• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan lebar dan panjang lengkung gigi pada kasus non-ekstraksi maloklusi Klas I Angle di Klinik PPDGS Ortodonti FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan lebar dan panjang lengkung gigi pada kasus non-ekstraksi maloklusi Klas I Angle di Klinik PPDGS Ortodonti FKG USU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maloklusi Klas I Angle

Pada tahun 1899, Angle mengklasifikasikan maloklusi berdasarkan relasi molar satu permanen rahang bawah terhadap rahang atas karena menurut Angle, yang menjadi kunci oklusi adalah molar satu permanen rahang atas. Berdasarkan relasi molar tersebut, Angle mengklasifikasikan maloklusi menjadi tiga Klas yaitu Klas I, Klas II, dan Klas III.1,6,7,9

Maloklusi Klas I Angle merupakan kondisi dimana relasi molar normal, cusp mesiobukal molar satu permanen rahang atas berada pada groove bukal molar satu permanen rahang bawah ketika beroklusi dan cusp mesiolingual molar satu permanen rahang atas beroklusi dengan fossa oklusal molar satu permanen rahang bawah, ketika rahang dalam posisi istirahat dan gigi dalam keadaan oklusi sentrik.1,6-8 Pada maloklusi Klas I Angle ini, garis oklusi tidak tepat akibat adanya satu atau lebih gigi yang malposisi maupun rotasi tetapi tidak mempengaruhi hubungan normal molar satu permanen.6,7 Ujung gigi kaninus atas berada pada bidang vertikal yang sama seperti ujung distal gigi kaninus bawah. Gigi premolar atas berinterdigitasi dengan cara yang sama dengan gigi premolar bawah. Jika gigi insisivus berada pada inklinasi yang tepat, overjet insisal adalah sebesar 3 mm.5

Maloklusi Klas I Angle dapat terjadi ketidakteraturan gigi seperti gigi berjejal,

(2)

Gambar 1. Maloklusi Klas I Angle5

2.2 Macam-Macam Perawatan Maloklusi

Dalam mengoreksi permasalahan maloklusi, sebagian besar perawatan membutuhkan ruang untuk menggerakkan gigi ke posisi yang ideal. Ruang diperlukan untuk menyelaraskan gigi berjejal, meretraksi gigi yang proklinasi, mengoreksi hubungan molar, meratakan kurva spee, dan lain-lain. Tindakan yang lazim digunakan untuk mendapatkan ruang dalam mengoreksi maloklusi terbagi menjadi dua yaitu perawatan non-ekstraksi dan perawatan ekstraksi.

2.2.1 Perawatan Tanpa Pencabutan Gigi (Non-Ekstraksi)

(3)

yang berjejal, penarikan gigi yang proklinasi, derotasi gigi anterior, dataran kurva spee yang curam, dan perbaikan gigi molar yang tidak stabil.6 Perkembangan ilmu dan teknologi di bidang ortodonti memungkinkan banyak pilihan perawatan non-ekstraksi seperti pengasahan interproksimal, ekspansi rahang serta distalisasi.6,11

2.2.1.1 Pengasahan Interproksimal

Pengasahan interproksimal adalah pengurangan email gigi di bagian mesial dan distal.6,11,22 Ketebalan permukaan email berbeda-beda dimana email distal lebih tebal daripada mesial. Pengasahan interproksimal email gigi biasanya 1-1,5 mm per kontak area (0,5-0,75 mm tiap permukaan) baik pada gigi anterior maupun posterior.11

Indikasi pengasahan interproksimal gigi adalah bila pasien memiliki oral hygiene yang baik, profil pasien lurus dengan kebutuhan ruang ringan hingga sedang yaitu sebesar 2-5 mm per lengkung dengan lebar mesio-distal gigi geligi yang besar, dan pada pasien yang memerlukan penyesuaian interdigitasi pada akhir perawatan.11,22 Gigi yang sering dilakukan pengasahan interproksimal adalah gigi insisivus rahang bawah. Gigi lain yang dapat dilakukan pengasahan interproksimal adalah gigi anterior rahang atas dan gigi premolar rahang atas dan rahang bawah. Kontraindikasi untuk pengasahan interproksimal adalah pasien dengan resiko karies yang tinggi dan pada pasien anak karena dianggap masih memiliki kamar pulpa yang lebar.6

2.2.1.2 Ekspansi Rahang

(4)

ataupun dentoalveolar. Ekspansi skletal melibatkan pemindahan sutura mid palatal

sedangkan ekspansi dentoalveolar menghasilkan ekspansi pada dental tanpa perubahan pada skeletal.6

2.2.1.3 Distalisasi Gigi Molar

Distalisasi gigi molar bertujuan untuk memperoleh ruangan guna memperbaiki susunan gigi geligi atau memperbaiki hubungan gigi molar. Prosedur ini menambah panjang lengkung rahang sebanyak panjang dari distalisasi yang dicapai. Pergerakan yang diinginkan adalah pergerakan bodily semaksimal mungkin dengan minimalnya resiko resorpsi akar dan loss of anchorage gigi anterior ke labial. Indikasi distalisasi molar atas adalah pada kasus maloklusi klas II ringan hingga sedang, terutama pada kasus yang disebabkan oleh premature loss, pada kasus gigi berjejal ringan hingga sedang, baik untuk tipe wajah mesofacial atau brachifacial,

profil wajah lurus atau flat dan masih mempunyai potensi pertumbuhan.6,11

2.2.2 Perawatan dengan Pencabutan Gigi (Ekstraksi)

Dalam menstabilkan fungsi oklusi normal yang seimbang dengan struktur pendukungnya, pada sebagian kasus maloklusi membutuhkan pengurangan satu atau lebih gigi. Pencabutan gigi dalam perawatan ortodonti dilakukan untuk mendapatkan ruang dalam menggerakkan gigi ke posisi yang ideal.6 Pencabutan gigi pada perawatan ortodonti dibutuhkan pada dua situasi utama, yaitu:5

1. Untuk menghilangkan susunan gigi yang berjejal

(5)

Pertama, kondisi gigi geligi seperti fraktur, hipoplastik, gigi dengan karies yang besar dan restorasi yang besar, semuanya bisa dicabut daripada mencabut gigi yang sehat.5 Kedua, susunan gigi yang berjejal bisa diperbaiki dengan lebih mudah jika dilakukan pencabutan pada bagian lengkung tersebut daripada di bagian lain yang jauh letaknya dari tempat gigi yang berjejal.5,9 Susunan gigi insisivus yang berjejal biasanya diperbaiki dengan mencabut gigi premolar sehingga bisa diperoleh penampilan akhir yang memuaskan dan keseimbangan oklusal. Premolar pertama adalah gigi yang paling sering dicabut karena letaknya ditengah pada setiap kuadran rahang dan biasanya terletak cukup dekat dengan daerah yang berjejal baik pada anterior maupun pada posterior. Faktor pertimbagan ketiga adalah posisi gigi geligi itu sendiri. Gigi geligi yang sangat malposisi dan sulit diperbaiki susunannya adalah gigi yang paling sering dipilih untuk dicabut. Khususnya, apeks gigi harus dipertimbangkan karena biasanya lebih sulit menggerakkan apeks daripada menggerakkan mahkota.5

2. Untuk memperbaiki hubungan lengkung gigi antero-posterior (sagital) Pencabutan gigi dalam beberapa kasus membantu mempertahahankan

hubungan insisivus dan molar yang normal. Jika ada penyimpangan dalam hubungan lengkung sagital yang membutuhkan perbaikan dan ditambah dengan letak gigi yang berjejal, ruang yang dibutuhkan jelas lebih besar daripada jika kedua kondisi ini berdiri sendiri-sendiri. Kadang-kadang, lebih dari satu gigi perlu dicabut dari tiap lengkung rahang yang akan dikoreksi.5

(6)

2.3 Dimensi lengkung gigi

Lengkung gigi adalah lengkung yang dibentuk oleh mahkota gigi geligi. Lengkung gigi merupakan refleksi gabungan dari ukuran mahkota gigi, posisi dan inklinasi gigi, bibir, pipi dan lidah.20 Menurut Moyers lengkung gigi dibedakan atas lengkung alveolar dan lengkung basal. Lengkung alveolar atau lengkung prosessus alveolar adalah tempat gigi tertanam di dalam tulang basal. Lengkung alveolar menghubungkan ukuran dan bentuk lengkung basal dengan lengkung gigi. Lengkung basal adalah lengkung korpus mandibula dan merupakan bagian terbesar rahang bawah. Bentuk dan ukuran lengkung basal tidak berubah meskipun gigi telah hilang atau prosessus alveolaris mengalami resorpsi.23

Singh menyatakan bahwa dimensi lengkung gigi yang biasanya diukur adalah lebar interkaninus, lebar interpremolar, lebar molar pertama permanen, perimeter, dan panjang lengkung gigi.1 Moyers juga menyatakan bahwa dimensi lengkung gigi adalah lebar interkaninus, lebar interpremolar, panjang, dan perimeter lengkung gigi.23

1.3.1 Lebar lengkung gigi

Singh menyatakan bahwa lebar lengkung gigi adalah lebar interkaninus, lebar

interpremolar, dan lebar molar pertama permanen.1 Menurut Kaundal Jai Ram, lebar lengkung gigi adalah lebar interkaninus dan lebar intermolar. Lebar interkaninus diukur dari ujung cusp gigi kaninus dan lebar intermolar diukur dari jarak antara titik perpotongan margin gingiva dengan perluasan gingival pada bagian lingual groove gigi molar pertama permanen.23

(7)

sama untuk menentukan lebar interkaninus.24 Titik pengukuran lebar lengkung gigi dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini:

Gambar 2. Titik referensi pengukuran intermolar pada daerah bukal dan lingual24

2.3.2 Panjang Lengkung Gigi

Panjang lengkung gigi merupakan suatu garis tegak lurus dari titik kontak antara gigi insisivus sentral permanen ke garis yang menghubungkan permukaan distal dari gigi molar pertama permanen.24,25,26 Titik pengukuran panjang lengkung gigi dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini:

(8)

2.3.3 Perimeter Lengkung Gigi

Menurut Poosti dan Jalali (2007), perimeter lengkung gigi diukur dengan menjumlahkan empat segmen gigi. Segmen pertama diukur dari distal gigi molar pertama ke mesial gigi premolar pertama. Segmen kedua diukur dari mesial gigi premolar pertama ke mesial gigi insisivus sentralis. Segmen ketiga diukur dari mesial gigi insisivus sentralis ke mesial gigi premolar pertama pada sisi yang berlainan. Segmen keempat diukur dari mesial gigi premolar pertama ke distal gigi molar pertama permanen pada sisi yang berlainan. 25

Mills dan Hamilton, menyarankan penggunaan modifikasi formula untuk pengukuran lengkung gigi yaitu: diketahui x adalah panjang lengkung dan y adalah lebar lengkung (lebar lengkung intermolar).24

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lengkung Gigi

Pada dasarnya ukuran dan bentuk lengkung gigi geligi ditentukan oleh skleton cartilaginous dari maksila dan mandibula pada masa janin, kemudian berkembang

mengikuti benih gigi dan tulang rahang yang tumbuh. Selama periode pasca natal, kekuatan lingkungan yang bekerja pada mahkota gigi mempengaruhi ukuran dan bentuk lengkung gigi. Perubahan lengkung gigi pada masa tumbuh kembang, sangat dipengaruhi oleh tumbuh kembang prosesus alveolaris. Secara umum lengkung gigi berkembang pada tahap gigi bercampur lalu cenderung stabil sampai tahap gigi tetap.27 Pada mandibula tumbuh kembang lengkung gigi berlangsung dari usia 4-8 tahun sedangkan pada maksila hal ini berlangsung dari usia 4-13 tahun dan cenderung lebih stabil hingga dewasa.27,28 Bishara (1988) menyatakan pada wanita pertumbuhan maksila akan berhenti pada usia 15 tahun sedangkan pada laki-laki pertumbuhan maksila berhenti sekitar 17 tahun.28 Lengkung gigi berbeda pada setiap individu karena dipengaruhi oleh lingkungan, nutrisi, genetik, ras, jenis kelamin, kondisi sistemik, kesehatan, dan variasi individu juga dapat terjadi.28,29

(9)

2.4.1 Faktor Lingkungan

Hal-hal yang termasuk dalam faktor lingkungan tersebut antara lain lokasi, makanan, kebiasaan oral, fisik dan malnutrisi. Kebiasaaan makan makanan dengan tekstur yang lebih halus menyebabkan penggunaan otot pengunyahan berkurang, sehingga hal ini berpengaruh pada ukuran rahang bawah menjadi kecil dan rahang atas menjadi sempit. Kebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain menghisap ibu jari atau jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas melalui mulut, dan penjuluran lidah. Kebiasaan oral yang akan mempengaruhi pada ukuran dan bentuk lengkung gigi tergantung dari frekuensi dan lama durasi melakukan kebiasaan tersebut. Malnutrisi dapat menimbulkan kelainan pada gigi dan mulut serta dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan tulang rahang menjadi lambat.29

2.4.2 Faktor Genetik

Variasi genetik memiliki pengaruh besar pada bentuk, lebar dan panjang lengkung rahang. Menurut penelitian Richards dkk., (cit. Singh), ukuran rahang atas adalah lebih besar dari rahang bawah. Variasi genetik yang signifikan telah dibuktikan mempengaruhi dimensi lengkung dan palatal.1

2.4.3 Faktor Jenis Kelamin

Secara umum, laki-laki memiliki ukuran lengkung gigi yang lebih panjang dan lebih lebar jika dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi dan jangka waktunya lebih panjang pada laki-laki dibandingkan perempuan. Namun, hal ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.30

(10)

dibandingkan perempuan dan perempuan cenderung memiliki dimensi lengkung yang lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki.31

2.5 Analisis Model Studi

Model studi digunakan sebagai alat diagnosis dan rencana perawatan ortodontik. Analisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada rahang atas maupun rahang bawah serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya. Kedudukan gigi pada rahang maupun hubungannya dengan geligi pada rahang lawan dinilai dalam arah sagital, transversal, dan vertikal.23,32

Meskipun hingga saat ini analisis model dengan sistem komputerisasi sudah berkembang namun analisis model studi dengan cara manual masih umum dilakukan oleh para praktisi ortodonti karena hanya menggunakan alat-alat sederhana seperti

symmetograph, brass wire, jangka berujung runcing, penggaris, kaliper digital atau jangka sorong.5 Analisis lebar dan panjang lengkung gigi dapat dilakukan pada model studi. Ada dua di antara beberapa analisis model studi yang telah lama digunakan di bidang ortodonsia yaitu Analisis Pont dan Korkhaus.

2.5.1 Analisis Pont

(11)

Titik pengukuran lebar interpremolar dan lebar intermolar Pont pada maksila dan mandibula dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4. Jarak interpremolar diukur dari titik terdistal cekung mesial pada oklusal gigi premolar pertama maksila ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (A), jarak intermolar diukur dari titik cekung mesial pada permukaan oklusal pada gigi molar pertama maksila ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (B), jarak interpremolar diukur dari titik kontak antara gigi premolar satu dan gigi premolar dua mandibula ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (C), jarak intermolar diukur dari titik puncak cusp mesiobukal molar satu permanen mandibula ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (D).32,6,20

2.5.2 Analisis Korkhaus

Pengukuran panjang lengkung gigi menurut Korkhaus dilakukan dengan mengukur jarak dari kontak mesial gigi insisivus sentralis maksila tegak lurus dengan garis yang menghubungkan titik referensi lebar interpremolar Pont. Panjang lengkung gigi mandibula menurut Korkhaus adalah 2mm lebih pendek dari lengkung maksila.32

Lebar interpremolar = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100 80

(12)

Panjang lengkung gigi Korkhaus dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini:1,6,20,21,32

Titik pengukuran panjang lengkung Korkhaus pada maksila dan mandibula dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini:

(a) (b)

Gambar 5. Panjang lengkung maksila diukur dari kontak mesial gigi insisivus sentralis maksila tegak lurus dengan garis Interpremolar Pont (a), panjang lengkung mandibula diukur dari kontak mesial gigi insisivus sentralis mandibula tegak lurus dengan garis yang menghubungkan titik kontak antara gigi premolar satu dengan gigi premolar dua (b).6,20,32,33

Panjang lengkung gigi = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100

Gambar

Gambar 1. Maloklusi Klas I Angle5
Gambar 2.
Gambar 4. Jarak interpremolar  diukur dari titik terdistal cekung mesial pada oklusal gigi premolar pertama maksila ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (A), jarak intermolar diukur dari titik cekung mesial pada permukaan oklusal pada gigi molar pertama maksila ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (B), jarak interpremolar diukur dari titik kontak antara gigi premolar satu dan gigi premolar dua mandibula ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (C), jarak intermolar diukur dari titik puncak cusp mesiobukal molar satu permanen mandibula ke titik yang sama pada sisi yang berlainan (D).32,6,20
Gambar 5. Panjang lengkung maksila diukur dari kontak mesial gigi insisivus sentralis maksila tegak lurus dengan garis Interpremolar Pont (a), panjang lengkung mandibula diukur dari kontak mesial gigi insisivus sentralis mandibula tegak lurus dengan garis yang menghubungkan titik kontak antara gigi premolar satu dengan gigi premolar dua (b).6,20,32,33

Referensi

Dokumen terkait

30 Sesuai dengan penelitian Alavi dkk., melaporkan bahwa kelompok maloklusi Klas II subdivisi memperlihatkan adanya perbedaan asimetri lengkung gigi yang signifikan dengan

Kemudian dilakukan hypothetical extraction dengan empat kombinsai, yaitu (1) pencabutan 4 gigi premolar pertama, (2) 4 gigi premolar kedua, (3) premolar pertama maksila dan

 Mengukur jarak antara premolar satu kiri atas dengan premolar satu kanan atas Dilakukan antara titik pada tepi paling distal dari cekung mesial pada permukaan oklusal premolar

Tabel 4.7 merupakan tabel yang menunjukkan korelasi antara posisi anteroposterior bibir atas dan bibir bawah terhadap panjang lengkung maksila dan mandibula

Ukuran lengkung gigi dipengaruhi oleh ukuran tulang basal dan fungsi otot- otot mulut. Idealnya, lengkung gigi dengan gigi harus memiliki hubungan yang

Lebar mesiodistal gigi adalah jarak terbesar yang diukur dari titik kontak.. anatomis mesial sampai ke titik kontak anatomis distal pada

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu adik-adik untuk mengetahui maloklusi dan asimetri yang terdapat pada lengkung gigi adik-adik, sehingga dapat segera

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 33% (n=10) memiliki asimetri lengkung gigi dalam batas normal, sedangkan 67% (n=20) memiliki asimetri lengkung gigi secara klinis, pada