• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran PBL (Project Based Learning) Tentang Pemrograman Web Dengan Menggunakan Media Asana Terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2 Salatiga T1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Pembelajaran PBL (Project Based Learning) Tentang Pemrograman Web Dengan Menggunakan Media Asana Terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2 Salatiga T1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode Pembelajaran PBL (

Project Based Learning

)

Tentang Pemrograman Web dengan Menggunakan Media Asana

Terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2

Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Falkutas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

I Gusti Putu Christyaditama

NIM: 702011046

Program Studi Teknik Informatika dan Komputer Falkutas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1

Penerapan Metode Pembelajaran PBL (Project Based Learning) Tentang Pemrograman Web dengan Menggunakan Media Asana Terhadap Sikap dan

Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2 Salatiga

1) I Gusti Putu Christyaditama, 2) Krismiyati, S.Pd., MA

Falkutas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponogoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) 702011046@student.uksw.edu, 2) Krismi@staff.uksw.edu

Abstract

The use of learning method and conventional media makes cooperation attitude and skills of students in SMKN 2 Salatiga towards subjects of web programming is low. The attitude of the students who did not want to cooperate in completing a project and still not able to create a project in this regard is a web page. Therefore, the research conducted by applying the PBL (Project Based Learning) method using Asana media on Web Programming subjects. The results showed that the application of PBL method using Asana media gave effect to the change in attitude and skills of students of class X TKJ A. Cooperation attitude and skills of students in the classroom after the applied method of PBL and PBL method using Asana media is higher than before. So it can be said that the application of PBL learning method using media Asana gave positive effect on the attitude of cooperation and skills of students to the Programming Web subject.

Abstrak

Penggunaan metode pembelajaran dan media konvensional membuat sikap kerjasama dan keterampilan siswa kelas X TKJ A di SMKN 2 Salatiga terhadap mata pelajaran pemrograman web rendah. Sikap siswa yang tidak mau untuk bekerjasama dalam menyelesaikan suatu proyek dan masih belum mampu membuat suatu proyek dalam hal ini adalah halaman web. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan menerapkan metode PBL (Poject Based Learning) atau Pembelajaran Berbasis Proyek menggunakan media Asana pada mata pelajaran Pemrograman Web. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode PBL menggunakan media Asana memberikan pengaruh terhadap perubahan sikap dan keterampilan siswa kelas X TKJ A. Sikap kerjasama dan keterampilan siswa di kelas sesudah diterapkan metode PBL dan metode PBL menggunakan media Asana lebih tinggi dibandingkan sebelumnya sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran PBL menggunakan media Asana berpengaruh positif terhadap sikap kerjasama dan keterampilan siswa terhadap mata

pelajaran Pemrograman Web.

Kata Kunci : Metode PBL, Asana, Media Pembelajaran

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

(7)

1 1. Pendahuluan

Pemrograman web merupakan mata pelajaran yang terdapat dalam kelompok produktif yaitu mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) [1]. Mata pelajaran pemrograman web yang diberikan kepada siswa, diharapkan dapat memberikan kemampuan pada siswa untuk membuat web sendiri, sehingga siswa ketika lulus tidak hanya bisa bekerja pada suatu perusahaan, namun mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dalam bidang web developer. Dibalik ketercapaian yang dapat diperoleh siswa, ada proses yang harus dilalui yaitu proses belajar untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan dihadapi didunia kerja, kusus nya dalam bidang web developer.

Proses belajar tidak lepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik yang memiliki kewajiban untuk membekali siswa agar dapat memiliki keterampilan yang mendasar dalam pemecahan masalah. Keterampilan untuk dapat memecahkan masalah berupa proyek merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi. Namun yang menjadi masalah tingkatan berpikir tinggi menjadikan siswa merasa kesulitan untuk memahami pemrograman, hampir sama seperti ketakutan siswa akan matematika, pemrograman memerlukan logika dan pemahaman konsep bahasa pemrograman untuk bisa menyelesaikan sebuah proyek dari suatu masalah. Sehingga untuk membuat siswa memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah terkait proyek web mengharuskan guru menggunakan metode belajar yang sesuai.

(8)

2

peserta didik yang memiliki keinginan untuk bekerja pada perusahaan web atau yang ingin memulai untuk berwirausaha.

Selain keterampilan membuat web yang diperlukan dalam dunia kerja khususnya dibidang web developer dibutuhkan juga sikap yang baik, dimana nantinya akan dilihat ketika siswa ada diperusahaan tempat siswa bekerja. Sikap siswa X TKJ A saat ini berdasarkan hasil observasi susah untuk bekerja sama. Siswa lebih senang bekerja individu walaupun sudah diminta oleh guru untuk bekerja team. Hasil observasi ini didukung dari hasil penyebaran kuesioner pertama ditemukan rata-rata skor kuesioner 34 responden hanya 46,79. Ditambah dengan pernyataan guru yang mengajar di kelas X TKJ A yang menyatakan bahwa kelas X TKJ A siswanya masih belum bisa bekerja sama, egonya masih tinggi. Padahal dalam dunia kerja dibutuhkan sikap yang mampu bekerjasama antar anggota team atau rekan kerja lainya, agar pekerjaan menjadi lebih ringan. Jika sikap siswa dalam hal ini sikap kerjasama masih kurang di kawatirkan siswa nantinya ketika lulus SMK lalu masuk dunia kerja akan mengalami kesulitan dalam hal kerjasama atau team work.

Berdasarkan pengamatan tersebut, didapat bahwa metode belajar yang digunakan masih belum dapat mendorong keinginan untuk mengerjakan tugas/proyek secara bersama-sama dan belum dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat web pada mata pelajaran pemrograman web. Maka dari itu model pembelajaran yang dipilih peneliti guna mendukung pembelajaran pemrograman web adalah Project Based Learning (PBL). Model pembelajaran dapat meningkatkan sikap kerjasama dan keterampilan siswa menurut hasil penelitian PBL tahun 2000 oleh Thomas dan dari National Academy Foundation [2]. Penggunaan teknologi merupakan salah satu syarat keberhasilan dari penggunaan metode PBL dalam proses belajar, untuk memenuhi syarat tersebut digunakan media belajar sebagai teknologi yang akan mendukung metode PBL. Peneliti menggunakan media Asana sebagai media pembelajaran dalam menerapkan metode belajar PBL, dengan pertimbangan bahwa Asana memberikan kemudahan berdiskusi bagi semua anggota tim dan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagiannya.

Dari keterkaiatan masalah di atas, sangat menarik untuk dilakukan suatu penelitian mengenai penggunan metode belajar PBL dalam pembelajaran

pemrograman web yang dapat dituangkan dalam judul “Pengaruh Metode

Pembelajaran PBL tentang Pemrograman WEB dengan Menggunakan Media Asana terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK N 2 Salatiga”.

2. Kajian Pustaka

(9)

3

terhadap suatu objek [4]. Sependapat dengan hal ini menurut Lambert dalam Chaer, sikap memiliki 3 komponen, yaitu (1) komponen kognitif, disini menyangkut gagasan yang digunakan dalam proses berpikir; (2) komponen afektif, menyangkut penilaian baik, suka atau tidak suka, mengenai suatu keadaan; (3) komponen konasi, disini menyangkut kesiapan atau keputusan akhir terhadap suatu keadaan [5]. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu [6].

Keterampilan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan syaraf dan otot-otot kegiatan yang berkaitan dengan ini seperti kegiatan jasmani meliputi; menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya [7]. Namun walaupun sifatnya motorik tetapi keterampilan tersebut memerlukan gerakan yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Pada Kamus Umum Bahasa Indonesia keterampilan merupakan suatu tindakan cekatan, cakap dan kemampuan untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik dan cermat [8]. Didukung pendapat Widiastuti bahwa keterampilan merupakan kemampuan untuk mengoprasikan pekerjaan secara

mudah dan cermat [9]. Menurut Amung Ma’mun dan Yudha, ketercapaian

keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu (1) faktor proses belajar mengajar, (2) faktor pribadi, dan (3) faktor situasional (lingkungan) [10].

PBL (Project Based Learning) menurut Jones, dkk dan Thomas, dkk dalam John [11] adalah suatu proyek tugas-tugas yang kompleks, yang berdasarkan pada pertanyaan menantang atau masalah, yang melibatkan siswa dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau kegiatan investigasi; sehinga memberikan siswa kesempatan untuk dapat bekerja mandiri selama jangka waktu tertentu; dan tujuan akhirnya adalah produk yang realistis atau presentasi. Didukung pendapat dari Santyasa, yang menyatakan PBL merupakan suatu metode belajar yang berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk dapat berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi [12]. Proyek merupakan bagian dari metode belajar PBL, dimana dalam penyelesaiannya proyek tersebut menggunakan pengorganisasian yang baik. Dalam metode pembelajaran berbasis proyek siswa akan bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata dan akan menyelesaikan suatu produk secara realistis [13].

(10)

4

atar berbagai disiplin ilmu, peran siswa di lingkungan sekolah dan masyarakat, meningkatkan percaya diri siswa, mengembangkan pengetahuan siswa, siswa menjadi pelajar yang mandiri [13].

Asana merupakan aplikasi yang diciptakan untuk dapat mempermudah dan meningkatkan kinerja, efisiensi dalam kerja tim. Asana memulai debutnya dengan misi membantu umat manusia dengan memungkinkan semua tim bekerja sama dengan mudah dan dapat menigkatkan produktivitas tim serta output potensial dari setiap usaha tim. Fitur bermanfaat bagi kerja tim adalah dashboards berfungsi sebagai tampilan mengenai peningkatan atau perkembangan proyek yang tim lakukan. Selain semua fitur yang telah disediakan Asana untuk membantu masih ada peralatan yang yang terintegrasi dengan asana seperti; Slack, Instagnatt, Jotana, Github, Phabricator, Cloudwork, dll [15]. Asana dapat diakses dimanapun kapanpun dapat menggunakan komputer/laptop dan smartphone yang tersedia dalam versi IOS & Android. Beberapa fitur tersebut merupakan sebagian kecil dari banyak fitur yang disediakan Asana untuk membantu kerja tim.

Ada banyak penelitian terkait dengan pengaruh metode pembelajaran, namun belum ada yang mengaitkan pengaruh metode pembelajaran PBL (Project Based Learning) dengan menggunakan media belajar dalam hal ini media Asana. Penelitian terkait dengan penelitian yang dilakukan, pertama oleh Susriyati Mahanal, dkk di SMAN 2 Malang. Penelitian yang dilakukan oleh Mahanal, dkk menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi) non-equivalent control group design. Dalam penelitian tersebut menemukan perbedaan hasil setelah pretes pada kelas eksperimen menunjukkan adanya pengaruh metode pembelajaran PBL (Project Based Learning) pada sikap siswa terhadap lingkungan. Dari penelitian Kedua, oleh I W. Muderawan, dkk dalam penelitian menggunakan metode penelitian eksperimental semu (quasi experiment) dengan desain penelitian non-equivalent post-test only control group design. Hasil penelitian terbukti metode pembelajaran Project Based Learning pada kelas eksperimen nilai keterampilannya memiliki perbedaan dengan kelas kontrol. Melalui kedua penelitian yang sudah dilakukan terdahulu, peneliti tertarik melihat hasil pada penelitian pertama dan kedua yang sama-sama menunjukkan adanya pengaruh penggunaan metode pembelajaran Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk melihat pengaruh metode pembelajaran Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan menggunakan media Asana didalam penerapannya adalah metode eksperimen. Dalam desain penelitiannya menggunakan one-shot case study. Penelitian eksperimen menurut Watson yang disunting oleh Faisal. dkk [16] suatu metode

yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan : “jika sesuatu dilakukan

pada kondisi – kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan tejadi

(11)

5

melihat suatu kelompok yang diberikan perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut;

X O Tabel 3.1. Bagan dari one-shot case study

Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian pengukuran atau pengamatan.

One-shot case study

.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa X TKJ A di SMK 2 Negeri Salatiga. Penelitian dilakukan dengan membuat kelompok belajar yang ketua kelompok dipilih berdasarkan minat dan merasa memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin. Dilanjutkan dengan pemilihan anggota kelompok masing-masing berdasarkan kecocokan antar teman. Siswa kelas X TKJ A berjumlah 36 dibagi menjadi sembilan kelompok yang terdiri dari empat orang anggota.

Dalam pengumpulan data terkait melihat pengaruh metode pembelajaran Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan dengan menggunakan media Asana menggunakan instrumen kuesioner. Penggunaan kuesioner terdapat komponen-komponen sikap yang terdiri dari; afeksi, konasi, kognisi, dan keterampilan, seperti Tabel 3.2. berikut:

Komponen Indikator Indikator Empirik

(12)

6

Kognisi Belajar mandiri Rasa ingin tahu

Keterampilan Mampu menghasilkan

Tabel 3.2. Instrument kuesioner penelitian terkait metode pembelajaran Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan

Dari keempat komponen pada Tabel 3.2. tersebut dibagi dalam beberapa indikator lagi yaitu; disiplin,rasa ingin tahu, kerjasama, tanggung jawab, belajar mandiri, dan mampu menghasilkan suatu produk. Indikator-indikator tersebut masih akan dibagi menjadi beberapa indikator empirik yang nantinya akan menjadi butiran pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Terdapat 38 butir pertanyaan dalam kuesioner mewakili ketiga komponen sikap dan 6 butir pernyataan yang mewakili komponen keterampilan.

Selain dengan kuesione, juga dengan menambahkan hasil wawancara sebagai pendukung hasil kuesioner nantinya. Terdapat lima butir pertanyaan untuk wawancara, yaitu:

1. Ibu mengajar mata pelajaran apa ?

2. Metode belajar apa yang biasanya ibu gunakan pada mata pelajaran pemrograman web ?

3. Bagaimana sikap siswa saat belajar pemrograman web ?

4. Kendala apa saja yang ibu alami saat mengajar pemrograman web ? 5. Bagaimana sikap siswa saat diberikan tugas diskusi berkelompok ? Dari kuesioner dan didukung oleh hasil wawancara terlihat pengaruh penggunaan metode belajar Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan dengan menggunakan media Asana pada siswa X TKJ A.

(13)

7

dari 0,186 sampai dengan 0,531. Hal ini menunjukkan bahwa dari 33 pernyataan masih ada yang belum valid karena < 0,25. Terdapat 1 butir pernyataan yang < 0,25, sehingga dari 33 butir soal masih dikurangi 1 karena tidak valid. Uji validitas ke-empat nilai corrected item total correlation bergerak dari 0,252 sampai dengan 0,521. Hal ini menunjukkan bahwa dari 32 butir soal valid karena semua item > 0,25.

Perhitungan reliabilitas alat ukur disni berupa kuesioner dengan menggunakan

teknik cronbach’s alpha. Nunnally dalam Gozali menyatakan bahwa skala akan

dianggap reliabel ketika memenuhi koefisien alpha (α) lebih besar dari 0,70 [17]. Hasil uji reliabilitas terhadap skala Likert memperoleh nilai alpha 0,873, sehingga kedua skala tersebut dapat dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur.

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan yang pertama,tahap persiapan seperti pemilihan masalah dan menentukan materi pembelajaran. Selanjutnya mencari teori dan penelitian yang relevan serta merumuskan masalah penelitian dan hipotesis yang digunakan, melakukan observasi yang akan diteliti dan pengembangan instrumen (kuesioner dan pembuatan RPP). Penentuan media serta keputusan pengunaan instrument penelitian (judgement instrumen penelitian). Pengujian instrument kuesioner dan pengolahan data dengan menghitung validitas butiran pernyataan, reabilitas kuesioner, indeks kesukaran intrumen, daya pembeda instrumen.

Tahapan yang kedua, tahap pelaksanaan dilakukan memberikan perlakuan kepada subyek penelitian. Perlakuan yang dibagi menjadi dua, perlakuan dengan memberikan metode pembelajaran Project Based Learning dan perlakuan dengan memberikan metode Project Based Learning namun menggunakan media pembelajaran, yaitu media Asana. Setiap perlakuan yang telah di berikan akan ada pengukuran. Hal ini dimaksud untuk melihat apakah ada perbedaan antara pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning dengan pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning menggunakan media Asana. Rancangan sistem dapat berjalan dengan lancar didukung pembuatan RPP (Rancangan Proses Pembelajaran) yang akan disusun sebagai acuannya.

Tahapan yang ketiga, tahap analisis data untuk mengetahui pengaruh setelah pemberian perlakuan terhadap subyek, dengan menggunakan Uji One-Sample T Test. Tahap terakhir pembuatan laporan yaitu setelah data diolah dibuat laporan dari hasil pembahasan dengan dilampirkan bukti fisik seperti foto serta lampiran data yang dibutuhkan.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

(14)

8

menyelesaikan suatu proyek. Perubahan ini terlihat seperti pada grafik 4.1. yang menunjukkan kondisi sikap kerjasama responden sebelum diberikan metode PBL dengan sesudah diberikan metode PBL dilihat dari rata-rata skor.

Grafik 4.1. Rata-rata sikap kerjasama sebelum diberikan metode PBL dengan sesudah diberikan metode PBL

Dilihat pada grafik 4.1. Perubahan tersebut tampak pada nilai rata-rata sikap kerjasama sesudah metode PBL diterapkan adalah 104 jauh lebih tinggi dari nilai rata-rata sebelum metode PBL diterapkan yaitu 46,79.

Gambar 4.1. mendukung grafik 4.1. dimana terlihat setelah diberikan metode PBL responden dapat saling bekerjasama membantu menyelesaikan suatu proyek.

Gambar 4.1. Responden saling bekerjasama dalam menyelesaikan proyek

Pada gambar 4.1. menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan sikap kerja sama yang dimiliki oleh responden ke arah lebih baik. Perubahan sikap kerjasama ini ditunjukkan dari presentase sikap kerjasama responden sesudah metode PBL

diterapkan untuk yang kriteria ‘tinggi’ menjadi 77,78% dibandingkan sebelum

diterapkan metode PBL hanya 50,00%. Artinya, bahwa naiknya presentase sikap

kerjasama untuk kriteria ‘tinggi’ dapat dipahami sebagai akibat dari penerapan

(15)

9

Hasil penelitian ini didukung hasil uji One Sample T Test menunjukkan nilai singnifikansi 0,000<0,05, yang bermakna bahwa terdapat perbedaan antara sikap kerjasama yang dimiliki oleh responden sebelum dan sesudah metode PBL diterapkan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahanal dkk. yang menemukan ada pengaruh strategi pembelajaran PBL terhadap peningkatan sikap siswa SMA Negeri 2 Malang terhadap ekosistem sungai. Siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis proyek memiliki sikap lebih tinggi 11,65% dari peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional [19].

Penelitian juga menemukan bahwa sesudah diterapkannya metode pembelajaran PBL dengan menggunakan media Asana sikap kerjasama yang dimiliki responden mengalami perubahan. Perubahan tampak seperti pada grafik 4.2. yang menunjukkan kondisi sikap kerjasama responden sebelum dan sesudah diberikan metode PBL dengan menggunakan media Asana dilihat dari rata-rata skor.

Grafik 4.2. Rata-rata sikap kerja sama sebelum dan sesudah diberikan metode PBL dengan menggunakan media Asana

Dilihat pada grafik 4.1. perubahan tersebut tampak pada nilai rata-rata sikap kerjasama sesudah metode PBL dengan menggunakan media Asana diterapkan adalah 99,75 lebih tinggi dari nilai rata-rata sebelum metode PBL diterapkan yaitu 46,79. Hasil penelitian didukung juga oleh uji One Sample T Test menunjukkan nilai singnifikansi 0,000<0,05, yang bermakna bahwa terdapat perbedaan antara sikap kerjasama yang dimiliki oleh responden sebelum dan sesudah metode PBL dengan menggunakan media Asana diterapkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media Asana pada metode PBL ditunjukkan Tabel 4.1.

PBL Asana

Fase-1: Penentuan Pertanyaan Mendasar

Dalam Asana menggunakan fitur Team Conversation sebagai tempat guru dan siswa saling berdiskusi

Fase-2: Mendesain Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek dalam Asana menggunakan fitur Create Projects dan untuk membagi tugas kerja tim menggunakan fitur Tasks to do

Fase-3: Menyusun jadwal Pemberian waktu setiap tugas tim dapat dilakukan

dengan fitur Due Date Fase-4: Memonitor peserta didik dalam kemajuan

proyek

Untuk memonitor kemajuan tim dapat diamati pada fitur Progress setiap Projects

(16)

10

didownload atau di periksa dalam fitur

Attachment, yang terdapat di setiap Projects tim.

Fase-6: Mengevaluasi Pengalaman

Secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan, aktivitas ini dapat dilakukan dengan

menggunakan fitur Comment yang disediakan disetiap Tasks proyek

Tabel 4.4. Penerapan media Asana pada metode PBL

Pada Tabel 4.1. menunjukkan langkah-langkah metode PBL pada media Asana dalam proses pembelajaran, sesuai dengan pendapat Sadiman dkk. yang menyatakan penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik [20]. Selain dari pendapat Sadiman dkk. juga dilihat dari presentase sikap kerjasama responden sesudah metode PBL dengan Asana

diterapkan untuk yang kriteria ‘tinggi’ menjadi 96,97% dibandingkan sebelum

diterapkan metode PBL hanya 50,00%. Artinya, bahwa naiknya presentase sikap

kerjasama untuk kriteria ‘tinggi’ dapat dipahami sebagai akibat dari penerapan

metode PBL dengan media Asana.

Kedua, keterampilan responden sebelum metode PBL dilaksanakan, dilihat pada rata-rata skor kuesioner dari 34 responden hanya 5,9. Kondisi tersebut mulai mengalami perubahan ketika metode PBL mulai diterapkan pada responden. Perubahan terlihat dari kreativitas dan inovasi responden ketika menyelesaikan suatu proyek. Didukung oleh pendapat Kamdi yang menyatakan PBL juga mendukung pembangunan pengetahuan dan pengembangan kopetensi produktif siswa dalam bentuk keterampilan (skill), dan keterampilan sebagai pekerja yang baik (employability skill) [21]. Pada grafik 4.5. mempresentasikan perubahan keterampilan responden sebelum diberikan metode PBL dengan sesudah diberikan metode PBL dilihat dari rata-rata skor.

Grafik 4.3. Rata-rata keterampilan sebelum diberikan metode PBL dengan sesudah diberikan metode PBL

Dilihat pada grafik 4.3. Perubahan tersebut tampak pada nilai rata-rata keterampilansesudah metode PBL diterapkan adalah 14,77 jauh lebih tinggi dari nilai rata-rata sebelum metode PBL diterapkan yaitu 5,9. Perubahan keterampilan ini juga dilihat dari presentase keterampilan responden sesudah metode PBL

diterapkan untuk yang kriteria ‘tinggi’ menjadi 13,89% dibandingkan sebelum

(17)

11

keterampilan untuk kriteria ‘tinggi’ dapat dipahami sebagai akibat dari penerapan metode PBL. Perubahan yang diakibat dari penerapan metode PBL ini, sesuai dengan pendapat Cord mengenai manfaat menggunakan metode PBL yaitu; dapat membantu siswa dalam mengembangkan berbagai kemampuan, seperti halnya intelektual, sosial, emosional, dan moral [22].

Berdasarkan hasil observasi guru menunjukkan responden dapat mendesain suatu halaman web dengan menggunakan CSS (Cascading Style Sheets), sedangkan sebelum diterapkan metode PBL responden masih belum bisa mendesain suatu halaman web. Salah satu hasil desain web responden ditunjukkan pada gambar 4.2 dan mendukung grafik 4.3.

Gambar 4.2 hasil proyek pemrograman web

Gambar 4.2. menunjukkan keterampilan responden yang telah berhasil membuat desain mading online dengan menggunakan CSS. Dapat diartikan bahwa, metode PBL yang diterapkan selama proses pembelajaran pemrograman Web memberi pengaruh terhadap keterampilan responden. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil uji One Sample T Test menunjukkan nilai signifikan 0,000<0,05, yang bermakna bahwa terdapat perbedaan antara keterampilan yang dimiliki oleh responden sebelum dan sesudah metode PBL diterapkan dalam proses pembelajaran. Hasil Penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya oleh Muderawan dkk. menemukan perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran proyek dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan nilai FA = 38,5313 pada taraf signifikansi 0,05 [23].

(18)

12

Grafik 4.4. Rata-rata keterampilan sebelum dan sesudah diberikan metode PBL denganmedia Asana

Pada grafik 4.4. Perubahan tersebut tampak pada nilai rata-rata keterampilan sesudah metode PBL dengan menggunakan media Asana diterapkan adalah 14,24 lebih tinggi dari nilai rata-rata sebelum metode PBL diterapkan yaitu 5,97.

Perubahan keterampilan ini juga dilihat dari presentase keterampilan responden

sesudah metode PBL dengan Asana diterapkan untuk yang kriteria ‘tinggi’

menjadi 42,42% dibandingkan sebelum diterapkan metode PBL hanya 0%.

Artinya, bahwa naiknya presentase keterampilan untuk kriteria ‘tinggi’ dapat

dipahami sebagai akibat dari penerapan metode PBL dengan media Asana. Hasil penelitian didukung juga oleh uji One Sample T Test menunjukkan nilai singnifikansi 0,000<0,05, yang bermakna bahwa terdapat perbedaan antara keterampilan yang dimiliki oleh responden sebelum dan sesudah metode PBL dengan menggunakan media Asana diterapkan dalam proses pembelajaran.

Perubahan sikap kerjasama dan keterampilan dapat dilihat dari tabel 4.2 berdasarkan presentase dari tiap – tiap indikator sikap kerjasama dan keterampilan.

Komponen Indikator

Presentase (%) Sebelum Metode PBL

& Asana Metode PBL

Metode PBL & Asana

Afeksi Disiplin 81,32% 74,58% 81,06%

Rasa ingin tahu 55,88% 84,89% 84,09%

Kerjasama 41,17% 84,72% 85,85%

Konasi Disiplin 71,59% 79,73% 81,47%

Rasa ingin tahu 66,66% 77,77% 81,06%

Kerjasama 32,72% 88,19% 87,12%

Tanggung jawab 66,54% 80,90% 80,30%

Kognisi Belajar mandiri 71,32% 74,65% 79,92%

Keterampilan Mampu menghasilkan

suatu produk (WEB) 52,94% 61,57% 73,23%

Tabel 4.2. Presentase sikap dan keterampilan siswa perindikator sebelum dan sesudah diterapkan metode PBL dan media Asana

(19)

13

pada indikator kerjasama sesudah metode PBL dibandingkan sebelum diterapkan metode PBL. Peningkatan yang signifikat ini dapat dipahami sebagai akibat dari penerapan metode PBL. Sebagaimana yang telah diungkapkan Mahanal mengenai kelebihan penerapan metode PBL yaitu, memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat berperan di sekolah atau di lingkungan masyarakat. Peningkatan dapat dilihat juga pada komponen keterampilan untuk indikator mampu menghasilkan suatu produk (web) setelah menggunakan metode PBL 61,57% dan setelah menggunakan metode PBL & Asana 73,23% lebih tinggi dibandingkan sebelum diterapkan metode PBL & Asana yaitu 52,94%. Sebagaimana yang telah diungkapkan Mahanal [18] mengenai kelebihan penerapan metode PBL yaitu, pembelajaran berbasiskan proyek, memampukan siswa belajar untuk dapat memecahkan permasalahan suatu proyek. Hal ini dapat memberikan efek pada peningkatan keterampilan dalam hal pemecahan masalah bagi siswa.

Hasil presentase tiap – tiap indikator sikap dan keterampilan pada tabel 4.2. terdapat penurunan. Indikator yang menurun yaitu indikator disiplin, tanggung jawab dan kerja sama pada komponen afeksi dan konasi. Indikator sikap disiplin sebelum diterapkan metode PBL presentasenya tinggi namun setelah diterapkan metode PBL menjadi menurun. Penurunan sikap disiplin ini terjadi dilihat dari hasil observasi karena pengalaman siswa kelas X TKJ A kurang untuk bekerja sama secara tim untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga, ketika bekerja secara kelompok sikap disiplin mereka menjadi menurun. Selain dari hasil observasi juga dilihat dari butir pernyataan nomer 3 untuk indikator disiplin yang

menyatakan “Saya merasa penting untuk menuliskan laporan progres proyek

pemrograman web” presentasenya hanya 68,75%.

Pada indikator sikap kerjasama dan tanggung jawab sesudah diterapkan metode PBL presentasenya tinggi namun setelah diterapkan metode PBL & Asana menjadi menurun walaupun tidak begitu signifikan. Penurunan sikap kerja sama dan tanggung jawab dilihat dari hasil presentase karena dipengaruhi oleh jumlah siswa pada hari pembagian kuesioner untuk mengukur sikap kerja sama dan keterampilan setelah penerapan metode PBL dan media Asana hanya 33 siswa, sedangkan jumlah siswa saat penyebaran kuesioner setelah penerapan metode PBL adalah 36 siswa. Selain berdasarkan jumlah siswa yang berbeda, berdasarkan hasil observasi juga terlihat siswa belum memiliki pengalaman bekerja sama sebagai tim dengan menggunakan media belajar Asana. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Azwar mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi sikap yaitu, tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut [24]. Penurunan terhadap sikap kerja sama pada indikator disiplin, kerja sama dan tanggung jawab dapat diberikan solusi dengan memberikan pengalaman – pengalaman belajar menggunakan metode PBL dengan media Asana secara kontinu.

(20)

14

pembuatan Web, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran PBL dengan menggunakan media Asana yang diterapkan selama proses pembelajaran berpengaruh secara efektif terhadap perubahan sikap kerjasama dan keterampilan siswa SMK Negeri 2 Salatiga.

5. Simpulan

Hasil penelitian “Pengaruh Metode Pembelajaran PBL (Project Based

Learning) Tentang Pemrograman Web dengan Menggunakan Media Asana

Terhadap Sikap dan Keterampilan Siswa di SMK Negeri 2 Salatiga”

menunjukkan bahwa penerapan metode PBL dengan menggunakan media Asana terbukti dapat berpengaruh secara efektif terhadap perubahan sikap dan keterampilan siswa SMK Negeri 2 Salatiga. Perubahan terlihat pada proses pembelajaran yang terjadi, dimana sikap kerjasama dan keterampilan siswa mengalami perubahan positif. Perubahan positif ini terbukti pertama dari penerapan metode pembelajaran PBL berpengaruh secara efektif terhadap perubahan sikap kerjasama dan keterampilan. Dibuktikan dari uji One Sample T Test menunjukkan nilai singnifikansi 0,000<0,05. Kedua, pada penerapan metode PBL dengan menggunakan media pembelajaran Asana berpengaruh secara efektif terhadap perubahan sikap kerjasama dan keterampilan. Pengaruh ini dibuktikan melalui oleh uji One Sample T Test menunjukkan nilai singnifikansi 0,000<0,05.

6. Saran

Penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya mengunakan platform atau media pembelajaran yang berbeda. Media pembelajaran yang digunakan adalah Asana dengan fiture yang free (gratis). Media Asana yang berfitur free membatasi hanya 30 orang yang dapat masuk dalam anggota tim, hal ini mengakibatkan tidak seluruh siswa dapat masuk menjadi anggota tim di Asana. Kendala terbatas anggota yang dapat masuk dalam Asana dapat diatasi dengan mengupgrade layanan Asana (perbayar).

7. Daftar Pustaka

[1] Elin Cahyaningsih, SKKIN Programmer,

(online),(http://e_cahya.staff.gunadarma.ac.id/.diakasestgl. 8 februari 2015).

[2] Thomas, J.W, 2000, A Review of Research on Project-Based Learning, The Autodesk Foundation: 111 McInnis Parkway,San Rafael, California 94903. ,(online),(http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf diakses Kamis, 08 februari 2015)

[3] Secord, P.F. & Backman.,1964, Social Psychology, Mc. Graw Hill Book Company: New York

(21)

15

[5] Chaer, Abdul dan Leoni Agustina, 2004, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal, Rineka Cipta: Jakarta.

[6] Azwar, S, 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

[7] Syah, M, 2003, Psikologi Belajar, Laboratorium Komputer Pasca Sarjana UNNES: Semarang.

[8] Poerwadarminta,WJS, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta.

[9] Sri Widiastuti dan Nur Rohmah Muktiani, 2010, Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Menggiring Bola Dalam Pembelajaran Sepakbola Melalui Kucing Tikus Pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 7 Nomor 1. Hlm. 47-59.

[10] Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra, 2000, Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak, Depdibud: Jakarta

[11] Thomas, J.W, 2000, A Review of Research on Project-Based Learning, The Autodesk Foundation: 111 McInnis Parkway,San Rafael, California 94903. ,(online),(http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf diakses Kamis, 08 mei 2014)

[12] Santyasa, I. Wayan, 2006, Pembelajaran Inovatif :Model Kolaboratif, Basis Proyek dan Orientasi NOS. Disajikan dalam Seminar Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Semarapura Tanggal 27 Desember 2006, di Semarapura, (online),(http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/indrya/, diakses 20 maret 2015)

[13] Mahanal, S. dan Wibowo, A. L. P. 2009. Penerapan Pembelajaran lingkungan Hidup Berbasis Proyek untuk Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis, Penguasaan Konsep, dan Sikap Siswa (Studi di SMA Negeri 9 Malang). Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Lingkungan Hidup dan Interkonferensi BKPSL. Universitas Negeri Malang. 20—21 Juni.

[14] The George Lucas Educational Foundation, 2003, Instructional Module Project Based Learning. The George Lucas Educational Foundation: 1 Letterman Drive, San Francisco, CA 94901, United States. (Online), (http://garylatman.wikispaces.com/file/view/PBL+from+GLEF.pdf, diakses tanggal 20 maret 2015)

[15] Anonim sumber,Official web Asana (Online), (https://asana.com, diakses tanggal 18 maret 2015)

[16] Sanapiah, F, & Mulyadi, G. W., 1982, METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN, Usaha Nasional: Surabaya.

[17] Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program, edisi ketujuh, Madan Penerbit Universitas Diponogoro: Semarang.

[18] Mahanal, S. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Deteksi Kualitas Sungai dengan Indikator Biologi Berbasis Konstruktivistik untuk Memberdayakan Berpikir Kritis dan Sikap Siswa SMA terhadap Ekosistem Sungai di Malang. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca sarjana Universitas Negeri Malang.

(22)

16

pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang, Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca sarjana Universitas Negeri Malang.

[20] Arief, S. Sadiman, 2006, MEDIA PENDIDIKAN: Pengembangan, dan Pemanfaatanya. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

[21] Kamdi, W, 2007, Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk

Peningkatan Mutu Pembelajaran, (Online),

(https://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-berbasis-proyek-model-potensial-untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/ diakses 20 maret 2015).

[22] Bas, Gokhan. 2011. Investigating The Effects Of Project-Based Learning on Students Academic Achievement and Attitudes Towards English Lesson. The Online Journal Of New Horizons In Education, (Online), (http://www.tojned.net/pdf/tojnedv01i04-01.pdf,diakses tanggal 20 maret 2015)

[23] I W. Muderawan, 2013, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3 Tahun 2013, hal 5-10.

Gambar

Tabel 3.2. Instrument kuesioner penelitian terkait metode pembelajaran halaman web Project Based Learning terhadap sikap dan keterampilan
Grafik 4.1. Rata-rata sikap kerjasama sebelum diberikan metode PBL dengan  sesudah diberikan metode PBL
Grafik 4.2. Rata-rata sikap kerja sama sebelum dan sesudah diberikan metode PBL  dengan menggunakan media Asana
Grafik 4.3. Rata-rata keterampilan sebelum diberikan metode PBL dengan   sesudah diberikan metode PBL
+3

Referensi

Dokumen terkait

Seperti diketahui bahwa tidak sedikit mahasiswa Muslim di Barat justru mampu melakukan koreksi terhadap bermacam pemikiran bias tentang Islam yang dilakukan oleh

Actually, the Japanese colonial rule in 1910-1945 and their oppression, dire poverty and social marginalization in Korea gave Protestantism a unique opportunity to offer

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Sebagai salah satu

Dewasa ini di Indonesia terdapat banyak bankbank yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta nasional dan swasta nasional dan swasta asing, namun, menurut fungsinya bank-bank

Menunjuk hasil Evaluasi dan Penelitian Dokumen Penawaran &amp; Dokumen Kualifikasi serta akan diusulkan sebagai Calon Pemenang oleh Panitia Pengadaan Barang/ Jasa:. Perusahaan

Stack atau tumpukan merupakan bentuk khusus dari Linier List yang pemasukan dan penghapusan elemennya hanya dapat dilakukan pada satu posisi, yaitu posisi akhir dari.

Buat Program Konversi Postfix ke

Premis I : “Jika Cecep lulus ujian maka saya diajak ke Bandung” Premis II : “Jika saya diajak ke Bandung maka saya pergi ke Lembang” Kesimpulan yang sah dari premis-premis