• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. n Cop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. n Cop"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ENDRO TENOYO

RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh :

1. Galih kurniawan (20151182) 2. Imam Suta Wijaya (20151187) 3. Indah Setiyaningsih (20151188)

4. Istiqomah (20151191)

5. Muhammad Ainun Najib (20151201)

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan asuhan keperawatan dengan gangguan resiko perilaku kekerasan pada Tn.N diruang endro tenoyo RSJD Dr. Amino gondohutomo semarang

Semarang, juli 2018

Mahasiswa

Mengetahui,

(3)

BAB I

LANDASAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian

Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart dan Sundeen, 1995). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptive.

Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria, 2009).

B. Etiologi

Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Klien dengan perilaku kekerasan sering menunjukkan adanya (Boyd & Nihart, 1998) antara lain :

1. Data Obyektif : a. Muka merah, b. Pandangan tajam, c. Otot tegang, d. Nada suara tinggi, e. Berdebat,

(4)

2. Data Subyektif :

a. Mengeluh perasaan terancam

b. Mengungkapkan perasaan tidak berguna c. Mengungkapkan perasaan jengkel

d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa tercekik, dada sesak, bingung.

C. Penyebab

1. Faktor Predisposisi

Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:

a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan.

b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.

c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive).

(5)

2. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, kepercayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.

D. Akibat

Menurut Townsend, M.C., (1998: 156) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri ataupun orang lain.Seseorang yang dapat beresiko melakukan perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku:

1. Data Subyektif :

a. Mengungkapkan melihat atau mendengar sesuatu yang mengancam b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir

(6)

E. Rentang Respon

Respon adaptif Respomaladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat, 1997).

1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain. 2. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau

keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.

3. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami.

4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain

(7)

F. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Gangguan harga diri : harga diri rendah (Budiana,Keliat 1999)

G. Masalah dan data yang perlu dikaji

N o

Masalah

keperawatan Data Subyektif Data Obyektif

1 Masalah utama :

Merasa diremehkan orang lain.

2 MK : penyebab Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Mengungapkan ingin diakui jati dirinya.

Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli.

(8)

Mengkritik diri sendiri

Perasaan tidak mampu

Tidak mau makan dan tidur

3 MK : Akibat

Resiko mencederai diri sendiri dan

mengungkapkan apa yang dilihat dan didengar

mengancam dan membuatnya takut

1. Risiko mencederai orang lain berhubungan dengan perilaku kekerasan 2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah

I. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

2. Tujuan Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan :

(9)

2) Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak menjawab

3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Tindakan :

1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan

2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal 3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan

bermusuhan klien dengan tenang.

c. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan Tindakan :

1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel atau kesal

2) Observasi tanda perilaku kekerasan

3) Simpulkan bersama klien tanda-tanda

jengkel/kesal yang dialami klien

d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Tindakan :

1) Anjurkan klien mengungkapkan

perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

2) Bantu klien bermain peran sesuai

dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

3) Tanyakan apakah dengan tindakan

(10)

e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan Tindakan :

1) Bicarakan akibat/kerugian dari

cara yang dilakukan

2) Bersama klien menyimpulkan

akibat dari cara yang digunakan

3) Tanyakan apakah klien ingin

mempelajari cara baru yang sehat

f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan

Tindakan :

1) Beri pujian jika

mengetahui cara lain yang sehat

2) Diskusikan cara lain yang

sehat. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolahraga, memukul bantal atau kasur

3) Secara verbal : katakan

bahwa anda sedang marah tau kesal/tersinggung

4) Secara spiritual : berdoa,

ibadah, memohon kepada Tuhan untuk diberikan kesabaran

g. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol pelrilaku kekerasan Tindakan :

1) Bantu memilih

(11)

2) Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih

3) Bantu

menstimulasikan cara yang t5elah dipilih

4) Beri

reinforcment positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi

5) Anjurkan

menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah

h. Klien mendapat dukungan dari keluarga Tindakan :

1) Beri

pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga

2) Beri

reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

i. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program) Tindakan :

1) Dis

kusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping)

2) Ba

ntu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, obat, dosis, cara dan waktu)

3) Anj

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI;

Jakarta.

Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan

Keperawatan, 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.

Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.

Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku

kedokteran EGC : Jakarta.

Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku kedokteran EGC ; Jakarta.

Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.

Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan

(13)

Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit :

Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.

Townsend C. Mary , 1998, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC ; Jakarta.

WF Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, penerbit : Buku Kedokteran EGC

; Jakarta.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.N DENGAN MASALAH UTAMA

RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ENDRO TENOYO RSJD Dr. AMINO GODOHUTOMO SEMARANG

A. Pengkajian 1. Identitas klien

a. Nama : Tn.N

b. Usia : 23 tahun

c. Jenis kelamin : Laki-laki

d. Agama : Islam

e. Status perkawinan : Belum menikah

f. Alamat : Kendal

g. Pekerjaan : Tidak Bekerja

h. Pendidikan : Smp / sederajat

i. Tanggal masuk : 28 juni 2018

j. Tanggal pengkajian : 04 juli 2018

(14)

l. Bangsal : endro tenoyo 2. Identitas penanggung jawab

a. Nama : Ny.N

b. Jenis kelamin : perempuan

c. No. Telp :

-d. Pekerjaan :

-e. Alamat : Kendal

f. Hubungan dengan klien : Kakak

B. Alasan Masuk

Kurang lebih satu minggu sebelum masuk ke RSJ pasien marah -marah dan mengamuk tanpa alasan yang jelas kepada keluarga, tetangga, teman, dan juga melempari batu ke rumah tetangga, merusak barang – barang di rumah sehingga pasien di bawa ke RSJD Dr. amino gondohutomo

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

C. Faktor predisposisi dan pretisipasi 1. Faktor prediposisi

Kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien terkena phk dan di putus oleh pacarnya dan sebelumnya klien mengalami gangguan jiwa. Klien baru kali ini di rawat di RSJ karena sering marah – marah dan mengamuk tanpa alasan yang jelas dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa sebelumnya

2. Faktor presipitasi

(15)

andalkan Dan pasien melakukan aniyaya fisik, tindakan kriminal seperti mengganggu tetangga dengan kekerasan

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

D. Riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa Kakak perempuan dari ibu pasien pernah di rawat di RSJ

Masalah keperawatan :

-E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Pasien tidak pernah dianggap oleh pacarnya, klien juga tidak melanjutkan sekolah menengah atas karena tidak di belikan motor sehingga malu dengan teman – temannya.

Masalah keperawatan :

-F. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Composmetis

2. Tanda – tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/menit

RR : 20x/menit

S : 36,5 oC 3. Pengukuran antopometri

TB : 165 cm

BB : 70 kg

(16)

4. Pemeriksaan head to toe

a. Kepala : tidak ada kelainan bentuk tengkorak, tidak ada luka, rambut di cat kemerahan.

b. Wajah :

1) Mata : simetris

2) Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada Sekret, tidak ada nyeri tekan.

3) Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, mukosa lembab

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan

d. Thorak : simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat bantu Pernafasan

e. Abdomen : tidak ada nyeri tekan

f. Ekstrimitas atas dan bawah : simetris, tidak ada edema, tidak ada fraktur, tidak ada nyeri tekan

masalah keperawatan :

(17)

Keterangan :

: laki- laki : garis keturunan

: perempuan : orang terdekat

: garis keterunan : klien

X

: meniggal : tinggal serumah

2. Status psikososial a. Pola asuh

Pola asuh antara klien dan keluarga sistem pola demokratis. (memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak ragu – ragu

Masalah keperawatan :

-b. Pola komunikasi

Pola komunikasi yang dilakukan klien dengan keluarga searah : pasien tidak selalu mengerti apa yang di bicarakan oleh salah satu keluarga

Masalah keperawatan :

-c. Pola pengambilan keputusan

Pasien tidak terlibat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga

(18)

-H. Konsep diri 1. Gambaran diri

Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak di sukainya, tidak ada bagian tubuh yang mengalami kecacatan, pasien menerima keadaan fisiknya karena klien tau itu pemberian tuhan

Masalah keperawatan :

-2. Identitas pasien

Klien mengatakan bahwa dirinya laki – laki dewasa yang belum menikah, klien merupakan anak ke 4 dari 8 bersaudara

Masalah keperawatan

:-3. Peran diri

Klien mengatakan dirinya adalah seorang anak yang belum bisa jadi yang terbaik buat keluarganya.

Masalah keperawatan :

-4. Ideal diri

Pasien mengatakan ingin cepat pulang ke rumah dan berkumpul dengan ibu dan adik – adiknya, sesamapainya di rumah klien ingin segera bekerja kembali untuk membiyayai kebutuhan sehari – hari ibu dan adiknya Masalah keperawatan :

-5. Harga diri

Pasien mangatakan merasa malu dengan keluarga dan masyarakat sekitar karena klien sudah menyadari kesalahannya seperti melempari batu ke rumah tetangga dan marah – marah.

(19)

I. Hubungan sosial 1. Orang yang berarti

Klien mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya, terutama ibunya Masalah keperawatan :

-2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan sering mengikuti kegiatan yang ada dalam lingkungannya, seperti gotong royong.

Masalah keperawatan

:-3. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan tidak mengalami hambatan saat berhubungan dengan orang lain.

Masalah keperawatan

:-J. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan beragama islam Masalah keperawatan

:-2. Kegiatan ibadah

Dahulu klien selalu melaksanakan sholat 5 waktu dengan giat, tetapi setahun belakangan klien jarang melakukan ibadah, termasuk sholat 5 waktu

Masalah keperawatan

(20)

1. Penampilan

Pasien tampak cukup rapi, rambut warna kemerahan dan agak panjang, kuku bersih dan memakai seragam rumah sakit khusus pasien

Masalah keperawatan

:-2. Pembicaraan

Dalam berinteraksi pasien cukup kooratif, komunikasi jelas, dan mudah dipahami orang lain, dan juga dapat memulai pembicaraan dengan perawat maupun orang lain.

Masalah keperawatan

:-3. Aktivitas motorik

Aktivitas motorik baik, pasien mampu mengikuti semua bimbingan dan arahan dari perawat

Masalah keperawatan :

-4. Alam perasaan

Pasien merasa malu dengan apa yang sudah pasien perbuat sebelum masuk ke RSJD, pasien mengatakan kangen dengan ibunya

Masalah keperawatan : harga diri rendah

5. Afek

Afek pasien sesuai dengan stimulus yang dibicarakan, saat ditanya dapat menjawab pertanyaan dengan lancar

Masalah keperawatan

(21)

Klien aktif selama diwawancarai, pasien dapat mempertahan kontak mata, pasien mampu menjawab pertanyaan

Masalah keperawatan :

-7. Persepsi

Klien mengatakan terkadang masih merasa kesal dan marah jika teringat masalahnya,

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

8. Proses pikir

Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dalam proses pikir masih berfungsi dengan baik

Masalah keperawatan :-9. Isi pikir

Pasien mengatakan ingin cepat pulang karena merasa kangen dengan ibunya dan merasa mempunyai tanggung jawab untuk adik – adiknya Masalah keperawatan :

-10. Tingkat kesadaran dan orientasi

Kesadaran klien komposmetis, orientasi tempat, waktu dan orang cukup baik

Masalah keperawatan

:-11. Memori

a. Jangka panjang

Klien dapat menyebutkan siapa yang membawanya ke RSJ dan klien ingat sudah berapa lama klien dirawat dan berapa kali klien masuk RSJ

(22)

Klien mampu menyebutkan aktivitas sehari – hari di RSJ c. Saat ini

Klien mampu menyebutkan kegiatan yang dilakukan setelah makan Masalah keperawatan

:-12. Tangkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu berhitung mundur dari angka 1000 sampai 980 Masalah keperawatan

:-13. Kemampuan penilaian

Klien mampu mengambil keputusan ringan, misalnya berdoa sebelum makan

Masalah keperawatan

:-14. Daya tilik diri

Klien menyadari bahwa dirinya dirawat di RSJ karena emosi yang berlebihan, dan sering marah – marah

L. Kebutuhan persiapan pulang 1. Makan dan minum

Klien makan 3xsehari, 1 porsi habis, klien mampu menghabiskan makan secara mandiri, minum kurang lebih 6 gelas sehari, klien juga mampu membersihkan alat makan secara mandiri.

Masalah keperawatan

:-2. BAK/BAB

(23)

Masalah keperawatan :

-3. Mandi

Klien mandi 2xsehari, pagi pada jam 05.30 dan sore pada jam 15.00, klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan dari perawat.

Masalah keperawatan

:-4. berpakaian

Klien mampu memilih dan memakai pakaian secara mandiri, klien mampu mengambil pakaian yang bersih dan kotor.

Masalah keperawatan

:-5. Istirahat dan tidur

Klien mengatakan susah tidur pada malam hari karena klien merasa gelisah dan mengatakan ingin segera pulang.

Masalah keperawatan

:-6. Penggunaan obat

Klien tidak begitu mengerti tentang jenis obat, dosis dan reaksi obat yang di minumnya, klien minum obat dengan arahan dan pengawasan dari perawat.

Masalah keperawatan

:-7. Pemeliharaan kesehatan

Klien jarang merasa sakit, apabila klien sakit klien konsultasi/periksa ke dokter.

(24)

:-8. Aktifitas didalam rumah

Pasien mengatakan jarang melakukan kegiatan didalam rumah karena sebelumnya klien bekerja

Masalah keperawatan

:-9. Aktifitas diluar rumah

Klien menghadiri setiap ada gotong royong di lingkungannya, klien dapat bersosialisasi dengan orang – orang di sekelilingnya.

Masalah keperawatan

:-M. Mekanisme koping

Pasien mengatakan jika klien mempunyai masalah, kklien selalu meminta bantuan kakaknya untuk menyelesaikan masalahnya

N. Aspek medis

1. Diagnosa medis Skrizofenia tak terinci 2. Terapi medis

Injeksi prazepam 10 mg / iv .

Lodomer 5 mg/ im.

Cpz 100mg/1x50.

Fluoxetin 10 mg/ 1x10 mg.

O. Pengelompokan data 1. Data subyektif

(25)

- klien mengatakan merasa malu dengan keluarga dan masyarakat sekitar akan kesalahan dan tindakan yang sudah di perbuat sebelum masuk ke RSJ

- klien mengatkan pernah melempari batu ke rumah tetangga

- Klien mengatakan marah – marah kepada keluarga, taman, dan tetangganya

2. Data objektif

- mata tampak melotot - Tampak gelisah - TD : 120/80 mmHg - RR : 20x/menit - N : 80x/menit - S : 36,50C

- klien tampak menunduk sewaktu menjawab pertanyaan

(26)

P. Analisa data Tgl/ja m

Data fokus Diagnosa

4 juli 2017 09.10

Ds: klien mengatakan marah -marah kepada keluarga, tetangga, dan teman

- Klien merusak barang – barang di rumah

Do: - mata tampak melotot - Tampak gelisah - TD : 120/80 mmHg - RR : 20x/menit - N : 80x/menit - S : 36,50C

Ds: klien mengatakan merasa malu dengan keluarga dan

Resiko perilaku kekerasan (RPK)

(27)

5 juli

masyarakat sekitar akan kesalahan dan tindakan yang sudah di perbuat sebelum masuk ke RSJ

Do: klien tampak menunduk

sewaktu menjawab

pertanyaan

Ds: klien mengatkan pernah melempari batu ke rumah tetangga

- Klien mengatakan

marah – marah kepada keluarga, taman, dan tetangganya

Do: pasien masih merasa kesal dan marah saat ditanya dan disinggung pertanyaan tersebut

Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain

Q. Pohon masalah

Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain

(28)

R. Diagnosa Keperawatn

1. Resiko perilaku kekerasan

2. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyimpulkan bahwa pada kasus ini ditemukan dua diagnosa yaitu resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan

Maka seseorang yang memiliki gangguan jiwa perilaku kekerasan ini perlu mendapatkan perhatian khususnya dalam perawatan supaya resiko tindakan yang dapat

halusinasi, diagnosa yang muncul adalah risiko bunuh diri, perilaku kekerasan pada diri. sendiri dan perilaku kekerasan pada

 Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan

Menurut Stuart dan Sundeen (1995), perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap

Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang, ditunjukkan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik pada diri

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psiklogis.

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan