Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI
FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia
Suresh Syawal Permana
1000392
PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI
FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Oleh
Suresh Syawal Permana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sains pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Suresh Syawal Permana di 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SURESH SYAWAL PERMANA
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI
FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR
Artocarpus heterophyllus Lamk
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Iqbal Musthapa, S.Pd.,M.Si. NIP. 1975122320011121001
Pembimbing II
Gun Gun Gumilar, SPd., M.Si NIP. 197906262001121001
Mengetahui,
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini melaporkan proses isolasi dan karakterisasi senyawa flavonoid dengan substituen isopren pada C-3 dari kayu akar nangka (Artocarpus heterophyllus L.). Isolasi dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi antara lain kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom gravitasi (KKG), dan kromatografi radial (KR). Analisis terhadap kemurnian senyawa didasarkan pada hasil kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan berbagai sistem eluen. Karakterisasi senyawa hasil isolasi didasarkan pada spektroskopi yang meliputi spektroskopi UV dan 1H NMR. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah senyawa yang dikenal sebagai kudraflavon C. Senyawa tersebut merupakan senyawa dengan kerangka dasar flavon dan memiliki substituen isopren di C-3 dan C-6 serta substituen hidroksi pada C nomor 5, 7, 2’ dan 4’. Secara biogenesis senyawa ini berasal dari hasil kondensasi clasein antara asam sinamat dengan tiga unit asetil koenzim A yang diikuti oleh reaksi siklisasi dan adisi.
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAC
This research was reported the process of isolation and characterization of flavonoid compound with isoprene substituen on C-3 from Artocarpus heterophyllus L. root. The isolation process was carried out using various technique of chromatography such as Vacuum-Liquid Chromatography, Colom Chromatography, and Radial Chromatography. The analysis of the purity of the compound were based on the result of Thin Layer Chromatography using variation of the eluen system. Characterizations of the isolate compound were based on the spectroscophy technique which include UV spechtroscophy and 1H-NMR. The results of this study found that the compound which have been isolated was qudraflavon C. This compound had a flavon basic skeleton with isopren substituen on C-3 and C-6, and also had the hidroxy substituen in C5;C7;C2’; and C4’. Biogenesis pathway of this compound through the claisen condesation between sinamic acid with 3 unit of acetyl CoA and followed by cyclitation and adition reactions.
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………. i
KATA PENGANTAR ………. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ………..…. iv
DAFTAR ISI ………...……….……… v
DAFTAR TABEL ……….. viii
DAFTAR GAMBAR ……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………. xi
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Rumusan Masalah ……….. 2
1.3 Tujuan Penelitian ……… 2
1.4 Batasan Masalah ………. 3
1.5 Manfaat Penelitian ……….. 3
1.6 Sistematika Penulisan ………. 3
BAB II Tinjauan Pustaka ………. 5
2.1 Senyawa Flavonoid ……….... 5
2.1.1 Senyawa Flavonoid pada Artocarpus ……….. 6
2.2 Teknik Isolasi ………. 11
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.2.2 Perkolasi ………. 12
2.2.3 Sokletasi ………. 12
2.3 Pemisahan dan Pemurnian ……… 13
2.3.1 Fraksinasi Cair-Cair ……… 13
2.3.2 Teknik Kromatografi ……….. 14
2.4 Karakterisasi dan Penentuan Struktur Senyawa ……… 16
2.4.1 Spektroskopi UV-Vis ………. 16
2.4.2 Spektroskopi Infra Red (IR) ……….. 17
2.4.3 Spektroskopi 1H NMR ……….. 18
BAB III Metodologi Penelitian ……… 20
3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian ……….. 20
3.2 Alat dan Bahan ………. 20
3.2.1 Alat ……… 20
3.2.1 Bahan ………. 20
3.3 Metode Penelitian ………. 21
3.3.1 Penyiapan Sampel Tumbuhan ………... 21
3.3.2 Proses Ekstraksi dan Fraksinasi ……… 21
3.3.3 Pemisahan dan Pemurnian ……… 22
3.3.4 Penentuan Karakterisasi Senyawa dalam fraksi … 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 24
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.1 Teknik Pengumpulan dan Preparasi Sampel
kayu akar A. heterophyllus ………... 24
4.1.2 Proses Ekstraksi dan Pemurnian Senyawa Kudraflavon C dari Kayu Akar A. heterophyllus…….. 25
4.2 Penentuan Struktur Senyawa Hasil Isolasi dari Kayu Akar A. heterophyllus ………... 31
4.2.1 Spektroskopi UV ……… 31
4.2.2 Spektroskopi 1H NMR ……… 33
4.3 Biogenesis Senyawa Kudraflavon C ………. 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 40
5.1 Kesimpulan ……… 40
5.2 Saran ……….. 40
DAFTAR PUSTAKA ………. 41
LAMPIRAN ………...……… 43
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Metabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesa oleh mahluk hidup
yang berfungsi untuk membantu proses pertahanan diri dari kondisi
lingkungan sekitar serta tanaman atau hewan pengganggu. Oleh karena itu,
keanekaragaman metabolit sekunder dari suatu mahluk hidup sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekosistem tempat mahluk tersebut hidup. Pada tumbuhan, metabolit sekunder diproduksi dengan tujuan utama sebagai “ anti-feedant” dan “attractant”, dimana kedua fungsi tersebut dapat membantu tumbuhan untuk berkembangbiak dan bertahan dari berbagai serangan hama
pengganggu (Achmad, 1986). Adanya fungsi tersebut mendorong manusia
untuk memanfaatkan metabolit sekunder sebagai sumber senyawa bioaktif.
Salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada semua tumbuhan hijau
kecuali alga adalah flavonoid. Metabolit sekunder ini merupakan zat warna
merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuhan (Achmad, 1986). Pada tumbuhan tingkat tinggi, flavonoid tersebar
dalam jaringan bunga, daun, ranting, buah, kayu dan akar.
Berdasarkan penelusuran literatur, diketahui bahwa senyawa flavonoid
memiliki berbagai aktivitas biologi yang menarik, antara lain sebagai
antioksidan, sitotoksik terhadap sel murine leukemia P-388, antimalaria,
antidiabet, antiinflamasi, antimikroba, antibakteri, antijamur, antivirus,
antikanker, anti-penuan, penghambat tirosinase, biosintesis melanin serta
penghambatan 5α-reduktase (Jagtab, 2010; Musthapa et al, 2010;
Booklanksiri, 2000; Hif et al, 1984; Wei, 2005; Havsteen, 1983; Tancate et al,
1973; Selway, 1986; Garbisa et al, 1999; Prasain et al, 2010, Arung, 2007;
Shimizu, 1998). Sumber senyawa flavonoid yang banyak terdapat di Indonesia
adalah tumbuhan dari genus Artocarpus atau dikenal sebagai tumbuhan
2
Flavonoid yang diisolasi dari tumbuhan ini memiliki berbagai ke-khasan
yang tidak terdapat pada flavonoid dari tumbuhan lain, yaitu adanya subtituen
isoprenil pada posisi C-3 dan juga pola oksigenasi di cincin B. salah satu
senyawa flavonoid yang memiliki subtituen prenil pada posisi C-3 adalah
kudraflavon C. Senyawa kudraflavon C dilaporkan memiliki berbagai aktivitas
yang menarik antara lain yaitu sebagai sitotoksik terhadap sel murine
leukemia P-388 (Musthapa et al, 2009), penghambat tirosinase (Nhan et al,
2012), anti-inflamasi (Han et al, 2006) dan dapat menghambat aktivitas HIV
(groweiss et al, 2000). Selain itu dari segi struktur senyawa kudraflavon C
memiliki kekhasan yaitu selain adanya isoprenil pada posisi C-3 juga memiliki
gugus isoprenil lain di C-6, serta pola oksigenasi di C-2’ dan C-4’ pada cincin
B.
Berdasarkan pada keunikan struktur senyawa dan aktivitas biologi yang
dimiliki oleh kudraflavon C, maka cara mengisolasi dan menentukan rumus
struktur senyawa kudraflavon C dari tumbuhan Artocarpus asal Indonesia
perlu untuk diketahui.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses isolasi senyawa kudraflavon C dari kayu akar
Artocarpus heterophyllus ?
2. Bagaimana cara penentuan struktur senyawa hasil isolasi dengan
menggunakan spektroskopi UV dan 1H-NMR ?
1.3Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penggunaan sampel yaitu tanaman Artocarpus
3
1.4Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui proses isolasi
senyawa kudraflavon C dari jaringan akar tumbuhan Artocarpus, serta cara
menentukan struktur senyawa tersebut dengan menggunakan teknik-teknik
spektroskopi.
1.5Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode
yang dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa kudraflavon C yang
terdapat pada tumbuhan nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dan
memberikan informasi mengenai cara penentuan stuktur senyawa kudraflavon
C (3-prenil-flavon) dengan menggunakan spektroskopi UV dan NMR.
1.6Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri atas lima bab yang meliputi bab 1 tentang pendahuluan,
bab 2 tentang tinjauan pustaka, bab 3 tentang metode penelitian, bab 4 tentang
hasil dan pembahasan, serta bab 5 tentang kesimpulan dan saran. Bab 1 yang
merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan. Latar belakang penelitian membahas tentang kerangka
pemikiran penelitian yang dilakukan. Rumusan masalah mencakup
masalah-masalah yang dimunculkan pada penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang
tujuan untuk memecahkan masalah yang diangkat pada penelitian. Batasan
masalah berisi tentang batas permasalahan yang dilakukan pada penelitian.
Manfaat penelitian berisi tentang manfaat penelitian secara keseluruhan.
Sistematika penulisan berisi tentang sistematika penulisan skripsi secara
keseluruhan.
Bab 2 yang mencakup tinjauan pustaka membahas mengenai teori-teori
yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, serta telusur pustaka
4
tentang metode penelitian yang dilakukan termasuk tahapan-tahapan
penelitian untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjawab masalah
yang diangkat. Bab 4 berisi tentang hasil penelitian beserta pembahasan
mengenai hasil yang didapatkan. Bab 5 berisi tentang kesimpulan penelitian
dan menjawab masalah yang diangkat pada penelitian, serta saran untuk
penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya. Pada akhir skripsi ini terdapat
daftar pustaka yang merupakan rujukan-rujukan dari jurnal ilmiah maupun
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Sampel dan Lokasi Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu akar
nangka (Artocarpus heteropyhllus). Sampel tersebut diperoleh dari
daerah Garut, Jawa Barat.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material
dan Hayati serta Laboratorium Kimia Instrumen Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan
Indonesia.
3. 2 Alat dan bahan penelitian
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat
gelas, maserator, penguap putar bervakum (vaccum rotatory evaporator),
pompa vakum, corong Buchner, set alat destilasi, set alat kromatografi
vakum cair dengan ukuran kolom diameter 7 cm dan 5 cm, freeze dryer,
Spektrometer UV-Vis mini dan NMR (Nuclear Magnetic Resonance)
Agilent 500 MHz.
3.2.2 Bahan
Pada penelitian ini, bahan utama yang digunakan adalah kayu akar
Artocarpus heterophyllus. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini terdiri bahan teknis. Bahan dengan kualitas teknis didestilasi terlebih
dahulu sebelum digunakan. Bahan-bahan yang digunakan adalah metanol,
heksan, etil asetat, aseton, diklorometan, silica gel 60 GF245 for TLC,
21
3. 3 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan
tersebut yaitu :
1. Penyiapan sampel
2. Ekstraksi dan fraksinasi
3. Pemisahan dan pemurnian
4. Karakterisasi dengan metode spektroskopi
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukan pada bagan alir
penelitian (Gambar 3.1). Uraian dari masing-masing pekerjaan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
3.3.1 Penyiapan Sampel Tumbuhan
Tahapan awal penelitian dimulai dari pengambilan sampel kayu
akar nangka dari daerah Garut, Jawa Barat. Kayu akar nangka yang akan
digunakan dikeringkan dengan bantuan sinar matahari sampai kering.
Sampel yang telah kering kemudian dibentuk menjadi serbuk dengan cara
digiling. Proses ini dilakukan di Balai Besar Kertas dan Pupl. Kemudian
serbuk kayu akar nangka yang diperoleh ditimbang untuk mengetahui
berat kayu akar nagka yang telah dikeringkan dan diserbukan.
3.3.2 Proses Ekstraksi dan Fraksinasi
Serbuk kayu akar nangka diekstraksi menggunakan pelarut
metanol. Teknik ekstraksi yang digunakan ialah ekstraksi cair-padat
dengan metode maserasi. Sampel direndam dalam pelarut metanol selama
72 jam. Setiap 24 jam pelarut yang digunakan harus diganti dengan pelarut
yang baru.
Ekstrak hasil maserasi kemudian disaring menggunakan corong
buchner. Seluruh filtrat hasil penyaringan dipekatkan hingga jumlah seluruh filtratnya menjadi 500 mL. Proses pemekatan filtrat menggunkan
rotary evaporator dalam keadaan vakum.
Ekstrak metanol yang telah dipekatkan difraksinasi berturut-turut
22
setiap kali ekstraksi, sehingga diperoleh fraksi heksan, etil asetat dan
metanol sisa. Fraksi heksan dan etil asetat yang diperoleh kemudian
dipekatkan dengan cara penguapan menggunakan alat rotary evaporator,
sehingga diperoleh massa dari masing-masing fraksi.
3.3.3 Pemisahan dan Pemurnian
Pemisahan dan pemurnian senyawa dalam penelitian ini dilakukan
melalui dua tahap yaitu kromatografi cair vakum dengan kolom 7 cm dan
kromatografi cair vakum dengan kolom 5 cm. Sebelum dilakukan proses
pemisahan dilakukan terlebih dahulu kromatografi lapis tipis untuk
menentukan eluen yang tepat.
3.3.4 Penentuan Karakterisasi Senyawa dalam Fraksi
Pada penentuan karakterisasi senyawa, digunakan beberapa cara
yaitu pengukuran dengan menggunakan spektrometri UV-Vis dan
pengukuran NMR. Pada pengukuran spektrometri UV-Vis, sampel fraksi
dilarutkan dalam metanol. Sampel kemudian discaning menggunakan
spektrometri UV-Vis pada panjang gelompang 200-400 nm. Sampel yang
telah diukur ditambahkan satu tetes NaOH yang kemudian discaning
kembali menggunakan spektrometri UV-Vis pada panjang gelompang
sama. Hasil dari pengukuran ini diperoleh data mengenai keberadaan
gugus kromofor pada suatu senyawa.
Pengukuran NMR menggunakan pengukuran proton untuk
mengetahui struktur senyawa dengan informasi posisi atom H (proton)
yang terdapat dalam senyawa hasil isolasi. Sampel dilarutkan dengan suatu
pelarut yang dapat melarutkan sampel dengan baik. Pelarut yang
digunakan merupakan pelarut yang terdeneutrasi pada atom hidrogennya.
Pengukuran dilakukan dengan cara memasukan sampel yang telah
dilarutkan kedalam tabung khusus untuk pengukuran NMR, sampel yang
23
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian Kayu akar
Nangka
Kayu akar Nangka
Dikeringkan dengan bantuan sinar matahari Diserbukan
Dimaserasi dengan metanol
Residu Ekstrak
Fraksinasi dengan heksan
Fraksi Heksan Fraksi metanol sisa
Fraksinasi dengan etil asetat
Fraksi etil asetat Fraksi metanol sisa
Dilakukan proses pemisahan dan pemurnian (berbagai teknik kromatografi).
Senyawa murni Struktur senyawa
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disusunlah kesimpulan sebagai berikut :
1) Senyawa kudraflavon C berhasil diisolasi dari kayu akar Artocarpus
heterophyllus dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi meliputi KVC, KKG, dan KR dengan menggunakan berbagai eluen antara lain
n-heksan : etil asetat = 6 : 4 dan diklorometan : metanol = 9 : 1 .
2) Karakterisasi senyawa kudraflavon C didasarkan pada hasil spektroskopi
UV yang memperlihatkan adanya dua puncak yaitu puncak sinamoil
(324,5 nm) dan benzoil (263,5 nm). Dari hasil spektroskopi NMR proton
memperlihatkan beberapa kelompok sinyal antara lain OH khelat pada
geseran kimia 13,443; adanya sinyal-sinyal di daerah aromatik untuk
cincin A dan B; adanya beberapa kelompok sinyal di daerah alifatik yang
menyatakan adanya isopren. Kelompok-kelompok sinyal yang
teridentifikasi tersebut merupakan sinyal-sinyal yang khas untuk
3-prenilflavon dalam hal ini adalah senyawa kudraflavon C
5.2 Saran
Penelitian dilanjutkan pada pengujian berbagai aktivitas biologi yang lain
terhadap senyawa kudraflavon C. Selain itu perlu juga dilakukan penambahan
jumlah awal sampel sehingga senyawa lain yang memiliki jumlah minor dapat
Permana, Suresh S. 2014
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUDRAFLAVON C DARI FRAKSI ETIL ASETAT KAYU AKAR Artocarpus heterophyllus Lamk
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul Arifin.(1986). KimiaOrganik Bahan Alam. Departemen pendidikan dan kebudayaan universitas terbuka.
Arung, E.T., Shimizu, K., dan Kondo, R.(2007). “Structure-activity relationship of prenyl-substituted polyphenols from Artocarpus heterophyllus as inhibitors of melanin biosynthesis in cultured melanoma cells”. Chem Biodivers.4:2166-2171.
Boonlaksiri, C., Oonanant, W., Kongsaeree, P., Kittakoop, P., Tanticharoen, M.,
dan Thebtaranonth, Y.(2000). “An antimalarial stilbene from Artocarpus
integer”. Phytochemistry.54:415-417.
Ersam, T., Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., Hakim, E.H., Makmur, L. dan Syah, Y.M.(2002). “A New Isoprenylated Chalcone, Artoindonesianin J, from the root bark of Artocarpus bracteata”. J Chem. Res. 4:186-187.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.(1981). Organik Chemistry. Diterjemahkan oleh A.H Pudjatmaka.1992. Kimia Organik Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Garbisa, S., Biggin, S., Cavallarin, N., Sartor, L., Benelli, R., dan Albini,
A.(1999) “Tumor Invasion: Molecular Shears Blunted by Green Tea”. Nat.
Med. (5):12-16.
Hakim, E.H., Achmad, S.A., Juliawaty, L.D., et al.(2006). Prenylated flavonoids and related compounds of the Indonesian Artocarpus (Moraceace). J.Nat Med.60:161-184.
Hakim, E.H., Juliawaty, L.D., Syah, Y.M., dan Achmad, S.A.(2005) “Molecular Diversity of Artocarpus Champeden (Moraceae): A Species Endemic to
Indonesia”. Molecular Diversity.9:149-158.
Hakim, E.H., Fahriyati, A, Kau, M.S et al.(1999). “Artoindonesianins A and B, two new prenylated flavones from the root of Artocarpus champeden”. J Nat Prod. 62:61-615.
42
Hano, Y., I. Naoyuki, H. Akio, dan T. Nomura.(1995). “Paratocarpin A-E five
new isoprenoid-substitued chalcones from Paratocarpus venenoza Zoll”. Heterocycle. 41(1):191-198.
Harbone, J.B.(1987). Metode Fitokimia 2. Bandung: ITB.
Havsteen, B.(1983). Flavonoids, a class of natural products of high pharmacological potency. Biochem Pharmacol. 32(7):1141-1148.
Hendayana, Sumar.(1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.
Hif, C.S., dan Howell, S.L.(1984).” Effects of epicatechin on rat islets of
Langerhans”. Diabetes 33:291-296.
Jagtap, U.B., Panaskar, S.N., dan Bapat, V.(2010). “Evaluation of antioxidant
capacity and phenol content in jackfruit (Artocarpus heterophyllus Lam.)
fruit pulp”. Plant Foods Hum Nutr.65:99-104.
Musthapa, I., Latip, J., Takayama, H., Juliawaty, L.D., Hakim, E.H., and Syah,
Y.M. (2009). “Prenylated flavones from Artocarpus lanceifolius and their
cytotoxic properties”. Nat. Prod. Com., 4(7): 927-930.
Nomura, T., Hano, Y., Aida, M.(1998). “Isoprenoid-Substitued flavonoids from
Artocarpus plants (Moraceace). Heterocycles.47(2): 1179-1205.
Prasain, J.K., Carlson, S.H., dan Wyss, J.M.(2010). “Flavonoids and Age-related Disease: Risk, Benefits and Critical Windows”. Maturitas, in press.
Selway, J.W.T.(1986). Antiviral activity of flavones and flavans. In: Cody V, Middleton E
Shimizu, K., Kondo, R., Sakai, K., Lee, S.H., dan Sato, H.(1998). “The inhibitory components from Artocarpus incisus on melanin biosynthesis”. Planta Med.64:408-412.
Siti Aisyah.(2008). Kumpulan Materi Ajar Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandung: tidak diterbitkan
Soebagio, dkk.(2005). Kimia Analitik II. Malang: UM Press.
43
Sunarya, Y dan Setiabudi, A.(2007). Mudah dan Aktif Belejar Kimia. Bandung: PT Setia Purna.
Tencate, J.W., Hoeringen, V.N.J., Gerritsen, J., dan Glasius, E.(1937).” Biological activity of a semisynthetic flavonoid O-(_-hydroxyethyl) rutosine: Light
scattering and metabolic studies of human red cells and platelets”. Clin
Chem.19:31-35.
Trung, N.N., Mai, H.K.N., Hai, X.N., Ngan, K.N.B., dan Thanh, T.N.(2012). “Tyrosinase inhibitors from the wood of artocarpus heterophyllus”. J.Nat.prod.75:1951-1955.
Venkataraman, K.(1972). “Wood Phenolics in the Chemotaxonomy of the
Moraceace”. Phytochemestry.11:1571-1586.
Wei, B.L, Weng, J.R., Chiu, P.H., Hung, C.F., Wang, J.P., dan Lin, C.N.(2005).
“Antiinflammatory flavonoids from Artocarpus heterophyllus and
Artocarpus communis”. J Agric Food Chem.53:3867-3871.