• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh antara Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Model Numbered Heads Together terhadap Hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh antara Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Model Numbered Heads Together terhadap Hasil "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

51

Pelaksanaan penelitian di SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tanggal 25 Maret sampai 28 Maret 2015. Pada tanggal 18 Februari 2015, penelitian ini diawali dengan meminta izin untuk melakukan penelitian kepada pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru kelas 3A dan 3B di SD Negeri 01 Bonyokan. Pada tanggal 2 Maret 2015 peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen soal pada kelas 4 di SD Negeri Tingkir Lor 01 Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Pada tanggal 16 Maret 2015 peneliti melakukan konsultasi RPP dengan guru kelas 3A yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Numbered Heads Together dan kelas 3B yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning. Setelah melakukan konsultasi dengan guru kelas, dilakukan tes uji kesetaraan pada kelas 3A dan kelas 3B pada waktu yang berbeda. Tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda berjumlah 25 butir soal dengan materi yang sama dan sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Tujuan diadakan tes ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat kesetaraan yang sama atau tidak.

(2)

keberhasilan treatment pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut disajikan Tabel 4.1 pelaksanaan dalam penelitian.

Tabel 4.1

Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di SD Negeri 01 Bonyokan Tahun Pelajaran 2014/2015

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Rabu, 18 Februari 2015 Permohonan izin penelitian di SD Negeri 01 Bonyokan.

2 Senin, 16 Maret 2015 Konsultasi RPP dan validasi treatment kepada guru kelas 3A dan 3B SD Negeri 01 Bonyokan. 3 Senin, 16 Maret 2015 Memberikan tes awal pada kelas 3A sebagai

kelompok kontrol.

4 Senin, 16 Maret 2015 Memberikan tes awal pada kelas 3B sebagai kelompok eksperimen.

5 Rabu, 25 Maret 2015 Pertemuan ke 1, kelas 3B sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning,

materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dengan, KD Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca, Indikator 1 sampai dengan 4.

6 Kamis, 26 Maret 2015 Pertemuan ke 2, kelas 3B kelompok eksperimen menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning, materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dengan KD Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca, Indikator 5 sampai dengan 7.

7 Kamis, 26 Maret 2015 Pertemuan ke 1, kelas 3A sebagai kelompok kontrol menggunakan pendekatan saintifik melalui model Numbered Heads Together, materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dengan KD Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca, Indikator 1 sampai dengan 4.

8 Jumat, 27 Maret 2015 Pertemuan ke 2, kelas 3A kelompok kontrol menggunakan pendekatan saintifik melaluimodel

Numbered Heads Together, materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dengan KD Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca, Indikator 5 sampai dengan 7.

9 Sabtu, 28 Maret 2015 Pertemuan ke 3, di kelas 3A kelompok kontrol melaksanakan posttest dengan materi yang telahdiberikan.

(3)

eksperimen melaksanakan posttest dengan materi yang telah diberikan.

Berdasarkan Tabel 4.1, permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah SD Negeri 01 Bonyokan dilakukan pada hari Rabu, 18 Februari 2015. Proses permohonan izin penelitian disambut baik oleh kepala sekolah dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD Negeri 01 Bonyokan. Tanggal 16 Maret 2015, peneliti melakukan konsultasi RPP dengan guru kelas 3A dan 3B mengenai rencana kegiatan pembelajaran yang sudah disusun. Selain konsultasi RPP juga dilakukan validasi treatment pada guru kelas 3A dan 3B. Dalam tahap ini, guru mempelajari langkah-langkah pembelajaran atau treatment pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti sesuai dengan sintak pembelajaran yang sudah dibuat yaitu pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning dan pendekatan saintifik melalui model Numbered Heads Together. Kemudian guru diberikan kesempatan untuk berlatih menerapkan sintak dan RPP yang sudah disusun sebelum melakukan treatment, tujuannya adalah supaya proses belajar dan mengajar selama penelitian dapat berjalan sesuai dengan sintak dan RPP. Dalam penjelasan sintak pada guru kelas 3A dan kelas 3B SD Negeri 01 Bonyokan berjalan dengan baik, sedangkan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti ada beberapa yang belum dipahami oleh guru diantaranya kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dan pembagian materi pembelajaran yang harus diajarkan dalam dua kali pertemuan.

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

(4)

pertemuan kedua ini berjalan dengan baik dan memenuhi indikator yang diharapkan. Selama proses kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua, siswa terlihat aktif selama mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru, karena dalam proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk keluar kelas mengamati keadaan cuaca dan dengan tanya jawab yang dilakukan guru, siswa menjadi aktif dalam mengungkapkan pendapatnya. Siswa juga merasa senang ketika guru memperlihatkan video animasi yang menarik perhatian siswa, serta dapat terlibat langsung dalam melakukan percobaan di dalam kelompok. Sesudah pemberian treatment pada kelas 3B sebagai kelompok eksperimen, pada pertemuan ketiga tanggal 28 Maret 2015 dilakukan tes hasil belajar IPA di kelas 3B. Pada pertemuan ketiga ini guru memberikan soal tes hasil belajar IPA yang berupa 25 butir soal pilihan ganda dengan materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. Tes ini bertujuan untuk melihat hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan atau treatment.

(5)

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan membuat replika simbol ramalan cuaca, kemudian perwakilan dari tiap kelompok menceritakan hasil replika simbol ramalan cuaca di depan kelas dan menceritakan arti dari simbol-simbol ramalan cuaca yang sudah dibuat. Kegiatan akhir yang dilakukan oleh guru adalah melakukan refleksi pembelajaran, mengulas kembali materi yang sudah diajarkan dengan melibatkan siswa.

Ringkasan dari hasil lembar observasi dapat disajikan dalam Tabel 4.2 seperti berikut.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Kelompok Eksperimen SD Negeri 01 Bonyokan Tahun Pelajaran 2014/2015

Aspek Kegiatan yang Diamati

Pertemuan ke 1 Pertemuan ke 2

(6)

dalam kelompok yang belum terlaksana yaitu memeriksa kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran. Sedangkan pada pertemuan kedua, guru sudah melaksanakan seluruh kegiatan dengan baik. Pada pertemuan yang ketiga berjalan dengan lancar dan tertib kerena pada pertemuan ketiga ini hanya memberikan tes kecil berupa pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah diberikan dan pemberian soal tes hasil belajar IPA.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

(7)

karena perhatian siswa teralihkan oleh nomor yang dipasang dikepala, sehingga kelas menjadi sedikit gaduh dan siswa menjadi kurang berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung. Pada tanggal 27 Maret 2015, dilakukan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua. Pertemuan ini digunakan untuk melanjutkan materi sebelumnya. Indikator yang digunakan adalah indikator 5 sampai indikator 7. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini berjalan dengan baik, guru sudah dapat menguasai kelas dan membuat siswa lebih berkonsentrasi terhadap kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Sesudah pemberian treatment pada kelas 3A sebagai kelompok kontrol, pada pertemuan yang ketiga tanggal 28 Maret 2015 dilakukan tes hasil belajar IPA di kelas 3A. Pada pertemuan ketiga ini guru memberikan soal tes hasil belajar IPA yang berupa 25 butir soal pilihan ganda dengan materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. Tes ini bertujuan untuk melihat hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan atau

treatment.

(8)

diskusi. Kemudian guru memberi kesempatan pada para siswa yang bernomor sama untuk berkumpul dan berdiskusi. Selanjutnya memberi kesempatan pada tiap kepala yang bernomor sama untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Kegiatan akhir yang dilakukan oleh guru adalah melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, serta menyusun rangkuman bersama siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kelompok Kontrol

SD Negeri 01 Bonyokan Tahun Pelajaran 2014/2015

Aspek Kegiatan yang Diamati

(9)
(10)

berupa pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan pemberian soal tes hasil belajar IPA.

4.2 Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini akan membahas mengenai hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan treatment dan sesudah diberikan

treatment.

4.2.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data hasil belajar IPA. Data hasil belajar diolah dan disederhanakan dalam tabel destribusi frekuensi. Tabel destribusi frekuensi dibuat secara manual dengan menggunakan rumus untuk mencari banyaknya kelas, kategori, range dan interval yang dilakukan pada hasil belajar kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

4.2.1.1 Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data pretest hasil belajar IPA pada siswa kelas 3B sebagai kelompok eksperimen sebelum menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning. Tabel destribusi frekuensi hasil belajar IPA kelas 3B kelompok eksperimen disusun secara manual menggunakan banyak kelas dan interval kelas yang menggunakan rumus seperti berikut ini.

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 27 = 1 + 4,72

= 5, 72 dibulatkan menjadi 6 kelas Range = (Skor maksimal-skor minimal) +1

= (92 - 64) + 1 = 29

Interval =

Kelas Banyak

Range

= 6 29

(11)

Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi pretest hasil belajar kelas 3B sebagai kelompok eksperimen sebelum menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi PretestHasil Belajar IPAKelompok Eksperimen SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Kelompok Eksperimen Frekuensi Persentase (%)

1. 90-94 1 4,35%

2. 84-89 7 30,43%

3. 79-83 5 21,74%

4. 74-78 7 30,43%

5. 69-73 - -

6. 64-68 3 13,04%

Jumlah 23 100%

(12)

Gambar 4. Diagram Batang Penyebaran Nilai Pretest Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

Tabel destribusi frekuensi nilai pretest hasil belajar IPA kelas 3A sebagai kelompok kontrol juga disusun secara manual dengan menggunakan banyak kelas dan interval kelas yang menggunakan rumus seperti berikut ini:

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 26 = 1 + 4,66

= 5,66 dibulatkan menjadi 6 kelas Range = (Skor maksimal-skor minimal) +1

= (96 - 60) + 1 = 37

Interval =

Kelas Banyak

Range

= 6 37

= 6,16 dibulatkan menjadi 7

Berikut disajikan tabel destribusi frekuensi pretest hasil belajar kelas 3A sebagai kelompok kontrol sebelum menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Numbered Heads Together pada Tabel 4.5 berikut.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

(13)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Pretest Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Kelompok Eksperimen Frekuensi Persentase (%)

1. 95-101 1 4%

2. 88-94 2 8%

3. 81-87 8 32%

4. 74-80 7 28%

5. 67-73 5 20%

6. 60-66 2 8%

Jumlah 25 100%

Dari Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol siswa yang mendapatkan hasil pretest IPA dengan interval nilai 60-66 dan 88-94 adalah sebanyak 2 siswa dengan persentase 8% dari keseluruhan jumlah siswa pada kelompok kontrol. Interval dengan nilai 67-73 sebanyak 5 siswa dengan persentase 20%. Sedangkan interval dengan nilai 74-80 sebanyak 7 siswa dengan persentase 28%. Interval dengan nilai 81-87 sebanyak 8 siswa dengan persentase 32%. Dan terakhir interval dengan nilai 95-101 sebanyak 1 siswa dengan presentase 4%. Adapun penyebaran data pretest hasil belajar IPA siswa kelas 3A SD Negeri 01 Bonyokan sebagai kelompok kontrol disajikan pada grafik berikut.

Gambar 5. Diagram Batang Penyebaran Nilai Pretest

Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

(14)

4.2.1.2 Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah data hasil belajar IPA pada siswa kelas 3B sebagai kelompok eksperimen setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan kelas 3A sebagai kelompok kontrol setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Numbered Heads Together. Tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA kelas 3B kelompok eksperimen disusun secara manual menggunakan banyak kelas dan interval kelas yang menggunakan rumus seperti berikut ini: Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 23 = 1 + 4,48

= 5, 48 dibulatkan menjadi 6 kelas Range = (Skor maksimal-skor minimal) +1

= (96 - 76) + 1 = 21

Interval =

Kelas Banyak

Range

= 6 21

= 3,5 dibulatkan menjadi 4

(15)

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Posttest Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Kelompok Eksperimen Frekuensi Persentase (%)

1. 96-99 1 4,35%

2. 92-95 2 8,70%

3. 88-91 4 17,39%

4. 84-87 7 30,43%

5. 80-83 8 34,78%

6. 76-79 1 4,35%

Jumlah 23 100%

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen siswa yang mendapatkan hasil belajar IPA dengan interval nilai antara 76-79 dan 96-99 sebanyak 1 orang siswa dengan persentase 4,35%. Sedangkan frekuensi terbanyak dengan interval nilai antara 80-83 sebanyak 8 siswa dengan persentase 34,78%. Siswa yang mendapatkan interval nilai 84-87 sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,43%. Interval nilai 88-91 sebanyak 4 siswa dengan persentase 17,39%. Dan siswa yang mendapatkan interval nilai 92-95 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8,70%. Gambaran grafik data hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Diagram Batang Penyebaran Nilai Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(16)

Selain pada kelompok eksperimen, juga dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA kelas kontrol setelah menggunakan pendekatan saintifik melalui model Numbered Heads Together. Tabel destribusi frekuensi hasil belajar IPA kelompok kontrol yang disusun secara manual dengan menggunakan banyak kelas dan interval dengan menggunakan rumus berikut:

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 4,61

= 5,61 dibulatkanmenjadi 6 kelas Range = (Skor maksimal - skor minimal) +1

= (88-64) + 1 = 25

Interval =

Kelas Banyak

Range

= 6 25

= 4,16 dibulatkan menjadi 5

Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi hasil belajar kelompok kontrol dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Kelompok Kontrol SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase (%)

1. 89-93 - -

2. 84-88 10 40%

3. 79-83 4 16%

4. 74-78 5 20%

5. 69-73 2 8%

6. 64-68 4 16%

(17)

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol siswa yang mendapatkan hasil belajar IPA dengan interval nilai 64-68 dan 79-83 adalah sebanyak 4 siswa dengan persentase 16%. Interval dengan nilai 69-73 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%. Sedangkan interval dengan nilai 74-78 sebanyak 5 siswa dengan persentase 20%. Dan terakhir frekuensi terbanyak adalah interval dengan nilai 84-88 sebanyak 10 siswa dengan presentase 16%dari keseluruhan jumlah pada kelompok kontrol. Adapun penyebaran data hasil belajar IPA siswa kelas 3A SD Negeri 01 Bonyokan sebagai kelompok kontrol disajikan pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Grafik Diagram Batang Penyebaran Data Nilai Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol

4.3 Analisis Data

Nilai hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu siswa kelas 3B SD Negeri 1 Bonyokan dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas 3A SD Negeri 01 Bonyokan akan dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif menggambarkan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi. Selain analisis deskriptif dalam analisis data ini akan memaparkan hasil dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t terhadap data hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan. Analisis data dilakukan dengan bantuan program software SPPS 21 for windows.

0 2 4 6 8 10 12

(18)

4.3.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif nilai hasil belajar IPA disajikan dalam Tabel 4.8 yang menampilkan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi nilai hasil belajar IPA pada siswa kelas 3B SD Negeri 01 Bonyokan sebagai kelompok eksperimen setelah menggunakan pendekatan saintifik melalui model

Discovery Learning dan kelas 3A SD Negeri 01 Bonyokan sebagai kelompok kontrol setelah menggunakan pendekatan saintifik melalui model Numbered Heads Together.

Tabel 4.8

Deskriptif Statistik Nilai Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom

Kabupaten Klaten Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre Test Kelas Kontrol 25 60 96 79,20 8,327

Pre Test Kelas Eksperimen 23 64 92 79,65 7,228

Post Test Kelas Kontrol 25 64 88 78,40 7,659

Post Test Kelas Eksperimen 23 76 96 84,17 4,896 Valid N (listwise) 23

Pada Tabel 4.8, terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar kedua kelas menunjukkan adanya perbedaan. Nilai terendah setelah diberi perlakuan atau

treatment pada kelompok eksperimen siswa kelas 3B SD Negeri 01 Bonyokan adalah 76, sedangkan untuk nilai tertinggi mencapai 96. Pada kelompok kontrol siswa kelas 3A SD Negeri 01 Bonyokan nilai terendah adalah 64 dan nilai tertinggi adalah 88. Dari rata-rata hasil belajar IPA kedua kelas tersebut juga menunjukkan hasil yang berbeda. Pada kelompok eksperimen rata-rata hasil belajar sebesar 84,17 dan Standart Deviation 4,896 sedangkan untuk kelompok kontrol rata-rata hasil belajarnya sebesar 78,40 dan Standart Deviation 7,659. 4.3.2 Uji t Independent Samples Test

(19)

normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan dari lapangan itu berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homegenitas dimaksudkan untuk melihat apakah suatu data mempunyai varians yang sama atau homegen dari dua kelompok yang diteliti yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Uji normalitas dilakukan dengan program SPSS 21 for wimdows

menggunakan Shapiro-Wilk yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9

Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas 3A dan Kelas 3B SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelas Kontrol ,177 23 ,059 ,948 23 ,266

Kelas Eksperimen

,176 23 ,062 ,934 23 ,130

a. Lilliefors Significance Correction

Pengambilan keputusan apakah data tersebut berdistribusi normal adalah apabila nilai signifikan > 0.05 (lebih besar dari 0.05) maka data tersebut berdistribusi normal, sedangkan jika signifikasi < 0.05 (kurang dari 0.05) maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.9, terlihat bahwa analisis uji

(20)

Gambar 8. Normal Q-Q plot Nilai Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

(21)

Berdasarkan pada Gambar 8 dan Gambar 9 garis diagonal dalam grafik menggambarkan keadaan yang ideal dari data yang mengikuti distribusi normal.

Setelah melakukan uji normalitas, syarat yang harus dipenuhi berikutnya adalah melakukan uji homogenitas. Analis uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21 for windows. Berikut ini disajikan Tabel 4.10 uji homogenitas hasil belajar IPA kelas 3B sebagai kelompok eksperimen dan kelas 3A sebagai kelompok kontrol di SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tabel 4.10

Analis Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Kelas 3 Semester 2 SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Tahun Pelajaran 2014/2015

Test of Homogeneity of Variances Kelas Eksperimen

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,558 3 14 ,651

(22)

Tabel 4.11

Hasil Analisis Uji t Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3B sebagai Kelompok Eksperimen dan Kelas 3A sebagai Kelompok Kontrol

SD Negeri 01 BonyokanSemester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. sedangkan kriteria berdasarkan signifikasi adalah lebih kecil dari 0.05 atau (0,003 < 0.05).

4.3.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan berdasarkan hasil uji t Independent Samples Test pada Tabel 4.11. Adapun H0 dan Ha adalah sebagai berikut:

1. Ho = 𝜇1 = 𝜇2

Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan

Numbered Heads Together terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri 01 Bonyokan tahun pelajaran 2014/2015.

2. Ha = 𝜇1 ≠ 𝜇2

Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan

Numbered Heads Together terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri 01 Bonyokan tahun pelajaran 2014/2015.

(23)

signifikansi 0,05 yang digunakan sebagai uji hipotesis. Ketentuan pengambilan keputusan didasarkan pada nilai signifikan yaitu jika signifikasi > 0.05 (lebih besar dari 0.05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sedangkan jika signifikasi <0.05 (kurang dari 0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil analisis uji t

Independent Samples Test yang mencakup Levene’s Test for Equality of Variancesdan t-test for Equality of Means menunjukkan bahwa sig (2-tailed)

sebesar 0,003 sedangkan kriteria berdasarkan signifikasi adalah lebih kecil dari 0.05 atau (0,003 < 0.05)maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan ditolaknya H0 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan Numbered Heads Together terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri 01 Bonyokan tahun pelajaran 2014/2015.Maka Ha yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran

Discovery Learning dan Numbered Heads Together terhadap hasil belajar IPApada siswa kelas 3 SD Negeri 01 Bonyokan tahun pelajaran 2014/2015 diterima.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan data hasil belajar IPA pada kelas 3B sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan pendekaan saintifik melalui model pembelajaran

(24)

2014/2015, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekaan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pendekaan saintifik melalui model pembelajaran Numbered Heads Together. Adanya perbedaan hasil belajar ini dimungkinkan oleh beberapa faktor. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010:54) menyimpulkan bahwa “faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu.”

Slameto dalam uraiannya dapat dipahami bahwa yang termasuk faktor intern

antara lain seperti faktor-faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, minat, bakat, perhatian, kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedangkan faktor yang termasuk dalam faktor ekstern antara lain faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian orang tua), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, dan tugas dirumah), dan faktor masyarakat (teman bergaul, dan kegiatan siswa dalam masyarakat).

(25)

Berbeda dengan kelompok eksperimen, kelompok kontrol dengan nilai rata-rata belajar yang lebih rendah karena pembelajaran yang dilakukan membuat siswa lebih terfokus pada nomor yang dipasang dikepala. Siswa terlihat asyik dengan nomor yang dipasang dikepala sehingga kehilangan konsentrasi saat diminta untuk berdiskusi dan mendengarkan penjelasan dari guru, bahkan pemahaman materi pembelajaran masih terlalu sulit diterima oleh siswa. Keaktifan belajar siswa cukup baik pada saat melakukan presentasi di depan kelas. Proses pembelajaran pada kelas kontrol berjalan dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak aktif selama pembelajaran.

(26)

situasi proses belajar menjadi lebih terangsang; m) proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya; n) meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa; o) kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar; p) dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. Selain itu model pembelajaran Discovery Learning juga memiliki kelemahan antara lain: a) metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi; b) metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya; c) harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama; d) pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian; e) pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa; f) tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

Sedangkan untuk model pembelajaran Numbered Heads Together juga memiliki kelebihan meskipun tidak sebaik model pembelajaran Discovery Learning. Miftahul Huda (2014:138) menyimpulkan kelebihan dari model

Numbered Heads Together yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, meningkatkan semangat kerja antar siswa, dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran

(27)

Hasil penelitian yang dilakukan juga mendukung hasil penelitian dalam kajian hasil penelitian yang relevan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Javid Nama Ayu Laksmi (2012) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Implementasi Metode Discovery Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Gendongan 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitiannya menunjukkan yaitu implementasi metode discovery berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Gendongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012. Selain itu juga penelitian dilakukan oleh Lisa Saputri (2012) dengan judul penelitian Pengaruh Penggunaan Metode Discovery pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Bunyi terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Kristen Satya Wacana Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil temuan pada saat pembelajaran dilaksanakan dalam kelas mengindikasikan bahwa metode discovery memiliki pengaruh positif terhadap pembelajaran karena dalam proses pembelajaran mereka melakukan proses penemuan yang berhubungan dengan materi secara mandiri. Dan hal itu ternyata berpengaruh pada hasil belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal.

Gambar

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kelompok Kontrol
gambar dan video yang sudah diberikan dan membimbing seluruh siswa untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Input pelatihan deteksi tipe warna kulit wajah diperoleh dari hasil pengolahan citra dengan metode transformasi warna YCbCr.. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian

Dari Gambar 5 di atas dapat diterangkan bahwa keadaan kesetimbangan proses adsorpsi adsorben lignoselulosa sulfonat dan adsorben bebas ekstrak terhadap zat warna

Macam-macam Sinyal Jaringan dan Pengertiannya - Ilmu Teknologi di dunia ini sangat luas dan akan akan terus berkembang, salah satunya yaitu pada Sinyal

BJH adsorption pore size distribution of mesoporous carbon treated at different time of removal

dalam proses produksi, dengan begitu harga barang yang di-ekspor tersebut akan. mampu bersaing di pasar luar

Hasil dari eksperimen yang telah dilakukan adalah robot dapat dikenali dengan menggunakan metode tersebut dengan baik walaupun terkadang di beberapa daerah, robot

Pada Tabel 2 dapat dikemukakan bahwa pada minggu kedua telah ada peningkatan kemampuan kerjasama dalam permainan tradisional benteng terhadap perilaku sosial

Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret, baik deret hitung ataupun deret ukur,