• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEGADAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PEGADAIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EKONOMI

PEGADAIAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ekonomi

Guru Pengajar: Intan Murniningsih, S.Pd.

disusun oleh:

Munifatul Aliyah

17

Santi Murtiningsih

25

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL III

MA NEGERI 2 KEBUMEN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun MAKALAH ekonomi semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018 yang bertemakan Pegadaian, sebagai salah satunya dari materi Ekonomi.

Seiring dengan pesatnya kemajuan yang telah dicapai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi [IPTEK], maka pendidikan yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan demi terciptanya siswa yang sehat,mandiri,berbudaya,berakhlak mulia,beretos kerja yang tinggi, berpengalaman, menguasai teknologi dan mampu bersaing diera global.

Kami berharap semoga MAKALAH Ekonomi semester genap yang kami kerjakan benar-benar bermanfaat dalam rangka menyukseskan program pendidikan nasional.

Kebumen, 26 Januari 2018

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN... A. Pengertian Pegadaian...3

B. Sejarah Pegadaian...3

C. Struktur Pimpinan Yang Ada di Perum Pegadaian...4

D. Kegiatan Usaha Yang Dilakukan Pegadaian...4

E. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai...7

F. Manfaat Dari Pegadaian...7

BAB III PENUTUP...9

A. Kesimpulan...9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berawal dari adanya Mata Pelajaran Ekonomi, kami terinspirasi untuk menyusun makalah ini dengan sub tema “Pegadaian” sesuai dengan pembagian dari guru pengajar. Pegadaian yang terkenal dengan motto nya ‘Mengatasi masalah tanpa masalah’ merupakan lembaga keuangan non bank yang sudah menjamur di Indonesia. Lembaga ini juga berperan dalam mengatasi masalah keuangan yang ada di masyarakat.

Namun, karena sifat kekurangtahuan kami dalam masalah pegadaian dan belum pernah kami temui di jenjang sebelumnya. Selain itu, kepercayaan yang Bapak/Ibu guru berikan kepada kami untuk membahas materi ini. Oleh sebab itulah, kami ingin mengulas lebih dalam mengenai pegadaian.

B. Rumusan Masalah

Berikut adalah beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini:

1. Apa pengertian pegadaian ?

2. Bagaimana sejarah atau awal mula adanya pegadaian ? 3. Bagaimana struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian ? 4. Apa saja kegiatan usaha yang dilakukan di pegadaian ? 5. Bagaimana proses pinjaman atas dasar hukum gadai ? 6. Apa manfaat dari pegadaian ?

C. Tujuan

Setelah dilakukan pembahasan dalam makalah ini, adapun tujuan pembuatan masalah ini sebagai berikut:

1. Memahami pengertian pegadaian 2. Mengetahui sejarah pegadaian

(5)
(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegadaian

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.1

Dengan bahasa mudahnya, gadai merupakan proses meminjam dana oleh seseorang kepada sebuah lembaga (perum pegadaian) dengan memberikan jaminan berupa barang bergerak, seperti BPKB sepeda motor, mobil, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Kashmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2008: 262), secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Beliau juga menyimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.

2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan. 3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

B. Sejarah Pegadaian

(7)

Pada zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha Dinas Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian berdasarkan Undang-Undang No 19 Prp. 1990. Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 7 Tahun 1969 PN Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990 Perjan Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. (Kasmir, 2008). C. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian

Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari masing-masing anggota dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping dewan direksi yang bertugas menjalankan dan mengelola kegioatan usaha, Perum pegadaian juga mempunyai sebuah dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum pegadaian agar selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat merealisasikan misinya untuk membantu masyarakat dalam bidang pendanaan atas dasar hukum gadai. Dewan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan keuangan Perum Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat memberatkan keuangan negara. Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan Perum Pegadaian, Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah Direktorat Jenderal (Triandaru & Santoso, 2006).

D. Kegiatan Usaha dalam Pegadaian

Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain:

1. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari:

(8)

Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun)

b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, dan lain-lain)

c. Penerbitan obligasi

Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 kali menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan penerbitanyang kedua kalinya adalah pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai dengan tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miiliar.

d. Modal sendiri

Modal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari:

1) Modal awal; kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliar 2) Penyertaan modal pemerintah

3) Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.

2. Penggunaan Dana

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :

a. Uang kas dan dana likuid lain

b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris c. Pendanaan kegiatan operasional

d. Penyaluran dana e. Investasi lain

3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian

Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh Perum Pegadaian.

(9)

Jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan masing-masing peminjam sangat dipengaruhi opleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jaminanbenda bergerak (perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan, barang elektronik, dan sebagainya) dengan prosedur mudah dan layanan cepat.

b. Penaksiran nilai barang

Jasa ini diberikan oleh perum pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Atas jasa penaksiran yang diberikan, perum pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran. c. Penitipan barang

Perum pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena perusahaan ini mempunyai

d. Jasa lain

1) Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.

(10)

5) Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan sertifikat

E. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai

1. Macam-macam Barang yang Dapat Digadaikan Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi: a. Barang perhiasan

Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu mulia.

b. Kendaraan

Mobil, sepeda motor, sepedda, dan lain-lain c. Barang elektronik

Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televisi, dan lain-lain.

d. Barang rumah tangga

Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain. e. Mesin-mesin

f. Tekstil

g. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian. F. Manfaat Pegadaian

Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya adalah:

1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga. Hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;

2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya;

3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa aja, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.

Selain keuntungan tersebut, manfaat yang bisa diperoleh nasabah adalah : 1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah

(11)

2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah:

1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;

2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah pemeroleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian;

3. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh Perum Pegadaian digunakan untuk:

1. Dana pembangunan semesta (55%) 2. Cadangan umum (20%)

3. Cadangan tujuan (5%)

(12)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Dengan menggadaikan barang-barang bergerak seperti kendaraan, mesin, peralatan rumah tangga, dll dengan prosedur yang telah ditentukan kita bisa mendapatkan pinjaman jangka pendek dari perum pegadaian dengan mudah.

Prosedur peminjaman meliputi: a. Penggadaian barang

b. Penaksiran oleh petugas penaksiran

c. Pemberian pinjaman oleh perum pegadaian d. Pelunasan oleh nasabah

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Rahmadani. Y et.al. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya “Pegadaian”. Makalah. Program Study Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dewan Pengawas Syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah bertugas untuk mengawasi dan menjamin bahawa operasional lembaga yang diawasinya sudah berjalan sesuai dengan

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Pedoman Uji Kelayakan dan Kepatutan Bidang Teknis dan Operasional bagi Direksi dan Dewan Pengawas Perusahaan Umum (Perum)

Secara garis besar perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional yaitu secara organisasi perusahaan MLM Syariah memiliki DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang bertugas

Parameter yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian risiko kredit utamanya meliputi pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi

Dari bunyi pasal di atas, maka para anggota Dewan Komisaris dalam jabatannya tersebut bukan hanya bertugas mengawasi pekerjaan Direksi belaka, namun lebih dari sekedar itu

selama jabatan Direksi kosong dan Menteri belum mengisi jabatan Direksi yang kosong sebagaimana dimaksud pada huruf a, untuk semen tara Perum diurus oleh Dewan Pengawas atau pihak

3 Anggaran Rumah Tangga Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Pasal 3 Menyatakan bahwasannya Dewan Pengawas Syari’ah bertugas mengawasi produk dan kegiatan usaha Lembaga

Dewan Pengawas Syari‟ah adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syari‟ah Nasional DSN pada perbankan atau lembaga keungan syari‟ah yang bertugas untuk mengawasi kegiatan