• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Umum SMA Kristen 1 Salatiga 1.1.1 Sejarah Perkembangan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Umum SMA Kristen 1 Salatiga 1.1.1 Sejarah Perkembangan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1

Deskripsi Umum SMA Kristen 1 Salatiga

1.1.1 Sejarah Perkembangan

SMA Kristen 1 Salatiga, didirikan tanggal 1 juni

1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa

Tengan Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai

September 1955 berubah nama menjadi Yayasan

Perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya SMA

Kristen 1 Salatiga berada di Jln.Dr.Sumardi No.5

Salatiga yang sekarang menjadi gedung Sinode. Pada

tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke

jalan kotamadya nomor 47, dengan bangunan semi

permanen dan terdiri atas 8 ruang kelas. Sebelum

pindah di Jalan Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat

pindah ke gedung SD Negeri Latihan, yang terletak di

sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970

sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempati lokasi di

jalan Osamaliki No 32 Salatiga, yang merupakan ruas

jalan raya Solo-Semarang.

(2)

pemerintah untuk menjadi sekolah

Rintisan Kategori Mandiri (RSKM)

hingga saat ini memasuki tahun ke 6.

SMA Kristen 1 Salatiga pernah mengalami

pasang surut “

academic input”

rendah pada 10 tahun

terakhir. Puncak permasalahannya terjadi di akhir

tahun

pelajaran

2004/2005

yaitu

terkait

permasalahan internal. Ketidaklulusan yang terjadi

sangat tinggi pada ujian utama (36,59%) dan 70 tidak

lulus

dari

200

siswa

mengakibatkan

tingkat

kepercayaan masyarakat menurun, hal ini nampak

pada jumlah pendaftaran siswa baru menurun hingga

33%.

(3)

1.1.2 Visi, Misi SMA Kristen 1 Salatiga Tahun

Ajaran 2013/2014

Visi

Membentuk Manusia Yang Berbudi Luhur,

Beriman, Mampu Menguasai Ilmu Pengetahuan

Dan Teknologi, Terampil Beretos Kerja Tinggi

Berprestasi Serta Adaptif Di Era Global Atas

Kesadaran Diri Berdasarkan Firman Tuhan.

Misi

1) Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada

nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta

kasih Kristus.

2) Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja

yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap

hidup yang mandiri.

3) Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif,

kreatif, dan menyenangkan (

enjoy full)

dengan

dukungan sumber belajar yang memadai.

4) Memadukan

unsur

pendidikan

yang

mencakup segi-segi religiusitas, humanitas,

sosialitas, dan intelektualitas melalui kegiatan

ekstrakurikuler

maupun

intrakurikuler

sebagai upaya untuk menghantarkan peserta

didik menjadi insan yang bermartabat.

5) Menumbuhkan sikap berkompetisi yang sehat

dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi modern.

(4)

(

life skill)

yang memadai dan terintegrasi di

dalam setiap pembelajaran.

7) Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri

dengan memberikan bekal kecakapan hidup

(

lifeskill)

yang memadai dan terintegrasi di

dalam setiap pembelajaran.

8) Memfasilitasi

peserta

didik

agar

dapat

menumbuh kembangkan bakat dan minat

sesuai dengan potensi yang dimiliki.

9) Menerapkan berbagai strategi positif dalam

pencapaian prestasi akademik maupun non

akademik.

10) Menumbuhkan wawasan dan kepedulian

terhadap linkgungan bagi seluruh warga

sekolah.

1.2

Deskripsi Strategi Bersaing SMA Kristen 1

Salatiga

SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan strategi

bersaing yaitu diferensiasi dan keunggulan berbasis

biaya untuk dapat bersaing dengan sekolah lainnya di

Salatiga. Merujuk pada penelitian Noya (2013), dan

hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20

April 2015, maka strategi bersaing yang diterapkan

SMA

Kristen

1

Salatiga

antara

lain:

strategi

diferensiasi dilakukan melalui program unggulan

sekolah antara lain yaitu (1) Peduli Kasih, (2) Sekolah

Lima Hari, (3)

Moving Class

, (4) Kewirausahaan dan

AgriBisnis, (5)

Field Trip

berupa

Live In

dan

Outdoor Study,

(6) Program Khusus yaitu Ekspo Pendidikan,

(5)

(7)

Pengembangan Diri yaitu SMUQI Radio, KIR (Karya

Ilmiah

Remaja),

Ekstrakurikuler

robotik

dan

Ekstrakurikuler

multimedia

yang

terdiri

atas

jurnalistik, fotografi, sinematografi.

Sedangkan,

keunggulan

berbasis

biaya

dilakukan

melalui

penawaran biaya pendidikan murah dibanding sekolah

favorit swasta lainnya di Salatiga. Untuk mengetahui

secara lebih rinci maka akan dijelaskan

masing-masing strategi bersaing yang diterapkan oleh SMA

Kristen 1 Salatiga.

1.2.1 Strategi Bersaing Diferensiasi

1.

Peduli Kasih

Program peduli kasih merupakan kegiatan

kerohanian yang sudah dimulai sejak tahun 2006.

Penanggung jawab utama program ini adalah wakasek

kesiswaan dengan guru pendamping yaitu guru

agama. Kegiatan kerohanian dilangsungkan dalam

bentuk ibadah tiap hari jumat sebelum sekolah

berakhir yaitu pukul 11.45 WIB. Ibadah biasanya

dipimpin oleh guru bertugas sesuai jadwal yang

ditetapkan. Pemimpin ibadah berada pada ruang

broadcast

dan suaranya disalurkan melalui speaker

pada tiap kelas.

(6)

“peduli kasih melalui ibadah dan ada pengumpulan persembahan. Persembahan yang sudah terkumpul kemudian nantinya dipakai untuk membantu biaya pendidikan siswa yang kurang mampu dengan semboyan “dari siswa, untuk siswa sehingga ini merupakan bentuk kepedulian siswa untuk membantu siswa lainnya yang merupakan temannya sendiri”.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

tujuan peduli Hal ini menurut beliau karena

persembahan tersebut berasal dari siswa yang

kemudian dipakai untuk membantu siswa lainnya.

Dalam wawancara itu juga beliau mengungkapkan

bahwa tidak ada hambatan yang ditemui. Berikut

pernyataan beliau saat wawancara 20 April 2015:

“peduli kasih selama ini sudah berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan karena siswa mengikuti ibadah dan memberi persembahan dengan sukarela”

Pendapat kepala sekolah tersebut menunjukkan

bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam

pelaksanaan program peduli kasih. Hal ini pula

didukung hasil kuisioner guru yang mengungkapkan

bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam

program peduli kasih. (Noya,2013; Wawancara dengan

kepala SMA Kristen 1 Salatiga, tanggal 20 April 2015,

kuisioner guru).

2.

Sekolah Lima Hari

(7)

dengan tujuan untuk mendukung kesempatan siswa

belajar atau mengerjakan tugas sekolah yang diberi

oleh guru.

Program ini telah dimulai sejak tahun 2007

dengan penanggung jawab utama adalah wakasek

kurikulum. Berdasarkan hasil wawancara dengan

kepala sekolah, hambatan dalam pelaksanaan sekolah

lima hari. Berikut pernyataan beliau saat wawancara

tanggal 20 April 2015:

program sekolah lima hari sudah berjalan 10 tahun dengan sangat baik dan tidak ada hambatan sama sekali. Karena walaupun hanya sekolah lima hari tapi kami tetap membuka layanan perpustakaan, ruang multimedia, wifi untuk siswa pada hari sabtu supaya mereka bisa mengerjakan tugas atau ikut ekstrakurikuler lain”.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

program sekolah lima hari tidak ada hambatan. Hal ini

pula

didukung

hasil

kuisioner

guru

yang

mengungkapkan bahwa tidak ada hambatan yang

ditemui dalam program sekolah lima hari. (Noya,2013;

Wawancara dengan kepala sekolah, tanggal 20 April

2015, kuisioner guru).

3.

Movi ng Cl ass

(8)

dengan suasana kelas yang fasilitasnya sesuai dengan

mata pelajaran yang dipelajari. Fasilitas itu antara

lain, LCD proyektor,

wifi,

lab, poster, gambar, koleksi

buku dan lainnya.

Dalam

pelaksaanaan

program

ini,

hasil

wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

2015

mengungkapkan

ada

hambatan

yaitu

perpindahan siswa. Berikut pernyataan beliau:

“saat pindah kelas ada siswa yang lambat atau bahkan berlama-lama diluar kelas. Kadang guru kurang perhatikan. Tapi kalau guru cepat bertindak sesuai SOP saya kira lancar-lancar saja”

Pendapat

kepala

sekolah

mengungkapkan

hambatan

moving class

adalah dari siswa, maka

perhatian guru terhadap siswa perlu diperhatikan.

Mendukung pernyataan kepala sekolah, wakasek

kesiswaan dalam wawancara tanggal 22 April 2015

mengungkapkan bahwa:

“dalam moving class siswa suka kalau berlama-lama diluar mungkin supaya jam pelajaran molor. Maka kami guru harus benar-benar cek sebelum mulai pelajaran. ”

(9)

4.

Kewirausahaan dan AgriBisnis

Program kewirausahaan dan agrobisnis adalah

kegiatan wirausaha dan bercocok tanam yang

dilakukan untuk mengasah jiwa

entrepreneur

siswa

sekaligus

kepedulian

terhadap

lingkungan.

Penanggung jawab utama program ini adalah wakasek

Kesiswaan, dengan pendamping program yaitu guru

Ekonomi/Akuntansi.

Program ini telah dilakukan

sejak tahun 2010 dan melaluinya sekolah berhasil

menjual berbagai tanaman hias dan tanaman organik

kepada masyarakat. Selain itu, melalui program ini

sekolah mampu memperoleh penghargaan yaitu Juara

1 se-salatiga menyangkut pengelolaan sampah organik

pada tahun 2013.

Namun,

dalam

pelaksanaan

program

kewirausahaan dan agrobisnis berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

2015

mengungkapkan

bahwa

hambatan

utama

menyangkut tenaga pendamping program. Berikut

pendapat beliau:

“program kewirausahaan dan argrobisnis terhambat pendamping program yang kurang sejalan dengan misi sekolah. Mungkin karena ada yang berbeda kali ya. Makanya saya tugaskan wakasek sarpras sekalian dampingi program ini supaya terpantau terus”.

(10)

“saya biar SarPras tapi saya penanggung jawab sekaligus pendamping kegiatan siswa dalam usaha dan agrobisnis. Saya disuruh kepala sekolah untuk mendampingi program ini”

Pendapat

wakasek

SarPras

menunjukkan

pembenaran

akan

pernyataan

kepala

sekolah

mengenai tugas yang diberikan. Dengan adanya tugas

ini dalam wawancara bersama wakasek tersebut juga

terungkap bahwa hambatan lain program agrobisnis

adalah mengenai pemanfaatan lahan yang perlu

diperluas. Berikut petikan wawancara dengan wakasek

SarPras tanggal 21 April 2015:

“keterbatasan lahan di belakang menjadi salah satu kendala jalannya kegiatan agrobisnis. Tapi sekolah sudah membeli lahan baru nantinya akan dibangun GOR, tapi sebagiannya mudah-mudahan dapat dialokasi untuk perluasan lahan”.

Pendapat wakasek Sarpras menunjukkan bahwa

lahan yang sempit menjadi hambatan jalannya

program kewirausahaan dan arobisnis. (Noya, 2013;

Wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

2015, wakasek Sarpras tanggal 21 April 2015).

5.

Fi el d T r i p

a.

Live In

dan

Outdoor Study

(11)

sesama maupun lingkungan. Penanggung jawab

program ini adalah wakasek bidang humas. Melalui

program ini siswa terbantu dalam mengolah lahan

juga adanya perbaharuan kerjasama yang berlangsung

tiap tahun dengan masyarakat yang menjadi tujuan

program

Live In.

Program

Outdoor Study

adalah kegiatan belajar

yang dilakukan diluar sekolah misalnya museum,

pabrik,

lembaga

lingkungan

hidup.

Tujuan

pelaksanaan program ini yaitu untuk menunjang

pemahaman peserta didik dengan pengalaman belajar

secara nyata di lapangan. Program ini telah dilakukan

sejak tahun 2010 dengan penanggung jawab utama

adalah wakasek humas didampingi guru sesuai mata

pelajaran. Dalam pelaksanaan program ini, hasil

wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

2015

menunjukkan

ada

hambatan

mengenai

kontribusi siswa oleh orang tua. Berikut pernyataan

beliau:

“Program Outdoor Study danLive Injika tempat dekat di salatiga orang tua tidak merasa keberatan akan biaya. Tapi kalau diluar salatiga dan jauh, orang tua biasanya keberatan”

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

hambatan datang dari orang tua yang keberatan

menyangkut biaya. Mendukung pernyataan kepala

sekolah, wakasek kesiswaan dalam wawancara tanggal

22 April 2015 mengungkapkan bahwa:

“dalam program live in dan outdor study

(12)

Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

bahwa hambatan

live in

dan

outdoor study

adalah dari

siswa, hal ini sejalan dengan pernyataan kepala

sekolah. Hal yang sama diperkuat dengan hasil

kuisioner guru yang mengungkapkan bahwa hambatan

pelaksanaan

Live In

dan

Outdoor Study

adalah

menyangkut biaya. (Noya,2013; wawancara dengan

kepala sekolah tanggal 20 April 2015, wawancara

dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015,

kuisioner guru).

6.

Program Khusus

a. Ekspo Pendidikan

Program ekspo pendidikan merupakan kegiatan

pengenalan perguruan tinggi kepada para siswa SMA

Kristen 1 Salatiga. Melalui kegiatan ini para orang tua

dan siswa kelas XII dapat memperoleh referensi untuk

memilih perguruan tinggi. Setiap perguruan tinggi

yang ikut ekspo pendidikan dapat mempromosikan

langsung keunggulan kepada orang tua dan siswa di

stand

yang telah disediakan, sehingga sekolah tidak

perlu mencari waktu ketika ada perguruan tinggi

hendak promosi di kelas.

(13)

“ekspo pendidikan berjalan dengan sangat baik. Tiap tahunnya, ada sekitar 15-20 PT yang datang untuk ikut serta. Berarti animonya tinggi dong. Mereka juga selalu membayar tarif sesuai yang ditentukan sekolah, yang tentunya menguntungkan sangat bagi kami”

Pendapat kepala sekolah menunjukkan tidak

ada hambatan dan berjalan dengan baik. Hal ini

dilihat dari dampak pelaksanaan program ekspo

pendidikan berupa kerjasama juga ada keuntungan

finansial yang diperoleh sekolah melalui biaya

pendaftaran berbagai perguruan tinggi yang ikut serta

dalam program ekspo pendidikan. Hal yang sama

diperkuat

dengan

hasil

kuisioner

guru

yang

mengungkapkan

bahwa

tidak

ada

hambatan

pelaksanaan kegiatan ekspo pendidikan. (Noya,2013;

wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

2015, kuisioner guru).).

b.

Career Day

(14)

Dalam pelaksanaanya, hasil kuisioner guru

menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dalam

pelaksanaan

career day.

Hal ini juga didukung hasil

wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

2015 berikut:

“program career day selama ini tidak ada hambatan karena ya kebanyakan kita undang alumni, tokoh yang punya keterikatan sama kita. Selama ini lancar-lancar saja, dari narasumber maupun siswa terlibat aktif dalam kegiatan ini.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

tidak ada hambatan dalam pelaksanaan

career day.

Hal ini pula didukung hasil wawancara dengan

wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015. Berikut ini

pendapatnya:.

career day jalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam mengikutinya sehingga dapat belajar dari kesuksesan tokoh yang diundang juga menyangkut pilihan karier di masa depan mereka sendiri.

Pendapat

wakasek

kesiswaan

diatas

menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dan lancar

kegiatannya karena antusiasme siswa yang tinggi.

(Noya,2013, wawancara dengan kepala sekolah tanggal

20 April 2015, wakasek kesiswaan tanggal 22 April

2015).

c.

Parenting Day

(15)

sosialiasi, seminar dengan tema atau isu-isu tertentu.

Penanggung jawab utama adalah wakasek humas,

didampingi oleh guru BK. Program ini hadir sejak

tahun 2006 dalam bentuk rapat atau

sharing

dengan

orang tua. Sejak tahun 2009 dilakukan penambahan

kegiatan yaitu adanya seminar dengan tema tertentu

bagi orang tua. Dalam pelaksanaannya, hasil kuisoner

guru menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dalam

pelaksanaan

parenting day

.

Hal

ini

didukung

wawancara terhadap kepala sekolah tanggal 20 April

2015:

parenting day selama ini jalan dengan baik. Kan sebelumnya kita kirim undangan ke orang tua dan mereka sangat mendukung, berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ya bukan saja untuk mereka tapi demi dukungan dan kebaikan anak mereka juga Selain itu ada sosialiasi program juga dilakukan.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

tidak ada hambatan dalam pelaksanaan

parenting day

karena adanya dukungan dari orang tua siswa.

(Noya,2013; wawancara dengan kepala sekolah tanggal

20 April 2015, kuisioner guru).

d.

Character Building

(16)

Dalam

pelaksanaannya,

hasil

kuisioner

guru

menunjukkan bahwa hambatan adalah dari siswa

maupun orang tua siswa yang kurang mendukung

anak. Hal ini pula didukung wawancara dengan kepala

sekolah tanggal 20 April 2015:

“hambatan utama character building adalah dari siswa sendiri. Ada siswa yang dapat dibina cepat, tapi ada yang memang dari sananya sudah bermasalah. Nah ini yang kami proses timpa terus menerus supaya karakternya semakin baik. Selain itu, dukungan orang tua terhadap perkembangan anak juga menjadi penghambat. Ada orang tua yang mendukung membina tapi ada juga yang kurang memberi perhatian sama anak”.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

hambatan yaitu dari diri siswa sendiri dan dukungan

orang tua dalam membina karakter siswa. Hal ini

didukung pula hasil penelitian Randabunga (2014)

bahwa hambatan implementasi program pendidikan

karakter di SMA Kristen 1 Salatiga secara internal

yaitu siswa yang tidak diterima di sekolah negeri dan

eksternal yaitu dari orang tua yang dipengaruhi faktor

(17)

7.

Pengembangan Diri

a.

SMUQI Radio

Program

SMUQI

Radio

adalah

layanan

broadcasting

yang dilakukan oleh siswa pada ruang

broadcast

. Tujuannya memberi tahu pengumuman

atau menghibur warga sekolah melalui

requestan

lagu. Program ini telah hadir sejak tahun 2010.

Melaluinya, keahlian

broadcast

siswa dapat terasah

dan mendatangkan berbagai penghargaan bagi

sekolah. Salah satunya yaitu juara broadcasting se

Salatiga tahun 2013. Dalam pelaksanaanya, hasil

kuisione guru menunjukkan bahwa tidak ada

hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan SMUQI

Radio. Hal ini didukung pula hasil wawancara

terhadap kepala sekolah tanggal 20 April 2015:

“Tidak ada hambatan dalam SMUQI Radio. Selama ini berjalan dengan baik walalupun dikelola oleh siswa. Guru hanya mendampingi saja.

Pendapat kepala sekolah yang mengungkapkan

tidak ada hambatan juga didukung wawancara

dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015:

“SMUQI Radio sudah berjalan dengan baik karena didukung antusiasme siswa untuk ikut dalam kegiatan penyiaran di sekolah. Maka, biasanya dijadwalkan sesuai kelas masing-masing.

(18)

b.

KIR (Karya Ilmiah Remaja)

Karya Ilmiah Remaja merupakan layanan

program

sekolah

khususnya

dalam

bidang

akademik. Program ini telah dimulai sejak lama

sekitar tahun 1997 dan telah mendatangkan

berbagai penghargaan baik skala lokal dan nasional.

Dalam

pelaksanaannya,

ada

anggaran

yang

dikucurkan secara proporsional juga difasilitasi

pemerintah dalam hal bantuan finansial tiap tahun

sekitar 40 juta. Selain itu, berdasarkan wawancara

dengan kepala sekolah ada kendala yang ditemui.

Berikut pendapat beliau saat wawancara tanggal 20

April 2015:

“Pada KIR hambatan terutama pada siswa yang kurang berminat karena kebanykan siswa berminat ke hal entertain. Maka ada motivasi yang diberikan selain itu ada pula reward dari sekolah bagi siswa yang memenangkan lomba KIR sebagai apresiasi agar mereka semakin terpacu”.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

pada program KIR hambatan dapat diatasi melalui

usaha guru ataupun penghargaan dari pihak

sekolah.( wawancara dengan kepala sekolah tanggal

20 April 2015).

c.

Ekstrakurikuler Robotik

(19)

program ini adalah berbagai ajang perlombaan

robotik

yang

diikuti

oleh

siswa.

Dalam

pelaksanaanya, hasil kuisioner guru menunjukkan

bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam

pelaksanaannya. Hal ini didukung pula pernyataan

kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April

2015:

“Program robotik berjalan dengan baik. Tidak ada hambatan yang ditemui dalam pelaksanaannya”.

Pendapat

kepala

sekolah

juga

didukung

pernyataan wakasek kesiswaan tanggal 22 April

2015:

“Program robotik yang sudah berjalan selama ini sudah berjalan baik. Tidak ada hambatan juga karena selama ini dibantu dari elektro UKSW. Siswa juga antusias karena ekstrakurikuler ini tergolong baru.”

Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

tidak

ada

hambatan

yang

ditemui

dalam

pelaksanaan ekstrakurikuler robotik. (Noya,2013;

wawancara

dengan

kepala

sekolah,

wakasek

kesiswaan tanggal 22 April 2015, kuisioner guru).

d. Ekstrakurikuler Multimedia

Ekstrakurikuler multimedia merupakan kegiatan

ekstrakurikuler siswa yang berhubungan dengan IT

dan digital. Ekstrakurikuler multimedia telah ada

sejak tahun 2011 dan terdiri atas 3 yaitu

jurnalistik, sinematografi dan fotografi.

Berikut

penjelasan ketiganya:

(20)

Ekstrakurikuler ini didampingi guru Bahasa

Indonesia dan dibantu oleh tenaga ahli dari

Fiskom UKSW.

Sinematografi merupakan ekstrakurikuler

yang mewadahi siswa untuk membuat film

pendek, video promosi dengan tema tertentu.

Ekstrakurikuler ini didampingi oleh guru TI

dan dibantu tenaga ahli dari TI UKSW.

Fotografi merupakan ekstrakurikuler yang

mewadahi

siswa

untuk

melakukan

pemotretan, pengambilan dan pengeditan

gambar. Ekstrakurikuler ini didampingi oleh

guru TI dan dibantu tenaga ahli dari TI dan

Fiskom UKSW.

Ketiga ekstrakurikuler

diatas, dalam hasil

kuisioner siswa terungkap bahwa ada kendala

menyangkut kelengkapan fasilitas penunjang seperti

komputer, wifi yang mulai rusak. Hal ini dibenarkan

pula oleh wakasek kesiswaan dalam wawancara

tanggal 22 April 2015. Berikut pernyataan beliau :

“kegiatan ekstrakurikuler multimedia terkendala fasilitas yang mulai rusak. Misalnya saja komputer pada lab multimedia, atau juga aplikasi yang mulai error di komputer. Tapi saya sudah lapor ke wakasek SarPras.”

(21)

1.2.2 Strategi Bersaing Keunggulan Berbasis biaya

Strategi bersaing keunggulan berbasis biaya

dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga melalui

penawaran biaya SPP yang murah dan terjangkau

dibandingkan sekolah swasta favorit di Salatiga. Hal

ini

nampak

dari

kebijakan

sekolah

dalam

menentukan besaran biaya pendidikan siswa SMA

Kristen 1 Salatiga.

Besaran biaya SPP tersebut

ditentukan melalui rapat komite, yayasan, guru pada

Rapat Kerja Sekolah per tahun. Berikut ini pernyataan

kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April

“kami menentukan biaya SPP pada saat rapat kerja bersama komite, yayasan dan guru. Penentuan ini dilakukan biaya berbeda pada tiap jenjang kelas karena kebutuhan masing-masing jenjang kelas kan berbeda. Selain itu dalam penentuan ini juga kami mempertimbangkan kesanggupan biaya orang tua. Biasanya ada lembar kesanggupan biaya yang diisi oleh orang tua.”

(22)

1.3

Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1

Salatiga

Bertolak dari penjabaran sebelumnya yaitu

pelaksanaan strategi bersaing yang diterapkan SMA

Kristen 1 Salatiga. Hal ini kemudian dapat dievaluasi

konsistensi, kesesuaian, keunggulan dan kelayakan.

Oleh karena itu, untuk mengetahuinya secara rinci

maka akan disajikan hasil penelitian dalam 4 bagian

yaitu konsistensi, kesesuaian, keunggulan, dan

kelayakan strategi bersaing yang dijalankan SMA

Kristen 1 Salatiga.

1.3.1 Konsistensi (Consi st ency)

Konsistensi mengandung arti bahwa sebuah

strategi tidak boleh tidak konsisten atau bertentangan

dengan

tujuan,

nilai

yang

dikembangkan

dan

kebijakan yang ditetapkan institusi (Rumelt,2000).

Oleh karena itu, akan dideskripsikan hal-hal antara

lain: tujuan sekolah, nilai yang dikembangkan dan

kebijakan yang ditempuh oleh sekolah. Setelah itu,

dirangkum dalam bentuk tabel kualitatif sebagai

kesimpulan akhir oleh analis. Hal ini dimaksudkan

agar lebih terlihat jelas kekonsistenan atau tidak

konsisten strategi bersaing yang diterapkan. Berikut

ini penjelasan keduanya:

a.

Tujuan dan Nilai yang dikembangkan

(23)

(1) Mengembangkan sistem seleksi penerimaan

siswa baru secara selektif dan proaktif serta

melakukan pembinaan terhadap siswa.

(2) Mengupayakan pemenuhan 8 standar Nasional

Pendidikan seperti tertuang dalam Peraturan

Pemerintah No.19 tahun 2005.

(3) Mengupayakan terwujudnya budaya sekolah

dalam rangka mendukung tercapainya visi, misi,

sekolah yang terangkum dalam semboyan atau

motto sekolah yakni

Education for Liberty, Development and Dignity

(Pendidikan untuk

kemandirian,

tumbuh

kembang

dan

bermartabat).

(4) Menjalin

kerjasama

(

networking)

dengan

lembaga/institusi terkait, masyarakat dan dunia

usaha/industri dalam upaya melakukan inovasi

pembelajaran yang lebih diorientasikan pada

pengalaman belajar dengan pembekalan

lifeskill.

(5) Menyelenggarakan PBM yang mengarah pada

program pembelajaran berbasis kompetensi dan

TIK.

(6) Mengoptimalkan

pelaksanaan

kegiatan

pengembangan diri/ekstrakurikuler unggulan

yang sesuai potensi dan minat siswa.

(7) Mewujudkan

pendidikan

yang

berkualitas,

sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat

yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih,

kebenaran dan keadilan.

(24)

berkomunikasi

dengan

sarana

teknologi

informasi dan bahasa asing.

(9) Mewujudkan pencapaian prestasi pada berbagai

bidang baik bidang akademik maupun non

akademik.

(10) Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang

memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap

lingkungan.

Bertolak dari penjabaran diatas, nampak

bahwa ada 10 hal yang menjadi cita-cita masa depan

SMA Kristen 1 Salatiga yang perlu dicapai dalam masa

kerja 1 tahun. Selain itu, berdasarkan wawancara

bersama kepala sekolah tanggal 20 April 2015 dapat

diketahui

bahwa,

ada

pula

nilai-nilai

yang

dikembangkan

sekolah

untuk

mencapai

tujuan

sekolah ditas. Berikut pernyataan beliau:

“Nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah kami sesuai dengan visi, misi, tujuan sekolah yakni nilai religius kristiani yang berlandaskan kasih, pelayanan, kebenaran dan keadilan, nilai kedisiplinan, nilai kemandirian, nilai peduli lingkungan, maupun nilai peduli sosial”

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah bersumber dari

visi, misi, tujuan yang dikembangkan oleh sekolah.

b.

Kebijakan Yang Ditempuh

(25)

dihadapi dalam pelaksanaannya. Berikut pernyataan

kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April 2015:

“kebijakan yang ditetapkan dari semula dalam strategi keunggulan biaya SPP jelas ada penentuan besaran biaya per jenjang dengan melibatkan kesanggupan orang tua. Kalau dalam program peduli kasih jelas melalui persembahan yang terkumpul digunakan untuk siswa yang kurang mampu. Kalau dalam sekolah lima hari sekolah mengambil kebijakan membuka layanan pada hari sabtu misal perpustakaan, lab, wifi supaya siswa bisa menikmati layanan itu. Untuk moving class

perpindahan sesuai mata pelajaran. Program kewirausahaan dan agrobisnis sekolah membeli atau menyediakan alat dan bahan. Untuk program lain seperti program khusus ekspo,

career day, pareting day sekolah memutuskan untuk memperbaharui kerjasama tiap tahun baik dengan lembaga tertentu maupun perorangan. Sedangkan untuk character building kami membuat budaya atau lingkungan sekolah yang mendukung. Program lain seperti pengembangan diri SMUQI Radio dijalankan siswa, KIR ada reward dari sekolah juga pengangaran proporsional, robotik dan multimedia ada penambahan fasilitas penunjang. Kebijakan pada progam-program ini yang sudah ditetapkan dari awal biasanya dalam rapat kerja disepakati. Namun tak menutup kemungkinan ada kebijakan lain yang ditempuh seiring berjalannya program jika ada kendala”.

Pendapat kepala sekolah tersebut menunjukkan

bahwa ada berbagai kebijakan yang ditetapkan sekolah

baik menyangkut program peduli kasih, sekolah lima

hari,

moving class,

kewirausahaan dan agrobisnis,

program khusus, pengembangan diri. Namun, beliau

juga mengungkapkan ada kebijakan yang ditempuh

dalam

mengatasi

kendala.

Lebih

lanjut,

berikut

pendapat beliau saat wawancara 20 April 2015:

(26)

misalnya dalam program agrobisnis saya memutuskan untuk menugaskan wakasek sarPras dalam mendampingi programnya. Dalam moving class ada tugas koordinasi yang dijalankan juga rapat evaluasi harian yang berfungsi untuk pengecekan SOP. Kalau program lainnya seperti live in dan outdoor study, sekolah biasanya membantu kontribusi siswa yang keberatan dalam hal biaya. Sedangkan kebijakan sekolah khususnya untuk ekstrakurikuler tertentu kita pakai tenaga dari luar karena guru belum mampu contohnya multimedia dan robotik. Namun dalam ekstrakurikuler ini sendiri jika adalah masalah biasanya menjadi tanggung jawab wakasek kesiswaan, juga wakasek lainnya yang punya hubungan dengan program tertentu.”

Pendapat kepala sekolah didukung oleh wakasek

kesiswaan dalam wawancara tanggal 22 April 2015:

“memang benar ada tindakan sekolah untuk mengatasi kendala yang ada. Kalau dalam live in

dan outdoor study biasanya sekolah membantu kontribusi siswa. Dalam moving class juga ada tugas koordinasi, jika kepala sekolah tidak ada maka diganti lainnya”. Sedangkan, untuk program dibawah tanggung jawab saya misalnya, yaitu ekstrakurikuler digunakan tenaga tambahan dari luar karena tenaga kami belum mampu misalnya pada multimedia dan robotik. Juga fasilitas penunjang yang mulai bermasalah saya melakukan koordinasi ke wakasek sarPras”

Pendapat wakasek kesiswaan membenarkan

pendapat kepala sekolah bahwa ada tindakan atau

upaya untuk mengatasi kendala yang ada pada

moving class, live in, outdoor study

sedangkan menyangkut

ekstrakurikuler oleh wakasek kesiswaan. Pendapat

wakasek kesiswaan didukung oleh pernyataan wakasek

sarPras dalam wawancara tanggal 21 April 2015.

(27)

diusahakan beli unit baru. Kalo wifi, sempat mati tapi lagi diusahakan untuk 3 Founder

Speedy, Indieschool, IDM mau perbarui kerjasama dengan kita”.

Pendapat

wakasek

SarPras

menunjukkan

pembenaran akan pernyataan wakasek kesiswaan

menyangkut upaya kebijakan mengatasi kendala yang

ada. Selain itu, mengeani tugas yang diberikan kepala

sekolah untuk mendampingi program kewirausahaan

dan agrobisnis dibenarkan olehnya dalam wawancara

tanggal 21 April 2015. Berikut pernyataan beliau:

“saya biar SarPras tapi saya penanggung jawab sekaligus pendamping kegiatan siswa dalam usaha dan agrobisnis. Saya diberi tugas oleh kepala sekolah untuk mendampingi program ini”

Pendapat wakasek sarPras menunjukkan bahwa

pembenaran akan pernyataan kepala sekolah.

c.

Konsistensi Strategi Bersaing SMA Kristen 1

Salatiga

Bertolak dari deskripsi konsistensi yaitu tujuan,

nilai dan kebijakan yang ditetapkan juga deskripsi

pelaksanaan strategi bersaing, maka dibawah ini

merupakan hasil evaluasi konsistensi strategi

bersaing yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

Tabel 4.1 K onsistensi Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga

N o

Strategi Bersaing

Konsistensi (Consi st ency)

Penilaian Tujuan Sekolah Nilai Kebijakan yang

ditempuh sekolah I. Diferensiasi

1. Peduli Kasih

Mewujudkan

Nilai peduli sosial

 Ibadah jam 11.45 diikuti siswa pada tiap kelas

 Dilakukan pengumpulan

(28)

pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan

masyarakat yang dilandasi oleh semangat

pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.

3. Moving Class Nilai

kedisiplinan

Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang memiliki

(29)

warga sekolah sebagai pribadi yang memiliki kesadaran dan kepedulian

c. Robotik Nilai

kedisiplinan, nilai kemandirian

 Pengadaan alat” robotic

 pendampingan tenaga ahli dari luar sekolah

Konsisten

d. Jurnalistik Nilai

kedisiplinan,

f. Fotografi Nilai

kedisiplinan,

b. Career Day Nilai sosial,  Kerjasama dengan alumni

(30)

masyarakat dan dunia

usaha/industry dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran yang lebih

diorientasikan pada pengalaman belajar dengan pembekalan

Nilai sosial  Undangan kehadiran orang tua

 Melakukan seminar dengan tema tertentu berbudi pekerti, berdisiplin tinggi, beriman, terampil berolah ilmu pengetahuan, berolah seni, serta terampil

berkomunikasi dengan sarana teknologi informasi dan bahasa asing. di lingkungan sekolah

Konsisten

II. Keunggulan Berbasis Biaya

1. Penawaran Biaya SPP Murah

Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan

masyarakat yang dilandasi oleh semangat

pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.

(31)

Builiding

serta Pengembangan Diri yaitu SMUQI

Radio,

KIR,

ekstrakurikuler

robotik

dan

ekstrakurikuler

multimedia

yang

terdiri

atas

jurnalistik, fotografi, sinematografi. Juga strategi

keunggulan berbasis biaya melalui penawaran biaya

SPP murah semuanya menunjukkan kekonsistenan

antara tujuan, nilai yang dikembangkan dan kebijakan

yang ditempuh oleh sekolah.

1.3.2 Kesesuaian (Consonance)

Kesesuaian mengandung arti bahwa strategi

harus mewakili respon adaptif/penyesuaian terhadap

lingkungan eksternal (Rumel,2000). Oleh karena itu,

sesuai hasil penelitian maka dalam bagian ini akan

dideskripsikan

keadaptifan

sekolah

terhadap

lingkungan eksternal yaitu (a) Kebutuhan masyarakat,

(b) Persaingan dengan sekolah lainnya. Setelah itu,

penjabaran keduanya dirangkum dalam bentuk tabel

kualitatif

sebagai

kesimpulan

akhir.

Hal

ini

dimaksudkan agar lebih terlihat jelas kesesuaian

dengan strategi bersaing yang diterapkan. Berikut ini

penjelasan keduanya:

a.

Kebutuhan Masyarakat

(32)

“Semua program yang hadir sebenarnya merupakan wujud tanggapnya kita dalam melayani kebutuhan masyarakat. Awalnya sekolah ini ada kita ada launching gagasan yang berupaya menggali kebutuhan masyarakat. Maka ada hadir peduli kasih yang membantu keuangan siswa, moving class, sekolah lima hari. Belakangan diikuti program-program pengembangan diri, program khusus misalnya

parenting day, ekspo, career day, yang bukan hanya melayani siswa tetapi juga orang tua”.

Lebih lanjut menurut beliau, sekolah dalam

masyarakat

menjawab

kebutuhan

masyarakat,

sekolah mengikuti trend atau perubahan yang terjadi.

Berikut ini petikan pernyataan beliau saat wawancara

tanggal 20 April 2015.

“bukan saja melayani apa yang jadi kebutuhan, sekolah juga menjawab trend kebutuhan masyarakat. Program kewirausahaan dan agrobisnis misalnya mampu melayani kebutuhan masyarakat akan tanaman hias misalnya gelombang cinta. Sekolah menjual dan mendapatkan keuntungan jutaan. Setelah itu berubah trend ke tanaman organik, sekolah pun menjual tanaman organik. Sekolah mendapatkan keuntungan besar”.

Penjelasan

kepala

sekolah

menunjukkan

adanya upaya sekolah untuk menjawab kebutuhan

masyarakat baik secara layanan program yatu peduli

kasih,

moving class,

sekolah lima hari, program

khusus

dan

juga

kebutuhan

akan

pangan

menyangkut program kewirausahaan dan agrobisnis.

(33)

pendidikan murah. Berikut ini pernyataan beliau saat

wawancara tanggal 20 April 2015:

“Biaya SPP dengan ketentuan seperti itu hadir diupayakan sesuai dengan masyarakat karena daerah salatiga masyarakatnya level ekonomi menengah kebawah. Selain itu, masyarakatnya juga pada umumnya “negeri oriented”. Apalagi ditambah rencana Wajar 12 Tahun. Masyarakat semakin berpikir biaya murah itu harus dalam pendidikan. Maka biaya SPP dipertimbangan dengan masukan orang tua melalui lembar kesanggupan biaya. Namun untuk sekarang saya kira masyarakat mulai sadar bahwa kualitas pendidikan yang diutamakan”

Pendapat yang diungkapkan kepala sekolah

tersebut

menunjukkan

bahwa

sekolah

mempertimbangkan kebutuhan

masyarakat akan

biaya murah. Sehingga dari ketiga pendapat kepala

sekolah diatas dapat disimpulkan bahwa

program-program yang hadir yaitu peduli kasih,

moving class,

sekolah lima hari, kewirausahaan dan agrobisnis,

program khusus adalah upaya untuk menjawab

kebutuhan

masyarakat

akan

layanan

program

sekolah, pangan, biaya murah.

Memperkuat pendapat kepala sekolah diatas

bahwa

program

hadir

sebagai

jawaban

atas

kebutuhan masyarakat. Maka dalam wawancara

dengan wakasek sarPras terungkap bahwa program

pengembangan

diri

berupa

esktrakurikuler

merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat

terhadap teknologi terbaru. Berikut penjelasan beliau

saat wawancara tanggal 20 April 2015:

(34)

melengkapi dengan ruang atau lab multimedia lama kelamaan ada ruang broadcast,

komputer, wifi, peralatan robotik dan lainnya yang mampu melengkapi pelaksanaan program tersebut”.

Pendapat

wakasek

SarPras

menunjukkan

bahwa program pengembangan diri sebagai jawaban

kebutuhan masyarakat akan teknologi terbaru dengan

fasilitas-fasilitas yang ditawarkan.

b.

Persaingan Dengan Sekolah Lain

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

bersaing SMA Kristen 1 Salatiga dilakukan bentuk

respon

terhadap persaingan yang terjadi dengan

sekolah lainnya. Upaya sekolah untuk bersaing

dengan sekolah lain yang juga berupaya melakukan

hal yang sama (adaptif) sangatlah penuh perjuangan.

Berikut ini uraian petikan wawancara bersama kepala

sekolah tanggal 20 April 2015:

“ Sejak pergantian kepala sekolah tahun 2005 dan upaya keluar dari masalah yang terjadi maka berbagai terobosan dimulai dengan mencari sokongan dana yaitu bantuan dana pemerintah daerah, membangun jaringan alumni untuk memperoleh bantuan. Sekolah kemudian melakukan launchinggagasan untuk mengetahui apa sebenarnya kebutuhan dan keinginan masyarakat. Setelah itu mempelajari sumber daya yang dimiliki yang dapat dimanfaatkan agar tampil beda dengan sekolah lain. Sekolah mulai berbenah sedikit demi sedikit dengan perbaikan sarana prasarana, penambahan fasilitas dan mencanangkan berbagai program yang beda dan penawaran biaya SPP per jenjang.

(35)

berbeda dari sekolah lain. Lebih lanjut dalam

wawancara

tanggal

20

April

2015

beliau

mengungkapkan bahwa:

“awalnya hadir program peduli kasih, program

moving class, sekolah lima hari, sekitar tahun 2007/2008. Kemudian tahun-tahun berikutnya sekolah dipercaya sebagai RSKM, saat itu pula memperoleh juara sekolah sehat sejateng, juara sekolah wawasan wiyata mandala Jateng, dan penghargaan green school. Selanjutnya, ada program khusus ekspo, career day, parenting day

dan lainnya. Selanjutnya, juga ada kewirausahaan dan agrobisnis juga tambahan ekstrakurikuler multimedia yang berkembang hingga sekarang. Saya kira program-program yang kami tawarkan itu selalu berbeda dengan sekolah lain yang menjadi pesaing kami.”

Selanjutnya, dalam wawancara tersebut beliau

juga mengungkapkan bahwa ada pesaing berupa

sekolah lain. Berikut pendapat beliau saat wawancara

tanggal 20 April 2015:

“untuk pesaing lain, kami anggap SMA Lab Satya Wacana merupakan pesaing utama untuk sekolah swasta. Kalo untuk negeri saya kira SMA Negeri 1 adalah pesaing utama kami. Tapi jika dibanding dengan sekolah swasta LAB, saya kira biaya dan program kami tentunya beda, kalau negeri tentunya jauh berbeda pula”

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

program-program yang ditawarkan sekolah selalu

berbeda dengan sekolah lain yang menjadi pesaing

terutama sekolah swasta Laboratorium Satya Wacana.

(36)

beberapa program seperti peduli kasih,

moving class

dan sekolah lima hari juga ekstrakurikuler multimedia

sinematografi dan fotografi dimiliki oleh sekolah

tersebut. Hal ini didukung pula hasil wawancara

dengan salah seorang orang siswa SMA Laboratorium

Satya Wacana tanggal 1 Mei 2015, yang mana penulis

berusaha mengkonfirmasi program dan biaya yang ada

di sekolahnya dengan SMA Kristen 1 Salatiga:

“Kalau menyangkut program di sekolah kami ada banyak. Kalo peduli kasih, biasaya ibadah terus kasih persembahan. Ada juga moving class sesuai mata pelajaran. Terus kita kan cuma sekolah lima hari tapi di sabtu biasanya GOR, perpustakaan dibuka bagi siswa khususnya yang ikut ekskul. Kita juga ada live in dan study tour biasanya ditentukan oleh sekolah kita mau kemana. Ada

parenting day biasanya rapat orang tua siswa begitu. Kami juga ada Radio Labschool. Kalau program ekskul banyak sekali kalau sinematografi, fotografi malah masuk mata pelajaran. Sedangkan kalau biaya SPP kami sekitar Rp.600.000 per bulan”

Pendapat siswa tersebut menunjukkan bahwa ada

program yang sama dengan SMA Kristen 1 Salatiga dan

biaya SPP yang berbeda.

c.

Kesesuaian Strategi Bersaing SMA Kristen 1

Salatiga

Bertolak dari deskripsi kesesuaian lingkungan

eksternal

baik

kebutuhan

masyarakat

maupun

persaingan insitusi lain maka dibawah ini merupakan

hasil evaluasi kesesuaian strategi bersaing yang

diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

Tabel. 4.2 Kesesuaian Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga

N o.

Strategi Bersaing

(37)

I. Diferensiasi Kebutuhan Masyarakat

Persaingan Dengan Sekolah lain

Penilaian

1. Peduli Kasih Kebutuhan

masyarakat akan biaya pendidikan murah

Kebutuhan akan layanan pendidikan 3. Moving Class Kebutuhan akan

layanan pendidikan

Kebutuhan akan pangan dan tanaman hias

Tidak ada pada SMA Laboratorium Satya

Wacana

Adaptif 5. Field Trip

a. Live In

Kebutuhan akan layanan program pendidikan

Kebutuhan akan layanan program pendidikan

Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan program

layanan program pendidikan dan layanan program pendidikan

Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan

(38)

 Fotografi Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan

Kebutuhan akan layanan program pendidikan

Tidak ada di SMA Laboratorium Satya

Wacana

Adaptif

b. Career Day Kebutuhan akan layanan program pendidikan

Kebutuhan akan layanan program pendidikan

Kebutuhan akan layanan program pendidikan

Kebutuhan akan biaya pendidikan yang murah

Beda dengan SMA Laboratorium Satya

Wacana

Adaptif

(39)

adaptif terhadap persaingan dengan institusi lainnya,

antara lain: Peduli Kasih, Sekolah Lima Hari,

Moving Class, Field Trip

berupa

Live In

dan

Outdoor Study,

dan

ekstrakurikuler multimedia yaitu sinematografi dan

fotografi.

1.3.3 Keunggulan (Advant age)

Menurut

Rumelt

(2000),

keunggulan

mengandung arti bahwa strategi harus memfasilitasi

dan atau mempertahankan keunggulan bersaing di

bidang aktivitas, antara lain (a) Sumber daya superior

(b) Ketrampilan superior, (c) Posisi Superior. Oleh

karena itu, akan dideskripsikan ketiga hal tersebut

dan kemudian penjabaran ketiganya dirangkum dalam

tabel kualitatif sebagai kesimpulan akhir. Hal ini

dimaksudkan agar lebih terlihat jelas keunggulan

strategi

bersaing

yang

diterapkan.

Berikut

ini

penjelasan ketiganya:

a.

Sumber Daya Superior

Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus

memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam

sumber daya superior yaitu hak paten, asset dan

kerjasama. Dari ketiga hal tersebut, hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya terdapat kerjasama

sekolah dengan lembaga lain. Berikut pendapat yang

dikemukakan kepala SMA Kristen 1 Salatiga saat

wawancara 20 April 2015:

“kalau untuk asset khusus atau hak paten, sekolah tidak memilikinya karena kami bukan

(40)

sementara diupayakan melalui KIR yaitu pisang Uter untuk suplemen makanan sehat. Sedangkan, kalau untuk kerjasama yang dihasilkan kami punya berbagai kerjasama baik perorangan ataupun dengan organisasi atau lembaga lain.”

Pendapat kepala sekolah yang dikemukakan

diatas menunjukkan bahwa sumber daya superior

yang dimiliki sekolah adalah berupa kerjasama. Hal ini

pula didukung, hasil studi dokumentasi terhadap

buku kegiatan Humas yang menunjukkan bahwa

kerjasama sekolah antara lain:

Tabel. 4.3 Kerjasama SMA Kristen 1 Salatiga Lembaga/Organisasi Tujuan Kerjasama

WCTUI Salatiga, PMI, Puskemas, DKK, Polres Salatiga.

- Pembinaan dan sosialisasi peserta didik tentang narkoba, sex bebas, miras, rokok.

- Penjaringan kesehatan, penyuluhan, pengobatan gratis, donor darah dan lainnya.

UKSW

Sosialisasi yang berhubungan dengan program Kewirausahaan dan agrobisnis.

Membimbing siswa dalam olimpiade-olimpiade eksakt yang diikuti juga KIR.

Pendampingan ekskul multimedia Membimbing olimpiade siswa

Mendampingi Program Ekstrakurikuler dalam bidang multimedia

Mendampingi program ekstrakurikuler robotik.

Dalam program layanan BK sekolah.

SHA HUA Edu Stay siswa di Cina dan bahasa mandarin.

LH Sosialiasi “go green” dan tata kelola lingkungan hijau.

Kota Bahasa Broadcasting khususnya bahasa inggris

Alumni link Untuk kegiatan program khusus

(41)

Dunia Industri, Perusahaan, PT lain maupun masyarakat.

Untuk pelaksanaan program khusus ekspo pendidikan, live In, Outdoor Study.

Sumber: Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan studi dokumentasi terhadap kegiatan bidang Humas dalam RKAS SMA Kristen 1 Salatiga.

b.

Ketrampilan Superior

Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus

memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam

ketrampilan superior yaitu investasi, pekerjaan dan

pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil

penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan superior

terutama dibuktikan melalui prestasi yang diraih.

Berdasarkan studi dokumentasi terhadap buku

kegiatan siswa dapat diketahui bahwa strategi

bersaing diferensiasi melalui program unggulan yang

mampu mendatangkan prestasi antara lain: Program

kewirausahaan dan agrobisnis yang mendapat juara 1

pengelolaan sampah tahun 2014. Program lainnya

seperti Ekstrakurikuler Multimedia berhasil mendapat

juara 1

broadcasting

bahasa inggris tahun 2014 dan

juara 1 & 3 Lomba Kriya, film poster Dinas Pendidikan

Salatiga tahun 2014. Sedangkan program KIR TI

mendapat juara 3 tahun 2013, KIR Kimia juara 2

tahun 2013 dan KIR Sosial juara 1 tahun yang sama

(Lihat lampiran 2).

(42)

“Kebanyakan prestasi yang diperoleh memang ada pada bidang non akademik seperti olahraga. Untuk sekarang prestasi memang sangat kurang tapi sekolah selalu berupaya untuk meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik siswa”.

Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

bahwa prestasi lebih banyak berasal dari bidang non

akademik terutama olahraga yang sebenarnya bukan

merupakan program unggulan diferensiasi sekolah.

c.

Posisi Superior

Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus

memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam

posisi superior yaitu kelebihan dibanding pesaing lain.

Berkaitan dengan hal tersebut, wawancara dengan

kepala sekolah menunjukkan bahwa ada nilai lebih

dalam strategi bersaing melalui program yang

diterapkan sekolah juga keunggulan biaya . Berikut

pendapatnya dalam wawancara tanggal 20 April 2015:

“kalau menurut saya keunggulan biaya SPP jelas kita sangat memiliki nilai lebih, dengan harga segitu bisa melayani semua kalangan. Kalau diferensiasi program, saya kira peduli kasih kita lebihnya bisa membantu siswa. Kalau moving class ya fasilitas sesuai mata pelajaran ya. Kalau sekolah lima hari lebihnya kita dari lainnya ya kita tetap buka layanan pada hari sabtu. Sedangkan program lain seperti live in kita selalu kerjasama dengan masyarakat terutama yang bertani supaya siswa juga belajar agrobisnis. Tak lupa program khusus lain lebihnya kita adalah kerjasama dengan dunia industri”.

(43)

agrobisnis. Berikut pernyataan beliau saat wawancara

tanggal 21 April 2015:

“nilai lebihnya kita ada di program agrobisnis dengan lingkungan hijau dan lahan bercocok tanam juga pengolahan sampah organik yang sudah tentu tidak dimiliki sekolah lain, hanya kita saja”

Pendapat wakasek sarPras menunjukkan nilai

lebih program kewirausahaan dan agrobisnis daripada

sekolah lain. Kelebihan program ini pula telah

mendatangkan berbagai kunjungan atau studi banding

dari sekolah atau institusi lainnya. Berikut pernyataan

kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April 2015:

“Ada kunjungan, studi banding dari lembaga-lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup, go green bahkan sekolah-sekolah yang ada di salatiga maupun wilayah kabupaten semarang. Contohnya saja SMA Negeri 2 Salatiga yang studi banding kesini kemudian sepertinya sekarang mereka mulai mengadopsinya juga dalam sekolah adiwiyata”.

Pendapat

kepala

sekolah

menunjukkan

kelebihan program kewirausahaan dan agrobisnis

yang mendatangkan kunjungan sekolah atau lembaga

lain. Selain itu, menyangkut kelebihan program

lainnya, hasil kuisioner siswa menunjukkan bahwa

program pengembangan diri yaitu ekstrakurikuler

robotik dan multimedia dianggap sebagai nilai lebih

sekolah daripada sekolah lain. Hal ini pula didukung

wawancara dengan wakasek kesiswaan tanggal 22

April 2015. Berikut pendapatnya:

“nilai lebih kita ada di program ekstrakurikuler. Saya kira robotik dan multimedia yang ada

(44)

menjadi daya tarik dan kelebihan sekolah dibanding lainnya”.

Pendapat wakasek kesiswaan mendukung hasil

kuisoner

siswa

yang

menyebutkan

program

ekstrakurikuler sebagai adalah kelebihan sekolah

dibanding lainnya.

d.

Keunggulan Strategi Bersaing SMA Kristen 1

Salatiga

Bertolak dari deskripsi sumber daya superior,

ketrampilan superior, posisi superior maka dibawah

ini merupakan penilaian terhadap strategi bersaing

yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga

.

Tabel

dibawah ini medeskrispikan keunggulan strategi

bersaing SMA Kristen 1 Salatiga, adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.4 Keunggulan Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga

1. Peduli Kasih __ __ Memberi bantuan biaya

__ __ Layanan fasilitas tertentu dibuka

3. Moving Class __ __ Sesuai matPel

(45)

dan agrobisnis dengan

ngan hijau dan lahan bercocok tanam. *mulai ditiru SMA Negeri 2 Salatiga*

(Tidak ada pada SMA Lab. Satya

a. Live In Kerjasama dengan Lembaga Masyarakat

__ Desa orientasi Tani (Tidak sama dengan SMA Lab.

Satya Wacana)

__ Tujuan utama kunjungan ke dunia industri

(Tidak Sama dengan SMA Lab.

Satya Wacana)

__ Dijalankan oleh siswa b. KIR Kerjasama

dengan juga Reward dari

sekolah (Tidak ada pada

SMA Lab.Satya

(46)

 Jurnalisti

 Fotografi Kerjasama dengan TI

b. Career Day Kerjasama dengan op dengan tema

tertentu (Tidak sama dengan SMA Lab.

(47)

II. Keunggulan Berbasis Biaya

1. Penawaran Biaya SPP Murah

Kerjasama dengan orang tua siswa

Invest

keuangan Murah dan terjangkau semua kalangan

(Tidak sama dengan SMA Lab.Satya

Wacana)

Unggul dalam ketiganya

1.3.4 Kelayakan (Feasi bi l i t y)

(48)

a.

Sumber Daya Fisik Sekolah

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah

dapat

diketahui

bahwa

strategi

bersaing

yang

diterapkan tidak menguras habis sumber daya fisik

sekolah. Berikut pernyataan beliau saat wawancara

tanggal 20 April 2015:

“Untuk semua program yang dijalankan tentu tidak menguras fisik sekolah karena fisik sekolah kan sifatnya dipakai berkelanjutan dan masing-masing program punya fasilitas dan ruangan tersendiri. Peduli kasih, sekolah lima hari, Moving class, misalnya pakai 19 kelas dari 22 yang ada, ditunjang fasilitas dan sarana prasarana yang memadai, antara lain kita punya Internet 24 jam, LCD Proyektor dan CCTV di kelas, perlengkapan audio di tiap kelas. Kalau program lain seperti Wirausaha dan agrobisnis ada lahan di belakang dan perlengkapan seperti pupuk, peralatan

greenhouse. Sedangkan multimedia kita punya ruang multimedia, ruang komputer dengan alat peraga di tiap Lab, peralatan robotik. Program lainnya seperti program khusus career day, parentin day, ekspo pendidikan ya kita gunakan stand di lapangan basket atau ruang serbaguna”.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

program-program

yang

ada

memiliki

fasilitas

penunjang masing-masing tidak menguras habis

sumber daya fisik sekolah. Hal ini pula didukung

pernyataan wakasek sarPras saat wawancara tanggal

21 April 2015:

(49)

Pendapat wakasek sarPras menunjukkan bahwa

program yang diterapkan tidak menguras sumber daya

fisik sekolah yang ada (Lihat lampiran 3). Namun, disisi

lain walaupun tidak menguras, ada masalah yang

timbul pada sumber daya fisik dalam program

multimedia

yang

mana

hasil

kuisioner

siswa

menunjukkan bahwa komputer tidak sesuai jumlah

siswa yang ada, ada pula beberapa yang rusak dan

tidak ditunjang dengan jalannya wifi.(Lihat hal.65). Hal

ini juga didukung pernyataan wakasek kesiswaan

tanggal 22 April 2015:

“pada kegiatan ekstrakurikuler secara sumber daya fisik tersedia ruang/lab multimedia. Tapi untuk kelengkapan fasilitas misalnya komputer, aplikasi, wifi agak sedikit bermasalah. Maka koordinasi biasanya saya lakukan dengan wakasek sarPras”

Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

bahwa pada program multimedia secara sumber daya

fisik yaitu kelengkapan fasilitas penunjang mengalami

masalah. Hal ini dibenarkan oleh wakasek SarPras

dalam wawancara tanggal 21 April 2015:

“Dalam menunjang jalannya program ekskul multimedia yaitu komputer memang ada beberapa rusak dan akan diinstal ulang, juga diusahakan beli unit baru. Kalo wifi, sempat mati tapi memang lagi diusahakan untuk kerjasama lagi 3 Founder Speedy, Indieschool, IDM yang baru mau perbarui kerjasama dengan kita”

(50)

b.

Sumber Daya Manusia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

bersaing yang diterapkan tidak menguras habis SDM

yang ada. Berdasarkan wawancara dengan kepala

SMA

Kristen

Salatiga

tanggal

20

April

2015

mengungkapkan bahwa ada 37 orang guru yang

mengajar di sekolah. Terdiri atas guru tetap 29 orang

dan guru tidak tetap ada 8 orang. Dengan kualifikasi

akademik antara lain: S1 berjumlah 37 orang, S2

berjumlah 5 orang. Namun, sementara ini pula ada 2

orang guru yang masih menjalani pendidikan S2.

Lebih lanjut menurut beliau, guru-guru tersebut

ada yang dipilih menjadi pendamping tiap program

kegiatan sekolah dengan penanggung jawab utama

yaitu wakasek tiap bidang. Berikut petikan wawancara

dengan kepala sekolah tanggal 20 April 2015:

“Untuk program peduli kasih ada guru agama.

Moving Class dan sekolah lima hari gurunya sesuai mata pelajaran. Kewirausahaan dan agrobisnis ada 1 yang dipilih dari 3 guru Eko/Akuntasi dibantu FEB UKSW. Kalo live In

dan outdorr study yah sesuai guru mata pelajaran yang berkordinasi dengan humas. Kalo program khusus seperti eskpo¸career day, parenting day ada 1 dari 3 orang guru layanan BK. Sedangkan SMUQI Radio biasanya 1 dari 3 orang guru bahasa Indonesia. Program lainnya seperti ekstrakurikuler multimedia biasanya ada guru TI tapi juga dibantu TI, Fiskom UKSW”.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

tenaga pendamping program adalah guru-guru mata

pelajaran yang dipilih (Lihat lampiran 4). Pendapat ini

juga ditunjang pernyataan wakasek kesiswaan saat

wawancara tanggal 22 April 2015:

(51)

kualifikasi yang dituntut dari program-program itu. program peduli kasih ada guru agama.

Moving Class dan sekolah lima hari gurunya sesuai mata pelajaran. Kewirausahaan dan agrobisnis ada 1 ada guru akuntansi/ekonomi. Kalo live In dan outdorr study guru sesuai mata pelajaran. Kalo program khusus seperti eskpo¸career day, parenting day ada guru BK. Sedangkan khusus untuk program pengembangan diri seperti SMUQI Radio biasanya guru bahasa Indonesia. Program lainnya seperti robotik dan ekstrakurikuler multimedia biasanya ada guru TI tapi juga dibantu TI, Fiskom dan elektro UKSW”.

Pendapat

wakasek

kesiswaan

diatas

menguatkan pendapat kepala sekolah bahwa pada tiap

program ada guru pendamping yang dipilih untuk

menjalankan program-program tersebut. Hal ini pula

didukung hasil kuisoner guru maupun siswa yang

menyatakan bahwa semua program diampuh oleh

guru-guru yang kualifikasinya sesuai mata pelajaran

atau bidang tertentu. Selain itu, pendapat wakasek

kesiswaan

juga

mengungkapkan

ada

tenaga

pendamping lain yang dipakai sekolah. Hal ini

terutama pada program pengembangan diri yaitu

robotik dan multimedia sehingga masalah tersebut

teratasi.

c.

Sumber Daya Keuangan Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

bersaing yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga

tidak menguras habis sumber daya keuangan yang

ada.

Berikut

pernyataan

kepala

sekolah

saat

wawancara tanggal 20 April 2015:

(52)

untuk lebih jelasnya dengan angka-angka, bendahara sekolah dapat menunjukkan alokasi tersebut”.

Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

bahwa program yang diterapkan tidak menguras habis

keuangan sekolah. Hal ini didukung tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Sumber Keuangan dan Alokasinya di SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014

Jenis Rincian Total Biaya

Sumber Keuangan

SPP Rp. 9.850.000

Uang Kegiatan ( X, XI, XII) Rp. 377.300.000 Uang Test (Rp.50.000x 888) Rp. 44.400.000 Uang Ujian (190x550.000) Rp. 104.500.000 Bantuan Dana Pemerintah Rp. 175.000.000 Pendapatan Kantin Rp. 24.000.000 Beasiswa (BKM, Peduli Kasih) Rp. 37.200.000 Pendapatan Lain-lain/Bunga

Bank

Rp. 30.000.000

Total Rp.3.252.559.200

Per Bidang

Bidang Kesiswaan Rp. 155.677.100 Bidang SarPras Rp. 377.328.000 Bidang Humas Rp. 168.060.000 Bidang Kurikulum Rp. 231.322.625

Total Rp. 932.387.725

Sumber : Hasil studi dokumentasi RKAS dan wawancara dengan Bendahara SMA Kristen 1 Salatiga, Tanggal 29 April 2015

Tabel 4.5 diatas menunjukkan sumber keuangan

beserta alokasinya di SMA Kristen 1 Salatiga. Berikut

dibawah

ini

merupakan

pengeluaran

program

unggulan diferensiasi sekolah:

Tabel 4.6 Biaya Pengeluaran Program Unggulan Sekolah Tahun Ajaran 2013/2014

Gambar

gambar. Ekstrakurikuler ini didampingi oleh
Tabel 4.1 Konsistensi Strategi Bersaing SMA Kristen 1
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa strategi
Tabel. 4.2 Kesesuaian Strategi Bersaing SMA Kristen 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peran Remaja Masjid Nurul Aman memiliki kedudukan dan peran yang strategis dalam rangka memperdayakan remaja dalam membina keagamaan masyarakat, jadi peranan remaja masjid

Model air terjun ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis dalam membuat suatu perangkat lunak dan juga paling sering digunakan. Pada fase analisis fungsi,kemampuan

Kegiatan terakhir adalah Review atau mengulang kembali, pada tahapan ini beberapa siswa akan mengutarakan hasil kegiatan pembelajaran hari ini secara lisan, siswa

Model Prototyping ini sangat sesuai diterapkan untuk kondisi yang beresiko tinggi di mana masalah-masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat fluktuasi kebutuhan

Secara keseluruhan, memahami isi dari buku ini akan mempermudah pembaca dalam menyelami ilmu biologi molekuler dan genetika untuk diaplikasikan sesuai dengan perkembangan

Permainan congklak ini merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajarkan materi penjumlahan di Sekolah Dasar.. Dalam melakukan operasi penjumlahan

3,8 % sebanyak 1,8 ml. c) Dicampur dengan cara membolak-balik tabung. d) Diputar selama 5 menit pada 1500 rpm dengan sentrifuge. e) Plasma yang terjadi dipisahkan dan dimasukkan

Yang menarik adalah bahwa tingkat pendidikan bukan menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan berasuransi jiwa seorang individu.Hal ini bisa disebabkan karena saat