integritas serta etika kerja yang dianut oleh RSUD Kelet.

Guna memastikan keberhasilan penerapan Kode Etik Pegawai RSUD Kelet dalam setiap pelaksanaan tugas pengawasan, perlu dilakukan monitoring evaluasi implementasi Kode Etik Pegawai RSUD Kelet kepada seluruh pegawai dan stakeholders, sebagai dasar pemberian pembinaan perilaku pegawai yang melaksanakan tugas-tugas pengawasan.

2) Organisasi sudah melakukan komunikasi kepada seluruh pegawai terkait pentingnya integritas dan nilai-nilai etika

Integritas dan nilai etika memiliki arti penting bagi sebuah organisasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan komunikasi secara intensif kepada seluruh pegawai terkait pentingnya integritas dan nilai-nilai etika melalui media informasi yang ada (pamflet, banner, stiker,website, papan khusus dan lain-lain).

3) Pernyataan kepatuhan terhadap kode etik /aturan perilaku sudah ditandatangani oleh seluruh pegawai RSUD Kelet

Kode Etik Pegawai RSUD Kelet adalah prinsip moral atau nilai sebagai pedoman tingkah laku seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas pelayanan di bidang kesehatan. Kode etik Pegawai RSUD Kelet harus dipahami, dan dapat diimplementasikan dengan Rencana Tindak Pengendalian RSUD Kelet. Kode etik pegawai ini memerlukan komitmen dari seluruh pegawai RSUD Kelet.

Sebagai bentuk komitmen pegawai RSUD Kelet sudah dilakukan penandatanganan pernyataan kepatuhan terhadap kode etik pegawai oleh seluruh pegawai di RSUD Kelet.

(17)

17 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

4) Pimpinan sudah mendapat informasi pelaksanaan kode etik pegawai

Semua pegawai RSUD Kelet mengetahui informasi tentang adanya pengawasan , pengaduan dan tindak lanjut atas pelaksanaan ataupun pelanggaran kode etik pegawai RSUD Kelet oleh Tim Kehormatan Kode Etik RSUD Kelet. Rencana kedepan Tim kehormatan kode etik ini secara periodik melakukan monitoring evaluasi dan melaporkan hasil pengawasan kode etik pegawai RSUD kelet ke pimpinan /direktur RSUD Kelet.

b. Komitmen terhadap Kompetensi

1) SDM yang tersedia sudah memadai untuk melaksanakan strategi dan perencanaaan organisasi

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan organisasi pemerintahan merupakan aset yang sangat penting dan menentukan dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan yang baik. Untuk itu, pembinaan pegawai perlu terus dilakukan dalam upaya memenuhi kompetensi SDM yang sesuai dengan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

Rencana Tindak Pengendalian RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 guna mendukung terwujudnya profesionalisme pegawai di lingkungan organisasi pemerintahan, RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sudah melakukan pemetaan kompetensi jabatan fungsional dan manajemen sesuai dengan kondisi yang riil dan yang dibutuhkan unit kerja, agar dapat diperoleh gambaran tentang kondisi existing kualitas kompetensi SDM yang ada dan dapat merencanakan pengembangan kompetensi SDM yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing unit baik fungsional atau manajemen.

2) Sistem pembinaan pegawai belum didukung program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi SDM.

Dalam upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang baik, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi yang memadai dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi institusi organisasi. Untuk itu,

(18)

18 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

diperlukan upaya peningkatan kapasitas pegawai. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan merupakan bagian integral dari konsep pembinaan dan pendayagunaan aparatur negara, dalam rangka pengembangan kapasitas dan pengarahan pola karier pegawai.

Sebagai langkah strategis untuk mendukung upaya peningkatan kompetensi SDM, RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sedang menyiapkan rencana kerja pengembangan kompetensi SDM melalui program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) berkelanjutan kepada pegawai. Diklat ini bertujuan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja pegawai sehingga kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan pegawaidapat meningkat secara berkesinambungan.

c. Kepemimpinan yang Kondusif

Pimpinan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dalam mencapai tujuan utama Rumah Sakit telah mempertimbangkan resiko. Hal ini ditunjukkan dengan melakukan rapat koordinasi pengendalian intern secara berkala yang dihadiri oleh pimpinan. Selain itu dalam setiap pengambilan keputusan- keputusan strategis, pimpinan selalu mengadakan rapat terkait dengan kemanfaatan dan resiko dimasa yang akan datang dan dalam mengaktualisasikan tujuan pimpinan selalu menegaskan tujuannya secara jelas. Sedangkan dalam rangka mengembangkan tujuan pengendalian internal telah dibentuk SPIP pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dengan mengikutsertakan pejabat struktural didalamnya.

d. Stuktur Organisasi yang sesuai dengan kebutuhan

Struktur Organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD dan RSJD Provinsi Jawa Tengah dan Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Struktur Organisasi telah mencerminkan Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Kelet yang pengaturannya telah memilih pola maksimal yang meliputi Direktur, 3 Kabag/Kabid, dan 6 Kasubag/Kasi.

Dalam pengelolaan pelayanan fungsional di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan oleh Instalasi yang merupakan wadah bagi pemangku Jabatan Fungsional dan dipimpin oleh Kepala Instalasi. Instalasi merupakan ujung tombak pelayanan sehingga perlu dilakukan pengaturan baik dari

(19)

19 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

aspek Organisasi yang meliputi Tupoksi dan Wilayah koordinasi yang diatur dalam Keputusan Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Nomor 445/253/I/2015 Tentang Penjabaran Struktur Organisasi RSUD Kelet berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 96 Tahun 2008.

e. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang tepat

Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab diatur berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Nomor 445/289/VI/2015 Tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Naskah Dinas dan Legalisasi di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

f. Pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan SDM yang Sehat

 Anggaran yang tersedia untuk pendidikan dan pelatihan SDM belum memadai

Anggaran diklat SDM belum memadai baik dari segi jumlah dan anggaran yang tepat guna sesuai kebutuhan SDM. Agar pembinaan SDM dapat berjalan secara sehat, tepat dan efisien maka RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah perlu merancang anggaran pengembangan SDM sesuai kebutuhan untuk diusulkan dalam rencana anggaran perubahan RSUD Kelet atau anggaran periode berikutnya.

 Program pendidikan tambahan masih perlu ditingkatkan

Intensitas kegiatan pendidikan tambahan masih kurang, kegiatan pendidikan tambahan sangat penting dalam mendukung tugas dan fungsi bagi Pejabat Fungsional khusus. Kegiatan pendidikan tambahan seperti in house training, pelatihan khusus tenaga fungsional baik medis atau non medis baik baru atau update secara berkala ataupun evaluasi internal dan eksternal menjadi tambahan pengetahuan, pedoman dan

“amunisi” bagi pegawai yang terkait.

g. Pengawasan Internal yang Efektif kurang memadai

 Pegawai belum sepenuhnya memahami tujuan penyelenggaraan pengendalian intern

Tujuan pengendalian intern adalah : kegiatan operasional yang efektif dan efisien, pelaporan keuangan yang handal, optimalisasi pemanfaatan aset, dan kepatuhan terhadap perundang-undangan.

Pemahaman akan tujuan pengendalian intern sangat penting karena

(20)

20 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

menentukan hasil dari Rencana Tindak Pengendalian RSUD Kelet.

Pemahaman tujuan pengendalian intern oleh seluruh pegawai RSUD Kelet menjadikan SPIP menjadi terarah dan terintegrasi. Meningkatkan intensitas interaksi antara pimpinan dan aparat pengawas internal dengan seluruh pegawai, dalam bentuk sosialisasi, diskusi, maupun kegiatan lainnya diharapkan lebih memastikan bahwa rancangan pengendalian intern telah dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh seluruh pegawai.

h. Perwujudan APIP yang efektif

 APIP belum melakukan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian intern.

SPIP sudah diselenggarakan di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2015. Maka dari itu demi mengawali jalannya penyelenggaraan SPIP, RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah melakukan upaya peningkatan efektivitas penyelenggaraan SPIP melalui kegiatan mereviu tim satgas SPIP RSUD Kelet, pemberlakuan peraturan direktur SPIP di lingkup RSUD Kelet, pembinaan penyelenggaraan SPIP di seluruh pegawai RSUD Kelet dengan cara sosialisasi, bimbingan teknis dan fungsi pengawasan SPI RSUD Kelet.

Rencana Tindak Perbaikan Lingkungan Pengendalian secara lengkap disajikan di Lampiran 1.

C. Resiko dan Kegiatan Pengendalian RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah 1. Pernyataan Tujuan

Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, optimalisasi pemanfaatan dan pengamanan aset negara juga ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pada tahun 2020, Rencana Tindak Pengendalian yang disusun RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah diprioritaskan untuk pembangunan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

(21)

21 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) a) Meningkatkan SDM yang berkompeten dan berkarakter unggul.

Tujuan tersebut tercapai apabila sasaran yang sudah ditetapkan bisa terwujud, yaitu: Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul b). Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan dengan sasaran yang

telah ditetapkan

c) Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas B. Sasaran yang telah dipilih untuk mencapai tujuan tersebut adalah terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai standar rumah sakit kelas B serta meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif

d) Meningkatkan sistem manajemen operasional berbasis kepuasan pelanggan. Sasaran yang akan dicapai berupa Meningkatnya kepuasan pelanggan.

2. Penilaian Risiko

Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam tujuan dan sasaran instansi Pemerintah. Kegiatan penilaian risiko dilaksanakan melalui proses identifikasi dan analisis risiko guna menghasilkan output yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen.

Untuk mendukung terselenggaranya proses penilaian risiko, pada saat pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) telah ditetapkan besaran skala risiko dan pengendalian risiko, sebagai berikut:

a. Pengukuran dimensi konsekuensi/dampak risiko dan kemungkinan kejadian risiko menggunakan 4 (empat) tingkatan, sebagai berikut:

- Dimensi Pengukuran konsekuensi/dampak risiko Rating Kategori Contoh Deskripsi

Rating Kategori Contoh deskripsi

4 Luar Biasa Mengancam organisasi secara

keseluruhan

3 Besar Mengancam sebagian program

(22)

22 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

2 Rendah Mengganggu sebagian kegiatan

1 Tidak signifikan Mengganggu administrasi

- Dimensi Pengukuran kemungkinan kejadian risiko

Rating Kategori Contoh Deskripsi

4 Hampir pasti terjadi Terjadi setiap tahun

3 Kemungkinan besar Terjadi 1 kali dalam 2 tahun 2 Kemungkinan kecil Terjadi 1 kali dalam 3 tahun 1 Hampir mustahil terjadi Tidak terjadi lebih dari 3 tahun

b. Peringkat/status risiko ditentukan berdasarkan tingkat konsekuensi/

dampak risiko dan kemungkinan kejadian risiko, sebagai berikut:

Konsekuensi / Dampak Luar Biasa (4) Besar (3) Rendah (2) Tdk Sig- nifikan (1)

Hampir Mustahil (1)

Kemung- kinan Kecil (2)

Kemun- kinan Besar (3)

Hampir

Pasti (4)

Kemungkinan

c. Tingkat keutamaan pengendalian risiko dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori, sebagai berikut:

(23)

23 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) Posisi koordinat level Deskripsi Tingkat keutamaan 9 < X ≤ 16 4 Ekstrim Segera dikelola

9 < X ≤ 9 3 Tinggi Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko

4 < X ≤ 6 2 Sedang Dikelola bila tersedia sumber daya

X ≤ 4 1 Rendah Tidak perlu tindakan

Hasil kegiatan penilaian risiko selanjutnya dituangkan dalam rancangan aktivitas pengendalian intern yang berfokus pada upaya penanganan risiko yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan utama RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Daftar Rencana Tindak Pengendalian ( RTP ) Nama OPD : RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah

Tahun Penilaian Resiko : 2019 No Risiko Penyebab

Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penanggung Jawab RTP

Rencana Pelaksa

naan RTP

1 2 3 4 5 6

I Risiko Strategis Pemda 1 Cost

recovery menurun dibanding tahun 2018

Rendahnya cost

recovery disebabkan adanya penurunan pendapata n di tahun 2019

Mengidenfifikasi potensi-potensi pendapatan yang dapat diterima seperti :

- Sistem re-use untuk

Hemodialisa - Merekrut dokter

spesialis

program PGDS - Pembukaan

pelayanan medical check- up

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Tahun 2020

(24)

24 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) 2 Kurangnya

pondok pesantren yang terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim

marketing

Menyusun

program kegiatan yang tepat

manfaat dan mampu laksanakan dipondok

pesantren sekitar rumah sakit

Kabid

Pelayanan dan Keperawatan Umum

Semester II 2019 Evaluasi triwulan

3 Kurangnya masyarakat yang

terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim

marketing

Menyusun masyarakat

kelompok sasaran program kegiatan yang tepat

manfaat dan mampu laksanakan dipondok

pesantren sekitar rumah sakit

Kabid

Pelayanan dan Keperawatan Umum

Semester II 2019 Evaluasi triwulan

No Risiko Penyebab

Rencana Tindak Pengendalian

( RTP )

Penanggung Jawab RTP

Rencana Pelaksa

naan RTP

1 2 3 4 5 6

II Risiko

Organisasi / Strategis OPD 1 Kurangnya

ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu

Karena ada keterlamba tan

penerimaa n trnsfer dari BPJS sehingga penerimaa n mundur dari jadwal yang ditetapkan

Berkoordinasi dengan BPJS agar klaim BPJS segera

dibayarkan

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Periodik /Bulanan

2 Kurangnya ketepatan pengajuan verifikasi klaim

Ada pembatasa n dari BPJS bahwa dalam 1

Membuat

adendum untuk mereview MOU dengan BPJS agar tidak ada

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Semester I Tahun

2019

(25)

25 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) asuransi /

BPJS bulan

hanya diperkenan kan

mengajuka n klaim 1x padahal sudah ada keterlamba tan klaim periode sebelumny a

pembatasan pengajuan klaim

3 Kurangnya karyawan yang

mendapatkan pelatihan minimal 20 jam setahun

Keterbatas an

anggaran diklat

- Buat NTA (Need Training Assest)

- Buat skala prioritas dari NTA

Kassubag Umum dan Kepegawaian

Semster I 2019

No Risiko Penyebab

Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penanggung Jawab RTP

Rencana Pelaksa

naan RTP

1 2 3 4 5 6

III Risiko Operasion al OPD 1 Angka

pertolongan persalinan memalui seksio cesaria cukup tinggi

Keterbatan DPJP Obgyn

Pengajuan PGDS

Obgyn Kabid

Pelayanan dan Keperawatan Umum

Semester II 2019

2 Ketidakleng kapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

Beban kerja Profesional Pemberi Asuhan (PPA)

Membuat aplikasi

E-RM Kabid

Pelayanan dan Keperawatan Umum

Semester I 2019

Risiko Prioritas Teridentifikasi dan Rencana Tindak Kegiatan Pengendalian RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 secara lengkap disajikan dalam Lampiran 2 dan Lampiran 3.

(26)

26 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) D. INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Informasi dan komunikasi yang dimaksud dalam RTP ini adalah informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung berjalannya pengendalian yang dibangun. Informasi dan komunikasi yang perlu diselenggarakan terkait dengan pengendalian yang dibangun sesuai yang direncanakan dalam RTP meliputi:

1. Sosialisasi tatap muka, pembuatan buku saku, booklet, dan banner tentang Kode Etik /aturan perilaku pegawai RSUD Kelet

2. Penyusunan SK Tim Satgas SPIP RSUD Kelet

3. Surat Usulan peningkatan keterampilan/penambahan SDM SPIP RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah;

4. Sosialisasi Implementasi SPIP RSUD Kelet

5. Focus Group Discussion (FGD) dalam hal penyusunan Petunjuk Pelaksanaan SPIP, Penyelenggaraan SPIP dan evaluasi SPIP;

6. Penyusunan laporan evaluasi pelaksanaan SPIP secara berkala dan terjadwal.

Rancangan Informasi dan Komunikasi ini idealnya dilaporkan perkembangannya secara rutin, minimal setiap 6 bulan agar bila terdapat kendala yang muncul dapat segera dicari solusi dan pemecahan masalahnya. Laporan minimal berisi hal-hal sebagai berikut:

a. Media/Bentuk/Sarana Pengkomunikasian yang digunakan;

b. Penyedia Informasi/Penanggung jawab tindak lanjut;

c. Penerima informasi/tindak lanjut;

d. Waktu pelaksanaan; serta e. Realisasi rencana tindak lanjut.

Rincian rancangan informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka pengendalian dimaksud tertuang dalam Lampiran 4.

E. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi atas pengendalian intern pada dasarnya ditujukan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalanefektif mengatasi risiko dan apakah tindakan perbaikan yang diperlukan telahdilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan meliputi:

1. Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan berkelanjutan dilaksanakan atas pengendalian kunci untuk meyakinkan bahwa pengendalian tersebut dijalankan sebagaimana seharusnya.

(27)

27 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P )

Masing-masing unit kerja di RSUD Kelet sebagai pemilik risiko membangun dan melaksanakan pemantauan berkelanjutan. Pemantauan berkelanjutan yang perlu dilakukan oleh RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah meliputi sebagai berikut:

a. Pemantauan penyusunan kode etik pegawai RSUD Kelet b. Pelaksanaan sosialisasi Kode Etik Pegawai

c. Pemantauan pelaksanaan sosialisasi tim satgas SPIP RSUD Kelet

d. Pemantauan implementasi SPIP di lingkungan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah;

2. Evaluasi Terpisah

Evaluasi terpisah pelaksanaan SPIP RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, dilaksanakan oleh tim satgas SPIP RSUD Kelet. Evaluasi bertujuan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif dan optimal.

Evaluasi terpisah yang perlu dilakukan oleh RSUD Kelet Provinsi JawaTengah meliputi sebagai berikut:

a. Evaluasi terhadap kinerja penyelenggaraan SPIP RSUD Kelet.

b. Pengolahan data

Pemantauan berkelanjutan dan evaluasi terpisah atas pengendalian tertuang dan terintegrasi dalam kebijakan dan prosedur pengendalian. Beberapa hal yang harus disiapkan dalam proses ini adalah:

 Bentuk pengendalian yang direncanakan

 Bentuk/metode pemantauan yang diperlukan

 Penanggung jawab pemantauan;

 Prosedur pemantauan;

 Waktu pelaksanaan.

Rincian pemantauan berkelanjutan dan evaluasi terpisah yang akan dilakukan tertuang dalam lampiran 5. Rencana Tindak Pengendalian RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah

3. Pelaksanaan Tindak lanjut

Sebagai bagian dari penyelenggaraan dan perbaikan SPIP, atas setiap rekomendasi hasil audit/evaluasi/reviu dari auditor eksternal maupun internal, setiap unit kerja RSUD Kelet segera melaksanakan tindak lanjutnya.

(28)

28 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) 4. Pemantauan atas Pelaksanaan RTP

RSUD Kelet memberikan laporan atas pelaksanaan RTP sesuai tanggungjawabnya kepada Inspektur Provinsi Jawa Tengah selaku koordinator penyelenggaraan SPIP di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

(29)

29 | S I S T E M P E N G E N D A L I I N T E R N P E M E R I N T A H A N ( S P I P ) BAB III

PENUTUP

Rencana Tindak Pengendalian Intern RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 merupakan salah satu dokumen penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam rangka mewujudkan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, optimalisasi pemanfaatan dan pengamanan aset yang dimiliki oleh RSUD Kelet, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Dokumen Rencana Tindak Pengendalian ini menjadi instrumen untuk merencanakan sekaligus memantau capaian perbaikan pengendalian intern di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah agar berjalan efektif, efisien, dan mencapai tujuan/sasaran.

Komitmen dari seluruh pegawai baik struktural maupun fungsional serta ditunjang manajemen yang profesional, efektif, efisien, transparan, serta akuntabel diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengendalian, sehingga peningkatan kualitas penyelenggaraan SPIP secara bertahap dan berkelanjutan dapat tercapai secara optimal.

(30)

30

Lampiran 1

RENCANA TINDAK PERBAIKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penang gung Jawab

RTP

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5 6

I Risiko Strategis Pemda 1 Cost

recovery menurun dibanding tahun 2018

Rendahnya cost recovery

disebabkan adanya penurunan pendapatan di tahun 2019

Mengidenfifikasi potensi-potensi pendapatan yang dapat diterima seperti :

- Sistem re-use untuk Hemodialisa

- Merekrut dokter spesialis program PGDS

- Pembukaan

pelayanan medical check-up

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Tahun 2020

2 Kurangnya pondok pesantren yang terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim marketing

Menyusun program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Kabid Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Semester II 2019 Evaluasi triwulan

3 Kurangnya masyarakat yang

terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim marketing

Menyusun

masyarakat kelompok sasaran program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Kabid Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Semester II 2019 Evaluasi triwulan

(31)

31

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penangg ung Jawab

RTP

Rencana Pelaksan

aan RTP

1 2 3 4 5 6

II Risiko Organisasi / Strategis OPD

1 Kurangnya ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu

Karena ada keterlambatan penerimaan trnsfer dari BPJS sehingga

penerimaan mundur dari jadwal yang ditetapkan

Berkoordinasi dengan BPJS agar klaim BPJS segera dibayarkan

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Periodik /Bulanan

2 Kurangnya ketepatan pengajuan verifikasi klaim asuransi / BPJS

Ada

pembatasan dari BPJS bahwa dalam 1 bulan hanya

diperkenankan mengajukan klaim 1x padahal sudah ada

keterlambatan klaim periode sebelumnya

Membuat adendum untuk mereview MOU dengan BPJS agar tidak ada

pembatasan pengajuan klaim

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Semester I Tahun

2019

3 Kurangnya karyawan yang

mendapatka n pelatihan minimal 20 jam setahun

Keterbatasan

anggaran diklat - Buat NTA (Need Training Assest) - Buat skala prioritas

dari NTA

Kassubag Umum dan Kepegawai an

Semster I 2019

(32)

32

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penangg ung Jawab

RTP

Rencana Pelaksan

aan RTP

1 2 3 4 5 6

III Risiko Operasion al OPD

1 Angka pertolongan persalinan memalui seksio cesaria cukup tinggi

Keterbatan DPJP

Obgyn Pengajuan PGDS

Obgyn Kabid

Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Semester II 2019

2 Ketidakleng kapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

Beban kerja Profesional Pemberi Asuhan (PPA)

Membuat aplikasi E-

RM Kabid

Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Semester I 2019

Direktur RSUD Kelet Privinsi Jawa Tengah

dr. Widyo Kunto,M.Kes NIP.19621116 199010 1 001

(33)

33

Lampiran 2

RISIKO PRIORITAS TERIDENFIKIKASI

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Pemilik Resiko

Dampak pada Capaian

Tujuan

1 2 3 4 5 6

I Risiko Strategis Pemda 1 Cost

recovery menurun dibanding tahun 2018

Rendahnya cost recovery

disebabkan adanya penurunan pendapatan di tahun 2019

Mengidenfifikasi potensi-potensi pendapatan yang dapat diterima seperti :

- Sistem re-use untuk Hemodialisa

- Merekrut dokter spesialis program PGDS

- Pembukaan

pelayanan medical check-up

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Keterbatas an

anggaran belanja pada tahun berikutnya

2 Kurangnya pondok pesantren yang terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim marketing

Menyusun program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Kabid Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Indikator capaian belum tercapai

3 Kurangnya masyarakat yang

terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim marketing

Menyusun

masyarakat kelompok sasaran program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Kabid Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Indikator capaian belum tercapai

(34)

34

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penangg ung Jawab

RTP

Rencana Pelaksa

naan RTP

1 2 3 4 5 6

II Risiko Organisasi / Strategis OPD

1 Kurangnya ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu

Karena ada keterlambatan penerimaan trnsfer dari BPJS sehingga

penerimaan mundur dari jadwal yang ditetapkan

Berkoordinasi dengan BPJS agar klaim BPJS segera dibayarkan

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Kurang terpenuhi nya hak karyawan

2 Kurangnya ketepatan pengajuan verifikasi klaim asuransi / BPJS

Ada

pembatasan dari BPJS bahwa dalam 1 bulan hanya

diperkenankan mengajukan klaim 1x padahal sudah ada

keterlambatan klaim periode sebelumnya

Membuat adendum untuk mereview MOU dengan BPJS agar tidak ada

pembatasan pengajuan klaim

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Tersendat nya pendapat an dari sektor BPJS

3 Kurangnya karyawan yang

mendapatka n pelatihan minimal 20 jam setahun

Keterbatasan anggaran diklat

- Buat NTA (Need Training Assest) - Buat skala prioritas

dari NTA

Kassubag Umum dan Kepegawai an

Terhamb atnya kesempat an

pengemb angan kemampu an bagi karyawan

(35)

35

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penangg ung Jawab

RTP

Rencana Pelaksan

aan RTP

1 2 3 4 5 6

III Risiko Operasion al OPD

1 Angka pertolongan persalinan memalui seksio cesaria cukup tinggi

Keterbatan DPJP

Obgyn Pengajuan PGDS

Obgyn Kabid

Pelayanan dan Keperawat an Umum

Pelayanan kepasien kurang maksimal

2 Ketidakleng kapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

Beban kerja Profesional Pemberi Asuhan (PPA)

Membuat aplikasi E-

RM Kabid

Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Ketidak lengkapan catatan medis pasien

Direktur RSUD Kelet Privinsi Jawa Tengah

dr. Widyo Kunto,M.Kes NIP.19621116 199010 1 001

(36)

36

Lampiran 3

RENCANA TINDAK KEGIATAN PENGENDALIAN

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penang gung Jawab

RTP

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5 6

I Risiko Strategis Pemda 1 Cost

recovery menurun dibanding tahun 2018

Rendahnya cost recovery

disebabkan adanya penurunan pendapatan di tahun 2019

Mengidenfifikasi potensi-potensi pendapatan yang dapat diterima seperti :

- Sistem re-use untuk Hemodialisa

- Merekrut dokter spesialis program PGDS

- Pembukaan

pelayanan medical check-up

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Tahun 2020

2 Kurangnya pondok pesantren yang terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim marketing

Menyusun program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Kabid Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Semester II 2019 Evaluasi triwulan

3 Kurangnya masyarakat yang

terpapar program RSTD

Kurangnya kegiatan dari tim pelaksana RSTD dan tim marketing

Menyusun

masyarakat kelompok sasaran program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Kabid Pelayanan dan Keperawat an Umum

Semester II 2019 Evaluasi triwulan

(37)

37

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penang gung Jawab

RTP

Rencana Pelaksan

aan RTP

1 2 3 4 5 6

II Risiko Organisasi / Strategis OPD

1 Kurangnya ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu

Karena ada keterlambatan penerimaan trnsfer dari BPJS sehingga

penerimaan mundur dari jadwal yang ditetapkan

Berkoordinasi dengan BPJS agar klaim BPJS segera dibayarkan

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Periodik /Bulanan

2 Kurangnya ketepatan pengajuan verifikasi klaim asuransi / BPJS

Ada

pembatasan dari BPJS bahwa dalam 1 bulan hanya

diperkenankan mengajukan klaim 1x padahal sudah ada

keterlambatan klaim periode sebelumnya

Membuat adendum untuk mereview MOU dengan BPJS agar tidak ada

pembatasan pengajuan klaim

Kasubbag Perencana an dan Keuangan

Semester I Tahun

2019

3 Kurangnya karyawan yang

mendapatka n pelatihan minimal 20 jam setahun

Keterbatasan

anggaran diklat - Buat NTA (Need Training Assest) - Buat skala prioritas

dari NTA

Kassubag Umum dan Kepegawai an

Semster I 2019

(38)

38

No Risiko Penyebab Rencana Tindak Pengendalian (

RTP )

Penang gung Jawab

RTP

Rencana Pelaksan

aan RTP

1 2 3 4 5 6

III Risiko Operasion al OPD

1 Angka pertolongan persalinan memalui seksio cesaria cukup tinggi

Keterbatan DPJP

Obgyn Pengajuan PGDS

Obgyn Kabid

Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Semester II 2019

2 Ketidakleng kapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan

Beban kerja Profesional Pemberi Asuhan (PPA)

Membuat aplikasi E-

RM Kabid

Pelayanan dan

Keperawat an Umum

Semester I 2019

Direktur RSUD Kelet Privinsi Jawa Tengah

dr. Widyo Kunto,M.Kes NIP.19621116 199010 1 001

(39)

39

Lampiran 4

RANCANGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENGENDALIAN

No Pengendalian yang direncanakan

Media/Bent uk/Sarana Pengomuni

kasi

Penyedia

Informasi Penerima Informasi

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5 6

I Risiko Strategis Pemda

1 Mengidenfifikasi potensi-potensi pendapatan yang dapat diterima seperti :

- Sistem re-use untuk Hemodialisa - Merekrut dokter

spesialis program PGDS

- Pembukaan

pelayanan medical check-up

Rapat Kasubbag Perencanaan

Keuangan dan

Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kabid Pelayanan Keperawatan dan

Tahun 2020

2 Menyusun program kegiatan yang tepat manfaat dan

mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Rapat Kabid

Pelayanan Keperawatan dan

Umum

Tim RSTD Semester II 2019 Evaluasi triwulan

3 Menyusun masyarakat

kelompok sasaran program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu

laksanakan

dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Rapat Kabid

Pelayanan dan Keperawatan

Umum

Tim RSTD Semester II 2019 Evaluasi triwulan

(40)

40

No Pengendalian yang direncanakan

Media/Ben tuk/Saran

a Pengomun

ikasi

Penyedia

Informasi Penerima Informasi

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5 6

II Risiko Organisasi / Strategis OPD 1 Berkoordinasi

dengan BPJS agar klaim BPJS segera dibayarkan

Dokumen Kasubbag Perencanaan

dan Keuangan

BPJS

Kesehatan Periodik /Bulanan

2 Membuat adendum untuk mereview MOU dengan BPJS agar tidak ada pembatasan pengajuan klaim

Dokumen Kasubbag Perencanaan

dan Keuangan

BPJS

Kesehatan Semester I Tahun

2019

3 - Buat NTA (Need Training Assest) - Buat skala

prioritas dari NTA

Dokumen Kasubbag Umum dan Kepegawaian

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Kabid Pelayanan dan

Keperawatan

Semster I 2019

(41)

41

No Pengendalian yang direncanakan

Media/Ben tuk/Saran

a Pengomun

ikasi

Penyedia

Informasi Penerima Informasi

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5 6

III Risiko

Operasional OPD 1 Pengajuan PGDS

Obgyn Dokumen Kabid

Pelayanan dan Keperawatan

Direktur Semester II 2019

2 Membuat aplikasi E-

RM Dokumen Kabid

Pelayanan dan Keperawatan

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan

Tim IT

Semester I 2019

Direktur RSUD Kelet Privinsi Jawa Tengah

dr. Widyo Kunto,M.Kes NIP.19621116 199010 1 001

(42)

42

Lampiran 5

RANCANGAN PEMANTAUAN BERKELANJUTAN ATAS PENGENDALIAN

No Pengendalian yang direncanakan

Bentuk/

Metode Pemantauan

yang diperlukan

Penanggung jawab Pelaksanaan

Pemantaan

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5

I Risiko Strategis Pemda

1 Mengidenfifikasi potensi-potensi

pendapatan yang dapat diterima seperti :

- Sistem re-use untuk Hemodialisa

- Merekrut dokter spesialis program PGDS

- Pembukaan pelayanan medical check-up

Rapat Satuan

Pemeriksaan Internal

Tahun 2020

2 Menyusun program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Rapat Satuan

Pemeriksaan Internal

Semester II 2019 Evaluasi

triwulan

3 Menyusun masyarakat kelompok sasaran program kegiatan yang tepat manfaat dan mampu laksanakan dipondok pesantren sekitar rumah sakit

Rapat Satuan

Pemeriksaan Internal

Semester II 2019 Evaluasi

triwulan

(43)

43

No Pengendalian yang direncanakan

Bentuk/

Metode Pemantauan

yang diperlukan

Penanggung jawab Pelaksanaan

Pemantaan

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5

II Risiko Organisasi / Strategis OPD 1 Berkoordinasi dengan

BPJS agar klaim BPJS segera dibayarkan

Dokumen Satuan

Pemeriksaan Internal

Periodik /Bulanan

2 Membuat adendum untuk mereview MOU dengan BPJS agar tidak ada pembatasan

pengajuan klaim

Dokumen Satuan

Pemeriksaan Internal

Semester I Tahun 2019

3 - Buat NTA (Need Training Assest) - Buat skala prioritas

dari NTA

Dokumen Satuan

Pemeriksaan Internal

Semster I 2019

(44)

44

No Pengendalian yang direncanakan

Bentuk/

Metode Pemantauan

yang diperlukan

Penanggung jawab Pelaksanaan

Pemantaan

Rencana Pelaksa naan RTP

1 2 3 4 5

III Risiko Organisasi / Strategis OPD

1 Pengajuan PGDS Obgyn Dokumen Satuan Pemeriksaan

Internal

Semester II 2019

2 Membuat aplikasi E-RM Rapat Satuan Pemeriksaan

Internal

Semester I 2019

Direktur RSUD Kelet Privinsi Jawa Tengah

dr. Widyo Kunto,M.Kes NIP.19621116 199010 1 001

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas

Pengawasan Intern adalah suatu proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Pusat

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka