• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Usu Dengan Mahasiswa Iain-Su Terhadap Eksistensi Perbankan Syariah Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Usu Dengan Mahasiswa Iain-Su Terhadap Eksistensi Perbankan Syariah Di Indonesia"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi (Rakhmat 1998 : 51). Pengalaman menjadi poin penting dari persepsi ini yang sering menyebabkan terjadi perbedaan antara yang dipahami dengan pemahaman yang sebenarnya. Persepsi ini pada akhirnya mempengaruhi inidvidu dalam berprilaku di masyarakat.

Persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard, 1991: 209).

Senada dengan hal tersebut, Persepsi adalah Proses dimana seorang individu memberikan arti pada lingkungan. Hal tersebut melibatkan pengorganisasian dan penerjemahan berbagai stimulus menjadi suatu pengalaman psikologis (John M. Ivancevich dkk, 2005 : 116).

(2)

Persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard, 1991: 209).

Interpretation (interpretasi) merupakan tafsiran dari informasi yang diterima sedangkan closure suatu penyusunan menjadi informasi yang berurutan dan bermakna.

2.1.1 Jenis-jenis Persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

1. Persepsi visual 2. Persepsi auditori 3. Persepsi perabaan 4. Persepsi penciuman 5. Persepsi pengecapan

2.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

(3)

pengalaman-pengalaman sensoris, perasaan saat terjadinya suatu peristiwa, prasangka, keinginan, sikap, dan tujuan.

Arikunto dalam Ali (2004:19), menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi faktor-faktor yaitu :

1. Ciri khas objek stimulus yang memberikan nilai bagi orang yang mempersiapkannya dan seberapa jauh objek tertentu dapat menyenangkan bagi seseorang

2. Faktor-faktor pribadi termasuk di dalamnya ciri khas individu, seperti taraf kecerdasan, minat, emosional dan lain sebagainya. 3. Faktor pengaruh kelompok, artinya respon orang lain di

lingkungannya dapat memberikan arah kesuatu tingkah laku. 4. Faktor perbedaan latar belakang tingkah laku kultural (kebiasaan)

Sedangkan menurut Walgito (2002:70), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu :

1. Objek yang dipersiapkan

(4)

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran

3. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Persepsi dibentuk oleh tiga pasang pengaruh :

1. Karakteristik dari stimuli.

2. Hubungan stimuli dengan sekelilignya. 3. Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri

2.1.3 Pembagian Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi 1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dalam diri individu (Niven N, 2002). Diantara faktor internal tersebut adalah:

a. Pengalaman

(5)

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari–harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia.

b. Motif

Motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).

c. Minat

Menurut Joko Sudarsono (2003:8) Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.

d. Harapan

(6)

kenalannya, atau juga dari apa yang dilihat, didengar dan diraba saat itu.

e. Sikap

Azwar S. (2000 : 6) menyatakan sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.

f. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu yang meliputi:

a. Kondisi Stimulus b. Lingkungan

2.2 Ruang Lingkup Bank

2.2.1. Pengertian Perbankan

(7)

yang dimaksud Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya.

Bank Umum menurut UU Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syahriah yang didalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Berdasarkan UU Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank umum adalah bank dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek, sedangkan menurut UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992, bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

Pengertian bank yang lain dikemukakan oleh Frederick Mishkin (1994) : “Banks are financial institutions that accept money deposits and make loans”. Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan memberikan jasa pinjaman.

2.2.2. Jenis-jenis Perbankan

Dalam perkembangannya saat ini, Perbankan dapat diklasifikasikan ke berbagai kategori dengan kegiatan pokoknya tidak lain sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya.

(8)

a. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan / atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa Perbankan yang ada. Begitu pula wilayah operasinya, dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dan bahkan ke luar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, jasa-jasa Perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.

Berdasarkan kepemilikannya bank dapat diklasifikasi sebagai berikut:

a. Bank milik pemerintah adalah bank yang kepemilikannya sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintahan.

b. Bank milik swasta nasional adalah bank yang mayoritas kepemilikan modalnya dimiliki oleh swasta nasional.

(9)

d. Bank milik asing adalah bank yang 100% modalnya dimiliki oleh pihak luar negeri.

e. Bank milik campuran adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak luar negeri dan dalam negeri secara bersamaan.

Berdasarkan status bank dapat diklasifikasi sebagai berikut :

a. Bank devisa adalah bank yang dapat bertransaksi ke luar negeri serta dapat berhubungan dengan mata uang asing secara general.

b. Bank Non devisa adalah bank yang belum memiliki izin untuk bertransaksi seperti bank devisa.

Berdasarkan cara menentukan harga bank dapat diklasifikasi sebagai berikut:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional yang penentuan harganya menggunakan istilah spread based dan fee based.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam) menggunakanperjanian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan Perbankan lainnya (Kashmir:2008)

2.3 Perbankan Syariah

2.3.1. Pengertian Bank syariah

(10)

Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.3.2. Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Secara falsafah bank syariah tidak berdasarkan bunga, spekulasi, dan ketidakjelasan. Bank syariah beroperasional dengan mengusahakan terlebih dahulu dana yang dititipkan maupun diinvestasikan oleh masyarakat baru mendapatkan hasil serta penyalurannya pada sektor usaha yang halal.

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio, 2001).

Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu :

(11)

titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam Perbankan syariah berupa produk safe deposit box.

b. Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository) adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titpan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titpan. Semua manfaat dan keuntungan yang 17 diperoleh dalam penggunaan barang/uang titipan menjadi hak penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan.

2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah :

a. Al-MudhArabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola

(12)

kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad mudhrabah secara umum terbagi menjadi dua jenis :

1. MudhArabah Muthlaqah Adalah bentuk kerjasama antara

shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

2. MudhArabah Muqayyadah adalah bentuk kerjasama antara

shahibul maal dan mudharib dimana mudhrib memberikan batasan kepada shahibul maal mengenai tempat, cara dan obyek investasi.

b. Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Dua jenis al-musyarakah :

(13)

2. Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.

3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank,kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli barang ditambah keuntungan (margin). Implikasinya berupa :

a. Al-Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

b. Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat-syarat tertentu.

c. Istishna’

(14)

sampai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi : jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut

istishna paralel.

4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri.

Al-Ijarah terbagi kepada dua jenis: (1) Ijarah, sewa murni. (2)

ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain:

a. Al-Wakalah

(15)

b. Al-Kafalah

Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. c. Al-Hawalah

Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Kontrak hawalah

dalam Perbankan biasanya diterapkan pada Factoring (anjak piutang), Post-dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa membayar dulu piutang tersebut.

d. Ar-Rahn

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untu dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.

e. Al-Qardh

Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan Social. Dana ini diperoleh dari dana zakat dari dana zakat, infaq dan

(16)

2.4 Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank syariah dengan Bank konvensional tidak hanya dapat dibedakan dengan penerapan bunga pada bank konvensional sedangkan bank syariah tidak adanya penerapan bunga tetapi penerapan sistem bagi hasil. Banyak aspek-aspek yang menjadikan Perbankan syariah dengan Perbankan konvensional yang masih belum diketahui oleh masyarakat secara luas maupun ummat Islam secara khususnya.

Sehingga munculnya anggapan di masyarkat bahwa perbankaan syariah dengan Perbankan konvensional hanya terletak istilahnya saja sedangkan praktiknya sama saja. Perbankan syariah lebih dominan menggunakan istilah dari bahasa Arab sedangkan bank konvensional menggunakan istilah dari barat. Paradigma yang seperti ini dapat merusak cara pandang masyarakat untuk jangka waktu yang lama jika tidak segera disosialisasikan.

(17)

Tabel 2.1

Perbedaan Paradigma Bank Syariah dan Bank Konvensional

FAKTOR BANK

KONVENSIONAL

BANK SYARIAH

Hubungan bank dengan nasabah

Investor dengan investor Kreditur dan debitur

Sistem pendapatan usaha

Bunga, Fee Bagi hasil, Marjin Fee

Organisasi Tidak terdapat struktur pengawasan syariah

Terdapat struktur pengawasan syariah yaitu Badan Pengawas Syariah

Penyaluran Pembiayaan

Liberal untuk tujuan keuntungan

Adanya batasan-batasan, memperhatikan unsure moral dan lingkungan,

Tingkat risiko umum dalam usaha

Risiko menengah-tinggi karena adanya transaksi spekulasi

Risiko menengah-rendah karena melarang transaksi spekulasi

Penanggung resiko investasi

Satu sisi hanya pada bank Dua sisi yaitu bank dan nasabah (deposan maupun debitur).

Gambar

Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

28 Dari Tabel 4.14 juga dapat dilihat bahwa kecepatan sesaat pada segmen II lebih cepat dibandingkan dengan segmen III, hal ini tentu saja terjadi dikarenakan pada

“Walaupun ketuhar kami boleh menghasilkan tiga tan biskut setiap hari, kami kini beroperasi pada separuh kapasiti memandangkan kami kekurangan petugas pengeluaran,”

Pada tahanan jenis mapping , jarak spasi elektroda tersebut tidak berubah-ubah untuk setiap titik sounding yang diamati (besarnya a tetap). Pada tahanan jenis sounding, jarak

Abstrak — Dalam upaya melakukan pemantauan dan upaya mempertahankan kualitas air minum pada sistem distribusi dengan menggunakan sisa chlor, sangat diperlukan

Berdasarkan paparan yang telah yang dijelaskan, maka kemandirian belajar dapat terbentuk pada diri individu apabila individu mempunyai konsep diri positif dan

Objek dari peneltian ini adalah untuk menemukan jenis-jenis modality dalam kolom baca berita paling terkenal terbitan dari BBC edisi bulan April 2013 dan menemukan

Kami juga melakukan investasi untuk menjadi pemain utama pada sektor pembiayaan konsumer yang sedang bertumbuh, melalui anak perusahaan kami Adira Finance, dan merupakan yang

You can use the following HTML <meta> and <link> tags in your main HTML file, to specify several features of your application, used by iOS and some of them also