III.METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah Cross Sectional dengan Metode Survei atau
observasi langsung serta Explanatory Research atau survei penjelasan yang
bertujuan untuk pengaruh antar variabel-variabel melalui analisis statistik (Gozali,
2005). Dalam penelitian ini menjelaskan tentang analisis penyediaan dan
penggunaan air sungai pada rumah tangga di daerah aliran sungai Sei Belawan
Desa Kelambir Kecamatan Hamparan Perak.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 s/d Januari 2016.
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah aliran Sei Belawan khususnya di Desa
Kelambir Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Dan pengambilan
kualitas air pada saat musim kemarau. Adapun pemilihan lokasi penelitian Kualitas
air di Sungai Belawan di Desa Kelambir dari daerah aliran Sungai Hulu, Titik
tengah dan hilir sepanjang ± 8 km. berdasarkan perilaku rumah tangga di aliran Sei
Belawan Desa Kelambir dalam mempergunakan air sungai sebagai sumber air
bersih serta mengetahui kondisi kualitas air sungai yang digunakan, baik fisika
maupun kimia.
3.3. Bahan dan Alat
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air Sei Belawan
di Desa Kelambir. Sedangkan bahan yang digunakan untuk analisis adalah larutan
buffer pillow, Litium hidroksida; H2SO4, KMnO4, Na2C2O4; ammonium
molybdate, larutan stannus klorida dan larutan standar fosfat. Peralatan yang
digunakan untuk analisis kualitas air, yaitu Termometer, pH meter, Peralatan
titrasi, Spektrofotometer, Tabel MPN dan filter. Alat yang digunakan untuk
menggambil citra satelit peta lokasi penelitian adalah GPS Garmin 60 CSx
Black-Gray.
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di pinggiran
aliran Sei Belawan Desa Kelambir, adapun alasan peneliti memilih masyarakat di
Desa Kelambir adalah karena masyarakat masih menggunakan air sungai sebagai
sumber air bersih untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
3.4.2. Sampel
Populasi dalam penelitian adalah masyarakat di Desa Kelambir Kecamatan
Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang 2015 berjumlah 11.122 Kepala
Keluarga (KK). Sampel penelitian digunakan dengan purposive sampling, dengan
menggunakan formulasi Taro Yamare, seperti persamaan dibawah ini :
3.5. Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
berikut ini :
Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Observasi Awal Studi Pustaka
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Data Primer : - Observasi di lapangan
- Hasil analisis kualitas air sungai - Hasil analisa Kuisioner
Data Sekunder : - Data kependudukan
- Parameter baku mutu kualitas air bersih menurut Permenkes RI No.
416/Menkes/PER/XI/1990
Analisis Data Penelitian
3.6. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer
dan data sekunder yaitu :
a. Data primer diperoleh dari pengukuran kondisi fisika, kimia dan biologi air
Sei Belawan. Hasil pengukuran diperoleh di lapangan dan sebagian dari
hasil analisis di laboratorium.
b. Data sekunder diperoleh melalui wawancara dan kuesioner untuk
mendapatkan informasi mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi
perilaku masyarakat dalam penggunaan air sungai sebagai sumber air
bersih. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisoner tertutup
berisi serangkaian pertanyaan dan pernyataan yang digunakan untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian. Skala pengukuran
kuisoner yang digunakan adalah skala likert dari 1-5 dapat dilihat pada
Tabel 3.1., 3.2., dan 3.3.
Tabel 3.1. Skala pengukuran pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan air sungai
No Skala Kriteria
Tabel 3.3. Skala pengukuran tindakan masyarakat dalam menjaga kualitas air sungai
No Skala Kriteria
1 5 Selalu
2 4 Sering
3 3 Kadang-kadang
4 2 Jarang
5 1 Tidak Pernah
3.7. Analisis Data
Data sekunder yang dikumpulkan kemudian dilakukan analisis data dengan
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Analisis Sosial
Analisis sosial dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden dan data
tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan responden terhadap penggunaan air Sei
Belawan sebagai sumber air bersih. Jawaban responden atas pertanyaan dan
pernyataan dalam kuesioner dianalisis dengan menghitung rata-rata seluruh
jawaban responden dan penilaian dengan skala Likert.
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua
variabel yaitu perilaku masyarakat dengan pemanfaatan air Sei Belawan sebagai air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Besarnya koefisien korelasi antara 0 sampai
dengan ±1. Nilai positif atau negatif menunjukkan arah hubungan apakah searah
atau berlawanan. Dalam memberikan penilaian kuat lemahnya korelasi antara
variabel dapat digunakan pedoman pada Tabel 3.4. Pedoman tersebut dapat
Tabel 3.4. Pedoman penilaian koefisien korelasi r
Nilai Koefisien Korelasi r Tingkat Hubungan
1,00 Korelasi sempurna
0,900 – 0,999 Korelasi sangat tinggi
0,700 – 0,899 Korelasi tinggi
0,400 – 0,699 Korelasi sedang
0,200 – 0,399 Korelasi rendah
0,000 – 0,199 Tidak ada korelasi
Sumber : Guilford dalam Nawawi (2005)
Nilai koefisien korelasi 1,00 menunjukkan hubungan yang sempurna antar
variabel yang diuji. Koefisien korelasi sangat tinggi menunjukkan hubungan yang
sangat kuat antara variabel-variabel yang diuji, sedangkan koefisien korelasi yang
bernilai rendah ataupun tidak ada korelasi menunjukkan hubungan yang lemah dan
dapat diabaikan dalam proses perancangan. Analisis korelasi pada penelitian ini
dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 20.
3.8. Metode pengambilan sampel kualitas air
Pengambilan sampel kualitas air Sei Belawan di Desa Kelambir Kecamatan
Hamparan Perak menggunakan metode area sampling dengan cara pengambilan
sampel yang didasarkan pada titik area dengan wilayah yang dianggap mewakili.
Penelitian ini menggunakan hasil uji laboratorium. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dengan membandingkan hasil uji laboratorium
dan baku mutu air bersih menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/XI/1990.
Tujuan dari pengambilan sampel ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
sifat fisik, kimia dan biologi air Sei Belawan. Parameter yang diteliti adalah
laboratorium. Parameter yang diukur terutama didasarkan pada parameter kualitas
air kelas II sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 416 Tahun 1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih. Pada
penelitian ini lebih dititik beratkan kepada Temperatur, TSS, TDS, pH, BOD,
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Desa Kelambir Kecamatan Hamparan Perak merupakan salah satu
kecamatan yang berada dibawah wilayah kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini
memiliki luas wilayah 89,69 Km atau sekitar 8.969 Ha. Ditinjau dari daerah aliran
sungai Di Desa kelambir kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang
juga bergerak di Bidang Pembuatan Sumpit kertas, Kertas Dupa, Pabrik Getah
karet, serta limbah rumah Tangga . Ditinjau dari topologi daerah Desa kelambir
merupakan area perkebunan masyarakat ,Hal ini terlihat dari banyak tanaman
ladang yang menghiasi hampiri sebagian besar luas wilayah.
Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Kelambir, Kecamatan Hamparan
Perak sebanyak 11.122 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari komposisi laki-laki
berjumlah 4.361 jiwa dan perempuan berjumlah 6.761 jiwa. Dari jumlah tersebut
terlihat dominasi penduduk di Desa Hamparan Perak adalah perempuan. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya kaum lelaki yang bekerja merantau ke luar daerah.
4.2. Kualitas Air
4.2.1. Kualitas Fisika, Kimia dan Mikrobiologi
Sei Belawan merupakan salah satu sungai besar di Sumatra Utara yang
melintasi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan
Sunggal dan Kecamatan Hamparan Perak. Sei Belawan memiliki panjang sekitar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sei Belawan Desa Kelambir
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut aliran sungai
Hulu,Titik tengah dan Hilir yang jaraknya ± 8 km, diperoleh nilai faktor
fisika, kimia dan mikrobiologi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Kisaran beberapa parameter fisika, kimia dan Biologi kualitas air Sei Belawan Desa Kelambir Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
Keterangan *) : Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1990
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat ketahui bahwa air sungai Belawan tidak dapat
digunakan sebagai air minum terutama karena mengandung E.coli yang melebihi
baku mutu. Berdasarkan data yang ada air sungai Belawan masih dapat digunakan
lain yang belum diteliti seperti parameter fisika adalah bau, warna, kejernihan dan
kandungan minyak. Sedangkan untuk parameter kimia adalah kandungan daterjen
(Permen RI No 416/Menkes/Per/XI/1990)
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau
kondisi (panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan,
sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air
dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan
tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu.
Menurut Susiolo (2003) pencemaran air merupakan akibat kegiatan dan
perbuatan manusia, yang dilatarbelakangi berbagai hal. Karena pencemaran, tata
lingkungan air mengalami gangguan. Ekosistem air menjadi tercemar dan rusak
setelah menerima kehadiran bahan-bahan pencemar yang berasal dari manusia
dengan perbuatannya.
Nilai E-coli di Sei Belawan Desa Kelambir adalah 147 Coliform.
Masyarakat di Desa Kelambir menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan
tinja ternak juga sebagai MCK (Lampiran 2) sehingga meningkatkan nilai E.coli
dalam perairan.
4.3. Gambaran Umum Responden
Keseluruhan masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah sejumlah 99 orang yang tinggal di Desa Kelambir, Kecamatan Hamparan
Perak Kabupaten Deli Serdang. Responden adalah masyarakat yang tinggal di
4.3.1. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Keadaan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Kelambir
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Kelambir Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persen (%)
1 SD 20 20,20
2 SMP 15 15,16
3 SMA 39 39,39
4 Diploma 20 20,20
5 Sarjana 5 5,05
Jumlah 99 100
Berdasarkan Tabel 4.2, tingkat pendidikan tertinggi responden di daerah
penelitian adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) 39 orang (39,39%) diikuti
Diploma sebanyak 20% (20,20%).
Menurut Djumramsjah (2004) tujuan pendidikan itu menciptakan integritas
atau kesempurnaan pribadi. Integritas itu menyangkut jasmaniah, intelektual,
emosional, dan etis. Hal ini berarti tujuan pendidikan itu sangat luas karena
menyangkut perbaikan sikap. Manfaatnya terkait dengan seluruh kehidupan
manusia itu sendiri baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
Namun salah satu manfaat yang tidak dapat diabaikan adalah adanya harapan
bahwa peningkatan pendidikan akan menghasilkan peningkatan pendapatan di
4.3.2. Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah dan komposisi penduduk menurut umur mempunyai pengaruh yang
penting terhadap tingkah laku demografis maupun sosial masyarakat. Secara
demografis jumlah penduduk menentukan seberapa besar potensi sumberdaya alam
untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk. Keadaan penduduk yang menjadi
responden berdasarkan kelompok umur dibawah 20 tahun sampai lebih dari 50
tahun di Desa Kelambir Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Komposisi responden berdasarkan kelompok umur
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
Tabel 4.3 mengambarkan bahwa umur produktif responden (21-50 tahun)
mencapai 66.66%. Usia produktif dengan rentang usia 20–45 tahun, merupakan
usia dimana manusia sudah matang secara fisik dan biologis. Pada usia inilah
manusia sedang berada pada puncak aktivitasnya. Aktifitas fisik yang dilakukan
cenderung lebih berat daripada usia lainnya.
Masyarakat pada usia produktif dengan tingkat pendidikan rendah yang
tinggal di banatran Sei Belawan Desa Kelambir cenderung melakukan MCK,
membuang sampah dan kotoran ternak ke sungai, hal tersebut dilakukan karena
kurangnya penyuluhan oleh pemerintah setempat tentang pentingnya menjaga
sungai, selain itu kurangnya tempat penampungan sementara (TPS) menyebabkan
masyarakat membuang sampah ke sungai.
4.3.3. Komposisi Responden Berdasarkan Lama Bermukim
Keadaan penduduk yang menjadi responden berdasarkan lama bermukim di
Kelambir Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Komposisi responden berdasarkan lama bermukim
No Lama Bermukim (Tahun) Jumlah (Orang) Persen (%)
1 < 2 25 25,25
2 2 – 5 8 8.08
3 5 – 8 8 8.08
4 8 – 11 45 45.45
5 > 11 13 13,14
Jumlah 99 100
Tabel 4.4 menyatakan komposisi responden diatas 8 tahun adalah sebanyak
58 orang (58,59%). Responden yang telah bermukim di daerah penelitian selama
lebih dari 8 tahun sebagian besar mengatakan bahwa mereka telah bermukim sejak
kecil di daerah tersebut dan tidak pernah pindah.
4.3.4. Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tenaga kerja atau penduduk usia kerja adalah jumlah seluruh penduduk
yang secara potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Setiap orang yang telah
memasuki usia angkatan kerja akan memilih jenis pekerjaan, sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan, kesempatan yang tersedia dan sumberdaya yang ada
Tabel 4.5. Komposisi responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.5 menyatakan bahwa pekerjaan responden yang dominan adalah
pegawai perkebunan sebanyak 50 orang (45,45%). Banyaknya responden yang
bekerja sebagai pegawai perkebunan adalah karena Desa Kelambir dikelilingi oleh
perkebunan (PTPN III).
4.4. Hubungan tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan dalam Pemanfaatan Air Sei Belawan Desa Kelambir.
4.4.1. Pengetahuan Masyarakat dalam Pemanfaatan Air Sungai
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat, terhadap pemanfaatan
air Sei Belawan Desa Kelambir seperti terlihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Penilaian pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan air sungai Penilaian Jumlah (Orang) Persentase (%)
Sangat tahu 20 20.20
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata pengetahuan masyarakat tentang
pemanfaatan air sungai sebagai sumber air dalam pemenuhan kebutuhan air
sehari-hari adalah sebanyak 75 orang (75,75%) dalam kriteria tahu dan sangat tahu
sejumlah 39,39% dan Diploma sejumlah 20,20% akan mempengaruhi pengetahuan
responden, artinya semakin tinggi pengetahuan responden diikuti sikap yang baik.
4.4.2. Sikap Masyarakat dalam Menjaga Kualitas Air Sungai
Dari hasil penilaian tentang sikap masyarakat dalam menjaga kualitas air
sungai seperti dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Penilaian sikap masyarakat dalam menjaga kualitas air sungai
Penilaian Jumlah (Orang) Persentase (%)
Sangat setuju 20 20,20
Setuju 47 47,47
Cukup setuju 26 26,26
Kurang setuju 6 6,06
Tidak setuju 0 0
Jumlah 99 100
Tabel 4.7 menyatakan bahwa sikap masyarakat umumnya menyatakan
cukup setuju hingga sangat setuju dalam menjaga kualitas air sungai sebagai
sumber air bersih sehari-hari 93,93 %. Masyarakat menginginkan agar kualitas air
sungai tetap terjaga dengan baik. Sikap ini dibentuk oleh pengalaman dampak
4.4.3. Tindakan Masyarakat dalam Pengelolaan Air Sungai
Hasil penelitian menyatakan tindakan masyarakat terhadap pengelolaan air
sungai dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Penilaian tindakan masyarakat dalam pengelolaan air sungai Penilaian Jumlah (Orang) Persentase (%)
Selalu 15 15,15
Sering 44 44,44
Kadang-kadang 25 25,25
Jarang 15 15,15
Tidak pernah 0 0
Jumlah 99 100
Tabel 4.8 menyatakan bahwa tindakan masyarakat terhadap pengelolaan
air sungai adalah 59 orang (59,59%) dalam kategori sering . Hal ini berarti bahwa
masyarakat sering membuang sampah, mandi, mencuci alat dapur dan membuang
tinja ke sungai.
4.5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
perilaku masyarakat dengan pemanfaatan air Sei Belawan dalam kehidupan
sehari-hari dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Uji statistik korelasi pearson untuk mengetahui hubungan variabel perilaku masyarakat dengan pemanfaatan air Sungai Belawan
Pengetahuan
Pearson Correlation 0,511**
Sig0, (2-tailed) 0,000
N 90
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat hubungan pengetahuan masyarakat
dengan pemanfaatan air sungai, hubungan sikap masyarakat dengan menjaga
kualitas air sungai dan hubungan tindakan manusia dengan pengelolaan air sungai
yang bernilai positif. Hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan
pemanfaatan air sungai termasuk dalam katagori sedang (r = 0,511).
Hal tersebut menunjukkan pentingnya pengetahuan masyarakat terhadap
pemanfaatan air sungai, pengetahuan masyarakat akan semakin faham mereka
tentang air sebagai sumber kehidupan mereka. Hubungan sikap masyarakat dengan
menjaga kualitas air termasuk dalam katagori tinggi (r=0,75). Hal ini
menggambarkan bahwa untuk menjaga kualitas air sungai tetap baik sangat
diperlukan sikap konsisten masyarakat untuk tidak menggunakan sungai Belawan
sebagai tempat MCK, membuang sampah mencuci kendaraan dan memandikan
hewan. Makin tinggi sikap masyarakat maka semakin terjaga kualitas air sungai.
Hubungan tindakan masyarakat dengan pengelolaan air sungai termasuk
dalam katagori tinggi (r=0,789). Hal ini menunjukkan bahwa tindakan nyata dari
masyarakat sangat diperlukan dalam pengelolaan air sungai. Namun dalam
kehidupan kesehariannya dengan pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan
air sungai cukup memadai dan sikap masyarakat yang mau menjaga kualitas air
sungai, tindakannya dalam pengelolaan air sungai masih rendah, karena sungai
masih digunakan untuk berbagai kegiatan rumah tangga seperti tempat
pembuangan sampah, mandi, MCK dan mencuci alat dapur. Berbagai hal yang
menyebabkan bahwa dengan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat yang baik
kurang dilakukan pemerintah setempat; c) kebiasaan yang turun temurun;
d) terbatasnya sumber air bersih dari PDAM; e) lebih praktis dan murah
menggunakan air sungai karena tidak membayar; f) terbatasnya sarana dan
prasarana tempat sampah; g) pendapatan masyarakat yang masih rendah.
Nilai positif prilaku masyarakat terhadap penggunaan air sungai Belawan
perlu dilakukan melalui upaya-upaya: 1) edukasi dan sosialisasi penggunaan air
sungai oleh pemerintah setempat dan bekerjasama dengan perangkat
desa/kelurahan; 2) mendorong partisipasi masyarakat dalam penggunaan air sungai
melalui lembaga-lembaga masyarakat non formal, seperti karang taruna,
perwiritan, serikat tolong menolong (STM) dll; 3) melengkapi sarana dan prasarana
tempat pembuangan sampah, pembangunan MCK, melarang pembuangan
tinja/kotoran hewan ke sungai.
Mengedepankan partisipasi masyarakat dalam suatu kordinasi kelembagaan
dalam pembangunan atau suatu program khususnya program penelolaan air sungai
Belawan dengan dukungan pemerintah merupakan upaya yang baik untuk
keberhasilan pembangunan atau program tersebut. Wiyanto (2004) menyatakan
bahwa alternatif dalam pembangunan harus mengedepankan konsep ‘ People
Centered Development” yaitu pembangunan yang bertumpu pada partisipasi
masyarakat yang disatukan dengan koordinasi kelembagaan antara pemerintah dan
masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Kualitas air Sei Belawan secara fisik dan kimia sesuai dengan standart baku
muku berdasarkan Permen RI Nomor 416/Menkes/Per/XI/1990.
2. Kualitas biologi air Sei Belawan adalah sudah diatas standart baku mutu
Permen RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990.
3. Hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan pemanfaatan air sungai
termasuk dalam katagori sedang (r = 0,511) sedangkan hubungan antara
sikap masyarakat dengan upayanya menjaga kualitas air sungai dan antara
tindakan masyarakat dengan pengelolaan air sungai termasuk dalam
katagori tinggi, masing-masing dengan r = 0,715 dan r = 0,789.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui parameter fisika dan
kimia lain yang belum diteliti sesuai dengan yang tercantum pada Permen
Nomor 416/Menkes/Per/XI/1990.
2. Untuk mencegah pencemaran Sei Belawan perlu penyuluhan tentang
pentingnya menjaga kebersihan dan kualitas air sungai.