• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Manajemen Risiko Risiko Kredit C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Manajemen Risiko Risiko Kredit C"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Manajemen Risiko (Risiko Kredit/Credit Risk)

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO

(Risiko Kredit / Credit Risk)

DISUSUN OLEH :

HENDRA MURYADI (1393141003)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

(2)

Kredit kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang lebih membangun kedepannya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi kita semua.

Terima Kasih

Makassar, 02 Maret 2016

Penulis

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan metodologi yang terstruktur dalam mengelola (Manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karna ketidakpastian. Ancaman yang dimaksud disini adalah akibat dari aktivitas individu / manusia termasuk yang terdapat / berperan didalamnya. Aktivitas ini meliputi penilaian risiko yang mengancam, pengembangan strategi untuk menanggulangi risiko dengan pengelolaan sumber daya yang ada. Risiko itu sendiri dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu : Risiko Murni (Pure Risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Risk Pure ini contohnya adalah bencana alam,

kebakaran, dll.

(3)

ini juga dapat disebut sebagai Business Risk (Resiko Bisnis).

Sasaran dan tujuan pelaksanaan Manajemen Resiko adalah untuk mengurangi risiko yang mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan dengan bidang yang telah dipilih. Terpenting adalah harus dapat diterima oleh masyarakat. Ancaman ini bisa disebabkan oleh berbagai elemen, seperti Teknologi, Human Error, Lingkungan, Politik, maupun dari Organisasi. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat tidak hanya membawa peluang bagi bisnis perbankan, tapi juga risiko yang semakin besar. Siamat (2005) mendefinisikan risiko usaha atau business risk bank sebagai tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima. Risiko usaha yang dapat dihadapi bank antara lain risiko kredit, risiko investasi, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko penyelewengan (fraud risk), risiko fidusia, risiko tingkat bunga, risiko solvensi, risiko valuta asing, dan risiko persaingan.

Risiko kredit ternyata merupakan perkara besar bagi dunia perbankan. Oleh karena itu, risiko kredit perlu mendapat perhatian khusus dan serius, karena setiap rupiah yang tidak tertagih menjadi macet, yang kemudian menimbulkan masalah besar. Masalah tersebut adalah timbulnya

biaya penyisihan dalam laporan laba/rugi bank.

Besarnya risiko kredit ditunjukkan dalam bentuk non performing loan (NPL). Tingginya nilai NPL menunjukkan banyaknya kredit pihak debitur yang tidak dapat membayar secara kontinu pinjaman kreditnya, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunga pinjaman sebagaimana yang telah dipersyaratkan oleh perjanjian kredit. Kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, maka kredit tersebut diragukan dan macet, serta nilai NPL diragukan. Semakin besar rasio NPL

berarti risiko kredit semakin tinggi.

Risiko kredit perlu dikelola dengan baik, karena apabila tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan proporsi kredit yang bermasalah semakin besar, sehingga akan berdampak

(4)

Rumusan Masalah

Apakah pengertian dari Risiko Kredit dan apa saja macam-macam Risiko Kredit itu ?

Bagaimanakah teknik analisa Risiko Kredit ?

Apa saja metode-metode dalam pengelolaan Risiko Kredit ?

Bagaimanakah mekanisme pengukuran dari Risiko Kredit ?

Bagaimanakah cara pengendalian dari Risiko Kredit ?

Tujuan

Untuk mengetahui pengertian dari Risiko Kredit dan macam-macamnya. Untuk mengetahui teknik-teknik analisis permohonan dari Risiko Kredit. Untuk mengetahui metode-metode apa saja yang ada dalam pengelolaan Risiko Kredit. Untuk mengetahui mekanisme pengukuran dari Risiko Kredit.

(5)

PEMBAHASAN

Pengertian dan Macam-Macam Risiko Kredit

Pengertian Risiko Kredit

Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajibannya atau risiko bahwa debitur tidak membayar kembali utangnya. Risiko kredit dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko konsentrasi kredit dan wajib diperhitungkan pula dalam penilaian risiko inheren. Risiko kredit juga timbul dari tidak dipenuhinya berbagai bentuk kewajiban pihak lain kepada bank, seperti kegagalan memenuhi kewajiban pembayaran dalam kontrak derivatif. Untuk sebagian Bank, Risiko kredit merupakan risiko terbesar yang dihadapi. Pada umumnya, marjin yang diperhitungkan untuk mengantisipasi risiko kredit hanyalah merupakan bagian kecil dari total kredit yang diberikan bank dan oleh karnanya kerugian pada kredit dapat

menghancurkan modal bank dalam waktu singkat.

Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan

risiko usaha yang dibiayainya.

Risiko menjadi semakin terlihat manakala perekonomian mengalami krisis atau resesi. Kelesuan ekonomi akan berdampak langsung pada menurunnya omzet penjualan perusahaan, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi kewajiban membayar utang-utangnya. Demikian pula jika terjadi kenaikan tingkat bunga. Lebih lanjut berdasarkan peraturan Bank Indonesia, PBI No.7/2/PBI/2006 tanggal 20 Januari

2005 klasifikasi kredit sebagai berikut:

a. Lancar : 0 hari

b. Dalam perhatian khusus : 1 - 90 hari.

c. Kurang lancer : 91 - 120 hari.

(6)

e. Macet : >181 hari.

Penaksiran klasifikasi risiko kredit yaitu :

Risiko rendah (low) bila risiko kredit masih berada di bawah 5%. Risiko sedang (moderate) bila risiko kredit berada pada 5%-10%. Risiko tinggi (high) bila risiko kredit berada di atas 10%. Beberapa risiko kredit tak dapat dihindari, karena tanpa risiko tidak akan ada pendapatan. Bank dapat mengkompensasikan dengan mengatur, bahwa pemberian kredit yang mempunyai risiko tinggi harus diimbangi dengan pendapatan yang lebih tinggi, dengan suku bunga di atas normal. Namun, pemberian putusan kredit harus dapat dijamin, apakah akan lebih banyak memberikan kredit dengan tingkat pendapatan dan pengembalian tinggi, atau terlalu berisiko, karena dapat

mengakibatkan risiko potensial dalam bisnis.

Manajeman Risiko Kredit akan membantu dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima, dengan membuat sistim, guna menentukan risiko yang dapat diterima sebelum kredit diberikan, sehingga dapat diketahui apakah sebaiknya semua permintaan kredit akan diterima atau ditolak. Sekali kredit diberikan, kondisi dari nasabah harus dapat dipantau, dan bilamana terjadi tanda-tanda kemunduran terhadap posisi nasabah akan dapat diketahui, sehingga risiko kemungkinan

pembayaran terlambat dapat diantisipasi secara dini.

Macam-Macam Risiko Kredit

Risiko Kredit terbagi menjadi dua macam, yakni Risiko Kredit Jangka Pendek dan Risiko Kredit

Jangka Panjang.

Risiko Kredit Jangka Pendek

Risiko yang bersifat jangka pendek (Short Term Risk) adalah risiko yang disebabkan karna ketidakmampuan suatu perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajiban yang bersifat

jangka pendek.

Risiko Kredit Jangka Panjang

Risiko yang bersifat jangka panjang (Long Term Risk) adalah ketidakmampuan suatu perusahaan

menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya.

(7)

Analisis permohonan kredit terkait dengan calon debitur, langkah yang dilakukan bank sampai

Apabila permohonan kredit dinilai layak, maka pihak bank akan melakukan pengumpulan data lapangan baik menyangkut data pribadi maupun reputasi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

bisnis calon debitur.

Analisa kredit

Tahap yang paling menentukan dalam analisis dan pengambilan keputusan pemberian kredit adalah.penentuan layak atau tidak permohonan kredit calon debitur. Disini pihak bank dituntut obyektif dan konsisten atas hasil analisis dengan berpegang pada prinsip-prinsip kelayakan kredit.

Metode Pengelolaan Risiko Kredit

Metode pengelolaan risiko kredit, Bank menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalam mengelola risiko kredit untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya atau dampak dari kerugian kredit (dikenal dengan mitigasi risiko kredit). Teknik dan kebijakan tersebut adalah:

Model Pemeringkatan (grading model)

(8)

dengan angka probabilitas gagal bayar yang tinggi. Basel II secara rinci memaparkan tentang grading modelssebagai bagian dari kerangka kerja (framework) risiko kredit. Kredit yang diberikan bank setiap saat dapat menjadi bermasalah namun kemungkinannya menjadi kecil jika bank menerapkan kebijakan pemberian kredit yang sehat. Langkah pertama adalah menciptakan model pemeringkatan kredit sebagai sarana untuk menetapkan kemungkinan terjadinya kegagalan bayar (default). Dalam hal ini bank melakukan kalibrasi risiko yang pada gilirannya akan memungkinkan bank untuk menetapkan suatu probabilitas tertentu untuk setiap kejadian yang tidak diinginkan (yang dikenal dengan probability of default/PD). Cara ini memungkinkan bank untuk memastikan bahwa portofolio kredit bank tidak terkonsentrasi pada kredit berkualitas buruk yang memiliki kemungkinan default yang tinggi. Dalam penerapannya, model pemeringkatan mempertimbangkan pula beberapa faktor tambahan. Misalnya, persentase pendapatan debitur yang digunakan untuk membayar bunga kredit, riwayat pekerjaan debitur, dan jumlah tahun pembayaran kembali kredit dibandingkan dengan usia debitur.

Loan portfolio management

Bank dapat mengukur portofolio kreditnya untuk memberikan keyakinan bahwa kredit yang diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada satu industri atau wilayah geografis tertentu. Risiko kredit akan sangat besar bila misalnya, bank pembangunan daerah Sumatra Utara (BPDSU) hanya memberikan kredit yang terkonsentrasi pada wilayah pantai aceh. Hal ini memungkinkan bank untuk melakukan diversifikasi pada portofolio kredit-nya sehingga risiko terjadinya default yang bersifat sistemik dapat ditekan.Analisis seperti ini dikenal sebagaicohort analysisdan dapat digunakan baik pada kredit korporasi maupun perorangan.

Securitization ( Sekuritisasi)

(9)

properti

Agunan (Collateral)

Colateral didefinisikan sebagai aset yang dijanjikan oleh debitur sebagai jaminan terhadap pinjaman atau kredit lainnya yang dapat disita apabila terjadi gagal bayar (default). Colateral mempunyai peran penting dalam kebijakan kredit suatu bank. Colateral dapat berbentuk berbagai jenis, mulai dari yang paling jelas yaitu uang, maupun yang paling banyak digunakan yaitu

bangunan (property).

Bank perlu memastikan colateral yang ada dapat mengurangi risiko kredit pada saat debitur gagal bayar.Bentuk agunan yang diserahkan seringkali bersifat spesifik sesuai dengan kegiatan usaha yang dibiayai.Jika suatu usaha terbukti tidak menguntungkan maka aset yang dijaminkan oleh peminjam mungkin juga memiliki nilai yang rendah. Jadi bank harus memastikan bahwa suatu jaminan akan tetap mempunyai nilai yang tinggi bila terjadi gagal bayar(default).

Cash Flow Monitoring

Banyak bank yang menderita kerugian akibat kredit macet mendapatkan petunjuk bahwa respon yang cepat terhadap situasi memburuknya kualitas kredit ternyata dapat mengurangi kerugian yang lebih besar.Bank-bank berusaha menurunkan risiko kredit dengan caramembatasi besarnyaexposure(dikenal sebagaiexposure at default–EAD) dan memastikan bahwa debitur memberikan respon yang cepat terhadap perubahan keadaan. Cash Flow Monotoringseperti ini biasanya diterapkan oleh jenis bank pembangunan, mengingat terdapatnya unsur pembinaan terhadap debitur dalam pengendalian dan pengawasan tersebut.

Recovery Management

Manajemen yang efisien terhadap suatu kredit yang mengalami default dapat menghasilkan pemulihan (recovery) yang cukup besar dibandingkan tingkat kerugian semula. Oleh karena itu, sebagian bank menciptakan unit kerja yang secara khusus ditugasi untuk menangani pemulihan kredit macet sebagai bagian dari proses manajemen risiko kredit yang berkualitas tinggi. Loss given default (LGD) adalah perkiraan kerugian yang akan diderita oleh bank sebagai akibat terjadinya default. Penetapan LGD dan pengelolaannya secara bersama-sama berperan dalam pendekatan Internal Rating-Based untuk menghitung modal berdasarkan risiko kredit.

(10)

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi

resiko, resiko yang mana yang paling relevan.

Penyusunan rencana tahunan Bank dimulai dengan pembuatan Risk Appetite Statement yang menjadi koridor maksimum risiko yang akan diambil oleh Bank dalam tahun berjalan. Indikator-indikator penting seperti maksimum pemberian kredit persektor. Kinerja risiko diukur dan dievaluasi setiap triwulan dengan membandingkan kondisi aktual risiko dengan Risk Appetite Statement, yang memungkinkan dilakukannya pendeteksian dini dan perumusan langkahmitigasi yang diperlukan. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan untuk dapat mengukur dan mengelola risiko semakin meningkat. Beberapa kejadian atau perkembangan keadaan yang turut mendorong

kondisi ini, yaitu :

Adanya peningkatan struktural dari perusahaan yang bangkrut, dimana hampirsebagian besar disebabkan tekanan resesi dan ditambah dengan peningkatanpersaingan global. Kondisi ini mengakibatkan analisis risiko kredit yangakurat menjadi lebih penting saat ini dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya.

Disintermediation, dimana perkembangan pasar modal menyebabkanbanyaknya perusahaan yang memiliki kinerja bagus mencari dana melaluipasar modal. Perusahaan atau debitur yang terbelakang dan tidak mampumemasuki pasar modal akan mengambil dana dari bank sehingga

dapatmeningkatkan risiko bank.

(11)

Perkembangan tehnologi memberikan kesempatan bagi bank untuk mengujitehnik permodelan

yang cukup akurat.

Pengendalian Risiko Kredit

Risiko Kredit dapat dikendalikan dengan menggunakan sistem Pengendalian Risiko Kredit (Risk Control System) yang didefinisikan sebagai serangkaian sistem yang dilakukan bank dalam rangka mengendalikan atau meminimalkan dampak negatif risiko kredit terhadap kondisi dan kinerja keuangan bank. RCS ini dapat menjadi “Causes” yang berdampak atau tercermin pada

indikator-indikator keuangan lainnya.

(12)

PENUTUP Kesimpulan

Risiko kredit adalah risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajibannya atau risiko bahwa debitur tidak membayar kembali utangnya. Risiko kredit dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko konsentrasi kredit dan wajib diperhitungkan pula dalam penilaian risiko inheren.

Risiko Kredit dapat dikendalikan dengan menggunakan sistem Pengendalian Risiko Kredit (Risk Control System) yang didefinisikan sebagai serangkaian sistem yang dilakukan bank dalam rangka mengendalikan atau meminimalkan dampak negatif risiko kredit terhadap kondisi dan kinerja keuangan bank. RCS ini dapat menjadi “Causes” yang berdampak atau tercermin pada

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2001. “Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum” Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tanggal 19 Mei 2003. Jakarta.

Masyhud, Ali. 2006. “Manajemen Risiko Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis”. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Siamat. 2005. Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol I. Cipta Ilmu: Semarang

http://fakhrurrojihasan.wordpress.com/2013/12/03/mengenal-8-jenis-risiko-perbankan-part-4.html (diakses 03 Maret 2015)

http://id.m.wikipedia.org/wiki/risiko_kredit.html (diakses 03 Maret 2015) http://ircboy.wordpress.com/2011/06/25/risiko-kredit-credit-risk.html (diakses 03 Maret 2015)

http://www.google.com/url?q=http://abg01.blogspot.com/2014/08/pengertian-kredit-macet-penyebab-dan.html (diakses 05 Maret 2015)

Referensi

Dokumen terkait

BPRS PNM Binama Semarang dilakukan dengan pemberian motivasi kerja kepada karyawan, pemberian pelatihan ( training ) dan promosi jabatan..

Dari hasil perbandingan karakteristik kedua jenis belitan motor induksi yang sudah diuji pada tegangan sumber 3 fasa konstan 380 Volt AC, diperoleh bahwa motor

Kegagalan material SA-210C ini dianalisa akibat tekanan internal maksimum fluida yang melewati pipa pada lokasi 1 melebihi perhitungan yang diizinkan, dengan penyebab

Menurut Naziah, dkk., (2020) faktor lain yang juga menghambat PJJ selama pademi COVID-19 di SD adalah tidak tersedianya alat peraga dalam belajar dan kondisi

Penggunaan metode inquiry dalam penelitian ini untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan hasil belajar chest pass dalam pembelajaran pendidikan jasmani (Penjas). Oleh

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan

Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan- kumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang

Sumber Data, dan Skala Pengukuran .... Sumber