BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Peran serta mencakup keikutsertaan secara aktif dan kreatif (UU Kesehatan RI, 2009).
Menurut data WHO, diare merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia pada anak di bawah umur lima tahun, dengan Proportional Mortality Rate (PMR) 17%. Pada tahun yang sama, diare di Asia Tenggara juga menempati urutan ke tiga penyebab kematian anak di bawah umur lima tahun dengan Proportional Mortality Rate (PMR) sebesar 18% (Olyfta, 2010).
Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita serta sering menimbulkan kejadia luar biasa. Di Indonesia, setiap tahun terdapat 112.000 kasus diare yang mengalami kematian pada semua golongan dan 55.000 kasus kematian terjadi pada balita (Depkes RI, 2000).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara tahun 2010 jumah penderita diare berkurang menjadi 70.723 jiwa dari 112.016 jiwa pada tahun 2009. Tetapi pada tahun 2010 terjadi KLB diare di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan jumlah penderita 34 jiwa dan 1 orang meninggal dunia (Profil Dinkes Sumatera Utara, 2010).
Berdasarkan profil Puskesmas Medan Labuhan, penyakit diare di daerah tersebut termasuk dalam daftar 10 penyakit terbesar dengan jumlah angka diare sebesar 1.013, dengan kematian balita sebesar 317 (Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2007).
penghuni rumah terdapat beberapa penghuni yang mengkonsumsi air minum dari air sumur bor dan pada saat memasak tidak sampai mendidih dan kondisi air masih ada yang keruh. Kemudian penulis juga melihat dalam survei awal bahwa para penghuni rumah susun tidak memperhatikan kebersihan diri dengan tidak mencuci tangan menggunakan sabun ketika selesai dari kamar mandi, dan ketika menjamah makanan. Begitu juga dengan lingkungan penghuni dimana masih terdapat tempat sampah yang tidak tertutup dan tidak kedap air serta masih terdapat penghuni yang membuang sampah dengan sembarangan di sekitar perumahan sehingga terdapat banyak lalat di sekitar tempat penampungan sampah sementara Rumah Susun Seruwai.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai hubungan sanitasi dasar dan kepadatan lalat dengan kejadian diare pada penghuni Rumah Susun Seruwai.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar dan kepadatan lalat dengan kejadian diare pada penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik penghuni Rumah Susun Seruwai 2. Untuk mengetahui sanitasi dasar Rumah Susun Seruwai
3. Untuk mengetahui hubungan sarana air bersih dengan kejadian diare pada penghuni Rumah Susun Seruwai
4. Untuk mengetahui hubungan sarana pembuangan kotoran (jamban) dengan kejadian diare pada penghuni Rumah Susun Seruwai
5. Untuk mengetahui hubugan sarana pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada penghuni Rumah Susun Seruwai
6. Untuk mengetahui hubungan antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare pada penghuni Rumah Susun Seruwai
7. Untuk mengetahui hubungan kepadatan lalat dengan kejadian diare pada Rumah Susun Seruwai
1.4 Manfaat Penelitian
2. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan selaku pengelola Rumah Susun Seruwai
3. Sebagai bahan masukan bagi penulis agar dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman serta sebagai proses belajar di Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU Medan