BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1
Deskripsi Umum SMA Kristen 1 Salatiga
1.1.1 Sejarah Perkembangan
SMA Kristen 1 Salatiga, didirikan tanggal 1 juni
1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa
Tengan Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai
September 1955 berubah nama menjadi Yayasan
Perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya SMA
Kristen 1 Salatiga berada di Jln.Dr.Sumardi No.5
Salatiga yang sekarang menjadi gedung Sinode. Pada
tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke
jalan kotamadya nomor 47, dengan bangunan semi
permanen dan terdiri atas 8 ruang kelas. Sebelum
pindah di Jalan Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat
pindah ke gedung SD Negeri Latihan, yang terletak di
sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970
sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempati lokasi di
jalan Osamaliki No 32 Salatiga, yang merupakan ruas
jalan raya Solo-Semarang.
pemerintah untuk menjadi sekolah
Rintisan Kategori Mandiri (RSKM)hingga saat ini memasuki tahun ke 6.
SMA Kristen 1 Salatiga pernah mengalami
pasang surut “
academic input”rendah pada 10 tahun
terakhir. Puncak permasalahannya terjadi di akhir
tahun
pelajaran
2004/2005
yaitu
terkait
permasalahan internal. Ketidaklulusan yang terjadi
sangat tinggi pada ujian utama (36,59%) dan 70 tidak
lulus
dari
200
siswa
mengakibatkan
tingkat
kepercayaan masyarakat menurun, hal ini nampak
pada jumlah pendaftaran siswa baru menurun hingga
33%.
1.1.2 Visi, Misi SMA Kristen 1 Salatiga Tahun
Ajaran 2013/2014
Visi
Membentuk Manusia Yang Berbudi Luhur,
Beriman, Mampu Menguasai Ilmu Pengetahuan
Dan Teknologi, Terampil Beretos Kerja Tinggi
Berprestasi Serta Adaptif Di Era Global Atas
Kesadaran Diri Berdasarkan Firman Tuhan.
Misi
1) Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada
nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta
kasih Kristus.
2) Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja
yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap
hidup yang mandiri.
3) Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif,
kreatif, dan menyenangkan (
enjoy full)dengan
dukungan sumber belajar yang memadai.
4) Memadukan
unsur
pendidikan
yang
mencakup segi-segi religiusitas, humanitas,
sosialitas, dan intelektualitas melalui kegiatan
ekstrakurikuler
maupun
intrakurikuler
sebagai upaya untuk menghantarkan peserta
didik menjadi insan yang bermartabat.
5) Menumbuhkan sikap berkompetisi yang sehat
dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
(
life skill)yang memadai dan terintegrasi di
dalam setiap pembelajaran.
7) Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri
dengan memberikan bekal kecakapan hidup
(
lifeskill)yang memadai dan terintegrasi di
dalam setiap pembelajaran.
8) Memfasilitasi
peserta
didik
agar
dapat
menumbuh kembangkan bakat dan minat
sesuai dengan potensi yang dimiliki.
9) Menerapkan berbagai strategi positif dalam
pencapaian prestasi akademik maupun non
akademik.
10) Menumbuhkan wawasan dan kepedulian
terhadap linkgungan bagi seluruh warga
sekolah.
1.2
Deskripsi Strategi Bersaing SMA Kristen 1
Salatiga
SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan strategi
bersaing yaitu diferensiasi dan keunggulan berbasis
biaya untuk dapat bersaing dengan sekolah lainnya di
Salatiga. Merujuk pada penelitian Noya (2013), dan
hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20
April 2015, maka strategi bersaing yang diterapkan
SMA
Kristen
1
Salatiga
antara
lain:
strategi
diferensiasi dilakukan melalui program unggulan
sekolah antara lain yaitu (1) Peduli Kasih, (2) Sekolah
Lima Hari, (3)
Moving Class, (4) Kewirausahaan dan
AgriBisnis, (5)
Field Tripberupa
Live Indan
Outdoor Study,(6) Program Khusus yaitu Ekspo Pendidikan,
(7)
Pengembangan Diri yaitu SMUQI Radio, KIR (Karya
Ilmiah
Remaja),
Ekstrakurikuler
robotik
dan
Ekstrakurikuler
multimedia
yang
terdiri
atas
jurnalistik, fotografi, sinematografi.
Sedangkan,
keunggulan
berbasis
biaya
dilakukan
melalui
penawaran biaya pendidikan murah dibanding sekolah
favorit swasta lainnya di Salatiga. Untuk mengetahui
secara lebih rinci maka akan dijelaskan
masing-masing strategi bersaing yang diterapkan oleh SMA
Kristen 1 Salatiga.
1.2.1 Strategi Bersaing Diferensiasi
1.
Peduli Kasih
Program peduli kasih merupakan kegiatan
kerohanian yang sudah dimulai sejak tahun 2006.
Penanggung jawab utama program ini adalah wakasek
kesiswaan dengan guru pendamping yaitu guru
agama. Kegiatan kerohanian dilangsungkan dalam
bentuk ibadah tiap hari jumat sebelum sekolah
berakhir yaitu pukul 11.45 WIB. Ibadah biasanya
dipimpin oleh guru bertugas sesuai jadwal yang
ditetapkan. Pemimpin ibadah berada pada ruang
broadcast
dan suaranya disalurkan melalui speaker
pada tiap kelas.
“peduli kasih melalui ibadah dan ada pengumpulan persembahan. Persembahan yang sudah terkumpul kemudian nantinya dipakai untuk membantu biaya pendidikan siswa yang kurang mampu dengan semboyan “dari siswa, untuk siswa sehingga ini merupakan bentuk kepedulian siswa untuk membantu siswa lainnya yang merupakan temannya sendiri”.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
tujuan peduli Hal ini menurut beliau karena
persembahan tersebut berasal dari siswa yang
kemudian dipakai untuk membantu siswa lainnya.
Dalam wawancara itu juga beliau mengungkapkan
bahwa tidak ada hambatan yang ditemui. Berikut
pernyataan beliau saat wawancara 20 April 2015:
“peduli kasih selama ini sudah berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan karena siswa mengikuti ibadah dan memberi persembahan dengan sukarela”
Pendapat kepala sekolah tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam
pelaksanaan program peduli kasih. Hal ini pula
didukung hasil kuisioner guru yang mengungkapkan
bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam
program peduli kasih. (Noya,2013; Wawancara dengan
kepala SMA Kristen 1 Salatiga, tanggal 20 April 2015,
kuisioner guru).
2.
Sekolah Lima Hari
dengan tujuan untuk mendukung kesempatan siswa
belajar atau mengerjakan tugas sekolah yang diberi
oleh guru.
Program ini telah dimulai sejak tahun 2007
dengan penanggung jawab utama adalah wakasek
kurikulum. Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah, hambatan dalam pelaksanaan sekolah
lima hari. Berikut pernyataan beliau saat wawancara
tanggal 20 April 2015:
“
program sekolah lima hari sudah berjalan 10 tahun dengan sangat baik dan tidak ada hambatan sama sekali. Karena walaupun hanya sekolah lima hari tapi kami tetap membuka layanan perpustakaan, ruang multimedia, wifi untuk siswa pada hari sabtu supaya mereka bisa mengerjakan tugas atau ikut ekstrakurikuler lain”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
program sekolah lima hari tidak ada hambatan. Hal ini
pula
didukung
hasil
kuisioner
guru
yang
mengungkapkan bahwa tidak ada hambatan yang
ditemui dalam program sekolah lima hari. (Noya,2013;
Wawancara dengan kepala sekolah, tanggal 20 April
2015, kuisioner guru).
3.
Movi ng Cl ass
dengan suasana kelas yang fasilitasnya sesuai dengan
mata pelajaran yang dipelajari. Fasilitas itu antara
lain, LCD proyektor,
wifi,lab, poster, gambar, koleksi
buku dan lainnya.
Dalam
pelaksaanaan
program
ini,
hasil
wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April
2015
mengungkapkan
ada
hambatan
yaitu
perpindahan siswa. Berikut pernyataan beliau:
“saat pindah kelas ada siswa yang lambat atau bahkan berlama-lama diluar kelas. Kadang guru kurang perhatikan. Tapi kalau guru cepat bertindak sesuai SOP saya kira lancar-lancar saja”
Pendapat
kepala
sekolah
mengungkapkan
hambatan
moving classadalah dari siswa, maka
perhatian guru terhadap siswa perlu diperhatikan.
Mendukung pernyataan kepala sekolah, wakasek
kesiswaan dalam wawancara tanggal 22 April 2015
mengungkapkan bahwa:
“dalam moving class siswa suka kalau berlama-lama diluar mungkin supaya jam pelajaran molor. Maka kami guru harus benar-benar cek sebelum mulai pelajaran. ”
4.
Kewirausahaan dan AgriBisnis
Program kewirausahaan dan agrobisnis adalah
kegiatan wirausaha dan bercocok tanam yang
dilakukan untuk mengasah jiwa
entrepreneursiswa
sekaligus
kepedulian
terhadap
lingkungan.
Penanggung jawab utama program ini adalah wakasek
Kesiswaan, dengan pendamping program yaitu guru
Ekonomi/Akuntansi.
Program ini telah dilakukan
sejak tahun 2010 dan melaluinya sekolah berhasil
menjual berbagai tanaman hias dan tanaman organik
kepada masyarakat. Selain itu, melalui program ini
sekolah mampu memperoleh penghargaan yaitu Juara
1 se-salatiga menyangkut pengelolaan sampah organik
pada tahun 2013.
Namun,
dalam
pelaksanaan
program
kewirausahaan dan agrobisnis berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April
2015
mengungkapkan
bahwa
hambatan
utama
menyangkut tenaga pendamping program. Berikut
pendapat beliau:
“program kewirausahaan dan argrobisnis terhambat pendamping program yang kurang sejalan dengan misi sekolah. Mungkin karena ada yang berbeda kali ya. Makanya saya tugaskan wakasek sarpras sekalian dampingi program ini supaya terpantau terus”.
“saya biar SarPras tapi saya penanggung jawab sekaligus pendamping kegiatan siswa dalam usaha dan agrobisnis. Saya disuruh kepala sekolah untuk mendampingi program ini”
Pendapat
wakasek
SarPras
menunjukkan
pembenaran
akan
pernyataan
kepala
sekolah
mengenai tugas yang diberikan. Dengan adanya tugas
ini dalam wawancara bersama wakasek tersebut juga
terungkap bahwa hambatan lain program agrobisnis
adalah mengenai pemanfaatan lahan yang perlu
diperluas. Berikut petikan wawancara dengan wakasek
SarPras tanggal 21 April 2015:
“keterbatasan lahan di belakang menjadi salah satu kendala jalannya kegiatan agrobisnis. Tapi sekolah sudah membeli lahan baru nantinya akan dibangun GOR, tapi sebagiannya mudah-mudahan dapat dialokasi untuk perluasan lahan”.
Pendapat wakasek Sarpras menunjukkan bahwa
lahan yang sempit menjadi hambatan jalannya
program kewirausahaan dan arobisnis. (Noya, 2013;
Wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April
2015, wakasek Sarpras tanggal 21 April 2015).
5.
Fi el d T r i p
a.
Live Indan
Outdoor Studysesama maupun lingkungan. Penanggung jawab
program ini adalah wakasek bidang humas. Melalui
program ini siswa terbantu dalam mengolah lahan
juga adanya perbaharuan kerjasama yang berlangsung
tiap tahun dengan masyarakat yang menjadi tujuan
program
Live In.Program
Outdoor Studyadalah kegiatan belajar
yang dilakukan diluar sekolah misalnya museum,
pabrik,
lembaga
lingkungan
hidup.
Tujuan
pelaksanaan program ini yaitu untuk menunjang
pemahaman peserta didik dengan pengalaman belajar
secara nyata di lapangan. Program ini telah dilakukan
sejak tahun 2010 dengan penanggung jawab utama
adalah wakasek humas didampingi guru sesuai mata
pelajaran. Dalam pelaksanaan program ini, hasil
wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April
2015
menunjukkan
ada
hambatan
mengenai
kontribusi siswa oleh orang tua. Berikut pernyataan
beliau:
“Program Outdoor Study danLive Injika tempat dekat di salatiga orang tua tidak merasa keberatan akan biaya. Tapi kalau diluar salatiga dan jauh, orang tua biasanya keberatan”
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
hambatan datang dari orang tua yang keberatan
menyangkut biaya. Mendukung pernyataan kepala
sekolah, wakasek kesiswaan dalam wawancara tanggal
22 April 2015 mengungkapkan bahwa:
“dalam program live in dan outdor study
Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan
bahwa hambatan
live indan
outdoor studyadalah dari
siswa, hal ini sejalan dengan pernyataan kepala
sekolah. Hal yang sama diperkuat dengan hasil
kuisioner guru yang mengungkapkan bahwa hambatan
pelaksanaan
Live Indan
Outdoor Studyadalah
menyangkut biaya. (Noya,2013; wawancara dengan
kepala sekolah tanggal 20 April 2015, wawancara
dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015,
kuisioner guru).
6.
Program Khusus
a. Ekspo Pendidikan
Program ekspo pendidikan merupakan kegiatan
pengenalan perguruan tinggi kepada para siswa SMA
Kristen 1 Salatiga. Melalui kegiatan ini para orang tua
dan siswa kelas XII dapat memperoleh referensi untuk
memilih perguruan tinggi. Setiap perguruan tinggi
yang ikut ekspo pendidikan dapat mempromosikan
langsung keunggulan kepada orang tua dan siswa di
stand
yang telah disediakan, sehingga sekolah tidak
perlu mencari waktu ketika ada perguruan tinggi
hendak promosi di kelas.
“ekspo pendidikan berjalan dengan sangat baik. Tiap tahunnya, ada sekitar 15-20 PT yang datang untuk ikut serta. Berarti animonya tinggi dong. Mereka juga selalu membayar tarif sesuai yang ditentukan sekolah, yang tentunya menguntungkan sangat bagi kami”
Pendapat kepala sekolah menunjukkan tidak
ada hambatan dan berjalan dengan baik. Hal ini
dilihat dari dampak pelaksanaan program ekspo
pendidikan berupa kerjasama juga ada keuntungan
finansial yang diperoleh sekolah melalui biaya
pendaftaran berbagai perguruan tinggi yang ikut serta
dalam program ekspo pendidikan. Hal yang sama
diperkuat
dengan
hasil
kuisioner
guru
yang
mengungkapkan
bahwa
tidak
ada
hambatan
pelaksanaan kegiatan ekspo pendidikan. (Noya,2013;
wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April
2015, kuisioner guru).).
b.
Career DayDalam pelaksanaanya, hasil kuisioner guru
menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dalam
pelaksanaan
career day.Hal ini juga didukung hasil
wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April
2015 berikut:
“program career day selama ini tidak ada hambatan karena ya kebanyakan kita undang alumni, tokoh yang punya keterikatan sama kita. Selama ini lancar-lancar saja, dari narasumber maupun siswa terlibat aktif dalam kegiatan ini.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
tidak ada hambatan dalam pelaksanaan
career day.Hal ini pula didukung hasil wawancara dengan
wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015. Berikut ini
pendapatnya:.
“career day jalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam mengikutinya sehingga dapat belajar dari kesuksesan tokoh yang diundang juga menyangkut pilihan karier di masa depan mereka sendiri.
Pendapat
wakasek
kesiswaan
diatas
menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dan lancar
kegiatannya karena antusiasme siswa yang tinggi.
(Noya,2013, wawancara dengan kepala sekolah tanggal
20 April 2015, wakasek kesiswaan tanggal 22 April
2015).
c.
Parenting Daysosialiasi, seminar dengan tema atau isu-isu tertentu.
Penanggung jawab utama adalah wakasek humas,
didampingi oleh guru BK. Program ini hadir sejak
tahun 2006 dalam bentuk rapat atau
sharingdengan
orang tua. Sejak tahun 2009 dilakukan penambahan
kegiatan yaitu adanya seminar dengan tema tertentu
bagi orang tua. Dalam pelaksanaannya, hasil kuisoner
guru menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dalam
pelaksanaan
parenting day.
Hal
ini
didukung
wawancara terhadap kepala sekolah tanggal 20 April
2015:
“parenting day selama ini jalan dengan baik. Kan sebelumnya kita kirim undangan ke orang tua dan mereka sangat mendukung, berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ya bukan saja untuk mereka tapi demi dukungan dan kebaikan anak mereka juga Selain itu ada sosialiasi program juga dilakukan.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
tidak ada hambatan dalam pelaksanaan
parenting daykarena adanya dukungan dari orang tua siswa.
(Noya,2013; wawancara dengan kepala sekolah tanggal
20 April 2015, kuisioner guru).
d.
Character BuildingDalam
pelaksanaannya,
hasil
kuisioner
guru
menunjukkan bahwa hambatan adalah dari siswa
maupun orang tua siswa yang kurang mendukung
anak. Hal ini pula didukung wawancara dengan kepala
sekolah tanggal 20 April 2015:
“hambatan utama character building adalah dari siswa sendiri. Ada siswa yang dapat dibina cepat, tapi ada yang memang dari sananya sudah bermasalah. Nah ini yang kami proses timpa terus menerus supaya karakternya semakin baik. Selain itu, dukungan orang tua terhadap perkembangan anak juga menjadi penghambat. Ada orang tua yang mendukung membina tapi ada juga yang kurang memberi perhatian sama anak”.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
hambatan yaitu dari diri siswa sendiri dan dukungan
orang tua dalam membina karakter siswa. Hal ini
didukung pula hasil penelitian Randabunga (2014)
bahwa hambatan implementasi program pendidikan
karakter di SMA Kristen 1 Salatiga secara internal
yaitu siswa yang tidak diterima di sekolah negeri dan
eksternal yaitu dari orang tua yang dipengaruhi faktor
7.
Pengembangan Diri
a.
SMUQI Radio
Program
SMUQI
Radio
adalah
layanan
broadcasting
yang dilakukan oleh siswa pada ruang
broadcast
. Tujuannya memberi tahu pengumuman
atau menghibur warga sekolah melalui
requestanlagu. Program ini telah hadir sejak tahun 2010.
Melaluinya, keahlian
broadcastsiswa dapat terasah
dan mendatangkan berbagai penghargaan bagi
sekolah. Salah satunya yaitu juara broadcasting se
Salatiga tahun 2013. Dalam pelaksanaanya, hasil
kuisione guru menunjukkan bahwa tidak ada
hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan SMUQI
Radio. Hal ini didukung pula hasil wawancara
terhadap kepala sekolah tanggal 20 April 2015:
“Tidak ada hambatan dalam SMUQI Radio. Selama ini berjalan dengan baik walalupun dikelola oleh siswa. Guru hanya mendampingi saja.
Pendapat kepala sekolah yang mengungkapkan
tidak ada hambatan juga didukung wawancara
dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015:
“SMUQI Radio sudah berjalan dengan baik karena didukung antusiasme siswa untuk ikut dalam kegiatan penyiaran di sekolah. Maka, biasanya dijadwalkan sesuai kelas masing-masing.
b.
KIR (Karya Ilmiah Remaja)
Karya Ilmiah Remaja merupakan layanan
program
sekolah
khususnya
dalam
bidang
akademik. Program ini telah dimulai sejak lama
sekitar tahun 1997 dan telah mendatangkan
berbagai penghargaan baik skala lokal dan nasional.
Dalam
pelaksanaannya,
ada
anggaran
yang
dikucurkan secara proporsional juga difasilitasi
pemerintah dalam hal bantuan finansial tiap tahun
sekitar 40 juta. Selain itu, berdasarkan wawancara
dengan kepala sekolah ada kendala yang ditemui.
Berikut pendapat beliau saat wawancara tanggal 20
April 2015:
“Pada KIR hambatan terutama pada siswa yang kurang berminat karena kebanykan siswa berminat ke hal entertain. Maka ada motivasi yang diberikan selain itu ada pula reward dari sekolah bagi siswa yang memenangkan lomba KIR sebagai apresiasi agar mereka semakin terpacu”.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
pada program KIR hambatan dapat diatasi melalui
usaha guru ataupun penghargaan dari pihak
sekolah.( wawancara dengan kepala sekolah tanggal
20 April 2015).
c.
Ekstrakurikuler Robotik
program ini adalah berbagai ajang perlombaan
robotik
yang
diikuti
oleh
siswa.
Dalam
pelaksanaanya, hasil kuisioner guru menunjukkan
bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam
pelaksanaannya. Hal ini didukung pula pernyataan
kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April
2015:
“Program robotik berjalan dengan baik. Tidak ada hambatan yang ditemui dalam pelaksanaannya”.
Pendapat
kepala
sekolah
juga
didukung
pernyataan wakasek kesiswaan tanggal 22 April
2015:
“Program robotik yang sudah berjalan selama ini sudah berjalan baik. Tidak ada hambatan juga karena selama ini dibantu dari elektro UKSW. Siswa juga antusias karena ekstrakurikuler ini tergolong baru.”
Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan
tidak
ada
hambatan
yang
ditemui
dalam
pelaksanaan ekstrakurikuler robotik. (Noya,2013;
wawancara
dengan
kepala
sekolah,
wakasek
kesiswaan tanggal 22 April 2015, kuisioner guru).
d. Ekstrakurikuler Multimedia
Ekstrakurikuler multimedia merupakan kegiatan
ekstrakurikuler siswa yang berhubungan dengan IT
dan digital. Ekstrakurikuler multimedia telah ada
sejak tahun 2011 dan terdiri atas 3 yaitu
jurnalistik, sinematografi dan fotografi.
Berikut
penjelasan ketiganya:
Ekstrakurikuler ini didampingi guru Bahasa
Indonesia dan dibantu oleh tenaga ahli dari
Fiskom UKSW.
Sinematografi merupakan ekstrakurikuler
yang mewadahi siswa untuk membuat film
pendek, video promosi dengan tema tertentu.
Ekstrakurikuler ini didampingi oleh guru TI
dan dibantu tenaga ahli dari TI UKSW.
Fotografi merupakan ekstrakurikuler yang
mewadahi
siswa
untuk
melakukan
pemotretan, pengambilan dan pengeditan
gambar. Ekstrakurikuler ini didampingi oleh
guru TI dan dibantu tenaga ahli dari TI dan
Fiskom UKSW.
Ketiga ekstrakurikuler
diatas, dalam hasil
kuisioner siswa terungkap bahwa ada kendala
menyangkut kelengkapan fasilitas penunjang seperti
komputer, wifi yang mulai rusak. Hal ini dibenarkan
pula oleh wakasek kesiswaan dalam wawancara
tanggal 22 April 2015. Berikut pernyataan beliau :
“kegiatan ekstrakurikuler multimedia terkendala fasilitas yang mulai rusak. Misalnya saja komputer pada lab multimedia, atau juga aplikasi yang mulai error di komputer. Tapi saya sudah lapor ke wakasek SarPras.”
1.2.2 Strategi Bersaing Keunggulan Berbasis biaya
Strategi bersaing keunggulan berbasis biaya
dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga melalui
penawaran biaya SPP yang murah dan terjangkau
dibandingkan sekolah swasta favorit di Salatiga. Hal
ini
nampak
dari
kebijakan
sekolah
dalam
menentukan besaran biaya pendidikan siswa SMA
Kristen 1 Salatiga.
Besaran biaya SPP tersebut
ditentukan melalui rapat komite, yayasan, guru pada
Rapat Kerja Sekolah per tahun. Berikut ini pernyataan
kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April
“kami menentukan biaya SPP pada saat rapat kerja bersama komite, yayasan dan guru. Penentuan ini dilakukan biaya berbeda pada tiap jenjang kelas karena kebutuhan masing-masing jenjang kelas kan berbeda. Selain itu dalam penentuan ini juga kami mempertimbangkan kesanggupan biaya orang tua. Biasanya ada lembar kesanggupan biaya yang diisi oleh orang tua.”
1.3
Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1
Salatiga
Bertolak dari penjabaran sebelumnya yaitu
pelaksanaan strategi bersaing yang diterapkan SMA
Kristen 1 Salatiga. Hal ini kemudian dapat dievaluasi
konsistensi, kesesuaian, keunggulan dan kelayakan.
Oleh karena itu, untuk mengetahuinya secara rinci
maka akan disajikan hasil penelitian dalam 4 bagian
yaitu konsistensi, kesesuaian, keunggulan, dan
kelayakan strategi bersaing yang dijalankan SMA
Kristen 1 Salatiga.
1.3.1 Konsistensi (Consi st ency)
Konsistensi mengandung arti bahwa sebuah
strategi tidak boleh tidak konsisten atau bertentangan
dengan
tujuan,
nilai
yang
dikembangkan
dan
kebijakan yang ditetapkan institusi (Rumelt,2000).
Oleh karena itu, akan dideskripsikan hal-hal antara
lain: tujuan sekolah, nilai yang dikembangkan dan
kebijakan yang ditempuh oleh sekolah. Setelah itu,
dirangkum dalam bentuk tabel kualitatif sebagai
kesimpulan akhir oleh analis. Hal ini dimaksudkan
agar lebih terlihat jelas kekonsistenan atau tidak
konsisten strategi bersaing yang diterapkan. Berikut
ini penjelasan keduanya:
a.
Tujuan dan Nilai yang dikembangkan
(1) Mengembangkan sistem seleksi penerimaan
siswa baru secara selektif dan proaktif serta
melakukan pembinaan terhadap siswa.
(2) Mengupayakan pemenuhan 8 standar Nasional
Pendidikan seperti tertuang dalam Peraturan
Pemerintah No.19 tahun 2005.
(3) Mengupayakan terwujudnya budaya sekolah
dalam rangka mendukung tercapainya visi, misi,
sekolah yang terangkum dalam semboyan atau
motto sekolah yakni
Education for Liberty, Development and Dignity(Pendidikan untuk
kemandirian,
tumbuh
kembang
dan
bermartabat).
(4) Menjalin
kerjasama
(
networking)dengan
lembaga/institusi terkait, masyarakat dan dunia
usaha/industri dalam upaya melakukan inovasi
pembelajaran yang lebih diorientasikan pada
pengalaman belajar dengan pembekalan
lifeskill.(5) Menyelenggarakan PBM yang mengarah pada
program pembelajaran berbasis kompetensi dan
TIK.
(6) Mengoptimalkan
pelaksanaan
kegiatan
pengembangan diri/ekstrakurikuler unggulan
yang sesuai potensi dan minat siswa.
(7) Mewujudkan
pendidikan
yang
berkualitas,
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih,
kebenaran dan keadilan.
berkomunikasi
dengan
sarana
teknologi
informasi dan bahasa asing.
(9) Mewujudkan pencapaian prestasi pada berbagai
bidang baik bidang akademik maupun non
akademik.
(10) Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang
memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan.
Bertolak dari penjabaran diatas, nampak
bahwa ada 10 hal yang menjadi cita-cita masa depan
SMA Kristen 1 Salatiga yang perlu dicapai dalam masa
kerja 1 tahun. Selain itu, berdasarkan wawancara
bersama kepala sekolah tanggal 20 April 2015 dapat
diketahui
bahwa,
ada
pula
nilai-nilai
yang
dikembangkan
sekolah
untuk
mencapai
tujuan
sekolah ditas. Berikut pernyataan beliau:
“Nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah kami sesuai dengan visi, misi, tujuan sekolah yakni nilai religius kristiani yang berlandaskan kasih, pelayanan, kebenaran dan keadilan, nilai kedisiplinan, nilai kemandirian, nilai peduli lingkungan, maupun nilai peduli sosial”
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah bersumber dari
visi, misi, tujuan yang dikembangkan oleh sekolah.
b.
Kebijakan Yang Ditempuh
dihadapi dalam pelaksanaannya. Berikut pernyataan
kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April 2015:
“kebijakan yang ditetapkan dari semula dalam strategi keunggulan biaya SPP jelas ada penentuan besaran biaya per jenjang dengan melibatkan kesanggupan orang tua. Kalau dalam program peduli kasih jelas melalui persembahan yang terkumpul digunakan untuk siswa yang kurang mampu. Kalau dalam sekolah lima hari sekolah mengambil kebijakan membuka layanan pada hari sabtu misal perpustakaan, lab, wifi supaya siswa bisa menikmati layanan itu. Untuk moving class
perpindahan sesuai mata pelajaran. Program kewirausahaan dan agrobisnis sekolah membeli atau menyediakan alat dan bahan. Untuk program lain seperti program khusus ekspo,
career day, pareting day sekolah memutuskan untuk memperbaharui kerjasama tiap tahun baik dengan lembaga tertentu maupun perorangan. Sedangkan untuk character building kami membuat budaya atau lingkungan sekolah yang mendukung. Program lain seperti pengembangan diri SMUQI Radio dijalankan siswa, KIR ada reward dari sekolah juga pengangaran proporsional, robotik dan multimedia ada penambahan fasilitas penunjang. Kebijakan pada progam-program ini yang sudah ditetapkan dari awal biasanya dalam rapat kerja disepakati. Namun tak menutup kemungkinan ada kebijakan lain yang ditempuh seiring berjalannya program jika ada kendala”.
Pendapat kepala sekolah tersebut menunjukkan
bahwa ada berbagai kebijakan yang ditetapkan sekolah
baik menyangkut program peduli kasih, sekolah lima
hari,
moving class,kewirausahaan dan agrobisnis,
program khusus, pengembangan diri. Namun, beliau
juga mengungkapkan ada kebijakan yang ditempuh
dalam
mengatasi
kendala.
Lebih
lanjut,
berikut
pendapat beliau saat wawancara 20 April 2015:
misalnya dalam program agrobisnis saya memutuskan untuk menugaskan wakasek sarPras dalam mendampingi programnya. Dalam moving class ada tugas koordinasi yang dijalankan juga rapat evaluasi harian yang berfungsi untuk pengecekan SOP. Kalau program lainnya seperti live in dan outdoor study, sekolah biasanya membantu kontribusi siswa yang keberatan dalam hal biaya. Sedangkan kebijakan sekolah khususnya untuk ekstrakurikuler tertentu kita pakai tenaga dari luar karena guru belum mampu contohnya multimedia dan robotik. Namun dalam ekstrakurikuler ini sendiri jika adalah masalah biasanya menjadi tanggung jawab wakasek kesiswaan, juga wakasek lainnya yang punya hubungan dengan program tertentu.”
Pendapat kepala sekolah didukung oleh wakasek
kesiswaan dalam wawancara tanggal 22 April 2015:
“memang benar ada tindakan sekolah untuk mengatasi kendala yang ada. Kalau dalam live in
dan outdoor study biasanya sekolah membantu kontribusi siswa. Dalam moving class juga ada tugas koordinasi, jika kepala sekolah tidak ada maka diganti lainnya”. Sedangkan, untuk program dibawah tanggung jawab saya misalnya, yaitu ekstrakurikuler digunakan tenaga tambahan dari luar karena tenaga kami belum mampu misalnya pada multimedia dan robotik. Juga fasilitas penunjang yang mulai bermasalah saya melakukan koordinasi ke wakasek sarPras”
Pendapat wakasek kesiswaan membenarkan
pendapat kepala sekolah bahwa ada tindakan atau
upaya untuk mengatasi kendala yang ada pada
moving class, live in, outdoor studysedangkan menyangkut
ekstrakurikuler oleh wakasek kesiswaan. Pendapat
wakasek kesiswaan didukung oleh pernyataan wakasek
sarPras dalam wawancara tanggal 21 April 2015.
diusahakan beli unit baru. Kalo wifi, sempat mati tapi lagi diusahakan untuk 3 Founder
Speedy, Indieschool, IDM mau perbarui kerjasama dengan kita”.
Pendapat
wakasek
SarPras
menunjukkan
pembenaran akan pernyataan wakasek kesiswaan
menyangkut upaya kebijakan mengatasi kendala yang
ada. Selain itu, mengeani tugas yang diberikan kepala
sekolah untuk mendampingi program kewirausahaan
dan agrobisnis dibenarkan olehnya dalam wawancara
tanggal 21 April 2015. Berikut pernyataan beliau:
“saya biar SarPras tapi saya penanggung jawab sekaligus pendamping kegiatan siswa dalam usaha dan agrobisnis. Saya diberi tugas oleh kepala sekolah untuk mendampingi program ini”
Pendapat wakasek sarPras menunjukkan bahwa
pembenaran akan pernyataan kepala sekolah.
c.
Konsistensi Strategi Bersaing SMA Kristen 1
Salatiga
Bertolak dari deskripsi konsistensi yaitu tujuan,
nilai dan kebijakan yang ditetapkan juga deskripsi
pelaksanaan strategi bersaing, maka dibawah ini
merupakan hasil evaluasi konsistensi strategi
bersaing yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.
Tabel 4.1 K onsistensi Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga
N o
Strategi Bersaing
Konsistensi (Consi st ency)
Penilaian Tujuan Sekolah Nilai Kebijakan yang
ditempuh sekolah I. Diferensiasi
1. Peduli Kasih
Mewujudkan
Nilai peduli sosial
Ibadah jam 11.45 diikuti siswa pada tiap kelas
Dilakukan pengumpulan
pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat yang dilandasi oleh semangat
pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.
3. Moving Class Nilai
kedisiplinan
Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang memiliki
warga sekolah sebagai pribadi yang memiliki kesadaran dan kepedulian
c. Robotik Nilai
kedisiplinan, nilai kemandirian
Pengadaan alat” robotic
pendampingan tenaga ahli dari luar sekolah
Konsisten
d. Jurnalistik Nilai
kedisiplinan,
f. Fotografi Nilai
kedisiplinan,
b. Career Day Nilai sosial, Kerjasama dengan alumni
masyarakat dan dunia
usaha/industry dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran yang lebih
diorientasikan pada pengalaman belajar dengan pembekalan
Nilai sosial Undangan kehadiran orang tua
Melakukan seminar dengan tema tertentu berbudi pekerti, berdisiplin tinggi, beriman, terampil berolah ilmu pengetahuan, berolah seni, serta terampil
berkomunikasi dengan sarana teknologi informasi dan bahasa asing. di lingkungan sekolah
Konsisten
II. Keunggulan Berbasis Biaya
1. Penawaran Biaya SPP Murah
Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat yang dilandasi oleh semangat
pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.
Builiding
serta Pengembangan Diri yaitu SMUQI
Radio,
KIR,
ekstrakurikuler
robotik
dan
ekstrakurikuler
multimedia
yang
terdiri
atas
jurnalistik, fotografi, sinematografi. Juga strategi
keunggulan berbasis biaya melalui penawaran biaya
SPP murah semuanya menunjukkan kekonsistenan
antara tujuan, nilai yang dikembangkan dan kebijakan
yang ditempuh oleh sekolah.
1.3.2 Kesesuaian (Consonance)
Kesesuaian mengandung arti bahwa strategi
harus mewakili respon adaptif/penyesuaian terhadap
lingkungan eksternal (Rumel,2000). Oleh karena itu,
sesuai hasil penelitian maka dalam bagian ini akan
dideskripsikan
keadaptifan
sekolah
terhadap
lingkungan eksternal yaitu (a) Kebutuhan masyarakat,
(b) Persaingan dengan sekolah lainnya. Setelah itu,
penjabaran keduanya dirangkum dalam bentuk tabel
kualitatif
sebagai
kesimpulan
akhir.
Hal
ini
dimaksudkan agar lebih terlihat jelas kesesuaian
dengan strategi bersaing yang diterapkan. Berikut ini
penjelasan keduanya:
a.
Kebutuhan Masyarakat
“Semua program yang hadir sebenarnya merupakan wujud tanggapnya kita dalam melayani kebutuhan masyarakat. Awalnya sekolah ini ada kita ada launching gagasan yang berupaya menggali kebutuhan masyarakat. Maka ada hadir peduli kasih yang membantu keuangan siswa, moving class, sekolah lima hari. Belakangan diikuti program-program pengembangan diri, program khusus misalnya
parenting day, ekspo, career day, yang bukan hanya melayani siswa tetapi juga orang tua”.
Lebih lanjut menurut beliau, sekolah dalam
masyarakat
menjawab
kebutuhan
masyarakat,
sekolah mengikuti trend atau perubahan yang terjadi.
Berikut ini petikan pernyataan beliau saat wawancara
tanggal 20 April 2015.
“bukan saja melayani apa yang jadi kebutuhan, sekolah juga menjawab trend kebutuhan masyarakat. Program kewirausahaan dan agrobisnis misalnya mampu melayani kebutuhan masyarakat akan tanaman hias misalnya gelombang cinta. Sekolah menjual dan mendapatkan keuntungan jutaan. Setelah itu berubah trend ke tanaman organik, sekolah pun menjual tanaman organik. Sekolah mendapatkan keuntungan besar”.
Penjelasan
kepala
sekolah
menunjukkan
adanya upaya sekolah untuk menjawab kebutuhan
masyarakat baik secara layanan program yatu peduli
kasih,
moving class,sekolah lima hari, program
khusus
dan
juga
kebutuhan
akan
pangan
menyangkut program kewirausahaan dan agrobisnis.
pendidikan murah. Berikut ini pernyataan beliau saat
wawancara tanggal 20 April 2015:
“Biaya SPP dengan ketentuan seperti itu hadir diupayakan sesuai dengan masyarakat karena daerah salatiga masyarakatnya level ekonomi menengah kebawah. Selain itu, masyarakatnya juga pada umumnya “negeri oriented”. Apalagi ditambah rencana Wajar 12 Tahun. Masyarakat semakin berpikir biaya murah itu harus dalam pendidikan. Maka biaya SPP dipertimbangan dengan masukan orang tua melalui lembar kesanggupan biaya. Namun untuk sekarang saya kira masyarakat mulai sadar bahwa kualitas pendidikan yang diutamakan”
Pendapat yang diungkapkan kepala sekolah
tersebut
menunjukkan
bahwa
sekolah
mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat akan
biaya murah. Sehingga dari ketiga pendapat kepala
sekolah diatas dapat disimpulkan bahwa
program-program yang hadir yaitu peduli kasih,
moving class,sekolah lima hari, kewirausahaan dan agrobisnis,
program khusus adalah upaya untuk menjawab
kebutuhan
masyarakat
akan
layanan
program
sekolah, pangan, biaya murah.
Memperkuat pendapat kepala sekolah diatas
bahwa
program
hadir
sebagai
jawaban
atas
kebutuhan masyarakat. Maka dalam wawancara
dengan wakasek sarPras terungkap bahwa program
pengembangan
diri
berupa
esktrakurikuler
merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat
terhadap teknologi terbaru. Berikut penjelasan beliau
saat wawancara tanggal 20 April 2015:
melengkapi dengan ruang atau lab multimedia lama kelamaan ada ruang broadcast,
komputer, wifi, peralatan robotik dan lainnya yang mampu melengkapi pelaksanaan program tersebut”.
Pendapat
wakasek
SarPras
menunjukkan
bahwa program pengembangan diri sebagai jawaban
kebutuhan masyarakat akan teknologi terbaru dengan
fasilitas-fasilitas yang ditawarkan.
b.
Persaingan Dengan Sekolah Lain
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga dilakukan bentuk
respon
terhadap persaingan yang terjadi dengan
sekolah lainnya. Upaya sekolah untuk bersaing
dengan sekolah lain yang juga berupaya melakukan
hal yang sama (adaptif) sangatlah penuh perjuangan.
Berikut ini uraian petikan wawancara bersama kepala
sekolah tanggal 20 April 2015:
“ Sejak pergantian kepala sekolah tahun 2005 dan upaya keluar dari masalah yang terjadi maka berbagai terobosan dimulai dengan mencari sokongan dana yaitu bantuan dana pemerintah daerah, membangun jaringan alumni untuk memperoleh bantuan. Sekolah kemudian melakukan launchinggagasan untuk mengetahui apa sebenarnya kebutuhan dan keinginan masyarakat. Setelah itu mempelajari sumber daya yang dimiliki yang dapat dimanfaatkan agar tampil beda dengan sekolah lain. Sekolah mulai berbenah sedikit demi sedikit dengan perbaikan sarana prasarana, penambahan fasilitas dan mencanangkan berbagai program yang beda dan penawaran biaya SPP per jenjang.
berbeda dari sekolah lain. Lebih lanjut dalam
wawancara
tanggal
20
April
2015
beliau
mengungkapkan bahwa:
“awalnya hadir program peduli kasih, program
moving class, sekolah lima hari, sekitar tahun 2007/2008. Kemudian tahun-tahun berikutnya sekolah dipercaya sebagai RSKM, saat itu pula memperoleh juara sekolah sehat sejateng, juara sekolah wawasan wiyata mandala Jateng, dan penghargaan green school. Selanjutnya, ada program khusus ekspo, career day, parenting day
dan lainnya. Selanjutnya, juga ada kewirausahaan dan agrobisnis juga tambahan ekstrakurikuler multimedia yang berkembang hingga sekarang. Saya kira program-program yang kami tawarkan itu selalu berbeda dengan sekolah lain yang menjadi pesaing kami.”
Selanjutnya, dalam wawancara tersebut beliau
juga mengungkapkan bahwa ada pesaing berupa
sekolah lain. Berikut pendapat beliau saat wawancara
tanggal 20 April 2015:
“untuk pesaing lain, kami anggap SMA Lab Satya Wacana merupakan pesaing utama untuk sekolah swasta. Kalo untuk negeri saya kira SMA Negeri 1 adalah pesaing utama kami. Tapi jika dibanding dengan sekolah swasta LAB, saya kira biaya dan program kami tentunya beda, kalau negeri tentunya jauh berbeda pula”
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
program-program yang ditawarkan sekolah selalu
berbeda dengan sekolah lain yang menjadi pesaing
terutama sekolah swasta Laboratorium Satya Wacana.
beberapa program seperti peduli kasih,
moving classdan sekolah lima hari juga ekstrakurikuler multimedia
sinematografi dan fotografi dimiliki oleh sekolah
tersebut. Hal ini didukung pula hasil wawancara
dengan salah seorang orang siswa SMA Laboratorium
Satya Wacana tanggal 1 Mei 2015, yang mana penulis
berusaha mengkonfirmasi program dan biaya yang ada
di sekolahnya dengan SMA Kristen 1 Salatiga:
“Kalau menyangkut program di sekolah kami ada banyak. Kalo peduli kasih, biasaya ibadah terus kasih persembahan. Ada juga moving class sesuai mata pelajaran. Terus kita kan cuma sekolah lima hari tapi di sabtu biasanya GOR, perpustakaan dibuka bagi siswa khususnya yang ikut ekskul. Kita juga ada live in dan study tour biasanya ditentukan oleh sekolah kita mau kemana. Ada
parenting day biasanya rapat orang tua siswa begitu. Kami juga ada Radio Labschool. Kalau program ekskul banyak sekali kalau sinematografi, fotografi malah masuk mata pelajaran. Sedangkan kalau biaya SPP kami sekitar Rp.600.000 per bulan”
Pendapat siswa tersebut menunjukkan bahwa ada
program yang sama dengan SMA Kristen 1 Salatiga dan
biaya SPP yang berbeda.
c.
Kesesuaian Strategi Bersaing SMA Kristen 1
Salatiga
Bertolak dari deskripsi kesesuaian lingkungan
eksternal
baik
kebutuhan
masyarakat
maupun
persaingan insitusi lain maka dibawah ini merupakan
hasil evaluasi kesesuaian strategi bersaing yang
diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.
Tabel. 4.2 Kesesuaian Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga
N o.
Strategi Bersaing
I. Diferensiasi Kebutuhan Masyarakat
Persaingan Dengan Sekolah lain
Penilaian
1. Peduli Kasih Kebutuhan
masyarakat akan biaya pendidikan murah
Kebutuhan akan layanan pendidikan 3. Moving Class Kebutuhan akan
layanan pendidikan
Kebutuhan akan pangan dan tanaman hias
Tidak ada pada SMA Laboratorium Satya
Wacana
Adaptif 5. Field Trip
a. Live In
Kebutuhan akan layanan program pendidikan
Kebutuhan akan layanan program pendidikan
Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan program
layanan program pendidikan dan layanan program pendidikan
Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan
Fotografi Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan
Kebutuhan akan layanan program pendidikan
Tidak ada di SMA Laboratorium Satya
Wacana
Adaptif
b. Career Day Kebutuhan akan layanan program pendidikan
Kebutuhan akan layanan program pendidikan
Kebutuhan akan layanan program pendidikan
Kebutuhan akan biaya pendidikan yang murah
Beda dengan SMA Laboratorium Satya
Wacana
Adaptif
adaptif terhadap persaingan dengan institusi lainnya,
antara lain: Peduli Kasih, Sekolah Lima Hari,
Moving Class, Field Tripberupa
Live Indan
Outdoor Study,dan
ekstrakurikuler multimedia yaitu sinematografi dan
fotografi.
1.3.3 Keunggulan (Advant age)
Menurut
Rumelt
(2000),
keunggulan
mengandung arti bahwa strategi harus memfasilitasi
dan atau mempertahankan keunggulan bersaing di
bidang aktivitas, antara lain (a) Sumber daya superior
(b) Ketrampilan superior, (c) Posisi Superior. Oleh
karena itu, akan dideskripsikan ketiga hal tersebut
dan kemudian penjabaran ketiganya dirangkum dalam
tabel kualitatif sebagai kesimpulan akhir. Hal ini
dimaksudkan agar lebih terlihat jelas keunggulan
strategi
bersaing
yang
diterapkan.
Berikut
ini
penjelasan ketiganya:
a.
Sumber Daya Superior
Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus
memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam
sumber daya superior yaitu hak paten, asset dan
kerjasama. Dari ketiga hal tersebut, hasil penelitian
menunjukkan bahwa hanya terdapat kerjasama
sekolah dengan lembaga lain. Berikut pendapat yang
dikemukakan kepala SMA Kristen 1 Salatiga saat
wawancara 20 April 2015:
“kalau untuk asset khusus atau hak paten, sekolah tidak memilikinya karena kami bukan
sementara diupayakan melalui KIR yaitu pisang Uter untuk suplemen makanan sehat. Sedangkan, kalau untuk kerjasama yang dihasilkan kami punya berbagai kerjasama baik perorangan ataupun dengan organisasi atau lembaga lain.”
Pendapat kepala sekolah yang dikemukakan
diatas menunjukkan bahwa sumber daya superior
yang dimiliki sekolah adalah berupa kerjasama. Hal ini
pula didukung, hasil studi dokumentasi terhadap
buku kegiatan Humas yang menunjukkan bahwa
kerjasama sekolah antara lain:
Tabel. 4.3 Kerjasama SMA Kristen 1 Salatiga Lembaga/Organisasi Tujuan Kerjasama
WCTUI Salatiga, PMI, Puskemas, DKK, Polres Salatiga.
- Pembinaan dan sosialisasi peserta didik tentang narkoba, sex bebas, miras, rokok.
- Penjaringan kesehatan, penyuluhan, pengobatan gratis, donor darah dan lainnya.
UKSW
Sosialisasi yang berhubungan dengan program Kewirausahaan dan agrobisnis.
Membimbing siswa dalam olimpiade-olimpiade eksakt yang diikuti juga KIR.
Pendampingan ekskul multimedia Membimbing olimpiade siswa
Mendampingi Program Ekstrakurikuler dalam bidang multimedia
Mendampingi program ekstrakurikuler robotik.
Dalam program layanan BK sekolah.
SHA HUA Edu Stay siswa di Cina dan bahasa mandarin.
LH Sosialiasi “go green” dan tata kelola lingkungan hijau.
Kota Bahasa Broadcasting khususnya bahasa inggris
Alumni link Untuk kegiatan program khusus
Dunia Industri, Perusahaan, PT lain maupun masyarakat.
Untuk pelaksanaan program khusus ekspo pendidikan, live In, Outdoor Study.
Sumber: Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan studi dokumentasi terhadap kegiatan bidang Humas dalam RKAS SMA Kristen 1 Salatiga.
b.
Ketrampilan Superior
Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus
memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam
ketrampilan superior yaitu investasi, pekerjaan dan
pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan superior
terutama dibuktikan melalui prestasi yang diraih.
Berdasarkan studi dokumentasi terhadap buku
kegiatan siswa dapat diketahui bahwa strategi
bersaing diferensiasi melalui program unggulan yang
mampu mendatangkan prestasi antara lain: Program
kewirausahaan dan agrobisnis yang mendapat juara 1
pengelolaan sampah tahun 2014. Program lainnya
seperti Ekstrakurikuler Multimedia berhasil mendapat
juara 1
broadcastingbahasa inggris tahun 2014 dan
juara 1 & 3 Lomba Kriya, film poster Dinas Pendidikan
Salatiga tahun 2014. Sedangkan program KIR TI
mendapat juara 3 tahun 2013, KIR Kimia juara 2
tahun 2013 dan KIR Sosial juara 1 tahun yang sama
(Lihat lampiran 2).
“Kebanyakan prestasi yang diperoleh memang ada pada bidang non akademik seperti olahraga. Untuk sekarang prestasi memang sangat kurang tapi sekolah selalu berupaya untuk meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik siswa”.
Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan
bahwa prestasi lebih banyak berasal dari bidang non
akademik terutama olahraga yang sebenarnya bukan
merupakan program unggulan diferensiasi sekolah.
c.
Posisi Superior
Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus
memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam
posisi superior yaitu kelebihan dibanding pesaing lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, wawancara dengan
kepala sekolah menunjukkan bahwa ada nilai lebih
dalam strategi bersaing melalui program yang
diterapkan sekolah juga keunggulan biaya . Berikut
pendapatnya dalam wawancara tanggal 20 April 2015:
“kalau menurut saya keunggulan biaya SPP jelas kita sangat memiliki nilai lebih, dengan harga segitu bisa melayani semua kalangan. Kalau diferensiasi program, saya kira peduli kasih kita lebihnya bisa membantu siswa. Kalau moving class ya fasilitas sesuai mata pelajaran ya. Kalau sekolah lima hari lebihnya kita dari lainnya ya kita tetap buka layanan pada hari sabtu. Sedangkan program lain seperti live in kita selalu kerjasama dengan masyarakat terutama yang bertani supaya siswa juga belajar agrobisnis. Tak lupa program khusus lain lebihnya kita adalah kerjasama dengan dunia industri”.
agrobisnis. Berikut pernyataan beliau saat wawancara
tanggal 21 April 2015:
“nilai lebihnya kita ada di program agrobisnis dengan lingkungan hijau dan lahan bercocok tanam juga pengolahan sampah organik yang sudah tentu tidak dimiliki sekolah lain, hanya kita saja”
Pendapat wakasek sarPras menunjukkan nilai
lebih program kewirausahaan dan agrobisnis daripada
sekolah lain. Kelebihan program ini pula telah
mendatangkan berbagai kunjungan atau studi banding
dari sekolah atau institusi lainnya. Berikut pernyataan
kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April 2015:
“Ada kunjungan, studi banding dari lembaga-lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup, go green bahkan sekolah-sekolah yang ada di salatiga maupun wilayah kabupaten semarang. Contohnya saja SMA Negeri 2 Salatiga yang studi banding kesini kemudian sepertinya sekarang mereka mulai mengadopsinya juga dalam sekolah adiwiyata”.
Pendapat
kepala
sekolah
menunjukkan
kelebihan program kewirausahaan dan agrobisnis
yang mendatangkan kunjungan sekolah atau lembaga
lain. Selain itu, menyangkut kelebihan program
lainnya, hasil kuisioner siswa menunjukkan bahwa
program pengembangan diri yaitu ekstrakurikuler
robotik dan multimedia dianggap sebagai nilai lebih
sekolah daripada sekolah lain. Hal ini pula didukung
wawancara dengan wakasek kesiswaan tanggal 22
April 2015. Berikut pendapatnya:
“nilai lebih kita ada di program ekstrakurikuler. Saya kira robotik dan multimedia yang ada
menjadi daya tarik dan kelebihan sekolah dibanding lainnya”.
Pendapat wakasek kesiswaan mendukung hasil
kuisoner
siswa
yang
menyebutkan
program
ekstrakurikuler sebagai adalah kelebihan sekolah
dibanding lainnya.
d.
Keunggulan Strategi Bersaing SMA Kristen 1
Salatiga
Bertolak dari deskripsi sumber daya superior,
ketrampilan superior, posisi superior maka dibawah
ini merupakan penilaian terhadap strategi bersaing
yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga
.
Tabel
dibawah ini medeskrispikan keunggulan strategi
bersaing SMA Kristen 1 Salatiga, adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Keunggulan Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga
1. Peduli Kasih __ __ Memberi bantuan biaya
__ __ Layanan fasilitas tertentu dibuka
3. Moving Class __ __ Sesuai matPel
dan agrobisnis dengan
ngan hijau dan lahan bercocok tanam. *mulai ditiru SMA Negeri 2 Salatiga*
(Tidak ada pada SMA Lab. Satya
a. Live In Kerjasama dengan Lembaga Masyarakat
__ Desa orientasi Tani (Tidak sama dengan SMA Lab.
Satya Wacana)
__ Tujuan utama kunjungan ke dunia industri
(Tidak Sama dengan SMA Lab.
Satya Wacana)
__ Dijalankan oleh siswa b. KIR Kerjasama
dengan juga Reward dari
sekolah (Tidak ada pada
SMA Lab.Satya
Jurnalisti
Fotografi Kerjasama dengan TI
b. Career Day Kerjasama dengan op dengan tema
tertentu (Tidak sama dengan SMA Lab.
II. Keunggulan Berbasis Biaya
1. Penawaran Biaya SPP Murah
Kerjasama dengan orang tua siswa
Invest
keuangan Murah dan terjangkau semua kalangan
(Tidak sama dengan SMA Lab.Satya
Wacana)
Unggul dalam ketiganya
1.3.4 Kelayakan (Feasi bi l i t y)
a.
Sumber Daya Fisik Sekolah
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah
dapat
diketahui
bahwa
strategi
bersaing
yang
diterapkan tidak menguras habis sumber daya fisik
sekolah. Berikut pernyataan beliau saat wawancara
tanggal 20 April 2015:
“Untuk semua program yang dijalankan tentu tidak menguras fisik sekolah karena fisik sekolah kan sifatnya dipakai berkelanjutan dan masing-masing program punya fasilitas dan ruangan tersendiri. Peduli kasih, sekolah lima hari, Moving class, misalnya pakai 19 kelas dari 22 yang ada, ditunjang fasilitas dan sarana prasarana yang memadai, antara lain kita punya Internet 24 jam, LCD Proyektor dan CCTV di kelas, perlengkapan audio di tiap kelas. Kalau program lain seperti Wirausaha dan agrobisnis ada lahan di belakang dan perlengkapan seperti pupuk, peralatan
greenhouse. Sedangkan multimedia kita punya ruang multimedia, ruang komputer dengan alat peraga di tiap Lab, peralatan robotik. Program lainnya seperti program khusus career day, parentin day, ekspo pendidikan ya kita gunakan stand di lapangan basket atau ruang serbaguna”.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
program-program
yang
ada
memiliki
fasilitas
penunjang masing-masing tidak menguras habis
sumber daya fisik sekolah. Hal ini pula didukung
pernyataan wakasek sarPras saat wawancara tanggal
21 April 2015:
Pendapat wakasek sarPras menunjukkan bahwa
program yang diterapkan tidak menguras sumber daya
fisik sekolah yang ada (Lihat lampiran 3). Namun, disisi
lain walaupun tidak menguras, ada masalah yang
timbul pada sumber daya fisik dalam program
multimedia
yang
mana
hasil
kuisioner
siswa
menunjukkan bahwa komputer tidak sesuai jumlah
siswa yang ada, ada pula beberapa yang rusak dan
tidak ditunjang dengan jalannya wifi.(Lihat hal.65). Hal
ini juga didukung pernyataan wakasek kesiswaan
tanggal 22 April 2015:
“pada kegiatan ekstrakurikuler secara sumber daya fisik tersedia ruang/lab multimedia. Tapi untuk kelengkapan fasilitas misalnya komputer, aplikasi, wifi agak sedikit bermasalah. Maka koordinasi biasanya saya lakukan dengan wakasek sarPras”
Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan
bahwa pada program multimedia secara sumber daya
fisik yaitu kelengkapan fasilitas penunjang mengalami
masalah. Hal ini dibenarkan oleh wakasek SarPras
dalam wawancara tanggal 21 April 2015:
“Dalam menunjang jalannya program ekskul multimedia yaitu komputer memang ada beberapa rusak dan akan diinstal ulang, juga diusahakan beli unit baru. Kalo wifi, sempat mati tapi memang lagi diusahakan untuk kerjasama lagi 3 Founder Speedy, Indieschool, IDM yang baru mau perbarui kerjasama dengan kita”
b.
Sumber Daya Manusia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
bersaing yang diterapkan tidak menguras habis SDM
yang ada. Berdasarkan wawancara dengan kepala
SMA
Kristen
Salatiga
tanggal
20
April
2015
mengungkapkan bahwa ada 37 orang guru yang
mengajar di sekolah. Terdiri atas guru tetap 29 orang
dan guru tidak tetap ada 8 orang. Dengan kualifikasi
akademik antara lain: S1 berjumlah 37 orang, S2
berjumlah 5 orang. Namun, sementara ini pula ada 2
orang guru yang masih menjalani pendidikan S2.
Lebih lanjut menurut beliau, guru-guru tersebut
ada yang dipilih menjadi pendamping tiap program
kegiatan sekolah dengan penanggung jawab utama
yaitu wakasek tiap bidang. Berikut petikan wawancara
dengan kepala sekolah tanggal 20 April 2015:
“Untuk program peduli kasih ada guru agama.
Moving Class dan sekolah lima hari gurunya sesuai mata pelajaran. Kewirausahaan dan agrobisnis ada 1 yang dipilih dari 3 guru Eko/Akuntasi dibantu FEB UKSW. Kalo live In
dan outdorr study yah sesuai guru mata pelajaran yang berkordinasi dengan humas. Kalo program khusus seperti eskpo¸career day, parenting day ada 1 dari 3 orang guru layanan BK. Sedangkan SMUQI Radio biasanya 1 dari 3 orang guru bahasa Indonesia. Program lainnya seperti ekstrakurikuler multimedia biasanya ada guru TI tapi juga dibantu TI, Fiskom UKSW”.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
tenaga pendamping program adalah guru-guru mata
pelajaran yang dipilih (Lihat lampiran 4). Pendapat ini
juga ditunjang pernyataan wakasek kesiswaan saat
wawancara tanggal 22 April 2015:
kualifikasi yang dituntut dari program-program itu. program peduli kasih ada guru agama.
Moving Class dan sekolah lima hari gurunya sesuai mata pelajaran. Kewirausahaan dan agrobisnis ada 1 ada guru akuntansi/ekonomi. Kalo live In dan outdorr study guru sesuai mata pelajaran. Kalo program khusus seperti eskpo¸career day, parenting day ada guru BK. Sedangkan khusus untuk program pengembangan diri seperti SMUQI Radio biasanya guru bahasa Indonesia. Program lainnya seperti robotik dan ekstrakurikuler multimedia biasanya ada guru TI tapi juga dibantu TI, Fiskom dan elektro UKSW”.
Pendapat
wakasek
kesiswaan
diatas
menguatkan pendapat kepala sekolah bahwa pada tiap
program ada guru pendamping yang dipilih untuk
menjalankan program-program tersebut. Hal ini pula
didukung hasil kuisoner guru maupun siswa yang
menyatakan bahwa semua program diampuh oleh
guru-guru yang kualifikasinya sesuai mata pelajaran
atau bidang tertentu. Selain itu, pendapat wakasek
kesiswaan
juga
mengungkapkan
ada
tenaga
pendamping lain yang dipakai sekolah. Hal ini
terutama pada program pengembangan diri yaitu
robotik dan multimedia sehingga masalah tersebut
teratasi.
c.
Sumber Daya Keuangan Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
bersaing yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga
tidak menguras habis sumber daya keuangan yang
ada.
Berikut
pernyataan
kepala
sekolah
saat
wawancara tanggal 20 April 2015:
untuk lebih jelasnya dengan angka-angka, bendahara sekolah dapat menunjukkan alokasi tersebut”.
Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa
bahwa program yang diterapkan tidak menguras habis
keuangan sekolah. Hal ini didukung tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Sumber Keuangan dan Alokasinya di SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014
Jenis Rincian Total Biaya
Sumber Keuangan
SPP Rp. 9.850.000
Uang Kegiatan ( X, XI, XII) Rp. 377.300.000 Uang Test (Rp.50.000x 888) Rp. 44.400.000 Uang Ujian (190x550.000) Rp. 104.500.000 Bantuan Dana Pemerintah Rp. 175.000.000 Pendapatan Kantin Rp. 24.000.000 Beasiswa (BKM, Peduli Kasih) Rp. 37.200.000 Pendapatan Lain-lain/Bunga
Bank
Rp. 30.000.000
Total Rp.3.252.559.200
Per Bidang
Bidang Kesiswaan Rp. 155.677.100 Bidang SarPras Rp. 377.328.000 Bidang Humas Rp. 168.060.000 Bidang Kurikulum Rp. 231.322.625
Total Rp. 932.387.725
Sumber : Hasil studi dokumentasi RKAS dan wawancara dengan Bendahara SMA Kristen 1 Salatiga, Tanggal 29 April 2015
Tabel 4.5 diatas menunjukkan sumber keuangan
beserta alokasinya di SMA Kristen 1 Salatiga. Berikut
dibawah
ini
merupakan
pengeluaran
program
unggulan diferensiasi sekolah:
Tabel 4.6 Biaya Pengeluaran Program Unggulan Sekolah Tahun Ajaran 2013/2014