• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Kunjungan K1-K4 Di Desa Kelambir Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Kunjungan K1-K4 Di Desa Kelambir Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanda bahaya pada kehamilan merupakan suatu pertanda telah terjadinya

masalah yang serius pada ibu hamil atau janin yang dikandungnya, berdasarkan

penelitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat memiliki potensi dan

membawa resiko bagi ibu, badan kesehatan memperkirakan sekitar 15 % dari seluruh

wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkembang yaitu

berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin

(Marmi, 2011)

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, hasil pencapaian

indikator cakupan pelayanan kunjungan pertama ibu hamil di Indonesia tahun 2010

sebesar 95,26% dan kunjungan keempat sebesar 85,56%, cakupan kunjungan

pertama di Indonesia sudah sesuai dengan target Millenium Development Goal’s

(MDG’S) yaitu 95% sementara kunjungan keempat masih belum sesuai dengan

target MDG’S yaitu 90%, dari angka pencapaian diatas terlihat ada kesenjangan

antara cakupan kunjungan pertama sampai kunjungan keempat yang menunjukkan

angka drop out, dengan kata lain ada ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama

pelayanan antenatal care tidak meneruskan hingga kunjungan keempat pada

trimester ketiga, sehingga kehamilannya tidak dapat terus dipantau oleh petugas

kesehatan.

Menurut Depkes RI, 2008 WHO menetapkan standar dalam melakukan

Antenatal Care, minimal empat kali selama kehamilan, untuk melihat jumlah ibu

hamil yang sudah melakukan Antenatal Care yaitu dari hasil pencapaian indikator

(2)

adalah kunjungan ibu hamil kefasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan

pelayanan Antenatal Care yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan

(sebelum minggu ke 14) sedangkan Kunjungan keempat adalah kunjungan ibu hamil

untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care minimal empat kali, yaitu satu kali

pada trimester pertama satu kali pada trimester kedua (15-28 minggu) dan dua kali

pada trimester ketiga (28-36 minggu), komplikasi kehamilan merupakan salah satu

penyebab masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di indonesia sampai saat ini,

yaitu perdarahan sebanyak 28% dan keracunan kehamilan (eklampsia) sebanyak

24%, Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000

kelahiran hidup, tahun 2008 sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun

2009 masih juga cukup tinggi yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,2009)

Menurut data dari SDKI, Riskesdas dan laporan rutin kesehatan ibu dan anak

yang disampaikan pada pertemuan teknis kesehatan ibu di Bandung 6 April 2011,

hasil pencapaian indikator cakupan pelayanan kunjungan pertama di Sumatera Utara

pada tahun 2010 sebesar 88% dan kunjungan keempat 51,5% hal ini berarti

kunjungan keempat 51,5% hal ini berarti terdapat hampir 36,5% ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan kunjungan pertama pada trimester pertama, namun tidak

melakukan pemeriksaan sampai kunjungan keempat.

Berdasarkan laporan akuntabilitas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara

tahun 2011, Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara tahun 2010 yaitu 268 per

100.000 kelahiran hidup, Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan

Angka Kematian Ibu pada tahun 2009 yaitu sebesar 260 per 100.000 kelahiran hidup

dan tahun 2008 sebesar 258 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Sumatera

(3)

Berdasarkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Hamparan Perak

dilihat dari jumlah jumlah kematian ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi

ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan dan kelahiran, tersedianya

dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan

obstetri, selain itu penyebab kematian maternal, selain itu penyebab kematian

maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari

kriteria empat ”terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu

banyak anak (>4 anak ), terlalu rapat jarak kelahiran/ paritas (<2 tahun).

Jumlah kematian ibu bersalin di Kecamatan Hamparan Perak pada tahun

2009-2013 yaitu pada tahun 2009 terdapat satu kasus kematian ibu bersalin dan satu

kasus kematian ibu nifas, tahun 2010 kasus kematian ibu tidak ada kasus, pada 2011

terdapat satu kasus kematian ibu bersalin sedangkan pada 2012 kasus kematian ibu

tidak ada dan pada 2013 kasus kematian ibu tidak ada, data kunjungan ibu hamil di

Desa Kelambir adalah pada tahun 2012 terdapat 120 ibu hamil , pada tahun 2013

terdapat 131 ibu hamil dan pada tahun 2013 terdapat 135 ibu hamil yang melakukan

kunjungan kehamilan.

Faktor yang tidak mempengaruhi ketidakpatuhan ibu hamil dalam melakukan

pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) salah satunya adalah karena

kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan kehamilan. Angka Kematian

Bayi (AKB) pada puskesmas Hamparan Perak yang terjadi pada bayi sebelum

mencapai usia satu tahun. Jumlah kematian bayi berdasarkan laporan dari tiga belas

desa yang ada di Kecamatan Hamparan Perak sepanjang tahun 2013 adalah satu

kasus dari 2112 kelahiran hidup, penyebab kematian tersebut adalah asfiksia ,

(4)

dengan melaksanakan peningkatan pelayanan kesehatan bagi bayi disarana kesehatan

yang ada melalui Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) dan Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jumlah kelahiran hidup, bayi mati dan angka

kematian bayi di Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang tahun

2009-2013, hal ini juga diperkuat oleh Irma dan Sugianto pada tahun 2008 yang dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang

jenis komplikasi atau tanda bahaya kehamilan maka kemungkinan untuk patuh

melakukan Antenatal Care semakin besar.

Berdasarkan surve awal yang dilakukan di Desa Kelambir Wilayah Kerja

Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang peneliti menemukan data dari

puskesmas tersebut sebanyak 131 ibu hamil dan diantaranya banyak tidak melakukan

kunjungan pertama sampe kunjungan keempat sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: Bagaimana Pengetahuan Ibu Hamil Tentang kunjungan pertama

sampai kunjungan keempat di Wilayah Kerja Puskesma Hamparan Perak,

Desa Kelambir Kabupaten Deli Serdang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Ibu Hamil Tentang kunjungan

pertama sampai kunjungan keempat di Wilayah Kerja Puskesmas

Hamparan Perak, Desa Kelambir Kabupaten Deli Serdang.

2. Tujuan Khusus

(5)

a. Untuk mengeahui pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pertama

sampai kunjungan keempat.

b. Untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang kunjungan pertama sampai

kunjungan keempat.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktek Kebidanan

Sebagai bahan masukan untuk melakukan pelaksanaan kunjungan

Antenatal Care

2. Bagi Pendidikan kebidanan

Diharapkan pada calon bidan dapat menerapkan pelayanan Antenatal

Care.

3. Bagi Peneliti Kebidanan

Sebagai data pengamatan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tentang

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja guru yang baik merupakan salah satu faktor penting yang mampu menunjang mutu pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan gaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Adanya pengaruh dan hubungan yang signifikan antara variabel pendidikan pelatihan dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tidur Larut Malam

penilaian belum begitu detail seperti yang dirumuskan dalam kurikulum 2013, dalam penilain sikap yang saya lakukan baru menilai sikap mereka dengan guru sedangkan sikap

Tujuan praktikum tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum proses ekstraksi rimpang kencur dengan pengaruh variasi jumlah pelarut, suhu ekstraksi, refluk ratio,

Desa Mandiri atau yang disebut Desa Sembada adalah Desa Maju yang memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan kualitas hidup dan

Bahasa Minangkabau atau dalam bahasa asal, Baso Minang adalah sebuah bahasa Austronesia yang digunakan oleh kaum Minangkabau di Sumatra Barat, di barat Riau, Negeri

Mahasiswa juga tidak lagi harus berpatokan dengan datang ke perpustakaan untuk sekedar membaca buku atau mencari bahan materi yang akan dipakai dalam mengerjakan