• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi - Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi - Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut Jatmiko (2003:4), strategi dideskripsikan sebagai suatu cara dimana

organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan

ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan

kemampuan internal organisasi. Menurut Quinn dalam buku Grant (1996:10)

strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan

utama kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi

menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan dengan baik akan

membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan

menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun

berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan

dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata

musuh.

Menurut Streiner dan Miner (1997:18) strategi adalah ‘penempaan’ misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal

dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama

organisasi akan tercapai.

Menurut Porter dalam buku Rangkuti (2013:4), strategi adalah alat yang

(2)

untuk mencapai keunggulan bersaing dengan memahami lingkungan internal

(kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)

sehingga perusahaan dapat bertahan.

2.1.2 Konsep Strategi

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi menentukan suksesnya

strategi yang disusun (Rangkuti, 2013:4) , konsep-konsep strategi tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan perusahaan agar dapat

melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.

Distinctive Competence ini meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan

sumber daya.

2. Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan perusahaan

untuk melakukan yang lebih baik dibanding dengan pesaingnya. Strategi

yang digunakan untuk memperoleh keunggulan dalam bersaing adalah

cost leadership, differensial dan focus. Porter menyebutkan competive

advantage terbagi menjadi 3 (dalam Rangkuti, 2013: 6) yaitu:

a. Keunggulan biaya menyeluruh (Cost Leadership)

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga

jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya

dengan nilai/ kualitas produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah

dapat dicapai oleh perusahaan tersebut karena dia memanfaatkan skala

(3)

akses dengan bahan baku, dan sebagainya. Misalnya, banyak

perusahaan-perusahaan di negara maju memindahakan industrinya ke

negara lain seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, China, dan Thailand

agar memperoleh pasokan bahan baku yang lebih murah dan lebih baik.

b. Diferensiasi

Diferensiasi merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan laba di

atas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini menciptakan

posisi yang aman untuk mengatasi kekuatan pesaing, meskipun

dengan cara yang berbeda dari strategi keunggulan biaya. Strategi

diferensiasi dapat dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap

nilai tertentu pada konsumennya.Misalnya, persepsi terhadap

keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih

baik, dan brand image yang lebih unggul.

c. Fokus

Strategi fokus dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan

bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang

diharapkan.Strategi biaya rendah dan diferensiasi ditunjukan untuk

mencapai sasaran dikeseluruhan industri, maka strategi fokus

dibangun untuk melayani target secara baik.

2.1.3 Tipe-tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2013: 7), Strategi dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga)

(4)

1. Strategi manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro,

misalnya strategi pengembangan produk, penerapan harga, akuisisi,

pengembangan pasar dan sebagainya.

2. Strategi investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi,

misalnya perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang

agresif atau berusaha melakukan penetrasi pasar, strategi bertahan,

strategi pembangunan kembali divisi baru dan sebagainya.

3. Strategi bisnis

Strategi ini sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,misalnya

strategi pemasaran, produksi atau operasional, distribusi, dan strategi yang

berhubungan dengan keuangan.

2.2. Pengembangan Usaha

Menurut Anoraga (2007:66), pengembangan usaha dalam tanggung jawab

dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan ke depan,

motivasi, dan kreativitas.

2.2.1 Faktor-faktor Pengembangan Usaha

Menurut Hubies (2009:11), pengembangan usaha kecil, menengah dan

koperasi (UKMK) tegantung pada beberapa faktor, yaitu :

1. Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan

(5)

2. Kemampuan UKMK dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi dan

daya saing.

3. Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik

maupun ekspor).

4. Berbasis bahan baku lokal.

5. Substitusi impor.

2.2.2 Teknik Pengembangan Usaha

Menurut Suryana (2013 : 56) pengembangan usaha dapat dilakukan sebagai

berikut :

1. Peningkatan Skala Ekonomis

Peningkatan skala ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala

produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi dan tempat usaha.

Peningkatan skala ekonomis dilakukan apabila perluasan uasaha atau

peningkatan output kan menurunkan biaya jangka panjang yang berarti

mencapai skala ekonomis, jika peningkatan output mengakibatkan

peningkatan biaya jangka panjang, akan tidak baik dilakukan.

2. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha baru,

produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi serta

dengan teknologi yang berbeda.

Lingkup usaha ekonomis dapat didefenisikan sebagai suatu diversifikasi

usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan dalam

(6)

daripada penjumlahan biaya produksi masing-masing produk apabila

diproduksi terpisah.

2.3.Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.3.1 Definisi UMKM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda

pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan

undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) didefinisikan sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

(7)

2.3.2 Kriteria UMKM

Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah).

Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

(8)

2.4. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi 2.4.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2013:19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan

peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness), dan ancaman (Threats).

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan

eksternal.Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa

kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan

tantangan. Analisis SWOT bermanfaat dilakukan apabila telah jelas ditentukan

dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan ke arah mana perusahaan menuju ke

masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan

(9)

Tabel 2.1. Matriks SWOT IFAS

EFAS

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

THREATS (T) STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

Sumber : Rangkuti (2013:83)

a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan

faktor-faktor internal dalam kerangka strength dan weakness.

b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan

(10)

c. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

d. Strategi ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

e. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang

yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

f. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

2.4.2 Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan merupakan salah satu unsur penting dalam proses

manajemen stratejik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi

yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi/perusahaan.

Lingkungan merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi

perubahan dan strategi. Tujuan dari analisis adalah agar organisasi/perusahaan

mampu memanfaatkan informasi dan perubahan untuk mendapatkan keunggulan

kompetitifnya di masa depan. Analisis lingkungan dibagi menjadi dua bagian

yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

1. Analisis Lingkungan Internal

Pada lingkungan inernal, para manajer strategis harus dapat mengenali

variable-variabel dalam perusahaan yang merupakan kekuatan atau kelemahan

(11)

tentang kekuatan organisasional, yaitu apakah organisasi bekerja dengan

baik.Kekuatan dan kelemahan harus dianalisis untuk makna strategik.

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal atau biasanya disebut dengan analisis

peluang dan ancaman organisasi/ perusahaan.Disebut demikian karena perubahan

lingkungan eksternal perusahaan merupakan sumber utama ancaman dan peluang

perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.

Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan

eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro

terdiri atas :

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan

dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.

b. Lingkungan ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu

perusahaan beroperasi.Pola konsumsi masyarakat secara relatif dipengaruhi

oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam perencanaan stratejiknya

setiap organisasi/perusahaan harus mempertimbangkan arah tren ekonomi

dari setiap sektor pada pasar yang mempengaruhi industri atas pasarnya.

c. Lingkungan Politik dan Hukum

Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama bagi

para manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan. Lingkungan

(12)

pemerintah, dimana unsur utamanya adalah ideologi politik pemerintahan,

stabilitas pemerintahan, jumlah dan kekuatan partai politik, program kerja

partai politik, sikap pemerintah terhadap dunia industri, kelompok lobbi,

hukum dan peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh perusahaan.

d. Lingkungan Sosial-Budaya

Faktor sosial-budaya dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan

mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan, serta gaya hidup manusia

sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi kebudayaan, bahasa,

ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku bangsa dan ras, serta

mobilitas penduduk, lembaga sosial, simbol status, keyakinan agama.

Kekuatan faktor sosial adalah dinamis, dengan perubahan yang konstan

sebagai akibat dari usaha-usaha para individuuntuk memuaskan keinginan

dan kebutuhannya dengan mengendalikan dan menyesuaikan faktor

lingkungan.

e. Lingkungan Teknologi

Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai

produk dan pasar baru, teknologi juga mempunyai pengaruh penting pada

kinerja industri.Pengembangan teknologi telah mengurangi atau

memperpendek jarak waktu antara gagasan, penciptaan, dan komersialisasi

produk teknologi.

f. Lingkungan Demografi

Lingkungan demografi merupakan faktor populasi penduduk yang

mempengaruhi perusahaan, karena penduduk sebagai plaku konsumsi dari

(13)

Sedangkan lingkungan eksternal mikro menurut Michael E. Porter dalam

bukunya Competitive Strategy memberikan konsep lingkungan industri yang

dapat menjadi dasar dalam pemikiran strategik dan perencanaan bisnis. Porter

menjelaskan lima kekuatan yang membentuk sifat dan derajat persaingan dalam

suatu industri, yaitu : ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pelanggan,

kekuatan tawar pemasok, ancaman produk pengganti, dan ancaman dari pesing

sejenis atau rivalry.

a. Ancaman Pendatang Baru (Threat Of Enrty)

Pendatang baru dalam suatu industry biasanya membawa dan menambah

kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan

juga sumber daya baru.

b. Kekuatan Pemasok (Powerful Of Suppliers)

Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk

memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan.

Organisasi di dalam suatu industri bersaing antara satu dengan lainnya

untuk mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan baku, dan modal.

c. Kekuatan Pembeli/ Pelanggan (Power Of Buyers)

Pembeli atau pelanggan di sini terdiri dari pelanggan individual dan

pelanggan organisasi.Dalam industri tertentu mungkin terdapat beberapa

perantara pelanggan antara industri dengan pemakai atau konsumen akhir.

d. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/ pembeli dan

(14)

e. Analisis Pesaing

Analisis pesaing memungkinkan organisasi menilai apakah organisasi

tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar yang

memberikan peluang-peluang keuntungan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini membantu dalam memberikan gambaran atau

menjadi referensi bagi calon peneliti yang ingin melakukan penelitian yang

sejenis.Penelitian terdahulu ini diharapkan dapat memeberikan gambaran dalam

penelitian strategi pengembangan usaha sesuai dengan kondisi lingkungan internal

dan eksternal usaha.Berikut penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian

berhubungan dengan strategi pengembangan usaha.

Elfrida (2014) melakukan penelitian berjudul, “ Strategi Pengembangan

Bisnis Budidaya Ikan Lele di Usaha Perikanan Rakyat”. Hasil penelitian

menujukkan strategi yang dapat diterapkan di usaha Perikanan Rakyat untuk

mengembangkan bisnis di masa akan datang adalah strategi agresif yaitu strategi

pertumbuhan. Strategi agresif yang dapat diterapkan adalah meningkatkan volume

produksi penjualan dan mempertahankan dan memperluas pangsa pasar.Strategi

tersebut dapat memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada.

Mulya (2014) melakukan penelitian berjudul “Strategi Pengembangan dan

Peluang Bisnis Jasa Cuci Sepeda Motor (Studi Kasus Pada Doorsmeer Saudara

Jl. Saudara No. 40 Padang Bulan Medan)”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Doorsmeer Saudara memiliki peluang dan kekuatan yang mampu mendukung

usaha jasa cuci sepeda motor. Dengan strategi alternatif yang diperoleh dari

(15)

kebersihan dan kecepatan, merubah sistem kerja, memberikan pelayanan yang

lebih diharapkan oleh konsumen, melakukan program pemasaran secara bertahap,

menjalin hubungan dengan komunitas motor, memberlakukan voucher gratis,

membuat system pembukuan yang praktis dan mudah dipahami, mewaspadai

pesaing, menciptakan inovasi layanan, menyediakan fasilitas ruang tunggu yang

lebih nyaman, sistem upah standar, dan menjalin kerjasama yang baik dengan

pemasok.

Gurning (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan

Usaha Pupuk (Studi Kasus Pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)”.Hasil penelitian menunjukkan

strategi yang diterapkan adalah strategi agresif, yaitu strategi yang menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Wahyuniarso (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi

Pengembangan Industri Kecil Keripik Di Dusun Karangbolo Desa Lerep

Kabupaten Semarang”.Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis matrik

SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk memberdayakan industri kecil keripik

di dusun Karangbolo Desa Lerep Kabupaten Semarang adalah dengan strategi

konsentrasi melalui integrasi horizontal.Artinya strategi yang diterapkan lebih

defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit yang di

sebabkan oleh ancaman-ancaman.

Arbi (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Analisa Kelayakan dan

Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong (Studi Kasus Pada Desa Jati

(16)

penelitian adalah musim hujan, suprodi masih tradisional, kurangnya perawatan

terhadap ternak, tidak adanya penyuluhan, dan adanya persaingan. Adapun

strategi yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah ini adalah

meningkatkan produksi dan mutu ternak untuk menjaga harga dan permintaan

tetap tinggi dan menjalin kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Deli Serdang

dalam mengaktifkan PPL agar peternak dapat lebih mengetahui tata cara

Gambar

Tabel 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui faktor internal perusahaan (kekuatan,kelemahan) dan factor eksternal perusahaan (peluang,ancaman) untuk

8.1. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE menghasilkan lima kekuatan dan empat kelemahan yang dimiliki perusahaan. Faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam

Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui faktor internal perusahaan (kekuatan,kelemahan) dan factor eksternal perusahaan (peluang,ancaman) untuk

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Internal merupakan variabel ancaman dan peluang perusahaan dan variabel eksternal yang merupakan variabel kekuatan dan

Sebelum perusahaan dapat memulai perumusan strategi, manajemen harus mengamati lingkungan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mungkin

Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit, c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam

Variabel yang dimanipulasi adalah input dari suatu proses yang dapat dimanipulasi atau diubah-ubah besarnya agar process variable atau variabel yang dikendalikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal kekuatan dan kelemahan dimana kekuatan yaitu : Kualitas produk yang di tawarkan, citra perusahaan yang baik, letak yang strategis,