• Tidak ada hasil yang ditemukan

pentingnya SKP bagi pegawai negeri sipil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pentingnya SKP bagi pegawai negeri sipil"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III

ANGKATAN 14

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA PENTINGNYA PENYUSUNAN

SASARAN KERJA PENGAWAI NEGERI SIPIL (SKP)

OLEH :

PRIO WIDHIA FAJAR, S.E.

NIP 198611022014041001

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

...3

1.1.

LATAR BELAKANG

...3

1.2.

TUJUAN

...4

1.3.

RUMUSAN PERMASALAHAN

...4

BAB II PEMBAHASAN

...7

2.1.

ANALISA

...7

2.2.

UNSUR- UNSUR SKP

...8

2.3.

TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS

...11

2.4.

PENILAIAN SKP

...12

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan pasal 12 ayat (2) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,

dinyatakan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan

diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggungjawab, jujur dan adil melalui

pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik

beratkan pada sistem prestasi kerja. Selanjutnya pasal 20 dinyatakan bahwa untuk menjamin

obyektifitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat

diadakan penilaian prestasi kerja.

Melaksanakan amanat pasal 12 dan pasal 20 tersebut, Penilaian Prestasi Kerja Pegawai

Negeri Sipil dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja individu Pegawai Negeri Sipil, yang dapat

memberi petunjuk bagi manajemen dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan kinerja

organisasi. Hasil penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar

pertimbangan penetapan keputusan kebijakan pengelolaan karier Pegawai Negeri Sipil, yang

berkaitan dengan :

a. Bidang Pekerjaan

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan

dalam kebijakan perencanaan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia Penagawai

Negeri Sipil, serta kegiatan perancangan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil dalam

orgasnisai (job design).

b. Bidang Pengangkatan dan Penempatan

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan

dalam proses rekrutmen, seleksi dan penempatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan,

sesuai dengan kompetensi dan prestasi kerjanya.

c. Bidang Pengembangan

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan

pengembangan karier dan pengembangan kemampuan serta keterampilan Pegawai

Negeri Sipil yang berkaitan dengan pola karier dan program diklat organisasi.

d. Bidang Penghargaan

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan

(4)

kenaikan gaji atau tunjangan prestasi kerja, promosi atau kompensasi lainnya

(performance related pay).

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara sistemik penekanannya pada

pengukuran tingkat capaian Sasaran Kerja Pegawai atau tingkat capaian hasil kerja (output)

yang telah direncanakan dan disepakati antara Pejabat Penilai dengan Pegawai Negeri Sipil

yang dinilai sebagai kontrak prestasi kerja.

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara strategis diarahkan sebagai

pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang

disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang Pegawai Negeri Sipil. Unsur

perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja yang dievaluasi memang relevan dan secara

signifikan berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dalam jenjang jabatan setiap

individu Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

Untuk mencapai obyektifitas penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil, diperlukan

parameter penilaian sebagai ukuran dan standar penilaian hasil kerja yang nyata dan terukur

dari tingkat capaian Sasaran Kerja Pegawai. Oleh karena itu penilaian prestasi kerja secara

sistemik menggabungkan antara penetapan Sasaran Kerja Pegawai dengan penilaian proses

pelaksanaan pekerjaan yang tercermin dalam perilaku kerja produktif, hasilnya

direkomendasikan untuk dasar pertimbangan tindakan pembinaan dan pengembangan karier

Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

1.2. TUJUAN

Penyusunan dan penilaian SKP ini bertujuan :

1. Agar setiap Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Penilai dapat menyusun SKP sesuai

dengan bidang tugas jabatan masing-masing, serta dapat mengetahui capaian SKP-nya.

2. Diperlukan adanya petunjuk dalam pengisian SKP bagi setiap Pegawai Negeri Sipil dan

Pejabat Penilai dalam menyusun SKP sesuai dengan bidang tugas jabatannya.

1.3. RUMUSAN PERMASALAHAN

Sesuai kenyataan empirin yang terjadi belakangan ini, menunjukkan bahwa proses

(5)

DP3-PNS telah kehilangan arti dan makna substantif, tidak terkait langsung dengan apa yang

telah dikerjakan PNS. DP3-PNS secara substantif tidak dapat digunakan sebagai penilaian dan

pengukuran seberapa besar produktifitas dan kontribusi PNS terhadap organisasi, seberapa

besar keberhasilan dan atau kegagalan PNS dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

Penilaian DP3-PNS lebih berorientasi pada penilaian kepribadian (personality) dan

perilaku (behavior) terfokus pada pembentukan karakter individu dengan menggunakan kriteria

behavioral, belum terfokus pada kinerja, peningkatan hasil, produktivitas (end result) dan

pengembangan pemanfaatan potensi dari PNS. Selain itu sistem penilaian DP3-PNS lebih

bersifat rahasia, sehingga kurang memiliki nilai edukatif, karena hasil penilaian tidak

dikomunikasikan secara terbuka.

Pengukuran dan penilaian prestasi kerja tidak didasarkan pada target goal (kinerja

standart/harapan), sehingga proses penilaian cenderung terjadi bias dan bersifat subjektif

(terlalu pelit/murah) dengan asumsi nilai jalan tengah dengan rata-rata baik untuk promosi

dinilai tinggi, bila tidak untuk promosi cenderung mencari alasan untuk menilai sedang atau

kurang.

Dari segi penilaian dari atasan langsung sebagai pejabat penilai hanya sekedar menilai

dengan tidak atau belum memberi klarifikasi hasil penilaian dan tindak lanjut penilaian. Dan juga

atasan pejabat penilai hanya sebagai legalitas hasil penilaian belum berfungsi sebagai

motivator dan evaluator untuk mengevaluasi seberapa efektif dan konsistennya pejabat penilai

dalam melaksanakan proses penilaian.

Dari segi pembiasan pengukuran kinerja dimungkinkan terjadi beberapa efek yang

ditimbulkan, diantaranya :

- Hallo effect, yaitu dimana pendapat pribadi penilai tentang karyawannya yang akan

berpengaruh dalam pengukuran prestasi kerja;

- Central tendency, yaitu penilaian prestasi kerja cenderung dibuat rata-rata dan penilai

menghindari penilaian yang bersifat ekstrim;

- Leniency bias, yaitu kecenderungan penilaian untuk memberikan nilai yang murah

dalam evaluasi pelaksanaan kerja para karyawannya;

- Strickness bias, yaitu kecenderungan penilai terlalu ketat dan keras serta mahal dalam

(6)

- Recency effect, yaitu kegiatan terakhir dari karyawan yang terkesan bak atau buruk,

cenderung dijadikan dasar penilaian prestasi kerja oleh atasannya.

Dari uraian diatas, dapat ditarik sebuah permasalahan yang sangat sering terjadi

diantara para PNS terutama para dosen yaitu kurangnya pengetahuan tentang sistem penilaian

Sasaran Kinerja Pegawai. Dimana Sasaran Kinerja Pegawai tersebut ternyata sangat penting

terutama untuk pengembangan karir atau promosi.

Tujuan dari diubahnya DP3-PNS dengan SKP yaitu diantaranya :

1. Dibutuhkannya penguatan kerja institusi

2. Sebagai bahan analisis dan evaluasi jabatan

3. Sebagai proses penataan pegawai berbasis kompetensi

4. Sebagai penguatan sistem pengukuran kinerja individu

5. Pengembangan sistem remunerasi berbasis beban kerja dan kinerja

Dasar hukum dari pelaksanaan Sasaran Kinerja Pegawai tersebut yaitu :

1. Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian;

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS;

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS;

4. Peraturan kepala BKN Nomor 1 tahun 2013 Tentang Pelaksaaan Penilaian Prestasi

Kerja PNS;

5. Surat edaran menpan dan RB Nomor 2 tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Penilaian

Prestasi Kerja PNS.

Penyempurnaan DP3-PNS menjadi SKP secara umum diarahkan sesuai dengan

perkembangan tuntutan kualitas dalam pembinaan Sumber Daya dari Pegawai Negeri Sipil

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. ANALISA

Didalam Pasal 9 angka 12 dan Pasal 10 angka 10 Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, dinyatakan apabila pencapaian Sasaran Kinerja Pegawai

(SKP) pada akhir tahun hanya mencapai antara 25% sampai dengan 50% makan dikenakan

hukuman sedang, dan apabila Sasaran Kinerjanya dibawah 25% maka akan dikenakan

hukuman berat.

Merujuk dari pasal tersebut maka setiap PNS dipandang perlu untuk membuat SKP

sebagai penilaian prestasi kerja karena merupakan alat kendali agar setiap kegiatan

pelaksanaan tugas pokok oleh setiap PNS itu bisa selaras dengan tujuan yang telah ditetapka

dalam renstra dan renja organisasi.

Secara sistemik penilaian prestasi kerja PNS tersebut menggabungkan antara penilaian

sasaran kinerja pegawai negeri sipil dengan penilaian perilaku kerja. Dimana bobot dari kedua

unsur tersebut dengan pembagian 60% SKP, dan 40% perilaku kerja.

Penilaian SKP meliputi beberapa aspek yaitu :

- Kuantitas;

- Kualitas;

- Waktu; dan

- Biaya.

Penilaian perilaku kerja meliputi :

- Orientasi Pelayanan;

- Integritas;

- Komitmen;

- Disiplin;

- Kerjasama; dan

(8)

Sasaran kerja pegawai negeri sipil (SKP) yang telah disusun dan disetujui bersama

antara atasan langsung dengan PNS yang bersangkutan, ditetapkan sebagai kontrak prestasi

kerja. Selanjutnya, pada akhir tahun skp tersebut digunakan sebagai standart atau ukuran

penilaian prestasi kerja.

Penilaian prestasi kerja berdasarkan SKP ini bersifat

- Objektif;

- Terukur;

- Akuntabel;

- Partisipatif; dan

- Transparan.

SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan januari dan digunakan sebagai dasar penilaian

prestasi kerja.

2.2. UNSUR- UNSUR SKP

Beberapa unsur yang ada di dalam Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil yaitu :

a. Kegiatan Tugas Jabatan

Setiap Kegiatan Tugas Jabatan yang akan dilakukan harus didasarkan

pada rincian tugas, tanggungjawab dan wewenang jabatan, yang secara

umum telah ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi. Kegiatan

Tugas Jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada rencana kerja

tahunan organisasi, sebagai implementasi kebijakan dalam rangka

mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan dan harus

berorientasi pada hasil (end result) secara nyata dan terukur.

 Tingkat Eselon I

Kegiatan Tugas Jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada

rencana strategis (renstra) dan rencana kerja (renja) tahunan

organisasi (SKO), dijabarkan sesuai dengan uraian tugas jabatannya,

menjadi SKU eselon I yang dioperasionalkan menjadi SKP pejabat

eselon I, sebagai implementasi kebijakan untuk mencapai tujuan dan

sasaran organisasi

 Tingkat Eselon II

(9)

rencana kerja tahunan unit tingkat eselon I (SKU) dijabarkan sesuai

dengan uraian tugas jabatannya menjadi SKU eselon II yang

dioperasionalkan menjadi SKP pejabat eselon II, dalam rangka

mencapai SKU eselon I.

 Tingkat Eselon III

Kegiatan Tugas Jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada

rencana kerja tahunan unit tingkat eselon II (SKU) dijabarkan sesuai

dengan uraian tugas jabatannya menjadi SKU eselon III yang

dioperasionalkan menjadi SKP pejabat eselon III, dalam rangka

mencapai SKU eselon II.

 Tingkat Eselon IV

Kegiatan Tugas Jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada

rencana kerja tahunan unit tingkat eselon III (SKU) dijabarkan sesuai

dengan uraian tugas jabatannya menjadi SKU eselon IV yang

dioperasionalkan menjadi SKP pejabat eselon IV, dalam rangka

mencapai SKU eselon III.

 Tingkat Staf/Pelaksana

Kegiatan Tugas Jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada

rencana kerja tahunan unit tingkat eselon IV (SKU) dijabarkan sesuai

dengan uraian tugas jabatannya menjadi Sasaran Kerja Pegawai

(SKP) Pegawai Negeri Sipil, dalam rangka mencapai SKU eselon IV.

b. Angka Kredit

Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai

butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang PNS dalam rangka

pembinaan karier dan jabatannya. Setiap PNS yang mempunyai jabatan

fungsional tertentu diharuskan untuk mengisi angka kredit setiap tahun sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Target

Setiap pelaksanaan Kegiatan Tugas Jabatan harus ditetapkan target yang akan

diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran penilaian prestasi kerja. Target

merupakan jumlah beban kerja yang akan dicapai oleh setiap PNS dalam kurun

waktu tertentu. Target bukan merupakan standar prestasi kerja yang ideal, bukan

(10)

ukur prestasi kerja yang realistis tetapi penuh tantangan. Oleh karena itu dalam

menetapkan target prestasi kerja harus mempertimbangkan 4 (empat ) aspek

yaitu :

 Aspek Kuantitas (target output)

Dalam menentukan target kuantitas/output (TO) dapat berupa dokumen,

konsep, naskah, surat keputusan, laporan dan sebagainya

Contoh 1 :

Penetapan Target kuantitas/output yang akan diwujudkan untuk setiap

Kegiatan Tugas Jabatan bagi jabatan struktural/fungsional umum.

FORMULIR SASARAN

NO III. KEGIATAN TUGAS JABATAN KREDIT ANGKA

TARGET

Merencanakan analisis kebutuhan

penetapan formasi. - 108 surat 100 6 bulan -

3

Merumuskan rancangan peraturan

perundang- undangan. - 14 Naskah 100 12 bulan -

4

Menetapkan pertimbangan teknis

kenaikan pangkat PNS. - 1000 SK 100 6 bulan -

5 Mengelola dokumen kepegawaian - 1000 SK 100 6 bulan -

6 Menyelesaikan permasalahan

kepegawaian - 500 surat 100 12 bulan -

Pejabat Penilai, Banyuwangi, 2 Januari 2011

Pegawai Negeri Sipil yang dinilai,

……… ……..………

(11)

 Aspek Kualitas (target kualitas)

Dalam menetapkan target kualitas (TK) harus memprediksi pada mutu

hasil kerja yang terbaik, dalam hal ini nilai yang diberikan adalah 100

dengan sebutan Sangat Baik, misalnya target kualitas harus 100.

 Aspek Waktu (target waktu)

Dalam menetapkan target waktu (TW) harus memperhitungkan berapa

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya

satu bulan, triwulan, caturwulan, semester, 1 (satu) tahun dan lain-lain.

 Aspek Biaya ( Target Biaya)

Dalam menetapkan target biaya ( TB) harus memperhitungkan berapa

biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam 1

(satu) tahun, misalnya jutaan, ratusan juta, milyaran dan lain-lain.

2.3. TUGASTAMBAHAN DAN KREATIVITAS

a. Penilaian Tugas Tambahan

Selain melakukan kegiatan tugas pokok yang ada dalam SKP, seorang PNS

dapat melaksanakan tugas lain atau tugas tambahan yang diberikan oleh

atasan langsungnya dan dibuktikan dengan surat keterangan, Maka pada

akhir tahun yang bersangkutan dapat diberikan nilai tugas tambahan paling

rendah 1 (satu) dan paling tinggi 3 (tiga) dengan menggunakan pedoman

sebagai berikut:

No. Tugas Tambahan Nilai

1. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun sebanyak 1

(satu) sampai 3 (tiga) diberikan nilai.

1

2. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun sebanyak 4

(empat) sampai 6 (enam) diberikan nilai.

2

3. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun sebanyak 7

(tujuh) atau lebih diberikan nilai.

3

b. Penilaian Kreativitas

Apabila seorang PNS pada tahun berjalan menemukan sesuatu yang baru an

berkaitan dengan tugas pokoknya serta dibuktikan dengan surat keterangan

yang ditandatangani paling rendah oleh kepala unit kerja atau pejabat

struktural eselon II. Maka pada akhir tahun yang bersangkutan dapat

(12)

belas) dengan mengunakan pedoman sebagai berikut:

No. Kreativitas Nilai

1. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi unit kerjanya dan dibuktikan dengan surat keterangan

yang ditandatangani oleh kepala unit kerja atau pejabat eselon II 3

2. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi organisasinya serta dibuktikan dengan surat

keterangan yang ditandatangani oleh pejabat eselon I atau pimpinan 6

3. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi Negara serta dibuktikan dengan surat keterangan

yang ditandatangani oleh pimpinan instansi yang tertinggi diberikan 12

2.4. PENILAIAN SKP

Formulir SKP yang telah diisi dengan rencana pelaksanaan kegiatan Tugas Jabatan

dan target, yang secara keseluruhan telah disepakati bersama antara Pegawai Negeri Sipil

yang bersangkutan dengan atasan langsungnya sebagai pejabat penilai, harus

ditandatangani, sebagai penetapan kontrak prestasi kerja, yang selanjutnya pada akhir

tahun digunakan sebagai ukuran penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil yang

bersangkutan.

Penilaian capaian Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil diukur dengan

membandingkan antara realisasi dengan target dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan

dapat disertai biaya sebagai berikut :

a. Penilaian capaian SKP diukur ri aspek kuantitas dilakukan dengan

embandingkan antara Realisasi Output (RO) dengan Target Output (TO) dikalikan 100. Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi realisasi output dari target output yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik atau sebaliknya semakin rendah realisasi output dari target output yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk.

Penghitungan capaian SKP berdasarkan aspek kuantitas, dengan rumus :

Penilaian capaian SKP (Aspek Kuan )

Realisasi Output

= x 100

(13)

b. Penilaian capaian SKP diukur dari aspek kualitas dilakukan dengan membandingkan antara Realisasi Kualitas (RK) dengan Target Kualitas (TK) dikalikan 100. Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi realisasi kualitas dari target kualitas yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik, atau sebaliknya semakin rendah realisasi kualitas dari target kualitas yang direncanakan menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk.

Penghitungan capaian SKP berdasarkan aspek kualitas,dengan rumus :

Untuk mengukur apakah output berkualitas atau tidak dengan menggunakan pedoman sebagai berikut :

Kriteria Nilai Keterangan

91-100

Hasil kerja sempurna tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.

76 – 90

Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain.

61 – 75

Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.

51-60

Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.

50 ke bawah

Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yang ditentukan dan lain-lain.

Penilaian capaian SKP diukur dari aspek waktu dihitung dari nilai tertimbang

(NT=1,76) dikalikan dengan Target Waktu (TW) dikurangi Realisasi Waktu (RW) dibagi

Target Waktu (TW) dikalikan 100. Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa

semakin lama realisasi waktu yang dipergunakan dari target waktu yang direncanakan,

menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk atau sebaliknya semakin cepat

realisasi waktu dari target waktu yang direncanakan (maksimal efisiensi waktu sampai

dengan 24%), menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik atau sangat baik.

Penilaian capaian SKP (Aspek Kual )

Realisasi Kualitas (RK)

(14)

Aspek waktu

Penghitungannya sebagai berikut :

1. Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol) :

2. Jika aspek waktu yang tingkat efisiensinya ≤ 24% diberikan nilai baik sampai dengan

sangat baik :

3. Jika aspek waktu yang tingkat efisiensinya > 24% diberikan nilai cukup sampai

dengan buruk :

4. Untuk menghitung presentase tingkat efisiensi waktu dari target waktu :

Aspek biaya

1. Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi biaya 0 (nol)

2. Jika tingkat efisiensi ≤ 24% (bernilai sangat baik)

(15)

4. Untuk menghitung presentase tingkat efisiensi biaya dari target biaya :

Secara skematis Penilaian Prestasi Kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

(16)

Penyusunan dan penilaian SKP bagi PNS yang mutasi atau pindah dapat terjadi baik

secara horisontal, vertikal (promosi/demosi), maupun diagonal (antara jabatan struktural,

fungsional, dari struktural ke fungsional atau sebaliknya). Penyusunan SKP bagi PNS yang

menjalani cuti bersalin atau cuti besar harus mempertimbangkan jumlah kegiatan dan terget

serta waktunya. Sedangkan penyusunan SKP bagi PNS yang menjalani cuti sakit harus

disesuaikan dengan sisa waktu dalam tahun berjalan, dan penyusunan SKP bagi PNS yang

ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.), maka tugas-tugas sebagai Plt. Itu dihitung sebagai

tugas tambahan.

Penilaian SKP bagi PNS yang kegiatannya dilakukan dengan tim kerja, maka berlaku

ketentuan sebagai berikut :

1. Jika kegiatan yang dilakukan merupakan tugas jabatanny, maka dimasukkan ke

dalam SKP yang bersangkutan

2. Jika kegiatannya bukan merupakan tugas jabatannya, maka kinerja yang

bersangkutan dinilai sebagai tugas tambahan

Penyusunan SKP bagi PNS dipekerjakan atau diperbantukan, maka penyusunan atau

penilainnya dilakukan di tempat yang bersangkutan dipekerjakan atau diperbantukan.

Penilaian SKP apabila terjadi faktor-faktor di luar kemampuan PNS, maka penilaiannya

disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan di luar SKP yang telah ditetapkan. Dan penyusunan

SKP bagi PNS yang menduduki jabatan rangkap sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan

struktural.

Penilaian untuk PNS yang diberhentikan dari jabatan organiknya (perilaku kerja)

yaitu guru atau dosen yang dipekerjakan atau diperbantukan pada badan-badan swasta

yang ditentukan oleh pemerintah dan tidak dibebaskan dari jabatan fungsional tertentu wajib

menyusun SKP pada awal tahun dan penilaian prestasi kerja pada akhir tahun. Pejabat

penilai dan atasan pejabat penilai adalah pejabat pada instansi induk.

Buku catatan penilaian perilaku kerja PNS sangat dibutuhkan untuk memudahkan

monitoring dan evaluasi capaian SKP secara berkala dan perilaku kerja PNS yang dinilai.

Pejabat penilai dapat menggunkanan formulir buku catatan penilaian perilaku kerja PNS.

Apabila seorang PNS pindah dari instansi pemerintah yang satu ke instansi yang lain, maka

buku catatan penilaian perilaku kerja dikirimkan oleh pimpinan instansi lama kepada

pimpinan instansi baru. Jika seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam

instansi yang sama, maka hanya buku catatan yang lama kepada pimpinan unit oraganisasi

(17)

BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN

Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil ini diharapkan mampu dijadikan sebagai

pedoman untuk pengembangan karier atau promosi dari seorang PNS, selain itu juga untuk

menentukan training, standar penggajian, mutasi atau perpindahan pegawai, peningkatan

produktivitas dan tanggung jawab karyawan, peningkatan motivasi pegawai, megnhindari

pilih kasih dan telebih lagi sangat bermanfaat dalam hal pengukuran keberhasilan

kepemimpinan sesorang Pegawai Negeri Sipil.

Untuk itu sangat diharapkan dukungan dari semua personel Pegawai Negeri Sipil

untuk membuat Sasaran Kerja Pegawai ini karena di dalamnya memuat semua kegiatan

tugas jabatan dan target yang harus dicapai, serta kegiatan tugas jabatan yang akan

dilakukan harus berdasarkan pada tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan

uraian tugas yang telah ditetapkan dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).

Bagi Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyusun SKP akan dijatuhi hukuman sesuai

(18)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. LAMPIRAN FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

2. LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI

NEGERI SIPIL

3. LAMPIRAN PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

4. LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN PENGUKURAN CAPAIAN SASARAN KERJA

PEGAWAI NEGERI SIPIL

(19)

1. LAMPIRAN CONTOH FORMULIR SASARAN KERJA PNS

FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI

1 Nama 1 Nama

2 NIP 2 NIP

3 Pangkat/Gol.Ruan 3 Pangkat/Gol.Ruan

g

4 Jabatan 4 Jabatan

5 Unit Kerja 5 Unit Kerja

NO III. KEGIATAN TUGAS JABATAN ANGKA KREDIT

TARGET

KUANT/OUTPUTKUAL/MUTU WAKTU BIAYA

1 2 3 4 5 6 7

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pejabat Penilai,

……… NIP.

Banyuwangi, … Januari 20… Pegawai Negeri Sipil yang dinilai,

(20)

2. LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SASARAN KERJA PNS PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI

NEGERI SIPIL

Nomor (Kolom)

Nomor

Kode Uraian

1 2 3

- I Tulislah Nama, NIP, pangkat/golongan ruang, jabatan, unit

kerja dari pejabat penilai

- II Tulislah nama, NIP, Pangkat/golongan ruang, jabatan, unit

kerja dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

1 - Cukup jelas.

2 III Tulislah Kegiatan Tugas Jabatan dari Pegawai Negeri Sipil

yang dinilai maksimum 10 kegiatan.

3 - Tulislah angka kredit (AK) setiap Kegiatan Tugas Jabatan

Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional

tertentu.

4 - Tulislah target kuantitas/output dari setiap Kegiatan Tugas Jabatan

yang akan dilakukan Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

5 - Tulislah target kualitas/mutu dari setiap Kegiatan Tugas Jabatan

yang akan dilakukan Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

6 - Tulislah target waktu dari setiap Kegiatan Tugas Jabatan yang akan

dilakukan Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

7 - Tulislah target biaya apabila ada dari setiap Kegiatan Tugas Jabatan

(21)

3. LAMPIRAN CONTOH PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA PNS PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA

PEGAWAI NEGERI SIPIL Jangka Waktu Penilaian …… Januari s.d. ... Desember 20...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Banyuwangi, 31 Desember 20.... Pejabat Penilai,

...Nama... NIP...

No

I. Kegiatan Tugas Jabatan AK

(22)

4. LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN PENGUKURAN CAPAIAN SASARAN KERJA PNS

PETUNJUK PENGISIAN PENGUKURAN CAPAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nomo

2 - Tulislah Kegiatan Tugas Jabatan

3 - Tulislah target angka kredit untuk masing-masing Kegiatan Tugas Jabatan

Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional tertentu.

4 - Tulislah target kuantitas/output (TO) untuk masing-masing Kegiatan Tugas

Jabatan.

5 - Tulislah target kualitas/mutu (TK) untuk masing-masing Kegiatan Tugas

Jabatan.

6 - Tulislah target waktu (TW) untuk masing-masing Kegiatan Tugas Jabatan.

7 - Tulislah target biaya (TB) untuk masing-masing Kegiatan Tugas Jabatan.

8 Tulislah realisasi angka kredit untuk masing-masing Kegiatan Tugas Jabatan.

9 - Tulislah realisasi kuantitas/output (RO) yang telah dihasilkan untuk masing-

masing Kegiatan Tugas Jabatan.

10 - Tulislah realisasi kualitas/mutu (RK) yang telah dihasilkan untuk masing-

masing Kegiatan Tugas Jabatan.

11 - Tulislah realisasi waktu (RW) yang telah digunakan untuk masing-masing

Kegiatan Tugas Jabatan.

12 - Tulislah realisasi biaya (RB) yang telah digunakan untuk masing-masing

Kegiatan Tugas Jabatan.

13 - Hitunglah capaian masing-masing aspek sesuai dengan rumus SKP

,kemudian hasilnya dijumlah sesuai dengan jumlah aspek yang dihitung.

14 - Tulislah nilai capaian SKP dengan membagi hasil penghitungan dibagi

dengan jumlah aspek.

Tulislah apabila ada tugas tambahan, kemudian hitunglah nilai tugas tambahan dengan menggunakan pedoman sebagai berikut :

No. Tugas Tambahan Nilai

1. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun

sebanyak 1 (satu) sampai 3 (tiga) diberikan nilai.

1

2. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun

sebanyak 4 (empat) sampai 6 (enam) diberikan nilai.

2

3. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun

sebanyak 7 (tujuh) atau lebih diberikan nilai.

(23)

Tulislah apabila ada kreativitas kemudian hitunglah nilai kreativitas dengan menggunakan pedoman sebagai berikut :

No. Kreativitas Nilai

1. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi unit kerjanya dan dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh kepala unit kerja atau pejabat eselon II diberikan nilai.

3

2. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi organisasinya serta dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pejabat eselon I atau pimpinan instansi yang setingkat diberikan nilai.

6

3. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi Negara serta dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pimpinan instansi yang tertinggi diberikan nilai.

(24)

5. LAMPIRAN PEDOMAN PENILAIAN PERILAKU KERJA PNS

PEDOMAN PENILAIAN PERILAKU KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

NO UNSUR YG

DINILAI URAIAN

NILAI

ANGKA SEBUTAN

1 2 3 4 5 6

1 Orientasi

Pelayanan

1

Selalu dapat menyelesaikan tugas pelayanan sebaik-baiknya dengan sikap sopan dan sangat memuaskan baik untuk pelayanan internal maupun eksternal organisasi.

Pada umumnya dapat menyelesaikan tugas pelayanan dengan baik dan sikap sopan serta memuaskan baik untuk pelayanan internal maupun eksternal organisasi

76 -

90 Baik

3

Adakalanya dapat menyelesaikan tugas pelayanan dengan cukup baik dan sikap cukup sopan serta cukup memuaskan baik untuk pelayanan internal maupun eksternal organisasi.

61 -

75 Cukup

4

Kurang dapat menyelesaikan tugas pelayanan dengan baik dan sikap kurang sopan serta kurang memuaskan baik untuk pelayanan internal maupun eksternal organisasi.

51 -

60 Kurang

5

Tidak pernah dapat menyelesaikan tugas pelayanan dengan baik dan sikap tidak sopan serta tidak memuaskan baik untuk pelayanan internal maupun eksternal organisasi.

50 ke

bawah Buruk

2 Integritas 1

Selalu dalam melaksanakan tugas bersikap jujur, ikhlas, dan tidak pernah

menyalahgunakan wewenangnya serta berani menanggung resiko dari tindakan yang dilakukannya.

91 - 100

(25)

2

Pada umumnya dalam melaksanakan tugas bersikap jujur, ikhlas, dan tidak pernah menya-lahgunakan wewenangnya tetapi berani menang-gung resiko dari tindakan yang dilakukannya.

76 -

90 Baik

3

Adakalanya/kadang-kadang dalam

melaksanakan tugas bersikap cukup jujur, cukup ikhlas, dan kadang-kadang

menyalahgunakan wewenang-nya serta cukup berani menanggung resiko dari tindakan yang dilakukannya.

61 -

75 Cukup

4

Kurang jujur, kurang ikhlas, dalam melaksanakan tugas dan sering

menyalahgunakan wewenangnya tetapi kurang berani menanggung resiko dari tindakan yang dilakukannya.

51 -

60 Kurang

5

Tidak pernah jujur, tidak ikhlas, dalam melaksanakan tugas, dan selalu menyalahgunakan wewenangnya serta tidak berani menanggung resiko dari tindakan yang dilakukannya.

50 ke

bawah Buruk

3 Komitmen

1

Selalu berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan ideologi negara pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan rencana-rencana pemerintah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna serta

mengutamakan kepentingan kedinasan daripada kepentingan pribadi dan/atau golongan sesuai dengan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur negara terhadap organisasi tempat dimana ia bekerja.

Pada umumnya berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan ideologi negara pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan rencana-rencana pemerintah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepentingan kedinasan daripada kepentingan pribadi dan/atau golongan sesuai dengan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur

76 -

(26)

negara terhadap organisasi tempat dimana ia bekerja.

3

Adakalanya berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan ideologi negara pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan rencana-rencana pemerintah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepen-tingan kedinasan daripada kepentingan pribadidan/atau golongan sesuai dengan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara terhadap organisasi tempat dimana ia bekerja.

61 -

75 Cukup

4

Kurang berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan ideologi negara pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan rencana-rencana pemerintah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna serta

mengutamakan kepentingan kedinasan dari-pada kepentingan pribadidan/atau golongan sesuai dengan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur negara terhadap organisasi tempat dimana ia bekerja.

51 -

60 Kurang

5

Tidak pernah berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan ideologi negara pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan rencana-rencana pemerintah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepentingan kedinasan daripada kepentingan pribadi dan/atau golongan sesuai dengan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur negara terhadap organisasi tempat dimana ia bekerja.

50 ke

bawah Buruk

4 Disiplin 1

Selalu mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa tanggung jawab dan selalu mentaati ketentuan jam kerja serta mampu menyimpan dan/atau memelihara barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

91 - 100

(27)

2

Pada umumnya mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa tanggung jawab, mentaati ketentuan jam kerja serta mampu menyimpan dan/atau memelihara barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan baik.

76 -

90 Baik

3

Adakalanya mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa cukup tanggung jawab, mentaati ketentuan jam kerja serta cukup mampu menyimpan dan/atau memelihara barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan cukup baik, serta tidak masuk atau terlambat masuk kerja dan lebih cepat pulang dari ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja.

61 -

75 Cukup

4

Kurang mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa kurang tanggung jawab, mentaati ketentuan jam kerja serta kurang mampu menyimpan dan/atau memelihara barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan kurang baik, serta tidak masuk atau terlambat masuk kerja dan lebih cepat pulang dari ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja.

51 -

60 Kurang

5

Tidak pernah mentaati peraturan

perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa tidak tanggung jawab, mentaati ketentuan jam kerja serta tidak mampu menyimpan dan/atau memelihara barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan kurang baik, serta tidak masuk atau terlambat masuk kerja dan lebih cepat pulang dari ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah lebih dari 31 (tiga puluh satu) hari kerja.

50 ke

bawah Buruk

5 Kerjasama 1

Selalu mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik di dalam maupun di luar organisasi serta menghargai dan menerima pendapat orang lain,

bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama.

91 - 100

(28)

2

Pada umumnya mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik di dalam maupun di luar organisasi serta menghargai dan menerima pendapat orang lain, bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama.

76 -

90 Baik

3

Adakalanya mampu bekerja-sama dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik didalam maupun diluar organisasi serta adakalanya menghargai dan menerima pendapat orang lain, kadang-kadang bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama.

61 -

75 Cukup

4

Kurang mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik didalam maupun diluar organisasi serta kurang menghargai dan menerima pendapat orang lain, kurang bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama.

51 -

60 Kurang

5

Tidak pernah mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik didalam maupun di luar organisasi serta tidak menghargai dan menerima pendapat orang lain, tidak bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama.

Selalu bertindak tegas dan tidak memihak, memberikan teladan yang baik,

kemampuan menggerakkan tim kerja untuk mencapai kinerja yang tinggi, mampu menggugah semangat dan meng-gerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas serta mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

Pada umumnya bertindak tegas dan tidak memihak, memberikan teladan yang baik, kemampuan mengerakkan tim kerja untuk men-capai kinerja yang tinggi, mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas serta mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

76 -

(29)

3

Adakalanya bertindak tegas dan tidak memihak, memberikan teladan, cukup mampu mengerakkan tim kerja untuk mencapai kinerja yang tinggi, serta cukup mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam

melaksanakan tugas serta cukup mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

61 -

75 Cukup

4

Kurang bertindak tegas dan terkadang memihak, kurang mampu memberikan teladan yang baik, kurang mampu mengerakkan tim kerja untuk mencapai kinerja yang tinggi, serta kurang mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas serta kurang mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

51 -

60 Kurang

5

Tidak pernah mampu bertindak tegas dan memihak, tidak memberikan teladan yang baik, tidak mampu mengerakkan tim kerja untuk mencapai kinerja yang tinggi, tidak mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam

melaksanakan tugas serta tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

50 ke

Referensi

Dokumen terkait

Formasi Oyo, dan Formasi Wonosari batulempung, napal tufan, batugamping terumbu, dan kalkarenit pegunungan struktural terbiku kuat S 4 andesit tua Formasi Bemmelen,

Dengan demikian sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dapat diharapkan sebagai sektor yang dapat mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia dari

Sistem ini pada akhirnya akan diaplikasikan ke PT.Surya Plastik guna memperlancar dan memaksimalkan proses pengolahan data pemesanan barang serta untuk meminimalkan kesalahan yang

(D) haploid, dan akan mengalami pembelahan mitosis untuk menjadi polen atau serbuk sari yang haploid dalam jumlah yang banyak.. (E) haploid, karena merupakan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang pemahaman perawat tentang penerapanRJPdipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan,

Production of Starch Based Bioplastic from Cassava Peel Reinforced with Microcrystalline Celllulose Avicel PH101 Using Sorbitol as Plasticizer.. To cite this article: Maulida et al

KARENA PESERTA YANG MEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN SAMPAI DENGAN WAKTU YANG SUDAH DITENTUKAN KURANG DARI 3 (TIGA) PESERTA ”. Demikian Pengumuman ini disampaikan agar

Pemilik Warung dapat bekerja sama dengan karyawan dalam mengembangkan usaha bubur kacang hijaub. Jelaskan dan