• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan Model Pem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan Model Pem"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Pembelajaran IPS kelas 4 SDN Sidoluhur Kecamatan Jaken Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 sebelum ada tindakan, dengan materi keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mendominasi materi keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam untuk disampaikan kepada siswa dengan ceramah. Lalu siswa diminta membaca buku teks IPS.

Kegiatan pembelajaran siswa sepenuhnya mendengarkan dan menyimak penjelasan materi IPS dari guru. Kegiatan belajar IPS siswa tentang keragaman sosial dan budaya dilaksanakan guru dengan komunikasi searah yakni dari guru kepada siswa. Dalam pembelajaran IPS tidak dilakukan diskusi kelompok. Tidak ada waktu yang digunakan siswa untuk sharing dari hasil pemikiran siswa kepada temannya. Guru dalam menjelaskan keragaman sosial dan budaya, tidak meminta siswa untuk melakukan identifikasi tentang keragaman sosial dan budaya langsung ke masyarakat. Siswa tidak pernah mendapatkan permasalahan-permasalahan sosial dari guru, sehingga siswa tidak pernah belajar untuk mencari solusi permasalahan keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam yang ada disekitar lingkungannya. Dalam kegiatan belajar IPS, ada pembahasan tentang gunung yang merupakan kenampakan alam yang berupa daratan. Siswa tidak diminta untuk berfikir menemukan permasalahan gunung yang terkait dengan keragaman sosial dan budaya, apalagi untuk menemukan jawabannya. Siswa kurang berlatih untuk mencari informasi di perpustakaan atau melakukan pengamatan langsung di masyarakat tentang keragaman sosial dan budaya. Seharusnya siswa dapat mencarinya sendiri dan menemukan sendiri bahwa gunung yang masih aktif sewaktu-waktu akan meletus. Hasil dari penemuan siswa perlu di share kepada teman-teman sekelas. Kebiasaan yang diperoleh siswa adalah menerima ceramah informasi IPS tentang keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam yang disampaikan guru dan

(2)

dari hasil membaca buku teks. Tidak ada keterlibatan siswa dalam belajar IPS secara mandiri dengan teman-temannya.

Penilaian hasil belajar IPS sebelum ada tindakan dilakukan oleh guru pada akhir pembelajaran saja, yakni berupa tes obyektif. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif, sedangkan keterampilan tidak dilakukan. Hasil belajar hanya diukur dari skor tes yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur keterampilan siswa, maka hasil belajar IPS siswa berada di bawah KKM sebesar 80. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk obyektif pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban sebanyak 20 butir soal, bobot tiap butir soal yakni 5, maka skor maksimal adalah 100.

Distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor yang diperoleh siswa kelas 4 secara rinci disajikan melalui tabel 4.1 dihalaman berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 50 3 20

2 60 6 40

3 65 3 20

4 80 3 20

Jumlah siswa 15 100

Sumber : Data Sekunder

Tabel 4.1, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor pra siklus tersebar dari skor 50 sampai skor 80 tersebar ke dalam 4 angka. Yakni skor 50, 60, 65 dan 80. Skor terendah adalah 50 dicapai oleh 3 siswa (20% dari seluruh siswa kelas 4), skor 60 dicapai oleh 6 siswa (40% dari seluruh siswa), skor 65 dicapai oleh 3 siswa (20% dari seluruh siswa) dan skor 80 adalah skor tertinggi dicapai oleh 3 siswa (20% dari seluruh siswa). Distribusi atau penyebaran skor hasil belajar IPS terbanyak diraih oleh skor 60 yakni 40% dari seluruh siswa.

(3)

Gambar 4.1

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

Gambar 4.1 adalah grafik garis yang menjelaskan distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pra siklus. Dalam grafik garis ditunjukkan oleh sumbu X yang menerangkan perolehan skor siswa dan sumbu Y menerangkan jumlah siswa. Nampak dalam gambar 4.1 bahwa titik sumbu Y tertinggi menunjukkan skor 6 artinya ada sebanyak 6 siswa dengan sumbu X menunjukkan skor 60 artinya perolehan skor hasil belajar IPS siswa setinggi 60. Dapat dikatakan bahwa skor 60 paling banyak dimiliki oleh siswa sebanyak 6 siswa.

Deskripsi hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata disajikan melalui tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

(4)

Tabel 4.2 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pra siklus dari hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, sebesar 50, skor maksimum sebesar 80, dan skor rata-rata 63.

Hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan belajar secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

1 ≥ 80 Tuntas 3 20

2 < 80 Tidak Tuntas 12 80

Jumlah Siswa 15 100

Sumber : Data Sekunder

Siswa dikatakan tuntas apabila skor perolehan ≥ 80. Tabel 4.3 nampak bahwa hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 pra siklus, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 3 (20 % dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor perolehan < 80, berjumlah 12 siswa (80% dari seluruh siswa).

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1 1. Perencanaan

(5)

karena itu, perlu ada perbaikan pembelajaran dengan mendesain pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPS dengan KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi yang disajikan melalui lampiran 1.

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melengkapi perangkat RPP disajikan pada lampiran 1, menyiapkan materi sumber daya alam pada lampiran 2, menyiapkan media berupa gambar-gambar sumber daya alam disajikan melalui lampiran 3, membuat kisi-kisi hasil belajar disajikan melalui lampiran 4, membuat instrumen butir soal yang disajikan melalui lampiran 5, membuat rubrik ketrampilan disajikan pada lampiran 6, menyusun lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi SDA melalui pendekatan PBL dan model TPS disajikan melalui lampiran 7 dan lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi SDA melalui pendekatan PBL dan model TPS yang disajikan dalam lampiran 8.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi siklus 1 Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 menggunakan KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

(6)

untuk belajar IPS secara berkelompok. Guru belum meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku dimeja. Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa untuk menyanyikan lagu syukur. Dalam melakukan apersepsi seluruh siswa bernyanyi lagu syukur bersama guru. Seluruh siswa nampak bersemangat dalam bernyanyi. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran IPS tentang SDA yang akan dicapai siswa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA. Namun ada 2 siswa yang ribut sendiri karena berebut pensil, kemudian guru menegurnya dengan tegas. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru tidak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk duduk dengan teman sebangkunya, guru memberi teks sumber daya alam di Indonesia, dan siswa diminta membaca teks halaman 44 - 49. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA. Nampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru, sehingga siswa memahami masalah karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA. Kemudian guru meminta siswa secara berpasangan mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA dengan mengamati bacaan SDA yang ada di teks. Hasil dari mengidentifikasi tersebut adalah siswa mengetahui maksud tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA. Setelah selesai mengidentifikasi, siswa diminta untuk merumuskan hipotesa karakteristik dan pemanfaatan SDA. Nampak seluruh siswa siswa serius dalam merumuskan hipotesa secara berpasangan. Sehingga siswa mengetahui ciri-ciri SDA yang dapat diperbarui yakni SDA yang tidak dapat habis jumlahnya. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan informasi tentang SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, di buku-buku yang sudah disediakan guru. Nampak seluruh siswa melakukan aktivitas untuk mencari informasi yang berkaitan dengan SDA dengan cara menulis SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui beserta contohnya, yakni SDA yang dapat diperbarui adalah tanah, sedangkan contoh SDA yang tidak dapat diperbarui adalah batu-bara.

(7)

menunjukkan bahwa masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi SDA. Setelah kegiatan refleksi, guru dan siswa menyimpulkan materi SDA yaitu menurut sifatnya SDA terbagi menjadi dua yakni SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui yang telah dipelajari. SDA yang dapat diperbarui contohnya tanah, hutan hewan, air dan angin, sedangkan SDA yang tidak dapat diperbarui dibagi menjadi tiga yaitu bahan tambang mineral logam, bahan tambang mineral bukan logam dan bahan tambang sumber tenaga, lalu siswa menyimak penjelasan guru tentang rencana pembelajaran berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan do’a.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPS materi SDA dilakukan dengan cara memberi tanda cheek list () pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 7 dan lampiran 8. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, sedangkan RPP disajikan melalui lampiran 1. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Yakni yang menjadi kelemahan guru adalah tidak menjelaskan tujuan pembelajaran dan tidak melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa tidak menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran, sedangkan yang menjadi kelebihan guru adalah guru sudah memfasilitasi siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS.

Pertemuan 2

(8)

kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ini dimulai dengan siswa memberi salam kepada guru lalu guru merespon salam siswa, lalu guru mengajak siswa untuk berdoa menurut kepercayaan masing-masing, nampak siswa sangat antusias dengan cara tunjuk jari dan guru mempersiapkan kondisi siswa seperti mengatur tempat duduk dan meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis di meja. Guru nampak memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas siswa sebelum berangkat ke sekolah, apakah siswa mandi dahulu sebelum berangkat sekolah. Seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru mengajak semua siswa untuk tepuk tangan untuk menambah motivasi belajar siswa. Guru sudah nampak memerinci tujuan pembelajaran IPS tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA yang akan dicapai siswa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA yang akan dibahas dan guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti dimulai dengan guru memberi teks tentang SDA di Indonesia kepada siswa sebagai penghantar pembelajaran yang akan dilaksanakan pada petemuan 2. Nampak siswa membaca teks halaman 49 dengan cermat. Selama membaca, siswa diminta untuk munguji hipotesa pada pertemuan 1, ternyata hipotesa yang dibuat dalam pertemuan 1 sesuai dengan penjelasan guru, kemudian guru meminta siswa diskusi kelompok sharing mengklasifikasikan SDA yang dapat diperbarui dan SDA tidak dapat diperbarui. Nampak seluruh siswa bersemangat dalam diskusi kelompok sharing dan mengemukan hasil informasi SDA yang didapat dan melengkapi informasi yang masih ada kekurangannya. Guru meminta membuat laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Lalu siswa membuat tabel hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Kemudian guru meminta siswa menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Nampak seluruh siswa serius dalam menyajikan laporan dengan membacakan didepan kelas. Setelah menyajikan hasil laporan selesai, guru dan siswa nampak melakukan diskusi bersama untuk merumuskan identifikasi hasil identifikasi SDA dan solusi SDA.

(9)

dengan refleksi pembelajaran, yakni melakukan tanya jawab terkait dengan materi yang masih kesulitan lalu berdoa.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPS materi sumber daya alam dengn cara memberi tanda cheek list () pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 7 dan lampiran 8. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan PBL dan model TPS oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. sedangkan RPP dan perangkatnya disajikan melalui lampiran 1. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Yakni yang menjadi kelemahan guru adalah guru tidak menjelaskan langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa tidak menyimak tujuan langkah-langkah pembelajaran, sedangkan yang menjadi kelebihan guru adalah guru sudah memfasilitasi siswa dalam pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS.

3. Refleksi

(10)

Tabel 4.4

Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Tahapan

Pelaksanaan aktivitas tindakan dalam pembelajaran IPS tentang SDA melalui pendekatan PBL dan model TPS yang dilakukan siswa pada siklus 1, yang terdiri dari pengamatan terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dengan pendekatan PBL dan model TPS dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

Pada lembar observasi pertemuan 1 dalam kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa, melainkan siswa memberi salam dan berdoa bersama guru sudah dilaksanakan siswa dengan baik, siswa sudah terlibat dalam apersepsi, tetapi belum menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan

(11)

yaitu siswa berpasangan dengan temannya sebangkunya nampak siswa duduk dengan temannya, berfikir karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA lalu siswa membaca dan memahami permasalahan yang diberikan oleh guru, mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, dalam kegiatan ini siswa meneliti permasalahan yang diberikan guru, siswa merumuskan hipotesa karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA dalam kegiatan ini siswa menyimpulkan dugaan sementara tentang karakteristik SDA dan pemanfaatan SDA , siswa mengumpulkan informasi SDA yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui, nampak siswa mencari informasi lalu mengumpulkan informasi dari buku paket yang disediakan oleh guru. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL dan model TPS pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan sesuai urutannya oleh siswa. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu siswa belum menyimak media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui dan siswa tidak fokus mengikuti aktivitas belajar karena bermain sendiri. Dalam kegiatan penutup, dari 1kegiatan yakni siswa menyimak penegasan informasi guru sudah dilakukan oleh siswa.

Pada lembar observasi pertemuan 2 dalam kegiatan pendekatan PBL dan model TPS siswa mengalami peningkatan ini nampak pada tabel 4.4, pada kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan, dan 4 sudah dilaksanakan siswa, melainkan siswa memberi salam dan berdoa bersama guru sudah dilaksanakan dengan baik, siswa terlibat dalam apersepsi dan sudah menyimak tujuan pembelajaran, namun belum nampak menyimak langkah-langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan.

(12)

diperbarui, siswa terlibat dalam diskusi dan siswa nampak mengikuti aktvitas belajar, dari 7 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL dan model TPS pada pertemuan ke 2 sudah dilakukan sesuai urutannya oleh siswa.

Kegiatan penutup, terdapat 1 kegiatan yang semua telah terlaksana yakni siswa melakukan refleksi pembelajaran berupa tanya jawab terkait dengan materi yang masih sulit, dan diakhiri dengan berdoa.

Berdasarkan tabel 4.4 yakni distribusi aktivitas belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati pada siklus 1 mengalami peningkatan. Kegiatan pendahuluan pertemuan 1 terlaksana 3 (60% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan pendahuluan menjadi 4 (80% dari seluruh kegiatan), Kegiatan inti pertemuan 1 terlaksana 6 (75% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan inti menjadi 7 (100% dari seluruh kegiatan), dan kegiatan penutup pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sudah terlaksana (100%).

Distribusi aktivitas tindakan pendekatan PBL dan model TPS guru kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pada pertemuan 1 dan 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Guru Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

(13)

Berdasarkan tabel 4.5, bahwa hasil observasi pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS tentang sumber daya alam melalui pendekatan PBL dan model TPS yang dilakukan guru pada siklus 1, yang meliputi pengamatan terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dengan pendekatan PBL dan model TPS dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

Pada lembar observasi pertemuan 1 dalam kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru, melainkan guru menjawab salam dan berdoa bersama siswa sudah dilaksanakan guru dengan baik, guru sudah melakukan apersepsi, tetapi belum menjelaskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan

(14)

mengikuti pembelajaran yaitu guru belum memfasilitasi media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui karena guru belum menyiapkan media tersebut dan guru tidak mendorong siswa dalam beraktivitas. Dalam kegiatan penutup, dari 1 kegiatan yakni guru memberi penegasan informasi sudah dilakukan oleh guru.

Pada lembar observasi pertemuan 2 dalam kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru, melainkan guru menjawab salam dan berdoa bersama siswa sudah dilaksanakan dengan baik, guru melakukan apersepsi dan sudah mennjelaskan tujuan pembelajaran, namun belum nampak menjelaskan langkah-langkah pembelajaran SDA yang nampak pada kegiatan pendahuluan.

Kegiatan inti ada 7 kegiatan pendekatan PBL dan model TPS yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi cara pengujian hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, nampak guru menguji hipotesa tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA bersamasiswa, guru memfasilitasi siswa dalam berdiskusi kelompok sharing mengklasifikasikan SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui lalu guru melengkapi informasi siswa yang masih kurang lengkap, guru memfasilitasi siswa dalam membuat laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA nampak guru membeimbing siswa dalam menulis laporan bersama teman sebangkunya, guru memfasilitasi siswa cara menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA namak guru memberi arahan dalam menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA didepan kelas, guru menyediakan media gambar-gambar SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui, guru memfasilitasi siswa dalam diskusi dan guru nampak mendorong siswa dalam beraktvitas belajar, dari 7 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL dan model TPS pada pertemuan ke 2 sudah dilakukan sesuai urutannya oleh siswa. Dalam kegiatan penutup, terdapat 1kegiatan yang telah terlaksana yakni guru menutup pembelajaran.

(15)

pada pertemuan 2 kegiatan inti menjadi 7 (100% dari seluruh kegiatan), dan kegiatan penutup pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sudah terlaksana semua (100%).

Hasil Belajar IPS Siklus 1

Hasil belajar pada siklus 1 diperoleh dari tes formatif dan pengukuran keterampilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan PBL dan model TPS, meliputi: berfikir (think) tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, mendiskusikan rumusan masalah SDA dan pemanfaatannya dengan pasangannya (pairing), mengumpulkan informasi SDA dan pemanfaatan, diskusi kelompok sharing SDA dan solusi SDA serta menyajikan laporan hasil identifikasi SDA dan solusi SDA. Hasil belajar IPS diperoleh dari skor pengukuran psikomotorik dengan membuat laporan hasil identifikasi dan pengukuran kognitif dengan mengerjakan tes formatif siklus 1, disajikan secara rinci melalui tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 66 3 20

2 75 2 13,3

3 78 1 6,7

4 80 1 6,7

5 82 5 33,3

6 86 2 13,7

7 91 1 6,7

Jumlah siswa 15 100

Sumber : Data Primer

(16)

Distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk grafik garis, seperti disajikan melalui gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2

Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.2 grafik garis distribusi hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1, menunjukkkan bahwa hasil belajar IPS berdasarkan skor terbanyak yang diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni 5 dan pada sumbu X menunjukkan angka 82. Artinya sumbu X sebesar 82 adalah skor capaian tes oleh siswa dan sumbu Y pada skor 5 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 82 sebanyak 5 siswa. Skor tertinggi hasil belajar IPS dicapai pada skor 91 pada sumbu Y dan dicapai 1 siswa yang ditunjukkan pada angka 1 di sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata disajikan secara rinci melalui tabel 4.7 dihalaman berikut.

0 1 2 3 4 5 6

66 75 78 80 82 86 91

Ju

ml

ah

S

isw

a

Skor Hasil Belajar IPS Siklus 1

Skor

Y

(17)

Tabel 4.7

Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Deskripsi skor

Skor minimum 66

Skor maksimum 91

Skor rata-rata 79

Sumber : Data Primer

Tabel 4.7, nampak bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 dengan KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dengan pendekatan PBL dan model TPS meningkat menjadi 66, yang sebelumnya (pra siklus) hanya mencapai 50. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 91,yang sebelumnya (pra siklus) 80, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 79, yang sebelumnya (pra siklus) hanya mencapai 63. Perolehan skor ini, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya, yang masih berbasis guru dan tidak menggunakan desain pembelajaran tertentu. Artinya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 adalah signifikan atau bermakna.

Tabel 4.8

Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

1 ≥ 80 Tuntas 9 60

2 < 80 Tidak Tuntas 6 40

Jumlah Siswa 15 100

Sumber : Data Sekunder

Tabel 4.8 nampak bahwa hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 siklus 1 yang tuntas dengan skor ≥ 80 berjumlah 9 siswa (60% dari siswa seluruhnya), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor < 80 berjumlah 6 siswa (40% dari siswa seluruhnya).

(18)

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.3 nampak, hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati, pada siklus 1 mencapai 60% dari seluruh siswa (9 siswa) tuntas dan 40% dari seluruh siswa (6 siswa) tidak tuntas dalam belajar IPS KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 80 (KKM ≥ 80). Pencapaian hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan sebesar 60%, jika dibanding dengan pencapaian hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan pra siklus sebesar 20%, peningkatan hasil belajar IPS yakni dari 20% meningkat menjadi 60%, maka peningkatannya adalah 40% dari seluruh siswa (5 siswa) yang merupakan ketuntasan belajar yang signifikan.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2 1. Perencanaan

Perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2 mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yakni mengacu pada kelemahan dan kelebihan yang terjadi.

60% 40%

(19)

Adapun perencanaan yang disiapkan adalah sama dengan yang telah dilaksanakan dalam siklus 1. Hasil identifikasi masalah dari permasalahan pembelajaran adalah hasil belajar IPS yang masih ada dibawah KKM≥80. Perbedaan yang muncul terletak pada kompetensi dasar yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan KD 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang yang disusun dalam RPP yang disajikan melalui lampiran 9 beserta perangkatnya yaitu meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Disamping itu, dalam siklus 1, guru dalam melaksanakan tindakan PBL dan model TPS belum terlaksana semua, sehingga siswa yang tuntas dalam belajar IPS mencapai 60% (9 siswa) dari seluruh siswa.

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah menyusun lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta melalui pendekatan PBL dan model TPS dan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian soal tes formatif menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang diberikan.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2 Pertemuan 1

(20)

Pelaksanaan pembelajaran guru kelas 4 mengimplementasikan RPP yang telah disediakan. Dalam kegiatan pembelajaran IPS materi keragaman suku budaya, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Melalui pendekatan PBL dan model TPS berlangsung

Kegiatan pendahuluan guru memulai pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, siswa memberikan salam kepada guru lalu guru merespon salam dari siswa, guru mengabsen siswa, nampak siswa antusias dengan cara tunjuk jari, dan guru mengatur tempat duduk mempersiapkan alat tulis di meja. Setelah seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran guru memberikan apersepsi berupa nyanyian yang berjudul “ ABITA” bentuk penanaman karakter bangsa. Siswa nampak lebih bersemangat dalam menyanyikan lagu “ABITA”. Kemudian guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(21)

bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta, di buku-buku yang sudah disediakan guru. Nampak seluruh siswa mencari informasi yang berkaitan dengan keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta dengan cara menulis keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta beserta contohnya. Sehingga siswa bisa menyebutkan keragaman agama di provinsi DKI Jakarta adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan penganut agama yahudi.

Pada kegiatan penutup guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran IPS tentang keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta yang dilakukan, refleksi yang dilakukan berupa tanya jawab. Tanya jawab tentang keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta, nampak masih ada siswa yang mengalami kesulitan, kemudian guru menjelaskan bahwa keragaman budaya dipropinsi DKI Jakarta meliputi suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya. Setelah kegiatan refleksi, guru dan siswa menyimpulkan materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta yaitu keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi dan seni budaya di DKI Jakarta dipengarui oleh latar belakang masing-masing orang yang ada di provinsi DKI Jakarta. Dalam pergaulan di lingkungan provinsi DKI Jakarta walaupun berasal dari daerah tertentu yang tidak menggunakan bahasa Indonesia, maka harus menggunakan bahasa Indonesia dengan tujuan menyamakan bahasa sehari-hari, lalu siswa menyimak penjelasan guru tentang rencana pembelajaran berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan do’a.

(22)

Pertemuan 2

Pertemuan ke-2 siklus 2 dilaksanakan pada hari kamis, 27 Oktober 2016 dengan KD 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang. Kegiatan pendahuluan dalam pertemuan ke-2 hampir sama dengan yang dilakukan pada pertemuan ke-1, yang nampak berbeda adalah substansi materi yang diajarkan, kegiatan motivasi, dan langkah-langkah yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ini dimulai dengan siswa memberi salam kepada guru lalu guru merespon salam dari siswa, guru dan siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru mengabsen siswa, nampak siswa sangat antusias dengann cara tunjuk jari dan guru mempersiapkan kondisi siswa seperti mengatur tempat duduk dan meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis di meja. Guru memberikan apersepsi dengan meminta siswa menyanyikan lagu dari sabang sampai merauke, nampak siswa bersemangat dalam menanyikan lagu , serta melalui tanya jawab tentang aktivitas yang dilakukan sebelum sekolah. Seluruh siswa bersahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru mengajak semua siswa tepuk semangat untuk menambah motivasi belajar siswa. Guru sudah nampak memerinci tujuan pembelajaran yang akan dibahas dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(23)

DKI Jakarta mengemukakan hasil informasi keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi, dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta yang didapat dan melengkapi informasi yang masih ada kekurangannya. Kemudian guru meminta membuat hasil laporan identifikasi keragaman suku dan budaya di provinsi DKI Jakarta. Lalu siswa membuat tabel hasil identifikasi keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi, dan seni budaya di provinsi DKI Jakarta. Setelah itu, guru meminta siswa menyajikan laporan hasil identifikasi keragaman suku bangsa, bahasa, agama, tradisi, dan seni budaya khususnya di provinsi DKI Jakarta. Nampak seluruh siswa serius dalam menyajikan laporan dengan membacakan didepan kelas. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran, seperti melakukan tanya jawab terkait materi yang masih kesulitan.

Kegiatan penutup pembelajaran, guru memberikan tes pilihan ganda kepada siswa untuk mengukur kognitif siswa. Pembelajaran pada pertemuan ke-2 diakhiri dengan do’a dan tindak lanjut dari guru kepada siswa, yakni siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah dilaksanakan dalam pertemuan 1 maupun pertemuan 2.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh observer untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPS materi keragaman suku bangsa, bahasa, agama tradisi dan seni budaya di propinsi DKI Jakarta dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 15 dan lampiran 16. Lembar observasi tersebut terdiri dari lembar observasi pendekatan PBL dan model TPS oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan RPP dan perangkatnya disajikan melalui lampiran 9. Dari hasil observasi, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan urut dan baik.

3. Refleksi

(24)

agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang, yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan telah terlaksana, meliputi observasi terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan PBL dan model TPS yang dilakukan oleh guru pada pertemuan ke-1 dan ke-2, seluruh kegiatan juga sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelebihan yang nampak dari guru adalah telah melakukan seluruh kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan melalui pendekatan PBL dan model TPS sudah baik. Aktivitas tindakan PBL dan model TPS pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup, seluruhnya sudah dilaksanakan oleh guru, baik pada pertemuan ke-1 maupun pertemuan ke-2.

Hasil Belajar Sikus 2

(25)

Tabel 4.9

Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 2

No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 80 3 20

2 82 4 26,6

3 84 1 6,7

4 86 3 20

5 88 1 6,7

6 91 1 6,7

7 93 1 6,7

8 95 1 6,7

Jumlah siswa 15 100

Sumber Data Primer

Tabel 4.9, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor siklus 2 tersebar dari skor 80 sampai skor 91. Skor tersebar kedalam 8 angka. Yakni skor 80, dicapai 3 siswa (20% dari seluruh siswa), skor 82 dicapai 4 siswa (26,6% dari seluruh siswa), skor 84 dicapai oleh 1 siswa (6,7% dari seluruh siswa), skor 86 dicapai 3 siswa (20% dari seluruh siswa), skor 88 dicapai 1 siswa (6,7% dari seluruh siswa) skor 91 dicapai 1 siswa (6,7% dari seluruh siswa), skor 93 dicapai 1 siswa (6,7% dari seluruh siswa), dan skor 95 dicapai 1 siswa (6,7% dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar IPS terbanyak diraih oleh skor 82 yakni 33,3% dari seluruh siswa. Hasil belajar siklus 1, menunjukkan adanya kenaikan skor dari sebelumnya, yakni dari skor 66 –91 naik menjadi 80 – 95.

(26)

Gambar 4.4

Grafik Garis Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 2

Gambar 4.4, grafik garis distribusi hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 2, menunjukkan bahwa hasil belajar IPS berdasarkan skor terbanyak diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni 4 dan pada sumbu X menunjukan angka 82. Artinya sumbu X sebesar 82 adalah skor capaian tes oleh siswa dan sumbu Y pada angka 4 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 82 sebanyak 4 siswa. Skor tertinggi hasil belajar IPS dicapai pada skor 95 pada sumbu X dan diperoleh 1 siswa (6,7%) dari seluruh siswa yang ditunjukkan pada sumbu Y. Skor terendah hasil belajar IPS ditunjukkan oleh skor 80 pada sumbu X dan dicapai oleh 3 siswa (20% dari seluruh siswa) yang ditunjukkan pada angka 3 pada sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar IPS berdasarkan skor skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata disajikan secara rinci melalui tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10

Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 2

(27)

Tabel 4.10 nampak bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai siswa kelas 4 pada pembelajaran IPS KD 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dengan pendekatan PBL dan model TPS meningkat menjadi 80, yang sebelumnya (siklus 1) hanya menncapai 66. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 95 yang sebelumnya (siklus 1) hanya mencapai 91, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 85, yang sebelumnya (siklus 1) hanya mencapai 79. Perolehan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya pada siklus 1. Dengan demikian, pencapaian hasil belajar IPS pada siklus 2, telah mencapai ketuntasan belajar 100% atau seluruh siswa (15 siswa) kelas 4 SDN Sidoluhur Jaken Pari Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

(28)

Perbandingan peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan dari siklus1 dan siklus 2 ditunjukkan melalui tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1 dan siklus 2

Tahapan aktivitas yang dilakukan oleh siswa, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan PBL dan model TPS dapat terlaksana 3 kegiatan dan siklus 2 tindakan yang terlaksana meningkat menjadi 5 yakni dari 60% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena siswa telah melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan.

Tahap kegiatan inti pada siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan pendekatan PBL dan model TPS dapat terlaksana 6 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 8 yakni dari 75% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena siswa sudah melaksanakan semua kegiatan pada tahap kegiatan inti.

Tahap kegiatan penutup siklus 1 maupun siklus 2 yang berjumlah 1 kegiatan yang berupa tindakan PBL dan model TPS, semua kegiatan dapat terlaksana. Jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan sama, karena siswa sudah melaksakanan kegiatan pada kegiatan penutup.

(29)

Gambar 4.5

Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02

Jaken Pati Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.5, grafik garis perbandingan distibusi aktivitas belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS yang dilakukan siswa baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 5. Artinya pada kegiatan pendahuluan di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh siswa dari angka 3 meningkat menjadi angka 5 pada sumbu Y.

Kegiatan inti pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 6 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 8. Artinya pada kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh siswa dari angka 6 meningkat menjadi angka 8 pada sumbu Y.

Kegiatan penutup pada siklus 1 dan siklus 2, ditunjukkan oleh titik diangka 1. Artinya kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai siswa berjumlah 1 yang ditunjukkan angka 1 pada sumbu Y.

(30)

Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS disajikan secara rinci melalui tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12

Distribusi Perbandingan Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Guru Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1 dan Siklus 2

aktivitas yang dilakukan oleh guru baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan PBL dan model TPS dapat terlaksana 3 kegiatan dan siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 5 yakni dari 60% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena guru telah melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan.

Tahap kegiatan inti pada siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan dapat terlaksana 6 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 8 yakni dari 75% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena guru sudah melaksanakan semua kegiatan pada tahap kegiatan inti.

Tahap kegiatan penutup siklus 1 maupun siklus 2 yang berjumlah 1 kegiatan yang berupa tindakan PBL dan model TPS, semua kegiatan dapat terlaksana. Jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan sama, karena guru sudah melaksakanan kegiatan pada kegiatan penutup.

(31)

Gambar 4.6

Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Guru Kelas 4 SDN Sidoluhur 02

Jaken Pati Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.6, grafik garis perbandingan distibusi aktivitas belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS yang dilakukan guru baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 5. Artinya pada kegiatan pendahuluan di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh guru dari angka 3 meningkat menjadi angka 5 pada sumbu Y.

Kegiatan inti pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 6 pada sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 8. Artinya pada kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh guru dari angka 6 meningkat menjadi angka 8 pada sumbu Y.

Kegiatan penutup pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 1 dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 2. Artinya kegiatan inti di sumbu X dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai guru dari angka 1 menjadi angka 2 pada sumbu Y.

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar IPS melalui pembelajaran pendekatan PBL dan model TPS, berdasarkan ketuntasan belajar rata-rata, skor minimum

(32)

dan skor maksimum siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, secara rinci disajikan melalui tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13

Perbandingan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02

Jaken Pati Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Skor Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

F P(%) F P(%) F P(%)

≥80 Tuntas 3 20 9 60 15 100

<80 Tidak

Tuntas 12 80 6 40 0 0

Jumlah 15 100 15 100 15 100

Keterangan : F = Frekuensi P = Persentase Sumber : Data Primer

Tabel 4.13 nampak bahwa hasil belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati, dari pra siklus, ke siklus 1 dan ke siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas adalah 3 siswa, kemudian meningkat menjadi 9 siswa pada siklus 1, dan meningkat menjadi 15 siswa pada siklus 2. Peningkatan jumlah ketuntasan belajar IPS terjadi, setelah pada siklus 1 dan 2, diberi pendekatan PBL dan model TPS.

Tabel 4.14

Perbandingan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata

Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Deskripsi Skor

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Minimum 50 66 80

maksimum 80 91 95

Rata-rata 63 79 85

(33)

skor rata-rata, antara pra siklus : siklus 1 : siklus 2 adalah 63 : 79 : 85. Hal ini terjadi karena langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS.

Peningkatan hasil belajar IPS siswa berdasarkan ketuntasan dari pra siklus, ke siklus 1 dan 2, yang secara rinci disajikan melalui gambar 4.7 berikut ini.

Gambar 4.7

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur

Jaken Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.7, nampak bahwa perbandingan peningkatan hasil belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pra siklus ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus. Artinya sumbu X yakni pada kegiatan pra siklus dan sumbu Y yakni siswa yang tuntas adalah 3 siswa (20%) dari seluruh siswa (15 siswa) karena belum menggunakan tindakan pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS.

Siklus 1 mengalami peningkatan karena sudah diberi tindakan pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS dari pra siklus yakni ditunjukkan titik diangka 9 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan siklus 1. Artinya sumbu X yakni pada

(34)

kegiatan siklus 1 dan sumbu Y yakni siswa yang tuntas adalah 9 siswa (60%) dari seluruh siswa (15 siswa).

Siklus 2 mengalami peningkatan 100% yakni ditunjukkan titik diangka 15 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan siklus 2. Artinya sumbu X yakni pada kegiatan siklus 2 dan sumbu Y yakni siswa yang tuntas adalah 15 siswa, maka pada siklus 2 semua siswa tuntas.

Peningkatan jumlah ketuntasan belajar IPS terjadi, setelah pada siklus 1 dan siklus 2, diberi tindakan belajar yang berupa pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS. Dalam pembelajaran melalui pendekatan PBL dan Model TPS, siswa difokuskan untuk memecahkan masalah secara berpasangan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Pada pembelajaran pra siklus, siswa tidak difokuskan pada pembelajaran yang kontekstual. Hasil belajar diukur melalui hasil tes yang merupakan aspek kognitif, sedangkan aspek psikomotorik tidak pernah dilakukan pengukuran, yang merupakan bagian dari penentuan hasil belajar. Nampak hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sidoluhur Jaken Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, untuk mata pelajaran IPS dengan materi Keragaman Sosial dan Budaya Berdasarkan Kenampakan Alam dibawah KKM ≥ 80.

(35)

Gambar 4.8

Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata

Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa hasil belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model TPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siswa kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati, nampak bahwa perbandingan hasil belajar IPS dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan.

Perbandingan skor minimum ditunjukkan pada sumbu Y yakni pra siklus di titik angka 50, siklus 1 dititik angka 66 dan siklus 2 dititik angka 80 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor minimum, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2 adalah 50,00 : 66,00 : dan 80,00.

Perbandingan skor maksimum ditunjukkan pada sumbu Y yakni pra siklus di titik angka 80, siklus 1 dititik angka 91 dan siklus 2 dititik angka 95 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor maksimum, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2 adalah 80,00 : 91,00 : dan 95,00.

Perbandingan skor rata-rata ditunjukkan pada sumbu Y yakni pra siklus di titik angka 63, siklus 1 dititik angka 79 dan siklus 2 dititik angka 85 dan sumbu X menunjukkan kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor rata-rata, antara pra siklus: siklus 1: siklus 2 adalah 63,00 : 79,00 : dan 85,00.

(36)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian tindakan kelas. Tindakan yang diberikan berupa pendekatan PBL dan model TPS. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan PBL dan model TPS adalah KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi, KD 4.1 menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD 3.2 mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama diprovinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

Prosedur tindakan penelitian menggunakan 2 siklus. Kondisi pembelajaran IPS saat pra siklus sebelum diberi tindakan pendekatan PBL dan model TPS, hasil belajar siswa yang mencapai KKM ≥80, sebanyak 3 siswa (20% dari seluruh siswa) dengan rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh yakni 63.

Pembelajaran siklus 1 diberi tindakan pendekatan PBL dan model TPS, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 9 siswa atau 60% dari seluruh siswa dengan rata-rata belajar IPS sebesar 79. Pada pembelajaran siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM yakni 15 siswa (100% dari seluruh siswa). Rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh pada siklus 2 sebesar 85. Penelitian yang dilakukan pada siklus 2 sudah mencapai indikator kinerja.

Indikator kinerja dari hasil belajar IPS, ditetapkan bahwa hasil penelitian dengan menggunakan tindakan pendekatan PBL dan model TPS dapat dikatakan berhasil, karena pada siklus 1 ketuntasan belajar telah mencapai minimal 60% dan siklus 2 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS yang dilaksanakan melalui pendekatan PBL dan model TPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

(37)

setiap saat. Dengan adanya kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan, maka salah satu pendekatan dan model pembelajaran di Sekolah Dasar yang sesuai dengan perubahan tersebut adalah melalui pendekatan PBL dan model TPS. Pendekatan PBL dan model TPS merupakan pembelajaran IPS yang inovatif dan kooperatif yang dirancang untuk menciptakan suasana diskusi kelas dengan mempengaruhi pola interaksi siswa dan melibatkan keaktifan siswa, untuk belajar berfikir memecahkan masalah nyata, berdiskusi dengan pasangan, bekerja sama dan berkelompok agar dapat mengintegrasikan pengetahuan baru, kemudian hasil diskusi di share kan keteman-teman sekelas. Tindakan penelitian ini, didukung oleh Wardani Naniek Sulistya (2016: 81), yang menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk berfikir, berdiskusi dengan pasangannya dan hasil diskusi di share kan kepada teman-teman di kelas. Dalam pembelajaran siswa harus aktif dan terlibat, sehingga hasil belajarnya meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Ngalimun (2014:89) yang menjelaskan bahwa PBL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.

Pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS, siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar IPS siswa. Hasil penelitian telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yakni dari skor minimum adalah 50 : 66 : 80 ; skor maksimum adalah 80 : 91 : 95 : skor rata-rata adalah 63 : 79 : 85, dan ketuntasan adalah 20% : 60% : 100%.

(38)

melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016:1)

Pelaksanaan pembelajaran IPS SD, dikembangkan mendasarkan pada standar proses. Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab III menjelaskan bahwa desain pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu dalam Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sehingga pembelajaran di sekolah harus dirancang oleh guru agar siswa mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Salah satu pembelajaran yang mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat adalah pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model TPS.

Penerapan melalui pendekatan PBL dan model TPS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ini juga dialami penelitian yang terdahulu yakni penelitian oleh Sri Sukaptiyah 2014 dalam skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Problem Based Learning pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Mongkrong, Wonosegoro. Hal ini terbukti peningkatan berdasarkan presentase kenaikan ketuntasan belajar siswa dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tindakan berupa pendekatan PBL yaitu ketuntasan belajar siswa dicapai siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan, yaitu dari 8 siswa (72,7%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 11 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 3 siswa (27,3%) dan nilai rata-rata kelas dari 77,8 menjadi 83, 5 meningkat sebesar 5,7.

(39)

Peduli Terhadap Makhluk Hidup Menggunakan Model Based Learning Tahun Pelajaran 2014/2015. Kelebihan dengan menerapkan PBL adalah dapat meningkatkan keterampilan proses saintifik dan hasil belajar siswa ditunjukkan pada aktifitas mengajar guru pada siklus I mencapai kategori baik (83), dan siklus II dengan kategori baik (90). Aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai kategori cukup baik (79) dan siklus II dengan kategori baik sekali (91). Peningkatan keterampilan proses saintifik siklus I dengan kategori tinggi (71,6%) dan siklus II berada pada kategori sangat baik (83%). Hasil belajar muatan bahasa Indonesia meningkat menjadi 78 pada siklus I dan 84 pada siklus II dengan ketuntasan pada kategori tinggi (74%) dan sangat tinggi (83%). Hasil belajar Matematika meningkat pada siklus I menjadi 77 dan ketuntasan belajar pada kategori tinggi (74%). Pada siklus II hasil belajar menjadi 79 dengan ketuntasan belajar pada kategori tinggi (78%). Hasil belajar IPA pada siklus I meningkat menjadi 77 dengan ketuntasan belajar pada kategori tinggi (70%) dan siklus II sebesar 86 dengan ketuntasan belajar pada kategori sangat tinggi (87%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri Giarti yang berjudul Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model PBL Terintegrasi Penilaian Autetik Pada Siswa Kelas VI SDN 2 Bengle, Wonosegoro Tahun Pelajaran 2014/2015. Kelebihan dari hasil penelitian menunjukkan temuan bahwa model PBL terintegrasi penilaian autentik dapat: a) meningkatkan keterampilan proses pemecahan masalah matematika Persentase kenaikan keterampilan pemecahan masalah matematika sebesar 28,54% untuk siklus 1 dan 35, 46% untuk siklus 2. b) meningkatkan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM) berikut: pada kondisi awal, presentase pencapaian KKM sebesar 30,77% (4 siswa), pada siklus 1 persentase meningkat menjadi 53,84% (7 siswa), dan pada siklus 2 persentase jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 84,61% (11 siswa).

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Siswa
Gambar 4.1 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor
Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa
Tabel 4.4 Distribusi Aktivitas Belajar IPS Melalui Pendekatan PBL dan Model TPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas

[r]

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Untuk seorang programmer ini jauh lebih mudah telah beberapa nilai disimpan dalam variabel bernama &#34;var1&#34; maka pada. alamat 5A73: 235B, terutama bila Anda memiliki 10

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Variabel kepercayaan merek mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan variabel kesadaran merek secara parsial berpengaruh pengaruh signifikan

Salah satu peralatan filtrasi batch yang penting adalah Filter Testing Unit, yang ditunjukkan oleh gambar, terdiri dari frame berisi filter media (filter cloth). Filter Testing

Maglev Train ini memiliki beberapa kelebihan disbanding dengan kereta api konvensional yaitu: dalam pergerakannya Maglev Train ini tidak bersentuhan dengan relnya (melayang),