• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Butiraldehid Dari Propena Dan Gas Campuran Hidrogen-Karbon Monoksida Dengan Reaksi Hidroformilasi Katalis Rhodium Termodifikasi PPH3 Dan Silika Dengan Kapasitas 33.000 Ton/Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Butiraldehid Dari Propena Dan Gas Campuran Hidrogen-Karbon Monoksida Dengan Reaksi Hidroformilasi Katalis Rhodium Termodifikasi PPH3 Dan Silika Dengan Kapasitas 33.000 Ton/Tahun"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aldehid

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari “alkohol dehidrogenatum“ (cara campurannya).

Struktur Aldehid : R – CHO

Gambar 2.1 Struktur aldehid Ciri-ciri aldehid :

­ Merupakan senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar(Ratna dkk,2010) ­ Senyawa-senyawa aldehid dengan ju mlah atom C rendah(1 s/d 5

atom C) sangat mudah larut dalam air. Sedangkan senyawa aldehid dengan jumlah atom C lebih dari 5 sukar larut dalam air.

­ Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilatnya.

­ Aldehid dapat direduksi dengan gas H2 membentuk alkohol primernya. (Efrilianti, 2010)

2.2 Butiraldehid

Aldehid yang banyak digunakan dalam dunia industri adalah formaldehid (metanal), asetaldehid (etanal), isobutiraldehid (2-metilpropanal), dan butiraldehid (n-butanal) (Othmer, 1998).

(2)

Gambar 2.2 Struktur Butiraldehid

N-butiraldehid sebagai bahan baku pembuatan n-butanol ini merupakan cairan jernih yang tidak berwarna dan mempunyai bau yang khas. Sifat fisika n-butiraldehid antara lain dapat larut dalam air, etil alkohol, etil asetat, aseton, dan toluena, dan merupakan zat yang mudah terbakar (Surijarifre, 2009).

Butiraldehid dihasilkan dari reaksi hidroformilasi antara propena dan gas campuran antara hidrogen-karbon monoksida. Pada reaksi hidroformilasi gugus ganda pada propena bereaksi berikatan dengan gas campuran hidrogen-karbon monoksida membentuk n-butiraldehid dan i-butiraldehid seperti yang ditunjukkan di bawah.

Reaksi Hidroformilasi:

2RCH2 = CH2 + 2CO + 2H2  RCH2CH2CHO + RCH(CH3)CH Propena n-butiraldehid i-butiraldehid Propena dan gas campuran hidrogen-karbon monoksida merupakan reaktan yang digunakan dalam proses hidroformilasi ini. Sedangkan katalis yang digunakan adalah rhodium yang berikatan dengan ligannya PPh3 (tripenilpospin). Katalis ini disuspensikan dengan air agar mempermudah proses. Pada proses ini juga dibantu dengan silika untuk memperbesar konversi reaksi. (Othmer, 1998).

2.3 Kegunaan Butiraldehid

(3)

dan untuk selanjutnya hidrogenasi 2-etil heksanal akan menghasilkan 2-etil heksanol yang banyak digunakan sebagai plasticiser.

Produk n-butanol dihasilkan dari proses hidrogenasi n-butiraldehid, sedangkan penambahan polivinil alkohol pada n-butiraldehid menghasilkan polivinil butiral. I-butiraldehid yang merupakan produk antara dalam pembuatan n- butiraldehid pada proses hidroformilasi ini juga memiliki banyak kegunaan. Hidrogenasi dari i-butiraldehid akan menghasilkan isobutanol yang berguna sebagai bahan plasticiser dan pelarut. Sedangkan oksidasi i-butiraldehid menghasilkan asam isobutiral (Anonim, 2003b). Untuk kegunaan lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.3.

(4)

Gambar 2.4 Turunan Senyawa n-Butiraldehid dan i-Butiraldehid (Agar, 2003)

Produk butiraldehid adalah n-butiraldehid dan iso-butiraldehid yang banyak sekali manfaatnya baik sebagai produk jadi maupun sebagai produk intermedietnya.

1. Kegunaan n-butiraldehid

- Sebagai plasticiser digunakan untuk menambah flexibilitas dan memudahkan dalam proses pengolahan plastik.

- Bahan baku polivinil butiral

- Kondensasi butiraldehid dengan phenol fan HCl atau NaOH serta formaldehid membentuk resin yang digunakan sebagai molding powder. - Bahan baku but ilamina yang digunakan sebagai zat warna, bahan

insekt isida dan zatfloatasi

- Bahan baku 2-et il-1-heksano l yang merupakan solvent defoaming, dispersing, dan wetting agent.

- Surface coating agent, digunakan untuk pelarut tinta printing 2. Kegunaan iso-butiraldehid

- Bahan baku asam panthothenic untuk bahan baku suplemen makanan - Bahan baku valen untuk bahan baku suplement makanan

(5)

2.4 Sifat Reaktan, Produk, dan Bahan Baku

10. Merupakan senyawa yang tidak berwarna yang memiliki bau tajam (Othmer, 1998)

B. Sifat – Sifat Kimia

1. Propena diproduksi melalui proses steam cracking hidrokarbon pada pemurnian minyak bumi yang juga menghasilan etilen, metana dan hidrogen.

Reaksi : 2CH3CH2CH3 CH3CH = CH2 + CH2 = CH2 = CH4 + H2

2. Reaksi propena dengan salah satu asam karboksilat menghasilan propena oksida yang banyak digunakan dalam industri plastik poliuretan dan foam.

(6)

4. Cumene dibuat dari reaksi antara propenat dan benzena. Cumene merupakan produk inetmediet dalam industri fenol dan aseton.

Reaksi :

(Speight, 1995)

2.4.2 Karbon Monoksida (CO) A.Sifat – Sifat Fisika

1. Berat molekul : 28,01 gr/mol 2. Titik didih : 68,09K 3. Titik lebur : 81,65 K 4. Densitas pada 273 K : 1,2501 kg/ cm3 5. Temperatur kritis : 132,9 K 6. Tidak berwarna

7. Tidak berbau 8. Tidak berasa 9. Bersifat racun

(Othmer, 1998) B. Sifat – Sifat Kimia

1. Reaksi eksotermik antara uap air dan karbon akan menghasilkan gas sintetis yang digunakan sebagai bahan baku dalam proses hidroformilasi.

Reaksi : H2O + C → H2 + CO

2. Karbon monoksida merupakan hasil samping dari reduksi biji logam oksida dengan karbon.

Reaksi : MO + C → M + CO

(7)

Reaksi : CO + HC = CH + C2H5OH → CH2 = CHCOOC2H5

8. Merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. 9. Unsur teringan

10. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi.

(Othmer, 1998) B. Sifat – Sifat Kimia

1. Hidrogen biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana.

Reaksi : CH4 + H2O → CO + 3H2

2. Elektrolisis air menghasilkan hidrogen atau disebut juga dengan dekomposisi air.

Reaksi : 2H2O → 2H2 + O2

3. Keseluruhan dari reaksi steam hidrokarbon ini dalam industri akan menghasilkan efisiensi dalam operasi dan memberikan panas pada boiler.

(8)

4. Reaksi antara hidrogen dan karbon monoksida merupakan reaksi yang sangat penting dalam produksi metanol.

Reaksi : CO + 2H2→ CH3OH

5. Campuran gas digunakan untuk memproduksi substitusi gas alam (SNG), metana dan hidrokarbon tinggi.

Reaksi : CO + 3H2→ CH4 + H2O

9 Merupakan logam transisi yang berwarna putih keperakan dan sering digunakan sebagai katalis.

(Anonim, 2012e) B. Sifat – sifat Kimia :

1. Rhodium sebagian tahan terhadap serangan atmosfer. Pada pemanasan dengan oksigen pada suhu 600 °C, rhodium logam memberikan rodium (III) oksida, Rh2O3.

Reaksi: 4Rh(s) + 3O2(g) → 2Rh2O3(s)

2. Rodium sebagai Metal bereaksi langsung dengan gas fluor untuk membentuk rodium sangat korosif (VI) fluoride (RhF6).

Reaksi: Rh(s) + 3F2(g) → RhF6(s)

(9)

Reaksi: 2Rh(s) + 3F2(g) → 2RhF3(s) [merah] 2Rh(s) + 3Cl2(g) → 2RhCl3(s) [merah] 2Rh(s) + 3Br2(g) → 2RhBr3(s) [merah – abu] (Winter, 2012)

2.4.5 Trifenilfosfin (C18H15P)

A.Sifat – Sifat Fisik :

1. Berat molekul : 262,29 gr/mol

2. Titik didih : 337 °C

3. Titik lebur : 79 °C - 81°C 4. Spesifik graviti : 1,08

5. Tidak larut dalam air

6. Merupakan pengoksidasi kuat yang sering digunakan sebagai ligan katalis dalam dunia industri

7. Berbentu serbuk putih. B. Sifat – sifat Kimia :

1. Trifenilfosfin mengalami oksidasi lambat dengan udara untuk menjadi oksida trifenilfosfin, Ph3PO:

Reaksi : 2 PPh3 + O2→ 2 OPPh3

2. oksigenasi pada PPh3 dimanfaatkan untuk mengisap oksigen dari peroksida organik, yang umumnya terjadi dengan retensi konfigurasi:

Reaksi : PPh3 + RO2H → OPPh3 + ROH (R = alkyl)

3. PPh3 teroksidasi lagi menjadi OPPh3 dalam aplikasi ini, yang mengubah alkohol untuk alkil halida menggunakan CX4 (X = Cl, Br):

(10)

2.4.6 Silika ( SiO2) 5. Bentuk Transparent cristals

B. Sifat – sifat Kimia :

1. Metode alternatif yang digunakan untuk deposit lapisan SiO2 meliputi :

- Suhu rendah oksidasi (400-450 °C) dari silan SiH4 + 2 O2→ SiO2 + 2 H2O

- Dekomposisi Tetraethyl ortosilikat (TEOS) pada 680-730 °C Si(OC2H5)4→ SiO2 + 2 H2O + 4 C2H4

- Plasma ditingkatkan deposisi uap kimia menggunakan TEOS pada sekitar 400 °C

Si(OC2H5)4 + 12 O2→ SiO2 + 10 H2O + 8 CO2

2. Silika pyrogenic (kadang disebut silika diasapi atau silika fume), yang merupakan bentuk partikulat yang sangat halus silikon dioksida, disusun dengan membakar SiCl4 dalam api hidrokarbon yang kaya oksigen untuk menghasilkan sebuah "asap" SiO2:

(11)

6. Spesifik gravity (baku) : 0,195 7. Kalor jenisnnya : 1 kal/gr°C

8. Viskositas : 0,8909 mPa.s (25°C) 9. Membiaskan cahaya datang.

10. pH antara 6,8-7,2.

11. Merupakan larutan elektrolit.

12. Larutan bersifat polar karena memiliki sepasang elektron. 13. Bentuk molekulnya tetrahedral (menyudut).

14. Merupakan senyawa kovalen. (Perry, 1999)

B. Sifat – sifat Kimia :

1. Cairan polar yang sedikit terdisosiasi secara tidak proporsional ke dalam ion hidronium.

Reaksi : 2 H2O (l) H3O+ (aq) + OH− (aq)

2. Dalam reaksi dengan amonia, NH3 menyumbangkan air ion H +, dan dengan demikian bertindak sebagai asam:

Reaksi : NH3 (base) + H2O (acid) b NH+4 + OH−

3. Karena atom oksigen dalam air memiliki dua pasangan mandiri, air sering bertindak sebagai basa Lewis atau donor pasangan elektron dalam reaksi dengan asam Lewis.

Reaksi :

(12)

3. Titik didih 74,8 °C 64,1 °C 4. Titik lebur -96,4 °C -60,0 °C 5. Temperatur kritis 263,95 °C 233,85 °C 6. Tekanan kritis 4000 kPa 4100 kPa 7. Densitas cairan 801,6 kg/m3 798,1 kg/m3 8. Viskositas 0,343 cP 0,504 cP (Othmer, 1998)

B. Sifat – Sifat Kimia

1. Dihasilkan melalui reaksi antara propena dan gas campuran.

Reaksi:CH3CH=CH2 + CO + H2 →C H3CH2CH2CHO + (CH3)2CHCHO 2. Hidrogenasi n-butiraldehid menghasilkan n-butanol.

Reaksi : C3H7CHO + H2→ C4H9OH

3. Proses aldolisasi dari n-butiraldehid menghasilkan 2-etil heksanal dan untuk selanjutnya hidrogenasi 2-etil heksanal akan menghasilkan 2-etil heksanol yang banyak digunakan sebagai plasticiser.

4. Penambahan polivinil alkohol pada n-butiraldehid menghasilkan polivinil butiral.

5. Hidrogenasi dari i-butiraldehid akan menghasilkan isobutanol yang berguna sebagai bahan plasticiser dan pelarut.

6. Oksidasi i-butiraldehid menghasilkan asam isobutiral. (Othmer, 1998)

2.5 Pembuatan Aldehid

Cara pembuatan aldehid adalah dengan cara reaksi hidroformilasi.

(13)

dengan konversi olefin sebesar 85 – 90 %. Reaksi hidroformilasi ini merupakan proses yang paling banyak digunakan dalam produksi bahan kimia dengan logam transisi kompleks, yaitu sekitar 3,5 x 109 kg/tahun. Reaksi ini dapat mengkonversi olefin menjadi rantai lurus dan cabang dengan perbandingan 3 : 1 (freepatens, 2008).

Hasil dari reaksi ini selanjutnya dapat dihidrolisa menjadi oxo alcohol yang dapat digunakan sebagai pelarut dan pembuatan plasticizer. Khusus alkohol rantai lurus C12 – C15 dapat disulfonasi dalam skala besar menjadi detergen.

Pembuatan butiraldehid dari propena di dunia sangat banyak dilakukan melalui proses oxo. Produksi dan konsumsi dunia akan oxo reaction pada tahun 2005 mencapai 2,9 juta meter ton.

Gambar 2.5 Konsumsi Dunia Terhadap Oxo Chemichal

(Anonim, 2012 b) 2.6 Pemilihan Proses

Berikut beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan proses, bahan dan reaktor dalam pembuatan butiraldehid :

(14)

Perbandingan kereaktifan logam-logam katalis adalah sebagai berikut: Rh >> Co >> Ir > Ru > Os> Pt > Pd > Fe > Ni

Adapun perbedaan dari penggunaan katalis coblat dan rodium ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Perbedaan dari Penggunaan Katalis Coblat dan Rodium

Katalis Cobalt Rhodium

Jenis Ligan Tanpa Temperatur (°C) 150-180 160-200 100-140 60-120

Tekanan (bar) 200-300 50-150 200-300 10-50

Katalis untuk

olefin 0,1-1 0.6 0,0001-0,001 0,001-0,1

Produk Aldehid Alkohol Aldehid Aldehid

Produk samping Tinggi Tinggi Rendah Rendah

n/b rasio 80/20 88/12 50/50 92/8

Selektivitas

racun tidak tidak tidak ya

(Zafar, dkk. 2009)

2. Reaktor yang digunakan yaitu Fixed Bed. Reaktor ini berbentuk kolom yang dilengkapi dengan katalis berbentuk padatan(SiO2) dan katalis padat yang disuspensikan (Rhodium). Gas Propena dan gas campuran dialirkan dari bawah reaktor setelah katalis dimasukkan terlebih dahulu ke dalam reaktor. Ketika proses reaksi terjadi terjadi gelembung-gelembung akibat masuknya gas dari bawah. Produk yang dihasilkan(n-butiraldehid dan i-butiraldehid) akan berbentuk gas dan mengalir keluar dari atas reaktor.

3. Pemurnian produk menggunakan destilasi karena adanya perbedaan titik didih antara n-butiraldehid dan i-butiraldehid. Dimana titik didih n-C4H8O yaitu 74,8 oC dan i-C4H8O yaitu 64,1 oC.

(15)

2.7 Deskripsi Proses

Proses pembuatan butiraldehid dari propena dan gas campuran dengan ini meliputi :

2.7.1 Persiapan Bahan Baku

Pada tangki gas campuran (TT-102) yang terdiri dari gas CO dan H2 dengan perbandingan 49 : 51 dengan suhu awal 30°C dan tekanan awal 13 atm sebelum dimasukkan ke dalam reaktor. Campuran gas ini terlebih dulu dinaikkan suhunya mencapai 120 oC dengan menggunakan Heater I

(E-101) dan tekanannya diturunkan dengan dimasukan ke dalam Expander I (JC-102) sehingga gas yang dihasilkan memiliki tekanan 2 atm.

Reaktan yang berada dalam tangki penyimpanan (TT-101) terdiri dari propana dan propena dimana propana 3,5 % dan propena 96,5% yang berwujud cair dengan suhu awal -49,85 °C dan tekanan 6 atm dipompakan ke vaporizer (FE-101) untuk diuapkan dan menaikkan suhu reaktan menjadi suhu 120 oC dan tekanannya diturunkan hingga 2 atm dengan

expander II (JC-101) sebelum dipompakan ke reaktor R-101 .

Setelah semua persiapan bahan baku selesai di proses, reaktan dan gas campuran dimasukkan ke dalam reaktor R-101 maka tahap reaksi akan dimulai.

2.7.2 Tahap Reaksi

Propena dan gas campuran (CO dan H2) yang digunakan sebagai reaktan memiliki perbandingan 1 : 1 : 1.

Reaksi :

(16)

Reaksi:

Gambar 2.6 Reaksi Pembentukan Butiraldehid

Katalis yang digunakan adalah katalis Rhodium yang berikatan dengan ligannya yaitu PPh3 (Triphenilphospin) dan dimodifikasi dengan SiO2 (Silika) yang telah di-packing ke dalam reaktor packed bed (R-101). Dengan menggunakan katalis ini dan kondisi operasi bertemperatur 120 oC dan tekanan 2 atm, dapat diperoleh konversi reaktan sebesar 100%.

Campuran gas yang keluar dari reaktor selanjutnya didinginkan pada

cooler E-201 untuk menurunkan keluaran produk menjadi 60 oC, hal ini dilakukan untuk mencairkan produk (n- dan i-butiraldehid) sehingga produk (n- dan i-butiraldehid) dan reaktan yang berupa gas (hidrogen) dapat terpisahkan berdasarkan fasanya. Setelah didinginkan produk dialirkan ke compressor (JC-201) untuk menaikkan tekanan produk dan reaktan sisa yang berupa gas (hidrogen) menjadi 6 atm sehingga produk (n- dan i-butiraldehid) dapat mengembun sempurna untuk selanjutnya dipisahkan dengan Vertical Knockout Drum (KO-201) yang dilengkapin

wire mesh deentrainer untuk mencegah cairan ikut terikut bersama gas reaktan sisa sehingga produk dan reaktan dapat terpisah sempurna. Gas hidrogen yang terpisah akan dialirkan ke tangki hidrogen sisa TT-202.

(17)

i-butiraldehid dipanaskan pada heater E-301 untuk mencapai suhu operasi 73,947 oC pada kolom destilasi.

2.7.3 Tahap Pemurnian Produk

(18)

Gambar

Gambar 2.3 Kegunaan Butiraldehid
Gambar 2.4 Turunan Senyawa n-Butiraldehid dan i-Butiraldehid
Tabel 2.1 Perbandingan Sifat n-butiraldehid dan i-butiraldehid
Gambar 2.5 Konsumsi Dunia Terhadap Oxo Chemichal
+3

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tingginya penggunaan butiraldehid di dunia yang merupakan produk antara dalam suatu proses industri seperti n-butanol dan 2-etil heksanol, memacu Indonesia untuk

Semakin tingginya penggunaan butiraldehid di dunia yang merupakan produk antara dalam suatu proses industri seperti n-butanol dan 2-etil heksanol, memacu Indonesia untuk

Pabrik butiraldehid dengan bahan baku propilen, hidrogen dan karbon monoksida dengan kapasitas 120.000 ton/tahun direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun. Proses

Sedangkan untuk data kromatogram produk hasil reaksi epoksidasi pada gambar 2 (b), juga ditunjukkan pada puncak nomor 1 yang memiliki % area sebesar 30,68 % dan waktu retensi

Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk bahan baku pembuatan polimer terutama polivinyl chloride (PVC). PVC memiliki kegunaan yang

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.

dfLAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.