Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 5
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Rezkini Duntikasari
1007010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Suherman,M.Pd NIP. 195903311986031002
Pembimbing II,
Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M. Pd. NIP 195708301981012001
Diketahui Oleh
Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Suherman,M.Pd NIP. 195903311986031002
Pembimbing II,
ABSTRAK
Rezkini Duntikasari. (2012). Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Penelitian ini dilatar belakangi adanya gejala-gejala seperti siswa tidak semangat belajar dikelas, tidak memiliki jadwal belajar yang teratur, sulit berkonsentrasi, sering tidak mengerjakan PR, tidak berani bertanya atau menjawab dalam proses belajar. Fenomena ini diduga akibat rendahnya motivasi belajar siswa.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa; 2) merumuskan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa; 3) memperoleh keefektifan program bimbingan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
Quasi-Experiment dengan desain Non-equivalent (Pretest dan Posttest). Program dan
Penyusunan instrumen motivasi belajar telah melalui penimbangan pakar.
Berdasarkan hasil penelitian, motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung pada umumnya berada pada kategori sedang. Hasil ini bisa dilihat sekitar 59% berada pada kategori sedang, 31% berada pada kategori tinggi dan 10% pada kategori rendah. Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah merupakan masalah yang perlu mendapat bimbingan. Indikator yang masih kurang adalah durasi dan devosi kegiatan belajar. Hal ini menunjukan masih kurang maksimal upaya, sikap serta usaha siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan secara optimal siswa perlu bimbingan. Program bimbingan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di SMA Negeri 5 Bandung. Setelah dianalisa dengan SPSS 16.00, menunjukan thitung 2.277 > ttabel 2.14 dengan signifikansi 0.05, yang berarti program ini efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
DAFTAR ISI
II. KONSEP BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
7. Posisi Bimbingan Belajar dalam Keseluruhan Layanan Bimbingan dan Konseling………. 28
B. Konsep Dasar Motivasi Belajar………... 32
3. Pengertian Belajar………. 43
4. Motivasi Belajar……… 46
5. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar……….. 52
6. Fungsi Motivasi Belajar……….... 54
7. Bentuk-bentuk Motivasi Untuk Meningkatkan Belajar……… 56
8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar………. 60
9. Pentingnya Motivasi Belajar………. 63
10.Pengembangan Motivasi Belajar………... 64
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian………. 68
B. Desain Penelitian………. 69
C. Langkah-langkah Penelitian………. 70
D. Populasi dan Sampel Penelitian………... 71
E. Definisi Operasional………. 72
F. Pengembangan Instrumen Penelitian………... 74
G. Prosedur Pengolahan Data……….. 79
H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar………... 81
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 84
B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 126
C. Keterbatasan Penelitian……….. 134
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………. 136
B. Rekomendasi……….. 137
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan paling pokok, yang berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kegiatan belajar yang
berlangsung di sekolah lebih bersifat formal, dan direncanakan dengan kegiatan
guru dan pendidik lainnya. Apa yang hendaknya dicapai dan dikuasai siswa
(tujuan belajar), bahan apa yang harus dipelajari (bahan ajar), bagaimana cara
siswa mempelajarinya (metode pembelajaran), serta bagaimana cara mengetahui
kemajuan belajar siswa (evaluasi), telah direncanakan dengan seksama dalam
kurikulum sekolah (Nana Syaodih, 2004).
Motivasi merupakan tenaga penggerak dari dalam diri seseorang untuk
melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai
rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan
hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu
tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan
untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, yang peneliti lakukan melalui
observasi di SMAN 5 Bandung, bimbingan belajar telah ada dalam program
Bimbingan dan Konseling, namun pelaksanaannya di sekolah belum sesuai
mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Beberapa diantaranya adalah
berkenaan dengan motivasi belajar siswa yang rendah, padahal motivasi
merupakan jantungnya proses belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
prestasi belajar siswa. Motivasi bukan hanya menggerakkan perilaku, tetapi juga
mengarahkan dan memperkuat prilaku. Siswa yang termotivasi dalam belajar akan
menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar.
Kondisi dan situasi yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
menjadi hal yang terabaikan oleh guru, maupun orang tua, yang membuat prestasi
belajar siswa tidak optimal. Jika hal ini tetap dibiarkan, maka akan terjadi sebuah
stagnasi belajar yang berujung pada kejenuhan, tidak kreatif dan bahkan berujung
pada penurunan hasil belajar.
Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab individu yang
tidak mempunyai motivasi belajar yang cukup, tidak akan melakukan aktivitas
belajar yang baik. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang dikerjakan
tersebut tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat
orang lain belum tentu menarik orang tertentu karena tidak menyentuh kebutuhan
individu orang tersebut. Oleh karena itu, apa yang siswa lihat, sudah tentu
membangkitkan minatnya jika yang dilihatnya tersebut berhubungan dengan
kepentingan pemenuhan kebutuhannya sendiri.
Meskipun prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi
motivasi belajar merupakan faktor yang sangat penting. Dalam pendidikan,
motivasi belajar siswa merupakan hal yang sering kali dibahas. Setiap siswa
memberikan tugas agar siswanya melakukan percobaan, setelah guru selesai
memberi instruksi proses pelaksanaannya. Beberapa siswa aktif bertanya,
sedangkan yang lain pasif menunggu, dan ada juga yang ternyata siswa yang
malah acuh tak acuh terhadap penjelasan guru. Situasi tersebut menggambarkan
tidak semua individu mempunyai motivasi yang sama dalam belajar.
Motivasi belajar merupakan hal yang begitu penting dalam menumbuhkan
gairah belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki
gairah belajar yang tinggi. Seorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi sekali
pun bisa gagal dalam belajar karena kurangnya motivasi belajar. Hasil belajar
akan maksimal jika ada motivasi dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi
yang rendah jika tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan sebuah stagnasi
belajar yang berujung pada kejenuhan, tidak kreatif, dan kualitas hasil belajar
yang menurun.
Faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar dapat
berasal dari luar, seperti guru yang kurang baik dalam menjelaskan materi, atau
pemberian tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa, atau
bahkan karena guru yang malas masuk kelas.
Rendahnya motivasi belajar merupakan masalah yang dianggap klasik
sebagai masalah belajar, namun merupakan sebuah permasalahan yang harus
ditangani dengan benar. Bimbingan dan konseling memiliki peranan penting
dalam hal tersebut. Salah satu tugas konselor di sekolah adalah memajukan,
merangsang dan membimbing proses belajar siswa. Segala rencana yang menuju
demikian tugas awal yang harus dilakukan oleh konselor adalah memotivasi siswa
dalam hal belajar. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan yang berfungsi untuk membantu siswa mengembangkan potensi
dirinya secara optimal.
Namun tidak mudah untuk meningkatkan motivasi siswa. Diperlukan
strategi dan perencanaan yang matang, karena untuk menggerakkan siswa agar
aktif dalam belajar dan terus mendorong untuk mempertahankan semangat belajar
merupakan hal yang sulit.
Bimbingan belajar merupakan proses bantuan terhadap individu untuk
mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga dan masyarakat
(Miller, 1961).
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar
yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi
kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntunan-tuntunan belajar di suatu
institusi pendidikan (Winkel, 2004). Bimbingan belajar merupakan bantuan yang
diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan
keterampilan dalam belajar, dan memecahkan masalah-masalah belajar atau
akademik (Syamsu Yusuf. LN, 2008).
Bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi dan kesenian (Dewa Ketut Sukardi,
2002: 46).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah
bantuan yang diberikan oleh orang yang memiliki pribadi baik dan pendidikan
yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya
mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
Winkel (2004) mengemukakan bahwa program bimbingan yaitu suatu
rangkaian kegiatan yang terencana, terorganisir, dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu, misalnya satu ajaran. Program bimbingan konseling merupakan
bagian dari misi sekolah. Bimbingan yang digunakan lebih bersifat
pengembangan yaitu untuk membantu siswa meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap belajar yang sangat berguna untuk kesuksesan akademik.
Program bimbingan belajar yang disusun secara baik dan matang akan
memberikan banyak keuntungan, baik bagi siswa yang mendapat layanan maupun
bagi guru pembimbing yang melaksanakannya. Keuntungan bagi siswa
diantaranya adalah antara siswa yang satu dengan yang lainnya mendapatkan
bimbingan secara seimbang, baik dalam kesempatan maupun dalam jenis layanan.
Dan secara keseluruhan siswa memperoleh layanan bimbingan. Sedangkan
keuntungan bagi guru pembimbing adalah dapat menyusun program kerja yang
jelas, terencana dan operasional. Dapat menghemat waktu, usaha dan biaya
akan mengetahui tugas dan peranan masing-masing. Dan juga mudah untuk
melakukan evaluasi program bimbingan.
Bimbingan akademik merupakan salah satu layanan bimbingan dan
konseling. Bimbingan akademik merupakan salah satu pelayanan dasar dari
program bimbingan dan konseling. Bimbingan belajar ditujukan untuk merespon
kebutuhan dan minat para siswa.
Topik yang didiskusikan dalam bimbingan akademik, adalah masalah
yang bersifat umum, salah satu tujuannya adalah mengembangkan program
bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui bimbingan
akademik para siswa akan saling memeperhatikan kepentingan dan menghargai
orang lain serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
prestasi akademik.
Bimbingan akademik bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan
nilai-nilai prestasi secara akademik, minimal sesuai dengan nilai-nilai ketuntasan yang ada di
sekolah. Dengan acuan diatas maka siswa dapat meningkatkan motivasi dalam
belajar.
Tujuan bimbingan belajar terkait dengan aspek akademik menurut Syamsu
Yusuf. LN dan Juntika Nurihsan (2008) adalah sebagai berikut: (1) memiliki sikap
dan kebiasaan belajar yang positif seperti kebiasaan membaca buku, disiplin
dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan; (2) memiliki motif yang
tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (3) memiliki keterampilan atau teknik
mencatat pelajaran, dan mempersiapkan ujian; (4) meniliki keterampilan untuk
menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar,
mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran
tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas; (5) memiliki kesiapan mental dan
kemampuan menghadapi ujian.
Bimbingan akademik merupakan sebuah strategi yang dapat membantu
konselor untuk memotivasi siwa dalam belajar. Konselor sekolah melalui
bimbingan akademik dengan strategi dan perencanaan yang matang dan tepat
akan mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar
masing-masing siswa dapat optimal. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif
dan efisien serta produktif, baik dalam mencari imformasi dari berbagai sumber
belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengembangkan
keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program
penilaian hasil belajar.
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan sebuah bimbingan belajar
sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa supaya
mendapatkan hasil yang optimal.
B. Rumusan Masalah
Secara umum permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah
meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung?
2. Bagaimana program bimbingan belajar untuk peningkatan motivasi yang telah
dilaksanakan guru pembimbing di SMAN 5 Bandung?
3. Bagaimana rumusan program bimbingan akademik untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung?
4. Apakah program bimbingan tesebut efektif meningkatkan motivasi belajar
siswa SMAN 5 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan utama penelitian ini
adalah mengembangkan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi
belajar agar dapat mencapai prestasi yang baik sesuai dengan potensi siswa.
Sedangkan secara khusus tujuannya untuk:
1. Memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung.
2. Merumuskan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
SMAN 5 Bandung.
3. Memperoleh gambaran keefektifan program bimbingan dalam meningkatkan
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran salah satu informasi dan bahan kajian untuk kemajuan
dunia pendidikan, khususnya bidang keilmuan bimbingan dan konseling.
Diharapkan pula dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan program
bimbingan belajar yang dapat digunakan di SMA Negeri 5 Bandung.
Manfaat praktis yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Bagi Sekolah Pasca Sarajana Program Pendidikan Bimbingan dan
Konseling, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah keilmuan bimbingan dan konseling. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan
dan peningkatan motivasi siswa dalam belajar.
2. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk berbagai implikasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan
yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan analisis data hasil penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment
atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimen merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang
dikenakan pada subjek selidiki. Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (:271)
dan John W. Creswell (2008:313) “Quasi-experimental designs do not include
the use of random assignment. Reseachers who employ these design rely instead
on other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity. We
shall describe some of these techniques as we discuss several quasi-experimental
design.
Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang
mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol
dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen
di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi
dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua
variable bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimen. Adapun jenis desain
dalam penelitian ini berbentuk desain Non-equivalent (Pretest dan Posttest).
Desain quasi eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
X = Perlakuan model pembelajaran dengan multimedia interaktif
Desain penelitian dengan desain pretest + Treatment + Posttest. Thomas Murray
menjelaskan mengenai desain ini sebagi berikut:
Untuk memperoleh dasar yang lebih menyakinkan dalam memperkirakan
pengaruh dan suatu materi guru dapat mengganti desain pembelajaran, yang
semula menggunakan treatment + evaluation menjadi menggunakan desain
pretest + treatment + posttest. Dalam hal ini, sebelum menyuruh siswa
membaca materi yang akan dipelajari, guru harus memberikan pretes lalu
setelah mereka selesai mempelajari dengan perlakuan tertentu guru
memberikan postes untuk mengetahui prestasi belajar setelah diberi
perlakuan. Dan untuk mengetahui sejauh mana perolehan prestasi belajar
guru harus mengurangkan nilai postes dengan nilai pretes dan nilai akhir
yang diperoleh merupakan tanda keberhasilan atau ketidakberhasilan
perlakuan yang telah dilakukan.
C. Langkah-langlah Penelitian
Paparan dan rincian langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut.
1. Studi Pendahuluan, kegiatan yang dilakukan yaitu studi literatur berdasarkan
teori-teori yang berkaitan dengan motivasi belajar, dan studi empiris
berdasarkan fakta lapangan temtang gambaran motivasi belajar siswa serta
deskripsi mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 5 Bandung.
2. Penyusunan program hipotetik berdasarkan gambaran yang diperoleh dari
lapangan.
3. Judgment (penimbangan penilaian) program untuk mengetahui kelayakan
4. Revisi program, yang dilakukan atas dasar judgment oleh pakar dan praktisi
BK sehingga diperoleh hasil program akhir.
5. Melaksanakan eksperimen. pelaksanaan eksperimen meliputi tahapan
prosedur yang tepat, yang terdiri dari:
a) Mengadministrasikan Pre Test.
b) Memberikan Treatment (Perlakuan) untuk kelompok eksperimen.
c) Mengadministrasikan Post Test.
6. Mengorganisasi dan menganalisis data. tiga aktivitas utama yang diperlukan
dalam penyimpulan eksperimen yaitu pengkodean data, analisis data, dan
penulisan hasil eksperimen.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMAN 5 Bandung di
Jalan Belitung No. 8 Bandung.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 5
Bandung Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 316 orang siswa, dan jumlah
sampel berjumlah 30 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling
purvosive. Teknik sampling purposive adalah cara mengambil sampel dari
anggota populasi secara penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2010:85). Dalam penelitian ini sampel diambil berdasarkan hasil
E. Definisi Operasional
1. Program Bimbingan Belajar
Program bimbingan akademik adalah serangkaian rencana kegiatan yang
dilakukan peneliti sebagai konselor kepada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013 untuk meningkatkan motivasi belajar, yang terdiri dari :
a. Rasional.
b. Tujuan.
c. Langkah-langkah implementasi intervensi layanan bimbingan.
d. Proses intervensi layanan bimbingan.
e. Rencana kegiatan intervensi layanan bimbingan.
i. Evaluasi.
Suatu program bimbingan dapat disusun berdasarkan pada kerangka
berfikir yang dapat mempengaruhi pola dasar yang dipegang dalam mengatur
seluruh kegiatan yang diadakan oleh berbagai pihak. Dalam program bimbingan
terdapat beberapa komponen yang meliputi susunan formal untuk melayani para
siswa. Agar program bimbingan yang dikembangkan dapat berjalan dengan
lancar, efektif dan efesien serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program,
proses maupun hasil. Maka program bimbingan yang akan disusun harus
dilakukan dengan perencanaan secara matang. Termasuk program bimbingan
yang dimaksud dalam penelitian ini.
2. Motivasi Belajar
kegiatan belajar, baik yang berasal dari dalam dirinya (internal) maupun yang
berasal dari luar diri (eksternal).
Yang termasuk ke dalam motivasi internal yaitu :
a. Frekuensi kegiatan belajar.
b. Durasi kegiatan belajar.
c. Persistensi kegiatan belajar.
d. Devosi kegiatan belajar.
e. Kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan dalam kegiatan belajar.
f. Tingkat aspirasi dalam kegiatan belajar.
Sedangkan yang termasuk ke dalam motivasi eksternal yaitu :
a. Dorongan orang tua.
b. Dorongan teman.
c. Dorongan lingkungan sekitar.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang dirancang untuk penguimpulan data dalam penelitian ini
berbentuk instrument (angket), untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Bentuk
skala penilaian yang digunakan adalah “Ya” atau “Tidak”. Adapun kisi-kisi
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar (Sebelum Ujicoba)
Tujuan Aspek Indikator Nomor
Penimbangan terhadap konstruk, materi/isi, dan redaksional dilakukan
agar diperoleh instrumen yang layak dipakai. Dari dua aspek motivasi belajar
yang meliputi 9 indikator, dikembangkan sebanyak 55 pernyataan. Instrumen
dari segi konstruk, isi, dan redaksi pernyataan, serta ditelaah kesesuaian setiap
butir pernyataan dengan dimensi-dimensi dan indikator yang akan diungkap.
Penimbang instrumen terdiri dari Dr. Ipah Sarifah, M.Pd dan Dr. Mubiar
Agustin, M.Pd. Keduanya merupakan pakar/dosen yang ahli dalam bidang
instrumen penelitian dan bimbingan konseling. Setelah setiap penimbang
memberikan pertimbangan, diperoleh 45 yang layak dari 55 butir pernyataan yang
disusun.
Terhadap pernyataan yang menurut penimbang perlu perbaikan secara
konstruk dan kebahasaan, dilakukan revisi seperlunya. Langkah berikutnya
sebelum dilakukan uji coba instrumen, dihadirkan peserta didik SMA kelas X
yang tidak menjadi sampel penelitian, sebanyak 70 orang untuk melakukan uji
keterbacaan terhadap setiap butir pernyataan dalam instrumen. Uji keterbacaan
dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap item pernyataan.
Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami
kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh
peserta didik SMA kelas X sehingga instrumen layak untuk diuji-cobakan.
3. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas instrumen dilakukan melalui dua tahap yaitu pengujian
validitas konstruksi yang dilakukan oleh dua pakar yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd
dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd. Validitas ini berguna untuk mendapatkan
ujicobakan kepada 70 orang siswa SMA Negeri 5 Bandung (tidak ada ketetapan
tentang jumlah sampel ujicoba). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan
program komputer SPSS for Windows versi 16.
Dari 55 item pernyataan, diperoleh 10 item yang tidak valid, sehingga total
pernyataan berjumlah 45 item. Berikut ini merupakan hasil uji validitas instrumen
tentang motivasi belajar siswa.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Keterangan Item ∑
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17,18,19,
20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 37,
38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 50, 51, 52, 54, 55
45
Tidak Valid 10, 15, 23, 29, 35, 36, 44, 46, 49, 53 10
Uji instrumen bertujuan untuk mengetahui ketepatan (validity) instrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar (Sesudah Ujicoba)
Tujuan Aspek Indikator Nomor
Pengujian realibilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan
instrumen sebagai alat pengumpul data. Reabilitas berkenaan dengan ketepatan
instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali
hasilnya sama atau relatif sama. Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan
program komputer SPSS for Windows versi 16. Kriteria untuk mengetahui
realibilitas, menggunakan klasifikasi kriteria yang dikemukakan oleh Sugiyono
(1999:149) yang tercantum pada table berikut.
Tabel 3.5
Kriteria Reabilitas Instrumen
0.80 – 1.000 Derajat reabilitas sangat tinggi 0.60 – 0.799 Derajat reabilitas tinggi
0.40 – 0.599 Derajat reabilitas sedang 0.20 – 0.399 Derajat reabilitas rendah
0.00 – 0.199 Derajat reabilitas sangat rendah (Sugiono, 1999:149)
Dari hasil uji rteabilitas pada butir soal, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.870 45
Berdasarkan table diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai reabilitas
motivasi belajar sebesar 0,870 berada pada kategori sangat tinggi, artinya
G. Prosedur Pengolahan Data
1. Penyeleksian Data
Penyeleksian data bertujuan untuk memilih daya yang memadai untuk
diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, baik identitas maupun jaawaban.
Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang
disebar.
2. Penyekoran
Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala
ordinal. Skala ordinal yaitu skala yang menunjukkan perbedaan tingkat subjek
secara kuantitatif (Furqon, 1997:7). Skala ordinal didasarkan pada peringkat yang
diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
Tabel 3.7
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Jawaban Alternatif Pemberian Skor
Ya 1
Tidak 0
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
statistik non parametrik, dengan menggunakan uji-t. Uji-t mensyaratkan bahwa
data yang akan dianalisis harus didtribusi normal (Sugiyono, 2010).
Perlakuan dalam penelitian ini diberikan kepada siswa yang memiliki
motivasi belajar yang rendah. Siswa dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan
data dengan menggunakan metode-metode tertentu. Metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini, adalah metode instrumen motivasi belajar adalah suatu
teknik atau alat pengumpul data yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang harus dijawab secara tertulis pula. Metode ini digunakan untuk mencari dan
menyaring data yang bersumber dari responden.
Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data yang
sudah terkumpul. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut dapat diperoleh
gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek penelitian. Penulis juga
menggunakan statistik guna membantu analisa data sebagai hasil dari penelitian
ini.Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, sedangkan Variabel Y adalah Prestasi Belajar Siswa Kelas X
SMAN 5 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
Penelitian ini pada dasarnya adalah untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan adanya pemberian perlakuan yaitu bimbingan belajar. oleh karena
itu, analisis data dengan statistika non parametrik dengan menggunakan uji-t
dianggap sesuai dalam penelitian ini. Selanjutnya, untuk memudahkan peneliti
dalam menganalisis data, maka peneliti menggunakan bantuan komputer dengan
H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar
1. Studi Pendahuluan
Studi Pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada
guru BK, Kepala sekolah, peserta didik di SMA Negeri 5 Bandung untuk
mengetahui motivasi belajar siswa, selain wawancara pada guru BK tentang
motivasi belajar, peneliti juga melalukan pendataan pada siswa kelas X.
Kemudian instrumen pengungkapan motivasi belajar yang telah di validasi
dilakukan uji empirik untuk melihat profil dan perencanaan desain program
bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar.
2. Perencanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan adalah: a)
identifikasi target populasi layanan (siswa, orang tua, guru); b) isi pokok program
(tujuan dan ruang lingkup program); c) organisasi program layanan
(pengorganisasian layanan bimbingan).
Perumusan perencanaan ini sebaiknya didasarkan kepada dalam hasil
proses identifikasi tentang kebutuhan siswa. Hal penting lainnya perencanaan ini
adalah menyangkut: (a) penempatan dan pengembangan staf; serta (b) penyediaan
dan fasilitas.
Setelah masalah motivasi belajar dapat ditunjukkan secara faktual dan
update, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat
3. Desain Program
Desain program bimbingan melalui teknik layanan bimbingan responsive
untuk meningkatkan motivasi belajar. Pedoman Teoritik program bimbingan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X disusun secara sistematis
sebagai berikut: (a) rasional; (b) asumsi; (c) tujuan program; (d) sasaran
program;(e) kompetensi konselor; (f) struktur dan tahapan pelaksanaan program;
(g) evaluasi dan indikator keberhasilan. Pedoman pelaksanaan program bimbingan
belajar untuk meningkatkan meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X dibuat
dalam bentuk Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK).
Pedoman pelaksanaan merupakan panduan teknis bagi konselor dalam
melaksanakan intervensi.
4. Penimbang (Judgment) Validasi Program Hipotetik
Validasi program dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa
pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang
dirancang. Penimbang (judgment) validitas program dilakukan oleh pakar atau
ahli antara lain: Dr.Ipah Saripah, M.Pd dan Dr Mubiar Agustin, M.Pd. Keduanya
merupakan pakar/dosen yang ahli dalam bidang bimbingan konseling. Kemudian
penimbang praktisi dilakukan oleh (a) Dra. Alfinur dan (b) Dra. Hj. Heni
Warnika, M.Pd. Keduanya merupakan praktisi dilapangan atau guru Bimbingan
dan Konseling di SMA Negeri 5 Bandung yang telah bertugas lebih dari 10 tahun.
Setelah desain program, divalidasi melalui diskusi dengan pakar atau para ahli dan
praktisi, maka akan dapat diketahui kekurangannya. Kekurangan program tersebut
5. Revisi Program
Setelah desain program, divalidasi melalui diskusi dengan pakar atau para
ahli dan praktisi, maka akan dapat diketahui kekurangannya. Kekurangan program
tersebut peneliti selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki
program.
6. Pengujian Empiris Program
Pengujian empiris program dilakukan dengan metode Quasi
Eksperimental Nonequivalent Control Group Designs. Desain hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (random).
7. Revisi
Revisi program ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata
terdapat kekurangan dan kelemahan.
8. Finalisasi
Program hipotetik bimbingan melalui teknik layanan bimbingan belajar
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah dilakukan uji coba
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran
2012/2013 secara umum masih berada pada kategori sedang, artinya perilaku
siswa hanya sebatas cukup pada dorongan atau motivasi untuk melakukan
kegiatan belajar, dan belum menggambarkan karakteristik siswa yang selayaknya
harus mempunyai motivasi belajar tinggi untuk meraih keseimbangan sukses
akademik, karir dan persiapan masa depan.
Sudah ada program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
motivasi belajar, tetapi belum secara khusus untuk mengembangkan motivasi
belajar siswa.
Rumusan program bimbingan belajar dinilai layak sebagai suatu kerangka
kerja layanan bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X
dengan merumuskan program terdiri dari dua bagian, yaitu: pedoman teoretik dan
pedoman pelaksanaan. Pedoman teoretik terdiri atas : (a) rasional; (b) asumsi; (c)
tujuan program; (d) sasaran program; (e) peran dan tugas konselor; (f) struktur
dan tahapan pelaksanaan program; (g) evaluasi dan indikator keberhasilan.
Pedoman pelaksanaan disusun berdasarkan: a) deskripsi; b) tujuan; f) SKLB.
Pedoman pelaksanaan merupakan panduan teknis bagi konselor dalam
Program ini efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dapat
dilihat dari peningkatan hasil skor yang diperoleh siswa.
B. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang diajukan berdasarkan hasil penelitian
ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu (1) pihak kepala sekolah, (2) guru
pembimbing, dan (3) penelitian selanjutnya.
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai penangung jawab kegiatan pendidikan di sekolah
secara menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas kepala
sekolah adalah mengkoordinasikan segenap kegiatan yang direncanakan,
diprogramkan dan yang berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran,
latihan, bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu,
harmonis dan dinamis. Program bimbingan dan konseling sekolah termasuk juga
dalam penelitian ini yaitu program bimbingan belajar untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Dengan profil motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung
yang telah dijelaskan pada pembahasan program bimbingan belajar, ternyata
sangat penting bagi guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan
bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu
dalam motivasi belajar dengan tujuan dapat menciptakan bimbingan yang
menyenangkan
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari
keterbatasan peneliti dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu,kepada
peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meningkatkan dan mengembangkan
motivasi yang sudah ada, dan perlu memberikan informasi-informasi baru yang
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di
Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Publikasi Jurusan PPB – FIP – UPI
Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
B. Uno, Hamzah (2007). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional : Penataan Pendidikan Profesional Konselor
dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal.
2008
Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ediasri Toto Atmodiwirjo.(2008). Optimalisasi Perkembangan Anak. Depok.
Eitington, J. E. (1996). The Winning Trainer (Winning Ways to Involve People in
Learning. Third Edition. Texas: Gulf Publishing Company.
Furqon. (1997). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Hakim. T. (2000). Mengatasi Rasa Tidak Pecaya diri. Jakarta: Puspa Swara.
Gagne, R.M. (2004). The Codition of Learning. Thierd Edition. New York: Holt, Rinchart and Winstin Inc.
Gazda, G. M. (1997). Group Counseling A Developmental Approach. Boston: Allyn and Baron.
Goble, F. (1987). Mahzab Kaetiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius
Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.
Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 2; teori-teori holistik
(organismik-fenomenologis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hernowo. (2003). Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk
Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC.
Hurlock, E.B. (1999). Develovmental Psycology A Life Span Approach. Fifth edition
Hurlock, E.B. (2003). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
J. J. Hasibuan dan Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jhon W. Santrock, Perkembangan Anak, terjemahan Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti, ( Jakarta : Erlangga, 2007 )
—————(2011) Belajar Psikologi. [Online]. Tersedia: www.
belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar [7 November 2010]
Kartini Kartono. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
M Baitul Alim. 2009. (Online)
(http://www.psikologizone.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-anak/06511161, diakses 1 Juli 2011)
—————(2001). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta :
Erlangga.
M. Asrori. (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Nurihsan. J & Yusuf, S. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya
Prayitno, (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.
Prayitno dan Erman Anti, (2004), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: P2LPTK Depdikbud
Prayitno. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Rita Eka Izzaty dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Saifuddin Azwar. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Santrock. J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa
Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga
Sarlito Wirawan Sarwono, (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Schmidt. J. J. (1999). Counseling in School Essential Services and Comprehensive
Program. USA. Ally and Bacon
Slameto, (2003) Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Sobur, Alex (2010). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia
Sri Rumini & Siti Sundari. (2004). Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suhirman. Ilmu Jiwa Belajar. (Online)
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli, diakses 1 Juli 2011)
Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
—————(2011) Bimbingan Belajar Peserta Didik. [Online]. Tersedia:
http://zaelaniqodir.blogspot.com [24 September 2012]
—————(2011) Definisi Lembaga Bimbingan Belajar. [Online]. Tersedia:
www. privatsurabaya.wordpress.com [24 September 2012]
—————(2011) Pengertian Belajar. [Online]. www.
ekozuardeyi.wordpress.com [24 September 2012]
—————(2011). Pengertian Definisi Bimbingan. [Online]. Tersedia: www.
carapedia.com [24 September 2012]
—————(2010) Makalah Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia: www.
jawaposting.blogspot.com [27 Oktober 2011]
—————(2011).[Online]. Teori Motivasi Mcclelland. Tersedia: http://henny2011.wordpress.com [5 April 2011]
—————[Online]. Tersedia:
http://fred1607.wordpress.com/2009/12/15/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua-faktor-hezberg/ [24 September 2012]
—————(2012). Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia: www.
tkampus.blogspot.com [24 September 2012]
Sunarto & Agung Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta
Susan Bentham. Psychology and Education. London and New York.
Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Reaserch.Yogyakarta : Andi.
Syamsuddin, Abin. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Syamsuddin, Abin. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Syamsuddin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Syaodih, Nana. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda
Walgito, Bimo. (2004). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset
Winkel, WS. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Winkel & Sri Hastuti (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Winkel & Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Winkel, W.S. (1991), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : Gramedia
—————(2011). Pengertian Posisi dan Tujuan Bimbingan Konseling.
[Online]. Tersedia: www. hafismuaddab.wordpress.com [6 Desember 2012]