• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepuasan Ibu Bersalin Terhadap Pertolongan Persalinan Oleh Bidan APN Di Klinik Wipa Sei Sikambing Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kepuasan Ibu Bersalin Terhadap Pertolongan Persalinan Oleh Bidan APN Di Klinik Wipa Sei Sikambing Medan Tahun 2015"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Pelangan

1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang

merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau out come produk

yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Syafruddin

dkk, 2011).

Kepuasan pelanggan adalah tanggapan pelanggan terhadap kesesuaian

tingkat kepentingan atau harapan (ekspektasi) pelanggan sebelum mereka

menerima jasa pelayanan dengan sesudah pelayanan yang mereka

terima.(Muninjaya, 2012).

2. Indikator Kepuasan

Indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan terdapat 5 dimensi mutu

pelayanan sebagai penentu kualitas jasa yaitu:

a. Bukti langsung adalah segala sesuatu yang tampak seperti : fasilitas,

peralatan, kenyamanan ruangan, dan sikap petugas.

b. Keandalan adalah elemen yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mewujudkan pelayanan yang dapat diandalkan

c. Daya tanggap adalah elemen yang berkaitan dengan kesediaan

karyawan dalam membantu dan memberikan informasi yang jelas,

petugas memberikan pelayanan dengan segera dan tepat waktu,

petugas memberikan pelayanan yang baik.

d. Jaminan hal ini terutama mencakup pengetahuan, kemampuan,

(2)

e. Empati meliputi perhatian pribadi dalam memahami kebutuhan para

pasien (Syafrudin, dkk 2011).

Sedangkan menurut (Supranto, 2011) Pengukuran tingkat kepuasan

erat hubunganya dengan mutu suatu produk (barang atau jasa). Tingkat

kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu pelayanan.

Menurut Muninjaya (2012) dimensi mutu adalah sebagai berikut:

1. Tangible

Mutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung oleh para

penggunanya dengan menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai.

2. Reliability (keandalan)

Adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat waktu

dan akurat sesuai dengan yang ditawarkan. Untuk meningkatkan reliability dibidang

pelayanan kesehatan, pihak manajemen perlu membangun budaya kerja yang

bermutu. Reliabilitas berkaitan dengan kemampuan menyampaikan layanan yang

dijanjikan.

3. Assurance (Jaminan)

Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan dan sifat petugas yang

dipercaya oleh pelanggan. Dimensi ini meliputi faktor keramahan, kompetensi,

kredibilitas dan keamanan.

4. Responsiveness (Daya Tanggap)

Dimensi ini dimasukkan kedalam kemampuan petugas kesehatan menolong

pelanggan dan kesiapannya melayani sesuai prosedur dan bisa memenuhi harapan

pelanggan. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan cenderung meningkat

(3)

yang didepan karena berhubungan langsung dengan para pengguna jasa dan

keluarganya.

5. Empathy

Kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian khusus staf kepada setiap

pengguna jasa, memahami kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk

dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya.

3. Keuntungan dari memuaskan pelanggan

Menurut (Syafrudin, dkk 2011) keuntungan dari memuaskan pelanggan

adalah sebagai berikut:

a. Kita kan menuai laba

b. Biaya marketing lebih efektif

c. Promosi gratis dari setiap informasi yang disampaikan pelanggan

yang puas

d. Biaya operasional menjadi lebih efisien

e. Pelanggan yang puas akan kembali lagi

4. Faktor-faktor yang mendorong kepuasan pelanggan

Menurut (Syafrudin, dkk 2011) faktor yang mendorong kepuasan

pelanggan adalah sebagai berikut:

a. Kualitas produk

b. Harga

c. Service Quality

d. Emotional factor

(4)

B. Mutu

1. Pengertian Mutu

Mutu mempunyai berbagai pengertian, yang masing-masing tergantung

pada sudut pandang orang yang mengartikannya:

a. Mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses

pelayanan, yang berdasarakan tingkat dimana pelayanan memberikan

kontribusi terhadap nilai outcomes.

b. Mutu adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

c. Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya

d. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang

sedang diamati.(Syafrudin dkk, 2011)

2. Mutu pelayanan kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

penduduk serta penyelenggaraannya sesuai denganstandar dan kode etika profesi

(Nurmawati, 2010).

Mutu pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang

diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga

yang berkualitas, berfokus pada pelayanan kesehatan perempuan, bayi baru lahir, dan

anak balita. (Nurmawati, 2010).

Selain itu, mutu pelayanan kesehatan diartikan berbeda sebagai berikut:

a. Menurut pasien/masyarakat adalah empati, menghargai, tanggap, sesuai

(5)

b. Menurut petugas kesehatan adalah bebas melakukan segala sesuatu

secaraprofessional sesuai dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

peralatanyang memenuhi standar.

c. Menurut manajer/anministrator adalah mendorong manajer untukmengatur

staf dan pasien/masyarakat dengan baik.(Syafrudin dkk, 2011)

C. Asuhan Persalinan Normal

1. Defenisi

Asuhan Persalinan Normal Atau (APN) adalah asuhan yang bersih

dan aman dari setiap tahapan persalinan dan upaya pencegahan komplikasi

terutama perdarahan pasca persalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru

lahir

Asuhan Kesehatan Ibu Terfokus Pada :

a) Keluarga berencana

b) Asuhan antenatal terfokus

c) Asuhan pasca keguguran

d) Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi

Penatalaksanaan komplikasi (JNPK-KR, 2008).

2. Tujuan Persalinan Normal

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup

dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi nya, melalui

berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang

seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat

terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal). Setiap intervensi yang akan

diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan

(6)

keberhasilan proses persalinan. Pelatihan yang diajarkan dalam pelatihan

asuhan persalinan normal harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi

semua ibu bersalin disetiap tahapan persalinan oleh setiap penolong

persalinan dimana pun hal tersebut terjadi (JNPK-KR, 2008)

60 Langkah Persalinan Normal

Adapun langkah-langkah asuhan persalinan normal menurut (JNPK-KR, 2008)

adalah sebagai berikut:

I. Melihat tanda gejala kala II

- Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

- Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau

vaginanya.

- Perineum menonjol.

- Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

II. Menyiapkan pertolongan persalinan

- Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.

Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril

sekali pakai di dalam partus set.

III. Menyiapkan diri untuk pertolongan persalinan

- Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

- Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan

dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

- Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan

(7)

- Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung

tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus

set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung

suntik).

IV. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

- Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan

ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air

disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus

terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan

cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika

terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di

dalam larutan dekontaminasi, langkah.

- Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.

- Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,

lakukan amniotomi.

- Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan

kemudian melepaskannya dalam eadaan terbalik serta merendamnya di dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

- Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk

memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100 – 180 kali / menit ).

(8)

- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

V. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan

meneran

- Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.

- Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan

pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan

pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.

- Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung

dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

- Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran. (Pada

saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa

nyaman).

- Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran :

- Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk

meneran

- Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

- Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak

meminta ibu berbaring terlentang).

- Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

- Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.

- Menganjurkan asupan cairan per oral.

(9)

- Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam

waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam)

untuk ibu multipara, merujuk segera.

Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran

- Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

aman. Jika

ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai

meneran pada

puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.

- Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setalah

60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

VI. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

- Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan

handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

- Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

- Membuka partus set.

- Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Lahirnya kelapa

VII. Menolong kelahiran bayi

Lahirnya kepala

- Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum

dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa

bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk

(10)

- Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung

setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat

tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.

- Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa

yang bersih.

- Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu

terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :

- Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas

kepala bayi.

- Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat

dan memotongnya.

Lahirnya bahu

- Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahir bahu

- Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di

masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah

keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian

dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior. Lahir badan dan tungkai

Lahirnya badn dan tungkai

- Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang

berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan

lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan

(11)

menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian

atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

- Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas

(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat

panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati

membantu kelahiran kaki.

VIII. Penanganan bayi baru lahir

- Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu

dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat

terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).

- Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagian pusat.

- Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang

klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

- Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan

memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

- Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut

yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat

terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang

sesuai.

- Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk

(12)

IX. Penatalaksanaan aktif kala tiga

- Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk

menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

- Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

- Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin

10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya

terlebih dahulu.

Penegangan tali pusat terkendali

- Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva

- Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang

pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan

menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

- Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah

bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah

pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan

belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,

menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

mulai.

- Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga

untuk melakukan ransangan puting susu.

Mengluarkan plasenta

- Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali

pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir

(13)

- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5

– 10 cm dari vulva.

- Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15

menit :

- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan

- menggunakan teknik aseptik jika perlu.

- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran

bayi.

- Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan

dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.

Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

- Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi

atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.

Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi

atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal. Pemijatan Uterus

- Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

X. Menilai perdarahan

- Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan

(14)

Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.

- Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selam 15 detik

mengambiltindakan yang sesuai.

- Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit

laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

XI. Melakukan prosedur pasca peralinan

- Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.

- Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan

klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut

dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang

bersih dan kering.

- Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau

mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali

pusat sekitar 1 cm dari pusat.

- Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan

simpul mati yang pertama.

- Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.

- Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan

handuk atau kainnya bersih atau kering.

- Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

- Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :

2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan. Setiap 15 menit pada 1 jam

pertama pasca persalinan. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca

(15)

perawatan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri. Jika ditemukan

laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia

lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.

- Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan

memeriksa kontraksi uterus.

- Mengevaluasi kehilangan darah.

- Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam

kedua pasca persalinan.

- Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama

pasca persalinan.

- Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

Kebersihan dan keamanan

Kebersihan dan keamanan

- Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi

- Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang

sesuai.

- Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

- Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang

(16)

- Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan

klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

- Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan

bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit.

- Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

- Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

Ada beberapa catatan penulis dan dikombinasi dengan catatan-catatan lainnya

Dapat disimpulkan bahwa dengan diberlakukannya 60 langkah Asuhan Persalinan

Normal yang sesuai dengan Pilar Safemotherhood yaitu Persalinan Bersih Aman,

Sayang Ibu dan Berorientasi Keselamatan. Dengan asuhan persalinan normal

tersebut dapat meningkat kan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang yang

diperlukan dalam menjamin terselenggaranya Dengan 60 langkah APN kita dapat

mencegah kematian yang disebabkan Perdarahan, Eklamsia, Sepsis. Pencegahan

dilakukan dengan Menghindari Tindakan yang Tak Perlu, Penatalaksanaan Aktif

Persalinan Kala III, Pemantauan Kontraksi & Masase Uterus, Penatalaksanaan

Atonia Uteri, Perangsangan Taktil, Pengeringan & Penghangatan Bayi Baru Lahir.

D.

Masa nifas (pueperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu. Kunjungan masa nifas paling sedikit dilakukan sebanyak

(17)

mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Berikut ini

adalah jadwal kunjungan masa nifas yang dianjurkan:

1. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk:

• Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

• Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk

apabila perdarahan berlanjut.

• Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

• Pemberian ASI awal.

• Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

• Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

• Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan

ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau

sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2.

2. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:

• Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di

bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

• Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

• Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

• Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit.

• Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,

(18)

3. Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:

• Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)

4. Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:

• Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami.

Referensi

Dokumen terkait

kesehatan mental untuk dapat meningkatkan kesehatan memupuk sikap dan perilaku peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan golongan I dan II agar tercapai

Radiation profiles calculated with the model for the 10 t ha −1 straw mulch show that most of the short- wave radiation is intercepted in the upper 20% of the mulch but that

Makanan awetan dari bahan nabati adalah makanan yang dibuat dari SDA nabati, yang sudah melalui proses pengolahan yang tepat sesuai dan dikemas dengan baik, baik menggunakan

127 Figure 6 Monthly variation of total NEP and NPP over the country during a climatological year 1981-2006 (upper panel) and monthly variation of total NEP over different

Terkait dengan telah diberlakukannya Permen PAN dan RB No 16 tahun 2009 mulai 1 Januari 2013 tentang Kenaikan Jabatan Fungsional Guru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Materi kewirausahaan Kelas X meliputi pengenalan terhadap karakter wirausahawan, melihat peluang dan membuat perencanaan, memproduksi produk, menghitung biaya produksi,

LANDSAT-TM images during 1985-2007 years and MODIS data (USGS: MOD09Q1, 2000-2010) used to diagnose changes in rela- tion between woody\herbaceous vegetation species in the dry zone

14 Suatu penelitian deskriptif analitis dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas dan menyeluruh mengenai ketentuan-ketentuan hukum internasional