• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kreativitas Berfikir dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XII SMKTeknologi dan Industri Kristen Salatiga T1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kreativitas Berfikir dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XII SMKTeknologi dan Industri Kristen Salatiga T1 "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Untuk Meningkatkan Kreativitas Berfikir dan Hasil Belajar TIK

Siswa Kelas XII SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Pendidikan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Mika Ela Megawati (702010087)

Mila Chrismawati Paseleng, S.Si. , M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1

Upaya Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kreativitas Berfikir dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XII SMKTeknologi dan Industri Kristen Salatiga

Email: 1)702010087@student.uksw.edu, 2)Mila.Paseleng@staff.uksw.edu

Abstract

The purpose of this study is to improve the student creative thinking and student learning outcomes using reciprocal teaching method in ICT subject. This study used classroom action research, which in every cycle have four stages: plan, act, observe and reflect. The research instruments used are test, observation, dan documentary studies. The population in this study are students of grade XII at SMK T & I Kristen in Salatiga, and the sample used in this study are grade XII TKR with a total sample 31 students. The results showed the used of peer tutoring methods can improve the student learning activityand students learning outcomes in ICT subject. This is evidenced by an increase in the percentage of creativity thinking for originality, fleksibility and fluency in each meeting and increase thestudents learning outcomes in each cycle.

Keywords: Model reciprocal teaching , Creativity Thinking Students , Learning Outcomes , Research Action Class

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas berfikir dan hasil belajar siswa menggunakan model reciprocal teaching dalam pelajaran TIK. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana disetiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan berupa tes, observasi dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII di SMK T & I di Kristen Salatiga, dan sampel yang digunakan adalah kelas XII TKR dengan total sampel 31 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model reciprocal teaching dapat meningkatkan kreativitas berfikir dan hasil belajar siswa pada pembelajaran TIK. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan persentase kreativitas berfikir siswa dari aspek keaslian, luwes dan lancar pada setiap pertemuan dan hasil belajar siswa pada setiap siklus

Kata Kunci : Model reciprocal teaching, Kreativitas Berfikir Siswa, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas.

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program StudiPendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)

(9)

2

1.Pendahuluan

Di SMK T & I Kristen Salatiga siswa memiliki ruangan kelas dan lab menjadi satu, ruangan kelas dan lab komputer tersebut memiliki fasilitas komputer yang jumlahnya cukup banyak tetapi pada kenyataannya komputer-komputer tersebut tidak semuanya bisa digunakan dalam proses belajar mengajar didalam lab. Untuk mengatasi hal tersebut guru memilih strategi dengan meminta siswa duduk dalam satu meja 2 siswa sampai 3 siswa. Situasi seperti ini membuat pembelajaran menjadi tidak efektif karena berdesak-desakkan dan kelas tidak dikelola dengan baik. Selain kurang maksimalnya pemanfaatan sarana prasana belajar dikelas, strategi pengajaran guru yang masih bersifat teacher centered. Guru memberikan materi dengan berpanduan buku paket dan LKS dari sekolah. Model yang digunakan adalah model pembelajaran lama. Pemberian materi dilakukan dengan cara ceramah selanjutnya siswa di dikte terkait materi yang dipelajari sebagai sumber belajar dirumah. Sesekali siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang masih belum dipahami. Tidak banyak siswa yang berani bertanya dan bersikap pasif meskipun pada kenyataanya mereka belum seluruhnya memahami. Beberapa hal yang menyebabkan siswa tidak berani bertanya dan cenderung diam diantaranya karena mereka merasa tidak percaya diri untuk mengutarakan pertanyaan, adapula siswa yang memang malas dan selama pemberian materi fokus kepada hal lain. Keadaan yang sedemikian itu, perlu adanya perubahan strategi pembelajaran yang tepat ketika pelaksanaan pembelajaran. Ketika siswa dibiarkan pasif tanpa adanya tindak lanjut dari guru, maka hasil belajar yang diharapkan tidak akan tercapai. Ketika pelaksanaanpembelajaran didapati permasalahan lain, yaitu ada perbedaan kemampuan kreativitas berfikir Pada kondisi awal atau prasiklus, persentase siswa yang masuk dalam kategori kreativitas berfikir amat baik sebesar 0% atau belum ada satupun siswa yang memiliki kreativitas sempurna. Persentase siswa yang masuk dalam kategori kreativitas cukup sebesar 26% atau sebanyak 8 siswa. Persentase siswa dalam kategori kreativitas berfikir kurang sebesar 48% atau sebanyak 15 siswa. Keadaan-keadaan seperti ini secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajar siswa pada kondisi prasiklus, terdapat 32% atau sebanyak 10 siswa yang tuntas dan 68% atau 21 siswa yang tidak tuntas dari jumlah seluruh siswa sebanyak 31 oran.Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi belajar berpengaruh terhadap kreativitas berfikir dan hasil belajar siswa.

(10)

3

terbalik yang prinsipnya adalah memberikan tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan siswa mampu menjelaskan kepada pihak lain. Dalam model Reciprocal Teaching siswa tidak hanya sebagai siswa guru tapi juga sebagai sumber ilmu bagi temannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana penerapan model Reciprocal Teaching untuk meningkatkan kreativitas berfikir serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK, khususnya dalam materi ajar menu dan ikon coreldraw di kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMK T & I Kristen Salatiga.

2. Kajian Pustaka

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryati dengan judul “Implementasi Metode Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran

Akuntansi” menunjukkan bahwa hasil nilai pada siklus II pelaksanaan

pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching) sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata lembar observasi 3,5 dari skor 4 dan siswa yang memenuhi standar ketuntasan belajar 95,56 %. Sehingga, dapat dikatakan implementasi metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pokok bahasan pencatatan transaksi akuntansi koperasi pada siswa kelas Xll IPS 1 SMAN 1 Tegal [2].

Penelitian lain yang berhasil dilakukan adalah penelitian Warouw pada

tahun 2010 dengan judul penelitian “Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Metakognitif yang Memberdayakan Keterampilan Metakognitif dan Hasil

Belajar Biologi Siswa SMP ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi

Reciprocal Teaching dan Metakognitif memiliki pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan keterampilan metakognitif, hasil belajar siswa berkemampuan akademik rendah dan tingggi. Maka secara umum dapat disimpulkan bahwa: Strategi Reciprocal teaching dan Metakognitif,berpotensi meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar dan Strategi pembelajaran Reciprocal Teaching dan Metakognitif, Reciprocal Teaching dapat diterapkan dalam pembelajaran sains biologi pada SMPN di Kota Manado [3].

Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdahulu, Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa namun ada kelemahan yang dihadapi oleh peneliti sebelumnya antara lain : 1) Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai siswa guru menyebabkan tujuan tak tercapai. 2) pendengar (siswa yang tidak berperan menjadi siswa guru) kurang menghargai siswa yang menjadi guru siswa. 3) kurangnya perhatian siswa kepada proses pelajaran dan hanya memperhatikan aktivitas siswa yang berperan sebagai siswa membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.

(11)

4

Model adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan [4]. Reciprocal teachingadalah aktivitas pembelajaran yang berlangsung dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa mengenai suatu teks[5].Jadi dapat disimpulkan reciprocal teaching adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas, dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa mengenai suatu teks untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan .

Adapun langkah-langkah Reciprocal Teaching menurut Palinscar & Brown seperti gambar 1.

Siswa bergiliran memimpin diskusi

menggunakan empat strategi dalam

kelompok-kelompok kecil dengan siswa

lainnya. Siswa mengambil tanggung jawab

untuk memberikan umpan balik pada

penggunaan strategi. Guru bergerak dari

satu kelompok ke kelompok lain untuk

mengamati kemajuan dan memberikan

bantuan yang diperlukan.

Guru menjelaskan empat model strategi

yaitu merangkum,, membuat pertanyaan,

menjelaskan dan mermprediksi

Mengisntruksikan siswa terkait empat

strategi pembelajaran dan siswa

menggunakannya sebagai panduan praktik

serta menerima umpan balik dari guru.

Pembelajaran mengarah pada kegiatan

diskusi dalam kelompok-kelompok kecil.

Menggunakan strategi secara berulang.

Siswa secara bergiliran melaksanakan

(12)

5

Gambar 1. Langkah-langkah Reciprocal Teaching[6]

1) Tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan melaksanakan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching yaitu merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan dan membuat prediksi jawaban. 2) Guru memperagakan cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah selesai membaca. 3) Siswa siap (memprediksi) yaitu menyimpulkan inti dari materi yang tersedia sehingga dapat diperluas atau dipersempit pada tahap akhir pelaksanaan pembelajaran. 4) Selanjutnya, siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan guru atau tanpa adanya guru. 5) Guru bertindak sebagai fasilitator, dengan memberikan penilaian yang berhubungan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ketingkat yang lebih tinggi.

Kreativitas dalam proses pembelajaran adalah perkembangan dan keinginan berfikir yang menumpahkan cara berfikir yang tidak konvensional yang akan menuntun pada lompatan besaar pengetahuan[7]. Berfikir yaitu berfikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antar berbagai hal,menekan pemecahan baru dari suatu soal, sistem baru, menentukan bentuk artistikan dan sebagainya[8]. Jadi dapat disimpulkan kreativitas berfikir adalah perkembangan daan keinginan berfikir untuk menentukan cara berfikir yang tidak konvensional dan menentukan hubungan-hubungan baru antar berbagai hal yang akan menuntun pada pengetahuan, pemecahan masalah baru serta sistem baru dan artistik baru.

Kreativitas berfikir ialah proses mental atau cara berpikir yang berhubungan dengan ide, inspirasi spontan, pemikiran baru, sesuatu yang tidak biasa, bersifat personal-individual[9]. Kreativitas yang berhubungan dengan model Reciprocal Teaching sebagaai berikut . 1) keaslia(Originalitas) : kemampuan siswa untuk mencetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran Reciprocal Teaching. 2) Luwes (Fexibility) : siswa mampu untuk menggunakan berbagai macam media yang ada dalam (klarifikasi) menjelaskan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat proses pembelajaran Reciprocal Teaching. 3) Lancar

( Fluency) : siswa siap (memprediksi)yaitu menyimpulkan inti dari materi yang tersedia sehingga dapat diperluas atau dipersempit dalam proses pembelajaran Reciprocal Teaching.

(13)

6

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII TKR SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga yang berjumlah 31 siswa seluruhnya laki-laki. Desain model penelitian tindakan kelas yang dilakukan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, seperti terlihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas [12]

Tahapan PTK model Kemmis dan McTaggart pada Gambar 2, terdiri dari tiga tahap,tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan tahap refleksi dijelaskan sebagai berikut:

Tahap perencanaan, pada tahap ini dilakukan pemilihan materi yang akan diajarkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), berkolaborasi dengan guru mata pelajaran TIK, yang bertindak sebagai pengamat didalam kelas. Selain memilih materi dan menyusun RPP, juga dilakukan pemilihan Guru siswa yang akan menjadi ketua kelompok didalam model reciprocal teaching. Guru siswa dipilih berdasarkan kesepakatan dalam kelompok mansing-mansing dimana guru siswa sendiri dianggap luwes,lancar dan biasa mengeluarkan ide-ide yang asli (original).

Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, pada tahap pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu menerapkan skenario yang telah disusun. Sedangkan pada tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Observasi dilakukan untuk melihat kreativitas berfikir siswa dalam pembelajaran TIK dan melihat keberhasilan penerapan model reciprocal teaching dalam pembelajaran TIK.

(14)

7

akan dipandu oleh siswa yang lebih pandai (siswa guru). Instruksi guru pada bagian ini sangat penting, sebab jika instruksi tidak jelas,maka penggunaan model Reciprocal Teaching tidak akan berjalan dengan maksimal; 4) Waktu, memberikan waktu yang cukup kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk menyiapkan pelaksanaan pembelajaran; 5) Diskusi Kelompok, ketika semua kelompok sedang bekerja, sebaiknya guru mengawasi jalannya proses diskusi. Guru dapat mendampingi dan membantu apabila terjadi pemahaman yang salah pada siswa. Tetapi tidak mengambil alih kepemimpinan kelompok; 6) Laporan Tim, setiap kelompok melalui siswa guru menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang diberikan dan yang telah dipelajari. Guru bertindak sebagai narasumber utama; 7) Kesimpulan, setelah semua kelompok menyampaikan presentasi tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, guru memberikan kesimpulan dan klarifikasi jika ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan; dan 8)Observasi, guru melakukan pengamatan terkait kreativitas berfikir siswa selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan model reciprocal teaching untuk mengukur apakah terjadi peningkatan ataukah tidak melalui lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.9). Tes, membagi soal tes dan memberikan cukup waktu bagi semua peserta didik untuk menyelesaikannya, dimana hasil tes ini berfungsi untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran dalam pembelajaran. Test dilakukan pada pertemuan terakhir setiap siklus.

Tahap refleksi, merupakan tahap dimana dilakukan pembahasan dan pengkajian ulang apa yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, kemudian dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes, teknik observasi dan dokumentasi.Tes digunakan sebagai alat ukur untuk melihat hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK menggunakan model reciprocal Teaching. Dalam penelitian ini ada dua tes yang digunakan yaitu tes tertulis dan tes praktek. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data awal siswa (dokumen sekolah) dan juga digunakan ketika penelitian dengan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian dilaksanakan. Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kreativitas berfikir siswa dan data keterlaksanaan sintak model reciprocal teaching .

Instrumen merupakan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes hasil belajar disusun berdasarkan indikator kreativitas berfikir, langkah metode pembelajaran dan prosedur penyusunan instrumen .

(15)

8

Tabel 1. Indikator Kreativitas berfikir SiswaYang Digunakan Dalam Instrumen Observasi Penerapan model Reciprocal Teaching pada kelas XII TKR SMK T & I Kristen Salatiga.

No Indikator Deskripsi

1 Keaslian (Originalitas)

Kemampuan siswa untuk mencetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran pada saat pelaksanaan diskusi kelompok.

2 Luwes (Flexibility) Kemampuan siswa untuk menggunakan berbagai macam media yang ada dalam (klarifikasi) menjelaskan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam proses pembelajaran pada saat pelaksanaan presentasi menyampaikan hasil diskusi tugas kelompok yang diberikan guru.

3 Lancar (Fluency) Siswa siap (memprediksi) yaitu menyimpulkan inti dari materi yang tersedia sehingga dapat diperluas atau dipersempit pada tahap akhir pelaksanaan pembelajaran .

Data observasi kreativitas berfikirsiswa kemudian dinilai dengan kategori penskoran sebagai berikut ini:

Skor 1 jika siswa tidak mampu mencetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran model reciprocal teaching.

Skor 2 jika siswa mampu untuk mrncetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran model reciprocal teaching, tetapi gagasan yang diberikan tidak sesuai dengan pembahasan atau materi.

Skor 3 jika siswa mampu untuk mencetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran model reciprocal teaching tetapi gagasan yang diberikan masih susah dipahami.

Skor 4 jika siswa mampu untuk mencetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran reciprocal teaching.

Tabel 2. Indikator Psikomotorik SiswaYang Digunakan Dalam Instrumen penilaian pada saat Penerapan model Reciprocal Teaching pada kelas XII TKR SMK T & I Kristen Salatiga.

No Indikator Deskripsi

a. Keterampilan dalam menggunakan tool yang tepat untuk membuat bagian dari jam dinding

b. Keterampilan dalam mengabungkan dan kelengkapan bagian-bagian tool dalam proses pembuatan jam dinding

(16)

9

Data psikomotoriksiswa kemudian dinilai dengan kategori penskoran sebagai berikut ini [13]:

Skor 1 jika pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan atau tidak kurang dari 10%.

Skor 2 jika pernyataan tersebut kadang-kadang dilakukan atau tidak kurang dari 11% tidak lebih dari 40%..

Skor 3 jika pernyataan tersebut sering dilakukan atau tidak kurang dari 41% dan tidak lebih dari 70%.

Skor 4 jika pernyataan tersebut sangat sering dilakukan atau tidak kurang dari 71% dan tidak lebih dari 100%.

Untuk mengetahui kreativitas setiap siswa, dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan Persamaan 1 [13].

Nilai kreativitas berfikir siswa = skor kreativitas berfikir siswa item pernyataan

Kategori kreativitas berfikir siswa dibuat berdasarkan langkah Mundir [14] yaitu :

Skor 9 – 12 = kreativitas befikir kategori Tinggi Skor 5 – 8 = kreativitas berfikir sedang

Skor 1– 4 = kreativitas berfikir kategori rendah

Observasi ini merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang akan memberikan kondisi pada saat pembelajaran berlangsung didalam kelas oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran. Selain lembar observasi diperoleh juga data-data terkait kondisi pelaksanaan pembelajaran dari observer

atau guru mata pelajaran TIK melalui catatan lapangan untuk

mendokumentasikan apa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Keberhasilan penerapan model Reciprocal Teaching juga dilihat berdasarkan hasil belajar siswa yang dibagi dalam dua bentuk, yaitu mengukur ranah kognitif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif diukur menggunakan tes tertulis berupa essay, sedangkan kemampuan psikomotorik menggunakan tes praktek. Instrumen tes disusun berdasarkan prosedur pembuatan butiran soal. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, dengan menilai hasil tes menggunakan rumus persamaan [13]

Nilai hasil belajar = X 100

(17)

10

4. Hasil dan Pembahasan

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 22 Januari 2015 selama dua jam pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai pada pertemuan pertama. Masuk pada kegiatan inti guru menjelaskan prosedur atau langkah-langkah model pembelajaran Reciprocal Teaching yang diantaranya siswa dibagi kedalam empat kelompok. Salah satu siswa dari kelompok dipilih sebagai siswa guru yang nantinya akan bertugas mendemonstrasikan hasil diskusinya kedepan kelas. Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan siswa harus menggunakan empat strategi yang terdapat pada pembelajaran Reciprocal Teaching yaitu merangkum topik dari materi yang telah diterima, membuat pertanyaan tentang informasi yang belum jelas yang terdapat pada teks materi, klarifikasi meliputi menjelaskan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks materi, dan yang terakhir adalah memprediksi yaitu menyimpulkan inti dari teks materi yang tersedia. Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok yang telah dipilih secara acak. Diskusi kelompok dilakukan selama 30 menit. Guru memantau siswa siswa secara berkeliling untuk memastikan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan masing-masing kelompok apakah sudah sesuai dengan langkah pembelajaran Reciprocal Teaching ataukah belum. Setelah selesai melaksanakan diskusi bersama anggota kelompok, masing-masing siswa yang terpilih sebagai siswa guru mendemonstrasikan hasil yang telah diperoleh kedepan kelas sesuai dengan urutan kelompok. Guru menghimbau kepada siswa lain untuk memperhatikan setiap presentasi dari siswa guru, karena pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan praktikum terkait materi yang telah ditugaskan. Guru mendampingi serta mengevaluasi dari masing- masing siswa guru. Guru meluruskan serta memberikan refleksi dari setiap presentasi siswa.Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 Januari 2015. Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan alat pembelajaran seperti ruang komputer dan LCD yang berada diruang multimedia. Menghimbau siswa untuk menempati posisi tempat duduk dengan rapi dan tertib tanpa harus berebut posisi. Membuka kegiatan pembelajaran dengan ucapan salam, menanyakan absensi kelas dan memeriksa kehadiran siswa. Selanjutnya guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari ini.

(18)

11

dalam ,menggunakan tool yang tepat utnuk membuat bagian dari jam dinding, keterampilan dalam menggabungkan dan kelengkapan bagian-bagian tool dalam proses pembuatan jam dinding, memberikan warna yang sesuai dengan gambar jam dinding, originalitas (kemampuan untuk membuat jam dinding yang berbeda dari gambar jam dinding yang dicontohkan). Sesekali guru menegur siswa yang mencoba membantu siswa lain dalam membuat jam dinding menggunakan CorelDraw. Siswa diminta untuk berkreativitas dengan maksimal. Guru mendapati siswa yang mampu membuat tampilan jam dinding jauh berbeda dengan contoh yang diberikan. Akan tetapi guru juga mendapati siswa yang masih kesulitan dalam menggunakan bagian-bagian tool. Tanpa terasa waktu selama dua jam pelajaran hampir usai, guru menghimbau siswa untuk menyimpan jam dinding melalui CorelDraw yang telah dibuat pada komputer masing-masing dengan format peyimpanan tuliskan nama panjang spasi kelas serta spasi nomor absen. Tugas yang telah dibuat dapat diselesaikan pada praktikum berikutnya. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam serta mengingatkan siswa untuk belajar karena pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes evaluasi atau postes kesatu.

(19)

12

belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 75% siswa yang dinyatakan tuntas, sehingga perlu adanya tindak lanjut untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus ke II.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus ke II dilaksanakan pada hari Kamis, 12February 2015. Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching. Guru memberikan intruksi dengan lebih rinci supaya semua siswa dapat melaksanakan tugas kelompok jauh lebih baik dari sebelumnya. Guru menjelaskan prosedur atau langkah-langkah model pembelajaran Reciprocal Teaching yaitu siswa akan dibagi kedalam empat kelompok. Salah satu siswa dari kelompok dipilih sebagai siswa guru yang nantinya akan bertugas mendemonstrasikan hasil diskusinya kedepan kelas. Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan siswa harus menggunakan empat strategi yang terdapat pada pembelajaran Reciprocal Teaching yaitu merangkum topik dari materi yang telah diterima, membuat pertanyaan tentang informasi yang belum jelas yang terdapat pada teks materi, klarifikasi meliputi menjelaskan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks materi, dan yang terakhir adalah memprediksi yaitu menyimpulkan inti dari teks materi yang tersedia. Kegiatan pembelajaran dimulai. Masing-masing dari kelompok nampak sibuk berdiskusi dengan sesame anggotanya. Untuk pertemuan kali ini guru tidak lagi harus menegur siswa yang seringkali membuat gaduh. Setelah selesai melaksanakan diskusi bersama anggota

kelompok, masing-masing siswa yang terpilih sebagai siswa guru

mendemonstrasikan hasil yang telah diperoleh kedepan kelas sesuai dengan urutan kelompok. Guru mendampingi serta mengevaluasi presentasi dari masing- masing siswa guru. Guru meluruskan serta memberikan refleksi dari setiap presentasi siswa. Guru menghimbau kepada siswa lain untuk memperhatikan setiap presentasi dari siswa guru, karena pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan terkait materi yang telah ditugaskan. Guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Tidak ada siswa yang bertanya, guru menganggap seluruh siswa telah memahami materi dengan baik. Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

(20)

13

kreativitas siswa lebih baik. Masing-masing siswa konsentrasi pada tugas masing-masing. Tidak ada satupun siswa yang beranjak dari tempat duduk untuk melihat dan menanyakan hasil pekerjaan temannya. Guru merasa lebih mudah melakukan penilaian terhadap kreativitas berfikir siswa dalam mempuat grafis pada Corel Draw.

Pertemuan ketiga pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5Maret 2015. Pada pertemuan ketiga tidak dilaksanakan pembelajaran dengan Reciprocal Teaching, tapi digunakan untuk tes evaluasi siklus I.Setelah melakukan tindakan kelas selama dua pertemuan pada siklus II, maka dilakukan tahap refleksi dari apa yang telah dilakukan selama tindakan diberikan. Refleksi yang dilaksanakan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching pada mata pelajaran TIK kelas XII TKR di SMK Kristen T & I Salatiga menunjukkan hal yang berhasil yang dilakukan berdasarkan refleksi pada pelaksanaan siklus II adalah guru mampu lebih baik menyampaikan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching kepada siswa. Adanya kesungguhan para siswa yang berperan sebagai siswa guru. Siswa yang tidak berperan menjadi siswa guru menghargai siswa yang menjadi guru siswa dan kurangnya perhatian siswa kepada proses pelajaran dan hanya memperhatikan aktivitas siswa yang berperan sebagai siswa membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.

(21)

14

Gambar yang diambil selama proses pelaksanaan tindakan kelas, ditunjukkan pada Gambar 3.

a.Penerapan model reciprocal

teaching dalam diskusi kelompok

b.Pengamatan kreativitas berfikir siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

c Kegiatan Praktikum d Pelaksanaan tes evaluasi siklus II

Gambar 4. Kreativitas berfikir siswa pada pembelajaran melalui model

reciprocal teaching di ukur tiap aspek.

(22)

15

meliputi Kemampuan siswa untuk mencetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran pada saat pelaksanaan diskusi kelompok., aspek 2). yaitu flexibility atau luwes adalah Kemampuan siswa untuk menggunakan berbagai macam media yang ada dalam (klarifikasi) menjelaskan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam proses pembelajaran pada saat pelaksanaan presentasi menyampaikan hasil diskusi tugas kelompok yang diberikan guru. . Aspek 3). yang diamati adalah fluency atau lancar meliputi Siswa siap (memprediksi) yaitu menyimpulkan inti dari materi yang tersedia sehingga dapat diperluas atau dipersempit pada tahap akhir pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I untuk aspek originalitas atau keaslian diperoleh jumlah skor 89 dari total skor 124 item yang berarti Kemampuan siswa untuk mencetuskan gagasan yang berbeda dalam proses pembelajaran pada saat pelaksanaan diskusi kelompok 72%. Aspek flexibility atau luwes diperoleh skor 90 dari total skor 124 item atau dalam hal ini Kemampuan siswa untuk menggunakan berbagai macam media yang ada dalam (klarifikasi) menjelaskan kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam proses pembelajaran pada saat pelaksanaan presentasi menyampaikan hasil diskusi tugas kelompok yang diberikan guru 73%. Aspek fluency atau lancar diperoleh skor 78 dari total skor 124 item yang berarti kemampuan siswa dalam menyimpulkan inti dari materi yang kemudian dapat dipersempit maupun diperluas sebesar 63% . Peningkatan kreativitas berfikir siswa terjadi setelah pelaksanaan pembelajaran masuk pada siklus II. Berdasarkan pengamatan, penerapan model pembelajaran reciprocal teaching pada siklus II untuk aspek yang pertama yaitu originalitas atau keaslian diperoleh skor 97 atau sebesar 78% dari seluruh total skor yaitu 124 item. Aspek yang kedua yaitu flexibility atau luwes diperoleh skor sebesar 94 atau 76% . Aspek ketiga yaitu fluency atau lancar diperoleh skor 83 atau sebesar 67%. Peningkatan terjadi pada setiap aspek yang diamati selama pelaksanaan pembelajaran melalui model reciprocal teaching. Kenaikan skor yang diperoleh pada pelaksanaan siklus ke II ini sudah dapat menunjukkan bahwa melalui penerapan model reciprocal teaching dapat meningkatkan kreativitas berfikir siswa dalam pembelajaran TIK siswa kelas XII SMK Kristen T & I Salatiga.

(23)

16

Gambar 5. Persentase Kreativitas Berfikir Siswa Antar Siklus

Kreativitas berfikir siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran TIK dikualifikasi dalam empat kategori yaitu amat baik (A), baik (B), cukup (C), dan kurang (D). Pada kondisi awal atau prasiklus, persentase siswa yang masuk dalam kategori kreativitas berfikir amat baik sebesar 0% atau belum ada satupun siswa yang memiliki kreativitas sempurna. Persentase siswa yang masuk dalam kategori kreativitas cukup sebesar 26% atau sebanyak 8 siswa. Persentase siswa dalam kategori kreativitas berfikir kurang sebesar 48% atau sebanyak 15 siswa. Peningkatan persentase terjadi dari prasiklus ke siklus I. Persentase kreativitas berfikir siswa siklus I dalam kategori amat baik masih sebesar 0% akan tetapi persentase kreativitas berfikir siswa dalam kategori baik meningkat menjadi sebesar 48% atau sebanyak 15 anak. Persentase kreativitas berfikir siswa dalam kategori cukup sebesar 45% atau sebanyak 14 anak. Sedangkan persentase kreativitas siswa dalam kategori kurang sebesar 7% atau sebanyak 2 anak.

(24)

17

meningkatkan kreativitas berfikir siswa yang diukur melalui lembar penilaian psikomotorik siswa.

Perbandingan statistik deskriptif berupa nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai rata-rata pada Prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat dilihat terjadi peningkatan hasil belajar dari pra siklus sampai dengan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan atau pada kondisi prasiklus, terdapat 32% yang belum tuntas dari jumlah seluruh siswa sebanyak 31 orang. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar 22% menjadi 54%. Meskipun meningkat, tapi belum mencapai target sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut pada pelaksanaan tindakan siklus II dengan beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan dan sudah mencapai target penelitian. Persentase siswa yang tuntas pada siklus II adalah 77%, melebihi indikator ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 75%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Meskipun penelitian sudah dikatakan berhasil karena telah terjadi peningkatan hasil belajar dan telah mencapai indikator keberhasilan, namun masih terdapat tujuh siswa atau 23% dari jumlah keseluruhan siswa yang belum tuntas, sehingga perlu diberikan remedial dengan soal yang sama. Sebelum pelaksanaan tes remedial, siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari ulang materi. Berdasarkan catatan pengamatan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran, hal yang menyebabkan ketujuh siswa tersebut tidak mengalami ketuntasanadalah ketidakseriusan siswa dalam mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran. Mereka banyak bersendau gurau dan seringkali tidak menghiraukan teguran dari guru. Setelah tes remidi, siswa yang belum tuntas diberikan tugas tambahan untuk dikerjakan dirumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Ketetapan nilai maksimal yang akan diperoleh oleh siswa yang remedial adalah 75.

(25)

18

Gambar 6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

Berdasarkan gambar 6, dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan hasil belajar dari Prasiklus sampai dengan siklus II. Persentase ketuntasan hasil belajar TIK siswa pada siklus I yakni 54% atau 17 siswa dari 31 siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Hasil tersebut mengalami peningkatan cukup besar dibandingkan dengan persentase ketuntasan Prasiklus sebesar 32% atau 10 siswa dari 31 siswa. Peningkatan persentase ketuntasan juga terjadi pada siklus II dari siklus I menjadi 77% atau 24 siswa. Berdasarkan data-data yang terkumpul di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran model Reciprocal Teaching pada materi CorelDraw dapat meningkatkan hasil belajar TIK siswa kelas XII TKR di SMK Kristen T & I.

5.Simpulan

(26)

19

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah: 1) Perlu adanya kemampuan dan pemahaman terkait model reciprocal teaching untuk dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya pada mata pelajaran TIK saja, namun juga pada bidang ilmu yang lainnya ; 2) Kejelasan dan ketegasan guru dalam memberikan intruksi langkah-langkah kegiatan pembelajaran supaya siswa dapat menerima dan melaksanakan pembelajaran dengan lancar dan baik.

6. Daftar Pustaka

[1] Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif

BerorientasiKonstruktivistik:Konsep, Landasan Teoritis-Praktis, dan Implementasinya.

[2] Haryati, J Titik dan Fauziyah. 2009. Implementasi Metode Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) pada Mata Pelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi.

[3] Warouw, Zusje. 2010. Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Metakognitif (RTM) yang Memberdayakan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa Smp.

[4] Asmani, J. M., 2011. 7 Tip Aplikasi PAKEM : Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jakarta: Diva Press.

[5] Palincsar, A. & Brown, A. (1984). Reciprocal Teaching of ComprehensionFostering andComprehension-Monitoring Activities. Cofnition and Instruction. Vol 1 No 2, Hal 117-175.

[6] Widya, N Nunung.2010. Efektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Tipe Kelompok Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Keterampilan Berbicara Siswa. Jurnal ilmu pendidikan Tarbiyah dan Keguruan.

[7] Fauzi, A.2004. Psikologi umum. Bandung : CV Pustaka Setia

[8] Hakim, A.L. 2007. Mengali Kreativitas Siswa Melalui Variasi Metode Mengajar Pada Pelajaran IPA (Sains) Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial (JIPIS),5 (2): 56-66.

[9] Sitompul, R. 2003. Memacu potensi kreatif melalui pembelajaran. Pelangi Pendidikan, 10 (3): 93-97.

[10] Sardiman, A M, 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafaindo Persada.

[11] Hamalik, O., 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

[12] Yuliawati, F., dkk., 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Tenaga PendidikProfesional, Yogyakarta:Pedagogia.

[13] Sudiarta, I G. P. 2007. Pengembangan pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka untuk mengembangkan kompetensi berpikir divergen, kritis dan kreatif. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 069 tahun 13: 1004-1024.

[14] Hamalik, O., 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

[15] Mundir, 2012. Statistik Pendidikan (Pengantar Analisa Data Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis). Jember: pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 2. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas [12]
Tabel 2. Indikator  Psikomotorik SiswaYang Digunakan Dalam Instrumen penilaian pada saat
Gambar 4. Kreativitas berfikir siswa pada pembelajaran melalui model  reciprocal teaching di ukur tiap aspek
Gambar 6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

Referensi

Dokumen terkait

1. Pelaksanaan Perlindungan Hukum terhadap kondisi lingkungan masyarakat akibat pencemaran di Wilayah Halim Perdanakusuma Jakarta Timur di tindak lanjuti oleh Suku

Perbedaan penelitian kami dengan penelitian yang dilakukan El-Naggar et al 28 adalah nilai rerata kadar RANTES sekret hidung dengan teknik bilasan hidung didapatkan sebesar

[r]

Penelitian ini membuktikan bahwa kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh budaya organisasi secara positif karena dengan budaya organisasi

[r]

Jadwal pertandingan sepak bola antara negara pada Piala Dunia 2014 akan terbagi dalam 8 group yang masing-masing grub terdiri dari

[r]

Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi Bank Campuran dikarenakan tingkat LDR yang sangat tinggi, artinya bank campuran memiliki tingkat kredit yang lebih banyak