• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Kinerja Auditor Dengan Independensi Auditor Sebagai Variabel Moderating Pada KAP Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Kinerja Auditor Dengan Independensi Auditor Sebagai Variabel Moderating Pada KAP Di Kota Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kantor Akuntan Publik adalah kantor yang memberikan jasa audit dan atestasi. Akuntan publik memiliki peran yang sangat penting di dunia bisnis. Profesi akuntan sekarang ini merupakan salah satu profesi yang membantu perkembangan dan kemajuan dalam dunia bisnis. Banyaknya permasalahan yang terjadi di dunia bisnis saat ini tidak sedikit melibatkan profesi akuntan. Salah satu dari permasalahan adalah kasus mark-up laporan keuangan PT Kimia Farma (2001) yang overstated di mana terjadi penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp 32,668 miliar, telah menyebabkan tuntutan pengadilan terhadap sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor perusahaan tersebut (Yuskar dan Devisia, 2011).

(2)

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2006) mendefinisikan independensi dalam auditing adalah sikap tidak memihak dalam dua sudut pandang yaitu :

a. Independensi dalam fakta (Independence in fact) yang berarti auditor mampu untuk mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melaksanakan jasa professional.

b. Independensi dalam penampilan (Independence in appearance) yang berarti auditor mampu untuk mempertahankan sudut pandang yang tidak bias di mata orang lain.

Oleh karena itu independensi auditor dalam penampilan merupakan cerminan dari independensi dalam fakta. Independensi menyangkut kemampuan untuk bertindak obyektif dan penuh integritas. Hal ini bias dilakukan oleh seseorang yang memiliki kejujuran yang tinggi. Independensi dalam audit artinya mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan uji audit, evaluasi hasil audit dan pelaporan audit.

Dalam menjalankan profesinya, seorang auditor harus memiliki integritas. Integritas merupakan tatanan nilai tertinggi yang harus dimiliki seorang auditor sehingga menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Integritas juga harus dijaga dan dipertahankan oleh auditor dalam menjalankan tanggung jawabnya secara profesional.

(3)

Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya, pemberian pembelajaran terhadap bawahannya juga dapat memberikan kinerja yang baik. Gaya kepemimpinan yang informal lebih menekankan pada pola keteladanan kepemimpinan namun memberikan kebebasan yang lebih luas kepada auditor untuk mengkreasikan pekerjaannya serta tanggung jawab yang lebih besar (Trisnaningsih, 2007).

Masa kerja yang dimiliki oleh seorang auditor dapat mempengaruhi kinerja auditor tersebut. Masa kerja yang dimiliki auditor mengarah kepada pengalaman di bidang tugasnya dan membuat auditor tersebut lebih memahami bidang tugasnya. Pengalaman (experience) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang pernah dialami atau dijalani. Auditor yang pernah menjalani tugasnya dalam melakukan pemeriksaan akan memiliki pengalaman yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerjanya.

(4)

Penelitian yang dilakukan oleh Yuskar dan Devisi (2011) menemukan bahwa independensi auditor, komitmen organisasi, integritas auditor dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor, tetapi pemahaman good governance dan etos kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Penelitian Kasidi (2007) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara ukuran kantor akuntan publik (KAP), lamanya hubungan audit, dan pelayanan konsultasi manajemen dengan independensi auditor, hanya keberadaan komite audit pada perusahaan klien yang berpengaruh positif dengan independensi auditor. Penelitian Trisnaningsih (2007) menemukan bawa pemahaman good governance tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, melainkan berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor, gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, komitemen organisasi bukan merupakan intervening variabel dalam hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor, budaya organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, namun secara tidak langsung komitmen organisasi memediasi hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah penelitian (research questions) dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah integritas auditor, gaya kepemimpinan, pengalaman auditor, komitmen organisasi dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor?

2. Apakah independensi auditor sebagai variabel moderating mampu memoderasi hubungan antara integritas auditor, gaya kepemimpinan, pengalaman auditor, komitmen organisasi dan budaya organisasi berpengaruh dengan kinerja auditor?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh integritas auditor, gaya kepemimpinan, pengalaman auditor, komitmen organisasi dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

(6)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang berarti kepada :

1. Peneliti, merupakan sarana untuk menambah wawasan akan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor.

2. Kantor akuntan publik, diharapkan mampu memberikan masukan untuk meningkatkan kinerja auditor.

3. Akademisi, diharapkan dapat menambah atau memperkaya hasil penelitian dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.5. Originalitas

Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian seperti ini pernah dilakukan. Penelitian yang peneliti lakukan ini, merupakan pengembangan ide dari penelitian yang dilakukan oleh Yuskar dan Devisia (2011) yang telah diseminarkan di Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIV di Aceh .

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu:

1. Variabel independen penelitian terdahulu terdiri dari independensi auditor, komitmen organisasi, pemahaman good governance, integritas auditor, budaya organisasi, etos kerja. Sedangkan pada penelitian ini variabel independennya terdiri dari integritas auditor, gaya kepemimpinan, pengalaman auditor, komitmen organisasi, budaya organisasi.

(7)

sebagai variabel moderating, untuk melihat hubungan antara integritas auditor, gaya kepemimpinan, pengalaman auditor, komitmen organisasi dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor.

3. Populasi pada penelitian terdahulu adalah seluruh auditor di KAP big four yang berafiliasi di Indonesia, sedangkan populasi penelitian ini adalah seluruh auditor KAP yang ada di kota Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Huhtanen (1987) reported that with cows given grass silage- based diets, fat corrected milk yield was higher for a concentrate mixture (barley, sugar beet pulp, sugar beet

Sawit (1979:9 seperti dikutip Mubyarto 1985) beralasan bahwa munculnya pilihan pekerjaan non-pertanian merupakan dampak antara kesempatan kerja dan pendapatan,

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu. (6)

Dengan mengusung dua pedoman diatas maka Muhammad Nasir sebagai Subjek dakwah dari MTA dalam program acara Rakosa FeMale Radio 105,3 FM Yogyakarta, menjadi bagian yang penting

Jaminan ini dimaksudkan jika pada waktu jatuh tempo pengembalian utang ternyata yang berhutang tidak mengembalikan utang tersebut, atau dengan kata lain yang berutang

Sedangkan Dinas Kependudukan adalah Mengendalikan Laju pertumbuhan penduduk sehinggah tidak terjadi kepadatan penduduk di kabupaten Pinrang, jadi secara

It also criminalized those which are dealing with haram wealth, taking and giving, believing what the money launderers acts of religiously unacceptable, as well as in most of

Peramalan ( forecasting ) menurut Sofyan Assauri (1984) adalah suatu kegiatan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.. Peramalan