• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN MAJAS DALAM TRILOGI PENEMBAK MISTERIUS KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA DAN PADANANNYA DALAM TERJEMAHAN BAHASA INGGRIS PADA THE MYSTERIOUS SHOOTER TRILOGY OLEH PATRICIA B. HENRY: KAJIAN SEMANTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERGESERAN MAJAS DALAM TRILOGI PENEMBAK MISTERIUS KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA DAN PADANANNYA DALAM TERJEMAHAN BAHASA INGGRIS PADA THE MYSTERIOUS SHOOTER TRILOGY OLEH PATRICIA B. HENRY: KAJIAN SEMANTIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Majas adalah bahasa indah dalam susunan kalimat dengan tujuan akhir untuk memperoleh unsur imajinatif pada pembaca atau pendengar, baik lisan maupun tulisan. Pemanfaatan majas adalah untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga

menciptakan kesan kata-kata yang lebih imajinatif. Karya sastra adalah hasil karya manusia baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika (keindahan) yang dominan.

Keindahan dalam karya sastra berkaitan dengan penggunaan bahasa atau gaya bahasa (majas). Keindahan tidak hanya dilihat dari kecantikan yang ada pada

manusia, tetapi keindahan juga dapat dilihat dari pemakaian kata-kata yang memiliki daya tarik, contohnya saja pemakaian kata-kata dalam karya sastra.

Contoh kalimat yang menggunakan majas dan yang tidak menggunakan majas:

[1]. Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama. [2]. Wajahnya pucat, sepertinya ia sakit.

(2)

[3].Her face shining like a full moon.

[4].The leaf danced across the field until it tumbled out of view.

Pada contoh [1] adalah kalimat yang menggunakan majas. Bahasa yang digunakan pada kalimat [1] “wajahnya diibaratkan seperti bulan purnama karena memancarkan sinar kekuningan.” Terasa lebih indah dibandingkan dengan

kalimat [2] yang tidak mengandung majas, kalimat tersebut mengandung arti sesungguhnya, sesuai keadaan.

Perbedaan sangat terlihat dari kedua contoh, kalimat [1] menggunakan majas dengan tujuan pembaca atau pendengar merasakan efek imajinatif penulis yang

mengandung unsur keindahan, sedangkan kalimat [2] menyatakan keadaan secara eksplisit. Para sastrawan baik dalam sastra Indonesia maupun sastra Inggris seringkali menggunakan majas tertentu untuk menjelaskan gagasan-gagasan

mereka. Pada contoh [3] dan [4] adalah kalimat yang menggunakan majas pada bahasa Inggris, keduanya memiliki kesan imajinatif yang penulis ciptakan. Majas sendiri merupakan salah satu kajian dalam bidang semantik. Dalam bahasa

Inggris, majas disebut dengan istilah figure of speech yaitu bagaimana seseorang mengungkapkan gagasan-gagasan, pemikirannya. Ada bermacam-macam majas

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris diantaranya adalah personifikasi, metafora, ironi dan sebagainya.

Penulis tertarik akan penggunaan majas pada karya sastra ini karena majas

(3)

benda atau hal lain. Penggunaan majas yang demikian ini, dapat menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu pada pembaca atau penikmat sastra (Dale (et al)

dalam Tarigan 1986:112).

Majas yang terdapat pada karya sastra sekilas menunjukkan kekhasan gaya bahasa yakni munculnya gaya permajasan seperti Majas Personifikasi, Majas

Perbandingan, Majas Ironi, Majas Penegasan. Dalam setiap majas sering terdapat kata, frasa atau kalimat yang asing bagi telinga atau tidak biasa terdengar

dipercakapan sehari-hari, maka majas yang umum dikenal seperti personifikasi, metafora, hiperbola dan sarkasme. Selain itu, majas tersebut dijadikan sarana pembungkus makna sehingga layak dilakukan pembongkaran guna mengetahui

makna, efek, dan citraan yang ditimbulkan dari penggunaan majas tersebut.

Dalam hubungannya dengan menerjemahkan majas, bukanlah suatu hal yang

mudah untuk diterjemahkan. Dalam suatu penerjemahan seorang penerjemah akan berusaha membuat hasil terjemahan sedekat mungkin dengan materi teks bahasa sumber. Mengingat bahwa budaya yang melatarbelakangi bahasa sumber dan

bahasa sasaran seringkali tidak sama, proses menerjemahkan sering pula dihadapkan pada persoalan yang sulit dalam mencari padanan yang tepat pada

bahasa sasaran. Terlebih bila yang diterjemahkan tersebut adalah majas yang banyak dipengaruhi oleh budaya.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik mengetahui apakah majas bahasa

(4)

perubahan. Adapun data untuk keperluan penelitian, penulis peroleh dari “Trilogi

Penembak Misterius”, baik yang ditulis dalam berbahasa Indonesia maupun yang

sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Trilogi adalah kesatuan gagasan atau pokok pikiran yang dituangkan dalam tiga bagian yang saling terhubung. Dalam ranah kesusastraan, istilah ini memiliki arti seri karya yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dan

mengembangkan satu tema. Trilogy is a series of three books, plays, etc. written about the same situation or characters, forming a continuous story (Cambridge

Dictionary). Sedangkan dalam thefreedictionary.com “Trilogy is a group of three dramatic or literary works related in subject or theme." Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, terdapat kesamaan dalam pendreskripsian trilogi,

kesamaannya yaitu tiga karya yang saling berkaitan dalam satu tema. Penggunakan majas dalam trilogi, khususnya di Indonesia sudah banyak

digunakan, trilogi ini tidak hanya dalam buku tetapi dalam cerita pendek pula.

Trilogi Penembak Misterius diterbitkan pada tahun 1993 oleh Pustaka Utama Grafiti, karya Seno Gumira Ajidarma. Trilogi ini terdiri atas tiga volume, volume

pertama yaitu Keroncong Pembunuhan (Killing song), volume kedua Bunyi Hujan di Atas Genting (The Sound of Rain on the Roof), dan yang terakhir adalah Grhhh

(Grhhh). Trilogi ini mengisahkan peristiwa yaang terjadi di pertengahan tahun 1980-an, pada masa Orde Baru, pada masa itu terjadi penumpasan kejahatan

secara tersembunyi yang dilakukan oleh militer. Penumpasan secara tersembunyi terhadap para pelaku kejahatan atau orang-orang yang disangka melakukan kejahatan ini disebut petrus, akronim dari penembak misterius. Konon, tak kurang

(5)

merajalela. Oleh sebab itu, masyarakat yang merindukan keamanan dan ketentraman menyambut baik adanya operasi ini. Berkat penumpasan ini, angka

kejahatan menurun drastis. Namun, beberapa kalangan menganggap penumpasan oleh petrus ini tidak sehat bagi hukum, dan terutama melanggar hak asasi manusia.

Oleh karena itu, hadirnya trilogi Penembak Misterius ini dianggap sebagai dokumen yang berharga yang mencatat peristiwa menghebohkan tersebut. Tiga

cerpen trilogi tersebut semuanya pernah dimuat di Harian Kompas, yakni “Keroncong Pembunuhan” (3 Februari 1985), “Bunyi Hujan di Atas Genting” (28 Juli 1985), dan “Grhhh!” (18 Januari 1987). Trilogi Penembak Misterius ini

pernah diterjemahkan oleh Patricia B. Henry ke dalam bahasa Inggris dengan judul “The Mysterious Shooter Trilogy” „Killing Song‟, „The Sound of Rain on Roof Tiles‟, „Grhhh!‟”, dimuat dalam Teri Shaffer Yamada (ed.), Virtual Lotus

Modern Fiction of Southeast Asia (Michigan: Univertisy of Michigan Press,

2002). Patricia B. Henry lahir di DeKalb, US, ia melanjutkan S3 nya di Malang, Jawa Timur, mengambil gelar PhD jurusan bahasa Indonesia, selain itu ia juga menerjemahkan puisi-puisi jawa kuno dan menerjemahkan karya sastra di Asia

(6)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diketahui rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis majas apa yang terdapat pada Trilogi Penembak Misterius karya Seno Gumira Ajidarma dan cerita pendek terjemahannya?

2. Apakah terjadi pergeseran jenis majas pada Trilogi Penembak Misterius

dan cerita pendek terjemahannya?

3. Apakah terjadi pergeseran makna dalam majas tersebut pada butir satu?

1.3 Pembatasan Masalah

Menyesuaikan dengan judul penelitian yaitu “Pergeseran Majas Dalam

Trilogi Penembak Misterius Karya Seno Gumira Ajidarma dan Padanannya dalam Terjemahan Bahasa Inggris Pada The Mysterious Shooter Trilogy oleh Patricia B. Henry”, maka data yang diteliti dibatasi dengan kajian dalam segi semantik.

Masalah yang diteliti berupa pergeseran majas dan makna dan tidak membahas

lebih jauh mengenai unsur-unsur lain.

Trilogi Penembak Misterius dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dijadikan sebagai sumber data penelitian. Diharapkan kedua trilogi dalam bahasa

(7)

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mendeksripsikan jenis majas yang terdapat dalam

Trilogi Penembak Misterius dan cerita pendek terjemahannya

2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis majas yang mengalami pergeseran yang terdapat dalam Trilogi Penembak Misterius dan cerita

pendek terjemahannya

3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan makna yang mengalami pergeseran

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan

dalam pengajaran bidang bahasa dan sastra, khususnya tentang majas dan pembelajaran sastra.

2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara lain: Bagi adik-adik angkatan, guru dan dosen, pembaca, peneliti dan bagi peneliti yang lain.

1.5 Objek dan Metode Penelitian

Objek yang penulis teliti adalah majas yang terdapat pada trilogi cerita pendek dalam dua bahasa, pertama versi bahasa Indonesia yang dibukukan dengan judul Penembak Misterius yang berisi tidak hanya trilogi dalam tiga

(8)

versi bahasa Inggris, penulis mengunduh trilogy cerita pendek tersebut melalui

internet karena tidak ada Trilogi Penembak Misterius versi Bahasa Inggris dalam bentuk buku. Penulis telah membaca kedua versi trilogi tersebut, baik dalam

bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sebab data yang dibutuhkan berupa kata atau ungkapan yang digunakan dalam suatu peristiwa. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi, maksudnya membuat

gambaran, lukisan secara sistematis faktual dan akurat menggunakan data-data sifat-sifat fenomena-fenomena yang diteliti (Djasudarma, 1992:10). Sedangkan menurut Sudaryanto (1993) metode deskriptif adalah penelitian yang

semata-mata hanya didasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa varian

bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret, paparan seadanya. Di dalam penelitian bahasa, penelitian deskriptif cenderung digunakan dalam penelitian kualitatif terutama dalam mengumpulkan serta menggambarkan data secara

alamiah (Djajasudarma, 1992:10).

Penelitian deskriptif ini menggunakan metode yang dapat mendeskripsikan dan

menjelaskan penggunaan majas sehubungan dengan makna dan majas yang terdapat dalam Trilogi Penembak Misterius dan cerita pendek terjemahannya. Dari analisis yang dilakukan pada Trilogi Penembak Misterius karya Seno Gumira

Ajidarma dan cerita pendek terjemahannya dengan menggunakan pendekatan makna, diperoleh beberapa unsur pembangun dalam trilogi tersebut.

(9)

2. memilih majas dalam data, 3. mengelompokkan majas,

4. mengidentifikasi makna dalam setiap majas,

5. memadankan majas dan menganalisis data yang terjadi pergeseran majas dan makna dalam terjemahannya dan

6. membuat simpulan

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan ini disusun dengan sistematika yang jelas, yang terdiri atas empat

bab yang dapat dirinci sebagai berikut:

Bab I berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan. Bab II mencakup teori dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang penulis gunakan sebagai acuan

dalam melakukan penelitian. Bab III berisi mengenai data yang penulis teliti, menjabarkan dalam bentuk data dan analisisnya, minimal data yang disajikan

yaitu tiga puluh lima data. Selain itu, di dalam analisis data ini didapat hasil dari penelitian yang telah digunakan sehingga akan terjawab semua permasalahan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Evaluasi Penaw

Setelah diberikan vaksin pada menit ke 30 terjadi kenaikan suhu tubuh maka segera diberikan perlakuan yaitu kelompok satu diberikan ekstrak kulit batang kembang

[r]

Setelah melakukan kegiatan penelitian, akhirnya laporan skripsi yang berjudul“ Audit Sistem Informasi Pelayanan Pdam (Sipl-Pdam) Menggunakan Itil Version 3 Domain

Pada Proyek Pengembangan Simpang Susun Semanggi dipilih metode erection dari segment box girder dengan shoring system sebagai cara untuk menangani banana effect akibat

Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP bekerjasama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia

!!&$ Kemiskinan merupakan persoalan yang sangat kompleks dan kronis, maka penanggulangan kemiskinanpun membutuhkan analisis yang tepat, melibatkan semua komponen

Hasil perhitungan yang menghasilkan plot tegangan oxide dengan rapat arus terobosan pada gate oxide MOS yang dilakukan dengan metode integrasi Gauss-Legendre dibandingkan