DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
SINKRONISASI AKSELERASI INDUSTRIALISASI DITJEN BIM
BERSAMA MITRA DAERAH
Disampaikan Pada :
A. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
PERPRES 28/2008 TENTANG
KEBIJAKAN INDUSTRI
NASIONAL (KIN)
“Menjadikan Indonesia Sebagai
Negara Industri Tangguh di
Dunia Pada Tahun 2025”
SASARAN JANGKA MENENGAH
TAHUN 2014
“Pemantapan Daya Saing Basis
Industri Manufaktur yang
Berkelanjutan serta
Terbangunnya Pilar Industri
Mendorong peningkatan nilai tambah industri
Mendorong peningkatan perluasan pasar domestik
dan internasional
Mendorong peningkatan industri jasa pendukung
Memfasilitasi penguasaan teknologi industri
Memfasilitasi penguatan struktur industri
Mendorong penyebaran industri ke luar Pulau Jawa
Mendorong peran Industri Kecil & Menengah (IKM)
terhadap PDB
C. ARAH KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN INDUSTRI
Pertumbuhan Industri,
melalui pengembangan dan penguatan 35 klaster
industri prioritas
(pro growth)
Pemerataan Industri,
melalui pengembangan dan penguatan industri kecil
dan menengah
(pro growth
dan
pro job)
Persebaran Industri,
melalui pengembangan industri unggulan di 33
provinsi dan Kompetensi Inti Industri
Kabupaten/Kota
(pro job
dan
pro poor)
Menjaga Keseimbangan Lingkungan,
melalui pengembangan industri hijau
II.
HILIRISASI BASIS INDUSTRI
MANUFAKTUR
1. SUPPLY VS DEMAND PRODUK PETROKIMIA
2009
2010
2011
2012
Est2013
Est2014
Est2015
EstPE
Konsumsi
745
795
892
955
1,031
1,114
1,203
Local
497
590
501
778
778
778
778
Import
248
205
391
327
403
486
600
Export
77
140
80
85
150
150
175
PP
Konsumsi
850
910
1,258
1,359
1,467
1,585
1,711
Local
540
435
471
778
780
780
780
Import
310
475
637
581
687
805
931
Export
0
0
0
0
0
0
0
PS
Konsumsi
121
130
141
152
164
178
192
Local
80
80
80
80
80
80
80
Import
41
50
61
72
84
98
112
Export
0
0
0
0
0
0
0
PVC
Konsumsi
297
400
536
579
625
675
729
Local
297
400
400
400
400
400
750
Import
0
0
136
179
225
275
-12
Export
0
0
0
0
0
0
12
PET
Konsumsi
371
400
400
432
467
504
544
Local
371
400
400
400
400
400
400
Import
0
0
0
32
67
104
144
Export
0
0
0
0
0
0
0
Satuan : Ribu Ton/Tahun
Dengan pembangunan 3 kilang baru, kebutuhan BBM, naphtha dan kondensat akan
tercukupi sehingga dapat mendukung ketahanan energi, mengurangi ketergantungan
impor, memperkuat struktur dan daya saing industri petrokimia nasional
Existing
Source: Inaplas, 2010
Plan B
Pembangunan Pabrik Baru
[Unit : thousand MT]
Product
Company
2011
Capacity
2016
Capacity
Capacity
Changes
Remarks
Ethylene Chandra Asri Petrochemical
600
1000
400
New Plant
New Plant
0
1000
1000
New Plant
Total
600
2000
1400
Propylene Pertamina
473
823
350
Balikpapan BUG &
Chandra Asri Petrochemical
340
550
210
New Plant
New Plant
0
550
550
New Plant
Total
813
1923
1110
PE
New Plant
450
600
150
New Plant
Chandra Asri Petrochemical
320
560
240
Debottlenecking
Total
770
1160
390
MEG
New Plant
0
700
700
New Plant
Polychem Indonesia
220
220
0
Total
220
920
700
PP
Pertamina
45
295
250
Balongan II Project
New Plant
0
600
600
New Plant
TPPI
0
300
300
New Plant
Chandra Asri Petrochemical
480
480
0
Polytama Propindo
430
430
0
Total
955
2105
1150
BD
Petrokimia BD Indonesia
0
100
100
New Plant
New Plant
0
140
140
New Plant
•
Potensi gas bumi nasional dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
industri dalam negeri dalam rangka mengoptimalkan nilai tambah sesuai
dengan Master Plan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) melalui 6 koridor termasuk di Kawasan Timur Indonesia.
•
Pengembangan pusat industri petrokimia dalam rangka pelaksanaan
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2007
tentang Percepatan Pembangunan
Papua dan Papua Barat, dan Master Plan Perluasan dan Percepatan
Pembangungan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Koridor 6
•
Pengembangan pusat industri petrokimia di Papua Barat menindaklanjuti
surat Gubernur Papua Barat ke Presiden RI No. 540/5GUB/GPB/2011
tanggal 18 Maret 2011 tentang Pemanfaatan Gas Tangguh, guna
membangun industri berbasis gas alam sehingga menjadi kawasan industri
petrokimia yang terintegrasi.
Kebutuhan Gas Bumi untuk Pengembangan Industri Petrokimia
di Tangguh, Papua Barat
Produk
Kapasitas
(Ton Per Tahun)
Volume Kebutuhan Gas
MMSCFD
TCF
Urea
2,300,000
182
1.50
Methanol (bahan antara)
•
DME
•
Polypropylene
1,310,000
160,000
321,000
138
1.15
Ammonia
660,000
60
0.50
TOTAL
380
3.14*
•
Total kebutuhan gas sebagai bahan baku industri Petrokimia selama 25 Tahun dengan efisiensi produksi 330 hari
per tahun
•
Diperlukan jaminan pasokan gas selama 25 tahun sesuai dengan keekonomian pabrik
3. PROYEK-PROYEK INDUSTRI PETROKIMIA
Proyek Petrokimia Honam,
investasi
USD 5 miliar
Proyek
Refinery
di Balongan dan Tuban,
investasi masing-masing
USD 10
miliar
Proyek Petrokimia dan Pupuk di Tangguh (Papua Barat),
investasi
USD 5
miliar
Proyek Ekstensifikasi Lahan Garam (Cheetam, PT. Garam)
di Nagekeo & Teluk Kupang (NTT), investasi
Rp 1,5 T
PT. Nippon Sokubai
investasi USD 332 juta
PT. Petrokimia Butadiene Indonesia
kapasitas 150 ribu ton/tahun dan investasi
Rp 1,5 T di Banten
PT. Chandra Asri
kapasitas 1 juta ton olefin/tahun dan investasi Rp 1,7 T di
Banten
NO
KOMODITAS
SUMBERDAYA
(JUTA TON BIJIH)
CADANGAN
(JUTA TON BIJIH)
1 Tembaga
4.925
4.161
2 Bauksit
551
180
3 Nikel
2.633
577
4 Pasir Besi
1.649
5
5 Besi Laterit
1.462
106
6 Besi Primer
563
30
7 Besi Sedimen
18
-
8 Mangan
11
4
9 Emas alluvial
1.455
17
10 Emas Primer
5.386
4.231
11 Perak
3.406
4.104
12 Seng
577
7
13 Timah
354
0,7
14 Timbal
363
1,6
Sumber data: Badan Geologi 2010
•
Pada saat ini, mineral pada umumnya masih diekspor dalam bentuk mentah
(bijih/raw material). Sedangkan berbagai mineral tersebut (bijih besi, bauksit, nikel,
dan tembaga) apabila dilakukan proses pengolahan akan memberikan nilai
tambah yang sangat signifikan. Sebagai contoh, peningkatan nilai tambah untuk
beberapa mineral dapat dilihat pada gambar berikut.
Bauksit
•
Indonesia mempunyai cadangan terbesar ke 7
•
Semuanya di ekspor sebagai bahan mentah
•
Total rencana kapasitas industri pengolahan 7 juta ton/tahun.
Bauxite
Besi Baja
•
Potensi Indonesia mempunyai cadangan 115 juta ton
•
Produksi tambang 12,8 juta ton
•
Total rencana kapasitas industri pengolahan iron ore: 23,8 juta ton/tahun
Iron Ore
Tembaga
•
Potensi Indonesia mempunyai cadangan 4.200 juta ton
•
Produksi tambang 80juta ton
•
Total rencana kapasitas industri pengolahan bijih tembaga: 90 juta ton/tahun.
Cu Ore
$80/ton
1
Concentrate
$3.000/ton
38
Ingot
$8.000/ton
100
Nikel
•
Global Produksi FeNi saat ini sebesar 1,5 juta ton pertahun.
•
Indonesia mengkontribusi 100.000 ton pertahun.
•
Total rencana kapasitas industri pengolahan 18,8 juta ton/tahun.
Ni Ore
$ 25/ton
5 ton
1
FeNi
$2.574/ton
0,35 ton
7
Stainless Steel
$2.627/ton
1 ton
21
3. INVESTASI DI INDUSTRI BERBASIS MINERAL
KOMODITAS
INDUSTRI BERBASIS MINERAL
BAHAN BAKU
INVESTASI DI INDUSTRI BERBASIS MINERAL
(Lanjutan….)
KOMODITAS
INDUSTRI BERBASIS MINERAL
BAHAN BAKU
(ton bijih)
PT. Indonesia Chemical Alumina
(2014)
•
Domestic market obligation
(DMO), berdasarkan Permen ESDM No. 34 Tahun 2009
untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri dalam negeri.
•
Pengaturan ekspor mineral berdasarkan Permendag No. 29 tahun 2012, dengan
tujuan untuk mengendalikan ekspor mineral.
•
Pengaturan kuota produksi / ekspor mineral, berdasarkan Permen ESDM No. 7 jo 11
tahun 2012
•
Bea Keluar (BK) mineral dan batuan sebesar 20% berdasarkan PMK No.75 tahun
2012, dengan tujuan:
–
Membatasi terjadinya eksploitasi/ekspor mineral yang berlebihan
–
Merupakan kebijakan antara sebelum diberlakukannya pelarangan ekspor mineral
sebagaimana diamanatkan UU No. 4 Tahun 2009
–
Memberikan kepastian kepada calon investor tentang adanya jaminan
ketersediaan bahan baku
•
Kementerian Perindustrian sedang menyusun
Roadmap Pengembangan Industri
Berbasis Mineral
(Besi Baja, Aluminium, Tembaga dan Nikel) sesuai
Inpres No. 3
Tahun 2013
tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah melalui Pengolahan dan
Pemurnian Mineral di Dalam Negeri.
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TERKAIT
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
Sasaran
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL DAN ANEKA
1
Fasilitasi Bantuan Mesin dan
Peralatan Untuk BPSDM Semarang
Kota Semarang
Pengembangan usaha industri tekstil
dan peningkatan kemampuan SDM
industri tekstil dan produk tekstil
Mempersiapkan infrastruktur utama
dan penunjang serta penyelenggaraan
pelatihan
2
Peningkatan Kompetensi SDM
Industri
Jawa Barat : Kab. Badung, Kab. Subang,
Kab. Sukabumi, Kab. Bandung Barat
Jawa Tengah : Kab. Banyumas, Kab.
Sukoharjo, Kab. Boyolali
Jawa Timur : Kab. Jombang, Kab.
Mojokerto
Meningkatkan kemampuan /
keterampilan dan penguasaan teknologi
SDM industri pakaian jadi dan alas kaki
Dukungan penyelenggaraan pelatihan
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
1
Bantuan Mesin dan Peralatan Barang
dari Semen untuk Menunjang
Infrastruktur di Papua
Provinsi Papua / Kab. Biak Numfor; Kab.
Supriori; Kab. Yapen; Kab. Puncak Jaya/
Kota Jayapura
Peningkatan Produktifitas Barang dari
Semen untuk menunjang infrastruktur
di Papua
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
2
Bantuan Mesin dan Peralatan
Pengolahan Skrap Plastik
Provinsi Lampung/ Kab. Lampung Tengah
Tersedianya peralatan pengolahan
limbah plastik bekas di Provinsi
Lampung
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
3
Bantuan Alat Produksi
Barang-barang dari Semen
Provinsi Lampung/ Kab. Lampung Tengah
Peningkatan Produktifitas Bahan Baku
Infrastruktur terutama batako dan
paving blok
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
4
Bantuan Mesin dan Peralatan
Pengolah Kaolin sebagai Bahan Baku
Keramik
Provinsi Bangka Belitung / Kab. Belitung
Timur
Peningkatan Produktivitas Kaolin
sebagai bahan baku industri keramik di
Provinsi Bangka Belitung
Menentukan KUB atau Koperasi yang
telah berjalan minimal selama 1 tahun
dan memiiki anggota minimal 10 orang.
5
Bantuan Mesin dan Peralatan Untuk
Produksi Barang Karet di Sumatera
Utara
Provinsi Sumatera Utara / Kab. Nias Selatan
Peningkatan Produktifitas Karet
Setengah Jadi di Kab. Nias Selatan /
Sumatera Utara
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TERKAIT
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
Sasaran
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
6 Optimalisasi Bantuan Peralatan Pengolah Karet Setengah Jadi di Papua
Provinsi Papua / Kab. Mappi Peningkatan Kualitas Produk Karet Setengah Jadi di Papua
Menentukan KUB atau Koperasi yang telah berjalan minimal selama 1 tahun dan memiiki anggota minimal 10 orang. 7 Optimalisasi Bantuan Peralatan Vulkanisir
Ban di Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan / Kab. Ogan Ilir Peningkatan Kualitas Produk Vulkanisir Ban Menentukan KUB atau Koperasi yang telah berjalan minimal selama 1 tahun dan memiiki anggota minimal 10 orang.
8 Bantuan Mesin dan Peralatan Peningkatan Nilai Tambah Industri Barang dari Karet di Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat / Kab. Pesisir Selatan
Peningkatan Nilai Tambah Industri Barang Karet Setengah Jadi di Sumatera Barat
Menentukan KUB atau Koperasi yang telah berjalan minimal selama 1 tahun dan memiiki anggota minimal 10 orang.
9 Bantuan Alat Pengolahan Bahan Baku Obat Tradisional di Jateng dan Jatim
Kab. Sukoharjo, Kab. Cilacap, Kota Madiun, Kota Mojokerto
Peningkatan Pengolahan Industri Jamu di Jateng dan Jatim
Menentukan KUB atau Koperasi yang telah berjalan minimal selama 1 tahun dan memiiki anggota minimal 10 orang.
10 Pelaksanaan Bimtek Kompon Karet dan Barang Karet
Prov. Kalimantan Barat / Kota Pontianak, Provinsi Sumatera Selatan / Kota Palembang - Sumatera Selatan, Provinsi Jambi / Kota Jambi
Meningkatkan kemampuan SDM dalam mengolah kompon karet dalam
11 Bimbingan Teknis Penerapan SNI Barang Karet dan Plastik
Provinsi Jawa Barat / Kab. Tangerang Meningkatkan kemampuan SDM Industri Plastik dan Karet dalam rangka Penerapan SNI Wajib
Mengusulkan peserta pelatihan Bimtek untuk industri plastik dan karet
12 Bimbingan Teknis Pengendalian Kualitas pada Industri Keramik
Provinsi Jawa Barat / Kota Bandung Provinsi Banten / Kab. Tangerang
Meningkatkan kemampuan SDM Industri Keramik dalam mendukung diversifikasi dan desain produk keramik
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TERKAIT
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
Sasaran
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA DASAR
1 Pembangunan Gedung Center Of Excellence (COE) Industri Petrokimia
Banten Meningkatkan kemampuan SDM Industri Petrokimia, Pusat data dan informasi serta inkubasi teknologi.
Fasilitasi perijinan serta koordinasi penyediaan lahan CoE dan kebutuhan lainnya yang dirasa perlu dalam rangka optimalisasi dan percepatan pembangunan CoE
2 Bantuan peralatan proses pupuk organik Kab. Kuantan Singingi, Kab. Lampung Tengah, Kab. Karawang, Kab. Banjarnegara, Kab. Magelang, Kab. Banyuwangi, Kab. Bangli
Meningkatkan kemampuan produksi pupuk organik dan meningkatkan kemampuan SDM Industri pupuk organik
Koordinasi dalam pengamanan bahan baku, penyediaan lahan, gedung bangunan pabrik pupuk organik, infrastruktur pendukung (listrik, air, dan utilitas penunjang lainnya) serta pengelola untuk pengoperasian pabrik pupuk organik
3 Pelatihan Penerapan SNI Produk IKD Kab. Gresik Meningkatkan kemampuan industri kimia dasar dalam memenuhi SNI produk
Fasilitasi dan koordinasi industri-industri yang akan dilibatkan dalam bimbingan teknis penerapan SNI Produk Industri Kimia Dasar
4 Basic Design dan Penilaian Kesesuaian Lahan Pegaraman di Kupang
Kupang Meningkatkan lahan pegaraman di NTT Fasilitasi dan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan
5 Intensifikasi Lahan Pegaraman di Madura Kab. Pamekasan, Kab. Sampang Meningkatkan produktivitas lahan pegaraman eksisting
Koordinasi dalam pemilihan lokasi dan pelaksanaan kegiatan intensifikasi lahan pegaraman di Madura
6 Ekstensifikasi Lahan Pegaraman di Nagekeo Kab. Nagekeo Meningkatkan lahan pegaraman sebesar 56 ha
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TERKAIT
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab/K
ota
Sasaran
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
1 Bantuan Peralatan dan Mesin Dalam Rangka Mendukung Pengembangan Industri Material Dasar Logam
Kab. Bandung Menumbuhkan dan meningkatkan daya saing Industri Material Dasar Logam, khususnya Besi-Baja
Bantuan Peralatan dan Mesin Untuk Penumbuhan Industri Material Dasar Logam pada tahun 2013 diberikan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Material melalui Disperindag Prov. Jawa Barat. Dengan bantuan alat dan mesin tersebut diharapkan ITB sebagai akademisi dapat melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh industri material dasar logam terutama industri hilir
2 Bantuan Peralatan dan Mesin Dalam Rangka Program Konversi Minyak Tanah
Kab. Banyuwangi Mendukung terlaksananya Program Konversi Minyak Tanah Mendukung terlaksananya Program Konversi Minyak Tanah
3 Bantuan Peralatan dan Mesin Dalam Rangka Fasilitasi Penguatan Infrastruktur Lab Uji Guna Penerapan SNI Wajib Produk
Terlaksananya Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Material Dasar Logam secara konsisten dan optimal
Berperan aktif dalam meningkatkan penerapan dan pengawasan SNI (Standar Nasional Indonesia) Wajib Produk Industri Material Dasar Logam melalui penciptaan infrastruktur dari lembaga penilaian kesesuaian (LPK) yang memadai guna mendukung kesiapan industrinya untuk menerapkan SNI sejak dari proses produksi dan pengendalian mutu produk
4 Bimbingan Teknis Industri Material Dasar Logam Dalam Rangka Peningkatan Efesiensi dan Konservasi Energi
Kab. Gresik • Memberikan gambaran mengenai tata cara penanganan penggunaan energi untuk keperluan proses produksi khususnya industri besi baja dalam rangka meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia industri guna peningkatan efesiensi energi;
• Menginventarisasi permasalahan yang dihadapi industri besi baja nasional dalam hal penanganan program efesiensi energi;
• Dapat mengoptimalisasikan potensi penghematan energi yang bersifat no cost, low cost hingga high cost dengan penerapan implementasi program konservasi energi
• Mengurangi emisi CO2-e tanpa harus mengorbankan volume produksi khususnya melalui peningkatan secara teknik maupun teknologi proses
PROGRAM/KEGIATAN DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TERKAIT
DENGAN DAERAH TAHUN 2013
No
Kegiatan
Provinsi/Kab/Kota
Sasaran
Peran Daerah
DIREKTORAT INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM
5 Bimbingan Teknis Assessment (Audit Pre-Sertifikasi) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Kab. Bekasi Terwujudnya Kesiapan Perusahaan Industri Material Dasar Logam Dalam Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001 : 2008) Terkait Dengan
Implementasi Sertifikasi Produk Sesuai SNI
Melakukan pembinaan kepada industri dalam rangka peningkatan sistem manajemen mutu terkait kesiapan penerapan pemberlakuan SNI Wajib Produk IMDL
6 Peningkatan Kompetensi SDM Industri Material Dasar Logam : a. Pelatihan Petugas Pengawas Standar Produk (PPSP) b. Pelatihan Auditor/ Lead Auditor Programme
Kab. Bekasi Sasaran:
Tersedianya SDM di Industri Logam yang memiliki kompetensi untuk mendukung peningkatan daya saing industri baja nasional secara keseluruhan baik industri di hulu maupun hilir
Pembinaan industri melalui Peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia industri Besi-Baja dan pemahaman terhadap efektivitas dan efesiensi kerja
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
1 Bimbingan dan Bantuan Teknis Tenaga Ahli Pelaksanaan Konservasi Energi
Kab. Jombang & Kab. Mojokerto
2 Uji Kompetensi Bidang Konservasi Energi pada SDM Basis Industri Manufaktur
Kab. Jombang & Kab. Mojokerto
3 Seleksi Peserta Sertifikasi Auditor Energi
Kab. Jombang & Kab. Mojokerto