commit to user
i
PERSEPSI TERHADAP HARGA DENGAN MINAT BELI
(Studi Korelasi Interaksi Sosial, Persepsi Terhadap iklan dan Persepsi Terhadap Harga dengan Minat Beli Produk BlackBerry di kalangan mahasiswa jurusan Ilmu
Komunikasi Non Reguler angkatan 2009 FISIP UNS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
ADHITYO HENDRO PRABOWO D 1209002
S1 KOMUNIKASI SWADANA TRANSFER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
vii
HALAMAN
JUDUL ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Perumusan Masalah...10
C. Tujuan Penelitian...11
D. Kerangka Teori...11
1.1 Interaksi sosial ...11
1.2 Persepsi terhadap iklan...15
1.3 Persepsi terhadap harga...31
1.4 Minat Beli...35
E. Hipotesis...37
F. Definisi Konseptual...38
G. Definisi Operasional...40
commit to user
vii
1. Jenis Penelitian...45
2. Metode Penelitian...46
3. Lokasi Penelitian...46
4. Populasi dan Sampel...46
5. Tehnik Pengumpulan Data...47
6. Tehnik Analisa Data...48
BAB II. DESKRIPSI WILAYAH PERUSAHAAN PENELITIAN DAN IKLAN BLACKBERRY INTERNET SERVICE VERSI EKSIS & NARSIS A. Gambaran Umum FISIP UNS...50
1. Sejarah Perkembangan FISIP UNS...50
2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNS...55
3. Susunan Organisasi FISIP UNS...57
B. Gambaran Umum PT. TELKOMSEL...62
1. Profil Perusahaan...62
2. Management PT.Telkomsel...63
3. Shareholder PT.Telkomsel...64
C. BlackBerry...66
1. Sejarah BlackBerry...66
D. Gambaran Umum Telkomsel dan BlackBerry...68
1. Profil Telkomsel BlackBerry...,...68
commit to user
vii BAB III. PENYAJIAN DATA.
A. Variabel Independen (X) – Interaksi sosial...78
1. Frekuensi bertukar pendapat dengan teman...79
2. Frekuensi bertukar pendapat dengan keluarga...80
B. Variabel independen (X) – Persepsi Terhadap iklan...81
1. Bintang iklan BlackBerry Telkomsel versi eksis narsis menunjukan citra berkualitas...82
2. Pemahaman terhadap jalan cerita iklan BlackBerry Telkomsel versi eksis narsis ...83
3. Pemahaman terhadap slogan iklan BlackBerry Telkomsel versi eksis narsis ...84
4. Pemahaman pesan iklan ponsel BlackBerry Telkomsel versi eksis narsis ...85
5. Pemahaman iklan ponsel BlackBerry Telkomsel versi eksis narsis dapat dipercaya...86
C. Variabel Independen (X) – persepsi terhadap harga...86
1. Tingkat keterjangkauan harga ponsel BlackBerry...87
2. Tingkat kesesuaian kualitas yang ditawarkan ponsel BlackBerry terhadap harganya...88
commit to user
vii
1. Tingkat keberminatan konsumen untuk membeli ponsel
BlackBerry...90
BAB IV. ANALISA DATA A. Hasil hasil tabulasi silang menggunakan SPSS 18...96
1. Interaksi sosial dengan minat beli...96
2. Persepsi terhadap harga dengan minat beli...98
3. Persepsi terhadap harga dengan minat beli...99
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan...101
B. Saran...102
commit to user
ix
ADHITYO HENDRO PRABOWO, D1209002, SOCIAL INTERACTION,
ADVERTISING PERCEPTION AND PRICE PERCEPTION WITH BUYING INTEREST (Correlation of Social Interaction Study, The Advertising Perception and Price Perception with the Buying Interest on Blackberry Product among Students of 2009 Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS.
This research were initiated from researcher anxiety of Blackberry which become global phenomenon on mobile phone industry, particularly in Indonesia. Therefore, the Telkomsel Blackberry Internet Sevice TV ads, “Eksis & Narsis” version are observe to discovered its influences toward the buying interest on Blackberry products, which being measure from social interaction, advertising perception and price perception.
Public’s buying interest toward certain products are also effected by the social interaction between friends and relatives, meanwhile the advertising appeal such as cast, plot, slogan, messages and messages reliability. And price perception are also considered to be the deciding factors on buying interest. Based on that references, this research are aim to discovered the significant correlation between social interaction, advertising perception and price perception (X) with buying interest (Y).
This is an explanatory research with correlation methods, while quisioner survey are used as an data collection technique. Population on this research are students of 2009 Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS, who had been census through the pre survey phase and found 77 people who qualified for sample research.
Receives data are analyzed using the the Pearson formula, and Spearman’s correlation level governance formula are being applied to analyze the correlation between two variable, while the correlation of three variable analyzed by the Spearman parsial correlation rank formula with 95% trust level and 5% significance level.
commit to user
viii
ADHITYO HENDRO PRABOWO. D1209002, INTERAKSI SOSIAL, PERSEPSI TERHADAP IKLAN DAN PERSEPSI TERHADAP HARGA DENGAN MINAT BELI (Studi Korelasi Interaksi Sosial, Persepsi Terhadap iklan dan Persepsi Terhadap Harga dengan Minat Beli Produk BlackBerry di kalangan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler angkatan 2009 FISIP UNS)
Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti terhadap produk Blackberry yang saat ini menjadi fenomena ponsel yang sedang booming di kalangan masyarakat khususnya di Indonesia. Oleh karena itu peneliti memilih Iklan Telkomsel BlackBerry Internet Service versi Eksis & Narsis di Televisi untuk diteliti seberapa berpegaruhnya iklan tersebut terhadap minat beli produk BlackBerry, yang diukur dari 3 hal yakni interaksi sosial, persepsi terhadap iklan dan persepsi terhadap harga.
Sementara itu, tak dapat dipungkiri bahwa minat beli khalayak terhadap suatu produk juga dipengaruhi interaksi sosial antara teman dengan keluarga,selain itu daya tarik suatu iklan, yang terdiri atas bintang iklan, jalan cerita iklan, slogan iklan, pesan iklan, dan kepercayaan pada pesan iklan. Dan persepsi terhadap harga juga ikut dipertimbangkan dalam kaitannya dengan minat beli. Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti ingin melihat apakah ada hubungan yang positif antara interaksi sosial, persepsi terhadap iklan dan persepsi terhadap harga (X) dengan minat beli (Y).
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan metode tabulasi silang, serta teknik pengumpulan data berupa survey menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Non Reguler angkatan 2009 FISIP UNS, yang setelah disensus melalui pra survei dan didapatkan populasi sebesar 77 orang yang memenuhi syarat sehingga 77 orang tersebut dijadikan sampel penelitian.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus Crosstabs, sementara untuk menganalisi hubungan dua variabel digunakan rumus korelasi Tata Jenjang Spearman, sedangkan untuk menganalisis hubungan tiga variabel digunakan rumus korelasi parsial Rank Spearman dengan taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%.
Setelah melalui perhitungan, diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y adalah. Antara lain variabel X1 interaksi sosial dengan variabel Y minat
beli adalah sebesar 42,9% responden yang menyatakan interaksi sosialnya tinggi ternyata sebagian besar yaitu 28,6% juga menyatakan minat belinya dalam kategori tinggi.. Kemudian variabel X2 persepsi terhadap iklan dengan variabel Y minat beli adalah sebesar 50,6%
responden yang menyatakan interaksi sosialnya tinggi ternyata sebagian besar yaitu 23,4% juga menyatakan minat belinya dalam kategori tinggi.. Dan yang terakhir yaitu variabel X3
commit to user BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan sejarah perkembangannya, telepon seluler mulai
masuk ke Indonesia mulai tahun 1984 dengan teknologi berbasis Nordic
Mobile Telephone (NMT). Kemudian mulai dari tahun 1993 hingga saat
ini mulailah bermunculan provider-provider GSM maupun CDMA
untuk memenuhi perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Pada
tahun 2000, SMS (Short Message Service) merupakan salah satu fitur
yang digemari oleh pengguna ponsel karena biayanya yang murah.
Seperti yang kita ketahui bahwa telepon dan SMS merupakan fungsi
dasar dari ponsel dan layanan inilah yang paling banyak digunakan oleh
para konsumen di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam bidang
komunikasi layanan telepon seluler pun mengalami kemajuan dengan
dilengkapinya fitur GPRS. Dengan kemampuan GPRS dalam
mengirimkan data yang lebih besar maka pengguna ponsel
diperkenalkan dengan layanan MMS. Layanan ini mampu mengirimkan
data berupa pesan, suara dan gambar sekaligus. Setelah GPRS yang
mampu membawa lebih banyak data, kemudian munculah teknologi 3G
yang mampu membawa data lebih banyak lagi dan pengiriman datanya
commit to user
Setelah 3G berhasil meningkatkan kemampuan ponsel kemudian
munculah teknologi baru yaitu HSDPA atau yang juga dikenal dengan
3,5G. Teknologi ini meningkatkan kwalitas pertukaran data melalu
telepon seluler terutama pada penggunaan browsing di internet1.
Oleh karena itu, produsen-produsen telepon seluler berkompetisi
untuk menghasilkan telepon seluler yang terbaik guna memenuhi
semua kebutuhan konsumen. Mulai dari fitur (MMS, GPRS, kamera,
dll) hingga jenis telepon seluluer itu sendiri menjadi beragam sesuai
dengan keunggulan yang ditawarkan. Sebut saja PDA (Personal Digital
Asssistence), Walkman Phone, Cyber-shot Phone, dan yang tengah
fenomenal saat ini Smart Phone.
Kehadiran Smart Phone sangat membantu konsumen yang
dituntut aktivitas mobile. Tak heran jika saat ini beragam
merk yang ditawarkan oleh para produsen Smart Phone.
Sementara di Indonesia, saat ini tengah booming Smart
Phone BlackBerry. Informasi dari Research in Motion (RIM)
selaku layanan tersebut di Indonesia merupakan yang
tertinggi di antara negara-negara lain di kawasan Asia
Pasifik2.
1
Soeryanto,telepon seluler di indonesia,24 februari 2006. (http://warung ponsel.blogspot.com/2009/01/telepon-seluler-di-indonesia_15.html) 2
Crist,pertumbuhan blackberry di indonesia,2006.
commit to user
Menurut survey yang dilakukan, jumlah pengguna BlackBerry dari
tahun ketahun mengalami peningkatan yang drastis dapat dilihat dari
tabel berikut.
Tabel. pengguna BlackBerry di Indonesia dari tahun ke tahun.
Jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia yang saat ini berkisar 2
juta-2,5 juta pengguna, diproyeksi akan menjadi yang terbanyak di seluruh
dunia dalam waktu dekat. Wajar saja, pertumbuhan ponsel cerdas
besutan Research in Motion (RIM) ini melesat tajam hingga mencapai
2,5 juta pengguna3.
Kenaikan jumlah pengguna ini sempat membuat para
pesaingnya seperti Nokia dan Sony Ericcson sebagai market
leader tergeser, fenomena lain terjadi pula pada para
produsen handphone keluaran China semacam Nexian, Mito,
HT mereka membuat produk HP QWERTY yang bentukya
mirip dengan produk BlackBerry,dengan keypad QWERTY,
3
Burhamnudin, indonesia akan jadi pengguna blackberry terbesar didunia,31 juli 2009.(
http://www.detikinet.com/read/2009/07/31/115338/1175020/328/indonesia-akan-jadi-pengguna-BlackBerry-terbesar-dunia)
TAHUN PENGGUNA
2008 45.000
2009 200.000
2010 2.000.000
commit to user
layar lebar hingga menggunakan trackball sebagai alat
navigasinya4.
BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh
perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Sedangkan di
Indonesia, kemunculan BlackBerry pertama kali pada pertengahan
Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.
Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang
merupakan rekan utama BlackBerry. Di Indonesia, Starhub menjadi
bagian dari layanan dalam segala hal teknis mengenai instalasi
BlackBerry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan layanan
BlackBerry Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server.
Semakin banyak jumlah pengguna BlackBerry tentu saja pengaruh
dari keunggulan yang dimiliki oleh BlackBerry tersebut. Fitur yang
menjadi andalan utama dan membuat BlackBerry digemari di pasar
adalah push e-mail. Fitur ini mendapat sebutan push e-mail karena
seluruh e-mail baru, daftar kontak, dan kalendar “didorong” masuk ke
dalam BlackBerry secara otomatis.
Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung
ke ponsel. E-mail juga sudah mengalami proses kompresi dan scan di
server BlackBerry sehingga aman dari virus. Lampiran file berupa
dokumen Microsoft office dan PDF dapat dibuka dengan mudah.
4
commit to user
Sebuah e-mail berukuran 1 MB, jika diterima melalui push e-mail dapat
menjadi 10 kb dengan isi yang tetap.
Konsumen tidak perlu mengakses internet terlebih dulu
dan membuka satu persatu e-mail yang masuk, atau
pemeriksaan e-mail baru. Hal ini dimungkinkan karena
pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia
maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia. Alat
penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk
mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan
jangkauan nirkabel. Begitu pengguna terhubung lagi,
BlackBerry Enterprise Server akan menyampaikan data
terbaru yang masuk.5
Kelebihan lainya adalah kemampuan BlackBerry yang dapat
menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada resiko hang, asalkan
masih ada memory tersisa. Selain itu, BlackBerry Messanger atau BBM
juga bisa digunakan untuk chatting. Mirip dengan Yahoo Messenger,
namun dilakukan melalui jaringan BlackBerry dengan memasukan
nomor identitas.
Semua layanan BlackBerry ini dikenal sangat aman baik e-mail,
chatting, maupun browsing. Untuk browsing internet data-data dari
website sudah dikompresi sehingga lebih cepat dibuka.
Fasilitas lain yang menjadi andalan BlackBerry adalah
pesan instan. Yahoo Messenger, Google Talk dan Skype kini
telah menjadi rekanan dengan BlackBerry. Teknologi terkini memang memungkinkan kita untuk “mengobrol” (chatting)
5
Achmad rouzani, indonesia akan menjadi pengguna blackberry terbesar di dunia, juli 2009.
commit to user
di internet melalui telepon genggam dan Personal Digital
Assistant (PDA). Tetapi yang berbeda pada BlackBerry
adalah proses instalasi lengkap yang bisa dilakukannya
melalui jaringan nirkabel. Keunggulan lain yaitu
pemberitahuan jawaban pesan melalui tanda getar pada
BlackBerry6.
Kebaharuan beberapa teknologi yang ditawarkan BlackBerry inilah
yang menjadi magnet masyarakat untuk menggunakan BlackBerry.
Pengguna BlackBerry di Indonesia kian hari semakin bertambah.
Namun, kebanyakan dari para pengguna BlackBerry di Indonesia
ternyata menggunakan BlackBerry hanya untuk kepentingan lifestyle,
bukan keperluan kerja. Hal ini sudah terbukti nyata. Pemakaian
BlackBerry sudah tidak mengenal batas usia, pekerjaan, ataupun
atribut-atribut status sosial lainnya. Banyak anak kecil yang mungkin masih
duduk di Sekolah Dasar ataupun Ibu rumah tangga yang sedang asik
mengutak-atik BlackBerrynya di sudut-sudut mall di Jakarta. Ada yang
bermain facebook, twitter, atau hanya sekedar BBM-an (BlackBerry
Messenger) dengan teman-temannnya sesama pemakai BlackBerry.
Apalagi sejak operator mampu menyediakan inovasi layanan
BlackBerry dengan basis tarif yang kian terjangkau. Ada tarif langganan
per hari, minggu, maupun bulanan.
Kebanyakan dari pengguna BlackBerry menggunakan BlackBerry
hanya untuk mengakses Facebook dan Twitter. Padahal, kegunaan dan
fungsi dari BlackBerry, jauh lebih luas ketimbang hanya untuk
6
commit to user
mengakses situs jejaring sosial itu. Di sisi lain, kemunculan BlackBerry
telah menggeser cara berpikir masyarakat Indonesia dalam
berkomunikasi. Saat ini orang sudah bukan lagi minta nomor
handphone tapi meminta nomor PIN BBM (BlackBerry Messenger).
Individu merupakan salah satu sumber informasi dalam
menyebarkan pesan-pesan komunikasi massa melalui
hubungan-hubungan sosial. 89% konsumen Indonesia lebih mempercayai
rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat memutuskan untuk
membeli sebuah produk seperti halnya memilih telepon selular. Hal
tersebut terungkap dalam penelitian yang dilakukan Onbee Marketing
Research (anak perusahaan Octovate Consulting Group) bekerjasama
dengan Majalah SWA kepada 2000 konsumen di lima kota besar
Indonesia. Sementara itu, iklan hanya menempati peringkat ke-dua
sebagai sumber referensi yang dipercaya oleh konsumen7.
Iklan sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi dikatakan
efektif apabila dapat menghasilkan efek-efek atau perubahan seperti
yang diharapkan oleh komunikator, seperti pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Efek tersebut lah nantinya yang akan memberi tahu apakah
kegiatan pengkomunikasian itu berhasil atau tidak. Iklan bukan hanya
sebuah komunikasi massa yang bertujuan menanamkan informasi saja.
Namun lebih dari itu, dengan adanya informasi akan mengembangkan
tendensi tertentu berkaitan dengan kemampuan iklan tersebut dalam
7
commit to user
memperoleh perhatian, menggugah perasaan, serta mempengaruhi
perilaku orang yang melihatnya. Dalam memperkenalkan produknya,
Telkomsel menggunakan iklan sebagai strategi untuk menciptakan
awarness dan meningkatkan volume penjualan produk, baik iklan di
media cetak, internet, maupun media elektronik seperti televisi.
Penayangan iklan Telkomsel BlackBerry Internet Service Versi Eksis &
Narsis di televisi dapat mengena pada sasaran konsumen, baik tentang
pesan iklan, audio, bintang iklan, dialog, penampilan visual dan
pengaturan. Rasa tertarik terhadap iklan BlackBerry dapat dimunculkan
dengan pewarnaan, gambar, atau pesan iklan yang menarik, dan hal ini
pada gilirannya akan semakin diperkuat oleh keorisinilan penampilan
dan penyusunan kalimat dalam pesan iklan. Iklan Telkomsel
BlackBerry yang ditayangkan di televisi maupun iklan BlackBerry yang
ditayangkan oleh berbagai provider yang ada telah mampu menarik
perhatian khalayak8.
Disamping itu, desain BlackBerry yang elegan dan fashionable yang
dituangkan dalam iklan pun mampu menjadi daya tarik tersendiri.
Melalui unsur-unsur inilah iklan tersebut menyampaikan pesan
penjualannya kepada khalayak yang pada akhirnya mendorong
munculnya minat beli.
Oleh karena itu, individu memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam penggunaan BlackBerry pada masyarakat. Umumnya, peminat
8
commit to user
BlackBerry mengetahui BlackBerry dari orang-orang terdekat mereka.
Hal ini dilakukan melalui pembicaraan-pembicaraan ringan mengenai
kecanggihan alat komunikasi ini.
Ketika orang-orang disekeliling membicarakan BlackBerry, tanpa
sadar individu pun akan terpengaruh. Lalu, faktor harga yang berfariasi
dari ponsel BlackBerry pun turut mempengaruhi dalam minat beli
ponsel tersebut.
Seperti yang dikutip dalam bukunya, Steven dan
Wiesberg menyatakan harga merupakan pengorbanan
ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Selain itu harga adalah suatu faktor penting
bagi pelanggan dalam mengambil keputusan untuk
melakukan transaksi atau tidak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa harga adalah sejumlah uang yang telah ditentukan
perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang
diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan
perusahaan untuk memuaskan keinginan pelanggan serta
merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi
minat beli9.
Berdasarkan observasi penelitian lapangan yang dilakukan oleh
peneliti, BlackBerry cukup mendapat perhatian di masyarakat. Peneliti
melihat produk ini telah menjadi fenomena tersendiri di masyarakat.
Peneliti memilih iklan Telkomsel BlackBerry versi eksis & narsis
dikarenakan sejak awal diluncurkan, BlackBerry mampu menjadi trend
tersendiri. Bahkan kini BlackBerry menjadi suatu gaya hidup di
commit to user
masyarakat, mulai dari anak kecil, dewasa, bahkan ibu rumah tangga
sekalipun. Sebanding dengan hal tersebut, telkomsel sebagai salah satu
provider di indonesia memiliki komunitas terbesar dibanding operator
seluler lainnya, selain juga koneksi paling cepat dan jangkauan yang
luas.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh interaksi
sosial, persepsi terhadap iklan dan persepsi terhadap harga dengan
minat beli.
Lokasi dan responden penelitian yang dipilih yakni mahasiswa
jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler angkatan 2009 FISIP UNS.
Alasan utama peneliti adalah karena ketersedian data. Selain itu,
konsumen BlackBerry saat ini sudah tidak mengenal batas usia,
pekerjaan, ataupun atribut-atribut status sosial lainnya. Pengguna
BlackBerry sudah dari semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa, hingga orangtua, bahkan ibu rumah tangga.10 Masyarakat
sudah sangat familiar bahkan menjadikan BlackBerry sebagai salah satu
sarana komunikasi sekaligus gaya hidup. Genre remaja hingga dewasa
inilah yang terwakili oleh mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Non
Reguler angkatan 2009 FISIP UNS, sehingga peneliti memilihnya
sebagai responden penelitian.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih jauh dengan mengambil judul Interaksi
10
commit to user
Sosial, Persepsi Terhadap iklan dan Persepsi Terhadap Harga Dengan
minat Beli (Studi Korelasi Interaksi Sosial, Persepsi Terhadap iklan dan
Persepsi Terhadap Harga dengan Minat Beli Produk BlackBerry di
kalangan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler angkatan
2009 FISIP UNS)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas maka rumusan masalah yang akan
diangkat penulis adalah:
1. Adakah hubungan yang signifikan antara interaksi social
dengan minat beli mahasiswa komunikasi Non Reguler FISIP
UNS Angkatan 2009 pada ponsel BlackBerry?
2. Adakah hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap
Iklan dengan minat beli mahasiswa komunikasi Non Reguler
FISIP UNS Angkatan 2009 pada ponsel BlackBerry?
3. Adakah hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap
harga dengan minat beli mahasiswa komunikasi Non
Reguler FISIP UNS Angkatan 2009 pada ponsel BlackBerry?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara interaksi sosial dengan minat beli mahasiswa FISIP
UNS pada ponsel BlackBerry?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
commit to user
eksis narsis dengan minat beli mahasiswa FISIP UNS pada
ponsel BlackBerry?
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara persepsi terhadap harga dengan minat beli mahasiswa
FISIP UNS pada ponsel BlackBerry?
D. Kerangka teori.
1.1 Interaksi Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila
orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang
akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai
pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan. Interaksi sosial
merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial
tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat
dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun
commit to user
kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu
kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya11
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di
dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan
antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi
sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap
dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali
tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan
termaksud.
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara
individu dengan kelompok. Interaksi sosial dapat terjadi dengan dua syarat
berikut ini12 :
1. Adanya kontak sosial (social contact), menurut Soeryono Soekanto
secara fisik, kontak sosial baru terjadi apabila adanya hubungan fisikal,
sebagai gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan badaniah,
karena hubungan sosial terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang,
namun orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus
menyentuhnya misalnya dengan berbicara dengannya. Kontak sosial
berlangsung dalam lima bentuk; yakni antara pribadi orang per orang,
antara orang per orang dengan suatu kelompok masyarakat, antara
11
commit to user
kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat dalam suatu
komunitas, antara orang per orang dengan masyarakat global di dunia
internasional dan antara orang per orang, kelompok, masyarakat dan
dunia global, di mana kontak sosial terjadi secara simultan di antara
mereka.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memaknai apa yang dilakukan
orang lain terhadap informasi, sikap dan perilaku orang lain yang
berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku
dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi terhadap hal
tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami
Pengertian Interakasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara
dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya
memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar
terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling
mempengaruhi. Dan model komunikasi dasarnya sebagai berikut:
commit to user
(model komunikasi interaktif)
Gambar model komunikasi dasar dan model komunikasi interaksi, menurut Sperber’s Model of Communication (1995)
Dalam penelitian ini sumber pengirim informasi didapat dari teman
sebaya ataupun keluarga, dimana source sender memberikan informasi
dengan melalui perbincangan kecil tentang produk dan keunggulan ponsel
BlackBerry, secara tidak langsung penerima pesan, menangkapnya sebagai
masukan yang bermanfaat dalam pertimbangan memilih ponsel yang hendak
mereka pakai. Dalam hal ini interaksi sosial berperan penting dalam
mempengaruhi individu dalam minat beli ponsel BlackBerry tersebut.
Hal ini terjadi karena informasi dari teman akan lebih dapat dipercaya
dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari iklan.selain itu
Komunikasi dari orang tua lebih bernilai dan dapat dipercaya dibandingkan
informasi dari iklan dan brosur. Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat
dibanding pengaruh informasi dari iklan.
Pada umumnya kita lebih menghormati teman dan oleh karena itu
teman lebih dapat dipercaya. Lebih dari itu, informasi dari teman, tetangga,
atau keluarga akan mengurangi resiko pembelian, sebab konsumen terlebih
dahulu bisa melihat dan mengamati produk yang akan dibelinya dari teman,
commit to user 1.2 PERSEPSI TERHADAP IKLAN.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi /sensor
stimuli13. Bagan proses perseptualnya sebagai berikut:
Proses perseptual
Sumber: diadaptasi dari michael R. Salomon (1996),
“consumer behavior”, prentice-hall international.
Dimana saat individu menerima suatu pesan yang disampaikan,
indra menerima pesan tersebut, dan memprosesnya menjadi perhatian dan
kemudian menginterprestasikannya menjadi sebuah tanggapan, tanggapan
tersebut berupa penilaian terhadap suatu pesan yang disampaikan. Dimana
dalam penelitian ini individu setelah melihat tayangan iklan blackberry,
diduga akan timbul minat untuk membeli produk tersebut.
13
Desiderato, 1976: 129 dalam Rakhmat,Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rodaskarya, Bandung 2004 hal 51.
STIMULI
Penglihatan
Suara
Bau
Rasa
texture
Sensasi Pemberian Arti
Perhatian interprestasi tanggapan
commit to user
Televisi merupakan media terbaik bagi para pengiklan untuk
mencapai khayalak sasaran dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Iklan
di televisi dianggap mempunyai jangkauan yang luas, dalam sehari setiap
orang bisa berjam-jam menonton televisi. Selain itu, iklan di televisi lebih
mengena di masyarakat karena bersifat audio visual sehingga mereka bisa
melihat sekaligus mendengar tayangan iklannya.
Konsumen bisa mengetahui model iklannya, produk
yang diiklankan dan maksud dari iklan tersebut. Umumnya
iklan televisi juga menghadirkan cerita-cerita pendek
menyerupai karya film pendek. Dan karena waktu tayangnya
yang singkat, maka iklan televisi selalu berupaya
meninggalkan kesan mendalam pada benak khalayak. Iklan
televisi berperan penting dalam :14
1. Membangun dan mengembangkan citra positif bagi suatu
perusahaan dan produk yang dihasilkan, melalui proses
sosialisasi yang terencana dan tertata dengan baik.
2. Membentuk publik opini yang positif terhadap perusahaan
atau produk tersebut.
3. Mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap
produk konsumsi dan perusahaan yang memproduksinya.
4. Menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan
masyarakat luas, sehingga dapat terbentuk pemahaman
dan pengertian yang sama terhadap suatu produk atau
jasa yang ditawarkan pada masyarakat oleh perusahaan
tersebut.
14
commit to user
Kekuatan dan kelemahan televisi adalah sebagai berikut : 15
1. Kekuatan
a. Efisiensi biaya
Televisi mampu menjangkau audience secara
luas, tidak hanya audience yang dapat dicapai
media lain tetapi juga yang tidak dapat dijangkau
media lainnya. Jangkauan luas/massal ini
menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau
setiap kepala.
b. Dampak yang kuat
Televisi dengan audio dan visualnya mampu
mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara,
warna, drama dan humor, sehingga memberikan
dampak yang kuat pada indera penglihatan dan
pendengaran.
c. Pengaruh yang kuat
Televisi mempunyai kemampuan mempengaruhi
persepsi masyarakat. Jutaan orang menonton
televisi secara teratur, sebagai sumber berita,
pendidikan dan hiburan. Kebanyakan konsumen
lebih percaya pada perusahaan yang
mengiklankan produknya di televisi daripada
yang tidak sama sekali.
2. Kelemahan
a. Biaya yang besar
Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala
rendah, namun biaya produksi dan penyiaran
sangat besar. Apalagi bila menggunakan artis
15
commit to user
terkenal dan penayangan iklan berulang-ulang
pada jam-jam siaran program eksklusif.
b. Khalayak yang tidak selektif
Iklan-iklan di televisi memiliki kemungkinan
menjangkau pasar tidak tepat, karena sifatnya
yang massal sehingga pemirsanya sulit
dipilah-pilah.
c. Kesulitan Teknis
Iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu
saja jadwal penayangannya, apalagi secara
mendadak.
Sementara itu, disebutkan pula bahwa tidak semua iklan yang disiarkan
bisa diserap oleh konsumen, disebabkan oleh : 16
1. Sifat iklan itu sendiri yang mencerminkan sifat produk yang
diiklankan.
2. Sifat khalayak / pemirsa itu sendiri, dimana sebagian dari
khalayak sama sekali tidak mau disuguhi iklan, sedangkan
sebagian lainnya lagi memang commercial consummers.
3. Positioning iklan tersebut di dalam keseluruhan program
siaran televisi, saat-saat penyiaran, dan acara yang disela.
4. Perhatian pemirsa sering kali sangat ditentukan oleh
kehadiran orang lain di dalam ruang tempat menonton.
Semakin banyak orang yang berada disitu, semakin kecil
perhatian pemirsa terhadap iklan.
16
commit to user
Pemuatan iklan. Jika iklan disela diantara adegan-adegan yang
menarik dari suatu program yang banyak disukai orang, makin banyak
waktu yang dihabiskan pemirsa untuk melihat iklan tersebut. Dalam
penelitian ini peneliti memilih iklan blackberry bundling telkomsel versi
eksis narsis, dikarenakan iklan tersebut selain menawarkan ponsel
blackberry terbaru, target iklan tersebut adalah remaja, dimana remaja
dalam penelitian ini disimbolkan seorang mahasiswa.
Dalam teori bundling dikatakan bahwa Bundling adalah sebuah
strategi pemasaran yang melibatkan penawaran dua produk atau lebih
sebagai untuk di jual sebagai satu kesatuan unit jual. Pada umumnya harga
yang ditawarkan dalam kombinasi produk hasil bundling lebih murah
dibandingkan harga per satuan produk apabila dibeli terpisah.
Yannis Bakos dan Erik Brynjolfsson mengemukakan bahwa
bundling sangat efektif dilakukan apabila perusahaan yang menerapkan
strategi tersebut memenuhi beberapa syarat tersebut.
Memiliki economies of scale dalam berproduksi.
Memiliki economies of scope dalam mendistribusikan produknya
Memiliki marginal cost yang rendah dalam melakukan bundling
Set-up cost dalam memulai produksi tinggi
commit to user
Hasil akhir dari bundling merupakan simplifikasi dua produk
atau lebih yang dibutuhkan oleh konsumen yang sama.17
Sedangkan menurut Hanming Fan dan Peter Norman 18, sebetulnya
terjadi penurunan Willingnes to pay oleh konsumen yang menghadapi
kombinasi produk hasil bundling. Oleh sebab itu mereka melakukan
penelitian kapan sebuah perusahaan sebaiknya melakukan strategi bundling
dan kapan sebaiknya tidak melakukan.
Dalam penelitian ini persepsi terhadap iklan blackberry bundling
telkomsel versi eksis narsis juga diduga sebagai faktor yang mempengaruhi
minat beli ponsel BlackBerry dikalangan mahasiswa fisip uns non reguler
angkatan 2009.
Persepsi terhadap iklan tertuju pada iklan itu sendiri. Pada saat
melihatiklan, banyak konsumen yang tidak memperhatikan klaim produk
dan ataupesan secara langsung, tetapi reaksi afektif menimbulkan perasaan
terhadap iklan.Persepsi ini meliputi reaksi terhadap faktor iklan seperti
kreatifitas efek gambar, warna dan intonasi suara19.
Persepsi terhadap iklan dapat berupa tanggapan baik atau tidak baik.
Hal ini penting karena efeknya pada sikap terhadap iklan dan juga merek
secara langsung.Selain dengan ukuran suka tidak suka, reaksi afektif
konsumen terhadapiklan, khususnya iklan komersial di televisi dapat diukur
dengan pernyataan terhadap gaya, ide, produksi, audio pembuatan suatu
17
Yannis Bakos dan Erik Brynjolfsson. 1999. Bundling informationgoods: Pricing, profits, and efficiency ,”Management Science, 45(12):1613-1630
18
Hanming Fan dan Peter Norman. Pricing and bundling, 2003
19
commit to user
iklan20. Reaksi ini akan ditransformasikan pada sikap terhadap merek dan
minat beli konsumen.Perasaan konsumen tentang iklan sama petingnya
dengan sikap merekaterhadap merek dalam penilaian kefektivan iklan.
Pentingnya reaksi afektif dan perasaan yang tergambarkan dalam iklan
tergantung pada beberapa faktor diantaranya kealamian iklan dan tipe
pemrosesan informasi oleh konsumen.
Dalam jurnal internasional "The Influence of Liking for
a Public Service Announcement on Issue Attitude" oleh
Xiaoli Nan yang di terbitkan April 2008, disebutkan bahwa ”advertising has been instrumental in building the world's strongest barnds. It has also been an essential tool in
educating and persauding the public on issues of social
sicnificane”. Dapat diartikan bahwa iklan merupakan
instrumen dalam membangun merk dunia yang kuat. Ini juga
merupakan alat pokok untuk mendidik dan membujuk orang
lain terhadap isu sosial.21
Sedangkan Institut Praktisi periklanan Inggris menurut Jefkins,
mendefenisikan periklanan sebagai “Pesan-pesan penjualan yang paling
persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas
produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.”22.
Jadi dari beberapa defenisi tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwasannya iklan merupakan kegiatan yang menyangkut
20
Mehta, Abhilasha.. How Advertising Response Modeling (ARM) can Increase Ad Effectiveness; Journal of Advertising Research. 1994
21
Nan, Xiaoli, The Influence of Liking for a Public Service Announcement on Issue Attitude, University of Winconsin-Madison, 2008;35;503.
22
commit to user
penyampaian pesan mengenai suatu produk atau jasa yang bersifat
komersial.
Kleppner menyatakan bahwa iklan atau advertising berasal dari
bahasa Latin, advere berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak
lain23.
Institut Praktisi Periklanan Inggris mendefenisikan
istilah periklanan sebagai berikut : periklanan merupakan
pesan-pesan penjualan yang paling persuasif, yang diarahkan
kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk
barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya ,
dalam waktu yang lebih singkat, sedangkan dampaknya
akan melekat lebih lama pada ingatan audience24.
Sedangkan model komunikasi periklananya sebagai berikut:
Gambar 1.2
Liliweri, Alo. Dasar Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: Citra Aditya Bakti.1992 hal 17. 24
commit to user
Sumber biasanya adalah pengiklan yang dibantu oleh agensinya.
Bersama-sama dengan agensi mereka menentukan tujuan dari pesan yang
dibuat ̶ iklan atau kampanye ̶ dalam istilah efek pesan terhadap audiensi konsumen (penerima).
Selanjutnya adalah pesan, yang dimaksud dengan pesan adalah
setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis,
yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Dalam hal ini pesan yang
dimaksud adalah iklan dibuat oleh agensi.
Setelah agensi membuat suatu pesan dalam hal ini iklan, agensi
dapat menyalurkan pesan tersebut ke dalam bauran media yang berupa
media, baik cetak, maupun elektronik.
Setelah itu baru penerimaan dan respon dari konsumen setelah
melihat pesan yang disampaikan oleh agensi pembuat pesan tersebut dari
saluran media. Yang mengakibatkan berbagai tanggapan dari penerima
pesan.
Penelitian ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan . Ia
tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan
(encode) dan menerjemahkan (decode), dan dengan bagaimana transmiter
menggunakan saluran dan media komunikasi. Ia tertarik dengan hal-hal
commit to user
yang denganya seorang pribadi mempengaruhi perilaku atau state of mind
pribadi yang lain25.
Tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi, dimana iklan
adalah suatu komunikasi massa yang dibayar untuk menarik kesadaran,
menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya
suatu tindakan yang menguntungkan bagi perusahaan.
Ada beberapa teori komunikasi massa dalam proses mempengaruhi
perilaku konsumen.
1. Teori Jarum Hipodermik
Dalam teori ini dikemukakan bahwa komponen-komponen
komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam
mempengaruhi komunikasi. Dikatakan jarum hipodermik karena dalam
model ini dikesankan seakan-akan komunikasi disuntikkan langsung ke
dalam jiwa komunikan. Sebagaimana obat disimpan dan disebarkan dalam
tubuh sehingga terjadi perubahan dalam sistem fisik, begitu pula
pesan-pesan persuasi mengubah sistem psikologis sehingga perilaku sangat
mempengaruhi teori ini.
Teori ini sering juga disebut teori peluru karena komunikan dianggap
pasif menerima berondongan pesan-pesan komunikasi. Bila menggunakan
komunikator yang tepat, pesan yang baik, media yang benar, maka
komunikan dapat diarahkan sekehendak komunikator.
25
commit to user
2. Metode DAGMAR
Dalam pendekatan DAGMAR (Defining Advertising Goals for
Measured Advertising Results) dikembangkan suatu metode yang disebut
poses komunikasi yang terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui suatu
produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki yaitu berupa tindakan
yang diambil konsumen.
Seorang calon pembeli yang belum pernah melihat dan mendengar
sesuatu produk bermula pada keadaan yang disebut Ketidak sadaran yaitu
tidak sadar kehadiran produk. Langkah kedua adalah pemahaman, langkah
ini dibutuhkan sebagai suatu proses sebelum orang mengatakan suka atau
tidak suka terhadap sesuatu produk. Kemudian menuju suatu sikap, dimana
diukur perasaan suka atau tidak suka. Langkah terakhir adalah Tindakan,
dimana produsen mengharapkan agar calon pembeli mengambil
commit to user
Dimana dalam penelitian ini, mahasiswa yang sebelumnya
mengetahui tentang produk BlackBerry, setelah melihat iklan tentang
BlackBerry telkomsel versi eksis narsis di televisi, kemudian dapat
memberikan aprisiatif terhadap produk tersebut, dan dengan penilaian
tersebut, mahasiswa dapat menilai baik buruk produk BlackBerry tersebut
dan minat beli akan timbul setelah melihat tayangan iklan BlackBerry
tersebut.
Masyarakat Periklanan Indonesia mendefenisikan iklan sebagai
segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media,
ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat26.
Penelitian ini dapat digambarkan bahwa iklan BlackBerry adalah
sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada
komunikannya (khayalak sasaran) dengan tujuan untuk menarik perhatian
agar pesan yang disampaikan dapat diterima. Khayalak harus dibuat lebih
dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk
menginginkan produk atau jasa yang diiklankan.
Iklan BlackBerry mempengaruhi minat beli konsumen dalam
tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan
perusahaan.
Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari
berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan
memberikan image tersendiri bagi konsumen27.
26
commit to user
Perusahaan berharap konsumen potensial akan berperilaku seperti
yang diharapkan melalui iklan komersialnya.
Iklan BlackBerry yang di tayangkan media televisi membentuk
pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen.
Pembentukan sikap terhadap iklan BlackBerry dipengaruhi oleh persepssi
konsumen terhadap iklan itu sendiri. Sikap terhadap iklan ini diawali cara
konsumen berfikir mengenai sebuah iklan. Sikap terhadap iklan (afektif)
merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut.
Sanjeev Verma dalam jurnalnya “Do All Advertising Appeals Influence Consumer Purchase Decision : An Explanatory Study” yang diterbitkan pada Oktober 2009 mengatakan bahwa
Advertising is a promotional activity for marketing goods and
services. Execution strategies employed in advertising range
from the informational to the emotional. Among those designed
to stir emotions or rouse particular feelings28
Iklan merupakan kegiatan promosi untuk pemasaran barang dan jasa.
Pelaksanaan strategi pada iklan sifatnya luas mulai dari yang bersifat
informasional sampai ke emosional. Diantaranya dirancang untuk
menggerakkan emosi dan membangkitkan minat beli konsumen.
Pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi,
tujuannya yang paling utama adalah bagaimana mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Tantangan besar yang dihadapi iklan dalam
27
Wingert Lutz, Articles in journals,german,1995,hal286.
28
commit to user
mengembangkan pesan atau informasi dalam iklan adalah menangkap
perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat29.
Iklan dibentuk oleh beberapa elemen. Beberapa elemen – elemen iklan sebagai berikut:
Heard words yaitu kata – kata dalam iklan yang dapat
membuat audience semakin mengerti maksud pesan iklan.
Musik yaitu backsound atau lagu yang ditampilkan
Seen words dapat mempengaruhi benak pemirsa
Picture yaitu meliputi objek yang digunakan, figur, adegan
Colour yaitu komposisi dan keserasian warna gambar serta
cahaya
Movement yaitu gerakan yang terlihat dalam iklan dapat
mempengaruhi emosi seseorang untuk larut di dalamnya.
Keberhasilan sebuah iklan melalui media televisi
dipengaruhi oleh pesan dalam iklan tersebut. Pesan yang
disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai paduan
pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan,
keyakinan, himbauan, anjuran, dan sebagainya. Sesuai dengan
yang dikemukakan Wilbur Schramm mengenai syarat-syarat
pesan yang dapat menghasilkan sebuah keadaan yang ia sebut sebagai “ the condition of succes in communications “ yang diterjemahkan oleh Onong Uchyana Effendi30,sebagai berikut:
-Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian
rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.
29
J. Peter, Paul dan C. Jeery Olson, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, Jakarta, 2000. Hal. 181-182
30
commit to user
-Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju
pada pengalaman yang sama antara komunikator dan komnikan
sehingga sama-sama dapat mengerti.
-Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak
komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut.
-Pesan harus menyarankan suatu cara untuk bisa
memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok
tempat komunikan berada pada saat ia digerakkan oleh
tanggapan yang dikehendaki.
Setiap audience yang menonton tayangan iklan, tidak akan
sama dalam merespon pesan yang terkandung dalam iklan. Bagaimana
khalayak merespon pesan iklan (pemilihan pesan) dapat diterangkan melalui
teori selective influence yang terdiri atas empat prinsip, berikut ini : 31
1. Selective Attention (perhatian)
Cara berpikir, pengetahuan, dan kepercayaan setiap orang terhadap
sesuatu yg baru termasuk iklan tidaklah sama. Karena itu setiap orang hanya
akan memilih pesan yang bisa menarik perhatian atau mempengaruhinya
untuk membeli dan memakai suatu produk.
2. Selective Perception (pandangan)
Pilihan terhadap pesan yang didasarkan pada persepsi atau
pandangan tertentu. Perbedaan penerimaan pesan terjadi karena terdapat
perbedaan minat, kepercayaan, pengetahuan, sikap, dan kebutuhan.
3. Selective Recall (ingatan)
31
commit to user
Prinsip ini merupakan suatu kecenderungan seseorang yang hanya
mau meilih kembali pesan-pesan yang diingatnya saja.
4. Selective Action (tindakan)
Mengarahkan seseorang untuk memutuskan jenis produk apa yang
dipilihnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua produk
yang ditawarkan.
Iklan dipandang sebagai media yang paling umum digunakan untuk
mengarahkan komunikasi persuasif pada konsumen, mempengaruhi
perasaan, pengetahuan, kepercayaan, dan sikap yang berkaitan dengan suatu
produk, yang akhirnya mengarah pada upaya untuk mempengaruhi
konsumen agar memiliki minat membeli.
Komunikasi persuasif adalah usaha untuk meyakinkan khalayak
sasaran agar mau berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapan oleh
komunikator dengan cara membujuk tanpa memaksa atau tanpa kekerasan32.
Iklan merupakan intrumen dalam membangun merek dunia yang
kuat. Iklan juga merupakan alat utama untuk mendidik dan membujuk
orang lain terhadap isu sosial.
Persuasif berasal dari Bahasa Inggris persuasion yang berinduk pada
kata kerja to persuade, yang berarti membujuk, merayu, dan menghimbau.
Kegiatan membujuk, merayu, dan menghimbau atau sejenisnya adalah
32
commit to user
merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu secara spontan, dengan
senang hati, sukarela, tanpa merasa dipaksa33.
Salah satu tahap komunikasi persuasif adalah formula AIDA, yaitu :
1. Attention – Perhatian
2. Interest – ketertarikan
3. Desired – Hasrat / Keinginan
4. Action – Tindakan (Rhenald Khasali, Hal.53.)
Kaitannya dengan penelitian ini yang diteliti hanya sampai pada
tahap desired. Tahapan yang bermula dari adanya perhatian (attention)
terhadap persepsi pesan iklan BlackBerry di televisi, kemudian
menumbuhkan ketertarikan (interest) terhadap pesan iklan BlackBerry dan
dilanjutkan dengan keinginan atau minat membeli Ponsel BlackBerry.
1.3 PERSEPSI TERHADAP HARGA
Persepsi terhadap harga. konsumen tidak hanya menggunakan harga
sebagai indikator kualitas tapi juga sebagai indikator biaya yang
dikorbankan34.
Harga dipandang sebagai indikator biaya ketika konsumen harus
mengorbankan sejumlah uang untuk ditukar dengan produk atau manfaat
produk. Secara teoritis, semakin tinggi harga produk maka semakin besar
pula pengorbanan yang dirasakan konsumen.
33
Onong Uchyana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Remadja Karya, Bandung, 1990, Hal.21
34
commit to user
Peter dan Olson mengatakan bahwa "informasi
tentang harga sering menjadi perhatian dan dipahami,
dan makna yang dihasilkan dapat mempengaruhi
perilaku konsumen dan minat beli". Untuk pembelian
tertentu, konsumen dapat melakukan beberapa macam
perbandingan harga antara merek-merek yang ada.
selama ini dipercaya bahwa konsumen memandang
adanya hubungan yang kuat antara harga dan kualitas
suatu produk dan jasa. hal ini terjadi karena konsumen
tidak mendapat informasi lainya tentang produk tersebut
kecuali informasi tentang harga saja. tetapi ketika
konsumen mendapat informasi tambahan tentang
produk, pandangan tentang adanya hubungan harga
dengan kualitas tersebut memudar35.
Dalam pemrosesan informasi harga, konsumen dapat membuat
perbandingan antara harga yang ditetapkan dengan harga atau rentang harga
yang telah terbentuk dalam benak mereka untuk produk tersebut. harga
dalam benak konsumen yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini
disebut harga refrensi internal. pada dasarnya refrensi harga internal
bertindak sebagai penuntun dalam mengevaluasi harga yang ditetapkan
dapat diterima konsumen atau tidak.
Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan pelanggan yang
mengambil manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang
nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar- menawar, atau
35
commit to user
ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua
pembeli36.
Dalam menetapkan harga, faktor- faktor yang berpengaruh dalam
penetapan harga tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Biaya menjadi batas bawah.
2. Harga pesaing dan harga barang pengganti menjadi titik
orientasi yang perlu dipertimbangkan perusahaan.
3. Penilaian pelanggan terhadap tampilan produk yang unik dari
penawaran perusahaan menjadi batas atas harga.
Dalam buku Strategi Harga Dalam Marketing,
Bobette Kyle mengatakan bahwa Harga adalah apa yang
dibayar oleh kustomer dan atau apa yang dibayar oleh
konsumen akhir atas produk atau jasa. Dalam hal produk
tidak langsung terjual ke end user, harga selalu dianggap
sebagai "grosir" dan "retail". Jika alur distribusi tersebut
panjang (seperti ada manufaktur, broker/distributor,
retailer, dan end user), mark-up ganda bisa terjadi antara
harga grosir dan ritel37.
Strategi harga yang optimal akah tergantung lebih dari sekedar biaya
Anda. Faktor-faktor dalam bisnis Anda seperti kompetitor, supplier, dan
ketersediaan barang pengganti, serta kustomer juga turut andil. Positioning
(bagaimana Anda ingin diterima oleh target audien) juga merupakan
pertimbangan.
36
Husain umar, pemasaran dan bauran pemasaran,1994 hal45. 37
commit to user
Pada saat pelanggan melakukan evaluasi dan penilaian terhadap
harga dari suatu produk maka akan sangat dipengaruhi oleh perilaku
konsumen itu sendiri38. Sementara perilaku konsumen menurut Kotler
dipengaruhi oleh empat aspek utama yaitu budaya, sosial, personal (umur,
pekerjaan, kondisi ekonomi) serta psikologi (motivasi, persepsi, percaya).
Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan murah,
mahal atau biasa saja, dari setiap individu tidaklah sama, karena tergantung
persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan
kondisi individu. Pelanggan dalam menilai harga suatu produk, bukan hanya
dari nilai nominal secara absolut tetapi melalui persepsi pada harga.
Faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu
harga adalah referensi harga yang dimiliki oleh pelanggan yang didapat dari
pengalaman sendiri dan informasi dari luar, misalnya iklan dan pengalaman
orang lain39.
Dengan mengadopsi strategi bisnis yang berorientasi pada
pelayanan, maka akan meningkatkan biaya perusahaan dalam bentuk
personel, pelatihan, desain, pelayanan, pengawasan kualitas layanan dan
lainnya. Biasanya untuk menutup biaya ini, perusahaan akan meningkatkan
biaya kepada pelanggansehingga harga yang ditawarkan kepada para
pelanggan menjadi lebih tinggi atau mahal. Menurut hukum Weber-Fechner
pembeli cenderung untuk selalu mengevaluasi terhadap perbedaan harga
38
Voss, Glenn B. and Zannie Giroud. Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic Environment. Journal of Marketing. January.2000 Vol.64, 67-83.
39
commit to user
antara harga yang ditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui. Sehingga
ketika sebagian besar pelanggan perusahaan merasa harga yang
diberlakukan oleh manajemen lebih mahal dan mereka lebih menyukai
harga yang rendah, maka perusahaan akan memilih mengadopsi orientasi
strategi harga yang rendah. Dengan kata lain perusahaan harus menemukan
cara untuk meminimalkan biaya, salah satu cara untuk meminimalkan harga
adalah dengan meminimalkan tingkat orientasi layanan pada strategi
bisnisnya.
Dalam literatur ilmu ekonomi, secara jelas menunjukkan bahwa
harga merupakan salah satu faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi. Dalam banyak kasus,
harga merupakan variabel keputusan yang paling penting yang diambil oleh
pelanggan karena berbagai alasan. Harga merupakan sejumlah uang atau
barang atau jasa yang ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang
disediakan penjual.
Sedangkan Steven dan Wiesberg menyatakan harga merupakan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Selain itu harga adalah suatu faktor penting bagi
pelanggan dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau
tidak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang
telah ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang
diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk
commit to user
dalam mempengaruhi minat beli. Seperti hal nya dalam penelitian ini,
persepsi terhadap harga diduga berhubungan dengan minat beli ponsel
BlackBerry dikalangan mahasiswa fisip uns non reguler angkatan 2009.
1.4 MINAT BELI
Minat yaitu maksud sebelum melakukan suatu hal. Minat juga
berarti perumusan tujuan yang dapat diucapkan secara keras maupun hanya
dalam hati40 .
Minat dipandang sebagai suatu variabel penentu bagi perilaku /
tindakan yang sesungguhnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
variabel minat adalah41:
Minat dianggap sebagai penangkap stimuli atau rangsangan yang
mempunyai dampak pada suatu perilaku.
Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.
Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan
seseorang untuk dilakukan.
Minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya.
Rossiter dan Percy42 mengemukakan bahwa minat beli merupakan
instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,
melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti
40
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989; hal 614
41
Basu Swastha Dharmmesta, Theory of Planned Behavior dalam Penelitian Sikap, Niat, dan Perilaku Konsumen, Kelola Gajah Mada University Business, VIII No.18, Hal 91.
42
commit to user
mengusulkan, merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya
mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Sebelum sampai pada minat beli bahkan sampai melakukan tindakan
nyata dengan melakukan pembelian produk, seorang calon konsumen yang
telah diterpa iklan akan melalui proses hirarki model respon seperti yang
ada di bawah ini :
Gambar 3
Model Hirarki Respon (Sulaksana, 2003; 57)43
43
commit to user
Adapun model hirarki respon yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Hierarchy of Effect Model dimana seorang calon konsumen diawali
oleh proses awareness, knowledge, liking, preference, conviction dan
terakhir purchase. Awareness adalah tahapan dimana khalayak mulai tahu,
sadar akan keberadaan produk ponsel BlackBerry. Knowledge adalah
tahapan dimana khalayak tahu mengenai product ponsel BlackBerry, bisa
berupa manfaatnya, kelebihannya, komposisinya dan info lainnya. Tahapan
liking adalah proses khalayak mulai menyukai produk ponsel BlackBerry.
Sementara preference adalah tahapan dimana khayalak menyukai produk
ponsel BlackBerry namun tetap memilih merek lain. Tahapan conviction
adalah tahapan khalayak yang sudah menyukai produk ponsel BlackBerry
namun masih ada keraguan dan belum yakin untuk membeli. Pada tahapan
ini sudah muncul minat beli khalayak. Terakhir adalah purchase, dimana
pada tahapan ini khalayk yang sudah memiliki minat beli melakukan
tindakan nyata dengan melakukan pembelian produk ponsel BlackBerry.
E. HIPOTESIS.
1. H01 : Tidak ada hubungan antara interaksi sosial dengan minat
beli khalayak terhadap produk ponsel BlackBerry
H1 : Ada hubungan antara interaksi sosial dengan minat beli
khalayak terhadap produk ponsel BlackBerry
2. H02 : Tidak ada hubungan antara persepsi terhadap iklan dengan
commit to user
H2 : Ada hubungan antara persepsi terhadap iklan dengan minat
beli khalayak terhadap produk BlackBerry.
3. H03 : Tidak ada hubungan antara persepsi terhadap harga dengan
minat beli terhadap ponsel BlackBerry.
H3 : Ada hubungan antara persepsi terhadap harga dengan minat
beli terhadap ponsel BlackBerry.
F. Definisi Konseptual
Definisi konsep adalah definisi yang dipakai oleh peneliti untuk
menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial.44.
Definisi konseptual merupakan suatu konsep yang didefinisikan
dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat untuk
membuat logika proses perumusan hipotesa.
a. Variabel Independen (X1) (interaksi sosial)
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel
yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel
yang lain45.
Variabel independen 1 diduga sebagai penyabab
variabel yang lain. Variabel Independen 1 adalah interaksi
sosial.
44
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, 1989 Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta. hal 17 45
commit to user
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok
maupun antara individu dengan kelompok.46
Pengertian Interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing
orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara
aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi
hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi
saling mempengaruhi.
b. Variabel Independen (X2) (persepsi terhadap iklan)
Variabel independen 2 yang diduga sebagai penyabab
variabel yang lain. Variabel Independen 2 adalah persepsi
terhadap iklan.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan
makna pada stimuli indrawi /sensor stimuli47.
Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang terdiri atas
informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan
46Bungin, Burhan. 2008. “Sosiologi Komunikasi “
. Kencana Prenada Media Group. Jakarta 2008 hal 55.
47
commit to user
kepada khalayak secara serempak agar memperoleh
sambutan yang baik.
c. Variable dependen (X3) (persepsi terhadap harga)
Variabel independen 3 yang diduga sebagai penyabab
variabel yang lain. Variabel Independen 3 adalah persepsi
terhadap harga.
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan pelanggan yang
mengambil manfaat dari memiliki atau menggunakan produk
atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual
melalui tawar- menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk
satu harga yang sama terhadap semua pembeli48.
d. Variable Dependen (Minat Beli )
Variabel dependen adalah variabel yang diduga sebagai
akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang
mendahuluinya49.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan pembelian50.
48
Ibid hal 27 49
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya. 1989 hal 17. 50