• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aliran Permukaan dan Erosi pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong di HTI PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Aliran Permukaan dan Erosi pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong di HTI PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI PADA TUTUPAN

LAHAN Eucalyptus DAN LAHAN KOSOSNG DI HTI PT.

TOBA PULP LESTARI SEKTOR AEK NAULI KECAMATAN

GIRSANG SIPANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

Tioner Purba 1, Rahmawaty 2

1.Staf pengajar Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Simalungun dan

Mahasiswa S3 Ilmu Pertanian Pascasarjana USU 2.Staf Pengajar Pascasarjana Fakultas Pertanian USU

ABSTRAK

Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan sauatu bentuk pengusahaan hutan dengan prinsip hutan lestari. Dalam pengelolaannya HTI menggunakan sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB). Dengan sistim ini, pohon yang ada pada suatu kawasan tertentu ditebang keseluruhan baik yang besar maupun kecil, kemudian ditanami dan dipelihara. Penebangan pepohonan secara besar-besaran dan serentak dihutan baik secara legal maupun illegal (penjarahan), mengakibatkan terbukanya permukaan tanah pada saat yang sama. Dengan demikan sinar matahari mengenai permukaan tanah secara langsung, dan terjadinya percepatan proses reaksi kimia dan biologi, salah satunya adalah penguraian bahan organik tanah (dekomposisi). Sebaliknya air hujan yang jatuh selama musim penghujan tidak ada lagi tajuk yang menghalangi permukaan tanah sehingga memukul permukaan tanah secara langsung, yang berakibat meningkatkan aliran permukaan dan sekaligus mengangkut partikel tanah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah Aliran permukaan dan jumlah erosi pada lahan kosong dan tegakan Eucalyptus umur 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun di HTI PT. Toba Pulp Lestari, sektor Aek Nauli. Pengamatan aliran permukaan dan erosi dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran aliran permukaan dan erosi pada setiap kejadian hujan dengan cara pengamatan sistem petak kecil. Petak ukur berukuran 22 x 4 m2 dipasang pada masing-masing keadaan penutupan lahan. Keadaan masing -masing plot penelitian yaitu di areal tanah kosong, tegakan kelas umur 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun, dengan kelerengan 9%. Jumlah plot seluruhnya ada 6 plot. Dan pengukuran aliran permukaannya dilakukan dengan cara mengukur volume air yang ada di dalam drum (drum I dan drum II). Pengamatan besarnya aliran permukaan dan sedimentasi dilakukan setiap kejadian hujan selama 2 bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aliran permukaan hasil pengukuran dilapangan menunjukkan variasi dan perubahan pada lahan kosong dan berbagai umur eucalyptus. Aliran permukaan terendah terjadi pada plot tutupan lahan Eucalyptus umur 1 tahun dan tertinggi pada plot tutupan lahan Eucalyptus umur 2 tahun

Tingkat erosi yang tertinggi terjadi pada plot lahan kosong dan diikuti dengan penurunan pada Umur Eucalyptus 1,2,3,4 dan 5 tahun

Kata kunci : HTI, Aliran Permukaan , Erosi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(2)

hidrologis dan konservasi tanah. Namun keberadaan hutan saat ini mencapai satu titik kritis karena seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebakaran hutan, perladangan berpindah, illegal logging, bencana alam, pengusahan hutan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian dan sebab-sebab lain.

Kebutuhan industri akan bahan baku kayu pada saat ini semakin meningkat, sedangkan luasan hutan justru semakin terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kehadiran Hutan Tanaman Industri (HTI) memberikan jawaban atas ketersediaan bahan baku kayu yang terbatas seiring dengan meningkatnya laju kebutuhan tersebut.

Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan sauatu bentuk pengusahaan hutan dengan prinsip hutan lestari. Dalam pengelolaannya HTI menggunakan sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB). Dengan sistim ini, pohon yang ada pada suatu kawasan tertentu ditebang keseluruhan baik yang besar maupun kecil, kemudian ditanami dan dipelihara. Penebangan pepohonan secara besar-besaran dan serentak dihutan baik secara legal maupun illegal (penjarahan), mengakibatkan terbukanya permukaan tanah pada saat yang sama. Dengan demikan sinar matahari mengenai permukaan tanah secara langsung, dan terjadinya percepatan proses reaksi kimia dan biologi, salah satunya adalah penguraian bahan organik tanah (dekomposisi). Sebaliknya air hujan yang jatuh selama musim penghujan tidak ada lagi tajuk yang menghalangi permukaan tanah sehingga memukul permukaan tanah secara langsung, yang berakibat pecahnya agregat-agregat tanah. Meningkatkan aliran permukaan dan sekaligus mengangkut partikel tanah dan bahan-bahan organik (erosi).

Pembukaan lahan yang dilakukan dengan cara tebang habis dapat mengakibatkan tanah menjadi terbuka dan langsung menerima butir-butir hujan yang dapat memperkecil infiltrasi air ke dalam tanah sehingga dapat memperbesar aliran permukaan dan jumlah tanah yang tererosi. Vegetasi penutup tanah yang berbeda akan menghasilkan aliran permukaan dan erosi yang berbeda, dimana vegetasi penutup tanah yang lebih baik akan memperkecil fluktuasi aliran permukaan dan erosi.

Erosi tanah (soil erosion) adalah proses perpindahan tanah yang disebabkan oleh energi alami seperti angin dan air hujan dan merupakan gejala alam yang wajar dan terus berlangsung. Erosi alam melaju seimbang dengan laju pembentukan tanah sehingga tanah mengalami peremajaan secara berkesinambungan. Erosi tanah akan menjadi bahaya jika laju erosi berlangsung lebih cepat dari laju pembentukan tanah. Erosi yang mengalami percepatan secara berangsur akan menipiskan tanah, bahkan akhirnya dapat menyingkap bahan induk tanah atau batuan dasar ke permukaan tanah. Erosi semacam ini tidak hanya merusak daerah yang terkena erosi langsung (on-site), akan tetapi juga berbahaya bagi daerah hilirnya (off site).

Untuk mengetahui besar erosi yang terjadi pada tegakan eucalyptus umur 1,2,3,4 dan 5 tahun pada HTI PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Aek Nauli, maka dilakukan pengamatan pada areal tersebut dengan membuat plot-plot pengamatan pada kelerengan 9 %.

B. Tujuan Penelitian

(3)

1. Untuk mengetahui jumlah Aliran permukaan pada lahan kosong dan tegakan Eucalyptus umur 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun di HTI PT. Toba Pulp Lestari, sektor Aek Nauli.

2. Untuk mengetahui jumlah tanah yang tererosi pada lahan kosong dan tegakan Eucalyptus umur 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun di HTI PT. Toba Pulp Lestari, sektor Aek Nauli.

BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, mulai bulan September sampai dengan bulan Desember 2012. Pengamatan dilapangan dilaksanakan selama 2 bulan yakni bulan September dan oktober dan bulan Nopember dan Desember untuk pengolahan data.

Lokasi penelitian dilaksanakan di bawah tegakan eucalyptus Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Aek Nauli dan Laboratorium Tanah Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun (Peta penanaman dapat dilihat pada Lampiran 1.).

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang dipergunakan untuk penelitian berupa : 1. Tally sheet 9. Clinometer

2. Pita ukur 10. Plastik sebagai pembatas dinding 3. Seng plat sebagai talang 11. Ombro meter

4. Drum 12. Cangkul

5. Parang 13. Plastik ukuran 2 kg 6. Gelas ukur 14. Kertas saring 7. Corong 15. Timbangan listrik 8. Desikator 16. Oven dan lain-lain

C Metode Penelitian

1. Aliran permukaan dan erosi

Pengamatan aliran permukaan dan erosi dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran aliran permukaan dan erosi untuk suatu kejadian hujan tertentu atau massa tertentu" dengan cara pengamatan sistem petak kecil. Petak ukur berukuran 22 x 4 m2 dipasang pada masing-masing keadaan penutupan lahan. Keadaan masing-masing plot penelitian yaitu di areal tanah kosong, tegakan kelas umur 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun, dengan kelerengan 9%. Jumlah plot seluruhnya ada 6 plot. Dan pengukuran aliran permukaannya dilakukan dengan cara mengukur volume air yang ada di dalam drum (drum I dan drum II). Pengamatan besarnya aliran permukaan dan sedimentasi dilakukan setiap kejadian hujan selama 2 bulan.

(4)

E Vap = V1 + 10 (V2) –

r

Keterangan:

Vap = volume total aliran permukaan (liter/plot)

V1 = volume air dalam drum kesatu (liter) V2 = volume air dalam drum kedua (liter) E = erosi (g/plot)

r = kerapatan isi (g/cm3)

Selanjutnya besarnya aliran permukaan dikonversi dari plot aliran permukaan seluas 88 m2 menjadi aliran permukaan dalam 1 ha dengan rumus sebagai berikut:

Vap

V = x 10.000 (liter/ha) 88,4

dimana : V = volume aliran permukaan dalam liter/ha

Vap = volume aliran permukaan pada plot (liter/plot)

Untuk mengukur erosi (ton/ha), air di ukur dan sekalian dibuang hingga tersisa endapannya, lalu endapannya di masukan kedalam kantong plastik beserta sedikit air bak dikuras sampai bersih untuk pengukuran hari berikutnya. Kemudian sedimen dalam bak tersebut disaring dengan kertas saring dan selanjutnya contoh tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama empat jam, untuk mengetahui berat kering sedimennya.

Sedangkan untuk menentukan berat tanah kering yang terbawa erosi setiap hektar adalah:

Mplot x 10.000

Mper ha = (kg/ha)

88 m2

Keterangan : Mper ha = berat tanah kering oven yang tererosi setiap kejadian

hari hujan di setiap hektar (kg/ha)

Mplot = berat tanah kering oven yang tererosi setiap kejadian

hari hujan di setiap plot (kg)

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak dan Luas Wilayah

HPHTI PT.Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Aek Nauli, terletak pada koordinat 02040’00” – 02050’00” – 99010’00” LU dan 98050’00” BT, dengan

ketinggian 500 – 1400 mdpl dan batas wilayah:

(5)

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Parapat

Sektor Aek Nauli terdiri darai 5 estate (blok kerja) yaitu: (1) Estate Aek Nauli, (2) Estate Siapas-apas, (3) Estate Gorbus, (4) Estate Rondang, dan (5) Estate Huta Tongah. Sektor Aek Nauli terdiri dari beragam topografi seperti di sajikan pada Table 1. berikut.

Tabel 1. Klasifikasi Kemiringan Lahan Lapangan Sektor Aek Nauli

Kelas Kemiringan Lahan

Kemiringan Lahan (%)

Luas (Ha) Luas (%)

Datar 0-8 5964 32,60

Landai 8-15 5458 29,9

Sedang 15-25 4401 24,1

Curam 25-40 1880 10,3

Sangat Curam ≥ 40 572 3,1

Sumber: Environment PT.TPL, Tbk, 2005

B. Jenis Vegetasi

Jenis tanaman yang terdapat pada sektor Aek Nauli adalah Eucalyptus grandis, Eucalyptus hybrid, dan Eucalyptus pellita, dan tanaman yang paling banyak terdapat di sektor Aek Nauli adalah Eucalyptus hybrid ( Environment PT.TPL, Tbk, 2005).

Eucalyptus merupakan jenis yang eksotis karena di tanam di luar dari habitat aslinya, tanaman ini awalnya berasal dari Australia dan Papua New Guinea dan di kembangkan di indonesia. Eucalyptus merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang di prioritaskan untuk di kembangkan dalam program HTI, mengingat bahwa jenis ini adalah fast growing dan kegunaanya sebagai bahan baku pulp dan kertas yang baik. Sutisna dkk (1998) mengemukakan bahwa tanaman Eucalyptus banyak di kembangkan karena memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap iklim dan tempat tumbuh, sifat kayu yang cukup baik, dan memiliki daur hidup yang cepat/pendek (5-6 tahun)

Sutisna, dkk (1998) mengemukakan bahwa tanaman Eucalyptus ini umumnya berupa pohon kecil hingga besar, tingginya 60-80 m. Batang utamanya berbentuk lurus, dangan diameter hingga 200 cm. Permukaan pepagan licin, berserat berbentuk papan catur. Daun muda dan daun dewasa sifatnya berbeda, daun dewasa umunya berseling kadang kadang berhadapan, tunggal, tulang tengah jelas, pertulangan sekunder menyirip atau sejajar, berbau harum bila di remas. Perbungaan berbentuk payung yang rapat kadang kadang berupa malai rata di ujung ranting. Buah bentuk kapsul, kering dan berdinding tipis. Biji berwarna coklat atu hitam. Eucalyptus dapat tumbuh pada tanah yang dangkal, berbatu batu, lembab, berawa rawa, secara periodik di genangi air, dangan variasi ke suburan tanah mulai dari tanah kurus gersang sampai tanah yang baik dan subur. Dapat di kembangkan mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi (Badan Litbang Dephut, 1994).

(6)

A. Hasil Pengukuran Aliran permukaan pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah aliran permukaan tutupan lahan Eucalyptus berumur 1,2,3,4,5 tahun dan lahan kosong dan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2012 adalah berbeda-beda. Data pengamatan aliran permukaan dapat dilihat pada Lampiran 2. Data akumulasi aliran permukaan dapat dilihat pada Table 2. berikut.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Besaran Aliran permukaan pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong Selama Bulan September dan Oktober 2012

No Tutupan Lahan Limpasan permukaan (m3/ha)

1 Eucalyptus 1tahun 21,589

2 Eucalyptus 2 tahun 55,395 curah hujan 222,900 mm (Lampiran 2.). Sedangkan yang terendah pada tutupan lahan eucalyptus umur 1 tahun sebesar 21,589 m3/ha. Rata-rata aliran permukaan hasil pengamatan dilapangan selama 2 bulan dapat dilihat pada Gambar 1.berikut:

(7)

Gambar 1. Rata-rata Aliran permukaan pada tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong Selama bulan September dan Oktober 2012

Rata-rata aliran permukaan tertinggi adalah pada tutupan lahan Eucalyptus berumur 2 tahun sebesar 2,408 m3/ha, sedangkan nilai limpasan terendah terjadi pada plot tutupan lahan Eucalyptus berumur 1 tahun sebesar 0,939 m3/ha dan plot Eucalyptus umur 3,4 dan 5 tahun menghasilkan rata-rata aliran permukaan yang lebih rendah dari plot Eucalyptus berumur 2 tahun.

Tutupan lahan Eucalyptus umur 1 tahun menghasilkan aliran permukaan lebih rendah dari plot Eucalyptus lainnya diakibatkan kondidi lahan pada plot tutupan lahan Eucalyptus umur 1 tahun ini masih terdapat banyak serasah yang belum melapuk dan memiliki sifat tanah seperti lahan hutan karena baru mengalami pembukaan atau penebangan selama 1 tahun. Pada plot ini masih banyak terdapat root channel (saluran akar) pohon sehingga air hujan masih dapat masuk kedalam tanah melalui proses infiltrasi. Selain itu masih banyak dijumpai sisa-sisa penebangan hutan berupa tanggul-tanggul pohon, cabang, ranting dan daun-daun yang belum melapuk yang dapat berfungsi sebagai penghambat aliran permukaan (gambar 2). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Farida (2001), kumulatif aliran permukaan tertinggi terjadi pada plot kebun kopi berumur 3 tahun dibandingkan dengan kebun kopi berumur 1,7,10 tahun dan lahan hutan.

.

Gambar 2. Kondisi Lahan pada Eucalyptus umur 1 tahun

(8)

Kondisi lahan pada plot Eucalyptus umur 2 tahun juga terjadi pada plot Eucalyptus umur 3,4 dan 5 tahun, nilai aliran permukaan yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan plot Eucalyptus umur 2 tahun walaupun sedikit lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa degradasi lahan masih berlangsung pada periode ini. Penurunan nilai limpasan pada plot Eucalyptus 3,4 dan 5 tahun diperkirakan adanya pengaruh tanaman dalam produksi bahan organic, perakaran sehingga dapat memperbaiki sifat tanah.

Adanya tanaman eucalyptus sebagai penutup tanah, maka butir-butir hujan yang jatuh tidak langsung menumbuk permukaan tanah dan dengan adanya tanaman memperbaiki keadaan tanah, yaitu dengan adanya akar tanaman akan menyebabkan agregat menjadi lebih stabil, secara mekanik dan kimiawi. Akar serabut mengikat butir-butir primer tanah, sedangkan sekresi dan sisa-sisa tumbuhan yang terombak memberikan senyawa-senyawa kimia yang berfungsi sebagai pemantap agregat (Arsyad, 2006).

Vegetasi akan memperbesar ketahanan masa tanah terhadap hancurnya air hujan dan aliran permukaan, dan dipihak lain meperbesar kapasitas infiltrasi tanah sehingga memperkecil aliran permukaan. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan sifat fisik tanah (a) pembentukan struktur dan (b) peningkatan porositas akibat peningkatan infiltrasi dan perkolasi. Batang, ranting dan daun-daunnya berperan menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir hujan pada permukaan tanah, dengan peranannya itu tercegalah penghancuran agregat-agregat tanah. Daun-daun penutup tanah serta akar-akar ysng tersebar pada lapisan permukaan tanah sehingga daya kikis, daya angkut air pada permukaan tanah dapat direduksi. Akar tanaman berperan memperbesar kapasitas infiltrasi tanah, tunjangannya dalam meningkatkan aktivitas biota yang akan memperbaiki porositas, stabilitas agregat serta sifat fisik kimia tanah (Kartasapoetra, et al.,1967).

B. Hasil Pengukuran Erosi pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa besar erosi pada tutupan lahan Eucalyptus dan lahan kosong selama bulan September sampai dengan bulan Oktober 2012 adalah berbeda-beda. Data pengamatan erosi dapat dilihat pada Lampiran 3. Data besaran erosi dapat dilihat pada Table 3. berikut.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Besaran Erosi pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong Selama Bulan September dan Oktober 2012

No Tutupan Lahan Erosi (Kg/ha)

1 Eucalyptus 1tahun 159,327

2 Eucalyptus 2 tahun 125,296

3 Eucalyptus 3 tahun 22,764

4 Eucalyptus 4 tahun 21,619

(9)

6 Lahan Kosong 656,027

Pada Table 3. diatas dapat dilihat bahwa erosi tertinggi pada lahan kosong yakni sebesar 659,027 Kg/ha, dan diikuti pada tutupan lahan Eucalyptus umur 1 thn 159,327 Kg/ha dengan jumlah curah hujan 222,900 mm sedangkan yang terendah adalah pada tutupan lahan Eucalyptus umur 5 tahun . Grafik rata-rata erosi pada tutupan lahan Eucalyptus dan lahan kosong disajikan pada Gambar 3. berikut.

Gambar 3. Rata-rata Erosi pada tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong Selama bulan September dan Oktober 2012

Rata-rata erosi yang terjadi pada plot lahan kosong jauh lebih besar dibandingkan dengan plot tutupan lahan lainnya. Hal ini disebabkan pada lahan kosong tersebut lahan terbuka sehingga air hujan langsung menumbuk permukaan tanah dan memecahkan agregat tanah. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Ramlan (2006), erosi tertinggi terjadi pada lahan terbuka dibandingkan dengan lahan kebun coklat.

Besarnya erosi ini disebabkan adanya air hujan yang jatuh pada permukaan tanah, menimbulkan gaya geser dan tekanan. Air hujan yang memukul tanah akan menyebabkan terladinya dispersi dan konsolidasi tanah. Air hujan mempunyai dua bentuk energi yaitu energi potensial (Ep) dan energi kinetik (Ek). Untuk menghancurkan agregat, energi potensial dirubah menjadi energi kinetik (Ek) yakni energi pergerakan. Suatu sifat hujan yang sangat penting dalam

6.927

5.448

0.990 0.940 0.749

28.523

0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000

E 1 thn E 2 thn E 3 thn E 4 thn E 5 thn lahan kosong

E

rosi

(K

g

/h

a)

Tutupan Lahan

(10)

mempengaruhi erosi yakni energi kinetik hujan, oleh karena itu merupakan penyebab pokok dalam penghancuran agregat-agregat tanah (Arsyad, 2006).

Dari pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa penutupan kanopi tanaman pada tutupan lahan eucalyptus yangberumur lebih tua lebih baik dibandingkan dengan lahan kosong. Pada Lahan kosong tidak terdapat vegetasi. Lahan kosong ini merupakan lahan bekas penebangan eucalyptus dengan system tebang habis. Penutupan kanopi yang baik menyebabkan energi kinetik air hujan yang memukul permukaan tanah menjadi lebih rendah, karena terhalang oleh tajuk pohon, sehingga erosi tanah menjadi lebih rendah dibandingkan dengan lahan kosong.

Perakaran tanaman juga menentukan besarnya erosi yang terjadi, dimana akar tumbuh menyebabkan agregat tanah menjadi lebih stabil baik secara mekanik maupun secara kimia, dan juga meningkatkan porositas sehingga kapasitas infiltrasi dan bulk density meningkat.

Pada plot lahan kosong jumlah pengamatan erosi yang terjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan plot lainnya. Hal ini disebabkan air hujan (butir-butir hujan) yang jatuh langsung menumbuk permukaan tanah yang terbuka, sehingga menyebabkan agregat-agregat hancur dan menutupi pori-pori tanah. Dengan demikian mengakibatkan kapasitas infiltrasi berkurang sehingga aliran permukaan yang disertai dengan penghanyutan tanah yang terdispersi lebih besar. Hasil penelitian Sudirman dkk ( 1986), diperoleh bahwa tanah yang terbuka menimbulkan erosi yang lebih besar karena stabilitas tanah menurun. Air hujan yang jatuh menimpah tanah terbuka akan menyebabkan tanah terdispersi. Sebagian dari air hujan yang jatuh tersebut, jika intsrsitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, akan mengalir di atas tanah (Arsyad, 2006)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Aliran permukaan hasil pengukuran dilapangan menunjukkan variasi dan perubahan pada lahan kosong dan berbagai umur eucalyptus. Aliran permukaan terendah terjadi pada plot tutupan lahan Eucalyptus umur 1 tahun dan tertinggi pada plot tutupan lahan Eucalyptus umur 2 tahun 2. Tingkat erosi yang tertinggi terjadi pada plot lahan kosong dan diikuti

dengan penurunan pada Umur Eucalyptus 1,2,3,4 dan 5 tahun

(11)

1. Pada pengamatan aliran permukaan pada penelitian selanjutnya sebaiknya mengukur lama hujan karena perbedaan lama hujan juga mempengaruhi jumlah aliran permukaan dan erosi

2. Perlu dilakukan penelitian yang sama pada berbagai jenis komoditi

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Edisi kedua, Institut Petanian Bogor Press. Bogor.

Arsyad, Sitanala. 1983. Pengawetan Tanah dan Air. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Buringh, P. 1993. Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press. Bandung.

Farida, 2001. Analisis Aliran permukaan pada Berbagai Umur Kebun Kopi di Sumber Jaya Lampung. Skripsi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Haridjaja O, Murtilaksono K, Sudarmo dan Rachman LM. 1991. Hidrologi Pertanian. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hakim, Nurhajati, dkk. 1986. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung.

Junaidi, Edy. 2006. Info Hutan Volume III Nomor 3 Tahun 2006, Halaman : 187 – 200, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Dan Konservasi Alam. Bogor.

Kartasapoetra, A.G. 2000. Teknologi Konservasi Tanah & Air. Rineka Cipta. Jakarta

Kartasapoetra,G., A.G. Kartasapoetra, Mul Muyani Sutedjo. 1987. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT. Bina Aksara. Jakarta

(12)

Njurumana, Gerson ND. 2008. Kajian Degradasi Lahan Pada Daerah Aliran Sungai Kambaniru, Kabupaten Sumba Timur. Info Hutan, Volume: v, Nomor : 3, Tahun 2008, Halaman : 241-254. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Dan Konservasi Alam. Bogor.

Probosutedjo. 2004. HTI Membangun Masa Depan Mengangkat Martabat Bangsa. Universitas Mercu Buana (UMB-Press). Jakarta

Rahim, Supli Effendi. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan hidup. Bumi Aksara. Jakarta.

Ramlan, 2006. Tingkat Reduksi Erosi dan Aliran permukaan terhadap Tanaman Kakao (Theobroma Cocoa L) Dewasa di DAS Nopu. Jurnal Agroland 16 (3) : 213 - 223, September 2009

Srihadiono,Untung Iskandar. 2005. Hutan Tanaman Industri : Skenario Masa Depan Kehutanan Indonesia. PT. Musi Hutan Persada, Palembang bekerjasama dengan Wana Aksara, Serpong Tanggerang.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta

Rangkuti, I. 2006. Erosi dan Aliran permukaan Pada Hutan Bekas Tebangan dan Bervegetasi Pinus Umur 35 Tahun Di Hutan Penelitian Aek Nauli, Kabupaten Simalungun. Skripsi. Departemen Kehutanan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sutisna, UT, Kalima dan Purnadjaja. 1998. Pengenalan Pohon Hutan Di Indonesia. Disunting Oleh Soetjipto, N.W dan Soekotjo. Yayasan PROSEA Bogor dan Pusat Diklat Pegawai & SDM Kehutanan. Bogor

(13)
(14)

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Pengamatan Limpasan Permukaan pada Plot Lahan kososng dan berbagai umur Eucalyptus

No Tgl

CH (mm)

Limpasan Permukaan (m3/ha)

Lh.kosng 1 thn 2 thn 3 thn 4 thn 5 thn 1 1/9 3.200 0000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2 6/9 12.300 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3 7/9 6.500 1.250 1.023 2.159 1.534 0.795 0.500 4 13/9 3.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 5 16/9 10.100 0.682 0.909 3.068 2.614 1.591 1.203 6 19/9 9.000 1.250 0.909 2.045 1.705 1.705 1.462 7 21/9 6.000 0.909 0.455 1.591 1.136 0.795 0.503 8 23/9 5.000 0.909 0.568 0.795 0.739 0.909 1.705 9 24/9 12.000 2.500 2.159 4.091 2.841 1.818 1.543 10 27/9 3.100 0.795 0.000 0.568 0.682 0.000 0.000 11 28/9 15.000 3.420 1.989 4.205 3.182 2.159 1.818 12 29/9 27.200 4.886 3.352 8.182 6.705 4.091 2.689 13 30/9 7.400 1.136 0.795 2.045 1.477 1.705 1.400 14 1/10 17.200 3.295 2.159 4.261 2.955 2.727 2.135 15 2/10 29.000 5.341 3.295 10.227 7.273 4.773 3.253 16 3/10 18.000 4.091 2.045 5.341 3.864 3.750 3.100 17 4/10 5.000 1.023 0.795 1.136 0.568 0.682 0.278 18 23/10 2.800 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 19 24/10 4.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 20 27/10 8.900 1.477 1.136 2.386 2.955 2.159 1.674 21 28/10 5.000 0.455 0.000 0.568 0.795 0.568 0.142 22 29/10 7.000 0.682 0.000 0.909 0.739 0.909 0.431 23 31/10 6.200 0.909 0.000 1.818 1.250 1.023 0.510

jlh 222.900 35.010 21.589 55.395 43.014 32.159 24.346 Rata-rata

9.691 1.522 0.939 2.408 1.870 1.398 1.059

Lampiran 3. Data Rekapitulasi Pengukuran Erosi pada Plot Lahan Kosong dan Berbagai umur Eucalyptus.

(15)

Gambar

Tabel 2. Hasil Pengamatan Besaran Aliran permukaan pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong Selama Bulan September dan Oktober 2012
Gambar 2. Kondisi Lahan pada Eucalyptus umur 1 tahun
Tabel 3. Hasil Pengamatan Besaran Erosi pada Tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong Selama Bulan September dan Oktober 2012
Gambar 3. Rata-rata Erosi  pada tutupan Lahan Eucalyptus dan Lahan Kosong  Selama bulan September dan Oktober 2012

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Since the area of quadrilateral KHLS is equal to (the area of quadrilateral SKJR )-(the area of triangle LMR )+(the area of triangle MJH )=1-(the area of quadrilateral AFHJ

[r]

neurons, commencing immediately and reaching a maxi- Twenty-seven neurons in the trigeminal nucleus caudalis mum 3–4 min after the start of infusion. Discharge rates of 7 cats

City Geographical Markup Language (CityGML); the idea of view frustum determining level of details could be improvised to allow efficient streaming protocol for spatial

maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pendaruh brand performance dan brand satisfaction terhadap brand switching sabun nuvo di sidoarjo2. Variable penelitian

Carruthers dan dia nampaknya tertarik pada kisah saya, dan mengatakan bahwa dia sudah memesan kereta untuk mengantar jemput saya sehingga saya tak perlu lewat jalan yang sepi

TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL3. PRESIDEN REPUBLIK