12 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal umumnya adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain, dan sebagai sarana bagi kegiatan investasi (Sunariyah, 2011:5). Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan-kegiatan jual beli dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2012). Pasar modal berperan dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat.
Selain memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia, pasar modal juga menjalankan dua fungsi yaitu sebagai sarana pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor) dan menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan (Martalena dan Maya Malinda, 2011:3). Berikut pengertian tentang pasar modal yang dikemukakan oleh para ahli:
Pengertian pasar modal menurut Martalena dan Malinda (2011:2) menyatakan bahwa:
Adapun pengertian pasar modal menurut Fahmi (2015:48) menyatakan bahwa:
“Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.”
Menurut UU No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa:
“Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Menurut UU No, 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal menyatakan bahwa:
“Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek.”
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasar modal merupakan mekanisme transaksi jual beli instrument pasar modal jangka panjang antara penjual dan pembeli baik itu individu,korporasi maupun pemerintahan. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara. Selain sebagai sarana untuk berinvestasi, pasar modal juga merupakan sumber dana bagi perusahaan. Sekaligus berperan dalam menjalankan kedua fungsinya yitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan
2.1.1.1 Manfaat Pasar Modal
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi
3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi Negara
4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan hingga lapisan masyarakat menengah
5. Memungkinkan penyearan kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme serta pencipraan iklim berusaha yang sehat 6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik
7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek
8. Menjadi alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi
9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses control sosial
10.Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan pemanfaatan manajemen professional
2.1.1.2 Fungsi Pasar Modal
Menurut (Hadi, 2013:16) pasar modal juga memberikan fungsi besar bagi pihak-pihal yang ingin memperoleh keuntungan dalam investasi. Fungsi pasar modal tersebut antara lain:
1. Bagi perusahaan
Alternativ investasi bagi pemodal, terutama pada instrument yang memberikan likuiditas tinggi. Pasar modal memberikan ruang investasi dan profesi lain memanfaatkan untuk memperoleh return cukup tinggi.
3. Bagi perekonomian Nasional
Dalam daya dukung perekonomian nasional, pasar modal memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan dan mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Hal tersebut ditujukan dengan fungsi pasar modal yang memberikan sarana bertemunya antara lender dengan borrower.
2.1.1.3 Faktor-faktor Pasar Modal
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2012), sebagai berikut:
1. Supply sekuritas 2. Demand sekuritas
3. Kondisi politik dan ekonomi 4. Masalah hokum dan peraturan
5. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi, dan berbagai lembaga yang memungkinkan transaksi secara efisien.
2.1.2 Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering) Transaksi penawaran umum penjualan saham pertama kalinya terjadi dipasar perdana (primary market). Menurut Rosyati dan Arifin (2002:49) mendefinisikan penawaran umum perdana adalah sebagai berikut:
Selanjutnya saham dapat diperjualbelikan di Bursa Efek, yang disebut pasar sekunder (secondary market)”
Menurut Martalena dan Maya Malinda (2011) mendefinisikan penawaran umum perdana adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang telah diatur dalam Undang Undang tersebut dan peraturan pelaksanaannya. Initial Public Offering (IPO) atau disebut go public merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya (Obligasi, right, warrant) yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk mennjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang Undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. Selain kegiatan penawaran efek kepada pemodal oleh penjamin emisi (underwriter) pada periode pasar perdana, juga mencakuo kegiatan penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia dan pencatatan efek saat efek mulai diperdagangkan dibursa.
2.1.2.1 Manfaat Penawaran Umum Perdana (IPO)
Pada dasarnya perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana akan mendapatkan manfaat yang positif. Menurut Darmaji dan Hendy (2001:43) manfaat Initial Public Offering adalah:
2. Biaya go public relatif murah 3. Proses relatif mudah
4. Pembagian deviden berdasarkan keuntungan
5. Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen
6. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme 7. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut
serta memiliki
8. Saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial
9. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi) secara gratis
10.Memberikan kesempatan kepada koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham.
2.1.2.2 Tahap Melakukan IPO
Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum, perlu mempersiapkan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan penawaran umum serta syarat yang telah ditetapkan oleh OJK. Kegiatan yang dilakukan dalam proses penawaran umum yang diakses dalam (https://gopublic.idx.co.id/) sebagai berikut:
1. Penunjukan Underwriter dan Persiapan Dokumen 2. Penyampaian Permohonan Pencatatan Saham ke Bursa
Efek Indonesia
3. Penyampaian Pernyataan Pendaftaran ke OJK 4. Penawaran Umum Saham kepada Publik
5. Pencatatan dan Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia
Pengertian underpricing Bachtiar (2012)
Underpricing adalah kenaikan harga saham perdana di
pasar sekunder dengan harga saham perdana di saham perdana, kenaikan harga ini merupakan keuntungan bagi investor yang membeli saha tersebut dipasar perdana karena mendapat keuntungan ketika saham tersebut dijual di pasar sekunder, keuntungan tersebut dikenal dengan istilah pengembalian awal (initial return).”
2.1.3 Underpricing
Underpricing merupakan salah satu fenomena yang sering
ditemui ketika perusahaan akan melakukan IPO (Initial Public Offering). Saham yang nanti nya akan ditawarkan dipasar sekunder
sebelumnya akan ditawarkan di pasar perdana. Harga saham yang ditawarkan pada saat IPO ditentukan oleh emiten dengan underwriter. Banyak para ahli mengemukakan tentang
underpricing, berikut pengertian yang dipaparkan:
Menurut Manurung (2013) mengemukakan pengertian underpricing sebagai berikut:
“bila harga Initial Public Offering (IPO) saham lebih rendah dari harga penutupan saham pada hari pertama diperdagangkan.”
Adapun menurut Purwanto dkk (2015) menyatakan bahwa:
“Underpricing adalah suatu keadaan dimana harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dibandingkan ketika diperdagangkan di pasar sekunder”.
2.1.4 Initial Return
dengan harga jual saham yang bersangkutan dipasar sekunder Retowati (2013).
Besarnya underpricing diukur dengan initial return yakni selisih harga saham atau keuntungan yang didapat pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang bersangkutan di pasar sekunder hari pertama. Secara sistematis initial return dapat dirumuskan sebagai berikut (Triani, 2006) :
Keterangan: IR: Retun awal
Pt0: harga penawaran perdana
Pt1: harga penutupan pada tahun pertama dipasar sekunder Menurut Sugeng Wahyudi (2008), terdapat faktor-faktor yang terkait dengan initial return yaitu umur perusahaan, proporsi utang, rasio keuntungan, proporsi saham yang dijual, reputasi penjamin emisi (underwriter), sentimen pasar, dan kekuatan intervensi (forced offering).
2.1.5 Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut Hery (2016:18) yaitu suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
2.1.5.1 Penggunaan Analisis Rasio Keuangan
a) Manajer perusahaan, menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja operasi serta keuangan perusahaan,
b) Analisis kredit, termasuk pertugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk mengidentifikasi kemampuan debitor dalam membayar utang-utangnya,
c) Analisis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
2.1.5.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Hery (2016:23) analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori, yaitu: 1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio Sovabilitas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
5. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar
Rasio ukuran pasar yaitu rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai instrinsik perusahaan (nilai saham).
2.1.6 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil. Ardiansyah (2004) mengemukakan tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang diperolehnya banyak. Dengan rendahnya ukuran perusahaan yang berskala kecil maka kemungkinan return yang diterima investor akan semakin rendah karena terdapat ketidakpastian yang terjadi di masa akan datang sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan mempengaruhi Initial Return. Diduga semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin rendah Initial Return. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan
menghitung log natural total aset tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing (Suyatmin, 2006).
Keterangan
Ln Total Aset: Log Natural Total Aset
2.1.7 Return on Asset (ROA)
Return on asset (ROA) menurut Hery (2016:26) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (retun) atas penggunaan aset perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Profitabilitas perusahaan yang tinggi menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi yang penting bagi investor sebagai pertimbangan untuk menanamkan modalnya.
Dalam memperhitungkan pengaruh ROA dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pengaruh ROA sebagai perhitungan terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi Initial Return perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode
2008-2013.
2.1.8 Reputasi Underwriter
“Underwriter adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum perdana bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang terjual.”
Dalam IPO, underwriter bertanggungjawab terhadap terjualnya seluruh saham yang dikeluarkan oleh emiten. Dalam praktiknya, underwriter akan membantu suatu sindikasi penjamin yang terdiri dari beberapa underwriter dengan porsi penjaminan yang berbeda-beda. Underwriter mengambil keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual dari saham yang disebut spread.
Menurut Fahmi (2015) disebutkan bahwa ada 2 tipe penjamin, yaitu:
1. Agen Best Effort, berarti penjamin emisi hanya sebatas pada saham yang terjual saja
2. Full Commitment, berarti penjamin emisis menjamin penjualan seluruh saham yang ditawarkan. Bila ada yang tidak terjual, maka penjamin emisi yang membelinya. Tipe penjaminan emisi yang biasa diberikan oleh underwriter yaitu tipe penjaminan Agen best efforts dan full
commitment. Underwriter yang belum bereputasi biasanya
cenderung menghindari resiko tidak terjualnya saham, sedangkan underwriter bereputasi tinggi berani menetapkan harga saham yang tinggi sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya (Ari Sudrajat, 2015). Berdasarkan hal tersebut maka dengan menggunakan underwriter berkualitas baik dapat menurunkan tingkat resiko perusahaan sehingga dapat mengurangi Initial Return bagi investor. Pengukuran untuk menilai reputasi underwriter ini ditentukan berdasarkan top 10 most active brokerage house quarterly IDX berdasarkan total
(http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx) . pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk underwriter yang masuk top 10 sedangkan nilai 0 diberikan untuk underwriter non top 10. Skala pengukuran ini juga pernah diteliti oleh Ari Sudrajat (2015).
2.1.9 Financial leverage
Financial leverage pada penelitian ini menggunakan
Debt to Equity Ratio, menurut Hery (2016) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Semakin tinggi debt to equity ratio maka berarti semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan, semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi perusahaan yang berarti semakin tinggi tingkat leverage perusahaan semakin tinggi pula faktor ketidakpastian akan perusahaan sehingga berpengaruh negatif terhadap Initial Return.
2.1.10 Earning per Share (EPS)
Jadi laba per lembar saham menunjukan pendapatan yang diterima oleh setiap saham biasa. Dengan demikian, perusahaan melaporkan laba bersih per saham hanya untuk saham biasa. Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik.
Dalam memperhitungkan pengaruh EPS dalam penelitian ini. Peneliti akan menggunakan pengaruh EPS sebagai perhitungan terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi Initial Return perusahaan yang melakukan IPO di BEI periode
2008-2013.
2.2 Kerangka Pemikiran
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Initial Return. Sedangkan untuk variabel independen dalam penelitian ini
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran teoritis “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Initial Return setelah Initial Public Offering (IPO)
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2008-2013”
 Pengaruh Faktor Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return
Perusahaan besar biasanya memiliki aset besar, pendapatan besar, dan perputaran uang tinggi sehingga ukuran perusahaan sering digunakan sebagai proxy (Sutedja dan Violita, 2010). Namun, pada umumnya aset digunakan untuk menentukan besarnya ukuran suatu perusahaan karena aset dianggap lebih stabil. Perusahaan yang besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat karena informasi mengenai prospek perusahaan lebih mudah diperoleh. Informasi yang tersedia di pasar tersebut menjadi bahan analisis investor dalam menentukan keputusan investasi mereka dan sebagai kontrol untuk mengetahui kondisi perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak informasi yang diperoleh
Initial Return
(Y)
Earning Per Share (X5) Financial leverage
(X4) Return On Asset
(X3)
Reputasi Underwriter (X2)
sehingga tingkat ketidakpastian/ resiko yang akan dihadapi oleh calon investor di masa datang kecil (Juma’atin, 2006). Oleh karena itu perusahaan besar biasanya cenderung mengalami underpricing dan investor berkesempatan memperoleh Initial Return. Dengan demikian semakian besar ukuran perusahaan maka semakin besar Initial Return setelah IPO (Jogiyanto, 2007).
 Pengaruh Faktor Reputasi Underwriter terhadap Initial Return
Penjamin emisi efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. Penjamin emisi efek merupakan salah satu kunci keberhasilan IPO karena memainkan peran penting dalam menentukan harga saham, jumlah saham yang ditawarkan, dan membangun kepercayaan investor (Sutedja dan Violita, 2010). Perusahaan tentunya tidak menginginkan jika dalam pelaksanaan penawaran umum timbul keraguan, apakah efek yang dilepas ke para investor akan terjual habis atau tidak, bila setelah dilepas efek tersebut tidak terjual habis maka akan mengakibatkan kerugian, sebab biaya-biaya yang telah dikeluarkan tidak dapat ditarik kembali, juga akan menjatuhkan reputasi perusahaan, untuk itu penjamin emisi efek diperlukan dalam hal ini (Sitompul, 2004). Berdasarkan hal tersebut maka reputasi penjamin emisi yang baik dapat menurunkan tingkat resiko perusahaan sehingga dapat memberikan intial return bagi investor. Dengan demikian semakin baik reputasi penjamin emisi maka semakin besar initial return setelah IPO (Tandelilin, 2010).
 Pengaruh Faktor Return on Asset terhadap Initial Return
efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan (Sudana, 2009:26). Nilai ROA yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga akan menurunkan tingkat underpricing. Hal ini berarti kemungkinan investor untuk mendapatkan return awal semakin rendah. Ukuran profitabilitas perusahaan yang memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasional perusahaan. Hal ini berarti kemungkinan investor untuk mendapatkan initial return semakin besar pula. Oleh karena itu investor akan cenderung manahan saham perusahaan dengan profitabilitas tinggi dalam jangka panjang dan bagi investor yang tidak bisa mendapatkan saham saat IPO akan mencoba mendapatkannya di pasar sekunder. Dengan demikian semakin besar profitabilitas (ROA) maka semakin besar initial return setelah IPO (Hery, 2016).
 Pengaruh Faktor Financial leverage terhadap Initial Return
Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang dengan equity yang dimilikinya. Tingginya financial leverage menunjukkan risiko finansial atau risiko kegagalan perusahaan
menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi. Financial leverage yang tinggi akan meningkatkan ketidakpastian investor dan akan menurunkan tingkat return saham sehingga kemungkinan return yang akan diterima investor semakin kecil dimasa datang. Hal ini dikarenakan perusahaan akan berusaha memenuhi
kewajiban hutangnya dahulu sebelum
memberikan return pada investor. Dengan demikian semakin besar financial leverage maka semakin kecil initial return setelah IPO (Darsono, 2005).
 Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Initial Return
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu indikator rasio
perusahaan yang penting. EPS merupakan jumlah rupiah yang investor peroleh atas setiap lembar saham yang kita miliki. Nilai EPS diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. EPS yang tinggi berarti perusahaan berkinerja baik, dan ini tentunya akan menarik minat para pemegang saham dan calon pemegang saham. Semakin tinggi nilai EPS hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin sehat dan akan menjadi faktor yang memotivasi para investor untuk menginvestasikan dananya keperusahaan (Darmadji dan Fakhrudin, 2012). Maka itu, informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian semakin besar earning per share maka semakin besar initial return setelah IPO (Kasmir, 2014).
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Judul Sumb
Analisis pengaruh return on asset, earning per share, financial leverage, proceed terhadap initial return (Andhi Wijayanto) JDM Vol 1, No 1, 2010. ISSN 2337-5434
- Return on
asset berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap initial return sebesar 3,2% - Earning per
signifikan terhadap initial return sebesar 33,6% Determinan Initial Return Saham Go Public Tahun 2006-2011. (Ary Sukma Lutfianto) Jurnal Ilmiah Manaj emen Volum
e 1 No
1 Janua ri 2013 - Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 0%. - Prosentase saham yang ditawarkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 8,8%. - Return on
Assets (ROA) berpengaruh
signifikan terhadap Initial Return
sebesar 1,1%. - Earning per
Share (EPS)
tidak berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 85,6%. - Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 4,2%. Pengaruh Return On Asset, Earning Per Share, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Prosentase Penawaran Saham Terhadap Initial Return Penawaran Umum Perdna Kalbis ocio Volum e 1, No.1, Agust us 2014, ISSN 2356-4385
- Return On Asset tidak berpengaruh signifikan negative terhadap initial return dengan hasil sebesar 87,1% - Earning per
(Basuki Toto Rahmanto, Suherman)
terhadap initial return
dengan hasil sebesar
17,5% - Ukuran
Perusahaan berpengaruh signifikan
negative terhadap initial return
dengan hasil sebesar
56,5%
- Umur
Perusahaan dengan hasil
sebesar 30,3% tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap Initial Return
- Prosentase Penawaran Saham tidak berpengaruh
terhadap initial return sebesar 15,1% Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return 1
Hari, Return 1 Bulan, Dan
Pengaruh Terhadap Return 1 Tahun
Setelah IPO (Emilia, Lucky Sulaiman, dan Roy Journ al of Applie d Finan ce and Accou nting Vol. 1 No.1 Novem ber 2008: 116-140 - Reputasi underwriter secara positif tidak berpengaruh signifikan terhadap Initial Return
1 hari sebesar 78,3%. - Reputasi auditor secara positif tidak berpengaruh signifikan terhadap Initial Return
terhadap Initial Return
1 hari sebesar 0,2%. - Prosentase
penawaran saham secara
negatif tidak berpengaruh signifikan
terhadap Initial Return
1 hari sebesar 33,6%. - Earnings per
share terhadap harga IPO secara negatif
tidak berpengaruh
signifikan terhadap Initial Return
1 hari sebesar 54,2%. - Reputasi
underwriter secara negarif
signifikan terhadap
return 1
bulan sebesar 99,1%. - Reputasi
auditor secara negatif
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
return 1
bulan sebesar 88,9%. - Nilai
penawaran saham secara
negatif berpengaruh
signifika n terhadap
return 1
bulan sebesar 3,6%. - Prosentase
penawaran saham secara
terhadap return 1
bulan sebesar 50,6%. - Earnings per
share terhadap harga IPO secara negatif
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
return 1
bulan sebesar 46,6%. - Initial Return 1 hari secara negatif
tidak berpengaruh
signifikan terhadap return satu
tahun sebesar 18,3%. - Return 1
bulan secara positif berpengaruh
terhadap return satu tahun sebesar Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi initial return pada penawaran saham perdana
(I Gd Nandra, Ketut Yadnyana) E-Journ al Ekono mi dan Bisnis Univ Udaya na Vol. 4 No.23 Novem ber 2015: ISSN 2337-3067 - Ukuran Perusahaan secara positif berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 4%. - Return on
asset secara positif berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 24,1%. - Financial leverage berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 4,2%. - Earning per
signifikan terhadap Initial Return
sebesar 66,9%. - Umur
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Initial Return
sebesar 23,5%. - Reputasi
underwriter tidak berpengaruh
signifikan terhadap return sebesar
59,6%. - Reputasi
auditor berpengaruh
signifikan terhadap return sebesar
industri tidak berpengaruh signifika n terhadap return sebesar 72,7%. Pengaruh Variabel - Variabel Keuangan pada Initial Return Saham
di Pasar Perdana (Isye Siti Aisyah) Trikon omika Volum e 8, No.1, Juni 2009, ISSN 1411-514X - Financial leverage yang
berpengaruh signifikan terhadap Initial Return sebesar 0% - Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap initial return dengan hasil sebesae 5,3%
17,4%, dan Earning per Share dengan
hasil sebesar 12,9% tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Initial Return Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return Setelah Initial Public Offering (IPO) (Like Stefi Gabriela) FINES TA Vol. 1, No. 2, (2013) 67-72 - Umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Initial Return
1 hari sebesar 14,1%. - Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Initial Return
berpengaruh signifikan
terhadap Initial Return
1 hari sebesar 48,4%. - Reputasi
underwriter tidak berpengaruh
signifikan terhadap Initial Return
1 hari sebesar 89,1%. - Reputasi
Auditor berpengaruh
signifikan terhadap Initial Return
1 hari sebesar 0%. - Umur
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Initial Return
sebesar 82,6%. - Ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap Initial Return
1 bulan sebesar 2,1%.
- Nilai penawaran saham tidak berpengaruh signifikan
terhadap Initial Return
1 bulan sebesar 9,7%. - Reputasi
underwriter tidak berpengaruh
signifikan terhadap Initial Return
1 bulan sebesar 26%. - Reputasi
berpengaruh signifikan
terhadap Initial Return
1 bulan sebesar 0%. - Initial
Return 1 hari berpengaruh signifikan terhadap return satu
tahun sebesar 0%.
- Initial Return 1 bulan secara positif berpengaruh signifikan terhadap return satu
tahun sebesar 0%
The Variability Of Ipo Initial
Returns
(Michelle
The
Journal
Of
Finance • Vol. Lxv, No.
2 • April
- Reputasi underwriter - Umur
perusahaan berpengaruh
Variabel Dependen: Initial Return
Variabel Independen:
Variabel Independen: Price update,
Lowry, Micah S. Officer, And
G. William Schwert)
2010 signifikan
terhadap initial return
sebesar 23,2 - Nyse equal
berpengaruh signifikan
terhadap initial return
sebesar 30,18%
- NASDAQ
equals berpengaruh
signifikan terhadap initial return
sebesar 69,2%
- VC
equalstidak berpengaruh signifikan
terhadap initial return
sebesar 22,7% - Tech equals
tidak berpengaruh
reputasi underwriter
NYSE equal,
NASDAQ
Equals, VC
equals, tech
equals, Log
(share)
signifikan terhadap initial return
sebesar 1,88% - Log (shares)
equals berpengaruh signifikan terhadap initial return sebesar 3,24% The Relationship Between IPO Returns and Factors Influencing IPO Performance: Case of Istanbul Stock Exchange (M. Banu Durukan) Manager ial Finance, Vol 28 No 2 (2002) Turki
signifikan terhadap initial return
sebesar 3%
- OP
berpengaruh signifikan
terhadap initial return
sebesar 1,2% - Gross
Proceeds berpengaruh
signifikan terhadap initial return
sebesar 1,9% - Investor
purchasing tidak berpengaruh
signifikan terhadap initial return
sebesar 0,01% - Debt level
berpengaruh signifikan
initial return
sebesar 1,1% - EPS tidak
berpengaruh signifikan terhadap initial return sebesar 0,04% - Method of
sebesar 4% - Umur perusahaan (AGE) berpengaruh signifikan terhadap initial return dengan hasil sebesar 0,1% - Current
Ratio (CR) dengan hasil
sebesar 13,51%, Earning Per Share (EPS) dengan hasil 116% tidak berpengaruh terhadap Initial Return The Factors Affecting On IPO Return in Thai Stock Market (Vichakorn Chiraphadhana Proceed ings of the Internat ional Confere nce on Comput er and Industri
- AGE tidak berpengaruh signifikan terhadap initial return sebesar 14,53% - Firm Size
Variabel Dependen: Initial Return Variabel Independen: Return On Asset Variabel Independen: Age, Firm size, PE ratio,
kul, Kennedy D Gunawardana)
al
Manage
ment,
ICIM,
October
, 2005,
Bangko
k,
Thailan
d
berpengaruh signifikan
terhadap initial return
sebesar 12% - PE Ratio (3
years) berpengaruh
signifikan terhadap initial return
sebesar 0,06% - Debt Ratio
berpengaruh signifikan
terhadap initial return
sebesar 3,22%
- ROA
(3years) berpengaruh
signifikan terhadap initial return
sebesar 9% - PE Ratio
signifikan terhadap initial return
sebesar 4,8% - ROA tidak
berpengaruh signifikan
terhadap initial return