BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Doksorubisin adalah senyawa golongan antrasiklin bersifat sitotoksik hasil
isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan
secara luas untuk mengobati kanker payudara. Senyawa ini menunjukkan
kemampuan yang kuat untuk melawan kanker dan telah digunakan sebagai
kemoterapi kanker sejak akhir tahun 1960 (Singal dan Iliskovic, 2011).
Efek samping yang timbul setelah menggunakan doksorubisin adalah mual,
imunosupresi dan aritmia yang sifatnya reversibel serta dapat dikontrol dengan
obat-obat lain. Efek samping yang paling serius akibat penggunaan doksorubisin
jangka yang lama adalah kardiomiopati diikuti gagal jantung (Singal dan Iliskovic,
2011). Berdasarkan hasil penelitian restrospektif diketahui bahwa toksisitas
kardiak yang diinduksi doksorubisin bergantung pada dosis. Mekanisme yang
memperantarai toksisitas kardiak tersebut diduga disebabkan oleh terbentuknya
gugusan spesies reaktif, meningkatkan kadar anion superoksida dan pengurasan
ATP yang kemudian menyebabkan perlunakan jaringan kardiak
(Wattanapitayakul, et al., 2005)
Kardiotoksisitas yang diinduksi doksorubisin sebagian besar disebabkan
oleh terjadinya stres oksidatif tetapi mekanisme yang tepat belum jelas. Beberapa
hipotesis mekanisme kardiotoksisitas doksorubisin antara lain tingginya
konsentrasi nitrogen monooksida (NO) yang merupakan hasil induksi iNOS dan
(Andreadou, et al., 2007), pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan
degradasi doksorubisin menjadi metabolit toksis yaitu doksorubisinol (Raheem, et
al., 2009) dan juga dilaporkan bahwa nitrogen monooksida adalah radikal bebas
yang berperan dalam etiologi kardiotoksisitas yang diinduksi doksorubisin
(Guerra, et al., 2005).
Tekanan oksidatif (oxidative stress) adalah suatu kondisi ketika aktivitas
radikal bebas lebih tinggi daripada kemampuan antioksidan. Pemberian
antioksidan menunjukkan adanya pengaruh yang positif pada kondisi ini (Silalahi,
2006). Stres oksidatif, yang diinduksi oleh radikal bebas, diketahui sebagai salah
satu faktor penyebab penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan
kanker (Kaur, et al., 2006).
Nitrogen monooksida (NO) yang dikenal sebagai radikal bebas diatomik
telah diketahui berperan terhadap tekanan vaskular dan mempunyai banyak peran
pada fungsi dan penyakit jantung, serta diketahui berperan penting pada
patofisiologi berbagai penyakit kardiovaskular. Kadar NO plasma dapat
digunakan sebagai biomarker kerusakan miokard pada penggunaan doksorubisin
(Guerra, et al., 2005) dan penggunaan senyawa yang mempunyai aktivitas
antioksidan dan mampu memodulasi kelebihan produksi nitrogen monooksida
dapat bersifat proteksi terhadap kardiotoksisitas doksorubisin (Raheem dan Ghany,
2009).
Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan proses
metabolisme ataupun karena tubuh terpapar radikal bebas melalui pernafasan
(Praptiwi, et al., 2006) tetapi bila jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebihan
luar tubuh. Senyawa antioksidan ini akan menyerahkan satu atau lebih
elektronnya kepada radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas (Kaur, et al., 2006).
Daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)
merupakantumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkandi
daerah Toba, Sumatera Utara (Warsiki,2009).Beberapa penelitian telah dilakukan
terhadap daun bangun-bangun dan diketahui memiliki efek sebagai radioprotektif
(Rao, et al., 2006) melindungi kerusakan kromosom (Shama, et al., 2002)
antiinflamasi (Chang, et al., 2007). Skrining fitokimia yang dilakukan oleh
Santosa dan Hertiani (2005), menunjukkan bahwa ekstrak daun bangun-bangun
mengandung senyawa glikosida, polifenol,minyak atsiri, flavonol dan flavonoid
(Sirait, 2007) yang mempunyai aktivitas antioksidan. Senyawa-senyawa ini
mampu menekan pembentukan ROS, mengkhelat ion-ion metal dan perbaikan
membran, sehingga penggunaaan daun bangun-bangun dapat mereduksi efek
kardiotoksisitas doksorubisin.
Berdasarkan uraian tersebut,penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
antioksidan ekstrak etanol daun bangun-bangun terhadap kadar NO pada tikus
yang diinduksi doksorubisin.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
a. apakah karakteristik simplisiadaunbangun-bangun memenuhi persyaratan
b. apakah golongan senyawa kimia yang terkandung di dalam serbuk simplisia
dan ekstrak daunbangun-bangun?
c. apakah pemberian ekstrak etanol daun bangun-bangun dapat menurunkan
kadar NO plasma darah tikus putih yang diinduksi Doksorubisin?
d. apakah pemberian ekstrak etanol daunbangun-bangun dapat memperbaikiprofil
histologi jantung tikus putih yang diinduksi Doksorubisin?
1.3Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian
ini adalah:
a. karakteristik simplisia daun bangun-bangun yang diteliti memenuhi persyaratan
karakterisasi simplisia yang tertera pada Materia Medika Indonesia(MMI).
b. golongan senyawa kimia yang terdapat pada daun bangun-bangun adalah
alkaloid, saponin, steroid, flavonoid, tanin dan glikosida.
c. pemberian ekstrak etanol daun bangun-bangun dapat menurunkan kadar NO
plasma darah tikusyang diinduksi Doksorubisin.
d. pemberian ekstrak etanol daun bangun-bangun dapat memperbaiki profil
histologi jantung tikus putih yang diinduksi Doksorubisin.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. karakteristik serbuk simplisia daun bangun-bangun sehingga dapat dijadikan
acuan untuk standardisasi simplisia dalam Materia Medika Indonesia (MMI).
c. efek pemberian ekstrak etanol daun bangun-bangun terhadap kadar NOplasma
darah tikus yang diinduksi Doksorubisin.
d. efek ekstrak etanol daun bangun-bangun dapat memperbaiki profil histologi
jantung tikus putih yang diinduksi Doksorubisin.
1.5Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi karakteristik dan
skrining fitokimia daunbangun-bangun dan jugainformasi tentang aktivitas
antioksidan ekstrak etanol daun bangun-bangun sebagai terapi pendamping untuk
1.6Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan kerangka pikir penelitian Gambar 1.1
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian Karakteristik
Variabel bebas Variabel terikat Parameter 1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Kadar air 4. Kadar sari larut
dalam air 5. Kadar sari larut
dalam etanol 6. Kadar abu total 7. Kadar abu tidak
larut asam Daun bangun-bangun Skrining 1. Alkaloid 2. Flavonoid 3. Glikosida 4. Saponin 5. Tanin
6. Steroid / triterpenoid Ekstrak etanol daun bangun-bangun Suspensi Na-CMC 0,5% μg/ml Doksorubisin 10 mg/kg BB
Kadar nitrit dan nitrat dalam plasma Suspensi EEDBB
300 mg/kg BB
Suspensi EEDBB 300 mg/kg BB +
Doksorubisin 10 mg/kg BB
Blanko