• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Kedelai

Sejarah kedelai

Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia dan Amerika. Menurut laporan, kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16 (Adisarwanto, 2005). Menurut para ahli botani, kedelai adalah tanaman yang berasal dari Manchuria dan sebagian Cina, dan terdapat jenis kedelai liar yang tergolong dalam spesies Glycine ussuriensis. Kemudian menyebar ke daerah tropika dan subtropika serta dilakukan pemuliaan sehingga dihasilkan berbagai jenis kedelai unggul yang dibudidayakan (Koswara, 1992).

Perkembangan kedelai di Indonesia

(2)

Botani tanaman kedelai

Adapun klasifikasi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill) menurut literatur Adisarwanto (2005) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merrill Varietas kedelai

Varietas kedelai diberbagai daerah berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Di daerah Sumatera Utara, varietas kedelai yang populer dan sering ditanam petani adalah Willis, Orba, Kerinci, Galunggung, Lokon, Tidar dan beberapa varietas lain pada lokasi tertentu, disamping varietas lokal Kipas Merah dan Kipas Putih dari daerah Aceh (Ningrum,1993).

(3)

Gambar 2. Bagian biji kedelai

Kedelai termasuk tanaman yang berbuah polong dan berbunga kupu-kupu, seperti halnya kacang tanah. Perbedaannya adalah bahwa buah kacang tanah terdapat didalam tanah, sedangkan buah kedelai tumbuh di atas tanah, yakni pada batangnya. Pada dasarnya penentuan varietas kedelai didasarkan pada :

- Umur

Umur kedelai terhitung dari awal penanaman biji sampai dengan masa panen tiba sangat bervariasi. Berdasarkan perbedaan umur ini bisa dibedakan kepada beberapa jenis kedelai, yaitu :

1. Kedelai genjah : berumur pendek yaitu 75-85 hari 2. Kedelai tengahan : berumur antara 85-90 hari

3. Kedelai dalam : berumur panjang yaitu lebih dari 90 hari. - Warna biji

Warna biji kedelai berbeda-beda, tetapi pada garis besarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu kedelai putih/kuning dan kedelai hitam/hijau. 1. Kedelai putih/kuning

(4)

pembuat tempe dan tahu. Disamping itu, kedelai putih/kuning lebih mahal bila dibandingkan dengan kedelai hitam

2. Kedelai hitam/hijau

Walaupun harga jualnya lebih murah, pada umumnya kedelai hitam lebih disukai oleh para petani, karena kedelai hitam tidak membutuhkan perlakuan khusus dari awal tanam hingga proses pengolahan hasil. Disamping itu kedelai hitam mudah dipasarkan, karena kedelai tersebut baik sekali untuk dibuat kecap dan tauco

(AAK, 1989).

Proses Pengupasan Kulit Ari Kedelai

Untuk memperoleh bahan pangan yang siap dimakan, maka kita harus memisahkan kulitnya terlebih dahulu dari daging buah ataupun sayuran. Pemisahan ini disebut dengan pengupasan. Pengupasan merupakan pra proses dalam mengolah suatu bahan yang bertujuan untuk memisahkan bagian yang dapat dimakan dari kulit ataupun dari bagian yang harus dibuang. Dalam melakukan pengupasan, digunakan metode yang berbeda. Hal ini dikarenakan masing-masing bahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda (Jaya, 2010).

Proses pengupasan biji-bijian merupakan kegiatan lebih lanjut pemanenan hasil pertanian. Pengupasan kedelai biasanya baru dilakukan jika akan digunakan, baik untuk benih maupun untuk bahan pangan. Pembijian atau pengupasan polong harus semaksimal mungkin menghindari terjadinya biji luka (rusak) karena akan

merupakan media yang baik bagi infestasi hama dan jamur (Hanifah dan Winaryo, 2008).

(5)

kulit ari. Hasil pengupasan biji kedelai berupa keping-keping biji kedelai (Adisarwanto, 2005).

Teknik mengupas biji kedelai masih banyak dilakukan dengan menggunakan cara klasik yaitu dengan merendam dan menginjak-injak dalam suatu wadah hingga kulit ari biji kedelai terkupas. Hal ini sangat merugikan karena dengan kedelai terbagai dua atau bahkan dapat hancur karena tekanan yang diberikan pada kedelai tidak tetap. Disisi lain hasil pengupasannya terbatas dan sangat bergantung pada kemampuan manusia atau operator (Lutfi, 2010).

Dalam menentukan kemampuan mesin pengupas kulit ari kacang kedelai perlu juga diketahui sifat-sifat dari kacang kedelai itu sendiri. Biji kacang kedelai berkeping dua terbungkus kulit biji. Sifat kacang kedelai ini mampu menyerap air dan dapat menyebabkan beratnya naik menjadi dua kali lipat, dengan sifat biji yang keras dan daya serap air tergantung ketebalan kulit (Annas, 2002).

Kedelai yang diproses menggunakan mesin pengupas akan mengalami 3 kemungkinan yaitu: terkupas terbelah, remuk, dan utuh. Kemungkinan ini dapat terjadi jika:

a. Bila biji kedelai yang diproses ukurannya jauh lebih besar dari ukuran celah piringan pengupas maka kedelai akan banyak yang remuk

b. Bila kedelai yang diproses ukurannya lebih kecil dari ukuran celah piringan pengupas maka kedelai banyak yang utuh (tidak terkupas, terkupas, dan remuk)

(6)

Adapun cara untuk memperbesar atau memperkecil kapasitas pengupasan yaitu dengan mengubah jumlah batang penggilas, rpm atau memperbesar jarak clearancenya. Perubahan yang paling mudah untuk memperbesar atau memperkecil kapasitas kerja dengan mengubah rpm yakni dengan menambah transmisi, baik dengan pulley atau rantai (Wiraatmadja, 1995).

Proses pembelahan biji kedelai dalam pembuatan tempe pada industri rumah tangga masih dilakukan secara manual dinjak-injak. Kapasitas cara ini baru mencapai 10 kg/jam dengan efisiensi 93%. Beberapa pengrajin tempe kedelai skala yang lebih besar telah menggunakan mesin pembelah, seperti mesin pembelah sistem dua lempengan grinda (disk). Efisiensi pembelahan jenis mesin tersebut 85% dan kapasitasnya 50 kg/jam, dimana biji kedelai yang berukuran lebih besar dari jarak dua lempengan cenderung pecah atau hancur, sedangkan biji kedelai yang berukuran lebih kecil tidak terbelah (Rofarsyam dan Putro, 2010).

Komponen Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Motor listrik

Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Misalnya mesin pembangkit tenaga listrik maka dapat memutar motor listrik yang menggunakan mesin untuk berbagai keperluan separti mesin untuk menggiling padi menjadi beras, untuk pompa irigasi untuk pertanian, untuk kipas angin serta mesin pendingin (Djoekardi, 1996).

(7)

peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu.

Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (HP) maupun kiloWatt (kW).

Prinsip kerja motor listrik

Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Misalnya mesin pembangkit tenaga listrik maka dapat memutar motor listrik yang menggunakan mesin untuk berbagai keperluan seperti mesin untuk menggiling padi menjadi beras, untuk pompa irigasi pertanian, untuk kipas angin serta mesin pendingin (Djoekardi, 1996).

Tenaga listrik merupakan ubahan dari tenaga lain. Tenaga listrik melalui motor listrik dapat menghasilkan tenaga listrik dapat menghasilkan tenaga mekanik lainnya. Keuntungan penggunaan tenaga listrik antara lain:

1. Motor listrik konstruksinya sederhana dan kompak

2. Pengembalian tenaga listrik mudah terutama setelah listrik masuk desa 3. Membutuhkan pemeliharaan dan perawatan yang sederhana

4. Cara mengoperasikannya sangat mudah, yaitu hanya memutar kontak 5. Tidak menimbulkan suara

6. Menghasilkan tenaga yang halus dan seragam 7. Dapat menyesuaikan dengan beban

(8)

Di lain pihak, motor listrik juga memiliki kekurangan sebagai berikut: 1. Motor listrik membutuhkan sumber daya, kabelnya harus dapat dihubungkan

langsung dengan stopkontak, dengan demikian tempat penggunaannya sangat terbatas panjang kabel

2. Kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan menjadi besar

3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi dari harga bahan bakar minyak

4. Untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor pembakaran, maka motor listrik akan lebih berat

(Soenarta dan Furuhama, 2002). Poros

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu di pegang oleh poros.

Menurut Sularso dan Suga (2002), hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan sebuah poros adalah:

1. Kekuatan poros

(9)

2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut. 3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.

5. Bahan poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis.

Puli

(10)

Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (di atas 35 m/det) (Stolk dan Kros, 1981).

Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara:

- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar di mana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar

- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk

(Mabie and Ocvirk, 1967). Sabuk V

Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan. Susunan khas sabuk V terdiri atas:

1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi

2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut

(Smith dan Wilkes, 1990).

(11)

bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan. Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang industri, misalnya mesin-mesin pabrik, otomobil, mesin pertanian, alat kedokteran, mesin kantor dan alat-alat listrik. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya slip antara sabuk dan pulley sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1984).

Sabuk banyak digunakan dalam mesin-mesin pertanian. Hal ini dikarenakan sabuk memiliki beberapa kelebihan. Sularso dan Suga (2004) juga menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai, sabuk V bekerja lebih halus dan tidak bersuara. Untuk mempertinggi daya transmisi, dapat dipakai beberapa sabuk V yang dipasang sebelah. Namun, sabuk V juga memilik kelemahan yaitu:

- Tidak dapat digunakan pada jarak yang panjang

- Tidak cocok untuk beban yang berat pada kecepatan rendah

- Hanya dapat menghubungkan poros – poros yang sejajar dengan arah putar yang sama.

Menurut Smith dan Wilkes (1990), apabila pemindahan daya menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:

L = 2C + 1,57(D + d) +

... (1) dimana:

(12)

D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm) d = Diameter luar efektif roda transmisi yang kecil (mm) Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan tahan lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

Bantalan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada: 1. Gerakan bantalan terhadap poros

- Bantalan luncur

Pada bantalan ini terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas

- Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

2. Beban terhadap poros

- Bantalan radial: arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros

- Bantalan aksial: arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros - Bantalan gelinding khusus: bantalan ini dapat menumpu beban yang

(13)

Logam yang Digunakan Baja tahan karat

Logam yang digunakan merupakan logam baja tahan karat (stainless steel). Baja tahan karat yang mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda. Akan tetapi, seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni:

1. Baja tahan karat ferit

Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah (sekitar 0,04% C) dan sebagian besar dilarutkan dalam besi. Sementara itu, unsur lainnya yaitu kromium sekitar 13% - 20% dan tambahan kromium tergantung pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan

2. Baja tahan karat austenit

Baja tahan karat austenit mengandung nikel dan kromium yang amat tinggi, nikel akan membuat temperatur transformasinya rendah, sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah

3. Baja tahan karat martensit

Baja tahan karat martensit mengandung sejumlah besar unsur karbon. Baja yang mengandung 0,1% C, 13% Cr, dan 0,5% Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan

(14)

Pada kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling sedikit 10% krom. Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya dengan berlaku sebagai pelindung yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal sebagai karat (Widiantara, 2010).

Besi

Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti sekarang. Kelimpahannya juga sangat besar, 50.000 ppm atau 5% dan merupakan jenis logam terbanyak kedua di kulit bumi. Karena kelimpahannya yang sangat besar itulah maka besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan industri konstruksi. Besi berada dalam bentuk senyawanya, terutama sebagai bijih besi, yang mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3. H2O (limonit), Fe3O4 (magnetic), FeCO3 (siderite), dan FeS2 (pirit) (Fatimah, 2009).

Aluminium

(15)

Untuk tegangan yang panjang dipakai kabel aluminium (beberapa kawat yang dipilin) dengan kawat baja sebagai intinya (Sumanto, 1994).

Mekanisme Pembuatan Alat

Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin–mesin perkakas, antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984).

Motor listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena dapat disesuaikan, motor dapat digunakan di hampir setiap lokasi termasuk di dalam air (Cooper, 1992).

Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).

Sabuk V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V. Selain koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk V lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2002).

(16)

pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan non logam (Smith dan Wilkes, 1990). Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha, Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:

Kapasitas Alat =

... (2)

Analisis Ekonomi Biaya pemakaian alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya pokok = + BTT

]

C ... (3)

dimana:

(17)

Biaya tetap

Biaya tetap terdiri dari:

1. Biaya penyusutan (metode garis lurus)

D = - ... (4)

dimana:

D = biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp) S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

n = umur ekonomi (tahun)

2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya:

I =

... (5)

dimana:

i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)

3. Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, bahwa beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.

4. Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 – 1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari:

(18)

Biaya reperasi = -

... (6)

2. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya

(Darun, 2002). Break even point

Break even point (analisis titik impas) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing) dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada disebelah kiri titik impas maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaiknya bila disebelah kanan titik impas akan memperoleh keuntungan. Analisis titik impas juga digunakan untuk:

1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi

untuk peralatan produksi

3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi

(Waldyono, 2008).

(19)

yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa ada keuntungan.

Untuk mengetahui produksi titik (BEP) maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

N =

- ... (7)

dimana:

N = jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg) F = biaya tetap pertahun (rupiah)

R = penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (Rupiah) V = biaya tidak tetap per unit produksi

(Darun, 2002).

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besar juga. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan (Soeharno, 2007).

Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh aktifitas perusahaan. Biaya ini secara total tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan aktifitas perusahaan. Biaya ini secara total akan berberubah-ubah sesuai dengan volume produksi (Halim, 2009).

Net present value

(20)

masalah kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Secara singkat dapat dirumuskan:

CIF –CO ≥ ... (9) dimana:

CIF = cash inflow COF = cash outflow

Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan:

Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

Kriteria NPV yaitu:

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan

(Darun, 2002).

Internal rate of return

(21)

menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).

Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IRR = i1 –

- (i1– i2) ... (9)

dimana:

i1 = suku bunga bank paling atraktif i2 = suku bunga coba-coba

Gambar

Gambar 1. Tanaman kedelai
Gambar 2. Bagian biji kedelai

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Teknik Universitas

Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa santri PAI angkatan 2013 menjalankan kewajibannya di pondok pesantren yaitu mengaji.. ada di pondok

Di Kazan, Nikola Ivanovich Lobachevsky mengikuti Kazan Gymnasium pada tahun 1802. Manfaat utama teori yang ditemukan Lobachevsky adalah perkembangan geometri

File Server merupakan sistem yang menggunakan konsep client-server , sehingga memungkinkan penggunanya untuk saling berbagi berkas, data dan informasi dalam sebuah

[r]

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai bahasa Arab lisan dan tulis, reseptif dan Memberi contoh ungkapan sederhana yang keilmuan yang mendukung mata pelajaran

Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan UU Nomor 29 Tahun 2004 dalam hal pengaturan praktik dokter 3 (tiga)