• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU TEKS BAHASA INGGRIS YA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU TEKS BAHASA INGGRIS YA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU TEKS BAHASA INGGRIS YANG INTEGRATIF,

KONSTRUKTIF, DAN BERKARAKTER

Abdul Munir, Wageyono

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas PGRI Banyuwangi Email : monaire32@yahoo.com

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas PGRI Banyuwangi Email : wage@yahoo.co.id

Abstract

The purpose of this research is to produce a comprehensive and in-depth information about the existence and quality of the student handbook available today, as well as the level of needs of English teacher of Junior High School in Banyuwangi to the student handbook of English subjects that integrative, constructive, and character.For this purpose, the researcher used Research and Development (R & D) method, which included three phases, namely the exploration phase, model development phase and model testing phase. As a preliminary step in the framework of the Research of the Beginner Lecturer, so this research is limited to the exploration phase. At the exploration phase researchers examined the presence and quality of textbooks of English subject of Junior High School class VII in the Bnayuwangi District existing today, as the basis for preparing a prototype or draft textbook English subjects that integrative, constructive, and character. This research were conducted in Junior High School in Banyuwangi regency.

Keywords: textbooks, English language, junior high school, R & D

A.Latar Belakang

Bahasa Inggris merupakan salah satu ketrampilan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Secara umum Bahasa Inggris diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat diharapkan siswa sekolah menengah untuk menguasai pelajaran Bahasa Inggris karena Bahasa Inggris merupakan sarana komunikasi yang sangat diperlukan oleh dunia internasional.

Mengingat pentingnya pelajaran Bahasa Inggris maka seharusnyalah siswa menguasai pelajaran Bahasa Inggris. Namun dilapangan, penulis menemukan kenyataan yang tidak diharapkan yaitu kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar Bahasa Inggris, siswa menganggap Bahasa Inggris suatu pelajaran yang sulit dan tidak menarik untuk dipelajari sehingga siswa merasa takut terhadap pelajaran Bahasa Inggris.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru pengajar Bahasa Inggris dan beberapa siswa, penulis mendapat masukan bahwa permasalahan utama yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Inggris diantaranya adalah kurangnya sarana penunjang pembelajaran yaitu buku pegangan siswa dan lembar kerja siswa yang komprehensif tertintegratif.

(2)

Dalam pendekatan konstruktif siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengembangkan buku pegangan siswa yang berbasis integratif, konstruktif, dan berkarakter, dimana buku ini juga dapat digunakan oleh siswa sebagai lembar kerja sehingga siswa tidak perlu lagi membeli lembar kerja siswa yang datang dari luar sekolah. Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah proses pengembangan buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter pada kelas VII SMP di Kabupaten Banyuwangi?”

Sebagai langkah awal, penulis mencoba mengembangkan buku siswa yang berbasis integratif, konstruktif, dan berkarakter pada materi pembelajaran Bahasa Inggris kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Pengembangan ini dirangkum dalam sebuah penelitian dengan judul “Pengembangan Buku Teks Bahasa Inggris yang integratif, konstruktif, dan berkarakter untuk Kelas VII Sekolah

Menengah Pertama di Kabupaten

Banyuwangi

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Integratif

Integratif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggambungkan anatara kemampuan – kemampuan berbahasa yang ada (Listening, speaking, reading, writing) menjadi satu kesatuan tanpa dipisah-pisahkan.

Pembelajaran ketrampilan berbahasa secara terpisah/segregasi tercermin dalam ESL / EFL program tradisional yang menawarkan kelas berfokus pada kemampuan bahasa terpisah. Mengapa mereka menawarkan kelas tersebut ? Mungkin guru berpikir itu adalah logis lebih mudah untuk menyajikan materi menulis terpisah dari berbicara, atau menyimak terpisah dari membaca. Mereka mungkin percaya bahwa pembelajaran mustahil untuk berkonsentrasi pada lebih dari satu keahlian pada suatu waktu .

Bahkan jika hal itu mungkin untuk sepenuhnya mengembangkan satu atau dua keterampilan dalam ketiadaan semua yang lain,

pendekatan semacam itu tidak akan menjamin persiapan yang memadai untuk sukses berkomunikasi, penggunaan bahasa yang berhubungan dengan karier , atau interaksi sehari-hari dalam bahasa . Sebuah contoh ekstrim adalah metode tata bahasa - terjemahan , yang mengajarkan siswa untuk menganalisis tata bahasa dan menerjemahkan (biasanya tertulis ) dari satu bahasa ke bahasa lain . Metode ini membatasi bahasa belajar sangat sempit, berbagai kemampuan yang tidak mempersiapkan siswa untuk menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengurangi beberapa kelemahan diatas maka pendekatan integratif menjadi pilihan alternatif pemecahannya. Ada dua jenis pendekatan integrasi yaitu pengajaran bahasa berbasis konten dan pengajaran berbasis tugas. Yang pertama ini menekankan pembelajaran konten melalui bahasa, sedangkan tekanan kedua melakukan tugas-tugas yang membutuhkan penggunaan bahasa yang komunikatif.

2. Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Menurut sagala (2009:88), Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Menurut konstruktivisme siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara memberi arti pada pengetahuan tersebut sesuai pengalamannya. siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu dan mentransformasi suatu informasi kompleks ke situasi lain serta bergelut dengan ide-ide.

(3)

matematika. Aunurrahman (2009:25) mengemukakan:

Beberapa prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme yaitu: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; (2) tekanan proses belajar terletak pada siswa; (3) mengajar adalah membantu siswa belajar; (4) penekanan dalam proses belajar lebih kepada proses bukan hasil akhir; (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa; dan (6) guru adalah fasilitator.

Prinsip di atas sering digunakan untuk merencanakan proses pembelajaran, kurikulum dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah berjalan. Pada proses pembelajaran, guru mengambil prinsip konstruktivisme untuk menyusun metode mengajar yang lebih menekankan keaktifan siswa. Sedangkan sebagai alat evaluasi, konstruktivisme dapat digunakan untuk meneliti mengapa siswa tertentu dapat belajar lebih baik dengan teman.

Belajar menurut konstruktivisme adalah ”Proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan” (Paul, 1997:61). Jadi, belajar adalah kegiatan siswa mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan pengalaman.

Konstruktivisme tidak bertujuan untuk mengerti kenyataan, melainkan menggambarkan proses menjadi tahu akan sesuatu. Menurut konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif siswa dalam mengkonstruksikan arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki sehingga pengetahuan siswa berkembang.

Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.

3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

4. Buku Siswa

Buku siswa yang akan penulis kembangkan adalah buku siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Isi buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter adalah:

1. Gambar Pembuka materi pembelajaran. 2. Gambar pembuka materi pembelajaran

ditampilkan untuk memberikan gambaran materi pembelajaran yang akan dibahas 3. Judul Materi

4. Judul materi untuk menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan dibahas dalam pembelajaran.

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 6. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

dicantumkan agar siswa mengetahui kompetensi yang harus dicapai setelah mempelajari materi pembelajaran.

7. Materi dan contoh soal pembelajaran 8. Materi dan contoh soal pembelajaran

disajikan secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami siswa.

9. Lembar kerja siswa

(4)

11. Catatan , berisi hal-hal penting yang harus diperhatikan siswa

12. Solusi, merupakan pembahasan soal UN, SNMPTN

13. Sisipan humor

14. Uji Ketuntasan Belajar

Uji ketuntasan belajar disediakan sebagai sarana untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menguasai materi yang dipelajari.

Pada pembelajaran yang integratif, konstruktif, dan berkarakter, siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa juga dapat belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengkoreksi. Pembelajaran berbasis yang integratif, konstruktif, dan berkarakter dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. Disamping itu, keterampilan siswa dikembangkan atas dasar pemahaman siswa dan siswa mendapatkan kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Penerapannya akan terlihat pada buku siswa yang berbasis yang integratif, konstruktif, dan berkarakter.

C. METODE PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab I, penelitian ini digolongkan pada penelitian pengembangan (development research). Penelitian ini mengembangkan suatu buku siswa yang bermanfaat bagi proses pembelajaran di sekolah. Buku siswa yang digunakan ialah buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter.

Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of

R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.

Menurut Van Den Aker dan Plom (1994 : 462) Tujuan penelitian pengembangan adalah : 1. Better understanding of the implementation

problem of teachers.

2. Development of prototypical project intervention ( training, materials, support), including empirical evidence of their quality.

3. generating methodological directions for the design and evaluation of such products or intervention.

4. increased ( both individual and collective ) epertise of the various participant.

Berdasarkan tujuan penelitian itu, buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter ini termasuk dalam tujuan kedua, yaitu development of prototypical project intervention. Dalam hal ini penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter pada materi pembelajaran yang valid, praktis dan efektif untuk guru dan siswa.

Untuk mengetahui keefektifan buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter, digunakan penelitian pra eksperimental dengan model rancangan penelitiannya adalah “ The One Shot case Study” ( Sumadi, 2003 :100). Pada penelitian ini diamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter.

Sukmadinata (2008) membagi langkah-langkah tersebut menjadi empat tahap utama. Ke empat tahap tersebut adalah (1) tahap eksplorasi atau tahap pendahuluan, (2) tahap pengembangan model, (3) tahap pengujian model, dan (4) tahap diseminasi dan implementasi model.

(5)

seterusnya akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.

D.HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru pengajar Bahasa Inggris dan beberapa siswa, serta alat pengumpul data yang lain (angket dan dokumentasi) keberadaan buku teks Bahasa Inggris yang ada di SMP di Kabupaten Banyuwangi ternyata sangat beragam, keberagaman dapat dilihat dari berbagai segi antara lain dari segi judul buku, penerbit, pengarang, ketebalan buku, sistematika penulisan, dan isi (content) termasuk didalamnya cakupan materi yang ada meliputi empat ketrampilan berbahasa maupun muatan pendidikan karakter yang selama ini didengung-dengungkan.

Buku yang berasal dari beberapa penerbit, masing-masing penerbit memiliki yang konstruktifistik tersendiri. Ada buku yang memiliki soal-soal dengan tingkat kosa kata tinggi yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa yang umumnya menengah kebawah dan ada juga buku yang belum menggunakan suatu pendekatan sehingga buku yang ada tersebut kurang dimanfaatkan oleh siswa.

Buku pegangan siswa yang ada sekarang ini kurang terintegratif tidak konstruktif bahkan muatan pendidikan karakter tidak nampak dalam setiap bab maupun tema sehingga tidak komprehensif.

Buku pegangan siswa seharusnya berbasiskan suatu pendekatan yang dapat mendukung proses pembelajaran Bahasa Inggris yang menyenangkan, bermakna, menarik sehingga meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, kreativitas dan pemahaman siswa. Selain itu buku tersebut harus dapat di gunakan sebagai lembar kerja siswa.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengembangkan buku pegangan siswa yang berbasis integratif, konstruktif, dan berkarakter, dimana buku ini juga dapat digunakan oleh siswa sebagai lembar kerja sehingga siswa tidak perlu lagi membeli lembar kerja siswa yang datang dari luar sekolah.

Buku siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter ini yaitu buku siswa yang pada awal materi ditampilkan suatu permasalahan berdasarkan pengalaman dalam kahidupan sehari-hari, dari permasalahan tersebut siswa diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya sehingga siswa paham dengan tujuan yang hendak dicapai.

Buku siswa ini juga dilengkapi dengan lembar kerja siswa yang integratif, konstruktif, dan berkarakter dimana pada soal-soalnya diberikan kerangka-kerangka jawaban untuk mempermudah langkah siswa mengerjakan soal-soal tersebut. Selain itu, buku ini juga berisikan humor serta diberi tampilan-tampilan menarik untuk menghilangkan kebosanan siswa selama pembelajaran Bahasa Inggris.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan di atas maka setelah peneliti melakukan penelitian tahap pertama yaitu tahap eksplorasi atau tahap pendahuluan, maka tahap berikutnya adalah tahap pengembangan model. Dalam tahap pengembangan model ini peneliti akan melakukan penelitian kembali berkaitan dengan apa yang dihasilkan dalam tahap pertama yaitu draft prototipe/model.

Dalam hal ini draft prototipe/model yang telah dihasilkan dalam tahap pertama tersebut akan dikaji dan diujicobakan di lapangan apakah model tersebut dapat diterapkan dengan baik di lapangan. Dalam tahap pengembangan ini diharapkan akan dapat dihasilkan draft model yang telah teruji secara proses (feasible/applicable).

E. PENUTUP

Berdasarkan beberpa temuan dan setelah dilaksanakan diskusi yang mendalam maka dalam bab ini akan disampaikan beberapa kesimpulan yang dilanjutkan dengan saran-saran yang perlu diperhatikan oleh semua pihak yang berpkepentingan dengan keberadaan buku teks pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama.

1. Belum ada buku siswa yang praktis yang integratif, konstruktif, dan berkarakter pada kelas VII SMP di Kabupaten Banyuwangi selama ini.

(6)

kelas VII SMP di Kabupaten Banyuwangi selama ini, hal ini terbukti bahwa:

a. Aktivitas siswa kelas VII SMP di Kabupaten Banyuwangi selama mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris terkategori kurang maksima.

b. Motivasi siswa kelas VII SMP di Kabupaten Banyuwangi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan buku siswa yang ada selama ini terkategori rendah. Bertitik tolak dari hasil penelitian, penulis mengajukan beberapa saran atau rekomendasi sebagai berikut. Agar dapat mengajar secara efektif sehingga berdampak positif terhadap pembelajaran siswa disarankan agar guru bahasa Inggris SMP Kabupaten Banyuwangi menerapkan teori mengajar dengan pendekatan integratif, konstruktif dan berkarakter yang telah diuraikan secara mendalam pada bagian sebelumnya.

Setelah guru menerapkan teori mengajar tersebut, perlu dikaji secara seksama apakah hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Untuk keperluan itu, perlu dilakukan penelitian yang relevan. Jenis penelitian yang penulis anggap tepat adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tersebut dapat dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan atau dilakukan secara kolaboratif dengan pihak lain, seperti dosen-dosen dari LPTK.

DAFTAR PUSTAKA

Borg, Walter R dan Gall, Meredith D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Gall, Meredith D.; Gall, Joyce P.; dan Borg, Walter R. 2003. Educational Research. Boston: Pearson Education, Inc.

Panduan Pengembangan Indikator. 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Soedijarto. 1993. Memantapkan sistem pendidikan nasional. Jakarta: Gramedia Widiarsa Indonesia.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Guru mengarahkan siswa dalam kelompok untuk mencari informasi lain (selain dari tayangan) dari buku siswa dan dari internet tentang penerapan fungsi agregat dan keyword

The result of the reserach showed that learning models to enhance character education for entrepreneurship at Depok 2 Vocational High School was using (a) role

Go-Food adalah layanan jasa sistem online dalam bentuk melakukan beli dan antar makanan yang telah dipilih oleh pelanggan sesuai pilihan menu dari restoran

Dari voltamogram yang dihasilkan terlihat pada penggunaan elektroda Pt, Pt berlapis kobal, elektroda pasta kobal oksida, elektroda pasta kobal logam dan elektroda pasta

Jika laporan sudah ditulis dengan format publikasi, Jika laporan sudah ditulis dengan format publikasi, lakukan proses reviu (misalnya oleh dosen lain yang.. Jadikan laporan

Menimbang bahwa dengan mengingat gugatan cerai Penggugat dikabulkan, maka untuk memenuhi ketentuan / perintah pasal 84 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Majelis

Selain itu tidak diperolehnya jaringan untuk pemeriksaan patologi, sering menimbulkan disuria pasca bedah yang dapat berlangsung sampai 2 bulan, tidak langsung miksi spontan