BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Jaminan Persalinan (Jampersal)
1. Defenisi Jampersal
Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan yang meliputi
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk
pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2562 /MENKES/PER/XII/2011, 2011, ¶ 5).
2. Ruang Lingkup Jampersal
Msenurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2562/MENKES/PER/XII/2011, 2011, ¶ 6 Pelayanan persalinan dilakukan secara
terstruktur dan berjenjang berdasarkan rujukan. Ruang lingkup pelayanan jaminan
persalinan terdiri dari:
a. Pelayanan persalinan tingkat pertama
Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten dan berwenang memberikan pelayanan pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan,
pelayanan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan pada saat terjadinya
komplikasi (kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir) tingkat pertama. Pelayanan
tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas PONED serta jaringannya
termasuk Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta yang memiliki Perjanjian
Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Kabupaten/Kota. Jenis pelayanan jaminan
1. Pemeriksaan kehamilan
2. Pertolongan persalinan
3. Pelayanan nifas, termasuk Kb pascapersalinan
4. Pelayanan bayi baru lahir
5. Penanganan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir.
b. Pelayanan persalinan tingkat lanjutan
Pelayanan pertsalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yangdiberikan oleh tenaga
kesehatan spesialistik, terdiri dari pelayanan kebidanan dan neonatus kepada ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi dengan resiko tinggi dan komplikasi, di rumah sakit pemerintah
dan swasta yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
dilaksanakan rujukan, kecuali pada kondisi kedaruratan.
Jenis pelayanan persalinan di tingkat lanjutan meliputi :
1. pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi (RESTI) dan penyulit.
2. pertolongan dengan RESTI dan penyulit yang tidak mampu dilakukan di
pelayanan tingkat pertama.
3. penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir di Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang setara.
3. Sasaran Jampersal
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2562/MENKES/PER/XII/2011, 2011, ¶ 3 sasaran yang dijamin oleh Jaminan
Persalinan adalah :
1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
4. Bayi baru lahir ( sampai dengan usia 28 hari )
4. Manfaat Jampersal
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2562/MENKES/PER/XII/2011, 2011, ¶ 8 peserta jaminan persalinan dapat
memanfaatkan pelayanan :
1. Pemeriksaan Persalinan (ANC)
Pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan tata laksana pelayanan yang
mengacu pada buku pedoman KIA. Selama hamil sekurang-kurangnya
ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali dengan frekuensi yang dianjurkan
sebagai berikut :
a. 1 kali pada triwulan pertama
b. 1 kali pada triwulan kedua
c. 2kali pada treiwulan ketiga
2. Persalinan Normal
3. Pelayanan nifas normal, termasuk KB pasca persalinan
4. Pelayanan bayi baru lahir normal
5. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi
6. Pelayanan pasca keguguran
7. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar
8. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar
9. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar
10. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan beresiko tinggi
11. Penanganan rujukan pasca keguguran
13. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif
14. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komrehensif
15. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komrehensif
16. Pelayanan KB pasca persalinan
3.2 Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses pembuahan mulai dari konsepsi sampai
dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011).
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu), dimana kehamilan
itu terbagi atas 3 trimester : kehamilan trimester I (antara 0-12 minggu, kehamilan
trimester II antara 12-28 minggu, kehamilan trimester III antara 28-40 minggu
(Mochtar, 1998).
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Mochtar, 1998 adapun tanda dan gejala kehamilan adalah :
A. Tanda-tanda presumtif
1. Amenorea (tidak dapat haid)
2. Mual dan muntah
3. Mengidam
4. Tidak tahan suatu bau-bauan
5. Pingsan
6. Tidak ada selera makan
7. Lelah
9. Miksi
10.Konstipasi
B. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1. Perut membesar
2. Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi dari rahim.
3. Tanda hegar
4. Tanda chadwick
5. Tanda piscaseck
6. Brakton-Hicks
7. Teraba ballotement
8. Reaksi kehamilan positif
C. Tanda-tanda pasti hamil
1. Gerakan janin dapatdilihat atau diraba juga bagian janin.
2. Denyut jantung janin dapat didengar dengan monoral, doppler dan
dapat dilihat pada ultrasonografi (USG).
3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.
3. Diagnosa Banding Kehamilan
Menurut Mochtar, 1998 suatau kehamilan kadang kal harus dibedakan
dengan keadaan suatu penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan seperti :
1. Hamil Palsu (pseudocyesis / kehamilan spuria) : gejala dapat sama
dengan kehamilan, seperti amenorea, perut membesar, mual, muntah,
pada pemeriksaan uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain
negatif.
2. Mioma uteri : Perut dan rahim membesar namun padaperabaan rahim
terasapadat kadang kala dijumpai berbenjol-benjol, tanda kehamilan
negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
3. Kista ovari : perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun
pada pemeriksaan dalam rahim teraba sebesar biasa, reaksi kehamilan
negatif, tanda-tandakehamila lain negatif.
4. Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urine : Pada pemasangan
kateter keluar banyak urine.
5. Hematometra : Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan
himen inperforata, stenosis vagina atau serviks.
3.3 Kepuasan
1. Pengertian
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang
merupakan hasil dari membandingkan dengan penampilan atau outcome produk
yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Supranto, 2011).
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2004).
Menurut Oliver dalam Supranto, 2011 kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara
pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan puas.
Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. Untuk
menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan dan mengelola
suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan
untuk mempertahankan pelanggannya.
Menurut Frederick Hezberg dalam teori Motivasi Higienis (Coulter, 2007)
berpendapat bahwa faktor intrinsik terkait dengan kepuasan dan motivasi kerja,
sedangkan faktor ekstrinsik terkait dengan ketidakpuasan kerja, meyakini bahwa
sikap individu terhadap pekerjaannya itu menentukan kesuksesan atau kegagalan.
Menurut M.N Nasution, 2004 dalam Khusnawati kepuasan pelanggan yaitu
perbedaan harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan karena pelanggan adalah
orang yang menerima hasil pekerjaan (produk) seseorang, maka pelangganlah
yang menentukan kualitas suatu produk.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan
Menurut Budiastuti (2002), mengemukakan bahwa pasien dalam
mengevaluasi kepuasan terhadap pelayanan yang diterima mengacu pada
beberapa faktor, antara lain :
a. Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi
konsumen terhadap kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal
komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah
sakit.
b. Kualitas pelayanan
Memegang peranan penting dalam industri jasa, pelanggan dalam
hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan
yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
c. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum
terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang
sudah mempunyai pandangan “rumah sakit mahal”, cenderung
memilih tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
d. Harga
Harga merupakan aspek penting namun yang terpenting dalam
penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien/pelanggan.
Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya
yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka
pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit
yang berkualitas sama tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih
tinggi pada pasien.
e. Biaya
Mendapat produk atau jasa pasien yang tudak perlu mengeluarkan
biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan
3. Aspek-Aspek Yang Menentukan Kepuasan Pasien
Menurut Griffth dalam Agus (2010) ada beberapa aspek-aspek yang
mempengaruhi perasaan puas pada seseorang yaitu :
a. Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien
ketika pertama pertama kali datang di rumah sakit
b. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien, seberapa pelayanan
perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang
diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada di
rumah sakit.
c. Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi
pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung
sampai keluar dari rumah sakit.
d. Waktu menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan
untuk berkunjung maupun untuk menjaga dari keluarga maupun orang
lain dengan memperhatikan ruang tunggu yang memenuhi
standar-standar rumah sakit antara lain : ruang tunggu yang nyaman, tenang,
fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan
sebagainya.
e. Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan
dan minuman, privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana
pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti makanan dan
minuman yang disediakan dan privasi ruang tunggu sebagai sarana
f. Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat. Fasilitas ruang
inap ini disediakan berdasarkan permintaan pasien mengenai ruang
rawat inap yang dikehandaki.
g. Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu
perawatan yang berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik