• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Makro dan mikro ekonomi (15)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi Makro dan mikro ekonomi (15)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Indikator Ekonomi Makro Indonesia

Pengertian : biasanya hanya disebut indikator makro ekonomi, adalah suatu analisis perkem-bangan ekonomi yang dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan ekonomi di masa depan.

Jadi ada dua fungsi utama dari "indikator makro-ekonomi" yaitu menganalisis perkembangan ekonomi sampai saat kini, dan memprediksi perkembangan ekonomi di masa dating.

Biasanya pemerintah menggunakan indikator ekonomi utama yaitu PDB (Pendapatan Domestik Bruto), Indeks Harga, Tabungan Nasional, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), dan Inflasi Harga.

Paul A. Samuelson

Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik; harga beras, bahan bakar, mobil naik; tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga naik. Sedangkan deflasi terjadi apabila harga-harga dan biaya-biaya secara umum turun.

Dalam pengertian inflasi diatas, kita tidak mengatakan bahwa selama masa inflasi semua harga dan biaya meningkat dalam proporsi yang sama; dan

memang jarang sekali terjadi laju kenaikan yang sama. Pada masa inflasi terjadi kenaikan tingkat harga-harga yang diukur dengan indeks harga yaitu rata-rata harga konsumen atau produsen.

Cara mengatasi inflasi (agar harga tetap stabil) adalah sebagai berikut : a. Kebijakan moneter

b. Kebijakan fiskal

c. Kebijakan non moneter Kebijakan Moneter

pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrumen sebagai berikut :

Politik diskonto, yaitu bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Politik ini disebut juga politik uang ketat.

(2)

Peningkatan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

Kebijakan Fiskal

meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang

perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mem-pengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian, dilakukan melalui instrumen berikut :

a. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.

b. Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya, karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.

Kebijakan non Moneter

Beberapa kebijakan non moneter yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut : a. Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.

b. Menekan tingkat upah.

c. Pemerintah melakukan pengawasan harga sekaligus menetapkan harga maksimal.

d. Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.

e. Penanggulangan inflasi yang sangat parah ditempuh dengan cara melakukan sanering (pemotongan nilai mata uang).

Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.

Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh

pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang

menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja

Angkatan Kerja

(3)

Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah

penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya jumlah penduduk yang banyak tidak selalu memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan karena jumlah penduduk terdiri dari penduduk dalam usia kerja (bukan angkatan kerja dan angkatan kerja) dan penduduk diluar usia kerja (dibawah usia kerja dan diatas usia kerja)

Strategi Peningkatan Kesempatan Kerja

a. Pengendalian jumlah penduduk dalam jangka panjang.

b. Pengendalian angkatan kerja dalam jangka pendek melalui peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas tenaga kerja.

c. Pemerataan pembangunan infrastruktur secara merata dapat mencegah migrasi desa ke kota

d. Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan makro (seperti penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan sistem pajak yang ramah), kebijakan regional (melalui pengalokasian anggaran untuk membangun infrastruktur yang menyerap tenaga kerja), kebijakan sektoral (di sektor pertanian dapat dilakukan penguatan kelembagaan (koperasi) dan UKM dalam pengelolaan hasil pertanian. Sedangkan di sektor industri melalui promosi peluang investasi daerah serta di sektor lainnya melalui sistem regulasi dan perizinan usaha yang lebih sederhana) kebijakan khusus (usaha kerajinan dan makanan bagi wanita di pedesaan dan lain-lain.

Pertumbuhan Ekonomi

Adalah perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,

perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Namun dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk

memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh karena itu untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai.

Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Todaro (2000) :

a. Akumulasi modal

b. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja c. Kemajuan teknologi

(4)

Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan

diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari.Demikian pula investasi dalam sumberdaya manusia dapat meningkatkan kualitasnya dan dengan demikian akan menghasilkan efek yang sama terhadap produksi.Pendidikan formal dan informal akan dapat ditingkatkan lebih efektif lagi supaya dapat menghasilkan tenaga terdidik yang dapat mempebesar produktivitas.

Pertumbuhan Penduduk dan Tenaga Kerja

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja merupakan faktor positif dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertambahan penduduk yang lebih besar akan menambah luasnya pasar domestik

Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih penting.Kemajuan teknologi dapat meningkatkan nilai

tambah yang tinggi. Kemajuan teknologi berarti ditemukannya cara berproduksi atau perbaikan produksi

Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya.

Terdapat berbagai kriteria atau tolok ukur untuk menilai kemerataan (parah atau lunaknya ketimpangan) distribusi dimaksud. 3 diantaranya yang paling lazim digunakan adalah Kurva Lorenz , Indeks atau Rasio Gini dan kriteria Bank Dunia Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili persentase kumulatif penduduk.

(5)

Indeks atau rasio gini adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1, menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik atau merata distribusi. Di lain pihak, koefisien yang kian besar (semakin mendekati satu) mengisyaratkan distribusi yang kian timpang atau senjang. Angka rasio gini dapat ditaksir secara visual langsung dari kurva Lorenz. Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi

pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40 % penduduk berpendapatan rendah (penduduk miskin); 40 % penduduk

berpendapatan menengah; serta 20 % penduduk berpendapatan tinggi (penduduk kaya). Ketimpangan atau ketidak merataan distribusi dinyatakan parah apabila 40 % penduduk berpendapatan rendah menikmati kurang dari 12 % pendapatan nasional. Ketidak pemerataan dianggap sedang atau moderat apabila menikmati antara 12 hingga 17 % pendapatan nasional.

Penanggulangan Distribusi Pendapatan

Todaro (1995) Usaha-usaha memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat di negara-negara sedang berkembang antara lain :

1. Mengubah distribusi pendapatan melalui redistribusi progresif pemilikan harta seperti memrioritaskan kredit komersial maupun bersubsidi bagi pengsaha kecil, memberi kesempatan kepada para pekerja untuk turut memiliki saham pada perusahaan serta pemberdayaan lembaga ekonomi rakyat seperti koperasi dlsb.

2. Mengubah distribusi pendapatan golongan atas melalui pajak pendapatan dan kekayaan yang progresif. Dalam hal ini beban pajak dibuat sedemikian rupa sehingga beban yang lebih berat akan dikenakan pada golongan yang berpenghasilan tinggi.

3. Memberikan pelatihan teknis kepada lulusan sekolah yang belum

mendapatkan pekerjaan. Dengan pelatihan ini diharapkan mereka akan segera terserap ke dunia kerja, bahkan mungkin mereka akan dapat menciptakan pekerjaan sendiri dan memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Upaya Pemerataan Distribusi Pendapatan

a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.

b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.

c. Pemerataan pembagian pendapatan. d. Pemerataan kesempatan kerja.

e. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.

(6)

Kemiskinan

Suatu situasi atau kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. (Bappenas 2002)

Penyebab kemiskinan

a. Ciri dan kondisi masyarakat yang amat beragam dan ditambah tingkat kemajuan ekonomi negara ybs masih lemah, maka kebijakan nasional umumnya diarahkan untuk memecahkan permasalahan jangka pendek, sehingga kebijakan pemerintah belum berhasil memecahkan persoalan ekonomi di tingkat bawah. (Mukhopadhay, 1985)

b. Kondisi masyarakat yang tidak atau belum turut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang

memadai, sehingga tidak mendapatkan manfaat dari proses pembangunan.

Ukuran Kemiskinan

1. Kemiskinan Absolut, konsep yang digunakan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian dan perumahan untuk menjamin

kelangsungan hidup. (Todaro dan Smith, 2003)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Religiusitas dan Kepercayaan terhadap Preferensi masyarakat menabung dibank syariah dengan Pelayanan sebagai

oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi Pemberdayaan harus dilakukan secara terus- menerus dan

Indikator yang lebih teliti untuk menaksir kematangan adalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan unsur-unsur yang ada pada diri seseorang, misalnya:

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa program pendidikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Proses pembentukan kata disebut juga dengan proses morfologis yakni cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata merupakan bentuk

Hasil penelitian mengungkapkan adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional matematika siswa, dimana siswa yang memperoleh pendekatan

Setiap anak didunia ini memiliki hak dalam bermain. Bermain juga merupakan suatu kegiatan pokok anak. Dengan bermain anak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh