• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Resmi Praktikum Fisika Farmasi K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Resmi Praktikum Fisika Farmasi K"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS (Air, Aceton, Gotri, dan Cera Alba)

Disusun Oleh :

Nama Lengkap : Ika Fajrin Kurniapuspa A

NIM : 14.0388

Tanggal Praktikum : Selasa, 11 November 2015 Kelompok Praktikum : Kelompok A

Dosen Pengampu : Septiana Laksmi Ramayani, M.Sc.,Apt

LABORATORIUM FISIKA FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA

(2)

PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS (Air, Aceton, Gotri, Cera Alba)

I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara penetapan kerapatan dan bobot jenis dengan baik dan benar.

2. Mahasiswa mampu menentukan dan menghitung kerapatan dari berbagai macam zat (Air, Aceton, Gotri, dan Cera Alba) dengan baik dan benar.

3. Mahasiswa mampu menentukan dan menghitung bobot jenis dari berbagai macam zat (Air, Aceton, Gotri, dan Cera Alba) dengan baik dan benar.

II. DASAR TEORI

Kerapatan atau densitas adalah massa per satuan. Satuan umumnya adalah kilogram per meter kubik, atau ungkapan yang umum, gram per sentimeter kubik, atau gram per milliliter. Kerapatan berubah dengan perubahan temperatur (dalam banyak kasus, kerapatan menurun dengan kenaikan temperature, karena hamper semua substansi mengembang ketika dipanaskan). Konsekuensinya, temperature harus dicatat dengan nilai kerapatannya, tekanan gas harus spesifik. Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur dan tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat. Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik pemadatan ( Packing Characteristic ). Dalam sistem matriks kerapatan diukur dengan gram / milliliter (untuk cairan) atau gram/cm2 (Stoker, 1993).

(3)

Kerapatan partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan volume dan partikel yang mengandung retakan-retakan mikroskopis pori-pori dalam ruang kapiler. Penentuan bobot jenis berlangsung dengan piknometer, Areometer, timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan cara manometris. Metode Piknometer, pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan piknometer yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu (20oC). Ketelitian metode

piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet (Martin, 1993).

Metode penentuan untuk cairan menurut Martin, 1993 antara lain : 1. Metode Piknometer

Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.

2. Metode Neraca Hidrostatik (Neraca Mohr-Westphal)

Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang terdesak. Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan mudah dilaksanakan.

3. Metode areometer.

(4)

III. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT B. BAHAN

1. Neraca Elektrik 1. Air

2. Piknometer dengan termometer 2. Aceton

3. Termometer Ruang 3. Gotri

4. Pipet Tetes 4. Cera Alba

5. Pinset 5. Air Es / Es Batu

6. Tissue

7. Beakerglass 8. Baskom

IV. CARA KERJA

A. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan

Ditimbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan seksama

Diisi piknometer dengan air hingga penuh, lalu rendam dalam es hingga suhu ±2°C di bawah suhu percobaan

Ditutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air naik sampai mencapai suhu percobaan lalu tutup pipa kapiler piknometer

Dibiarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Air yang menenpel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan saksama

Dilihat dalam tabel berapa kerapatan air pada suhu percobaaan yang digunakan untuk menghitung volume air = volume piknometer

Cara perhitungan : Bobot piknometer + air = A ( gram ) Bobot piknometer kosong = B ( gram )

-Bobot air = C ( gram )

Kerapatan air pada suhu percobaan ( tabel ) =  air

Volume piknometer ( V ) = C ( gram ) air(gram/ml )

(5)

Dilakukan penimbangan etanol 70% dengan menggunakan piknometer yang sama seperti pada percobaan A

a. Misal bobot zat X = D ( gram )

b. Bobot piknometer kosong = B ( gram )

c. Volume piknometer = VP (ml)

Kerapatan air pada suhu percobaan ( tabel ) : air

Kerapatan etanol 70% dihitung dengan cara :

¿DB(gram) V(ml)

¿… gram. ml -1

Berat jenis etanol 70% dihitung dengan cara d = etanol air

Dengan cara yang sama di atas, tentukan kerapatan dan bobot jenis aseton dan kloroform

C. Penentuan Kerapatan Dan Berat Jenis Zat Padat Yang Kerapatan Dan Berat Jenisnya Lebih Besar Dari Air.

Dilakukan Penimbangan zat padat (misal gotri) yang akan ditentukan kerapatannya dengan saksama. Misal bobot = X (gram)

Dimasukan gotri teraebut dalam piknometer, isi piknometer dengan air hingga penuh, tutup piknometer dan cairan yang menempel usap dengan tissue. Lakukan penimbangan dengan memperhatikan suhu percobaan sama seperti

percobaan A (1).

a. Misal bobot = Y (gram)

b. Berat piknometer kosong = B (gram)

c. Bobot air = C (gram)

Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) : air

Kerapatan gotri dihitung dengan cara :

a. Bobot piknometer+gotri+air = Y (gram)

b. Bobot gotri = X (gram)

c. Bobot piknometer+air (Y-X) = Z( gram)

(6)

e. Bobot air yang ditumpahkan (C-W) = Q (gram)

f. Volume air yang ditumpahkan = Volume gotri (ml)

V gotri = Q (gram)

 air (gram/ml)

Kerapatan gotri dihitung dengan cara : gotri =

Bobot gotri IX(gram) Volume gotri IV gotri(ml)

Berat jenis gotri digitung dengan cara : d gotri ¿gotri

air

D. Penentuan Kerapatan Dan Berat Jenis Zat Padat Yang Kerapatan Dan Berat Jenisnya Lebih Kecil Dari Air

Dicairkan paraffin padat / lilin, masukan gotri ke dalamnya dan biarkan memadat

Diratakan paraffin yang menempel pada gotri supaya membentuk bulatan , sehingga dapat dimasukan ke dalam piknometer

Ditimbang gotri + paraffin dengan saksama = E (gram) ↓

Dimasukan gotri+paraffin ke dalam piknometer, isi air ke dalamnya hingga penuh dan tutup. Usap air yang menempel dengan tissue kemudian timbang

dengan saksama ↓

Bobot piknometer kosong = B (gram)

Bobot air = C (gram)

Bobot gotri = X (gram)

Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) : air

Kerapatan paraffin dihitung dengan cara :

(7)

Bobot piknometer+air = D( gram) Bobot piknometer kosong = B (gram)-Bobot air = M(gram) Bobot air yang ditumpahkan ( C-M) = L (gram)

Volume air yang ditumpahkan =Volume paraffin

V paraffin = LV gotri

air

= K (ml) Bobot paraffin ( E-X) = J (gram) Kerapatan paraffin / paraffin =

J(gram) K(ml)

Berat jenis paraffin dihitung dengan cara :

d paraffin = paraffin

air

V. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA 1. Hasil Percobaan Kelompok 1

A. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan Bobot piknometer + air = 62,55 gram (A) Bobot piknometer kosong = 37, 23 gram (B)

Bobot air = 25,32 gram (C)

Kerapatan air = 0,9960 gram/mL

Vol. Piknometer = Vol. Air = C (gram) ρ air (g/mL) = 25,32 g 0,9960 g/mL = 25,42 mL Kerapatan air

Ρ air = (bobot pikno + air) – bobot pikno kosong Vp

(8)

d = ρ air ρ air = 0,9960 g/mL 0,9960 g/mL = 1

B. Penentuan Kerapatan dan Berat Jenis zat cair (air es)

Bobot piknometer kosong = 33,44 gram Air Es Bobot Zat Uji + Piknometer 57,55 gram Bobot Piknometer kosong 33,44 gram

Volume Piknometer 26,75 gram

Kerapatan zat 0,9088 gram/mL

Berat Jenis 0,9124

Nama zat uji Bobot zat uji + piknometer Bobot zat uji

1. Air Es = 57,55 gram = 24,11 gram

Kerapatan air es

Ρ air = (bobot pikno + air es) – bobot pikno kosong Vp

= 57,55 – 33.44 26,75 = 0,9088 g/mL BJ

d = ρ air ρ air = 0,9088 g/mL 0,9960 g/mL = 0,9124

C. Penentuan Kerapatan Zat Padat yang Kerapatannya Lebih Besar Dari Pada Air 1. Bobot piknometer + air + zat padat = 63,28 gram

2. Bobot zat padat = 0,87 gram

3. Bobot air + piknometer = 62,41 gram

4. Bobot air = 25,18 gram

5. Bobot air yang ditumpuhkan = 0,14 gram

6. Volume air yang ditumpahkan (V zat padat) = 0,14 gram 0,9960 gram/mL

= 0,14056 mL

7. Kerapatan zat padat

Ρ gotri = Bobot gotri (gram) Vol gotri = 0,87 gram

(9)

BJ

d = ρ gotri ρ air

= 6,1895 gram/mL 0,9960 gram/mL = 6,2144

D. Penentuan Kerapatan Zat Padat yang Kerapatannya Lebih Kecil dari pada Air 1. Bobot pikno +air +zat padat + cera = 58,34 gram

2. Bobot piknometer kosong = 33,44 gram 3. Bobot zat padat + cera = 0,90 gram

4. Bobot zat padat = 0,87 gram

5. Bobot air = 24 gram

6. Bobot air yang ditumpahkan = 2,17 mL

Vol. Cera = 2,17 mL - 0,14056 mL

0,9960 = 2,0376 mL Kerapatan zat padat

Ρ gotri = (Bobot zat padat + cera) - Bobot zat padat Vol cera

= 0,90 gram – 0,87 gram 2,0376 mL = 0,0147 gram/mL BJ

d = ρ cera ρ air

= 0,0147 gram/mL 0,9960 gram/mL = 0,01478

2. Hasil Percobaan Kelompok 2

A. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan (Piknometer 9) Suhu percobaan 200

Kerapatan pada tabel suhu 250 = 0,9960 gr/mL

Volume air = Volume Piknometer

Bobot piknometer + air = 58,50 gr Bobot piknometer kosong = 34,10 gr _

Bobot air = 24,40 gr

ρair = 0,9960 gr/mL

Vp = 24,40 gr

0, 9960 gr/mL = 24,49799197 = 24,50 mL

(10)

24,50

Bobot jenis (d) = 0,9960 gr/mL = 1 0,9960 gr/mL

B. Penentuan Kerapatan dan Berat Jenis Zat Cair (Etanol 70%) (piknometer 8) Bobot piknometer + air = 62,39 gr

Bobot piknometer kosong = 37,56 gr _

Bobot air = 24,83 gr

Vp = 24,83 gr

0,9960 gr/mL = 24,93 mL Bobot piknometer + etanol 70 % = 59,69 gr Bobot piknometer kosong = 37,56 gr _ Bobot etanol 70 % = 22,13 gr

ρetanol 70 % = 22,13 gr

24,93 mL = 0,8877 gr/mL Berat jenis etanol 70 % (d) = ρetanol

ρair

= 0,8877 gr/mL 0,9960 gr/mL = 0,8912

C. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat (1 gotri) kerapatannya lebih besar dari air (Piknometer 9)

Bobot piknometer kosong = 34,10 gr (B)

Bobot air = 24,40 gr (C)

ρair = 0,9960 gr/mL

Bobot pikno+gotri+air = 58,86 gr (Y)

Bobot gotri = 0,44 gr _ (X)

Bobot piknometer+air = 58,42 gr (Z)

Bobot air (Z-B) = 58,42 gr – 34,10 gr

= 24,32 gr (W)

Bobot air tumpah (C-W) = 24,40 gr – 24,32 gr

= 0,08 gr (Q)

V gotri = Bobot air tumpah (Q)

ρair

(11)

ρgotri = 0,44 gr

0,0803 mL = 5,4795 gr/mL

d gotri = 5,4795 gr/mL

0,9960 gr/mL = 5,50

D. Penentuan kerapatan dan BJ Zat Padat (Cera) kerapatannya lebih kecil dari air. (Piknometer 8 )

Berat piknometer kosong = 37,56 gr

Bobot air = 24,83 gr

Bobot gotri = 0,44 gr

ρair = 0,9960 gr/mL

Bobot piknometer+gotri+cera+air = 58,87 gr

Bobot gotri+cera = 0,45 gr _

Bobot piknometer+air = 58,42 gr

Bobot piknometer kosong = 37,56 gr _

Bobot air = 20,86 gr

Bobot air yang tumpah = 24,83 gr – 20,86 gr = 3,97 gr

Vcera = Bobot air tumpah – volume gotri

ρair

= 3,97 gr – 0,0803 0,9960 = 3,90 mL

Bobot cera = (Bobot gotri+cera) – bobot gotri

= 0,45 gr – 0,44 gr = 0,01 gr

ρcera =0,01 gr

3,90 mL = 0,03 gr/mL

dcera = ρcera

ρair

= 0,03 gr/mL 0,9960 gr/mL

= 0,0301 3. Hasil Percobaan Kelompok 3

A. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan (Air) Bobot piknometer+ air = 58,54gram

Bobot piknometer Kosong =34,41 gram

Bobot air = 24,03 gram

Kerapatan air suhu 25⁰ =0.9960 gram/mL (Depkes RI, 1995:1030) Volume piknometer = C (gram) : ρ air (g/mL)

(12)

Kerapatan Piknometer I (Air) ρ air = (bobot pikno +air) – bobot pikno kosong

Vp = 58,54 – 34,32 gram

24,12 mL = 0,9963 g/mL

BJ Piknometer = 0,9963g/mL

0,9960 g/mL = 0,99996 = 1

B. Penentuan Kerapatan dan Berat Jenis zat Cair (Aseton)

Bobot piknometer kosong = 33,56 gram Aseton Bobot Zat Uji + piknometer 53,60 gram Bobot piknometer kosong 33,57 gram

Volume piknometer 24,74 ml

Kerapatan zat 0,8096 g/ml

Berat Jenis 0,8129

Nama zat uji Bobot zat uji + piknometer Bobot zat uji

1. Aseton = 53,60 gram 20,03 gram

Kerapatan air es ρ air = (bobot pikno +aseton) – bobot pikno kosong Vp

= 53,60 – 33,57 gram 24,74 mL = 0,8096 g/Ml Bj = ρ aceton

ρ air = 0,8096 g/mL 0,9960 g/mL = 0,8129

C. Penentuan Kerapatan Zat Padat yang Kerapatannya Lebih Besar Dari Pada Air (Gotri)

Dipakai 1gotri

1. Bobot piknometer + air + gotri = 58,35 gram

2. Bobot gotri = 0,45 gram

3. Bobot Air = 24,03 gram

(13)

5. Bobot air yang ditumpahkan = 0,44 gram 6. Volume air yang ditumpahkan (V zat padat) = 0,44 gram

0,9960 g/mL = 0,4418 mL

7. Kerapatan zat padat (gotri) = 1,0186 gram/mL

ρ gotri = Bobot gotri (gram) Vol gotri

= 0,45 gram 0,4418 mL = 1,0186 gram/mL

8. BJ d = ρ gotri

ρ air

=1,0186 gram/mL 0,9960 gram/mL = 1,022

D. Penentuan Kerapatan Zat Padat yang Kerapatannya Lebih Kecil dari Pada Air 1. Bobot piknometer + air + zat padat+cera = 58,22 gram

2. Bobot piknometer kosongi = 33,58 gram

3. Bobot zat padat+cera = 0,53 gram

4. Bobot air + piknometer = 58,54 gram

5. Bobot air = 24,64 gram

9. Bobot air yang ditumpahkan = 0,53 gram

10. Volume Cera = 0,53mL-0,44 mL gram

0,9960 gram/mL = 0,0904 mL

11. Kerapatan zat padat (cera alba)

ρ cera = (Bobot zat padat +cera) – bobot zat padat Vol Cera

= 0,53 gram – 0,45 gram 0,0904 mL = 0,8849 gram/mL

12. BJ d = ρ cera

ρ air =0,8849 gram/mL

0,9960 gram/mL = 0,8885

4. Hasil Percobaan Kelompok 4

A. Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan (Piknometer 1) Bobot piknometer + air = 58,65 gram

Bobot piknometer kosong = 34,31 gram

Bobot air = 24,34 gram

Kerapatan air = 0,99602 gram

Volume piknometer (Vp) = volume air

(14)

Kerapatan air pada suhu percobaan = ρair

Ƿair = bobot air = 24,34 gram = 0,99601 g/ml Vp 24,4373 ml

Berat jenis air (d) :

d = Ƿair = 0.99601 g/ml = 1 Ƿair 0,99602 g/ml

B. Penentuan Kerapatan Zat Cair Kloroform (Piknometer 2) Bobot piknometer + air = 58,36 gram

Bobot piknometer kosong = 34,09 gram

Bobot air = 24,27 gram

Bobot piknometer+ kloroform= 69,63 gram Bobot kloroform = 35,54 gram Volume piknometer (Vp) = volume kloroform

Vp = bobot air = 24,27 gram = 24,37 ml Ƿair 0,99602 g/ml

Kerapatan kloroform :

Ƿkloroform = bobot kloroform = 35,54 gram = 1,45835 g/ml Vp 24,37 ml

Berat jenis kloroform :

d = Ƿkloroform = 1,45835 g/ml = 1,46 Ƿair 0,99602 g/ml

C. Penentuan Kerapatan Zat padat (2 gotri) yang Kerapatannya Lebih Besar dari Air (Piknometer 2)

Bobot piknometr + air = 58,36gram Bobot pinometer kosong = 34,09 gram

Bobot air1 = 24,27 gram (A)

Bobot piknometer + air + 2 gotri = 59,09 gram

Bobot 2 gotri = 0,88 gram

Bobot air + piknometer = 58,21 gram

Bobot air2 = 24,12 gram (B)

Bobot air yang ditumpahkan (A-B) = 0,15 gram

Volume air yang tumpah = Volume gotri (Vg)

Vgotri = bobot air yang tumpah = 0,15 gram = 0,15059 ml Ƿair 0,99602 g/ml

Kerapatan gotri :

Ƿgotri = bobot gotro = 0,88gram = 5,84368 g/ml Vgotri 0,15059 ml

Berat jenisgotri :

d = Ƿgotri= 5,84368 g/ml = 5,8 Ƿair 0,99602 g/ml

D. Penentuan Kerapatan Zat Padat (Cera) yang Kerapatannya Lebih Kecil dari Air (Piknometer 1)

Bobot piknometer + air = 58,65 gram

Bobot piknometer kosong = 34,31 gram (A)

Bobot air1 = 24,34 gram (B)

(15)

Bobot 2 gotri + cera = 0,94 gram

Bobot 2 gotri = 0,88 gram

Bobot cera = 0,06 gram

Bobot piknometer + air = 58,48 gram (C)

Bobot air2 (C-A) = 24,17 gram (D)

Bobot air yang ditumpahkan (B-D) = 0,17 gram

Volume gotri = 0,15059 ml

Volume cera :

Vcera = bobot air yang tumpah –Vgotri = 0,03 gram = 0,02008 ml Ƿair 0,99602 g/ml

Kerapatan cera :

Ƿcera = bobot cera = 0,06 g = 2,98805 g/ml Vcera 0,02008 ml

Berat jenis cera :

d = Ƿcera =2,98805 g/ml = 2,9 Ƿair 0,99602 g/ml 5. Data Pengolahan Tablet 1 Kelompok Besar

Hasil Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan

Volume Air = 25,42 mL

ρ air = 0,9960 gram/mL d = 1

Volume Air = 24,50 mL

ρ air = 0,9960 gram/mL d = 1

Volume Air = 24,12 mL

ρ air = 0,9963 gram/mL d = 1

Volume Air = 24,4373 mL

ρ air = 0,99601 gram/mL d = 1 Penentuan

Kerapatan dan Berat Jenis dari Zat Cair

Vp = 26,75 mL ρ air es = 0,9088 gram/mL d air es = 0,9124

Vp = 24,93 mL ρ etanol = 0,8877 gr/mL d etanol = 0,8912

Vp = 24,74 mL ρ aceton = 0,8096 gr/mL d aceton = 0,8129

Vp = 24,37 mL ρ kloroform = 1,45835 gr/mL

d kloroform = 1,46 Penentuan Kerapatan Zat Padat yang Kerapatanny a Lebih Besar dari Air

Vol Gotri = 0,14 gram

ρ gotri = 6,1895 gram/mL d gotri = 6,2144

Vol Gotri = 0,0803 mL

ρ gotri = 5,4795 gram/mL d gotri = 5,50

Vol Gotri = 0,4418 mL

ρ gotri = 1,0186 gram/mL d gotri = 1,022

Vol Gotri = 0,15059 mL ρ gotri = 5,84368 gram/mL d gotri = 5,8 Penentuan

Kerapatan Zat Padat dan Berat Jenis yang Lebih Kecil dari Air

Vol Cera = 2,0376 mL

ρ Cera = 0,0147 gram/mL d Cera = 0,01478

Vol Cera = 3,90 mL

ρ Cera = 0,03 gram/mL d Cera = 0,0301

Vol Cera = 0,0904 mL

ρ Cera = 0,8849 gram/mL d Cera = 0,8885

Vol Cera = 0,02008 mL

ρ 2,98805 gram/mL d Cera = 2,9

(16)

Pada praktikum Fisika Farmasi kali ini melakukan pengujian kerapatan dan berat jenis dari suatu zat. Kerapatan sendiri adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur dan tertentu. Sedangkan berat jenis adalah konstanta / tetapan bahan yang bergantung pada suhu unutuk padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volumenya atau bobot jenis adalah suatu karakteristik bahan yang penting yang digunakan untuk pengujian identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu, terutama dari cairan dan zat-zat bersifat seperti malam. Pada praktikum Fisika Farmasi kali ini kerapatan dan berat jenis zat yang ditentukan antara lain, air, air es, etanol, aceton, kloroform, gotri, dan cera. Pada tiap-tiap kelompok mendapatkan jenis zat cair yang berbeda. Tujuan percobaan ini umunya adalah untuk mengetahui perbedaan kerapatan dan bobot jenis masing-masing zat, mengetahui metode yang digunakan, mengukur kerapatan dan bobot jenis masing-masing zat. BJ digunakan untuk membandingkan kerapatan sedangkan kerapatan membandingkan volume dan massa. Percobaan ini dilakukan pada suhu 25°C untuk mengoptimalkan pengukuran pada suhu ruangan.Sampel yang digunakan Kelompok 1 adalah air, air es, gotri, dan cera. Sedangkan untuk Kelompok 2 adalah air, etanol, gotri dan cera. Pada kelompok 3 digunakan sampel antara lain, air, aceton, gotri, dan cera. Serta pada kelompok 4 digunakan sampel, air, kloroform, gotri, dan cera. Sedangkan alat yang digunakan untuk menghitung kerapatan dan berat jenis adalah piknometer dengan termometer ruang. Sebelum menggunakan alat-alat praktikum untuk melakukan pengujian, piknometer harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu hingga tidak ada sedikitpun titik air di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bobot kosong dari alat. Apabila masih terdapat titik air di dalamnya, akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pada pengisian dengan sampel, harus diperhatikan agar tidak terdapat gelembung udara di dalamnyakarenaakan mengurangi bobot sampel yang akan diperoleh. Alat piknometer yang digunakan telah dilengkapi dengan termometer, sehingga langsung dapat diketahui suhu sampel tersebut. Pada percobaan zat cair yang mudah menguap seperti etanol, aceton, maupun kloroform pengukuran harus segera dilakukan ketika piknometer telah diisi sampel karena etanol bersifat mudah menguap sehingga akan terus berkurang bobotnya.

(17)

volume sebesar 25,42mL, kelompok 2 sebesar 24,50 mL, kelompok 3 sebesar 24,12 mL, sedangkan pada kelompok 4 sebesar 24,43 m L. Setelah itu menentukan kerapatan dan BJ atau Berat Jenis dari zat cair tersebut yaitu air, kemudian menentukan kerapatan dan BJ dari zat cair seperti etanol, aceton, dan kloroform dengan cara yang sama, serta menentukan kerapatan dan berat jenis dari zat padat yaitu gotri dan cera dengan cara yang sama pula. Tujuan penurunan suhu menjadi 20°C dilakukan untuk menghindari anomali air. Anomali air adalah pengecualian (anomali) yang dialami air saat didinginkan atau dipanaskan. Pada saat dipanaskan dari 0°C sampai 4°C, air mengalami pengerutan (pengecilan volume) sehingga massa jenisnya meningkat. Keadaan ini berbeda dengan zat cair pada umumnya. Pada saat suhunya berada antara 4°C sampai 100°C, air menampilkan perilaku yang sama dengan zat cair lainnya, yaitu memuai atau terjadi penurunan massa jenis. Hanya sampel air yang didinginkan sampai suhu 20°C, lalu dinaikkan sampai suhu 23°C dengan keadaan pipa kapiler yang terbuka agar cairan yang beku akan mencair kembali. Setelah itu, piknometer ditutup bersamaan dengan pipa kapiler yang juga ditutup sampai suhu 25°C untuk menstabilkan suhu dengan suhu ruangan. Sifat dari zat – zat cair seperti air yaitu merupakan cairan murni tidak jenuh, sehingga pada proses pengukuran menjadi lebih mudah.

Etanol merupakan senyawa organic yang bersifat polar yang digunakan sebagai pelarut bagi zat – zat tertentu. Begitu pula dengan aceton dan kloroform yang mempunyai kegunaan sebagai zat pelarut pada zat tertentu dan bersifat polar. Dari hasil percobaan dengan berbagai zat dihasilkan kerapatan dan BJ antara lain, pada kelompok 1 menghasilkan kerapatan air es 0,9088gram/mL, kelompok 2 kerapatan etanol 0,8877gram/mL, pada kelompok 3 kerapatan aceton 0,8096gram/mL, sedangkan pada kelompok 4 kerapatan dari kloroform adalah 1,4583gram/mL. Berat Jenis yang diperoleh kelompok 1 air es adalah 0,9124, kelompok 2 etanol 0,8912, pada kelompok 3 aceton 0,8129, sedangkan pada kelompok 4 yaitu 1,46. Dari hasil yang diperoleh jika dibandingkan dengan literatur yang ada yaitu Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, menyatakan bahwa zat-zat cair tersebut mempunyai kerapatan dan berat jenis yang lebih kecil dari air. Sedangkan dari data yang diperoleh, pada kelompok 1, 2, dan 3 memenuhi persyaratan sedangkan pada kelompok 4 tidak memenuhi persyaratan karena kerapatan dan BJ nya lebih besar dari air sehingga tidak sesuai.

(18)

gotri adalah 6,2144. Pada kelompok 2 kerapatan gotri yaitu 5,4795gram/mL, dan berat jenisnya 5,50. Pada kelompok 3 kerapatan gotri adalah 1,0186gram/mL, gotri yang digunakan sebanyak 1 buah gotri berbeda dengan kelompok 1, 2, dan 4 yaitu 2 buah gotri. Sedangkan berat jenis gotrinya adalah 1,022. Namun pada kelompok 4 kerapatan gotri diperoleh 5,8436gram/mL, dan berat jenisnya 5,8. Akan tetapi menurut panduan literature yaitu pada Farmakope Indonesia edisi ke IV tahun 1995, kerapatan dan BJ terbesar adalah pada saat percobaan gotri karena merupakan suatu zat padat yang mempunyai bobot yang lebih tinggi daripada cairan dan nilai kerapatan dan BJ tergantung pada wujud dari zat itu. Sehingga dari kelompok 1 sampai 4 sudah sesuai dengan literatur dan data yang diperoleh. Sedangkan untuk kerapatan dan berat jenis cera pada kelompok 1 yaitu 0,0147gram/mL dan 0,01478. Pada kelompok 2 yaitu 0,03gram/mL, dan 0,0301. Pada kelompok 3 diperoleh 0,8849 gram/mL, dan 0,8885. Sedangkan pada kelompok 4 diperoleh kerapatan cera 2,98805gram/mL, dan berat jenisnya 2,9. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada kelompok 1 sampai 3 memenuhi persyaratan karena sudah sesuai dengan literatur yang ada yaitu berat jenis cera lebih kecil dari air yang berat jenis nya 1. Namun pada kelompok 4 tidak sesuai karena hasil yang diperoleh lebih dari 1.

VII. KESIMPULAN

Pada hasil percobaan juga dapat disimpulkan bahwa semakin berat bobot suatu zat maka semakin tinggi pula kerapatan yang dimiliki zat tersebut karena kerapatan berbanding lurus dengan bobot suatu zat. Kerapatan dan bobot jenis yang terkecil yaitu cera, namun pada kelompok 3 dan 4 kerapatan dan berat jenis cera lebih besar dari zat cair. Sedangkan kerapatan dan bobot jenis yang besar yaitu zat padat karena semakin berat bobot suatu zat maka akan semakin tinggi pula kerapatan yang dimiliki zat tersebut karena kerapatan berbanding lurus dengan bobot zat dan berbanding terbalik dengan volume.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Martin, A., 1993. Farmasi Fisika. Universitas Indonesia. Jakarta

(19)

Semarang, 11 November 2015

Dosen Pengampu Praktikan

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan dan menyebabkan meningkatnya gaya kohesi antar molekul sirup sehingga gaya adhesi antara larutan dan

Penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan dan kecuali dinyatakan lain didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah ditetapkan terhadap bobot air

Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul dalam fasa cair lainnya.. Sistem

Pengampu : Elya

benda-benda itu diudara dan dalam zat cair (yang akan ditentukan massa jenisnya), kemudian diukur massa jenis fluida dengan menggunakan aerometer,

Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu zat cair akan mendapat gaya ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang dipindahkan?. Berdasarkan percobaan

Untuk memisahkan zat padat dari zat cair, dimana zat padat tidak melarut dalam zat cair dapat dilakukan dengan cara dekantasi atau penyaringan, sedangkan untuk

Angka kental relatif zat cair dalam percobaan ini (etanol dan minyak) terhadap akuades (air) dengan viskositas 0,8513 cP pada suhu 27°C menggunakan metode pipa kapiler