Lampiran 1
Alur Pikir
1. Keberhasilan perawatan endodonti sangat bergantung pada preparasi
chemomechanical dan obturasi
saluran akar.
Irigasi dalam Perawatan Endodonti
2. Irigasi paling berperan penting pada perawatan endodonti sebagai disenfeksi dan membuang smear layer selama dan sesudah proses
preparasi.
3. Bahan irigasi yang ideal adalah • Memiliki sifat antimikroba • Mampu melarutkan jaringan pulpa vital ataupun nekrotik • Tidak toksik
• Memiliki tegangan permukaan yang rendah
• Dapat menjadi pelumas yang baik
• Mampu mencegah pembentukan smear layer selama instrumentasi
atau mengeliminasi smear layer yang terbentuk.
4. Bahan irigasi yang sering digunakan adalah sodium hipoklorit, EDTA,
1. Sodium Hipoklorit
Bahan Irigasi
• Diperkenalkan oleh Dakin pada perang dunia I
• Pertama kali digunakan sebagai terapi saluran akar oeh Walker tahun 1936
• Digunakan sebagai medikamen oleh Grossman pada tahun 1941 • Sodium hipoklorit 2,5% dan 5%
dapat melarutkan pulpa dan jaringan nekrotik (Madden, 1977)
• Memiliki sifat antimikroba • Toksisitas tinggi
• Tidak mampu mengeliminasi smear layer anorganik, sehingga
harus dikombinasikan dengan bahan irigasi lainnya.
2. EDTA
• Bahan irigasi chelator
• Mampu mengeliminasi smear layer anorganik
5. Pada saat tindakan preparasi saluran akar secara mekanis dengan instrumen endodonti, terjadi pembentukan lapisan/layer berupa materi organik dan anorganik yang disebut smear layer. Oleh karena itu, sodium hipoklorit tidak dapat mengeliminasi smear layer karena pada materi utama pada smear layer adalah materi anorganik (Lester & Boyde, 1977).
6. Ketebalan smear layer diperkirakan 1 µm dan sebahagian besar mengandung materi anorganik. (Goldman et al, 1981)
7. Smear layer hanya ditemukan pada
bagian saluran akar yang diinstrumentasi, sedangkan pada saluran akar yang tidak diinstrumentasi tidak ditemui adanya smear layer. (Madder et al, 1984,
Shaper dan Zapke, 2000)
8. Alasan utama smear layer harus dieliminasi karena smear layer terdiri dari bakteri yang dapat bertahan hidup dan dapat bermultiplikasi serta dapat
berproliferasi ke dalam tubulus
membentuk senyawa baru yang larut dalam cairan irigasi.
• EDTA juga memiliki efek antibakteri yang rendah dan bahkan sama sekali tidak memiliki sifat antibakteri sehingga penggunaannya sebagai bahan irigasi harus dikombinasikan dengan NaOCl.
• Calt & Serper (2002) menyatakan bahwa 10 ml bahan irigasi 17% EDTA selama 1 menit efektif dalam eliminasi smear layer, tetapi pengaplikasian EDTA 17% setelah 10 menit dapat menyebabkan erosi pada peritubular dan intertubular dentin.
3. Klorheksidin
• Memiliki efek antimikroba yang terus-menurus dengan durasi yang panjang
• Tidak dapat mengeliminasi smear layer.
• Tidak dapat melarutkan sisa-sisa jaringan nekrotik.
4. MTAD
dentin.(Brannstorm & Nyborg, 1973)
• Dapat mengeliminasi smear layer anorganik
• MTAD disarankan
penggunaannya sebagai irigasi final karena tidak dapat melarutkan smear layer organik .
• Dari uraian di atas terlihat bahwa bahan irigasi yang selama ini digunakan terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat memberikan efek samping atau toksik pada jaringan.
• Diperlukan suatu bahan irigasi yang memiliki khasiat yang lebih baik dan biokompatibel
• Prioritas dan fokus penelitian untuk pembangunan nasional (JAKSTRANAS IPTEK 2015- 2019) tentang pengembangan dan penemuan bahan baru dari tanaman tradisional dalam bidang kesehatan
Buah Lerak
• Buah lerak ini terdiri dari biji yang mengandung minyak dan daging buah yang mengandung saponin, alkaloid, polifenol, antioksidan, flavanoid serta tannin.
• Flavanoid diduga dapat merusak membran sel karena sifatnya yang lipofilik dan kemampuannya membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler.
• Senyawa polifenol menghambat enzim penting mikroorganisme, sedangkan alkaloid sudah digunakan berabad-abad dalam bidang medis karena dapat melawan sel asing melalui ikatan dengan DNA sel sehingga mengganggu fungsi sel.
• Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba yang diduga akan menyerang lapisan batas sel bakteri melalui ikatan gugus polar dan non polar sehingga menyebabkan terjadinya lisis pada dinding sel bakteri.Saponin juga bersifat sebagai surfaktan (menurunkan tegangan permukaan) dan deterjen yang dapat melarutkan kotoran.
• Penelitian Fitrawati J dan Nevi Y (2007) menunjukkan bahwa ektstrak etanol lerak 0,01% memiliki efek antifungal dan dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans
• Peneltian Irham dan Nevi Y (2007) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak 0,01% memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus Mutans
• Penelitian Sanny dan Nevi Y (2008) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak memiliki efek antibakteri terhadap Fusobacterium nucleatum dengan nilai KHM 0,25%
• Penelitian Elvia ER dan Nevi Y (2008) menyatakan bahwa ekstrak lerkak 0,01% dan saponin buah lerak 0,008% dapat mencegah kebocoran mikro karena dapat mengangkat smear layer
• Penelitian Marsha RD dan Nevi Y (2010) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak 25% mempunyai efek antibakteri terhadap Enterococcus faecalis
• Penelitian Mutia Pratiwi dan Nevi Y (2010) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak 0,01% dapat menurunkan sel-sel radang pada tikus wistar jantan.
• Siregar SN dan Nevi Y (2011) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak 1.25% diperoleh nilai LC50
• Penelitian Rosida IY (2013) menunjukkan bahwa ekstrak buah lerak (Sapindus rarak) 0,01% sebagai dentin conditioner efektif mampu membersihkan smear layer
dan sama efektifnya dengan asam poliakrilat 10%
• Penelitian Fifin IS dan Nevi Y (2013) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak 25% mempunyai tegangan permukaan yang lebih rendah dari klorheksidin 2% sehingga dengan nilai tegangan permukaan rendah suatu bahan irigasi dapat berpenetrasi lebih dalam pada tubulus dentin.
• Penelitian Syarifah M dan Nevi Y (2013) menunjukkan bahwa tegangan permukaan ekstrak etanol lerak dengan konsentrasi 5-25% memiliki tegangan permukaan lebih rendah dibandingkan dengan NaOCl 2,5%.
• Penelitian Vivi L dan Nevi Y (2014) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak 25% mempunyai efek antibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis
• Penelitian Teo HY dan Nevi Y (2015) menunjukkan bahwa ekstrak etanol lerak 6,25%, 12,5% dan 25% memiliki efek untuk melarutkan jaringan pulpa pada waktu kontak 2 menit, 5 menit dan 10 menit. Ekstrak lerak mempunyai daya untuk melarutkan jaringan pulpa yang lebih tinggi dibandingkan dengan NaOCl 2,5% dari segi konsentrasi dan waktu kontak.
Timbul permasalahan :
• Apakah ada pengaruh ekstrak etanol buah lerak pada konsentrasi 25% terhadap smear layer jika dipakai sebagai bahan irigasi saluran akar gigi ?
• Apakah ada perbedaan pengaruh bahan irigasi antara ekstrak etanol buah lerak 25% dengan kombinasi sodium hipoklorit 2,5% dan EDTA 17% terhadap smear layer saluran akar gigi ?
Tujuan penelitian :
• Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol buah lerak pada konsentrasi 25% terhadap smear layer jika dipakai sebagai bahan irigasi saluran akar gigi.
• Untuk mengetahui perbedaan pengaruh bahan irigasi antara ekstrak etanol buah lerak 25% dengan kombinasi sodium hipoklorit 2,5% dan EDTA 17% terhadap smear layer saluran akar gigi.
Judul Penelitian :
Lampiran 2
Alur Ekstraksi Lerak
Buah lerak 1 kg dicuci dan dikeluarkan bijinya sehingga diperoleh 940 gram daging buah lerak
Daging buah dipotong kecil-kecil (±3mm).
Potongan daging buah dimasukkan ke dalam lemari pengering selama seminggu.
Lerak yang telah kering seberat 550 gram dihaluskan dengan blender dan diayak dan didapat serbuk 500 gram.
500 gram simplisia dimaserasi dengan 800 ml pelarut etanol 70% selama 3 jam.
Pindahkan simplisia ke dalam perkolator dan tambahkan 200 ml etanol 70%.
Diamkan selama 24 jam, kemudian biarkan menetes.
Tambahkan etanol 70% berulang-ulang secukupnya secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia.
Ekstrak cair.
Diuapkan dengan vaccum rotavapor.
Ekstrak etanol buah lerak 25%
Ekstrak etanol buah lerak 25% dan
Alur Persiapan Sampel
40 buah gigi premolar mandibula yang dicabut untuk keperluan perawatan ortodonti
Gigi direndam dalam larutan salin sebelum diberi perlakuan.
Mahkota gigi dipotong sampai batas cementoenamel junction
Panjang kerja seluruh sampel ditentukan dengan mengukur panjang gigi dan dikurangi 1 mm
Preparasi Saluran Akar dengan menggunakan Protaper Universal NiTi rotary instrument
Irigasi saluran akar sesuai dengan kelompok perlakuan
Saluran akar dikeringkan dengan paper point
Sampel yang diberi tanda akan bur dengan separating disk dan dibelah dengan menggunakan chisel
Uji sampel dengan Scanning Electron Microscope.
Lampiran 4
Anggaran Penelitian
1. Kertas saring Rp 5.000
2. Set infus Rp 10.000
3. Separating disk Rp 80.000
4. K-File #10, #15 Rp 100.000
5. Protaper NiTi Rotary Instrument4 set @Rp 800.000 Rp 3.200.000
6. Spuit 5 ml + jarum two side-vented 30G 4 set @Rp 50.000 Rp 200.000
12.Kertas perkamen Rp 2.000
13.Plastik tertutup Rp 1.000
14.Kapas 1 bungkus Rp 3.000
15.Aluminium foil Rp 10.000
16.Akuades Rp 15.000
17.Larutan NaOCl 2,5% Rp 20.000
18.Larutan salin steril Rp 7.000
19.EDTA 17% Rp 120.000
20.Absorbent Paper Points Rp 40.000
21.Masker dan handscoon Rp 15.000
22.Biaya administrasi laboratorium Farmasi USU Rp 300.000 +
Total : Rp 8.373.000
Lampiran 5
5. Pengambilan
data X
12. Penyerahan skripsi ke departemen, perpustakaan
Lampiran 6
Hasil Scanning Electron Microscope (SEM)
Kelompok I : Ekstrak etanol buah lerak 25% (Pembesaran 1000x)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
Sampel 6
Sampel 7
Sampel 8
Sampel 9
Sampel 10
Kelompok II : Kombinasi Ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5%
(Pembesaran 1000x)
Sampel 1
Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
Sampel 6
Sampel 7
Sampel 8
Sampel 9
Kelompok III : NaOCl 2,5% dan EDTA 17% (Pembesaran 1000x)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
Sampel 6
Sampel 7
Sampel 8
Sampel 9
Sampel 10
Kelompok IV : Salin (Pembesaran 1000x)
Sampel 1
Sampel 3
Sampel 4
Lampiran 7
Uji Kappa Statistik
Case Processing Summary
Cases
Pemeriksa 1 * Pemeriksa 2 Crosstabulation
Count
a. Not assuming the null hypothesis.
Lampiran 8
Hasil Uji Kruskall- Wallis
Kruskall Wallis
NPar Tests
Ranks
Kelompok perlakuan N Mean Rank Kebersihan Saluran Akar
Gigi
Ekstrak etanol buah lerak 25%
10 10.60
Ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5% Chi-Square 28.162
df 3
Asymp. Sig. .000
Lampiran 9
Hasil Uji Mann-Whitney
Ranks
Kelompok Perlakuan N Mean Rank
Sum of Ranks Kebersihan Saluran Akar
Gigi
Ekstrak etanol buah lerak 25%
10 9.00 90.00
Ekstrak etanol buah lerak 25% + NaOCl 2,5%
Mann-Whitney U 35.000
Wilcoxon W 90.000
Z -1.314
Asymp. Sig. (2-tailed) .189 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
.280a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok Perlakuan N Mean Rank
Sum of Ranks Kebersihan Saluran Akar
Gigi
Ekstrak etanol buah lerak 25%
Mann-Whitney U 16.000
Wilcoxon W 71.000
Z -2.952
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
.009a a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Ekstrak etanol buah lerak 25%
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 55.000
Z -4.119
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
.000a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
[DataSet0]
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok Perlakuan N Mean Rank
Sum of Ranks Kebersihan Saluran Akar
Gigi
Ekstrak etanol buah lerak 25% + NaOCl 2,5%
Mann-Whitney U 28.000
Wilcoxon W 83.000
Z -2.193
Asymp. Sig. (2-tailed) .028 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
.105a
a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kebersihan Saluran Akar
Gigi
Ekstrak etanol buah lerak 25% dan NaOCl 2,5%
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 55.000
Z -4.147
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
.000a a. Not corrected for ties.
NPar Tests
Mann Whitney Test
Ranks
Kelompok perlakuan N Mean Rank Kebersihan Saluran Akar
Gigi Chi-Square 12.667
df 1
Asymp. Sig. .000
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13