• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran guru dalam pembelajaran (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "peran guru dalam pembelajaran (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

FISIKA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Belajar Dan Pembelajaran II

OLEH: KELOMPOK III ANGGOTA:

ARINI RIZQA

FARIDATUL HELMI

JULIANA AUDINA P.

MASRUHIN NUR

NURUL HAMDANILLAH

RAEHANA TUQALBY

SHERLY ANJAR P.

WINA MUSTIKA

(NIM: E1Q 013 004)

(NIM: E1Q 013 012)

(NIM: E1Q 013 021)

(NIM: E1Q 013 029)

(NIM: E1Q 013 036)

(NIM: E1Q 013 043)

(NIM: E1Q 013 051)

(2)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS MATARAM

SEPTEMBER, 2015

KATA PENGANTAR

Puja puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Kedua kalinya selawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan alam nabi besar kita nabi Muhammad SAW. Terima kasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah balajar dan pembelajaran II yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Makalah ini adalah makalah yang berisi ulasan mengenai peran guru dalam pembelajaran fisika. Dalam makalah ini berisi tentang beberapa hal yaitu peran guru dalam mendukung keberhasilan pendidikan, kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seoarang guru, tugas utama atau pokok seorang guru dalam belajar dan pembelajaran, serta peran guru dalam pembelajaran dalam hal ini tentunya adalah sebagai seorang guru dalam bidang studi fisika. Makalah ini diharapakan dapat digunakan sebagai referensi untuk pembaca terutama calon guru fisika maupun guru fisika tentang peran guru dalam pembelajaran fisika, sehingga para pembaca dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru fisika yang baik, kompeten dan sukses.

Dalam menyusun makalah ini masih banyak kekeliruan disana sini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapakan kepada para pembaca, guna untuk menyusun makalah yang lebih baik di masa yang datang.

(3)

DAFTAR ISI

Judul

Kata Pengantar...2

Daftar Isi...3

Daftar Gambar...4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...5

1.2 Rumusan Masalah...6

1.3 Tujuan...6

1.4 Manfaat...6

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peran Guru dalam Mendukung Keberhasilan Pendidikan ...7

2.2 Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Guru...9

2.3 Peran Utama atau Tugas Pokok Guru dalam Belajar dan Pembelajaran...11

2.4 Peran Guru Dalam Pembelajaran...15

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan...26

3.2 Saran...26

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pola Pembelajaran yang Didominasi oleh Peran Guru...13

Gambar 1.2 Pola Interaksi dimana Guru Berperan Sebagai Fasilitator Pembelajaran ...14

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membelajarkan fisika kepada peserta didik tidak cukup hanya dengan sekedar menceritakan informasi atau menjelaskan beberapa konsep atau mendemostrasikan kemahiran penguasaan mengenai materi-materi fisika tertentu. Lebih dari itu, pembelajaran fisika adalah proses yang dirancang untuk membantu peserta didik belajar tentang apa yang harus dipelajarinya, di bidang studi fisika tentunya. Perlu sekali dipahami sebagai seorang pendidik dan calon pendidik terutama pendidik dan calon pendidik dalam bidang fisika bahwa kesuksesan sebagai pendidik profesional dapat dilihat dari seberapa baik peserta didiknya mengikuti proses pembelajaran fisika dan seberapa baik kualitas hasil belajar konsep-konsep dasar fisika yang didapatkan dari kegiatan pembelajaran fisika.

Pendidik atau guru dalam pembelajaran apapun merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 disebutkan bahwa guru adalah profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menegah. Sudah sangat jelas bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran fisika maupun dalam pembelajaran lainnya di sekolah maupun dalam penentuaan kualitas pendidikan secara umum. Sebagai guru fisika peran ini tentunya sedikit lebih berat, hal tersebut disebabkan karena fisika pada jenjang pendidikan tertentu sering dianggap sebagai momok yang menakutkan. Hal-hal tersebut tentunya akan membuat peserta didik akan kurang manaruh perhatian dan ketertarikan terhadap mata pelajaran tersebut, yang tentunya akan berimbas pada tidak terpenuhinya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penting sebagai calon guru fisika maupun guru fisika ataupun guru bidang studi lainya untuk menyadari dan mengetahui bagaimana dan apa sajakah peran guru dalam kegiatan belajar dan pembelajaran baik di bidang studi fisika maupun bidang studi lainnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah

(6)

b. Kompetensi- kompetensi apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang guru? c. Bagaimanakah peran utama atau tugas pokok guru dalam belajar dan pembelajaran? d. Bagaimanakah peran guru dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui peran guru dalam mendukung keberhasilan pendidikan. b. Untuk mengetahui kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. c. Untuk mengetahui peran utama atau tugas pokok guru dalam belajara dan pembelajaran. d. Untuk mengetahui peran guru dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat

(7)

BAB II

ISI

2.1 Peran Guru dalam Mendukung Keberhasilan Pendidikan

Gordon dan Yocke (1999, h.: 2) mengungkapkan: "It is universally accepted that teacher is the most important component of education. School improvement efforts and or educational reform will most likely not happen until effective teachers are regarded as the most important entity", yang artinya “Hal ini diterima secara universal bahwa guru merupakan komponen yang paling penting dari pendidikan. Upaya perbaikan sekolah dan atau reformasi pendidikan kemungkinan besar tidak akan terjadi sampai guru yang efektif dianggap sebagai entitas yang paling penting”. Begitulah kedua pakar pendidikan tersebut menekankan betapa sentral peran guru dalam setiap upaya pembaharuan pendidikan dan peningkatan persekolahan.

Dalam konteks yang lebih luas, Levine (1992, h.: 1) juga mengajukan argumen yang lebih keras dan terbuka tentang pentingnya peran guru dalam mendukung keberhasilan sistem pendidikan nasional, sebagaimana dinyatakannya:"This is a time when attention is focused on the failure of America's schools to meet the needs of our society as it move into twenty-first century. Concern has naturally and correctly gravitated toward the quality of our teaching force and the adequacy of their preparation to the job at hand."

(8)

pendidikan nasional yang sesuai dengan aspirasi reformasi itu sendiri termasuk untuk membangun bangsa yang berakhlak mulia, cerdas, dan kompetitif, serta memiliki jati diri bangsa.

Dalam upaya tersebut, profesionalisme guru merupakan salah satu aspek yang menjadi titik tumpu strategi pembangunan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Gerakan reformasi pendidikan ini diantaranya dimulai dengan pencanangan pekerjaan guru sebagai profesi oleh Susilo Bambang Yudhoyono selaku Presiden RI pada peringatan Hari Guru Tahun 2005. Selanjutnya, berpegang kepada keputusan politik ini, untuk mendapatkan payung hukum terhadap penyelesaian permasalahan, kualitas, kesejahteraan, dan distribusi, dan masalah lain yang terkait dengan guru, pada tahun yang sama tepatnya pada bulan Desember 2005 pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Adapun esensi yang terkandung di dalam Undang-Undang tersebut adalah:

1. Semua guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai profesi harus didasarkan pada prinsip-prinsip profesionalisme.

2. Pemberdayaan guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan, dan kode etik profesi.

3. Semua guru yang bertugas sebagai pendidik di semua jenjang pendidikan formal harus memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui prosessertifikasi pendidik.

4. Kualifikasi akademik minimum untuk menjadi guru yang bersertifikasi pendidik adalah Strata 1 atau Diploma 4.

Implementasi keempat esensi UU tersebut diyakini oleh banyak pihak merupakan kunci peningkatan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya terutama dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Sebagaimana diingatkan oleh Anwar Arifin, guru besar Universitas Hasanuddin yang juga Anggota DPR-RI dan terlibat secara intensif dalam proses perumusan Undang-Undang tersebut bahwa upaya peningkatan profesionalisme guru dimaksudkan untuk:" ... melindungi warga negara dari pendidikan yang tidak bermutu, karena setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu (2007, h.: 48).

(9)

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen Bab IV pasal 10, ditegaskan bahwa untuk mampu melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang guru harus memiliki 4 (empat) kompetensi inti yaitu sebagai berikut.

1. Kompetensi Pedagogik

Merujuk kepada Rancangan Peraturan Pemerintah atau RPP Guru No. 19 Tahun 2005 sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2007, h.: 75) : Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.

g. Evaluasi hasil belajar (EHB).

h. Pengembangan peserta untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Sehingga dapat dikatakan kompetensi pedagogik ini adalah kompetensi tentang kemampuan seorang guru bagaimana ia bisa mengelola kelas dengan baik, mengatur dan menjaga kondisi kelas tetap kondusif dan dapat memastikan peserta didik belajar dan mendapatkan suatu pembelajaran dari setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sebagai seorang guru fisika kompetensi pedagogik ini dirasa sangat wajib dimiliki, hal tersebut karena fisika yang oleh sebagian peserta didik dianggap sebagai pelajaran yang membosankan karena mereka menganggapnya sulit. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi setiap calon guru fisika kedepannya maupun guru fisika saat ini untuk mengubah pola pemikiran peserta didik tentang seperti apa fisika itu. Seorang guru fisika harus dapat menunjukan seberapa menariknya fisika dari segi konsep, dengan mengutip dari salah satu dosen kami yang mengatakan bahwa “yang membuat peserta didik tidak menyukai fisika karena terlalu ditonjolkannya rumus-rumus matematisnya dan perhitungan matematisnya, jika saja kita lebih menekankan pada keindahan konsepnya, maka bisa jadi hal tersebut tidak akan terjadi”, maka mungkin dengan mencoba untuk mengajarkan fisika dengan lebih menarik dan lebih mengedapankan konsep fisikanya daripada matematisnya akan mengubah pola pemikiran peserta didik dengan pelajaran fisika.

(10)

Menurut Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian guru ini sangat penting mengingat dalam masyarakat indonesia dianut budaya yang menempatkan guru sebagai contoh sentral dalam kehidupan masyarakat. Ini tercermin dari pemahaman masyarakat Indonesia yang melihat guru sebagai contoh yang ditiru. Oleh sebab itu sebagaimana diingatkan oleh Mulyasa (h.: 117): “ Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar. Sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (h.: 173), dalam RPP Guru, ditegaskan bahwa kompetensi sosial tersebut sekurang kurangnya meliputi kemampuan dalam:

a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik.

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi Profesional

Sebagaimana dijelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan. Terkait dengan itu ruang lingkup dari kompetensi profesional yang harus dikuasai oleh seorang guru meliputi:

a. Landasan-landasan pendidikan yang meliputi filosofis, psikologis, fisiologis, ideologis, metodologis, dan sosiologis yang diperlukan untuk memahami pribadi peserta didik guna memberikan layanan pendidikan yang terbaik kepadanya b. Teori dan aplikasi praktis dari materi ajar atau bidang studi yang menjadi

(11)

pembelajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang aktual.

c. Teori dan aplikasi praktis manajemen dan teknologi pendidikan modern dan relevan yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan belajar dan pembelajaran yang kondusif bagi siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh siswa.

Sebagai seorang guru fisika dengan memiliki kompetensi profesional yang baik sangat penting karena jika seorang guru fisika ataupun guru bidang studi lainnya tidak memiliki pengetahuan memadai maka akan cenderung menyampaikan konsep-konsep yang salah. Konsep-konsep-konsep yang salah ini akan menjadi miskonsep-konsepsi dan jika telah masuk kedalam ingatan dan keyakinan peserta didik maka akan sangat sulit untuk diperbaiki. Oleh karena itu sebagai seorang calon guru fisika maupun guru fisika harus benar-benar menguasai materi-materi yang akan atau sedang diajarkan kepada peseta didiknya untuk menghindarkan miskonsepsi atau pemahaman yang salah pada peserta didik.

2.3 Peran Utama atau Tugas Pokok Guru dalam Kegiatan Belajar dan Pembelajaran

Tugas seorang guru secara umum meliputi tiga aspek yaitu sebagai berikut. a. Tugas Mendidik

Tugas mendidik berarti bahwa guru bertugas dalam hal membantu peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan dan masa depan peserta didik sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.

b. Tugas Membelajarkan

Tugas membelajarkan berarti bahwa guru bertugas untuk memfasilitasi dan memberi peluang belajar dengan merancang suasana yang kondusif dan mendukung proses belajar peserta didik.

c. Tugas Melatih

Tugas melatih berkaitan dengan upaya membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya.

(12)

berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberikan keteladanan kepada peserta didik. Dalam hal ini guru bertugas untuk melakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Merencanangkan Pembelajaran

Pada tahap ini guru harus benar-benar mempersiapkan segala perangkat dan stategi pembelajaran yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran fisika . Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam hal merencanakan pembelajaran yaitu:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk indikator pencapain kompetensi. Indikator-indikator yang dikembangkan harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan dengan lingkungan belajar di sekolah. Dalam hal ini, guru dituntut untuk kreatif, aktif, dan inovatif dalam merancang pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum yang sedang berlaku. Bagi calon guru maupun guru Fisika akan lebih baik dalam merancang pembelajaran, rancangannya lebih disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

b. Merancang model asesmen dan alat evaluasi. Asesmen yang diterapkan untuk pembelajaran sains tidak hanya dalam bentuk tes tulis (paper and pencil test) tetapi guru perlu juga mengembangkan model asesmen kreatif seperti portofolio dan proyek dari peserta didik. Adapun evaluasi dapat berupa evaluasi formatif (untuk memperbaiki pembelajaran) dan evalusi sumatif (untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar).

c. Memilih materi pembelajaran yang essensial. Pemilihan materi pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan atau kompetensi yang dibutuhkan peserta didik. Dalam hal ini, guru harus mampu menganalisi karakter materi pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik.

d. Berdasarkan karakteristik materi pelajaran maka guru kemudian memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pada tahap ini guru akan menetapkan pendekatan, model, metode, dan media pembelajaran.

2. Menyiapkan Kegiatan Belajar dan Pembelajaran

(13)

kesiapan psikologis dan intelektual guru dalam menyajikan materi pembelajaran serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

3. Melaksanakan Proses Pembelajaran

Mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dirancang secara matang dan operasional, selanjutnya guru melaksanakan pembelajaran. Pola komunikasi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung secara interaktif. Suatu kegiatan pembelajaran dapat melibatkan beberapa pola interaksi. Interaksi merupakan pola komunikasi yang direncanakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pola interaksi di kelas dapat terjadi satu arah, dua arah, dan multi arah. Bila interaksi kelas didominasi oleh penyaji informasi oleh guru, maka interaksi dikategorikan berlangsung searah atau dua arah.

(14)

Gambar 1.2. Pola Interaksi dimana Guru Berperan Sebagai Fasilitator Pembelajaran

Perlu diperhatikan bahwa pola pembelajaran yang direncanakan oleh guru, harus relevan dengan tujuan, materi dan metode pelaksanaan pembelajaran yang dipilih. Masih banyak pola-pola interaksi atau komunikasi pembelajaran yang dapat dirancang dan diterapkan oleh guru.

4. Mengevaluasi Proses dan Hasil Belajar

Melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar peserta didik merupakan bagian penting lain dari tugas guru. Merancang alat evaluasi merupakan langkah yang tidak terpisahkan dalam perencanaan pembelajaran. Melalui evaluasi yang benar guru dapat menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Alat evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan atau indikator harus telah dirancang pada saat persiapan.

(15)

2.4 Peran Guru Dalam Pembelajaran

A. Narasumber

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran . Guru dikategorikan baik apabila ia menguasai dengan baik segala sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran yang diajarkannya , dan sebaliknya seorang guru yang kurang menguasai materi pelajarannya dikatakan sebagai guru yang kurang baik Dalam hal ini , guru juga harus dapat berperan sebagai bagian dari sumber informasi bagi proses belajar peserta didik . Sebagai sumber informasi guru di tuntut agar memiliki wawasan yang luas terkait dengan materi pelajaran yang diajarkannya . Oleh karena itu, seorang guruyang professional harus mau dan mampu belajar terus dan harus dapat memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar untuk memperjelas informasi yang disampaikan kepada peserta didik .

Berperannya guru sebagai sumber informasi porsinya sangat tergantung pada tingkatan pendidikan . Pada jenjang sekolah dasar guru hamper sepenuhnya bertindak sebagai sumber informasi . Sedangkan pada tingkatan kelas dan tingkatan pendidikan yang lebih tinggi , maka peran guru sebagai sumber informasi ini semakin berkurang . Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dari peserta didik. Agar guru tidak ketinggalan perkembangan informasi dan teknologi, sebaiknya guru harus mengakses sumber informasi lebih banyak dibandingkan peserta didik .

b) Guru dapat menunjukan atau menyarankan sumber belajar bagi peserta didik yang memiliki kecepatan belajar yang berbeda dengan peserta didik yang lain. c) Guru perlu melakukan pemetaan materi pelajaran, misalnya dengan

menentukan mana materi inti yang wajib dipelajari peserta didik dan mana materi yang harus di ingat kembali karena pernah di bahas dan lain sebagainya. Apalagi dalam pembelajaran Fisika yang biasanya antara materi satu dan materi lainnya sering memiliki keterkaitan konsep sehingga perlu selalu dipastikan dan diingatkan kepada peserta didiknya agar informasi yang didapatkan menjadi lebih efektif

B. Manajer atau Pengelola Kelas

(16)

pengelolaan pembelajaran , menurut Alvin Eurich ada beberapa prinsip belajar yang harus diperhatikan oleh guru yakni :

a) Peserta didik harus di fasilitasi untuk mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya sendiri.

b) Setiap peserta didik yang belajar memiliki kecepatan dan potensi individual. c) Seorang peserta didik yang diberikan reinforcement akan belajar lebih banyak.

Peserta didik akan lebih termotivasi apabila diberi tanggung jawab. d) Belajar secara keseluruhan akan lebih berarti.

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiataan yang harus dilakukan yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai pengelola kegiatan pembelajaran, guru memiliki 4 fungsi umum yaitu :

1. Merancang atau merencanakan tujuan belajar

Fungsi merencanakan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer.

2. Mengorganisasi berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar Fungsi mengorganisasikan melibatkan penciptaan secara sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan program pendidkan yang telah di rencanakan.

3. Memimpin, memotivasi, mendorong dan menstimulasi peserta didik agar belajar

Fungsi memimpin atau mengarahkan adalah fungsi yang lebih bersifat pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas memimpin ini adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong dan mengawasi peserta didik. 4. Mengawasi segala sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan

(17)

Gambar 1.3. Saling Keterkaitan Fungsi Guru sebagai Manajer C. Fasilitator Pembelajaran

Peran guru sebagai fasilitator pembelajaran berarti bahwa guru harus dapat memfasilitasi interaksi belajar antar peserta didik. Di samping itu guru juga dapat memberikan berbagai fasilitas lainnya yang diperlukan oleh peserta didik, antara lain berupa alat bantu atau media pembelajaran yang menunjang, serta melengkapi fasilitas yang diperlukan untuk terjadinya pembelajaran yang optimal. Sebagai contoh, seorang guru bidang studi fisika yang merencanakan untuk memberikan pengalaman praktikum bagi peserta didik dalam materi fluida. Agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik , maka guru harus menyiapkan fasilitas penunjang untuk keberlangsungan kegiatan eksperimen fluida yaitu misalnya menyiapkan air, wadah, beban, dan sebagainya.

(18)

1.) Guru perlu mengetahui fungsi dan jenis pembelajaran. Pengetahuan dan pemahaman tentang hal tersebut sangat diperlukan karena pengguanaan media akan sangat bermanfaat jika sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Suatu media belum tetu cocok digunakan untuk menyajikan materi pelajaran. Misalnya media pembelajaran yang digunakan untuk menyajikan materi fluida yaitu digunakan media berupa air, wadal dan sebaginya , media tersebut belum tentu cocok dengan materi fisika yang lainnya. Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda.

2.) Guru perlu memiliki ketrampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang suatu media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional. Perancangan dan pemanfaatan media pembelajaran yang relevan, akan dapat memudahkan proses pembelajaran dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.

3.) Guru harus mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. Guru memiliki kompetensi profesional harus mampu beradaptasi dengan perkembangan informasi dan tehnologi yang pesat yag memungkinkan guru dapat menggunakan berbagai pilihan media pembelajaran.

4.) Guru harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik. Hal ini sangat penting, karena kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan peserta didik menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motovasi belajar mereka.

D. Pembimbing Peserta Didik dalam Pembelajaran

Peserta didik adalah makhluk yang unik, memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda. Meskipun secara fisik mungkin ada peserta didik yang mempunyai kemiripan, tetapi pada hakikatnya mesti berbeda dalam hal bakat, minat, kemampuan akademik, kemampuan sosial dan sebagainya. Disamping itu setiap individu peserta didik juga adalah manusia yang sedang berada dalam proses perkembangan menuju kedewasaan. Meskipun usianya relatif sama, irama perkembangan antar individu tentu tidak sama persis. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus dapat berperan sebagai pembimbing. Guru harus mampu membimbing mereka agar dapat melakukan hal hal berikut ini.

1) Mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidupnya. 2) Membimbing peserta didik agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas

(19)

3) Membimbing peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia mandiri.

Agar guru dapat berperan sebagai pembimbing yang baik, maka guru harus memiliki hal hal berikut ini.

1) Pemahaman tentang peserta didik yang dibimbingnya, misalnya pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tenatng potensi dan bakat peserta didik. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan tehnik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada peserta didik.

2) Pemahaman dan keterampilan merencanakan tujuan dan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik apabila guru telah merencanakan hendak dibawa kemana peserta didik dan merencanakan apa yang harus dilakukan. Untuk merumuskan tujuan yang sesuai, guru harus memahami segala sesuatu yang berhubungan baik dengan sistem nilai masyarakat maupun dengan kondisi psikologis dan fisiologis peserta didik. Kesemuanya itu terkandung dalam kurikulun sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki. Di samping itu, guru harus mampu merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh. Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada peserta didik. Oleh karena itu, hal yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri.

E. Demonstrator Keterampilan

Peran guru sebagai demonstrator dapat berarti bahwa guru adalah model bagi peserta didik khususnya dalam melakukan suatu keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik. Guru harus berperan untuk menunjukan kepada peserta didik segala sesuatu yang dapat membuat peserta didik lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Dalam mengajarkan materi-materi fisika calon guru atau guru fisika materi-materi yang diajarkan dapat didemostrasikan melalui media-media tertentu, praktikum, vidio, slide dan sebagainya sesuai dengan materi fisika yang sedang diajarkan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator yaitu sebagai berikut.

(20)

2) Guru sebagai demonstrator harus dapat menunjukan bagaimana caranya agar semua materi pelajaran dapat lebih dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik.

F. Motivator

Dalam proses pembelajran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi peserta didik yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, dapat dikatakan peserta didik yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.

Kemudian apa yang disebut motivasi itu? Woodwort (1955) mengatakan: "A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals". Suatu motif adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantungdari motive yang dimilikinya. Arden (1957) menegaskan "motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning effort, and also define the set satisfying or unsatisfying consequences of goal"

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka jelaslah bahwa kuat Iemahnya usaha yang dilakukan seseorang untuk mecapai suatu tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi merupakan penjelmaan dari motif-motif yang terlihat dari perilaku seseorang. Hilgard mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

(21)

peserta didik memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Beberapa hal penting yang perlu dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut.

a. Menyampaikan Tujuan yang Ingin Dicapai

Kejelasan tujuan yang ingin dicapai dapat membuat peserta didik memahami arah proses pembelajaran. Pemahaman peserta didik tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat belajar yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan motivasi belajarnya. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar peserta didik. Oleh sebab itu sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.

b. Membangkitkan Minat Peserta Didik

Peserta didik akan terdorong untuk belajar, apabila peserta didik memiliki minat untuk belajar. Mengembangkan minat belajar peserta didik merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara untuk membangkitkan minat belajar peserta didik antara lain ialah:

 Guru mengubungkan bahan pelajaran dengan kebutuhan peserta didik. Minat peserta didik akan tumbuh apabila mereka tahu bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dalam hal ini, guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan peserta didik.

 Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan pengalaman dan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu memahami hal-hal yang menjadi prasyarat pengetahuan peserta didik sebelum membahas materi tertentu. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik sehingga peserta didik mungkin akan gagal mencapai hasil yang optimal. Kegagalan tersebut dapat meniadakan minat peserta didik untuk belajar. Minat belajar biasanya akan tumbuh kalau peserta didik merasa berhasil dalam belajar.

(22)

ekspositori.

c. Menciptakan Suasana Menyenangkan dalam Belajar

Peserta didik hanya mungkin dapat belajar dengan baik, manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman bebas dari rasa takut. Dalam hal ini guru harus berusaha menciptakan suasana kelas yang hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu. Dalam istilah Robert Tucker, kemampuan menciptakan kenyamanan dalam kelas merupakan salah satu tantangan bagi guru dalam abad ke 21 ini.

d. Memberi Penguatan Terhadap Keberhasilan Peserta Didik

Motivasi akan tumbuh bila peserta didik merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak yang merasa tidak senang dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan bisa dilakukan dengan isyarat misalnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

e. Memberikan Penilaian dengan Objektif

Banyak peserta didik yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Oleh karena itu mereka akan berusaha belajar dengan giat. Bagi sebagian peserta didik nilai dapat menjadi motivasi ekstrinsik yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu penilaian harus dilakukan dengan segera, agar peserta didik secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan peserta didik masing-masing.

f. Memberi Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Peserta Didik

Sebagai manusia, peserta didik membutuhkan penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah peserta didik selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya misalnya dengan memberikan tulisan "bagus", atau "teruskan pekerjanmu" dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

g. Membangun Suasana Kerja Sama dan Kompetisi yang Sehat

(23)

didik akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu. Perlu disadari pula bahwa persaingan tidak selamanya menguntungkan, khususnya untuk peserta didik yang merasa tidak mampu bersaing. Strategi pembelajaran kooperatif {cooperative learning) merupakan salah satu hal yang harus dikuasai dan dapat diterapkan oleh guru untuk menciptakan nuansa persaingan positif antar kelompok.

Selain beberapa petunjuk tentang cara membangkitkan motivasi belajar seperti di atas, adakalanya motivasi dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang menantang. Namun teknik-teknik semacam itu hanya dapat digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan upaya membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan peserta didik. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negative harus dihindari.

G. Penilai dan Evaluator

Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Ada 2 fungsi utama guru dalam kaitan dengan perannya sebagai evaluator yaitu sebagi berikut.

a) Menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan peserta didik dalam menyerap materi pelajaran sesuai dengan kurikulum dan

b) Menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan.

1. Evaluasi untuk Menentukan Keberhasilan Peserta Didik

(24)

melakukan tes, artinya guru telah melakukan evaluasi apabila telah melaksanakan tes. Hal ini tentu kurang tepat. Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau makna tertentu pada sesuatu yang dievaluasi. Dengan demikian teshanya salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan makna tersebut. Misalnya seorang peserta didik yang bernama “A” katakana telah menguasai seluruh program pembelajaran berdasarkan hasil dari serangkaian evaluasi. Berdasarkan hasil tes, si A mendapat skor dengan kategori bagus, berdasarkan hasil observasi dia telah dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan hasil wawancara diabenar-benar tidak mengalami kesulitan tentang bahan pelajaran yang telah dipelajarinya. Atas dasar pertimbangan yang mengacu pada rangkaian proses evaluasi tersebut, maka guru dapat menentukan bahwa si “A” pantas dapat melanjutkan pelajarannya kemateri pelajaran yang selanjutnya. Sebaliknya, walaupun berdasarkan hasil tes seorang peserta didik telah dapat menguasai kompetensi seperti yang diharapkan, akan tetapi berdasarkan hasil wawancara dan observasi dia tidak menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan, maka guru dapat mengambil keputusan bahwa peserta didik tersebut belum berhasil. Kelemahan yang sering terjadi sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi selama ini adalah bahwa pendidik indikator yang dipergunakan untuk menentukan keberhasilan 'peserta didik terbatas pada hasil tes yang biasa dilakukan secara tertulis saja. Akibatnya sasaran pembelajaran hanya terbatas pada kemampuan peserta didik untuk menjawab soal-soal yang diujikan dengan instrument berupa tes tertulis itu saja. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, evaluasi sebaiknya dilakukan bukan hanya terhadap hasil belajar akan tetapi juga terhadap proses belajar. Hal ini sangat penting sebab evaluasi terhadap proses belajar pada dasarnya adalah evaluasi terhadap keterampilan intelektual secara nyata.

2. Evaluasi untuk Menentukan Keberhasilan Guru

(25)
(26)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran guru dalam menentukan keberhasilan pendidikan adalah sangat penting. Bahkan dengan peningkatan profesional guru dalam melaksanakan tugasnya termasuk melalui peningkatan sistem pendidikan guru dapat mengatasi kegagalan pendidikan. Hal tersebut karena dalam belajar dan pembelajaran guru berperan sebagai aktor, sutradara, manajer, sekaligus merangkap sebagai penilai. Guru merupakan titik strategi pembangunan sistem pendidakan di Indonesia. Agar dapat menjalankan semua peran guru secara optimal maka seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi harus dimiliki agar guru dapat menjalankan peran utama atu tugas pokoknya dalam kegitan belajar dan pembelajarannya denga peserta didik. Dimana yang dimaksud dengan peran utama atau tugas pokok guru dalam kegiatan belajar dan pembelajaran adalah merencanakan pembelajaran, menyiapkan kegiatan belajar dan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Sedangakan peran guru pembelajaran adalah sebagai narasumber, manajer atau pengelola kelas, fasilitator pembelajaran, pembimbing peserta didik dalam pembelajaran, demonstrator keterampilan, motivator dan sebagai penilai atau evaluator.

3.2 Saran

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Gintings, Abdorrakhman.2012. Esensi Praktis: Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Jufri, A. Wahab. 2010. Belajar dan Pembelajaran Sains. Lombok: Arga Puji Press. Peraturan Pemerintah No. 19 Pasal 18 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan.

RPP No. 19 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Gambar

Gambar  1.2.  Pola  Interaksi  dimana  Guru  Berperan  Sebagai  Fasilitator
Gambar 1.3. Saling Keterkaitan Fungsi Guru sebagai Manajer

Referensi

Dokumen terkait

Umat Hindu Bali telah memiliki rasionalisasinya sendiri tentang mengapa mereka menggunakan hewan dalam upacara Yadnya karena selain itu merupakan kelengkapan yang

Pancakarsa Bangun Reksa melakukan distribusi produk dengan cara distribusi langsung yakni produsen sendiri yang langsung memenuhi order dari konsumen ( owner pabrik)

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Klub Sepak Bola Persita dengan menggunakan Flash MX yang di dalamnya terdapat beberapa informasi

Meanwhile, the indicators of attitude toward learning English proposed by the 2004 English curriculum for junior high school include having control on his/her own

Rock n Roll Haircutting and Make Over menyadari bahwa memuaskan pelanggan dan membuat pelanggan tetap memakai jasa yang ditawarkan Rock n Roll Hair Cutting and Make Over

Tujuan pembelajaran materi aljabar berdasarkan kurikulum 2013 pada pelajaran matematika tingkat SMP/MTs kelas VIII di antaranya: (1) aspek sikap; melalui pengamatan, tanya

Metode HEART bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan operator dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan operator sehingga melakukan

Berdasarkan uraian dan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama dalam