• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Membuat Energi Alternatif dari Tumb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cara Membuat Energi Alternatif dari Tumb"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Cara Membuat Energi Alternatif dari Tumbuhan

Untuk cara membuat energi alternatif menggunakan kulit pisang ini cukup dengan membuatnya menjadi sebuah baterai kering. Pada sebuah baterai kering berbahan kulit pisang ini memiliki rataan elektrolit sebesar 1,24 volt. Dan jika digunakan untuk menghidupkan sebuah jam dinding bisa bertahan selama 135 jam atau 5 hari 6 jam. Pada dasarnya konstruksi dari baterai berbahan kulit pisang ini sama dengan baterai lainnya. Perbedaannya pada elektron positifnya uang berupa kalium pada untuk kutub positif. Sedangkan untuk negatifnya menggunakan klorida.

Pada reaksi yang terjadi antara potassium dengan garam akan membentuk sebuah kalium klorida. Dimana kalium klorida ini adalah sebuah elektrolit kuat yang bisa menjadi ion dan menghantarkan sebuah arus listrik. Selain itu, dalam cara membuat energi alternatif menjadi baterai juga terdapat sebuah kandungan magnesium dan juga seng.

Magnesium ini juga bisa melakukan reaksi dengan klorida sehingga bisa menghasilkan sebuah elektrolit yang kuat. Jumlah magnesium dalam kulit pisang sendiri jumlahnya hanya 14 % dari keseluruhan kandungan pisang. Akan tetapi jumlah ini sudah cukup untuk menjadikan baterai kulit pisang.

Kandungan seng pada pisang juga masuk dalam elektrolit yang baik. Pada baterai kulit pisang ini seng berfungsi sebagai elektron positif yang sangat baik. Akan tetapi kandungan seng pada kulit pisang ini terbilang kecil yang hanya berkisar 2 %. Jadi pada baterai kulit pisang ini zat yang paling berperan adalah potassium yang kemudian melakukan reaksi dengan garam. Baterai kulit pisang ini juga terbilang cukup awet maksimal 6 hari. Hanya beda satu hari dari baterai konvensional biasa. Tentu tidak terlalu mengecewakan untuk hasilnya.

(2)

kandungan berbagai macam zat dalam kulit pisang ambon juga yang paling baik. Untuk tempat baterainya bebas menggunakan baterai apa saja. Yang terpenting bateri tersebut sudah tidak dipakai. Jangan lupa untuk terlebih dahulu membersihkan tempat baterai yang akan digunakan. Cara membuat baterai kering dengan menggunakan kulit pisang sangatlah mudah. Langsung saja simak ulasannya berikut.

Cara membuat energi alternatif dengan menggunakan kulit pisang adalah langkah yang sederhana. pertama-tama Anda buka merk pada baterai bekas yang akan digunakan. Setelah itu Anda buka bagian atas baterai dengan rapi jangan lupa untuk membuka plastiknya. Kemudian, keluarkan serbuk berwarna hitam yang ada dalam baterai. Berikutnya Anda potong kulit pisang hingga lembut.

Pastikan kulit pisang benar-benar lembut. Setelah lembut, baru Anda bisa masukkan kulit pisang pada wadah baterai yang tadi telah dibersihkan. Terakhir tinggal tutup rapat bateri. Pastikan baterai benar-benar rapat. Jika tidak rapat maka akan membuat elektrolit pada baterai akan hilang. Dalam membersihkan baterai juga jangan sampai membuang pipa hitam yang ada pada bagian tengah baterai karena benda inilah yang menjadi kutub positif dari baterai.

Cara Membuat Lampu Botol Tenaga Surya dengan

Mudah

Selain dari kulit pisang, energi alternatif juga dapat dibuat dari lampu botol tenaga surya. Bagaimana caranya? Berikut adalah beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat lampu botol tenaga surya.

Bahan-bahan yang diperlukan:

o Air mineral

o Bahan untuk pemutih pakaian atau bleach

o Lem yang tahan panas dan cuaca atau lem silikon o Plat logam untuk atap (seng)

o Botol PET bekas air mineral Cara pembuatan

1. Yang pertama adalah potong plat logam yang sudah disiapkan sekitar 9 x 10

inchi dengan gunting khusus logam. Pastikan Anda mengguntingnya dengan

gunting khusus, karena memotong plat logam dengan gunting biasa dapat merusak

gunting tersebut.

2. Yang kedua adalah buatlah 2 buah gambar lingkaran dengan besar lingkaran

sekitar 1 hingga 2 cm. Ukuran dalam kira-kira seukuran dengan diameter botol

(3)

potongan-potongan keluar dengan jarak antar potongan-potongan sekitar 1 cm atau tidak boleh

melebihi garis terluar.

3. Cara membuat lampu botol tenaga surya berikutnya adalah amplas botol bekas

air minum yang sudah disiapkan dan jangan lupa untuk melepas labelnya agar

proses pengamplasan dan penempelan lebih mudah.

4. Ke empat adalah masukkan botol yang sudah diamplas tadi ke dalam lubang plat

yang sudah disiapkan. Lalu oleskan lem pada kedua sisi agar kualitas daya rekatnya

lebih bagus dan terhidar dari kebocoran. Setelah lem kering berikutnya adalah

isilah botol tersebut dengan air mineral hingga penuh lalu tuangkan sekitar satu

tutup botol bleach ke dalamnya. Setelah siap, Anda bisa melakukan proses

instalasi.

Untuk proses insatalasinya menurut kebutuhan Anda. yang harus dilakukan adalah membuat lubang seukuran botol dan dibagian atap yang dingin dipasangi lampu. Lalu tempatkan lampu botol Anda di atap yang berlubang. Agar lebih kuat dan kencang Anda bisa menggunakan paku atau baut. Setelah itu oleskan lem di sekitar sambungan agar air hujan tidak dapat masuk ke lubang tersebut. dan yang terakhir adalah berilah lem pada tutup botol.

http://benergi.com/cara-membuat-energi-alternatif-dari-sebuah-kulit-pisang

Saat ini, sebagian besar kebutuhan akan energi listrik dipenuhi oleh sumber

energi yang kurang layak. Sumber energi listrik yang berasal dari batu bara dan

mesin disel dengan bahan bakar solar tidak layak karena menimbulkan polusi

udara, dan sumbernya bukanlah yang dapat diperbaharui dalam waktu singkat.

Kedua sumber energi tersebut dapat habis dalam jangka waktu yang mungkin

tak lama lagi.

Alam semesta menyediakan berbagai kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut,

dibutuhkan manusia untuk melangsungkan dan memenuhi segala tuntutan

hidup. Manusiapun mulai berpikir untuk memanfaatkan kekayaan alam guna

(4)

untuk berpikir, maka semakin cerdaslah pikiran manusia untuk mengolah dan

memanfaatkan alam semesta ini. Namun kecerdasan itu membuat manusia

terlupa akan kebutuhan yang diberikan alam terbatas, sedangkan manusia

menggunakannya tanpa batas.

Kebanyakan manusia jarang berpikir untuk mendaur ulang (recycle)

kebutuhan-kebutuhan yang sudah mereka konsumsi, melainkan mereka hanya membuang

limbahnya begitu saja,tanpa berfikir untuk memanfaatkannya.Ibarat sebuah

pepatah habis manis sepah dibuang. Ibarat tersebut tak jauh berbeda ketika kita

mengkonsumsi buah pisang,kemudian membuang limbah kulitnya disembarang

tempat.Jarang sekali orang berfikir untuk memanfaatkan kembali limbah kulit

pisang tersebut ,padahal tanpa kita sadari sebenarnay kulit pisang berpotensi

menjadi baterai kering ramah lingkungan.

Kata baterai mungkin sudah tidak asing didengar,namun baterai dan kulit pisang

mungkin baru sekali didengar.Baterai adalah sebuah alat yang digunakan untuk

menyimpan tenaga listrik.Baterai sebagai sumber energi alat-alat elektronik

seperti jam dinding,radio,senter dan alat-alat elektronik lainnya. Begitu

banyaknya peranan baterai bagi kehidupan manusia,namun tidak dapat

dipungkiri juga bahwa baterai yang kita gunakan sehari-hari sangat berbahaya

baik untuk kita maupun alam sekitar.

Baterai mengandung berbagai macm logam berat seperti : merkuri,mangan,

timbal,nikel,lithium dn kadmium. Jika baterai dibuang sembarangan,maka

logam berat yang terkandung didalamnya mencemari air dan tanah serta

(5)

Limbah baterai tidak hanya berbahaya bagi manusia,tetapi juga membahayakan

sumber daya alam,karena mengandung logam berat dan elektrolit korosif yang

dapat mencemari tanah dan air. Jika limbah baterai dicampur dengan limbah

padat lainnya dari waktu kewaktu kandungan berbahaya di dalamnya dapat

mengancam kehidupan ikan,tanaman,perusakkan lingkungan dan secara tidak

langsung mengancam kesehatan manusia.

Peristiwa seperti ini apabila dibiarkan berlarut-larut bukan hanya kesehatan kita

yang dirugikan ,tetapi alam juga ikut merasakan kerugian tersebut. Jadi harus

ada pengganti bahan kimia gtersebut,salah satunya pengembangan

potensi-potensi kulit buah sebagai baterai ramah lingkungan.

Limbah kulit pisang memiliki banyak manfaat,seperti bahan pembuatan pasta

pada baterai. Cara membuat pasta dari kulit pisang cukup mudah dan

pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai pengganti pasta baterai sangat

bermanfaat bagi masyarakat. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian

tentang potensi kulit pisang (

Musa paradisiaca

) sebagai baterai kering

ramah lingkungan dan untuk memanfaatkan kekayaan alam disekitar untuk

mengurangi dampak krisis energi, selain itu melimpahnya pohon pisang di

Barabai yang belum dimanfaatkan secara maksimal menarik penulis untuk

melakunan inovasi dengan memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan

(6)

Energi alternatif merupakan sumber energi yang dihasilkan dari bahan-bahan yang

belum pernah dimanfaatkan secara luas. Saat ini, penelitian mengenai energi alternatif

lebih dititik beratkan kepada energi alternatif yang menggunakan bahan-bahan alami

dan bersumber dari alam. Untuk lebih jelasnyaNizar Giyan Budiyanto dari SMP Negeri

1 Baturaden, Jawa Tengah pemenang

Indonesian Science Project

2009 menyampaikan

dalam program radio Kementerian Negara Riset dan Teknologi, IPTEK VOICE yang

disiarkan oleh Bahana 101.8 FM, Selasa 13 Oktober 2009 pada pukul 08.00-08.45.

Nizar menjelaskan kandungan mineral dan kontur kulit pisang yang bermacam-macam

jenisnya sehingga reaksi ionisasi tidak stabil. Namun demikian kencederungan voltase

rata-rata tetap sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa kulit pisang memiliki mineral

elektrolit yang dapat menghantarkan listrik sehingga terjadi beda potensial (voltase).

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi informasi tentang performa (voltase dan

ketahanan) baterai kering yang menggunakan bahan baku dari kulit pisang dan

memberi informasi mengenai pengaruh jenis kulit pisang terhadap performa baterai.

Kulit pisang yang bisa digunakan kulit pisang ambon, kulit pisang susu dan kulit pisang

raja, yang lebih stabil kulit pisang ambon, sedangkan pisang susu yang memiliki

ketahanan tertinggi. Namun karena selisih ketahanan diantara pisang susu dan jenis

pisang lain kurang dari 24 jam, maka bisa dikatakan bahwa ketahanan di antara ketiga

jenis pisang tidak memberikan perbedaan yang signifikan.

Nizar juga menjelaskan pisang juga mengandung magnesium dan seng. Magnesium

(Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat, jumlah Magnesium

hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn)

yang merupakan elektroda positif, jumlah kandungan seng dalam pisang hanya

mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik

adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan

negatif. Kontruksi baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Nizar berharap masih diperlukan studi lebih mendalam mengenai energi alternatif dari kulit pisang dan perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai baterai kering dengan elektrolit kulit pisang terutama secara kandungan kimiawi. ( Sumber : http://www.ristek.go.id/?

module=News%20News&id=4513 )

Semoga bermanfaat.

(7)

BATERAI (SEL KERING)

Sel Kering atau baterai pertama kali dibuat oleh Laclance. Baterai disebut juga elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering)

Bagian dari elemen kering adalah :

• kutub positif (anoda) terbuat dari batang karbon (C)

• kutub negatif (katoda) terbuat dari seng (Zn)

• larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4CI);

• dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).

Batang karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Beda potensial antara batang karbon dengan seng adalah 1,5 volt.

Sejarah Baterai (Sel Kering)

Johann Wilhelm Ritter, penemu sel baterai kering

Lahir : 16 Desember 1776 di Samitz bei Haynau, Silesia.

Wafat : 23 Januari 1810 di Munich, Jerman

Johann Wilhelm Ritter menemukan ujung spektrum ultraviolet, membuat sel baterai kering pertama pada tahun 1802 dan baterai penyimpanan pada tahun 1803. Kontribusinya yang sangat penting adalah elektrokimia yang dikembangkan pada tahun 1798. Ritter adalah orang pertama yang membuat hubungan yang jelas antara galvanisme dan reaktivitas kimia. Ia adalah penemu tekhnik elektroplating yang terkenal. Sebagai tambahan, ia juga menjadi terkenal karena menjadi pionir dalam elektrokimia.

Aplikasi Baterai Kering

Pada kesempatan baik kali ini, akan kami sampaikan topik mengenai kegunaan atau aplikasi dari baterai kering isi ulang atau istilah bule nya Rechargeable Sealed Lead Acid Battery : Fungsi Baterai ini dikelompokan dalam 2 kategori utama yaitu;

1. Standby Use (fungsi backup pada saat sumber energi utama tidak ada/failure) Alat-alat yang menggunakan baterai termasuk kategori ini adalah sebagai berikut :

(8)

• Communication Systems (Pemancar Radio, BTS, dll)

• CCTV, CATV, Fiber Optic Communications

• Emergency Lighting (lampu darurat, dll)

• Burglar Alarm Systems

Prinsip Kerja Baterai

Baterai adalah perangkat yang mampu menghasilkan tegangan DC, yaitu dengan cara mengubah energi kimia yang terkandung didalamnya menjadi energi listrik melalui reaksi elektro kima, Redoks (Reduksi – Oksidasi). Batere terdiri dari beberapa sel listrik, sel listrik tersebut menjadi penyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia. Sel baterai tersebut elektroda – elektroda. Elektroda negatif disebut katoda, yang berfungsi sebagai pemberi elektron. Elektroda positif disebut anoda yang berfungsi sebagai penerima elektron. Antara anoda dan katoda akan mengalir arus yaitu dari kutub positif (anoda) ke kutub negatif (katoda). Sedangkan electron akan mengalir dari ktoda menuju anoda.

Terdapat 2 proses yang terjadi pada baterai

1.Proses Pengisian :Proses pengubahan energi listrik menjadi energi kimia. 2. Proses Pengosongan : Proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik.

Cara Kerja Baterai Kering

Baterai kering (sel Lechlance) terdiri atas suatu silinder seng sebagai anode dan batang karbon sebagai katode. Silinder diisi pasta yang terdiri atas campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), sedikit air, dan di tengah pasta itu diletakkan batang

karbon. Karena karbon merupakan electrode inert(sukar bereaksi), pasta berfungsi sebagai oksidator(katode). Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

Selanjunya, Zn dan NH3 membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4]2+

Zn2+(aq) + 4 NH

3(aq) → [Zn(NH3)4]2+(aq)

(9)

Anode :Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh baterai

kering dengan elektrolit kulit pisang adalah 1,24 volt. Dan ketahanan dalam jam dinding

rata-rata selama 5 hari 6 jam (135 jam). Kontruksi baterai kering kulit pisang sama dengan baterai

biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral

yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau

kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-)

dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat

membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit

kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung

Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit

kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga

mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam

pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan

listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan

garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus

listrik sederhana.

Hasil penelitian juga menunjukkan, baterai kontrol mampu bertahan lebih dari 7 hari

sedangkan baterai kulit pisang hanya kurang dari 6 hari. Hal ini disebabkan baterai kontrol

memiliki senyawa yang berfungsi sebagai depolarisasi. Senyawa yang digunakan adalah

mangandioksida. Walaupun pisang juga mengandung mangan, namun jumlahnya hanya 0,6 mg

per 100 g. Disamping itu setiap reaksi dalam baterai mengalami suatu proses polarisasi akibat

adanya gas hidrogen yang terlepas. Pisang dan terutama kulit pisang mengandung lebih dari 60

% kadar air (H20), yang dapat terlepas apabila terjadi suatu reaksi kimia. Sehingga

kemungkinan terjadinya polarisasi sangat besar. Hal tersebut yang mengakibatkan perbedaan

ketahanan antar baterai kulit pisang dan baterai kontrol cukup besar. Sedangkan diantara ketiga

(10)

ketahanan diantara pisang susu dan jenis pisang lain kurang dari 24 jam, maka bisa dikatakan

bahwa ketahanan di antara ketiga jenis pisang tidak memberikan perbedaan yang signifikan.

Berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata kulit pisang yang digunakan sebesar

3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram per satu buah. Sehingga

satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai.

Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral

dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+) dan kulit pisang juga mengandung

garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium

atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl. Pisang juga

mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan

menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan.

Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng

dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam

menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium.

Pisang dan terutama kulit pisang mengandung lebih dari 60 % kadar air (H20), yang

dapat terlepas apabila terjadi suatu reaksi kimia. Sehingga kemungkinan terjadinya polarisasi

sangat besar. Hal tersebut yang mengakibatkan perbedaan ketahanan antar baterai kulit pisang

dan baterai kontrol cukup besar. Berat bersih baterai menunjukkan bahwa rata-rata kulit pisang

yang digunakan sebesar 3,3 gram per baterai. Sementara kulit pisang utuh rata-rata 27 gram

per satu buah. Sehingga satu buah kulit pisang mampu dijadikan kurang lebih 8 baterai. Hal ini

merupakan keunggulan lain dari baterai kering dari kulit pisang. Baterai kering yang

menggunakan bahan baku kulit pisang memiliki rata-rata voltase 1,2 V dan ketahanan rata-rata

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan karakter untuk menangani masalah integritas melalui kegiatan Ospek. dapat diwujudkan dengan pemberian materi integritas dan pendidikan

Untuk tujuan tersebut maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan katup thermostat yang berfungsi sebagai penahan air pendingin pada suhu rendah dan membuka saluran air pendingin

Data yang digunakan untuk menguji perbedaan dua rata-rata adalah Uji t atau Uji Mann Whitney (kuantitatif) dan deskripsi (kualitatif). Hasil

Pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan terhadap barang rampasan negara dari tindak pidana dibidang kehutanan, yang amar putusannya menyatakan barang dirampas untuk negara

Pertimbangan lain yang harus dicermati adalah mengenai berat konstruksi dari sekat tersebut. Semakin banyak sekat memang memberikan dampak yang baik terkait.. sloshing namun

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk

The algorithm consists of three main steps: normal vector computation, plane segmentation, and cube reconstruction.. 3.1 Normal

Program Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja