• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Preferensi Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Pada Tanaman Padi Sawah, Padi Gogo dan Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) di Rumah Kasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Preferensi Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Pada Tanaman Padi Sawah, Padi Gogo dan Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) di Rumah Kasa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Biologi Hama

Klasifikasi wereng coklat menurut Nurbaeti et al. (2010) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Homoptera Famili : Delphacidae Genus : Nilaparvata

Spesies : Nilaparvata lugens Stal.

Metamorphosis wereng coklat sederhana (heterometabola).Telur berbentuk lonjong, diletakkan berkelompok dalam pangkal pelepah daun, tetapi kalau polpulasinya tinggi telur diletakkan di ujung pelepah daun dan tulang daun.Jumlah telur yang diletakkan beragam, dalam satu kelompok antara 3-21 butir.Telur menetas antara 7-11 hari atau rata-rata 9 hari (Baehaki & Widiarta, 2010).

(2)

Serangga muda yang menetas dari telur disebut nimfa, makanannya sama dengan induknya. Nimfa mengalami pergantian kulit (instar), rata-rata stadium nimfa adalah 12,8 hari. Lamanya waktu untuk menyelesaikan stadium nimfa beragam tergantung dari bentuk dewasa yang akan muncul (Nurbaetiet al., 2010). Baehaki (1993) menyatakan lamanya stadia nimfa instar I, II, III, IV dn V berturut-turut 2,6 hari, 2,1 hari, 2,0 hari, 2,4 hari dan 3,1 hari.

Nimfa wereng coklat berwarna krim akan berubah menjadi keabuan seiring denga usia, panjang nimfa dewasa sekitar 2,1 mm, bersamaan dengan itu garis hitam pada thorax mulai menghilang (Wirajaswadi, 2010).

Gambar 2. Nimfa N.lugens, A= instar 1, B= instar 2, C= instar 3, D= instar 4, E= instar 5

(Sumber : Foto Langsung)

(3)

tanaman setengah rusak daripada tanaman sehat (Baehaki & Widiarta, 2010).

A B

Gambar 3. Imago N.lugens,A= Makroptera, B= Brakhiptera (Sumber: Foto Langsung)

Wereng coklat memiliki ukuran panjang badan sekitar 2,6 – 2,9 mm, serangga dewasa berwarna coklat kehitaman, bergerak dengan berjalan dan terbang. Siklus hidup N.lugens cukup singkat sehingga proses pergantian generasi

berlangsung dengan cepat stadia dewasa (imago) 10-20 hari (Wirajaswadi, 2010).

Gejala Serangan

N.lugens dapat menyebabkan kerusakan secara langsung maupun tidak langsung.Kerusakan langsung oleh N.lugen adalah menghisap cairan sel tanaman padi, sehingga pertumbuhan tanaman padi terhambat, mati kekeringan dan tampak seperti terbakar.Kerusakan tidak langsung oleh N.lugens adalah sebagai vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa (Hariastuti, 2011).

(4)

dengan menghisap cairan batang tanaman padi sehingga menyebabkan gejala pada daun menguning akibat batang tanaman sudah terganggu.

Gejala kerusakan seperti tanaman menguning kemudian mengering dengan cepat (seperti terbakar) dikenal dengan istilah hopperbum.Dalam suatu hamparan gejala hopperbum terlihat seperti lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng coklat yang dimulai dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran (Saputra et al., 2012).

Apabila populasi tinggi, maka gejala kerusakan yang terlihat di lapangan yaitu warna daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning, kemudian berubah menjadi berwarna cokelat jerami dan akhirnya seluruh tanaman bagaikan disiram air panas berwarna kuning coklat dan mengering. Apabila menyerang pada fase generatifakan menyebabkan terjadinya puso (gagal panen) (Nurbaeti et al., 2010).

Wereng coklat merupakan hama laten dan dapat mentransfer virus kerdil hampa (VKH = ragged stunt) dan virus kerdil rumput (VKR = Grassy Stunt) yang serangannya lebih besar dari serangan wereng itu sendiri dan bahkan saat ini wereng coklat sedang aktif bekerja menularkan penyakit kerdil rumput tipe 2 (Grassy Stunt Type 2 = GST2) (Baehaki & Widiarta, 2010).

(5)

Faktor-faktor yang mempengaruhi hama

Beberapa faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya serangan wereng coklat antara lain: 1) kondisi lingkungan cuaca dimana musim kemarau tetapi masih turun hujan, 2) ketahanan varietas, 3) pola tanam padi-padi-padi, 4) keberadaan musuh alami rendah, 5) penggunaan pestisida kurang bijaksana. Secara umum serangan wereng coklat lebih dominan terjadi pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau serangannya terjadi di daerah – daerah yang sering hujan dan populasi wereng coklat cepat meningkat pada kelembaban tinggi (70 – 80%), suhu siang hari optimum (28 – 30oC), intensitas cahaya matahari rendah, pemupukan N tinggi, tanaman rimbun, air, lahan basah serta angina kencang (Nurbaeti et al., 2010).

Ledakan hama wereng coklat akan timbul apabila lingkungan untuk berkembangbiak cukup kondusif diantaranya: hujan berlebih di musim kemarau atau kemarau basah akibat penyimpangan iklim. Penyimpangan iklim menyebabkan suhu minimum 1-2oC dan kelembaban nisbih 6-10% lebih tinggi dibandingkan kondisi saat iklim normal (Wirajaswadi, 2010).

Perbedaan populasi wereng batang coklat diduga karena adanya perbedaan karakter biofisik dan ketahanan yang berbeda antar varietas.Variasi ukuran daun, bentuk, warna dan ada atau tidaknya sekresi glandular mungkin dapat berperandalam menentukan penerimaan serangga terhadap inangnya.Morfologi tanaman merupakan salah satu kunci ketahanan tanaman (Priasmoro et al., 2013).

(6)

pertumbuhan dan perkembangan serangga jika makan dan hidup pada kultivar tahan (Hariastuti, 2011)

Yeherwandi et al. (2009) menyatakan bahwa batang yang keras dan daun yang kasarkurang disukai oleh wereng batang coklat, karena dapat menyulitkan wereng batang coklat saat menusukkan alat mulutnya untuk menghisap cairan tanaman dan dapat pula menyebabkan kematian pada nimfa karena tidak dapat makan.Tinggi rendahnya populasi wereng yang mampu mencapai dewasa eret hubungannya dengan jumlah dan mutu makanan yang diperoleh.Kebutuhan hidup serangga yang terpenuhi dengan kualitas makanan yang lebih baik menyebabkan semakin sempurnanya perkembangan dan pertumbuhannya.

Wereng coklat mempunyai plastisitas genetik yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan pada waktu yang relatif singkat. Hal ini terbukti dengan timbulnya biotipe/populasi baru yang dapat mengatasi sifat ketahanan tanaman atau hama tersebut menjadi resisten terhadap insektisida. Sifat demikian menimbulkan ledakan dan menurunnya produksi padi nasional secara drastis (Baehaki & Widiarta, 2010).

(7)

Waktu perkembangan yang pendek dan tingkat reproduksi yang tinggi menggambarkan kesesuaian wereng dengan tanaman inangnya.Laju pertumbuhan intrinsik, waktu generasi, dan waktu penggandaan populasi berguna sebagai indikasi pertumbuhan populasi. Lama hidup, fluktuasi populasi, laju reproduksi, dan laju pertumbuhan dipengaruhi oleh sumber makanan (Rahminiet al., 2012).

Pengendalian Hama

Setyorini et al.(2013) menyatakan bahwa alternatif pengendalian wereng batang coklat dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik budidaya tanaman padi, sehingga kondisinya kurang mendukung untuk perkembangan wereng batang coklat. Upaya lain adalah dengan memenuhi kebutuhan unsur hara padi, dengan menggunakan musuh alami yaitu organisme di alam yang dapat melemahkan serangga, membunuh serangga sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga dan mengurangi fase reproduksi dari serangga.

Tanam padi serempak dapat mengantisipasi penyebaran serangan wereng batang coklat, karena hama ini sering berpindah-pindah ke lahan padi yang belum panen. Menggunakan sistem padi legowo dan tanam varietas padi tahan wereng

coklat seperti Inpari 1, Inpari 2, Inpari 13, Indragiri dan Punggur (Saputra et al., 2012).

(8)

tanam berarti sudah mencapai ambang ekonomi dan perlu dilakukan pengendalian dengan insektisida (Wirajaswadi, 2010).

Botani Tanaman Padi

Klasifikasi botani tanaman padi menurut Perdana (2012) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monotyledonae Keluarga : Gramineae (Poaceae) Genus : Oryza

Spesies : Oryza spp.

Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam akar yaitu :1. Akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah dan bersifat sementara, 2. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikanakar seminal.Akar ini disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya (Suharno, 2005).

(9)

reproduktif.Oleh karena itu stadia reproduktif disebut juga sebagai stadia perpanjang ruas (Makarim dan Suhartatik, 2009).

Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-selang satu daun pada tiap buku.Tiap daun terdiri atas (1) helai daun, (2) pelepah daun yang membungkus ruas, (3) telinga daun (auricle), (4) lidah daun (ligule).Sifat daun yang dikehendaki pada tanaman padi adalah daun yang tumbuh tegak, tebal, kecil dan pendek(Sumoharjo, 2014).

Bunga padi secara keseluruhan disebut malai.Tiap unit bunga pada malai dinamakan spikelet yang pada hakikatnya adalah bunga yang terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik dan benang sari serta beberapa organ lainnya yang bersifat inferior.Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang primer dan sekunder. Tiap unit bunga padi pada hakikatnya adalah floret yang hanya terdiri atas sat bunga. Satu floret berisi satu bunga dan satu bunga terdiri atas organ betina (pistil) dan 6 organ jantan (stamen). Stamen memiliki dua sel kepala sari yang ditopang oleh tangkai sari berbentuk panjang, sedangkan pistil terdiri atas satu ovul yang menopang dua stigma melalui stile pendek (Makarim dan Suhartatik, 2009).

(10)

Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere).Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan (Perdana, 2012).

Syarat Tumbuh

Tanaman Padi Sawah

Iklim

Padi sawah tumbuh baik di daerah tropis maupun sub-tropis.Ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat pentimg.Untuk kebutuhan ait tersebut diperlukan sumber mata iar yang besar, kemudian ditampung dalam bentuk waduk.Dari waduk inilah sewatu-waktu air dapat

dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah (Suparyono & Setyono, 1997).

Tanah

(11)

Budidaya Padi Sawah ada beberapa tahapan yang dilakukan para petani dalam malakukan budidaya padi sawah diantaranya yaitu: persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan,pengendalian dan pemberantasan hama dan penyakit serta panen. 1. Persemaian Persemaian dilakukan 25 harisebelum masa tanam, persemaian dilakukan pada lahan yang sama atau berdekatan dengan petakan sawahyang akan ditanami, hal ini dilakukan agar bibit yang sudah siap dipindah, waktu dicabut dan akan ditanammudah diangkut dan tetap segar (Norsalis, 2011).

Pemberian air dengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm). pada periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai pecah-pecah. Pemberian air terlalu tinggi akan menyebabkan pertumbuhan akar terganggu dan pertumbuhan tunas tidak optimal (Sampoerna, 2012).

Tanaman Padi Gogo

Iklim

(12)

padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27OC sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23OC (Perdana, 2012).

Tanah

Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm (Perdana, 2011).

Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah.Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak.Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn (Perdana, 2012) .

Botani Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)

Menurut Steenis (1997) dalam Astuti (2006), klasifikasi Teki adalah sebagai berikut:

(13)

Famili : Cyperaceae Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundusL.

C.rotundus adalah teki tahunan yang memiliki ciri khas tumbuh rendah, perbungaan berwarna coklat kemerah-merahan terdapat di ujung batang, mempunyai 2-4 braktea yang bentuknya menyerupai daunnya, buliran tersusun berselang-seling sedikit tumpang tindih, berumbi dan mempunyai rimpang, rimpangnya dapat mencapai kedalaman 15 cm dalam tanah dan dapat membentuk tunas-tunas baru (Nasution, 1986).

C.rotundus tumbuh dominan di perkebunan karet, terdapat di tanah alluvial atau podsolik yang lembab atau agak kering dengan suasana terbuka atau sedikit ternaung, daerah penyebarannya meliputi 0-1000 m di atas permukaan laut.Di luar perkebunan karet, rumput ini juga sering terdapat di ladang, tepi jalan, tepi sungai/tebing berpasir dan di pekarangan berpasir (Nasution, 1986).

(14)

Syarat Tumbuh

Iklim

Rumput teki tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan atau di lahan pertanian. Tumbuhan ini merupakan gulma yang susah diberantas (Wijaya, 2006 dalam Izah 2009).

Tanah

Tanaman teki tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut, banyak tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.Pada umumnya teki tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering, di ladang dan kebun (Sudarsono dkk, 1996 dalamAstuti, 2006).

Preferensi

Pengertian preferensi / non preferensi ialah disukai atau tidak disukainya suatu tanaman oleh serangga sebagai tempat bertelur, berlindung, sebagai makanannya atau kombinasi dari ketiganya (Painter, 1951).

Serangga juga akan melakukan pemilihan dalam mencari inangnya, proses pemilihan inang oleh serangga ini dilakukan dengan beberapa cara seperti melalui penglihatan (visual), penciuman (olfaktori), pencicipan (gustatori) dan perabaan (taktil) (Sodiq, 2009).

Proses pemilihan inang oleh serangga melalui beberapa tahap, yaitu : a. Pencarian habitat inang (host habitat finding) ; mencari habitat inang dengan mempergunakan mekanisme yang melibatkan fototaksis,

(15)

b. Pencarian inang (host finding); pada umumnya mempergunakan mekanisme sensorik jarak panjang yang melibatkan tanggap penglihatan dan penciuman. c. Pengenalan inang (host recognition); serangga menerima rangsangan dengan

menggigit tanaman.

d. Penerimaan inang (host acceptance) ; adanya bahan kimia yang berbeda yang dikandung inang akan mengatur proses pakan serangga.

e. Kesesuaian inang (host suitability) ; tanaman yang memiliki nilai gizi dan tidak mengandung senyawa racun akan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan serangga.

(Metclaf & Luckman, 1975).

Gambar

Gambar 1. Telur N. lugens (Sumber: Nurbaeti, et al., 2010)
Gambar 2. Nimfa N.lugens, A= instar 1, B= instar 2,  C= instar 3, D= instar 4, E= instar 5 (Sumber : Foto Langsung)
Gambar 3. Imago N.lugens,A= Makroptera, B= Brakhiptera (Sumber: Foto Langsung)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi karbon aktif pada kolom adsorbsi semakin besar nilai persen removal COD dan TSS serta semakin lama waktu

Rumusan masalah yang ditemukan setelah me- lakukan observasi pada site dan wawancara: Problem definition di bidang usaha yaitu, Restoran Malioboro merupakan sebuah restoran yang

Strategi pembentukan karakter kerja keras melalui tari kreasi Boran yang dilakukan oleh sanggar Tari Tri Melati Lamongan adalah dengan menerapkan beberapa cara sederhana,

Dimana pada sistem yang baru ini bagian keuangan akan dapat melakukan aktivitas dengan cepat dan akurat serta akan dapat menghemat waktu dalam aktivitas

Sumartana, mengatakan bahwa Gus Dur telah biasa melakukan kerjasama dan dialog dengan siapa saja secara terbuka, baik dengan kelompok Kristen, Hindu, Budha maupun dengan

This paper describes the combination of multi-data in stratifying the natural evergreen broadleaved tropical forest of the Central Highlands of Vietnam. The

The experiments performed and discussed in the paper let us evaluate the effective contribution of texture information, and compare the most suitable vector components and metrics

dengan sistem penambahan tekanan udara melalui penghasilan alat Wiz merupakan salah satu cara untuk meninggikan kecekapan isipadu dapat meningkatkan kuasa keluaran enjin pada